• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lamp Permentan No. 34Tahun 2011 Pedoman KTI Jafung Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Lamp Permentan No. 34Tahun 2011 Pedoman KTI Jafung Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran Peraturan Menteri Pertanian

Nomor : 34/Permentan/OT.140/6/2011

Tanggal : 20 Juni 2011

PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

BAGI PEJABAT FUNGSIONAL

RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam Pedoman jabatan fungsional yang ditetapkan melalui Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi, Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan salah satu unsur

pengembangan profesi yang memperoleh apresiasi cukup tinggi.

Apresiasi tersebut ditunjukkan dengan adanya klausul bahwa kenaikan

pangkat pejabat fungsional jenjang Madya dan Utama wajib

mengumpulkan minimal 12 Angka Kredit yang berasal dari Karya Tulis

Ilmiah sebagai syarat untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi

(Anonim, 2010). Tujuan dari ketentuan tersebut adalah untuk

mengembangkan pola pikir pejabat fungsional agar tidak terjebak dalam

rutinitas tugas pokok, dan senantiasa berinovasi serta terus berupaya

untuk mengembangkan keilmuannya sesuai bidang tugas masing-masing.

Kondisi yang terjadi saat ini, sub unsur pengembangan profesi khususnya

penulisan karya tulis ilmiah merupakan bidang yang belum banyak

diminati. Sebagian besar pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup

(2)

angka kredit. Hal ini disebabkan belum adanya pedoman penulisan karya

tulis ilmiah bagi pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian

yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, sebagai acuan dalam

penulisan.

Mencermati pentingnya karya tulis ilmiah dalam pembinaan karir pejabat

fungsional, maka perlu disusun pedoman penulisan karya tulis ilmiah bagi

pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian. Melalui pedoman

tersebut, diharapkan pejabat fungsional akan termotivasi untuk

menghasilkan karya tulis ilmiah yang berkualitas dan sebagai panduan

bagi pejabat fungsional serta tim penilai dalam mengapresiasi ilmunya di

bidang tugas pokok masing-masing sesuai standar yang telah ditetapkan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Pedoman penyusunan karya tulis ilmiah dimaksudkan sebagai

panduan bagi pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup

pertanian dalam penyusunan karya tulis ilmiah sesuai standar,

dan sebagai pedoman bagi tim penilai, dalam memberikan

penilaian yang obyektif.

2. Tujuan

Tujuan Pedoman penyusunan karya tulis ilmiah agar para

pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian

termotivasi untuk menyusun karya tulis ilmiah, sesuai standar

(3)

C. PENGERTIAN

1. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri

Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya

didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta

bersifat mandiri.

2. Rumpun Ilmu Hayat adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai

Negeri Sipil yang tugasnya adalah melakukan kegiatan yang

berkaitan dengan penelitian, pengembangan teori dan metode

operasional, penerapan ilmu pengetahuan di bidang biologi,

mikrobiologi, botani, ilmu hewan, ekologi, anatomi, bakteorologi,

biokimia, fisiologi, citologi, genetika, agronomi, fatologi, atau

farmakologi, serta melaksanakan kegiatan teknis yang

berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, penerapan konsep

prinsip dan metode operasional di bidang biologi, ilmu hewan,

agronomi, dan kehutanan.

3. Jabatan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian yang

selanjutnya disingkat RIHP adalah jabatan fungsional dalam

rumpun ilmu hayat, dimana Kementerian Pertanian ditetapkan

sebagai instansi pembina.

4. Karya Tulis Ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan

hasil pokok pikiran, pengembangan dan hasil kajian/penelitian

yang disusun oleh perorangan atau kelompok, yang membahas

suatu pokok bahasan ilmiah dengan menuangkan gagasan

tertentu melalui identifikasi, tinjauan pustaka, diskripsi, analisis

permasalahan, kesimpulan dan saran-saran pemecahannya.

