• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROTOTYPE MESIN PENGERING ROTARY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI GARAM MEJA Ariawan Wahyu Pratomo 1) , Iwan Hermawan 2) dan Muhammad Nahar 3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROTOTYPE MESIN PENGERING ROTARY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI GARAM MEJA Ariawan Wahyu Pratomo 1) , Iwan Hermawan 2) dan Muhammad Nahar 3)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 210 PROTOTYPE MESIN PENGERING ROTARY UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS PRODUK INDUSTRI GARAM MEJA

Ariawan Wahyu Pratomo1), Iwan Hermawan2) dan Muhammad Nahar 3)

1Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof. Soedarto, SH,

Semarang, Kode Pos 50275

2,3Jurusan Tata Niaga, Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof. Soedarto, SH,

Semarang, Kode Pos 50275 E-mail: ariawanwhp@yahoo.co.id

Abstract

Salt is the strategic product, because most of people consume it daily. Salt industries in Pati - Rembang region usually produce briquette and powder salt. The main problem of small salt industries is to dry the salt. The existing machine applies direct heating system in the end of rotary drum. This method cause the product contaminated by burner smoke. In order to the research aims to develop rotary salt dryer using indirect heating system. The methods of the research are designing rotary dryer machine, implementing the design into the applicative machine, testing the machine performance and testing the salt product processed by the machine. The results are prototype of rotary salt dryer with specification; the main dimension is 100x600x150 cm, driven by an electric motor 3 PK and using twice nozzle burner. The machine capacity is 235 kg/hour. The salt product is the first quality salt consumption based on SNI No. 01-3556-2000 (The maximum water percentage = 7%, The percentage of NaCl > 94%).

Keywords: machine, dryer, rotary, powder salt

Abstrak

Garam adalah produk strategis, karena hampir setiap orang menkonsumsi garam setiap hari. Industri garam di daerah Pati – Rembang biasanya memproduksi garam briket dan garam meja. Permasalahan utama pada UKM garam adalah di proses pengeringannya. Mesin yang banyak digunakan menggunakan sistem pemanasan langsung pada ujung drum. Metode ini menyebabkan produk terkontaminasi asap burner. Oleh karena itu penelitian ini akan mengembangkan mesin pengering garam rotary dengan sistem pemanasan tidak langsung. Metode dalam penelitian ini meliputi membuat desain mesin pengering rotary, mengimplementasikan desain menjadi mesin yang aplikatif, menguji performa mesin dan menguji produk hasil proses mesin. Hasil penelitian ini adalah mesin pengering garam rotary dengan spesifikasi; dimensi utama 100x600x150 cm, penggerak motor listrik 3PK, dan menggunakan burner 2 nosel. Kapasitas mesin 236 kg/jam. Produk garam meja yang dihasilkan termasuk garam konsumsi kw. 1 berdasarkan SNI No. 01-3556-2000 (kadar air max = 7%, NaCl > 94%).

Kata Kunci:mesin, pengering, rotary, garam meja

PENDAHULUAN

(2)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 211

menjadi pengimpor garam (Purbani D, 2012). Garam di Indonesia masih menjadi masalah nasional, dimana lonjakan kebutuhan yang meningkat seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan industri (Mahdi A, 2009). Permasalan impor ini sebenarnya dapat ditutup dengan produksi garam lokal, mengingat Indonesia memiliki pantai garis pantai yang panjang dan beriklim tropis, akan tetapi faktanya produksi garam lokal masih banyak masalah baik secara kualitas maupun kuantitas. Solusi problem kualitas dan kuantitas produk garam harusnya bisa diatasi dengan mekanisasi industri garam yang berbasis pada pengembangan riset. Namun demikian, penelitian yang berkaitan dengan mekanisasi industri garam masih sangat terbatas. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan mekanisasi industri garam diantarnya; Studi Pengaruh Proses Pencucian Garam Terhadap Komposisi dan Stabilitas Yodium Garam Konsumsi (Nelson S, 2002), Studi Laju Pengeringan Garam (Gigih I & Fauzi A, 2009), Prototype Mesin Pencetak Garam Briket Otomatis Dengan Sistem Crankshaft Penggerak Motor Listrik 2 PK (Ariawan dkk., 2014). Keterbatasan pengembangan teknologi produksi garam khususnya yang aplikatif untuk industri kecil menengah di daerah sentra industri garam, tentunya menyulitkan IKM garam untuk bersaing dengan produk garam impor.

