• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hadits tentang pendidikan jasmani doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hadits tentang pendidikan jasmani doc"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN JASMANI MENURUT HADIS

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Al-Hadist dan Metodologinya

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Nizar Ali, M.Ag

Disusun Oleh

M. Khodiq Al-Fahmi (1420411112)

PAI C Mandiri

KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2014

(2)

A. PENDAHULUAN

Seluruh umat Islam, telah sepakat bahwa Hadis merupakan salah satu sumber ajaran Islam. Ia menempati kedudukannya setelah al-Qur’an. Suatu keharusan mengikuti Hadits bagi umat Islam, baik berupa perintah ataupun larangannya, sama halnya dengan kewajiban mengikuti al-Qur’an. Hal ini karena Hadis merupakan mubayyin terhadap al-Qur’an, yang karenanya siapapun tidak akan bisa memahami al-Qur’an tanpa memahami dan menguasai Hadis.1 Dengan begitu menyikapi adanya sebuah Hadis bagi umat

Islam menjadi penting sebagai dasar bagi pelaksanaan hukum ataupun ibadah sehari-harinya.

Hadis sebagai sumber ajaran Islam yang kedua tersebut, bagi umat Islam yang masih mempercayainya, merupakan khazanah dan warisan yang sangat berharga. Untuk membuktikan itu, mereka melakukan berbagai upaya menjaga dan memelihara dari berbagai upaya negatif yang dilakukan pihak-pihak yang akan mengotorinya dalam upaya menyesatkan.2 Sebagai teks

kedua (the second text), hadis tidaklah sama dengan al-Qur’an, baik pada tingkat kepastian teks (qat’i al-wuruud) maupun pada taraf kepastian argument (qat’i ad-dalaalah). Pada yang pertama, hadis dihadapkan pada fakta tidak ada jaminan otentik yang secara eksplisit menjamin kepastian teks, tidak sebagaimana yang dimiliki al-Qur’an. Tidak adanya jaminan otentisitas teks ini “memaksa” disiplin ilmu lain (Ulumul Hadis), melalui para pengkajinya, besusah payah merumuskan secara swadaya (tanpa campur tangan Tuhan) konsep yang diharapkan dapat menjamin akan otentisitasnya,3

maka keshahihan hadis untuk dijadikan dasar hukum dalam kehidupan bagi umat Islam wajib diketahui dan dipahami supaya tidak malah disesatkan atau diputarbalikkan oleh hadis yang sebenarnya tidaklah otentik.

Salah satu teks hadis yang dimungkinkan dapat dijadikan landasan bagi manusia tentang ilmu kesehatan adalah hadis tentang pendidikan jasmani, yang mana dalam hadis ini menjelaskan sebuah perintah untuk mengajari

1 Utang Ranuwijaya, Ilmu hadis (Jakarta: Gaya Media Pertama, 2001), hal. 33. 2 Salamah Noorhidayati, Kritik Teks hadis (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 1. 3 Ibid..., hal. 7.

(3)

anak untuk berenang dan memanah. Sebuah pertanyaan muncul, apakah hadis itu otentik atau masih terdapat hal yang membuat keshahihannya dipertanyakan.

Pendidikan jasmani sendiri merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat, dengan wahana aktivitas jasmani.4 Nabi Saw. sendiripun sangat menyukai sesuatu yang sehat

dan menyehatkan bagi jasmani dan rohani, maka apakah hadis yang berkaitan tentang perintah untuk berenang dan memanah itu shahih ?

Makalah ini akan mencoba untuk mengelaborasi lebih jauh mulai dari pentakhrijan sampai dengan penyimpulan mengenai teks tersebut di atas yang sering digunakan sebagai sandaran hukum mengenai kewajiban pendidikan jasmani bagi kaum muslimin diantaranya berenang dan memanah. Diharapkan dengan penulisan makalah ini kita dapat mengetahui kedudukan sebenarnya dari teks tersebut, sehingga diketahui kelayakannya untuk dijadikan sandaran hukum.

Hadis tentang pendidikan jasmani dapat ditemukan dalam kitab karya al-Baihaqi dalam Kitab Syu’abul Iman Lil-al-Baihaqi dalam Syu’b al-Iman lil Baihaqi, at-Tasi’ wa Tsalatsun min Syu’b Iman, as-Situun min Syu’b al-Iman wa Huwa, Bab fi Huquq al-Auwlad wa al-Ahliin, Hadits nomor 8411,

ننس

4 Sukintaka, Filosofi Pembelajaran & Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani (Bandung:

Nuansa, 2004), hal. 16.