5. Penelitian atau pengkajian adalah proses kegiatan yang dilakukan

(4)

untuk memperoleh data dan atau informasi (keterangan) tertentu

yang diperlukan dalam penguraian, pembahasan dan pembuktian

asumsi atau pengujian hipotesis, serta menarik kesimpulan bagi

kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di

bidang tertentu atau penerapannya. (Sumber : Pedoman

Penyusunan KTI Widyaiswara, 2008)

6. Proceeding adalah kumpulan dari beberapa makalah yang

dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah dan dibukukan. (Sumber:

gagasan tim)

7. Makalah adalah sebuah karya akademis yang umumnya

diterbitkan dalam suatu jurnal ilmiah atau disampaikan dalam

forum ilmiah, dapat berisi hasil penelitian orisinil atau berupa

telaah dari hasil-hasil yang telah ada sebelumnya.

8. Naskah adalah karangan seseorang yang belum diterbitkan.

9. Survei adalah pemeriksaan atau penelitian secara komprehensif.

Dalam penelitian kuantitatif, survei lebih merupakan pertanyaan

tertutup, sementara dalam penelitian kualitatif berupa wawancara

mendalam dengan pertanyaan terbuka.(Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Survei)

10. Evaluasi adalah proses sistematis untuk menentukan nilai

sesuatu(tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang,

obyek, dll) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.

11. Abstrak adalah deskripsi singkat atau kondensasi suatu

karangan yang memuat tema, maksud dan kesimpulan artikel

asli. (Sumber : Brotowidjoyo, Penulisan Karangan Ilmiah, 2010)

12. Pertemuan Ilmiah adalah forum/wadah kegiatan berupa diskusi

(5)

sejenisnya yang menyangkut persoalan ilmiah yang

diselenggarakan oleh institusi pemerintah atau non pemerintah.

(Sumber : Pedoman Penyusunan KTI Widyaiswara, 2008)

13. Metodologi adalah ilmu-ilmu yang digunakan untuk memperoleh

kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu

dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang

sedang dikaji.(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi)

14. Tinjauan merupakan pandangan/pendapat/apresiasi/pantauan

(sesudah menyelidiki, mempelajari, membaca, dsb) terhadap

(6)

BAB II

JENIS DAN BENTUK KARYA TULIS ILMIAH

A.

Jenis Karya Tulis Ilmiah

Terdapat beberapa jenis karya tulis ilmiah, namun mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang jabatan fungsional RIHP dan angka kreditnya, pedoman ini mengkategorikan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Hasil penelitian/pengkajian/survei/evaluasi;

2. Makalah hasil tinjauan/telaahan/ulasan.

B.

Bentuk Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah dapat berbentuk buku dan non buku. Jumlah minimal halaman dalam pedoman ini dimaksudkan hanya untuk batang tubuh karya tulis ilmiah (tidak termasuk halaman judul, kata pengantar, daftar isi/tabel/gambar), dengan persyaratan sebagai berikut:

1. Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku

Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku terdiri atas karya tulis ilmiah yang dipublikasikan dan karya tulis ilmiah yang tidak dipublikasikan.

a. Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku dipublikasikan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Diterbitkan oleh suatu lembaga/organisasi profesi atau penerbit yang berbadan hukum dan diedarkan secara internasional/nasional;

2) Memiliki International Standard of Book Numbers (ISBN).

b. Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku tidak dipublikasikan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(7)

2) Jumlah minimal 20 halaman atau minimal 5000 kata dengan spasi 1.5, karakter huruf arial, dan ukuran huruf 12.

2. Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku

Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku terdiri atas karya tulis ilmiah yang dipublikasikan dan karya tulis ilmiah yang tidak dipublikasikan.

a. Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku yang dipublikasikan, terdiri atas:

Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku yang dipublikasikan dapat berbentuk jurnal/majalah, proceeding dan internet.

1) Jurnal dan majalah, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) diterbitkan oleh suatu lembaga/organisasi ilmiah/profesi atau penerbit berbadan hukum, baik nasional maupun internasional;

b) memiliki International Standard of Serial Numbers (ISSN).