Salah satu sentra industri garam nasional adalah daerah pantura Jawa Tengah (Pati-Rembang). Produk utamanya adalah garam meja dan briket. Khusus untuk produksi garam meja, permasalahan yang dihadapi industri/ UKM di pantura Jateng adalah pada proses pengeringan. Mesin pengering yang digunakan oleh UKM mempunyai kendala pada tingkat kekeringan yang tidak optimal dan kontaminasi produk oleh asap burner sehingga menyebabkan produk reject. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan merancang bangun mesin pengering garam yang efektif.

(3)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 212 METODE PENELITIAN

Tahapan dalam penelitian ini meliputi; membuat desain mesin pengering garam rotary, mengimplementasikan desain menjadi mesin yang aplikatif, menguji performa mesin dan menguji produk hasil proses mesin.

Desain mesin pengering rotary menggunakan metode dan tahapan proses perancangan sebagai berikut:

Gambar 1. Tahapan Perancangan

Sumber : Joseph E.Shigley & Larry D.Mitchell,1995, diolah

(4)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 213

menghemat biaya pembuatan, proses pengeringan efektif dan higienis (tidak terkontaminasi asap burner).

Tahapan penelitian berikutnya adalah menguji kinerja mesin hasil penelitian dan kualitas produknya, serta membandingkan dengan produk hasil mesin pengering yang saat ini umum digunakan oleh UKM garam. Pengujian dalam hal ini fokus pada kapasitas mesin dengan acuan parameter-parameter seting mesin yang bisa menghasilkan produk garam kw. 1 sesuai standar SNI. Pengujian kualitas produk meliputi kadar air dan NaCl, dengan mengujikan sampel produk garam hasil pengeringan ke laboratorium Kimia fakultas MIPA Undip.

Gambar 2. Desain Mesin Pengering Garam Rotary

HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 214 Gambar 3. Mesin Pengering Rotary UKM Garam

Sebagai solusi permasalahan tersebut, penelitian ini membuat rancangan (Gambar 2) kemudian mengimplementasikan hasil rancangan menjadi produk mesin pengering garam rotary (Gambar 3). Spesifikasi mesin yang dihasilkan; dimensi utama 100x600x150 cm, material drum SS 304 anti karat dan food grade, menggunakan kontruksi flens tegak sehingga kuat menahan pemuaian drum akibat panas, sistem penggerak drum menggunakan roda gigi standar dan kontruksinya tidak menyatu pada drum putar sehingga tidak mudah macet, pemanasan tidak langsung dan menggunakan burner hasil penelitian sebelumnya yang teruji efektif, drum utama diselubungi sehingga losses pemanasan bisa dikurangi.

Gambar 4. Mesin Pengering Garam Rotary Hasil Penelitian

(6)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 215

pada ujung drum disisi keluar produk. Hasil pengujian kapasitas disajikan pada tabel 1. Selain data kapasitas mesin, dari hasil pengujian didapatkan data bahwa produk garam hasil pengeringan mesin ini secara fisik putih bersih karena tidak terkontaminasi asap maupun sisa bahan bakar burner yang tidak terbakar sempurna. Penggunaan burner hasil penelitian sebelumnya serta penambahan selubung ternyata mampu mengatasi kebutuhan panas pengeringan. Hal ini sekaligus menjawab keraguan UKM garam bahwa dengan sistem pemanasan tidak langsung dikhawatirkan tidak mampu mengeringkan garam secara baik sesuai kapasitas produksi ekonomis. Hasil pengujian kapasitas mesin pengering rotary dengan pemanasan tidak langsung ternyata relative sama dengan standar kapasitas ekonomis UKM garam (1 – 1.5 ton per 7 jam)

Tabel 1

Produk hasil pemrosesan mesin diatas kemudian dilakukan pengujian kualitasnya. Pengujian ini dilakukan dengan mengambil sampel produk hasil mesin penelitian, disamping itu sebagai pembanding dilakukan juga pengujian sampel dari hasil mesin pengering yang digunakan UKM garam. Proses pengujian meliputi kadar air dan NaCl. Hasil pengujian disajikan dalam tabel 2.

