BARANG
MILIK NEGARA
(BMN)
KELOMPOK 3
o
Barang Milik Negara (BMN) /Barang Milik Daerah (BMD) tidak dapat dipisahkan
dari pengelolaan kekayaan Negara &pelaksanaan penyelenggaraan Negara.
BMN / BMD diperlukan dalam menunjang praktik penyelenggaraan urusan Negara.
(Pasal 3 (2) PP No. 27 Tahun 2014) :
BMN dilakukan pengelolaan dan dilaksanakan berdasarkan asas fungsional,
kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai.
PENDAHULU
AN
Latar Belakang
Bentuk pengelolaan BMN, meliputi:
Bentuk pengelolaan BMN, meliputi:
Perencanaan kebutuhan & penganggaran;
Pengadaan;
Penggunaan;
Pemanfaatan;
pengamanan & pemeliharaan;
Penilaian;
Pemindahtanganan;
Pemusnahan;
Penghapusan;
Penatausahaan;
Pembinaan, pengawasan & pengendalian.
Latar Belakang
Latar Belakang
Di samping mekanisme pengelolaan BMN, terdapat pula mekanisme kontrol
atas BMN.
mekanisme pengawasan BMN/BMD melalui 3 cara
(PP No. 71 / 2010) :
1.
pencatatan pada daftar barang
2.
pencatatan pada laporan keuangan pemerintah
3.
penghapusan BMN/BMD dari daftar barang dan aset negara.
Permasalahan timbul dari setiap tahap pengelolaan BMN/BMD :
Pemanfaatan BMN
pelaksanaan pemanfaatan BMN , terutama dalam praktek sewa, sering
ditemukan hambatan dalam proses tersebut.
Pemindahtanganan BMN
proses pemindahtanganan BMN pada pihak III tidak sesuai dgn PP, yg
diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
inkracht.
Penghapusan BMN
terbitnya keputusan penghapusan BMN melalui prosedur yg rumit & lama.
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah
1.
Faktor-faktor apa saja penghambat pelaksanaan
pemanfaatan BMN khususnya sewa BMN oleh pihak
ketiga?
2.
Bagaimana
pemindahtanganan
BMN
kepada
masyarakat yang diperoleh berdasarkan putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap?
3.
Bagaimana pengaturan Penghapusan dan Pemusnahan
BMN di Indonesia?
Pemanfaatan BMN
Pemanfaatan BMN harus mendasarkan pada asas kepastian hukum
Pemanfaatan BMN dapat menimbulkan dampak yang konstruktif terhadap pelaku
usaha dan masyarakat.
Pemanfaatan BMN berupa tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh Pengelola
Barang. Hasil pemanfaatan BMN merupakan PNBP dan disetorkan ke Kas Negara.
Pemanfaatan BMD untuk tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh Pengelola Barang
setelah persetujuan Kepala Daerah. Hasil pemanfaatan BMD merupakan Pendapatan Asli Daerah yg harus disetor ke Kas Daerah.
Bentuk pemanfaatan BMN/BMD : Sewa.
Pinjam Pakai.
Kerjasama Pemanfaatan.
Bangun Guna Serah (BGS) / Bangun Serah Guna (BSG) Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur
Pemindahtanganan BMN
pemerintah memiliki
dual function
, yaitu
sebagai :
lembaga hukum publik
lembaga hukum privat
Pemindahtanganan
:
proses pemindahan kepemilikan kepada
pihak lain yang meliputi :
→
Penjualan.
→
Tukar menukar.
→
Hibah.
→
Penyertaan Modal Pemerintah Pusat / Daerah
Penghapusan
:
tindakan menghapus BMN dari daftar barang dengan menerbitkan
keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan
Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau
Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik
barang yang berada dalam penguasaannya.
(Lampiran IV PMK No. 96/PMK.06/2007)
Penghapusan BMN
Penghapusan BMN diklasifikasikan menjadi dua kategori :
1.
BMN selain tanah dan/atau bangunan,
harus memenuhi syarat teknis & ekonomis.
dapat dilakukan pada barang hilang / kondisi kekurangan
perbendaharaan/kerugian karena kematian hewan maupun
tanaman.
