Dari Abu Hurairah RA,Bahwa Rasulullah
SAW bersabda: "Apabila tiba bulan
Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu
surga, ditutuplah pintu neraka dan
setan-setan dibelenggu".
RAMADHAN SAATNYA SINERGIKAN KEBAIKAN BAZNAS BERSAMA NEGARA SEJAHTERAKAN UMAT MEMUKAU DI HARI RAYA DALAM BALUTAN KILAU
GUBERNUR SUMBAR: BERZAKAT ITU MENGUNDANG BERKAH OLAHRAGA BERIMBANG PUASA PUN JADI BERSEMANGAT
Salam,
Majalah ini diterbitkan oleh: Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
dewan redaksi: Prof Dr. Didin Haidhuddin
Teten Kustiawan
M. Fuad Nasar, M.Sc,Hermin R. Rachim
Ndari Rumi Widyawati
Ratri Devy Arimbi
Budi Margonokonsultan Media: rubudesign.co
redaksi:
Karsono Tajuddin
Sunan Hasan
Vini Mariyane Rosya
Yocta NurRahman
FotograFer:
Miroslav Aroich
Nizzar Gaisanishutterstock.com. google.com
desain graFis:
Gunadi Kartasentanaredaksi dan iklan Jl. Kebon Sirih Raya No. 57 Jakarta Pusat. Tlp. (021) 3904555 Fax. (021) 3913777 www.baznas.or.id
Assalamualaikum Wr.Wb.,
Tak terasa, bulan suci Ramadhan hadir kembali di tengah-tengah kita. Kita tentu tak akan melewatkan bulan yang penuh rahmat dan maghirah Allah SWT ini tanpa ketaatan beribadah. Dan, kenikmatan beribadah itu akan kita rengkuh bersama lewat ibadah-ibadah berjamaah, misalnya, Shalat Isya dan Tarawih berjamaah, berbuka puasa bersama, dan bertadarus Quran bersama.
Memang indah dan nikmat jika kita bisa selalu bersama dalam beribadah, karena kita bisa saling mengingatkan dan memotivasi. Tapi, apakah kebersamaan itu hanya pada shalat dan mengaji Al-Quran dan hanya pada Ramadhan? Tentu saja tidak. Masih banyak kebaikan yang harus kita lakukan bersama-sama secara bersinergi di luar Ramadhan. Misalnya menanggulangi kemiskinan umat. Dan, ini sering luput dari perhatian kita.
Maka, majalah Zakat Edisi Mei-Juni 2015 ini mengangkat tema, Ramadhan,
Saatnya Sinergikan Kebaikan. Bahasan tentang tema ini ada di rubrik Zakat Utama yang dalam bagian wawancaranya, pembaca bisa menyimak hasil wawancara kami dengan Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama, Kemenko PMK, Prof. Dr. Agus Sartono, MBA.
Selain itu, pembaca juga bisa menyimak tulisan-tulisan yang terkait dengan Ramadhan, misalnya, Olah Raga Berimbang Puasa Pun Bersemangat di rubrik Bugar,Ajak Si Kecil Nikmati Ramadhan di rubrik Sakinah, dan Menghabiskan Ramadhan di Negeri Orang di rubrik Kitabah. Dan juga jangan dilewatkan tulisanDr.Adian Husaini yang berjudul Hakikat Mulia di rubrik Muhasabah. Akhirnya, kami mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya pada Ramadhan ini. Semoga meraih maghirah-Nya dan menjadi orang-orang yang bertakwa.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
SYAHID DI BULAN IED52 SILATURAHMI: PESANTREN MADINAH DARUL BAROKAH BUAH ISTIKAMAH DALAM BERDAKWAH
54 KIPRAH: MEMANEN MANISNYA BUAH NAGA ZCD BAZNAS BALIKPAPAN
56 PROFIL BAZNAS DAERAH
58 OPINI: PROF. T.M. HASBI ASH SHIDDIEQY, KARYANYA TENTANG ZAKAT JADI RUJUKAN
60 SIRAH:
62 MUHASABAH: HAKIKAT MULIA
64 KOMUNITAS: UMRAH BACKPACKER, UMRAH SERU TAK BERAT DI SAKU
68 UPZ CORNER: UPZ KPP KALIBATA BERKIPRAH DALAM PENDIDIKAN
70 MARHABAN YA RAMADHAN: MERAIH FADILAH DI BULAN BERKAH
74 DUNIA ISLAM: ISLAM TERUS MEREKAH DI NEGERI BERUANG MERAH
20 PROGRAM BAZNAS
28 PROGRAM BAZNAS DAERAH
30 AGENDA BAZNAS 2015
34 OPINI: SOLUSI TERBAIK MENGUBAH NASIB ORANG MISKIN
Menjadi Gaya Hidup
46
Gaya: Memukau di
Hari Raya dalam
Balutan Kilau
76
Sahabat
66
D
ari sejumlah negara di Eropa, perekonomian syariah negeri Ratu Elizabeth memang cukup berperan di benua biru. Bahkan, bisnis syariah yang berjalan diProspek Bisnis
Syariah di Inggris
Semakin Cerah
M
uhammad Rizwan, takmir masjid setempat menyatakan bahwa pada bangunan masjid yangdirenovasi tahun 1995 silam itu tidak ditemukan adanya dinding yang mengelupas atau pun retak-retak.
