1
RUANG LINGKUP
2
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Pabrik Kelapa Sawit (PKS)/Palm Oil Mill (POM) = adalah suatu pabrik yang mengolah bahan baku TBS menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) dengan losses minimal, mutu sesuai standar, mengacu pada kaidah Standart Operating Procedure (SOP).
Untuk memastikan losses minimal dan mutu sesuai standar, perlu di lakukan analisa terhadap hasil sampingan dan produk yang dihasilkan. Analisa ini dilakukan di laboratorium PKS.
4 TARGET HASIL ANALISA PENGOLAHAN
Sasaran :
Mendapatkan penilaian hasil analisa aktual dengan target yang ditetapkan.
Ada 5 stasiun yang menjadi target utama pengawasan di PKS, baik untuk analisa mutu produksi maupun kehilangan minyak dan inti. Stasiun-Stasiun tersebut adalah :
1. Stasiun Sterilizer 2. Stasiun Thresher 3. Stasiun Press
5
1. Stasiun Sterilizer dan Threshing terkontrol
bila :
a. %USB maksimal 3% sebelum pengutipan (recycle) USB atau sebelum SSBC dan maksimal 1% sesudah pengutipan (recycle) USB atau sesudah SSBC.
b. Kondensat normal (tidak berminyak).
c. %kehilangan minyak di janjang kosong maksimal 4%O/DM atau 0,30% terhadap TBS. d. %kehilangan minyak di brondolan terikut di
janjang kosong 0,60%/sampel atau 0,05% terhadap TBS.
6
2. Stasiun
Pressing
terkontrol bila :
a. %kehilangan minyak di
fibre
maksimal
8% O/DM atau 0,58% terhadap TBS.
b. %kehilangan minyak di nut maksimal 1%
O/DM atau 0,05% terhadap TBS.
c. %Nut pecah terhadap total nut maksimal
10%.
3. Stasiun
Kernel Recovery
terkontrol bila :
a. Mutu kernel produksi :
%
Moisture
dalam limit 6,0-7,0%.
%
Dirt
dalam limit 5,0-6,0%.
7
b. %kehilangan kernel di fibre cyclone maksimal 1%/sampel atau 0,11% terhadap TBS.
c. %kehilangan kernel di LTDS :
Jika
buah
dari
inti
:
maksimal
1,20%/sampel atau 0,05% terhadap TBS.
Jika
plasma
campur
inti
dengan
komposisi plasma >50% : maksimal
1,50%/sampel atau 0,06% terhadap TBS.
d. %kehilangan kernel di
claybath
:
Jika
buah
dari
inti
:
maksimal
1,40%/sample atau 0,01% terhadap TBS.
8 4. Stasiun Klarifikasi terkontrol bila :
a. Mutu minyak sawit dengan :
%Moisture dalam limit 0,12 - 0,15%.
%Dirt maksimal 0,015%.
%FFA maksimal 3,00%.
b. %kandungan minyak di sludge ex centrifuge maksimal 13%O/DM atau 0,32%terhadap TBS (menggunakan sludge centrifuge).
c. %kandungan minyak di heavy phase ex decanter maksimal 11,50%O/DM atau 0,22% terhadap TBS (menggunakan 3-phase decanter).
9
e. %kehilangan minyak di final effluent maksimal 17%O/DM atau 0,30% terhadap TBS (pabrik menggunakan decanter dan solid dibuang tersendiri).
10 TITIK PENGAMBILAN SAMPLE DI PKS
11 TITIK PENGAMBILAN SAMPLE DI PKS
12 1. Kehilangan Minyak dan Kernel pada
brondolan terikut di Janjang Kosong
Sasaran :
Memperkirakan kehilangan minyak dan kernel terikut di janjang kosong
Lokasi Pengambilan Sampel
Inclined empty bunch conveyor yang diberi sliding door setelah pengutipan USB atau setelah SSBC.
13
Kalkulasi :
%Kehilangan brondolan terhadap sampel = 100 x [(W2+W3)/W1]
%Kehilangan Minyak di Brondolan di Janjang Kosong terhadap TBS
= 100 x 21% x %Brondolan x 33%
%Kehilangan Kernel di Brondolan di Janjang Kosong terhadap TBS
= 100 x 21% x %Brondolan x 15%
Catatan
21% adalah persentase janjang kosong terhadap TBS.
33% merupakan kandungan minyak yang terdapat di brondolan.
14 2. Kehilangan Minyak di Janjang Kosong
Sasaran
Memperkirakan kehilangan minyak terserap di janjang kosong.