2.
BMN berupa tanah dan/atau bangunan
dapat dilakukan pada barang ygrusak berat karena bencana
alam / force majeur,
letak barang yang tidak sesuai RUTR,
barang tidak dibutuhkan karena perkembangan tugas, efsiensi
barang, dan pertimbangan pelaksanaan renstra pertahanan
.
Faktor
2
Penghambat Pelaksanaan
Pemanfaatan BMN Khususnya Sewa BMN Oleh
Pihak III
PEMBAHAS
AN
bentuk pemanfaatan BMN :
Sewa,
Pinjam Pakai,
Kerja Sama Pemanfaatan,
BGS / BSG,
Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur.
alasan pemanfaatan BMN :
PMK No. 71/PMK.06/2016 Pasal 1 ayat (2)
BMN
idle
dapat digunakan dgn pemanfaatan BMN
pemanfaatan BMN yg sering digunakan : sewa dan pinjam pakai oleh instansi/satker
Pelaksanaan Sewa BMN khususnya tanah/bangunan masih sering menjadi temuan
Faktor
2
Penghambat Pelaksanaan BMN
Khususnya Sewa BMN Oleh Pihak III
PEMBAHAS
AN
Hal ini terjadi karena faktor2 :
1.
Prosedur panjang dan belum sederhananya perizinan Sewa BMN
2.
terbatasnya jumlah pegawai mengakibatkan Lamanya proses izin sewa
di KPKNL
3.
Penetapan dari Pengelola BMN dalam hal ini Penilai BMN (KPKNL) tertalu
Pemindahtanganan BMN kepada Masyarakat
yg Diperoleh
Berdasarkan Putusan
Pengadilan yg Telah Berkekuatan Hukum
Tetap
PEMBAHAS
AN
pemindahtanganan BMN dilakukan dalam 4 cara yaitu
1.
penjualan,
2.
tukar menukar,
3.
hibah, atau
4.
penyertaan modal pemerintah pusat/daerah.
Khusus hibah
,pemindahtanganan tidak menimbulkan timbal
balik/penggantian.
Batas pelaksanaan hibah : untuk kepentingan sosial, budaya,
keagamaan, kemanusiaan, pendidikan yang bersifat non-komersial
Masalah :
Pasal 76C ayat (5) UU No 45 Tahun 2009 vs Pasal 68 ayat (1) PP No.
27 Tahun 2014
ketentuan UU Perikanan dapat dilaksanakan atau tunduk ketentuan
Pengaturan PMK Penghapusan BMN di
Indonesia
Perbedaan PMK Lama PMK Baru
Objek Penghapusan BMN Penghapusan dan Pemusnahan BMN
Ruang Lingkup
Tata Cara Penghapusan BMN pada:
a. Pengelola Barang b. Pengguna Barang
Tata Cara Penghapusan dan Pemusnahan BMN pada: a. Pemusnahan BMN pada Pengelola;
b. Pemusnahan BMN pada Pengguna; c. Penghapusan BMN pada Pengelola; d. Penghapusan BMN pada Pengguna.
Prinsip
Umum Cara Penghapusan BMN : menghapus BMN dari DBPL
Penghapusan BMN meliputi:
a. dari Daftar Barang Pengelola;
b. dari Daftar Barang Pengelola dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna; dan
c. dari Daftar BMN
Kewenangan Men. Keu sbg
Pengelola BMN
MenKeu: Pengelola Barang. Kedudukan MenKeu dpt didelegasikan
Alasan Penghapusa n BMN
a. Beralihnya kepemilikan akibat
pemindahtanganan dan adanya putusan pengadilan yang inkracht; b. Pemusnahan;
c. Sebab-sebab lain;
d. Melaksanakan Ketentuan Perat. Per-UU-an.
a. Penyerahan barang dari Pengelola ke Pengguna BMN, atau sebaliknya;
b. Pengalihan status penggunaan ke pengguna lain; c. Pemindahtanganan;
d. Adanya putusan pengadilan yang inkracht; e. Menjalankan ketentuan Perat. Per-UU-an; f. Pemusnahan;
g. Sebab-sebab lain