• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUDAHKAH ANDA MENENTUKAN MIMPI ANDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SUDAHKAH ANDA MENENTUKAN MIMPI ANDA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SUDAHKAH ANDA MENENTUKAN MIMPI ANDA ?

Aku seorang wanita berusia 18 tahun, orang lain biasa memanggilku Riani lebih lengkapnya adalah Riani Putri, lahir di sebuah kota kecil yang masih hijau dan amat bersih sering mendapat penghargaan adipura setiap tahunnya, kota dengan kepanjangan “metu banyune” atau “watu tiban” sehingga dapat disingkat Tuban , kota yang belum terlalu maju belum ada kantor bertingkat, mall yang menjulang tinggi bahkan bioskop pun tak ada hanya sisa gedungnya yang sudah tidak teratur karena kurangnya dana operasional saat itu namun disinilah aku tumbuh dan berkembang, mungkin anak-anak kota besar yang tinggal di kota kecil seperti Tuban, Jawa Timur ini sangatlah menjenuhkan bagi mereka tapi berbeda dengan aku, bagiku kotaku ini sangat mempesona dan akan menjadi saksi atas kisahku selama ini. Kota yang mengiringi rahasia Tuhan yang harus aku pecahkan.

(2)

keras tanpa lelah sama seerti ibukku yang mau membanting tulang untuk keluarga kami. Aku anggap ayahku ini adalah bapak kandungku sendiri dia mengalahkan posisi ayah kandungku sendiri yang tidak bertanggung jawab atas diriku dan kakakku.

Status perekonomianku hanyalah dibawah rata-rata maklumlah ayahku lulusan SMA yang hanya bisa berprofesi sebagai supir saat itu , dan ibukku hanyalah lulusan SMP, walaupun dikelilingi rumah-rumah bertingkat nan mewah namun kami masih mensyukuri rumah kami yang hanya dilapisi kayu jati dan beralasan tegel tapi kami merasa nyaman dipusat kota Bumi Wali ini. Berbeda dengan yang lain kedua orangtuaku lebih mengutamakan pendidikan anak-anaknya dari pada membantu mereka bekerja. Mereka menginginkan aku dan kakakku melebihi mereka dalam jenjang pendidikan minimal strata 1 (S1). Sejak kecil aku berhasil memasukki sekolah yang terbilang favorit di kotaku, walaupun dulu belum ada dana operasional sekolah dari pemerintah , dan sekolahku tergolong membutuhkan biaya besar dalam mempertahankan kualitasnya, orangtuaku tetap menyekolahkanku disana. Waktu SD yang saat itu aku menyadari betapa teman-temanku sangatlah mampu dalam status perekonomian, disaat SD itu pula aku menyadari bahwa aku selalu dikelilingi teman-teman yang berada dan itu membuatku sangat merasa terkucilkan namun itu hanya berlaku saat itu saja, aku sudah mulai terbiasa dengan status tidak mampuku dibanding yang teman-teman lain seperti di SMPN 3 yang juga favorit banyak yang menyudutkanku namun aku hanya bisa membalas dengan prestasiku di sekolah yang selalu duduk di rangkin satu.

(3)

inspirasiku, aku yakin jika aku memiliki banyak teman maka akan mudah bagiku untuk menjalani masa depan.

Terkadang mereka berpikir bahwa aku anak yang sangat bahagia, tumbuh dengan wajah cantik ,pintar dan selalu ceria mereka selalu mengatakan itu padahal sebenarnya mereka tidak tahu kehidupan yang aku jalani. Hingga waktu tes masuk SMA tiba aku dengan tekad bulat memilih SMA yang paling diminati oleh siswa di Tuban bahkan luar kota Tuban. SMAN 1 TUBAN adalah sekolah yang sudah terkenal di banyak kota dengan segudang prestasi yang diperoleh siswanya dan dibangun oleh guru-guru profesional dibidangnya, dan disitulah aku harus memasuki gerbangnya dan duduk di salah satu kursi kelasnya. Sekolah ini tidak menerima hasil danem sebagai syarat lulusnya , tapi dengan cara tes tulis. Hingga tiba waktunya ujian tulis, aku hanya fokus dengan lembaran-lembaran soalku , aku mengerjakannya semampuku dengan selalu ingat dan memanjatkan doa untuk-Nya dan saat pengumuman tiba namaku berhasil mencetak kata LULUS di dinding sekolah tersebut. Aku sangat bersyukur atas karuniaNya.

