Ketika Aturan Tuhan Ditinggalkan
Di Publish Jambi Independent
“Yang menyebabkan agama cacat ialah hawa nafsu. (HR.Asysyihaab)”
Seminggu ini dihebohkan dengan spanduk yang sangat mengelikan bahkan menjadi kontrvesial ditengah masyarakat terutama insan yang mempercayai keberadaan Tuhan dan kebesaran Tuhan. Dengan spanduk tersebut mendorong siapapun untuk berbicara dari perspektif mereka. Tentu ada sebagian masyarakat yang bertanya-tanya kenapa sampai kaum intelektual di kampus islam bernaratif “Tuhan Membusuk”. Apakah ini bertanda mereka sudah tidak menginginkan adanya Tuhan dalam kehidupan mereka? Apakah ini mengindikasikan bahwa otak atau hati mereka sudah begitu sekuler maksimal? Apakah itu cara mereka mencari hakikat Tuhan? Apapun alasannya tentu miris membaca spanduk tersebut.
Diruang perkuliahan coba menangkapi secara berbeda dengan analisa yang bertaburan dissocial media. Melainkan melihat dari sisi positif. Mungkin ada benarnya juga bahwa aturan Tuhan dalam kehidupan sudah membusuk karena ingin hidup sebebas-bebasnya. Mungkin dengan ada aturan Tuhan menghambat manusia untuk bereksplorasi atau berimajiner tanpa aturan.
Jika aturan Tuhan tidak melekat dihati manusia? Tentu akan berbahaya bagi otak, hati dan sikap. Maka sekulerisme, hedonisme dan libarlisme ujung dari pengingkaran dari aturan Tuhan. Tidak hanya itu, bahkan akan berdampak pada hubungan manusia, lingkungan dan makhluk lainnya. Andailah aturan Tuhan diabaikan dalam hidup, apapun aturan diciptakan manusia, disahkan tidak akan dijalani malah dilanggarkan. Begitu banyak Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan Undang-Undang, mengeluarkan peraturan pemerintah, dan hukum adat lainnya dilanggarkan meskipun ada sanksi bagi yang melanggarkan. Nyatanya punshiment tidak membuat manusia kapok, jera, jero dan setiap tahun pelanggaran Undang-Undang mengalami peningkatan.
diri sendiri. “Apa yang aku larang jauhilah dan apa yang aku perintahkan kerjakanlah sampai batas kemampuanmu. Sesungguhnya Allah telah membinasakan orang-orang sebelum kamu disebabkan terlalu banyak menuntut dan menentang nabi-nabinya. (HR.Bukhari). Akan berbeda jika aturan Tuhan sudah dijalankan secara sungguh-sungguh, sudah dipahami dan mencintai aturan Tuhan. Mungkin tidak perlu adanya aturan yang dibuat manusia. Aturan yang dibuat manusia hanya sebagai pelengkapan saja.
Jangan-jangan kenapa terjadi korupsi, terjadinya bencana, terjadinya kemiskinan, terjadinya ketidakadilan, terjadi pemerkosaan, terjadi perkawinan lawan jenis, terjadinya pembunuhan, terjadinya pelecehan, terjadinya kekurangan pangan, terjadinya kerakusan, terjadinya fitnah memfitnah dan meledaknya riba dalam hidup. Disebabkan manusia belum mematuhi aturan Tuhan yang tertulis dalam al-quran dan hadist serta memandang aturan Tuhan begitu sepele “Janganlah memandang kecil kesalahan (dosa) tetapi pandanglah kepada siapa yang kamu durhakai. (HR. Aththusi).
Mungkin ada yang salah dengan manusia, kenapa tidak mau menjalankan atau mengkaji aturan Tuhan, tertera dalam al-quran dan Hadist. Padahal sudah terbukit bahwa sejak zaman Nabi adam hingga kapanpun bahwa aturan Tuhan pondasi kehidupan untuk selamat dunia maupun akhirat. Renungi hadist berikut ini “Semua umatku masuk surge kecuali orang yang menolaknya. Mendengar sabda tersebut para sahabat bertanya, “siapa orang yang menolak itu, ya Rasulullah?” Rasulullah Saw menjawab, “Orang yang menentang dan larangan)Ku adalah orang yang menolak masuk surge.” (HR.Bukhari).