”Kami bersyukur ini semua karena kuasa Allah,” ucapnya. Begitu juga dengan Masjid Khasmiri, masjid yang berjarak sekitar 600 meter dari Masjid Jami Kathmandu. Bangunan masjid tua yang telah berdiri sejak 1524 itu juga terlihat tidak mengalami kerusakan apa pun.
Masjid Jami’ di tempat lain seperti Lalitpur dan kota Bharatpur juga dilaporkan masih berdiri tegak seperti sebelum dilanda gempa. ”Ada beberapa masjid di seputaran Kathmandu yang kebanyakan berusia di atas 100 tahun dan tidak ada yang rusak,” terang Rizwan.
Pada gempa yang memakan korban lebih dari 7000 jiwa itu, mayoritas Muslim selamat. Dari informasi yang berhasil dihimpun, ada dua orang Muslim yang menjadi korban dan belasan lainnya menderita cidera.
Rizwan menyebut, masjid menjadi sentra perlindungan warga yang menjadi korban sekaligus penyaluran bantuan logistik. Dia mengatakan, bantuan yang berhasil dihimpun dari Muslim Nepal itu disalurkan kepada siapa saja yang membutuhkan (merdeka.com)
Masjid di Nepal Tetap
Berdiri Pasca Gempa
Pemandangan tidak biasa terlihat di Bag Bazaar, ibu kota
Kathmandu, Nepal. Sebagian besar bangunan di kota tersebut
rata dengan tanah, tapi Masjid Jami Nepal masih berdiri kokoh
seolah tidak ter pengaruh dengan gempa yang mengguncang
negara itu beberapa saat lalu.
Prospek bisnis keuangan syariah di Inggris semakin
bersinar. Dalam beberapa tahun terakhir, tren positif
terus ditorehkan dari bisnis tersebut.
Masjid Kashmiri Taqiya di Kathmandu masih tampak kokoh & kuil yang rusak
sana terbilang sudah cukup lama, yakni hingga 30 tahun.
B
ATAM patut bangga. Kota ini menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki mal berkonsep halal. Berlokasi di kawasan Sukajadi, Kha zanah Plaza yang memiliki tiga jenis layanan yakni pasar swalayan, busana Muslim dan food court halal, resmi dibuka oleh Direktur LPPOM MUI Lukmanul Hakim, Jumat (1/5).Lukmanul menilai, konsep mal berbasis syariah patut menjadi teladan bagi para pelaku usaha di Indonesia. “Saya sungguh terharu dengan visi dan misi pengelola Khazanah Group yang tidak hanya berbisnis, namun juga memikirkan kemaslahatan masyarakat demi tabungan di akhirat kelak,” papar Lukmanul.
Berbeda dengan mal konvensional pada umumnya, Khazanah Plaza dikelola secara syariah dan profesional sehingga tak heran jika seluruh karyawati di mal ini mengenakan hijab. Selain itu, di
Mal Berkonsep Halal
Pertama Hadir di
Indonesia
Khazanah Plaza pun tampak tidak dijual barang subhat, apalagi haram. Mal ini menjamin seluruh produknya bersertiikat halal dengan halal food court yang bersih dan nyaman serta gerai busana Muslim yang lengkap.