(4)

لوقي

Dan dalam Kitab Ma’rifatush Shahabah Li-Abi Nu’aim Al-Ashbahany dalam Al-Maktabah Asy-Syamilah bab Karahiyah Istitthabah juz : 4 hal 111

(5)

هيلع

B. TAKHRIJ HADIS TENTANG PENDIDIKAN JASMANI 1. Teks Hadis dan Terjemahan

ةفرعم

Hamad bin Sofyan , dari amru bin usman alhimsi dari ibnu i’yasy dari sulaiman bin amru anshari dari paman ayahnya dari Bakar bin Abdillah bin Rabi’ al-anshari berkata : Rasulullah SAW bersabda. “ajarilah anak-anakmu berenang dan melempar lembing, termasuk juga perempuan perempuan di rumahnya menenun, dan apabila kedua orangtuamu memanggil maka utamakan ibumu”. (HR. Abu Na’im Ash-Bahani)

(6)

نع

نع

نع

انثدح انثدح انثدح نع

نع

نع

نع

: يقهيبصصصصصلا هاور

8411

ناصصصصصميلا بعصصصصصش –

بعصصش نصصم بابلا – ةلماشلا ةبتكملا – يقهيبلل

: ءزجلا – ناميلا

18

: ةحفأص –

180

،ي

ي صصض

ض اق

ق لياق ن

ض صصس

ق ح

ق ليا نصصب د

د صصم

ق ح

ي أق رصصك

ي بق وصصبدأق اصصنقرقبقخيأق

مصصييحقدد نصصب يصصلضع

ق نصصب دصصم

م ح

ق مد رصصفقعج

ق وصصبأ اصصنقرقبقخيأ

ق

نصصب قاحسإ نب ديبع نب دمحأ انقرقبقخيأق ،ينضابقيش

م لا

نع

ق ، ْسييقق ي

ي نضثقد

م ح

ق ، يبضأ

ق انقرقبقخيأق ،راطعلا كرابم

ل

ق اصصقق : ل

ق اصصقق ، رصصمقعد ن

ض با نع

ق ،ده

ض اج

ق مد نع

ق ، ْثييلق

اويمدللعق : مقلمس

ق وق هضييلقع

ق هدلملا ىلمأص

ق ه

ض لملا ل

د وس

د رق ل

ق اقق

ل

ق زقعيمضليا ةقأقرمقلياوق ،ي

ق ميرملاوق ةقح

ق ابقس

ل لا م

ي ك

د ءانقبيأق

.

Artinya: “ (Abu Bakar) Amad bin Hasan al-Khady telah mengabarakan kepada kami katanya “(Abu Ja’far) Muhammad Ali bin Dahim al-Syaiabani bin Ishaq bin Mubarak al-attar telah mengabarkan kepada kami katanya: ayahku telah mengabarkan kepada kami, Qais telah menceritakan kepadaku, dari Laist, dari Mujahid, dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah saw. Bersabda : Ajarilah anak-anak mu berenang dan memanah dan anak-anak perempuan menenun”. (HR. Baihaqi dari Umar ibn al-Khattab.)

2. Skema Sanad Hadis

Berdasarkan teks hadis di atas, maka skema sanadnya dalah sebagai berikut :

5 | P e n d i d i k a n J a s m a n i M e n u r u t H a d i s

نب دامح نب دمحأ

نايفس

هللا لوسر

هيبأ مع

نامثع نب ورمع

يصمحلا

هللا دبع نب ركب

يراصنلا

ورمع نب ميلس

يراصنلا

شايع نبا

رم

ق ع

د ن

ض با

ده

ض اج

ق مد

(7)

انثدح

ي ي ننثثدد حث

انثرثبثخيأث

انثرثبثخيأث

انثرثبثخيأث

انثرثبثخيأث انثرثبثخيأث

6 | P e n d i d i k a n J a s m a n i M e n u r u t H a d i s

يحلطلا ركب وبأ

ميعن وبأ

ْسييقق

يبضأق

نب ديبع نب دمحأ

كرابم نب قاحسإ

راطعلا

يلضع

ق نب دم

م ح

ق مد رفقعج

ق وبأ

مييح

ق دد نب

ينضابقيش

م لا

نب د

د م

ق ح

ي أق رك

ي بق وبدأق

ي

ي ض

ض اق

ق لياق ن

ض س

ق ح

ق ليا

يقهيبلا

NABI SAW

Ibn ‘Umar (w. 73 H.)

Mujahid (w. 102 H.)

Laits (w. 138 H.)

Qais (w. 163 H.)

Ahmad bin ‘Ubad (w.?) ‘Ubaid bin Ishaq

(w. 214 H.)

Abu Ja’far (w.351 H)

Abu Bakar Ahmad (w.421 H)

Al-Baihaqi (w. 458 H)

Bakr bin Abdullah (w. ? H.)

Ism Mubham (w. ?H.)

Salim bin ‘Amr (w. ?H.)

Ibn ‘Iyash (w. 181 H.)

‘Amr bin ‘Utsman (w. 250 H.)

‘Ahmad bin Hammad (w. 297 H.)

‘Abu Bakar al-Thalhi (w. ?.)

Abu Nu’aim al-Ashbahani (w.430 H.)