Lokasi Pengambilan Sampel
17 Kalkulasi
% Kehilangan minyak di janjang kosong terhadap TBS
= 100 x 21% x %DM/WM x %O/DM
Catatan
18 3. Pengujian Unstripped Bunches (USB)
Sasaran
Memeriksa efisiensi sterilisasi, threshing dan Self Separation Bunch Crusher (SSBC).
Lokasi Pengambilan Sampel
Pabrik yang menggunakan SSBC, sampel diambil 2 titik yaitu : (i) sebelum SSBC (ii) dan setelah SSBC pada empty bunch conveyor.
Pabrik tidak menggunakan SSBC, sampel diambil dari
empty bunch conveyor sebelum pengutipan USB.
19
Kalkulasi
Banyaknya USB
% USB = --- x 100 Jumlah janjang diamati
Catatan
20
4. Kandungan minyak di janjang kosong
sebelum
Self Separation Bunch Crusher
(SSBC)
untuk pabrik menggunakan
SSBC
Sasaran
Memperkirakan perbandingan kandungan minyak pada janjang kosong antara sebelum SSBC dan setelah SSBC.
Lokasi Pengambilan Sample
21 Kalkulasi:
% kandungan minyak di janjang kosong sebelum SSBC terhadap TBS
= 100 x 21% x %DM/WM x %O/DM
Catatan
22
5. Minyak pada Kondensat
Sangat sulit untuk mendapatkan sampel yang mewakili dari keseluruhan siklus perebusan dimana kondensat yang keluar tidak homogen pada siklus tersebut.
Pengamatan visual hendaknya dilakukan setiap hari yang mencakup :
a) Mengamati kondensat yang berasal dari blowdown vessel dan membedakannya sebagai normal (tidak berminyak) dan berminyak.
23 1. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel di stasiun pressing :
a. Sampel pertama diambil 2 jam setelah proses dimulai dan sampel terakhir diambil 2 jam sebelum proses berhenti.
b. Ambil sample 1 kg dari masing-masing screw press yang beroperasi (lihat gambar), dan masukkan kedalam kantong plastik yang telah diberikan, segera ikat dengan karet dan simpan secara berurut di dalam rak atau lemari sampel sesuai formasi penomoran rak/lemari yang ditetapkan.
24
a. Frequensi pengambilan sampel dilakukan dengan cara yang sama tiap 2 jam sekali.
b. Lakukan pencampuran semua komposit sample sampel yang telah diambil diatas meja yang telah diberi alas plastik.
25 2. Komposisi Press Cake
Sasaran
Memperkirakan komposisi press cake sebagai mutu hasil pressan.
Lokasi Pengambilan Sampel
26 Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap screw press yang beroperasi.
Kalkulasi
press cake bebas batu = W10 = W1 – W9 %fibre terhadap press cake = 100 x (W2/W10) %nut bulat terhadap press cake
= 100 x (W3/W10) %nut setengah pecah terhadap press cake
= 100 x (W4/W10) %kernel bulat terhadap press cake
= 100 x (W5/W10) %kernel pecah terhadap press cake
27
%cangkang terhadap press cake
= 100 x (W7/W10)
Total nut = W3+W4+W5+W6+W7 = W8
%nut pecah terhadap total nut
= 100 x [(W4+W5+W6+W7)/W8] %total nut terhadap press cake
= 100 x (W8/W10)
3. Kehilangan Minyak di Fibre
Sasaran
28 Lokasi Pengambilan Sampel
Sampel diambil dari 4 titik dekat cone screw press.
Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap screw press yang beroperasi
Kalkulasi
%kehilangan minyak di fibre terhadap TBS
= 100 x 12,50% x %DM/WM x %O/DM
Catatan
12,50% adalah persentase fibre terhadap TBS.
29 4. Kehilangan Minyak di Nut
Sasaran
Memperkirakan kehilangan minyak di nut hasil pressan
Lokasi Pengambilan Sampel
Sampel diambil dari 4 titik dekat cone screw press.
Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap line
Kalkulasi
30 Catatan
5,75% adalah persentase cangkang terhadap TBS. Nilai %DM/WM dan %O/DM diambil rata-ratanya berdasarkan hasil penganalisaan.
5. Mass Passing to Digester (MPD)
Sasaran
31 Lokasi Pengambilan sampel
Dari distribusi fruit conveyor sebelum digester No.1 untuk setiap line beroperasi.
Frekuensi Pengujian
Dua kali setiap minggu.