General Manager Khazanah Plaza Eko Shaiful Ariin menyatakan, keistimewaan lain mal ini adalah selain berbelanja produk halal, pengunjung juga otomatis bisa beramal dengan menyisihkan sebagian hartanya untuk kegiatan sosial.
Eko menjelaskan, perusahaannya berkomitmen untuk memberikan 50 persen keuntungan usaha untuk kegiatan sosial, pendidikan dan kesehatan pada 5 tahun pertama melalui Khazanah Group. Bahkan, tambahnya, pada tahun ke enam dan seterusnya, seluruh keuntungan usaha diserahkan untuk kegiatan amal sosial. “Khazanah Plaza juga mengingatkan waktu shalat dan menghentikan kegiatan usaha sementara waktu untuk ibadah shalat serta tersedianya fasilitas mushala yang sangat memadai,” jelasnya.
Direktur LPPOM MUI Kepulauan Riau Khairuddin Nasution mengatakan, telah lama Batam memimpikan pusat halal bagi warga Muslim setempat. “Alhamdulillah, Pak Deni Defriandi (CEO Khazanah Group) sebagai pengusaha muda tergerak hatinya untuk mewujudkan harapan tersebut,” ucapnya.(detik.com)
Sin clair menyatakan bahwa ki-nerja perusahaan keuangannya dalam 18 bulan terakhir terus meng alami peningkatan yang di antaranya ditandai dengan berhasil mencatatkan keuntungan pada tahun lalu. “Dari segi pendapatan operasional meningkat hingga 168 persen,” katanya.
Bank Al-Rayan sendiri merupakan nama baru dari Islamic Bank of Britain,
bank syariah dengan operasional tertua di Inggris.
Selain meningkat secara signiikan, keuntungan yang diperoleh Bank Al-Rayan justu banyak disumbang oleh nasabah non-Muslim. ”Dari tahun lalu, nasabah yang bergabung 47
persennya merupakan non- Muslim,” ujarnya.
Lebih lanjut Sinclair mengatakan, nasabah non-Muslim tertarik dengan produk bisnis syariah ini karena etika bisnis yang dijalankan serta pendekatan yang digunakan Bank Al-Rayan terhadap nasabahnya dinilai baik (dreams.com)
Tak sekadar menjual
produk-produk bersertiikat
S
ebagai agenda tahunan BAZNAS Pusat, Rakernas ini memiliki empat tujuan. Pertama, mendorongMenguatkan Peran Zakat
dalam Pembangunan Daerah
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BAZNAS, alhamdulillah telah
terlaksana dengan baik pada 19-22 Mei 2015/1-4 Syaban
1436 H, dibuka oleh Menteri Agama RI, Bapak Lukman Hakim
Saifuddin. Acara ini diikuti oleh 160 peserta yang terdiri
dari para pengurus BAZNAS pusat, 29 BAZNAS provinsi dan
utusan 85 BAZNAS kabupaten/kota se-Indonesia.
percepatan pelaksanaan PP No. 14/ 2014 tentang Pelaksanaan UU No. 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat
pada BAZNAS seluruh Indonesia.
kedua, mendorong percepatan
pelaksanaan Inpres No. 3/2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat di Kementerian/Lembaga, Setjen Lembaga Negara, Setjen Komisi Negara, Pemda, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, melalui BAZNAS di semua tingkatannya.
ketiga, meningkatkan dukungan
pemda terhadap optimalisasi pengelolaan zakat. keempat,
memperkuat koordinasi BAZNAS, BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/ kota serta pemda dalam upaya meningkatkan peran dan kontribusi zakat untuk menunjang perbaikan taraf hidup rakyat, terutama yang berada di bawah garis kemiskinan.
Peran Zakat dalam Pembangunan daerah”. Penguatan BAZNAS daerah
dalam mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat untuk peningkatan kesejahteraan masya-rakat merupakan suatu keniscayaan.
Sejalan dengan landasan syariah pengelolaan zakat di mana Nabi Muhammad SAW memerintahkan pada Muadz bin Jabal ketika diutus ke Yaman, “Beritahu mereka bahwa Allah SWT telah mewajibkan zakat,
yangdiambil dari orang kaya mereka
dan dibagikan pada orang fakir di antara mereka”.