Dha’if

Matruk al-hadis

Majhul al-hal shaduq

Dha’if

shaduq

(8)

3. Kritik Sanad Hadis

Dari mata rantai sanad yang terdapat dalam hadis tersebut, yang bermasalah adalah periwayat bernama Ubaid al-Athar yang memiliki nama lengkap Ahmad ibn ‘Ubaid ibn Ishaq ibn Mubarak al-‘Athar. Menurut Imam Ahmad bin Hanbal, ia pernah dan suka berbohong dan gurunya Qasim ibn Muhammad ibn ‘Aqil juga pernah berbohong. Imam al-Bukhari menyatakan bahwa hadisnya tidak sah, dan Yahya ibn Ma’in menilai hadis-hadisnya bathil.

a. Ibnu Umar

Abdullah ~Rodhiyallohu ‘Anhu~ adalah putra khalifah ke dua Umar bin al-Khaththab saudarah kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin ~Rodhiyallohu ‘AnhumaAjma’in~. merupakan perawi hadis terbayak kedua setelah Abu Hurairah Hadis yang diriwayatkannya mencapai 2.630 hadis. Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut masuk Islam bersama ayahnya. Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah.

Biografi Rowi Keterangan

Nama Abdullah bin Umar Ibn al-Khaththab Ibn Nufail al-Quraisyi al-‘Adi

Tabaqah Al-Abadillah al-Arba’ah

Lahir sekitar tahun 11 SH/ 613 di Makkah

Wafat 73 H

Periwayat Hadist Sa’id bin al-Musayyab, al Hasan al Basri, Ibnu Syihab az-Zuhri, Ibnu Sirin, Nafi’, Mujahid, Thawus dan Ikrimah, Sanad hadits (jalur

(9)

periwayatan) paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz-Dzahab (silsilah emas), yaitu Malik, dari Nafi’, dari Abdullah bin Umar. Sedang yang paling Dlaif : Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya, dari kakeknya, dari ibnu Umar. Derajat

Periwayatan

Hadist Imam Malik dan az-Zuhri berkata: ”Sungguh, takada satupun dari urusan Rasulullah

~Sholallohu’Alaihi WaSallam~ dan para sahabatnya ~Rodhiyallohu ‘AnhumaAjma’in~

yang tersembunyi bagi Ibnu Umar”. Guru Nabi, Khulafaurrasyidin, dll

Murid Sa’id bin al-Musayyab, al Hasan al Basri, Ibnu Syihab az-Zuhri, Ibnu Sirin, Nafi’, Mujahid, Thawus dan Ikrimah

b. Mujahid

Beliau adalah Mujahid bin Jabir Makky Abul Hajjad al-Makhzumy al-Muqry, maula as-Saib bin Abi as-Saib. Beliau dilahirkan pada tahun 21 H, pada masa kekhalifahan Umar

radhiyallahu 'anhu. Beliau adalah pemimpin ahli tafsir pada zaman tabi’in, sampai di katakan bahwa beliau adalah orang yang paling mengetahui tentang tafsir pada zamannya.

Biografi Rowi Keterangan

Nama Mujahid bin Jabr Al Makki (Abu Al Hajjaj Al Makhzumi) Al Muqri'

Tabaqah tabi’in

Lahir tahun 21 H

Wafat tahun 104 Hijriyah

Periwayat Hadist Imam Bukhori, Mansur, Imam Ahmad

Abdulloh bin Mubarok, Hubaib bin Sholih, Al 'Ajlah, Laits

Derajat Periwayatan Hadist

Ibnu Sa’id rahimahullah berkata, “(Mujahid) adalah orang yang terpercaya, ahli fiqih, pandai, dan banyak meriwayatkan hadis". Ibnu Hibban berkata, “Mujahid adalah seorang ahli fiqih yang wara’(menjauhkan diri dari yang diharamkan), ahli ibadah, dan mempunyai hafalan yang kuat".

(10)

Guru 'Ali bin Abu Thalib, Sa'ad bin Abi Waqash, 'Ubadalah yang empat ('Abdulloh bin 'Umar, 'Abdulloh bin Mas'ud, 'Abdulloh bin 'Abbas, 'Abdulloh bin 'Amru bin Al 'Ash), Rofi' bin Hudaij, Abu Sa'id Al Khudri, 'Aisyah binti Abu Bakr, Juwairiyah binti Al Harits, Ummu Hani' binti Abi Tholib, Ummu Salamah, Abu Huroiroh, Suroqoh bin Malik, Abdulloh bin As Sa'ib Al Makhzumi, dan masih banyak lagi.

Murid 'Atho' bin Abi Robbah, 'Ikrimah, 'Amru bin Dinar, Qotadah, Sulaiman Al Ahwal, Sulaiman Al A'masy, Salamah bin Kuhail, Abban bin Sholih, Abdulloh bin Katsir al Qori', dan lain sebagainya.

c. Laits

Ia adalah Ibnu Abi Sulaim bin Zunaim Al-Qurasyiy Abu Bakr/Bukair Al-Kuufiy. Telah dilemahkan oleh jumhur muhadditsiin.