2) Proceeding yang diterbitkan oleh panitia/penyelenggara forum ilmiah tertentu baik di dalam maupun luar negeri.

3) Internet yang diterbitkan melalui website lembaga/organisasi ilmiah.

b. Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku yang tidak dipublikasikan

Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku yang tidak dipublikasikan, dapat berbentuk naskah ataupun makalah.

1) Naskah sebagai bahan/referensi di perpustakaan instansi/lembaga, dengan kriteria:

a) Didokumentasi pada perpustakaan instansi/ lembaga, yang dibuktikan dengan nomor katalog buku perpustakaan dan surat keterangan dari perpustakaan instansi.

b) Jumlah minimal 5 halaman atau minimal 1500 kata, ukuran kertas A4 dengan spasi 1.5, karakter huruf arial, dengan ukuran huruf 12.

2) Makalah dalam pertemuan ilmiah, dengan kriteria:

a) Makalah yang dijilid dalam bentuk “buku”

(8)

(2) Melampirkan sertifikat/surat keterangan dari instansi/lembaga penyelenggara sebagai penyaji dalam pertemuan ilmiah.

(3) Jumlah minimal 10 halaman atau minimal 2500 kata, spasi 1.5, karakter huruf arial, dengan ukuran huruf 12.

b) Majalah

(1) Didokumentasi pada perpustakaan instansi/ lembaga, yang dibuktikan dengan nomor katalog buku perpustakaan dan surat keterangan dari perpustakaan instansi.

(2) Melampirkan sertifikat/surat keterangan dari instansi/lembaga penyelenggara sebagai penyaji dalam pertemuan ilmiah.

(9)

BAB III

KAIDAH, TATA CARA, SISTEMATIKA PENULISAN, DAN FORMAT PENYAJIAN KARYA TULIS ILMIAH

Pada umumnya hal-hal yang berkenaan dengan prosedur, metoda (tata

cara) dan sistematika penyusunan karya tulis ilmiah ditetapkan oleh

lembaga penyelenggara atau pengelola kegiatan tersebut. Namun pada

dasarnya terdapat dua aturan/ketentuan yang wajib dipatuhi dalam

penyusunan karya tulis ilmiah, yaitu ketentuan umum dan khusus.

Ketentuan umum adalah kaidah-kaidah yang berlaku dan digunakan

secara umum di kalangan komunitas ilmiah dalam penyusunan karya tulis

ilmiah. Ketentuan khusus adalah kaidah-kaidah yang dibuat atau

ditetapkan oleh dan hanya berlaku pada suatu instansi atau lembaga

tertentu. Dalam kaitan dengan karya tulis ilmiah yang disusun oleh pejabat

fungsional RIHP, kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi dalam menyusun

karya tulis ilmiah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian selaku instansi

pembina jabatan fungsional RIHP sebagaimana termuat dalam Pedoman

ini.

A. Kaidah Penulisan

Dalam penyusunan KTI harus memperhatikan kaidah sebagai berikut:

1. Asli, yaitu karya tulis ilmiah merupakan hasil pemikiran penulis sendiri

bukan plagiasi, jiplakan atau disusun dengan tidak jujur.

2. Manfaat, yaitu karya tulis ilmiah memiliki urgensi karena diperlukan,

dan mempunyai nilai manfaat pada masing-masing bidang sesuai jenis

(10)

3. Substansi, yaitu materi karya tulis ilmiah yang disajikan harus

merupakan bagian dari tugas utama masing-masing pejabat fungsional

RIHP.

4. llmiah, yaitu karya tulis ilmiah didasari oleh kaidah keilmuan yang

memiliki struktur logika dan terbuka terhadap pengujian kebenaran.

5. Konsisten, yaitu karya tulis ilmiah relevan dengan lingkup tugas utama

masing-masing pejabat fungsional RIHP.

6. Objektif, yaitu penulis tidak boleh:

a. mengganti fakta dengan dugaan;

b. menyembunyikan kebenaran dengan menggunakan makna ganda

(ambiguitas);

c. berbohong dengan mengacu data statistik;

d. memasukkan dugaan pribadi dalam karya tulisnya.