Selain menjalankan peran sebagai operator terbatas, BAZNAS me-ngemban misi strategis untuk mengoptimalkan fungsi koordinator per zakatan nasional dengan menguatkan SDM zakat, penguatan IT, dan memberi contoh atau model program pemberdayaan zakat untuk direplikasi oleh daerah.
Karena itu, kerja sama dan dukungan pemda terhadap BAZNAS di wi la-yahnya sangat diperlukan. Alham
dulillah, beberapa gubernur dan bupati/ walikota telah memberikan doro ngan dan dukungan kuat pada BAZNAS di daerahnya masing-masing.
Perkembangan Zakat
nasional
Rakernas BAZNAS 2015 telah membahas dan memutuskan berbagai hal penting, antara lain mengenai Peraturan Perundangan mengenai zakat, Tata Kelola BAZNAS Daerah, Pengumpulan dan Penyaluran serta Pelaporan Nasional. Untuk meningkatkan pengumpulan dan efektivitas penyaluran, BAZNAS dari tingkat kabupaten/kota hingga pusat akan memperkuat program pemberdayaan. Zakat juga akan difokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar
meraih sertiikat ISO 9001 - 2008 dan audit akuntan publik dengan predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian).
ketiga, penyaluran zakat untuk para
mustahik yang jumlahnya delapan
asnaf, baik bersifat konsumtif maupun produktif dengan berbagai program seperti ZCD. Diperkirakan setiap tahun dhuafa yang mendapat
treatment dari dana zakat sebanyak 2,9 juta orang atau setara dengan 9 persen dari jumlah penduduk miskin di Indonesia (Data BPS). keempat,
penguatan regulasi dan kebijakan pengelolaan zakat. kelima,
pengembangan sinergi dan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri.
Dari program-program di atas, program ZCD dan program penguatan sistem IT atau SIMBAZNAS adalah program yang diharapkan berdampak terhadap adanya percepatan dalam pengelolaan dan pendayagunaan zakat. Karena itu, pada Rakernas ini BAZNAS memberikan penghargaan kepada kepala daerah dan BAZNAS daerah yang memiliki keunggulan di dua program ini. Untuk penguatan SIMBAZNAS, insya Allah, IDB akan memberikan hibah sekitar 500.000 USD. Dalam kaitan ini BAZNAS bekerja sama dengan Kemenag dan Bappenas.
mustahik, serta BAZNAS akan meningkatkan perhatiannya terhadap kegiatan assessment bagi mustahik di kabupaten/ kota sebagai salah satu upaya untuk menjaga akurasi penerima manfaat.
Mengenai penghimpunan BAZNAS 2016 mulai dari tingkat kabupaten/ kota, provinsi hingga pusat, di-harapkan mencapai Rp 5,27 triliun. Target yang ditetapkan diupayakan agar dapat terus mendekati potensi zakat Tanah Air yang jumlahnya signiikan untuk digunakan sebagai salah satu instrumen peningkatan kesejahteraan umat.
Agenda istimewa pada Rakernas ini ialah adanya pemaparan pengalaman gubernur dan bupati/ walikota yang berhasil menguatkan peran zakat sebagai satu instrumen penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Juga pemaparan dari lembaga zakat Sudan tentang keberhasilannya mengelola zakat secara terintegrasi, serta dari BI dan Dirjen Bimas Islam tentang Core Principles on Zakat Management.
Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, berbagai sisi perzakatan nasional mengalami perkembangan, antara lain: Pertama, jumlah zakat
yang dikumpulkan melalui BAZNAS Pusat dan daerah setiap tahunnya mengalami peningkatan rata-rata 15 persen dari tahun sebelumnya. Khusus untuk tahun 2015 ini, pada kwartal pertama sampai April 2015 di BAZNAS pusat terdapat peningkatan penerimaan 37 persen jika dibandingkan pada kwartal pertama 2014. kedua, sosialisasi
dan edukasi zakat, serta penguatan kompetensi amil zakat, baik SDM, IT, program, pelaporan maupun evaluasi terus dilakukan sebagai agenda nasional BAZNAS. Sejak 2010 sampai sekarang, BAZNAS selalu
Prof. Dr. KH. Didin Haidhuddin, M.Sc
Ramadhan
Saatnya
Sinergikan
Kebaikan
Ramadhan kembali
datang menjumpai umat
Islam. Mereka sangat
bahagia karena tamu
agung itu menghadirkan
berlipat-lipat ganda
pahala dan berjuta-juta
ampunan.