Biografi Rowi Keterangan

Nama Laits bin Abi Sulaim bin Zunaim Al-Qurasyiy Abu Bakr/Bukair Al-Kuufiy

Tabaqah

-Lahir

-Wafat 138 H

Periwayat Hadist -Derajat

Periwayatan Hadist

‘Utsman bin Abi Syaibah berkata : “Tsiqah shaduuq, namun tidak bisa dijadikan hujjah”, Ahmad berkata : “Laits bin Abi Sulaim,

mudltharibul-hadit, Abu ‘Abdillah (Ahmad bin Hanbal) : “Laits tidak kuat (laisa bil-qawiy), Ibnu Hajar berkata : “Shaduuq, namun hapalannya banyak tercampur, jadi Dhaif,

Guru

-Murid

-d. Qois

Qais bin Ar-Rabii’ Al-Asadiy, Abu Muhammad Al-Kuufiy; seorang yang shaduuq, namun berubah hapalannya ketika tua (dan para ulama banyak mendla’ifkannya dengan sebab ini). Meninggal tahun 163 H.

(11)

Biografi Rowi Keterangan

Nama Qais bin Ar-Rabii’ Al-Asadiy, Abu Muhammad Al-Kuufiy

Tabaqah Tabi'ut Tabi'in kalangan tua

Lahir

-Wafat 163 H

Periwayat Hadist -Derajat

Periwayatan Hadist Ad Daruquthni : dla'iful hadits

Yahya bin Ma'in : Laisa Haditsuhu Bisyai Sufyan Ats Tsauri : mentsiqahkannya Abu Hatim : laisa bi qowi

Guru

-Murid

-e. Ubaid bin Ishaq

Beliau adalah ayah dari Ahmad bin Ubaid bin Ishaq bin Mubarak Al-Athar.

Biografi Rowi Keterangan

Nama Ubaid bin Ishaq bin Mubarak Al-Athar

Tabaqah

-Lahir

-Wafat 214 H

Periwayat Hadist -Derajat

Periwayatan

Hadist Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjidmengatakan Ubaid bin Ishaq adalah salah satu perawi yang cacat, dhaif jiddan. Matrukul hadits

Guru

-Murid

-f. Ahmad bin ‘Ubaid

Nama aslinya adalah Ahmad bin Ubaid bin Ishaq bin Mubarak Al-Athar, Merupakan perawi yang Maj’ul karena Rawi yang tidak ada catatannya dinamakan maj'hul, dan hadits yang diriwayatkannya tidak boleh diterima. Beliau bisa dikatakan maj'hul al hal, karena dilihat dari catatan ayahnya Ubaid bin Ishaq yang matrukul hadits.

g. Abu Ja’far

(12)

Nama aslinya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Ali bin Dukhaim As- Syaibani Al Kuufiy, kalau di runut kauniyahnya Al-Kuufiy, masih keterkaitan dengan Laits dan Qois.

Biografi Rowi Keterangan

Nama Abu Ja’far Muhammad bin Ali bin Dukhaim As-Syaibani Al Kuufiy

Tabaqah

-Lahir

-Wafat 351 H

Periwayat Hadist Hakim, Abu Bakr bin Mawdawiyah, Al-Qodhiy Abu Bakar al-Khoiri, Muhammad bin Ali bin Khosyyasy at-Tamami, Abu Mansur adh-Dhorfi bin Muhammad al-‘Alawi, Zaid bin Hasyim Al-‘Alawy dll.

Derajat Periwayatan Hadist

Banyak rawi mengatakan dia Shalih, Shadduq qaliilan ma’rifat

Guru Syaikh Abdullah Al- Abbasiy Al-Athar, Ibrahim Abi Anbas Al-Qodhiy, Abi Amru Ahmad bin Ghorzati Al-Ghaffari dan lainnya

Murid

-h. Abu Bakar Ahmad

Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Ahmad bin Hasan Al-Khoiri, dia adalah seorang pemimpin dan juga hakim agung oleh karena itu mendapat gelar Al-Qhodiy dibelakang namanya. Dia seorang yang hafidz dan terpercaya.

Biografi Rowi Keterangan

Nama Abu Bakar Ahmad bin Hasan Khurasyi Al-Khoiri An-Naisburi al-Qhodiy

Tabaqah

-Lahir 325 H

Wafat 421 H

Periwayat Hadist Al-Hakim, Abu Mansur dll Derajat

Periwayatan Hadist

Abu Mansur mengatakan dia Tsiqqah, al Hakim mengatakan La Taqatta’u.

(13)

Guru

-Murid

-i. Al-Baihaqi

Nama lengkapnya adalah Imam Al-Hafith Al-Mutaqin Abu Bakr Ahmed ibn Al-Hussein ibn Ali ibn Musa Al Khusrujardi Al-Baihaqi, adalah seorang ulama besar dari Khurasan (desa kecil di pinggiran kota Baihaq) dan penulis banyak buku terkenal. Masa pendidikannya dijalani bersama sejumlah ulama terkenal dari berbagai negara, di antaranya Iman Abul Hassan Muhammed ibn Al-Hussein Al Alawi, Abu Tahir Al-Ziyadi, Abu Abdullah Al-Hakim, penulis kitab “Al Mustadrik of Sahih Muslim and Sahih Al-Bukhari”, Abu Abdur-Rahman Al-Sulami, Abu Bakr ibn Furik, Abu Ali Al-Ruthabari of Khusran, Halal ibn Muhammed Al-Hafaar, dan Ibn Busran.