(4)

pun mulai memasukki bangku SMA. Aku masih bersyukur dapat bersekolah kembali dan saat itu aku bertekad untuk belajar sungguh-sungguh dan membuat bangga orangtua.

Sekitar tiga bulan bapak bekerja di Kalimantan sendirian belum didampingi oleh ibu, kesehatan bapak mulai melemah karena belum beradaptasi dengan alam dan ibu mulai khawatir dengan kondisi bapak dan berniat menyusul ke tempat berbeda pulau tersebut. Namun mengurungkan niatnya karena melihat anak-anaknya masih membutuhkan ibunya, termasuk aku yang sangat manja pada ibu. Siang itu begitu terik, tidak biasanya aku disuruh pulang cepat oleh ibu padahal belum jam pulang aku mulai berprasangka tak enak. Tiba dirumah, ada seorang pria duduk di ruang tamu kecil kami memiliki berbadan sedang dengan usia yang sudah matang sekitar 45th namun masih muda dari pada bapak yang sedang bekerja di Kalimantan sana. Ibu menyambutku dan menyuruhku untuk berganti baju namun sebelumnya aku mencium tanganya dan mencium tangan tamu yang ada di ruang tamu tersebut begitulah tradisi kami jika ada yang bertamu. Saat di kamar akan mengganti baju, duduk kakakku dan mengucapkan dua kata “dia ayahmu” sontak aku kaget dan heran apa maksudnya. Dalam benakku jadi selama 16 tahun ini barulah aku melihat ayah kandungku, hatiku hanya ada kebencian dan menggerutu dalam hati kemana saja kau selama ini? Dimana saat aku butuh pelukan dan kekuatan dari seorang ayah? Mana tanggung jawabmu untuk memenuhi kebutuhan hidupku selama ini? Tahukan bagaimana ibukku berjuang membesarkan aku dan kakakku dengan peluh dan air mata?

(5)

melihatnya lagi mungkin dia telah mempunyai keluarga sendiri dan itu tidak penting bagiku.

Tak ada duka jika ayah kandungku pergi karena itu sudah hal yang biasa, hanya saat aku merasa sedih diusiaku 17 tahun orangtuaku tak ada disampingku karena kala itu kedua orangtuaku di Kalimantan, Ibu berangakat ke pulau yang paling luas di Indonesia itu karena bapak sakit. Betapa sedihnya saat usia yang sering dirayakan itu orangtuaku tak merayakan bersama keluarga. Namun, teman-temanku memberikan kebahagiaan untukku waktu itu. Waktu berputar sangat cepat tak ku sangka aku telah duduk di bangku kelas 3 SMA dan harus menentukan masuk ke perguruan tinggi. Berbeda dengan teman-temanku, mereka merasa was-was memilih perguruan tinggi yang baik sedangkan aku bagaimana ke perguruan tinggi? biaya saja tidak ada. Jika aku tak memasukki perguruan tinggi bagaimana dengan masa depanku. Siapa yang akan mengubah nasib keluargaku kalau tidak aku? Hanya itu yang aku pikirkan terutama mengenai biaya. Penghasilan orangtuaku jika diakumalasikan untukku hanya cukup untuk biaya makan setiap hari dikota lain, sedangkan bagaimana untuk biaya per semester? Bagaimana juga dengan buku-bukunya ? sudahlah mungkin aku harus kuliah di kotaku saja yang masih murah dan dekat rumah meskipun swasta, batinku.

(6)

Aku mendengarkan intruksi dari guru BK mengenai pengisian online Bidikmisi beserta apa saja yang harus disiapkan, setelah tiba di rumah aku bergegas menyiapkan berkas-berkas untuk pengisian Bidikmisi dibantu oleh ibukku kala itu. Setelah selesai mendaftar dan mengisi secara online, aku hanya berpasrah dan berdoa semoga ini rezeki, ini nasibku yang akan membantukku untuk meraih cita-cita tanpa dihantui biaya kuliah. Pemilihan SNMPTN juga saat itu hampir bersamaan dengan pendaftaran Bidikimisi, sempat aku khawatir dengan pilihanku ke perguruan tinggi negeri tersebut, aku memilih fakultas yang sangat digemari oleh banyak siswa namun aku yakin aku bisa untuk meraih satu kursi disana.