S
ebagaimana dijelaskan dalam dua hadits berikut: “Setiap amal anak Adam akan dibalas berlipat ganda. Kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya sampai tujuh ratus kali. Allah berirman, ‘Kecuali puasa, di mana puasa itu untuk diri-Ku dan aku akan membalasnya. Dia meninggalkan nafsu syahwat dan makanan demi diri-Ku. Dan orang yang berpuasa itu mempunyai dua kegembiraan, yaitu kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat berjumpa dengan Rabb-nya.Dan sesungguhnya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi’”. (HR Muslim).
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap ridha Allah, niscaya akan diberikan ampunan kepadanya atas dosa-dosa yang telah berlalu”. (HR Bukhari dan Muslim).
Sebagai wujud kebahagiaan yang tiada tara, maka umat Islam mengisi hari-harinya selama Ramadhan itu dengan berbagai ibadah, baik yang sunah maupun yang wajib. Dan itu
Tentu ada hikmah yang bisa dipetik dari pemandangan indah itu, yakni umat Islam harus membangun kebersamaan, tidak hanya dalam ibadah ritual seperti shalat, tapi juga dalam berbagai persoalan yang masih menghantui umat, antara lain, kemiskinan dan pengangguran.
Saat ini, memang banyak program penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, baik di pemerintah daerah (pemda) maupun di lembaga/ kementerian. Tapi karena belum ada sinergi, kurang terkoordinasi, tidak saling menguatkan antar-sektor, maka hasilnya tidak maksimal. Artinya, cita-cita mewujudkan kesejahteraan umat belum juga tercapai.
Karena itu, dalam penaggulangan kemiskinan dan pengangguran perlu ada terobosan yakni adanya sinergi dan integrasi dari berbagai pihak, seperti lembaga pengelola zakat, pemda, dan lembaga/kementerian.
Sungguh akan menakjubkan hasilnya buat kesejahteraan umat, bila seluruh lembaga pengelola zakat di Tanah Air bersatu padu dan bersinergi dalam bentuk pengumpulan dan penyaluran zakat dengan menetapkan skala prioritas bersama. Lalu, bersinergi pula dengan pemerintah.
Ini pun sesuai dengan pendapat yang disampaikan Guru Besar Sosiologi Islam, Bambang Pranowo yang menyatakan bahwa jika zakat dikelola dengan baik dan melalui kerja sama atau sinergi antara pemerintah dan lembaga pengelola zakat, maka kemiskinan di Tanah Air mampu ditekan.
BAZNAS telah berupaya bersinergi dengan pemerintah daerah dan kemen terian/lembaga dalam pengum-pulan dan pendistribusian zakat. Dengan sinergi ini, pengumpulan zakat menjadi meningkat. Selain itu,
program pendistribusiannya juga tidak tumpang tindih dengan program pemerintah.
Menurut Deputi Koordinasi Pen-didikan Agama, Kemenko PMK, Agus Sartono, sinergi dengan BAZNAS tidak bertabrakan, bahkan penyaluran dana zakat mendukung program pemerintah.
Gubernur Sumatera Barat Iwan Prayitno menyambut baik sinergi dengan BAZNAS karena memang dana zakat yang dihimpun BAZNAS Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mampu mengurangi kemiskinan, mencerdaskan bangsa, sekaligus tanggap rehabilitasi bencana alam yang kerap terjadi di Sumbar.
“Kami melihat, dalam mengurangi kemiskinan terasa drastis sekali karena langsung menyasar kepada yang membutuhkan dan efektif. Misalnya, warga miskin yang masih belum ter-cover BPJS, maka kami bayarkan preminya lewat BAZNAS kepada BPJS,” katanya saat menyampaikan pengalamannya bersinergi dengan BAZNAS pada Rakornas BAZNAS se-Indonesia di Jakarta, 19 Mei lalu. Dia tampil
bersama Walikota Mojokerto, dan Bupati Berau.
Dia mempersilakan BAZNAS daerah lain untuk meniru gaya pengumpulan zakat di Sumbar, yaitu dengan instruksi berzakat bagi PNS yang gajinya telah mencapai nisab. “Bagi yang menolak instruksi itu, dia dapat dipindahkan dari Pemprov Sumbar. Jadi, kami tidak memerlukan perda karena warga Minang adalah mayoritas Muslim,” tegasnya.