Meski dipandang sebagai ahli hadits, namun banyak kalangan menilai Baihaqi tidak cukup mengenal karya-karya hadits dari Tarmizi, Nasa’i, dan Ibn Majah. Dia juga tidak pernah berjumpa dengan buku hadits atau Masnad Ahmad bin Hanbal (Imam Hambali). Dia menggunakan Mustadrak al-Hakim karya Imam al-Hakim secara bebas.

Di antara larya-karya Baihaqi, Kitab as-Sunnan al-Kubra yang terbit di Hyderabat, India, 10 jilid tahun 1344-1355, menjadi karya paling terkenal. Buku ini pernah mendapat penghargaan tertinggi.

Biografi Rowi Keterangan

Nama Imam Al-Hafith Al-Mutaqin Abu Bakr Ahmed ibn Al-Hussein ibn Ali ibn Musa Al Khusrujardi Al-Baihaqi,

Tabaqah

-Lahir

-Wafat 10 Jumadilawal 458 H Periwayat Hadist Bukhari, Muslim, dll Derajat

Periwayatan Hadist

Menurut ad-Dahabi, seorang ulama hadits, kajian Baihaqi dalam hadits tidak begitu besar, namun beliau mahir meriwayatkan hadits karena

(14)

benar mengetahui sub-sub bagian hadits dan para tokohnya yang telah muncul dalam isnad-isnad (sandaran : rangkaian perawi hadits)

dalam Wafiyatul A’yam, Ibnu Khalkan menulis, “Dia hidup zuhud, banyak beribadah, wara’, dan mencontoh para salafus shalih.” As-Sabki menyatakan: “Imam Baihaqi merupakan satu di antara sekian banyak imam terkemuka dan memberi petunjuk bagi umat Muslim. Dialah pula yang sering kita sebut sebagai ‘Tali Allah’ dan memiliki pengetahuan luas mengenai ilmu agama, fikih serta penghapal hadits.”

Guru Iman Abul Hassan Muhammed ibn Al-Hussein Al Alawi, Abu Tahir Ziyadi, Abu Abdullah Al-Hakim, penulis kitab “Al Mustadrik of Sahih Muslim and Sahih Al-Bukhari”, Abu Abdur-Rahman Al-Sulami, Abu Bakr ibn Furik, Abu Ali Al-Ruthabari of Khusran, Halal ibn Muhammed Al-Hafaar, dan Ibn Busran

Murid Abu al-Hasan, Ubaidullah bin Muhammad bin Abu Bakar, Abu Abdillah al-Farawi, Zahir bin Thahir asy-Syahhami, Abdul al-Jabbar bin Muhammad al-Hiwari, Abdul Hamid bin Muhammad, Abu al-Ma’ali, Muhammad bin Isma’il al-Farisi, Abdul Jabbar bin Abdul Wahhab ad-Dahhan

Dari mata rantai sanad yang terdapat dalam hadis tersebut, yang bermasalah adalah periwayat bernama Ubaid al-Athar yang memiliki nama lengkap Ahmad ibn ‘Ubaid ibn Ishaq ibn Mubarak al-‘Athar. Menurut Imam Ahmad bin Hanbal, ia pernah dan suka berbohong dan gurunya Qasim ibn Muhammad ibn ‘Aqil juga pernah berbohong. Imam al-Bukhari menyatakan bahwa hadisnya tidak sah, dan Yahya ibn Ma’in menilai hadis-hadisnya bathil.

Bertolak dari penelitian sanad tersebut, hadis tentang pendidikan jasmani tersebut adalah hadis dha’if, bahkan dapat mengarah kepada syadid al-dha’if karena terdapat periwayat yang al-kadzdzab, sebagaimana yang diterangkan sendiri oleh penyusun kitab syu’ab al-Iman. Meskipun hadis ini dha’if, tetapi kandungan maknanya tidak bertentangan dengan ajaran

(15)

universal agama Islam yang mengajarakan untuk berlomba dalam ketangkasan pacuan kuda sebagaimana yang dilakukan Nabi saw.