B. Tata Cara Penulisan

Penulisan karya tulis ilmiah bagi pejabat fungsional RIHP pada dasarnya

memuat ketentuan atau tata cara penulisan yang berlaku umum dalam

penyusunan karya ilmiah. Agar lebih mudah dipahami, maka penulisan

karya tulis ilmiah harus memperhatikan tata cara penulisan, sebagai

berikut:

a. Dalam bahasa Indonesia:

Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

1) Untuk kata serapan bahasa asing, dipergunakan cara penulisan kata

serapan yang telah dibakukan.

2) Penggunaan peristilahan di bidang komputer mengikuti penggunaan

(11)

b. Dalam bahasa Asing:

Menggunakan kaidah tata bahasa (gramatikal) dalam bahasa asing

yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum.

C.

Sistematika Penulisan

Karya tulis ilmiah dibangun oleh kesatuan gagasan yang dapat

diidentifikasi berdasarkan pemaknaan tautan antar gagasan yang tertuang

dalam setiap bagian karangan. Sistematika atau kerangka karya tulis

ilmiah umumnya terdiri atas 3 (tiga) bagian utama yaitu bagian awal atau

pembuka, bagian batang tubuh/isi tulisan, dan bagian akhir.

1. Bagian awal atau pembuka menyajikan latar belakang masalah

penulisan atau kajian, diikuti bagian permasalahan atau rumusan

masalah, dan menyajikan maksud dan tujuan penulisan atau kajian.

2. Bagian batang tubuh tulisan merupakan bagian pembahasan tentang

pokok tulisan dan permasalahannya dengan sistematika yang

didasarkan pada kompleksitas suatu masalah yang disajikan.

3. Bagian akhir merupakan bagian simpulan yang harus mencakup

gagasan utama yang dituangkan dalam isi tulisan. Bagian akhir atau

simpulan merupakan jawaban atas masalah yang disertai saran atau

rekomendasi dari hasil pembahasan. Ketiga bagian tersebut

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penulisan karya tulis

ilmiah.

Sistematika atau kerangka karya tulis ilmiah terdiri atas judul, nama dan

alamat penulis, abstrak, pendahuluan, metodologi, hasil dan pembahasan,

(12)

1. Judul

Judul karya tulis ilmiah harus singkat, tepat, tidak multi tafsir, dan

sesuai dengan masalah yang ditulis. Judul sebaiknya tidak lebih dari 12

(dua belas) kata, diketik dengan huruf kapital dicetak tebal (tidak

termasuk kata sambung dan kata depan) yang mengandung beberapa

kata kunci untuk memudahkan pemayaran (penelusuran) pustaka.

2. Nama dan Alamat Penulis

Nama penulis diketik lengkap di bawah judul beserta nama dan alamat

instansi. Bila nama dan alamat instansi lebih dari satu diberi tanda

asteriks*) dan diikuti alamat penulis sekarang. Jika penulis lebih dari 1

(satu) orang kata penghubung digunakan kata ”dan”.

3. Abstrak

Bagian abstrak menggungkapkan hasil penelitian atau kajian secara

singkat dan pernyataan apa yang telah disimpulkan sehingga pembaca

akan dapat memahami inti sari dari tulisan hanya dengan membaca

bagian ini.

Abstrak merupakan ulasan singkat/pernyataan apa yang telah

dilakukan, dihasilkan, dan disimpulkan, yang harus ditulis dalam

bahasa indonesia atau bahasa inggris, selain bahasa Indonesia ditulis

huruf miring. Abstrak disusun dalam 1 (satu) paragraf, panjangnya tidak

lebih dari 1 (satu) halaman, dan maksimal 150 kata, dengan huruf arial

ukuran 12 serta diketik dengan 1 (satu) spasi. Kata ”Abstrak” ditulis

dalam huruf kapital dan diletakkan ditengah. Abstrak dilengkapi dengan

kata kunci yang terdiri atas 2 (dua) sampai dengan 5 (lima) kata, ditulis

(13)

Dalam menyusun abstrak, tempatkan diri Anda sebagai pembaca.