Berbeda dengan Gubernur Sumbar, untuk menghimpun zakat BAZNAS Kota Mojokerto, Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus menerbitkan perda zakat dan surat keputusan bagi pengurus masjid yang menjadi unit pengumpul zakat (UPZ).
“Dengan cara ini, alhamdulillah
BAZNAS Kota Mojokerto tambah eksis. Muzakinya meningkat dari 633 orang (pada 2010) dan sekarang menjadi 1600 orang lebih. Produk-produk usaha kecil menengah (UKM) yang didukung BAZNAS, saya harapkan dapat bersaing dengan daerah dan negara lain,” katanya.
Jumlah penghimpunan zakat BAZNAS Berau juga meningkat dengan adanya dukungan Bupati H. Makmur berupa penerbitan instruksi bupati dan penerbitan izin usaha yang dikaitkan dengan pembayaran zakat.
Dia bersyukur, banyak program yang dapat bersinergi dengan melibatkan BAZNAS pusat dan BAZNAS Berau, antara lain, pengadaan air bersih untuk dua desa. “Dari kerja sama dengan BAZNAS, kami berkesimpulan, kemiskinan dapat teratasi dengan adanya BAZNAS. BAZNAS juga tidak akan berjalan apabila tidak mendapat dukungan pemda,”katanya.
BAZNAS Bersama Negara
Sejahterakan Umat
agus sartono
Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan
dan Agama, Kemenko PMK
Untuk mengoptimalkan
pengumpulan zakat,
pemerintah me nerbitkan
Inpres Zakat No.3/2014.
BAZNAS yang diamanahi
UU Zakat No. 23/2011
untuk melaksanakan
pengumpulan dan
pendistribusian zakat tentu
harus bersinergi dengan
lembaga/kementerian
agar amanahnya itu
Untuk mengetahui sejauh mana siner gi itu dan hal apa saja yang disiner gikan, kami mewawancarai Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama, Kemenko PMK, Prof. Dr. HR Agus Sartono, MBA.
Berikut hasil wawancaranya:
bagaimana pandangan bapak tentang peran baZnas atau zakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat/ bangsa indonesia?
Menurut pandangan saya, BAZNAS dengan penyaluran zakatnya mempunyai peran besar dalam membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya layanan dasar bagi kaum dhuafa di Indonesia. Banyak program pemerintah yang dibuat dalam rangka menurunkan kemiskinan, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui layanan dasar pendidikan dan kesehatan.
Namun, itu semua masih belum cukup. Perlu peran serta masyarakat dan pelaku usaha lainnya dalam membantu program pemerintah menurunkan kemiskinan. Salah satunya dana zakat yang dikumpulkan, baik yang dikelola oleh BAZNAS maupun oleh Lembaga Zakat lainnya. Mereka harus bersinergi dalam penyaluran dana zakatnya sebagai penguatan program-program pemerintah.
Menurut Bapak, langkah apa
untuk mengefektifkan kerja sama pemerintah dan baZnas serta lembaga zakat lainnya?
Langkah-langkah untuk menge-fektifkan kerja sama pemerintah dan BAZNAS serta lembaga zakat lainnya adalah, Pertama, koordinasi dan kerja sama secara intens dalam merencanakan dan melakukan program-program yang berkaitan penanganan kaum dhuafa, kaum papa, dan kaum miskin yang masih menjadi persoalan bangsa kita.
Program Deputi Bidang Pendidikan dan Agama Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), saat ini dan ke depan akan terus meningkatkan sinergi dengan BAZNAS dan lembaga zakat lainnya, untuk mewujudkan Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam. Program ini merupakan salah satu program dalam pendayagunaan dana zakat masyarakat yang sasaran utamanya adalah peningkatan kualitas madrasah dan pondok pesantren sebagai salah satu institusi pendidikan Islam yang di dalamnya terdapat individu-individu yang dikategorikan sebagai salah satu ashnaf (penerima dana zakat). Program yang sangat baik ini terdiri dari atas: Program Beasiswa Santri; Program Apresiasi Pendidik (bantuan guru atau ustad); Program Perbaikan Fasilitas Pendidikan serta yang tidak kalah pentingnya adalah Program Bantuan Ekonomi, seperti pelatihan kewirausahaan dan bantuan modal usaha. Saya kira, Kemenko PMK dan BAZNAS mempunyai kesamaan dari aspek menangani masalah-masalah kemiskinan.