4. Kritik Matan Hadis

Dari sebuah penelusuran, terdapat perbedaan redaksi dari hadis tersebut, perbedaannya antara lain sebagai berikut:

No. Kitab Teks

1 Abu Nu’aim

ةحابسلا

مكءانبأ

اوملع

هيامرلاو

2 Faidh al-Qodir

ةحابسلا مكدلوأ

اوملع

ةيامرلاو

3 Iman al-Baihaqi

ةحابسلا مكءانبأ اوملع

يمرلاو

5. Penjelasan Hadis

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa kedudukan hadis tersebut adalah dha’if, namun jika dipahami kandungan maknanya secara mendalam sesungguhnya hadis ini tidak bertentangan dengan nilai-nilai universal ajaran Islam yang mengajarkan semangat berkompetisi dan berprestasi dalam bentuk ketangkasan berupa berenang dan memanah sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Selain kemampuan memintal tentunya yang harus dimiliki oleh perempuan sebagaimana dilakukan oleh muslimah saat itu.

Pada dasarnya kandungan hadis Nabi saw tersebut berisi anjuran untuk mengajarkan anak berolah raga dan mengajarkan perempuan untuk memiliki ketrampilan memintal. Tiga hal sebagaimana yang disebut hadis —meskipun lemah—adalah berenang, melempar panah, dan memintal yang diperuntukkan khusus perempuan.

Anjuran Nabi saw tersebut juga didukung oleh perintah Nabi kepada para orang tua untuk mendidik anak-anaknya memanah dan membiasakannya, menganjurkan perlombaan dan pertandingan untuk

(16)

memberikan semangat dan motivasi atas olah raga tersebut. Suatu ketika, Nabi saw pernah mengadakan perlombaan pacuan koda dan memberi hadiah kepada pemenang. Beliau juga menganjurkan pertandingan gulat, permainan pedang. Lomba jalan kaki dan sebagainya. (Ibn Ma’in, 1979: 394)

Dalam tradisi orang Arab pra-Islam dapat diketahui bahwa memang olah raga yang bersifat ketangkasan telah menjadi tradisi bangsa Arab dengan jenis olah raga yang didominasi oleh kegiatan memanah, berkuda, dan bermain pedang. Apa yang disabdakan Nabi saw adalah bentuk dari kontuinitas tradisi bangsa Arab yang dinilai tidak bertentangan dengan agama, bahkan menjadi pemicu alat untuk dakwah. Kemungkinan yang dapat dianalisis—meski masih spekulatif—adalah Nabi saw ingin mengantisipasi keadaan suatu saat apabila diperlukan orang yang tangguh dalam berperang melawan musuh, maka harus memiliki keahlian dan ketangkasan yang memerlukan fisik yang kuat. Jenis olah raga yang dapat dicapai adalah dengan berolah raga berkuda dan bermain pedang. Demikian memanah. Siapa yang pandai bermain kuda, atau bermain pedang, ataupun memanah, maka dapat direkrut menjadi pasukan perang yang handal manakala dibutuhkan.

Kemudian, apa maksud Nabi saw menunjuk jenis olah raga berenang? Padahal secara geografis, negara Arab pada saat Nabi saw hidup adalah dataran yang tandus, kering kerontang, dan tidak ada sungai yang mengalir di sana. Kemungkinan yang dapat dipahami dari hadis ini adalah antisipasi terhadap bentuk pendidikan ke depan yang relevan dan sesuai dengan konteks kehidupan zaman.

Anjuran tersebut juga didukung oleh perintah Nabi Muhammad SAW kepada para orang tua untuk mendidik anak-anaknya memanah dan membiasakannya, menganjurkan perlombaan dan pertandingan untuk memberikan semangat dan motivasi atas olahraga tersebut. Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW pernah mengadakan perlombaan pacuan kuda dan

(17)

memberi hadiah kepada pemenang. Beliau juga menganjurkan pertandingan gulat, permainan pedang. Lomba jalan kaki dan sebagainya.

Adapun ayat al-Qur’an dan hadits yang menjadi landasannya, sebagai dasar memperkuat peryataan hadits diatas.

...

ةةط

ق صصس

ي بق ه

د دقازقوق م

ي صصك

د ييلقعق هدافقط

ق صصأص

ي ا هقصصلملا ن

م إض ل

ق اقق

م

ض س

ي ج

ض لياوق م

ض ليعضليا يف

ض

...

Artinya: …"Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang Luas dan tubuh yang perkasa."… (Qs.Al-Baqarah:247)

...

ن

د يمضلي

ق ا ي

ي وضققليا ت

ق ريجقأ

ي تقس

ي ا ن

ض مق رقييخ

ق ن

م إض

Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. (Qs.Al-Qashas:26)

ن

ي صصمضوق ةةومقد ن

ي مض م

ي تدعيط

ق تقس

ي ا امق م

ي هدلق اود

ي ع

ض أقوق

ه

ض صصصلملا ومددصصصع

ق ه

ض صصصبض ن

ق وصصصبده

ض ريتد ل

ض صصصييخ

ق ليا ط

ض اصصصبقرض

م

د هدنقوم

د لقعيتق لق م

ي هضنضودد ن

ي مض ن

ق ير

ض خ

ق َآوق ميكدومددعقوق

م

ي هدم

د لقعييق هدلملا

Artinya: “dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya”….(QS. Al-Anfal:60)

Hadits yang berkaitan dengan hadits diatas, yaitu;

(18)

ن

د صصبيا اصصنقرقبقخ

ي أق ،ف

ة وردصصعيمق ن

د صصبي ن

د ورداصصهق انقثقدمصصحق

يصصبضأق ن

ي صصع

ق ،ث

ض رضاحقليا ن

د بي وردميع

ق ينضرقبقخيأق ،ب

ة ه

ي وق

ن

ق صصبي ةقصصبقق

ي ع

د ع

ق م

ض صصس

ق هدنمأ

ق ،ي

ي ف

ق ش

د ن

ض بي ةقمقام

ق ثد ي

ي لضع

ق

ىلقع

ق وقهدوق هضلملا ل

ق وس

د رق ت

د عيم

ض س

ق :ل

د وق

د يق ،رمضاعق

م

ي تدعيط

ق تقصصس

ي ا اصصمق م

ي هدلق اود

ي ع

ض أقوق " :ل

د وق

د يق ،رضبقنيمضليا

ن

م إض لقأ

ق ،ي

د صصميرملا ة

ق ومصصقدليا ن

م إض لقأ

ق ،قةةومصصقد نيصصمض

هاور)" ي

د صصميرملا ة

ق ومصصقدليا ن

م إض لقأ

ق ،ي

د ميرملا ة

ق ومقدليا

.(ملسم

Artinya:…“Uqbah ibn Amir berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda ketika beliau sedang berada di atas minabar: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah! Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah! Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah!”

Olah raga berkuda, memanah, dan berenang itu, selain memerlukan kekuatan fisik, juga membutuhkan intelektualitas yang tinggi. Pada zaman kejayaan Islam, pasca-Nabi Muhammad Saw (antara tahun 750-1924), kekuatan para prajurit Islam benar-benar tertumpu pada keahlian berkuda, memanah, dan berenang. Ketika menaklukkan Mesopotamia (Irak) dan Persia (Iran), pasukan Muslim terdiri dari para penunggang kuda yang piawai. Mereka juga harus mampu berenang mengarungi sungai-sungai Tigris dan Eufrat, serta menembus sasaran dengan panah (cikal bakal pasukan kavaleri dan artileri sekarang).

Begitu pula dengan pasukan Turki Ustmani di bawah Sultan Muhammad Al Fath. Ketika merebut Konstatinopel pada abad 14, harus terlebih dulu berenang mengarungi Selat Bospurus (karena laju kapal

(19)

dihadang oleh armada Romawi Byzantium di sepanjang pantai), baru naik kuda untuk mengobrak-abrik pasukan musuh dengan serangan panah bertubi-tubi. Bahkan pada zaman Nabi Muhammad saw, ketika terjadi perang-perang besar melawan kaum musyrikin dan kafirin, adu kepandaian berkelahi orang per orang baik menggunakan tangan kosong, maupun menggunakan senjata (pedang atau tombak) seakan-akan menjadi tradisi “pembukaan perang” massal.

Pada Perang Badar (bulan Ramadan tahun 2 Hijrah), misalnya, Sayyidina Ali dan Sayyidina Hamzah tampil melawan jago-jago berkelahi dari pihak kafir Quraisy. Setelah jago-jago Quraisy tersungkur mati, barulah perang massal dimulai. Dalam keadaan berpuasa waktu itu dan berkekuatan 313 orang saja, umat Islam berhasil mengalahkan para musyrikin Quraisy yang berjumlah 950 orang dan dipimpin para pakar perang berpengalaman, seperti Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sufyan, dan Khalid bin Walid.

Melatih fisik dengan berenang dan memanah dianjurkan oleh Rasulullah kepada para orang tua untuk mendidik anak-anak mereka. Hal ini dipertegas oleh Umar bin Khatthab Ra. yang berkata, “Ajarilah anak-anak kalian berenang, memanah, dan perintahkanlah mereka untuk melompat ke atas kuda.” Uqbah bin Amir Ra. selalu ingin latihan memanah padahal beliau telah lanjut usia, sehingga pernah ada yang mengatakan kepadanya, “Anda mengerjakan itu padahal Anda telah lanjut usia dan itu memberatkan Anda.” Beliau menjawab, “Kalau bukan karena sabda Rasulullah Saw., aku tidak akan mengerjakannya lagi.

a. Berenang dapat merupakan hal yang diperintahkan rasulullah, maka dianjurkan kepada orang tua untuk melatih anak-anaknya berenang sepeti hadits di atas.

b. Rasulullah Saw memerintahkan latihan berenang agar umat muslim tetap mimiliki tubuh yanng sehat dan kuat.

c. Dari segi pendidikan, berenang menggambarkan bahwa seseorang harus bergerak dalam mengarungi kehidupan, tanpa bergerak

(20)

seseorang akan mati dan tidak akan mendapatkan suatu apapun seperti halnya berenang, bila seorang tidak bergerak di dalam kolam berisi air maka ia akan mati karena tenggelam.