Mereka ingin mengetahui dengan cepat garis besar pekerjaan Anda.

Jika sesudah membaca bagian ini pembaca ingin mengetahui perincian

lain, mereka akan membaca karya Anda selengkapnya. Penyajian

abstrak selalu informatif dan faktual. Untuk meningkatkan informasi

yang diberikan, tonjolkan temuan dan keterangan lain yang baru bagi

ilmu pengetahuan dan suguhkan angka-angka. Abstrak hanya memuat

teks, tidak ada pengacuan pada pustaka, gambar, dan tabel.

4. Pendahuluan

Bagian pendahuluan merupakan penjelasan secara umum, ringkas,

dan padat meliputi latar belakang, tujuan dan manfaat, dan hipotesis

(jika ada). Bagian ini mengungkapkan informasi dan deskripsi tentang

permasalahan penelitian atau kajian yang biasanya terdiri atas latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, asumsi atau

hipotesis dan kerangka pikir.

Latar belakang masalah dapat bersumberkan hasil penelitian terdahulu,

penemuan, fakta sehari-hari, teori atau hipotesis, status ilmiah terkini

(state of the art). Dengan menguraikan rumusan masalah dan tujuan

penelitian, penulis hendaknya dapat mengemukakan hipotesisnya

dalam pendahuluan ini.

Latar belakang merupakan argumentasi yang menunjukan

permasalahan serta situasi yang melatarbelakangi penulisan. Penyajian

bagian latar belakang dilakukan dengan cara mengkonfrontasi antara

teori atau konsep dengan hasil yang diperoleh. Bagian rumusan

masalah merupakan bagian yang menjelaskan permasalahan yang

(14)

kalimat pertanyaan. Pertanyaan dalam rumusan masalah harus dapat

terukur oleh aktivitas kajian atau penelitian yang dilakukan.

Tujuan dan manfaat harus terkait dengan masalah yang akan ditulis,

dan merujuk pada hasil yang akan dicapai, serta mengungkapkan

secara spesifik manfaat yang akan diperoleh. Tujuan diarahkan pada

pemecahan masalah-masalah yang menjadi permasalahan. Manfaat

dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis

diarahkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan

manfaat praktis dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang

dihadapi.

Bagian hipotesis dalam penulisan karya tulis ilmiah bergantung pada

pendekatan yang digunakan. Hipotesis diungkapkan secara lugas,

singkat, dan padat dengan pernyataan mendorong pembuktian dalam

pengolahan data. Pembuktian hipotesis menjadi dasar bagi

pembahasan yang menghubungkan antara variabel penelitian atau

kajian dengan indikator dari setiap variabel tersebut.

5. Landasan Teori / Tinjauan Pustaka

Landasan teori merupakan deskripsi lengkap teori-teori yang digunakan

dan dirangkai sebagai argumen keilmuan yang dilandasi dengan

serangkaian teori. Landasan teori yang digunakan adalah untuk

menjawab dan membahas permasalahan.

Tinjauan Pustaka merupakan dasar pijak penelitian atau kajian secara

teoritis. Pijakan ini berdasarkan referensi atau temuan penelitian atau

kajian lain sejenis yang akan digunakan untuk membahas

(15)

dasar teoritis yang menjadi dasar berfikir dari penulis dalam melakukan

penelitian atau kajian serta disajikan dalam bentuk deskripsi setiap teori

yang digunakan.

6. Metodologi

Metodologi adalah kerangka pendekatan studi, yang digunakan

sebagai analisis suatu teori, metode percobaan, atau kombinasi

keduanya. Metodologi yang digunakan diuraikan secara terperinci

(perubahan, model yang digunakan, rancangan karya tulis ilmiah,

teknik pengumpulan dan analisis data, serta cara penafsiran).

Aspek-aspek ini tidak seluruhnya ada pada bagian metode, tetapi bergantung

pada jenis dan pendekatan penelitian atau kajian yang dilakukan.

7. Hasil dan pembahasan

Hasil dan pembahasan memaparkan dan menganalisis data yang

mencakup uraian dengan mengungkapkan, menjelaskan, membahas,

dan menganalisis hasil tulisan yang mengacu pada tujuan penulisan.

Hasil yang diperoleh harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan

masalah, serta disajikan secara sistematis, dengan menampilkan tabel,

gambar, grafik, atau data dukung lainnya. Tabel dan gambar harus

dilengkapi nomor urut menggunakan angka, dan bila diperlukan disertai

keterangan tambahan, seperti acuan dan arti singkatan. Pembahasan

mengemukakan gagasan dan argumentasi secara bebas, singkat dan

logis. Pembahasan diberikan berdasarkan hasil, teori, dan hipotesis,

disampaikan secara jelas, padat, dan rasional.

Hasil penelitian, survei atau simulasi/pemodelan/rancang bangun

(16)

bersama-sama atau secara terpisah berupa uraian, tabel, atau gambar.

Data yang dilaporkan sudah harus berupa data yang telah diolah,

bukan data mentah. Untuk karya tulis hasil kajian dan hasil bahasan

teoritis, informasi pustaka yang akan dipermasalahkan dan

pembahasannya dapat diuraikan secara bersama-sama atau secara

terpisah yang disajikan secara sistematis, rasional, dan lugas.

8. Simpulan

Simpulan merupakan hasil generalisasi atau keterkaitan dengan

masalah, yang memuat ringkasan hasil dan jawaban atas tujuan, serta

konsisten dengan masalah dan tujuan. Pada bagian simpulan

diungkapkan makna yang merupakan deskripsi jawaban dari rumusan

masalah.

Simpulan tidak hanya mengemukakan fakta, tetapi juga harus

menjawab hipotesis yang disebutkan pada bab pendahuluan serta

menjelaskan pencapaian tujuan penelitian yang telah dilakukan.

Simpulan ditulis secara ringkas dan padat.

9. Saran

Saran merupakan rekomendasi dari hasil penelitian atau kajian dan

harus berdasarkan simpulan, sehingga bukan merupakan pikiran atau

pendapat penulis. Saran merupakan tindak lanjut dari penyelesaian

suatu permasalahan yang disajikan berdasarkan hasil penelitian atau

kajian.

Uraian saran dapat mengemukakan kelemahan atau kekekurangan

pelaksanaan penelitian/pengkajian/survei/evaluasi/telaahan, serta

(17)

10. Ucapan terima kasih (bila diperlukan)

Ucapan terima kasih ditujukan kepada para pihak yang telah

membantu pelaksanaan penelitian / pengkajian / survei / evaluasi /

telaahan.

11. Daftar Pustaka

Daftar pustaka berupa daftar dari semua artikel jurnal dan pustaka lain

yang diacu secara langsung di dalam karya tulis ilmiah.Teknik

penulisan dan pengacuan dijelaskan secara terperinci pada daftar

pustaka.

Pencantuman pustaka selain merupakan suatu bentuk penghargaan

dan pengakuan atas karya atau pendapat orang lain juga sebagai

sopan santun professional. Pencantuman pendapat orang lain tanpa

merujuk ke sumbernya akan mengesankan plagiarisme. Komunikasi

pribadi tidak termasuk dalam pustaka yang mudah diperoleh. Bila

diperlukan, nyatakan hal ini dalam teks atau catatan kaki.

D.

Format Penyajian Karya Tulis Ilmiah

Dilihat dari sudut sistematika penulisan, setiap bentuk karya tulis ilmiah

pejabat fungsional RIHP mempunyai bagian dan tata urutan penyusunan

dalam format penyajian sebagai berikut:

1. Bentuk Buku dan Non Buku yang dipublikasikan

Format penyajian buku dan non buku yang dipublikasikan tidak terikat

pada sistematika penulisan hasil laporan penelitian/pengkajian. Hal ini

ditentukan oleh kebutuhan, antara lain media atau forum dimana karya

(18)

melalui proses identifikasi, deskripsi, analisis, dan memberikan konklusi

ataupun rekomendasi.

2. Bentuk Buku dan Non Buku yang tidak dipublikasikan

Untuk dapat dinilai sebagai karya tulis ilmiah buku dan non buku yang

tidak dipublikasikan harus memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Bagian awal memuat:

1) Halaman judul;

2) Abstrak;

3) Kata Pengantar;

4) Daftar isi;

5) Daftar tabel (jika ada);

6) Daftar gambar/grafik (jika ada).

7) Daftar Lampiran (jika ada).

b. Bagian batang tubuh memuat:

1) Bagian Pendahuluan

Bagian pendahuluan terdisi atas latar belakang, tujuan, manfaat,

dan hipotesis (bila ada). Proporsi bagian pendahuluan ini ± 15%

dari isi karya tulis ilmiah

2) Bagian Isi

Bagian isi terdiri atas landasan teori / tinjauan pustaka,

metodologi, serta hasil dan pembahasan. Proporsi bagian ini ±

(19)

3) Bagian Penutup

Bagian ini terdiri atas simpulan, saran dan daftar pustaka.

(20)

BAB IV

PENILAIAN KARYA TULIS ILMIAH

Dalam penulisan karya tulis ilmiah, hal pokok yang perlu diingat adalah adanya konsistensi dan pertautan yang erat antara permasalahan yang disampaikan, tujuan dan simpulan.

Penilaian karya tulis ilmiah meliputi 2 aspek, yaitu: sistematika penulisan, dan isi tulisan. Teknis penilaian menggunakan skala 100 dan masing-masing item yang dinilai memiliki bobot, yaitu sistematika penulisan bobot 30, dan isi tulisan bobot 70. Secara lengkap penilaian pada karya tulis ilmiah sebagai berikut:

1. Sistematika penulisan (bobot 30) meliputi:

a. Kesinambungan antar alinea, antar bab dalam naskah, ada tidaknya pengulangan yang tidak perlu, bobot 15

b. Susunan kalimat/penggunaan bahasa, bobot 10

c. Cara penulisan kepustakaan/rujukan, bobot 5

2. Isi tulisan (bobot 70) meliputi:

a. Kejelasan rumusan, bobot 10

b. Ketajaman analisis/pembahasan, bobot 25

c. Kesesuaian pemecahan masalah, bobot 25

(21)

BAB V

PENUTUP

1. Pedoman Penyusunan KTI merupakan penjabaran dari sub unsur

pengembangan profesi yang terdapat dalam Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang

Jabatan Fungsional RIHP dan Angka Kreditnya.

2. Pedoman Penyusunan KTI merupakan acuan bagi Pejabat

Fungsional RIHP dan Tim Penilai Jabatan Fungsional RIHP dalam

melaksanakan tugas yang berkaitan dengan KTI.

3. Hal-hal lain yang bersifat spesifik dalam penyusunan KTI untuk

setiap jabatan fungsional RIHP akan diatur lebih lanjut dalam

Petunjuk Teknis.

4. Pedoman Penyusunan KTI bersifat dinamis dan akan ditinjau

kembali sesuai dengan perkembangan pengetahuan, teknologi dan

perubahan peraturan perundang-undangan yang mengatur

Jabatan Fungsional RIHP.

MENTERI PERTANIAN,

ttd

(22)

Lampiran Peraturan Menteri Pertanian

Nomor : 34/Permentan/OT.140/6/2011

Tanggal : 20 Juni 2011

PERNYATAAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH PEJABAT

FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :

NIP :

Jabatan :

Instansi :

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah berjudul “…” benar-benar di susun

oleh Pejabat Fungsional di bawah ini :

Nama :

NIP :

Pangkat\Gol.Ruang\TMT :

Jabatan :

Unit Kerja :

Demikian pernyataan ini kami buat untuk digunakan sebagaimana

mestinya dengan penuh tanggung jawab

Tempat, (tgl, bulan, tahun)

Referensi

Dokumen terkait