Tabel 2

Hasil Pengujian Kadar Air dan NaCl Produk Garam dari Proses Pengeringan

Kode Sampel (Produk) NaCl(%) Air (%)

1a (UKM A) 90.65 6.93

1b (UKM A) 89.90 4.09

2a (Hasil Penelitian) 95.56 1.50

2b (Hasil Penelitian) 96.40 1.78

3a (UKM B) 90.39 4.49

3b (UKM B) 89.13 5.39

Sumber: Data hasil pengujian Lab. Analitik Jurusan Kimia FMIPA Undip diolah, Tahun 2015

(7)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 216

dimungkinkan karena dengan sistem pemanasan langsung ada zat kontaminan yang bisa terbawa pada produk garam.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pengujian dapat dibuat kesimpulan:

1. Luaran dari penelitian ini adalah mesin pengering garam rotary dengan spesifikasi; dimensi utama 100x600x150 cm, penggerak utama motor listrik 3 PK, sistem pemanasan tidak langsung, sumber pemanasan burner 2 nozel.

2. Mesin pengering rotary bias berfungsi baik untuk mengeringkan garam tabur (garam meja)

3. Hasil pengujian kinerja mesin menunjukkan mesin pengering garam rotary penelitian ini mempunyai kapasitas rata-rata sekitar 236 kg/jam

4. Hasil pengujian terhadap kualitas prouduk output mesin mesin pengering garam rotary penelitian ini menunjukkan bahwa produknya masuk kriteria kw 1 dalam hal kadar air dan kadar NaCl berdasarkan standar SNI No. 01-3556-2000 (kadar air max = 7%, NaCl > 94%)

SARAN

Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimum baik dari segi kualitas maupun kuantitas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan perlatan ukur yang lebih lengkap dan akurat untuk mendapatkan data parameter-parameter setingan mesin yang terbaik.

DAFTAR PUSTAKA

Ariawan W.P. (2012). Rancang Bangun Burner Berbahan Bakar Oli Bekas untuk Pengecoran Kuningan. Jurnal Rekayasa Mesin, 7, 1-4.

Joseph E. Shigley & Larry D. Mitchell. (1995). Perencanaan Teknik Mesin. Erlangga ,

Jakarta.

Ariawan W.P., V.S Tripriyo, Iwan H. (2014). Prototype Mesin Pencetak Garam Briket Otomatis Dengan Sistem Crankshaft Penggerak Motor Listrik 2 PK. Proseding

SNAST 2014, B-139.

Gigih Imam & Fauzi Anwar. (2009). [PDF Document]. Studi Laju Pengeringan Garam. Dikutip dari ITS-Undergraduate-8711-2304100001-Presentation.pdf.

Mahdi A. (2009). Upaya Peningkatan Produksi & Kualitas Garam. Nasional. Staf Divisi Pengembangan Produk – PT. Garam (Persero), Surabaya.

(8)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 217

Purbani D. (2012). Proses Pembentukan Kristalisasi Garam. Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non-hayati. Badan Riset Kelautan dan Perikanan.

Gambar

Gambar 1. Tahapan Perancangan  Sumber : Joseph E.Shigley & Larry D.Mitchell,1995, diolah
Gambar 2. Desain Mesin Pengering Garam Rotary
Gambar 4. Mesin Pengering Garam Rotary Hasil Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kesesuaian menu yang disajikan sesuai dengan yang dipesan, kesesuaian harga dengan kualitas yang dijanjikan, kesopanan dan keramahan karyawan dalam melayani konsumen, cara

Berdasarkan pada hasil analisis hipotesis uji t yang telah dilakukan pada penelitian ini, sehingga variabel analisis jabatan berpengaruh secara tidak signifikan

Penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan uji lanjut LSD pembelajaran project based learning dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa lebih tinggi 14%,

Untuk tekanan darah sistolik kelompok kontrol pretest - posttest didapatkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p=0,678) sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi

Ekstrak biji srikaya dengan konsentrasi tinggi (0,1%, 0,0632%) memiliki pengaruh yang cepat terhadap kematian imago D. Persentase keberhasilan larva Plutella xylostella yang

Dan dia mengingat nama Tuhannya, lalu dia shalat.(QS. 13 Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Jandab RA, bahwasanya Rasulullah melaksanakan shalat Idul Fitri saat

Untuk keperluan pementasan kesenian Reyog Ponorogo selain persia pan dari dalam anggota kelompok perkumpulan, akan tetapi juga diperlukan adanya perizinan.. Sistem ini berlaku

Bab III dapat berisi desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, prosedur penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel,