• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Perilaku Tuna Runggu Sebagai A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perubahan Perilaku Tuna Runggu Sebagai A"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Perubahan Perilaku Tuna Rungu Sebagai Akibat Dari Komunikasi Interpersonal Dosen : Santa Lorita Simamora, MA

Oleh : Dian Kurniaty A. Kata Pengantar

Sebelum kita mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi pada seorang tuna rungu dalam berkomunikasi, kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang keadaan psikologis orang tersebut, sehingga kita bisa mengetahui metode yang tepat untuk bisa mengubah pola berkomunikasi bagi mereka yang merasa kurang percaya diri dalam berinteraksi dengan khalayak umum.

Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengembangkan tema yang disuguhkan oleh dosen yang bersangkutan dengan mata kuliah ilmu komunikasi yaitu pengaruh keterampilan social terhadap efektifitas komunikasi interpersonal.

B. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini ilmu dalam berkomunikasi sangatlah diperlukan, karena dengan berkomunikasi kita bisa mengetahui sejauh mana kita dapat menerima informasi yang datang dari pusat informasi atau sejauh mana kita dapat menyampaikan informasi kepada orang lain sehingga terciptanya komunikasi yang efektif.

Akan tetapi ada sekelompok orang yang merasa kesuitan dalam berkomunikasi, itu disebabkan karena kurangnya berinteraksi dengan orang lain yang mengakibatkan

“keminderan” yang mengubah perilaku orang tersebut, atau pada sebab lain yaitu sulitnya mengembangkan potensi diri, sehingga menjadi satu alasan untuk tidak melakukan komunikasi, sehingga diperlukan komunkasi secara interpersonal.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang penulisan didapat sebuah rumusan masalah yaitu, apakah komunikasi interpersonal efektif dalam mengubah perilaku tuna rungu?

D. Pembahasan

Tuna rungu adalah sebuah kelainan pada pendengaran dan percakapan yang mana si penderita tidak dapat mendengarkan suara dengan jelas dan juga kurang dapat menyebutkan kata-kata, karena sangat berpengaruh antara pendengaran dan percakapan. Penderita tuna rungu tidak berbeda dengan orang normal pada umumnya, mereka bisa melakukan apa yang orang normal lakukan.

Akan tetapi kita dapat melihat perbedaan dari mereka ketika berkomunikasi dengan lawan, diantara mereka ada yang mengeluarkan suara namun tidak terlalu jelas,

(2)

ada lagi yang hanya mengeluarkan huruf tertentu diiringi dengan gerakan tangan yang hanya orang tertentu yang bisa menerjemahkannya1. Terkadang kekurangan mereka itu yang menjadi alasan mereka untuk tidak mau melebur dengan yang lain.

Lalu, komunikasi yang seperti apa yang dibutuhkan agar bisa merubah kognitif, afektif, dan perilaku mereka, agar terciptanya komunikasi yang efektif?

Komunikasi pada hakikatnya adalah suatu hubungan yang melibatkan proses ketika informasi dan pesan dapat tersalurkan dari satu pihak (orang dan benda-media) ke pihak lain2. Dari pengertian komunikasi diatas dapat kita simpulkan bahwa ada suatu proses dalam mentransfer informasi dari satu pihak ke pihak yang lain dan proses itu akan mengakibatkan perubahan yang signifikan.

Dalam ilmu komunikasi terdapat beberapa macam jenis komunikasi seperti komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, kemudian komunikasi kelompok dan organisasi, komunikasi massa dan antar budaya3. Dan jenis komunikasi yang sesuai dengan tema adalah komunikasi interpersonal, karena komunikasi jenis ini dianggap lebih efektif prosesnya disbanding dengan yang lain. Terutama jika berhadapan dengan orang yang butuh perhatian khusus seperti tuna rungu.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang melibatkan dua individu dengan memanfaatkan tempat dan lambang sebagai sarana untuk melancarkan komunikasi tersebut4. Unsur komunikasi ini sama dengan unsur dari jenis komunikasi yang lain, yaitu pengirim pesan, pesan dan target penerima pesan, bagaimana si pengirim pesan mencoba mentransfer isi pesan, yang isinya berupa target agar penerima pesan bukan sekedar menerima tapi bisa di fahami dan di amalkan, sehingga terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif.