Kedua, rapat koordinasi rutin tahunan (setahun 2 kali). Kami di Kemenko PMK dapat memfasilitasi rapat koordinasi bersama semua Kementerian/Lembaga (K/L) terkait dengan pelaporan dan evaluasi hasil pengumpulan dan penyaluran zakat secara nasional. Laporan kinerja yang baik terukur dalam perencanaan dan implementasi secara rutin disampaikan tentunya akan meningkatkan kepercayaan publik yang pada gilirannya akan meningkatkan pengumpulan dana zakat dari K/L.
hikmah apa yang didapat dari kerja sama yang dilakukan baZnas dan kemenko PMk?
Kerja sama BAZNAS dan Kemenko PMK mempunyai banyak hikmah
yang bisa kita petik. Pertama, jalinan silaturahim antar-lembaga pemerintah semakin baik dan meningkat. Hal ini dapat meningkatkan kualitas koordinasi dan sinkronisasi program-program yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Kedua, program penyaluran dana zakat yang berhasil dikumpulkan BAZNAS disalurkan melalui program peningkatan kesejahteraan rakyat sejalan dengan program Nawa Cita. Program-program BAZNAS yang dibuat pada ujungnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, di antaranya yang saya ketahui :(1) Program Rumah Makmur BAZNAS merupakan program pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan, pem -berian modal kerja, dan pen-dampingan; (2) Program Rumah Cerdas Anak Bangsa yaitu bantuan Dana Pendidikan Anak Negeri dan Satu Keluarga Satu Sarjana; (3) Program Rumah Sehat yaitu layanan kesehatan masyarakat miskin secara gratis dg sistem keanggotaan (4) Program Tanggap Darurat Bencana, yaitu bantuan kepada masyarakat yang tertimpa musibah; (5) Program Konter Layanan Mustahik merupakan program penyaluran ZIS dalam bentuk pemenuhan kebutuhan dasar mustahik berupa biaya hidup, pembayaran tunggakan uang sekolah/kuliah, biaya berobat, santunan anak yatim dan lansia dan sebagainya.
Di sinilah Kemenko PMK merasa ter bantu dengan partisipasi aktif yang dilakukan oleh BAZNAS da-lam membantu program peningkatan kesejahteraan rakyat (kesra). Se ma-ngat berlomba-lomba dalam kebaikan menjadi napas dalam pelaksanaan program-program yang ada.
sejumlah penduduk miskin Indonesia akan terbantu sehingga jalinan kasih sayang antara si kaya dan si miskin akan terbangun.
apakah sinergi yang dilakukan tidak bertabrakan dengan program pemerintah?
Sejauh ini tidak bertabrakan dan bah kan penyaluran dana zakat mendukung program pemerintah, seperti Program Indonesia Sehat, Indonesia Pintar dan Keluarga Sejahtera.
apakah program-program yang dilakukan baZnas tidak tumpang tindih dengan program pemerintah?
sejauh ini program-program
BAZ-NAS tidak tumpang tindih, malah melengkapi dan membantu program-program yang barangkali belum tercover oleh pemerintah. Sebagai salah satu contoh bantuan yang kami sinkronkan adalah dalam hal peningkatan layanan pendidikan madrasah dan pondok pesantren. Saat ini, hanya sekitar 10 persen saja dana yang dapat dianggarkan oleh pemerintah untuk pembiayaan pendidikan keagamaan Islam. Padahal, di seluruh wilayah Indonesia terdapat lebih dari 27.000 pondok pesantren (pontren) dan 73.000 madrasah, dengan kondisi fasilitas pendidikan terbatas yang juga pada umumnya adalah salah satu lembaga tempat menampung kaum dhuafa yang ingin mendapatkan pendidikan.
Program-program pemerintah apa yang masih perlu didukung oleh baZnas dan lembaga zakat lainnya?