Kalkulasi
Brondolan Normal (W12) = (W2+ W3+W4+W5) %Brondolan Normal /sampel = (W12/W1) x 100
%Calyx dan Dirt/sampel = (W6/W1) x 100 %Parthenocarpic/sampel = (W7/W1) x 100 %Pericarp Brondolan Normal
32
%Nut/ Brondolan Normal
= (100 - %pericarp/Brondolan Normal) %Kernel basah/Nut = (W11/W10) x 100
Perhitungan terhadap TBS :
Aktual %OER = %OER
Jumlah kehilangan minyak Fibre Cake, Nut, Sludge Centrigufe /Solid Decanter terhadap TBS
= %L OER
%Kandungan minyak pada Brondolan Normal
33 %Brondolan Normal terhadap TBS
(%OER + %L OER)
= --- x 100 %O/WM di pericarp x %pericarp / Brondolan Normal
%Nut terhadap TBS
= %normal fruit /TBS x % Nut/Brondolan Normal x 100
%Kernel basah terhadap TBS
= %Nut/TBS x %Kernel basah/Nut x 100
%Kernel pada M&I 13%
(100%-%Moisture Kernel basah) x %Kernel basah/TBS
= --- x 100-0,20% 0,87
Catatan :
34 1. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel di stasiun Nut & Kernel untuk tiap titik pengambilan sampel sebagai berikut :
a. Sampel pertama diambil 2 jam setelah proses dimulai dan sampel terakhir diambil 2 jam sebelum proses berhenti.
b. Ambil sebanyak 1 kg sampel menggunakan scoop dan masukkan kedalam kantong plastik berlabel, tutup rapat kantong plastik tersebut dan simpan sampel yang telah diambil di dalam rak atau lemari sampel yang ada di laboratorium sesuai dengan label sampel yang tertulis.
c. Lakukan pengambilan sampel padatan dengan
35
c. Lakukan pengambilan sampel padatan dengan cara yang sama tiap 2 jam sekali.
d. Lakukan pencampuran semua kantong sampel yang telah diambil.
e. Lakukan quartering sampel padatan sampai didapatkan 1 kg dan tempatkan pada kantong plastik berlabel.
2. Kehilangan Kernel di Fibre Cyclone
Sasaran
36 Lokasi Pengambilan Sampel
Di bawah sistem pengeluaran rotari dari fibre cyclone.
Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap line.
Kalkulasi
%kernel pecah terhadap sampel fibre cyclone = 100 x (W2/W1)
%kernel dari nut bulat terhadap sampel fibre cyclone = 100 x (W3/W1)
37
%kernel bulat terhadap sampel fibre cyclone
= 100 x (W5/W1)
%Total kehilangan kernel terhadap sampel fibre cyclone
= 100 x ((W2+W3+W4+W5)/W1
%Kehilangan kernel di fibre cyclone terhadap TBS = 100 x 12,50% x %kehilangan kernel x 0,9
Catatan
1. 12,50% merupakan persentase fibre terhadap TBS. 2. 0,9 merupakan faktor koreksi terhadap moisture
yang ada di kernel.
38 3. Campuran Pecahan Nut
Sasaran
Memperkirakan efisiensi ripple mill atau nut cracker.
Lokasi Pengambilan Sampel
Tempat pengeluaran dari ripple mill atau nut cracker.
Frekuensi Pengujian
39 Kalkulasi
%nut bulat terhadap sampel pecahan nut = 100 x (W2/W1)
%nut setengah pecah terhadap sampel pecahan nut = 100 x (W3/W1)
%kernel bulat terhadap sampel pecahan nut = 100 x (W4/W1)
%kernel pecah terhadap sampel pecahan nut = 100 x (W5/W1)
%efisiensi ripple mill atau nut cracker
40 4. Kehilangan Kernel di LTDS (LTDS 1 dan
LTDS 2)
Sasaran
Memperkirakan kehilangan kernel di LTDS.
Lokasi Pengambilan Sampel
Di bawah sistem pengeluaran rotari dari LTDS cyclone.
Frekuensi Pengujian
41 Kalkulasi
%kehilangan kernel di LTDS terhadap TBS
= 100 x 5,75% x 80% x %kehilangan kernel x 0,9
Catatan
1. 5,75% merupakan persentase cangkang terhadap TBS.
2. 80% merupakan proporsi total cangkang di aliran LTDS.
3. 0,9 merupakan faktor koreksi terhadap moisture yang ada di kernel.
42
5. Kernel Dry Separation (KDS)
Sasaran
Memperkirakan kualitas sebaran kernel di separating column.