Tidak ada jenis olahraga yang dapat menguatkan tulang, melenturkan urat saraf dan menambahkan ketangkasan seperti olahraga renang. Berenang melibatkan semua otot di seluruh bagian tubuh. Semua organ vital, seperti jantung dan paru-paru ikut terlatih. Ini sangat menyehatkan dan membuat tubuh bertambah bugar. Daya tahan tubuh pun meningkat. Renang membuat otot dada dan paru-paru mengembang yang membuat kapasitasnya makin besar. Berenang sangat efektif membakar lemak. Berdasarkan penelitian, sekitar 25% kalori bisa terbakar dengan berenang.5

C. KESIMPULAN

Dari penjelasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa kedudukan hadis di atas adalah hadis marfu’ dhaif dan bisa juga hadis mauquf hasan. Dari mata rantai sanad yang terdapat dalam hadis tersebut, yang bermasalah adalah periwayat bernama Ubaid al-Athar yang memiliki nama lengkap Ahmad ibn ‘Ubaid ibn Ishaq ibn Mubarak al-‘Athar. Menurut Imam Ahmad bin Hanbal, ia pernah dan suka berbohong dan gurunya Qasim ibn Muhammad ibn ‘Aqil juga pernah berbohong. Imam al-Bukhari menyatakan bahwa hadisnya tidak sah, dan Yahya ibn Ma’in menilai hadis-hadisnya bathil.

Bertolak dari penelitian sanad tersebut, hadis tentang pendidikan jasmani tersebut adalah hadis dha’if, bahkan dapat mengarah kepada syadid al-dha’if karena terdapat periwayat yang al-kadzdzab, sebagaimana yang diterangkan sendiri oleh penyusun kitab syu’ab al-Iman. Meskipun hadis ini dha’if, tetapi kandungan maknanya tidak bertentangan dengan ajaran universal agama Islam yang mengajarakan untuk berlomba dalam ketangkasan pacuan kuda

5 http://syukririfai.wordpress.com/pendidikan-jasmani-menurut-as-sunnah diakses pada

tanggal 12 Januari 2012 jam 23.21 WIB.

(21)

sebagaimana yang dilakukan Nabi saw. Namun apabila ucapan itu dinisbatkan kepada Umar ibn Khattab (atsar Umar ibn Khattab), Atsar ini dinilai imam al-Sakhawi: Sanad (mata rantai perawinya) lemah, namun atsar ini memiliki kesaksian periwayatan. Dengan demikian sekiranya hadits tersebut dikatakan hadits marfu’ (ucapan Nabi) maka jelas lemahnya, namun apabila hadits ini dikatakan hadits mauquf, masih dapat dikategorikan hasan li ghairihi.

Perbedaan matan hadis yang berkenaan tentang pendidikan jasmani ini hanyalah perbedaan redaksi semata. Adapun secara kontekstual, sesungguhnya terlepas dari shahih tidaknya hadis tersebut tetaplah memberikan nilai yang positif bagi umat Islam, khususnya di bidang kompetensi fisik yang seharusnya dimiliki seorang muslim untuk kedepannya. Selain daripada itu hadis di atas juga tidak bertentangan dengan al-Qur’an, akal (logika), maupun sejarah, justru lebih kepada memberikan motivasi dan diambil manfaatnya demi kebaikan.

Berenang, memanah, dan memintal bagi perempuan sesungguhnya bukanlah suatu kegiatan yang tidak dibenarkan, hanya saja perintah dalam hadis tersebut bukanlah harus dimaknai secara denotatif, melainkan secara konotatif dan lebih luas penjabarannya. Sehingga petunjuk atsar tersebut dapat lebih dapat dirasakan substansinya sebagai bagian dari kebutuhan kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka

.

Salamah Noorhidayati, Kritik Teks Hadis; Analisis Tentang Ar-Riwayah Bi Al-Ma’na Dan Implikasinya Bagi Kualitas Hadis).Yogyakarta; Teras, 2009.

(22)

Sukintaka. 2004. Filosofi Pembelajaran & Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani. Bandung: Nuansa.

Syakir, Muhammad Fuad. 2005. Tidak Termasuk Sabda Nabi Muhammad SAW, terj. Ashim Musthafa Syakir. Jakarta; Pustaka Azzam.

Ranuwijaya, Utang. 2001. Ilmu hadis. Jakarta: Gaya Media Pertama.

http://konsorsiumhadis.wordpress.com/hadis-0069-belajar-renang-dan-memanah diakses pada tanggal 21 Desember 2014 jam 21.48 WIB.

http://syukririfai.wordpress.com/2010/05/26/pendidikan-jasmani-menurut-as-sunnah diakses pada tanggal 21 Desember 2014 jam 23.00 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Pernyataan Ibn Atsir tersebut juga dikuatkan oleh pendapat al-Qutaiby - yang dikutip oleh Yaqub (2003:22) - yang memberikan komentar terhadap hadis tersebut: "Kata miskin dalam

Dari penelitian hadis penggunaan media berbasis visual (gambar) yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, dapat dilihat dalam skema sekaligus telaah lengkap setiap periwayat dalam