Namun sayangnya saat menanti pengumuman SNMPTN, bapakku jatuh sakit, sakitnya pun butuh proses penyembuhan yang sangat lama yaitu stroke. Betapa saat itu aku sangat sedih dan down, dimana pengharapanku terbagi meminta kepada Tuhan untuk diangkat sakit yang diderita oleh bapakku yang sangat aku sayang dan meminta pertolongan untuk diterima di perguruan tinggi dengan beasiswa Bidikmisi tersebut, karena jika aku masuk perguruan tinggi namun tidak ada beasiswa bagaimana aku bisa kuliah sedangkan kali ini bapak benar-benar berhenti bekerja karena strokenya. Tapi dengan penuh keyakinan doa dan motivasi dalam diri, aku yakin dapat lulus dan diterima di PTN yang telah aku pilih. Berbulan-bulan aku menanti pengumuman SNMPTN dan membantu ibu dengan aku merawat bapak yang sedang sakit. Ibu dan aku nemani bapak setiap minggunya terapi di kota Bojonegoro yang membutuhkan transport dan dana pengobatan yang tidak sedikit dan kala itu ibu juga tidak bekerja, beruntung ada paman yang membantu keluargaku.

(7)

ucapkan saat itu. Aku bisa mengambil hikmah dari sakitnya bapak, sudah sekian lama beliau bekerja kini biar bapak istirahat dan bisa memberikan waktu untuk kita berdua. Lambat laun bapak sudah mulai kembali normal dan bisa beraktivitas kembali namun kaki dan tangannya belum bisa digerakkan dengan sempurna tapi kami sekeluarga sudah sangat bahagia. Pengumuman SNMPTN pun tiba aku melihatnya didepan laptopku bersama kakakku betapa luar biasanya aku diterima di Universitas Airlangga Fakultas Kedokteran program studi Pendidikan Dokter tahun 2014 dengan diterima pula beasiswa BIDIKMISI , aku sujud syukur saat itu dan mengucap syukur berkali-kali betapa Rahmat Tuhan yang begitu dahsyat bagiku dan keluargaku, saat itu juga bapak, ibu dan kakakku menangis dan memelukku erat betapa pemandangan yang sungguh indah dan sangat membahagiakan dalam hidupku.

Kini aku duduk di semester 2, perjuanganku sudah dimulai. Cita-citaku menjadi dokter didepan mata. Namun cita-cita sesungguhnya adalah menjadi orang yang dapat bermanfaat bagi orang lain dan dapat membantu orang lain yang membutuhkan seperti peran dari Bidikmisi itu sendiri. Adanya beasiswa Bidikmisi membuka pintu cita-cita seseorang kelak dapat memutus mata rantai kemiskinan. Aku akan melewati tantangan dan rintangan yang menghadang dalam hidupku bersama Bidikimisi untuk meraih harapan, mimpi dan masa depan. Terimakasih Bidikmisi, aku akan berjuang atas namamu.

“Kemuliaan Perguruan Tinggi bukan terletak pada banyaknya mobil mewah yang di parkir di halaman kampusnya, namun kemuliaan kampus ditentukan oleh seberapa banyak kampus itu memberikan kesempatan kepada anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu”

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan perkalian, notasi faktorial, permutasi, kombinasi, ruang sampel, dan peluang suatu kejadian.. Kisi –kisi penulisan soal

Berdasarkan dari hasil analisis diversitas dan kelimpahan Arthropoda yang diperoleh bahwa terdapat suatu perbedaan kelimpahan Arthropoda tanah antar lokasi dengan

Praktik Pengalaman Lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Pendapat al-Jawabi tersebut secara otomatis menolak pendapat sebagian orang yang menduga bahwa kritik matan, baik tentang orisinalitas matan maupun

Kegemaran membaca siswa kelas Sekolah Dasar tidak akan tumbuh secara optimis. Oleh karena itu minat baca siswa Sekolah Dasar harus ditanamkan, ditumbuhkan

bahwa sebagian besar perempuan memiliki kesiapan yang cukup pada masa.

1 Ditempat saya bekerja tersedia informasi yang berhubungan dengankejadian dimasa yang akan datang (jika informasi masa lalu cocok untuk perusahaan anda tandailah skala pada