Lokasi Pengambilan Sampel
Di bawah sistem pengeluaran rotari dari separating column.
Frekuensi Pengujian
43 6. Kehilangan kernel di Claybath
Sasaran
Memperkirakan kehilangan kernel di claybath.
Lokasi Pengambilan Sampel
Tempat pengeluaran cangkang claybath.
Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap line.
Kalkulasi
%kehilangan kernel di claybath terhadap TBS
44 Catatan
1. 5,75% merupakan persentase cangkang terhadap TBS.
2. 20% merupakan proporsi cangkang di aliran keluar claybath.
3. 0,9 merupakan faktor koreksi terhadap moisture yang ada di kernel.
45 7. Kernel Claybath
Sasaran
Memperkirakan kualitas sebaran kernel di claybath.
Lokasi Pengambilan Sampel
Di bawah sistem pengeluaran kernel claybath.
Frekuensi Pengujian
46 8. Kernel Silo
Sasaran
Memperkirakan mutu kernel dari tiap silo.
Lokasi Pengambilan Sampel
Di bawah kernel silo.
Frekuensi Pengujian
47 9. Kernel Produksi
Sasaran
Memperkirakan mutu kernel produksi.
Lokasi Pengambilan Sampel
Dari ujung konveyor di bawah kernel silo sebelum dikirim ke bulk silo.
Frekuensi Pengujian
48 10. Kernel dari Truk Pengiriman
Sasaran
Memperkirakan mutu kernel pengiriman.
Lokasi Pengambilan Sampel
Dari truk pengiriman.
Metode Pengambilan Sampel A. Kernel dalam truk
49
50
3. Pengambilan masing-masing titik sampling diambil sebanyak 300 gr, dengan bantuan scoop pada kedalaman 10 cm dan masukkan ke dalam kantong plastik untuk tiap bagian pengisian truk.
4. Lakukan quartering dengan
51
5. Beri label pada kantong plastik sampel :
Nomor Bisleys atau bin yang dibongkar untuk pengiriman.
Tanggal dan jam pengiriman.
Nomor kendaraan
B. Pengiriman dalam bentuk karung
1. Tiap kelipatan 25 karung yang dinaikkan ke truk diambil sebagai sampel.
2. 1 kg sampel kernel diambil dari tiap karung. 3. Lakukan quartering, dengan pengulangan 3
52 Frekuensi Pengujian
Setiap truk pengiriman
Metode Pengujian
53 11. Uji Proporsi Nut terhadap TBS
Sasaran
Memperkirakan proporsi nut terhadap TBS.
Lokasi Pengambilan Sampel
Pengeluaran pada depericarper sebelum masuk ke nut silo.
Frekuensi Pengujian
54 Kalkulasi
1. Setiap 2,5 jam
Laju nut produksi: (kg/jam) Unit press beroperasi N1 = 3600 x (W/30) n1
N2 = 3600 x (W/30) n2 N3 = 3600 x (W/30) n3 N4 = 3600 x (W/30) n4
Ntotal ntotal
2. Akhir Pengolahan
55 3. Total Pengujian
Total nut produksi saat pengujian = Ntotal kg
Total TBS saat pengujian = (ntotal x Kp) kg Proporsi nut terhadap TBS
= (Ntotal x 100)/(ntotal x Kp)
Catatan
56 12. Histogram Nut dan Kernel
Sasaran
Memperkirakan pengelompokan nut dan kernel berdasarkan ukuran dan berat.
Frekuensi Pengujian
2 minggu sekali.
13. Pengujian Sebaran Cangkang
Sasaran
57 Lokasi Pengambilan Sampel
Setiap pengeluaran cangkang pada tiap line seperti : LTDS 1, LTDS 2 dan claybath
Frekuensi Pengujian
Satu kali tiap bulan
Kalkulasi
Berat cangkang :
58
Sehingga :
59 1. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel di stasiun klarifikasi pada titik pengambilan sampel sebagai berikut :
1. Sampel pertama diambil 2 jam setelah proses dimulai dan sampel terakhir diambil 2 jam sebelum proses berhenti.
2. Ambil sampel cairan sebanyak 150 ml masukkan dalam botol, kemudian botol ditutup rapat. Simpan botol tersebut didalam rak atau lemari sample yang ada di laboratorium sesuai dengan label sampel yang tertulis.
60
3. Lakukan pengambilan sampel dengan cara yang sama tiap 2 jam sekali
4. Lakukan pencampuran semua botol sampel yang diambil kedalam wadah yang lebih besar.