Dalam komunikasi interpersonal juga terdapat metode bagaimana agar komunikasi ini bisa berjalan efektif, seperti adanya saling terbuka, empaty (suatu tindakan terhadap apa yang terjadi pada seseorang / perasaan ingin membantu / apa yang harus dilakukan), kemudian adanya sikap saling mendukung memberikan semangat, dan menasihati, kemudian adanya tanggapan positive dari setiap tindakan yang dilakukan, dan adanya kesetaraan yang didalamnya ada sikap saling mengakui

1 Tunarungu.com/

2 Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, hlm. 11 3 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT Grasindo, hlm. 3

4 Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, hlm. 141

(3)

bahwa masing-masing punya nilai yang sama agar sama-sama mempunyai sesuatu untuk disumbangkan5.

Dari situ dapat kita lihat bahwa komunikasi interpersonal memiliki cara yang bertahap dalam melakukan pendekatan dengan seseorang, jika kita kaitkan dengan pendekatan kepada tuna rungu, itu akan menyebabkan perubahan secara bertahap mulai dari segi kognitif atau cara berfikir, kemudian dari segi afektif atau cara bersikap, dan perilaku atau hubungan dengan masyarakat, bagaimana tidak dengan komunikasi interpersonal akan membantu kita mengurangi ketidakpastian atau prasangka dalam mengenal seseorang yang baru dikenal melalui tahap tadi, kemudian dengan menggunakan sistem komunikasi interpersonal kita akan dengan sendirinya menyesuaikan bagaimana lawan berbicara, dalam hal ini tuna rungu, kita akan berusaha bagaimana memahami apa yang ia katakan dan mencoba memahamkan apa yang kita maksud, mungkin dengan melihat mata dan gerak tangan berulang – ulang, atau dengan cara lain yang membuat kita faham dan memahamkan maksud kita.

Seperti contoh kasus dalam mengajar Iqra atau tulis menulis, kita akan menemukan titik sulit ketika berkomunikasi dengan mereka karena mereka sudah menyerah sebelum mencoba, mereka menyerah karena merasa tidak bisa melafadzkan huruf-huruf yang kita sajikan, bahkan bisa jadi mereka menganggap huruf itu adalah musuh mereka, disanalah peran kita untuk meyakinkan mereka bahwa mereka bisa, dengan melakukan metode komunikasi interpersonal yaitu dengan memberi motivasi mereka untuk membaca huruf-huruf itu kemudian memberikan apresiasi atas usaha mereka dengan memberi respon positif, setelah itu mungkin kita bisa melakukan pendalaman tentang pribadi mereka, dari sana bisa kita ketahui apakah komunikasi ini berjalan efektif atau tidak, kemudian mudah bagi kita untuk mengetahui bagaimana keadaan psikis mereka, sehingga dengan mudah kita merubah pola pikir dan perilaku mereka supaya lebih baik lagi6. Wallahu a’lam..

E. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sedang dilakukan terhadap penyandang tuna rungu, bahwa rasa ketidak percaya dirian yang terkadang disebabkan dari kekurangannya dalam berkomunikasi secara normal, baik dalam pengucapan ataupun dalam pelafadzan dapat kita usahakan melalui tahapan yang disediakan dari komunikasi interpersonal

5 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Grasindo, hlm. 36 6 Pengalaman Pribadi

(4)

yang didalamnya terdapat metode untuk mencapai proses yang signifikan dalam merubah pola pikir serta tingkah laku dari tuna rungu ini, serta memberikan apresiasi terhadap mereka bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah sebuah prestasi.

Wallahuta’ala A’lam….

Referensi

Soyomukti, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. 2010

Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Grasindo. 2008 Tunarungu.com/

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pasangan suami istri di Dusun Meduran Desa Kidangbang Kecamatan Wajak Kabupaten Malang memiliki tingkat kematangan emosi

Zat pewarna yang dipakai secara universal didalam lipstick adalah zat warna eosin yang memenuhi dua persyaratan sebagai zat warna untuk lipstik, yaitu kelekatan pada kulit

Temuan yang diperoleh pada simulasi rumah tradisional Kejang Lako dengan program ECI CFD dan Ecotect adalah bangunan tersebut masih memenuhi persaratan nyaman dari

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 1 Tahun 2019 tentang Pertimbangan Teknis Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya (Berita

Sentuhan mata : Gejala yang teruk boleh termasuk yang berikut: kesakitan atau kerengsaan.. berair kemerahan Kesan Kesihatan

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus karena skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, Kompensasi, Corporate Governance terhadap Manajemen Laba (Studi

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan anugerah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Peran Rumput Laut Halymenia durvillaei

Kepala Banteng mengangguk lalu menjawab, “Di sini jejak kita sudah terhapus, tetapi bila mereka pergi lebih jauh lagi, mereka akan menemukan jejak kita.. Kita harus mulai