Beasiswa pendidikan untuk anak-anak tidak mampu yang berprestasi, bantuan asrama pesantren yang sangat membutuhkan, apalagi yang di dalamnya ada santri-santri dari keluarga tidak mampu, bantuan madrasah diniyah swasta, pendirian
fasilitas kesehatan untuk kalangan tidak mampu, pemberdayaan eko nomi komunitas masyarakat lemah dan lain sebagainya. Paling tidak men cakup program-program di bidang Agama, Pendidikan, dan Kesehatan.
sejauh mana sinergi yang dilakukan lembaga/ kementerian di bawah koordinasi kemenko PMk dengan baZnas dalam mengimplementasikan inpres Zakat no. 3 tahun 2014?
Sinergi yang dilakukan perlu ditingkatkan lagi, khususnya dalam mengimplementasikan Inpres Zakat No. 3 Tahun 2014. Menurut hasil penelitian BAZNAS tahun 2012 bahwa “Potensi Zakat PNS Pusat” mencapai Rp1,624 triliun, namun saat ini hasil pengumpulannya baru mencapai Rp82,9 miliar pada tahun 2014. Masih jauh dari harapan target pengumpulan. Pengumpulan zakat ini masih menemui beberapa kendala yang masih terus dicari solusinya. Perlu sosialisasi lebih giat, tidak hanya dalam pertemuan-pertemuan formal melalui rapat, namun juga perlu dicoba dengan menggunakan media lain, seperti media elektronik dan koran. Di samping memang terus dilakukan sosialisasi kepada para muzaki langsung di semua K/L.
selain sinergi dalam
hal pengumpulan zakat,
bagaimana sinergi program pemberdayaan zakatnya?
Sinergi program pemberdayaan zakatnya juga perlu dilakukan dan ditingkatkan lagi. Maka, perlu adanya sin kronisasi beberapa program yang sama-sama saling mengisi dan membantu dalam rangka me-ningkatkan kesejahteraan rakyat dan menurunkan kemiskinan.
Partisipasi BAZNAS dalam Sail To-mini 2015 di Provinsi Sulawesi Te-ngah sangat bermanfaat dalam
pem berdayaan ekonomi pondok pe santren di wilayah Kabupaten Parigi Moutong dengan memberi bekal pelatihan kewirausahaan. Ha-ra pannya kelak paHa-ra santri tidak hanya belajar agama, tapi juga punya bekal ilmu yang bermanfaat setelah lulus dari pondok pesantren. Dalam kegiatan Sail Tomini 2015 nampak koordinasi dan berbagi peran dengan 9 K/L lainnya dalam hal pemberdayaan ekonomi umat sangat baik dan dukungan pemberdayaan umat oleh BAZNAS sangat dominan. Selain bantuan layanan pendidikan juga dalam hal layanan kesehatan. Bantuan pembangunan Rumah Sehat BAZNAS yang segera dibangun Kabupaten Parigi Moutong diyakini akan turut membantu kaum dhuafa mendapatkan pelayanan kesehatan gratis.
apa harapan bapak atas adanya sinergi ini? apa pula harapan atau imbauan bapak kepada kementerian/lembaga (k/l)?
1. Gubernur Sumatera Barat 2. Gubernur Sumatera Selatan 3. Bupati Tanah Datar 4. Bupati Solok Selatan 5. Bupati Sijunjung 6. Bupati Agam 7. Bupati Pesisir Selatan 8. Bupati Padang Pariaman 9. Bupati Lima Puluh Kota 10. Walikota Prabumulih 11. Bupati Oku Timur 12. Bupati Gresik 13. Walikota Mojokerto 14. Bupati Siak Sri Inderapura 15. Bupati Pasaman Barat
Kategori Pembina BAZNAS Daerah Terbaik
1. BAZNAS Provinsi Sumatera Barat 2. BAZNAS Provinsi Jawa Barat 3. BAZNAS Provinsi Kalimantan Timur 4. BAZNAS Kabupaten Agam 5. BAZNAS Kabupaten Tanah Datar 6. BAZNAS Kabupaten Berau 7. BAZNAS Kota Balikpapan
Kategori Pelaksanaan Program Zakat
Community Development
1. BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan 2. BAZNAS Kabupaten Serang 3. BAZNAS Kabupaten Sukabumi 4. BAZNAS Kabupaten Kuningan 5. BAZNAS Kabupaten Gresik 6. BAZNAS Kota Probolinggo 7. BAZNAS Kabupaten Berau
Kategori Penggunaan Sistem Informasi Manajemen BAZNAS Tahun 2015
PENERIMA
PENGHARGAAN
DARI BAZNAS
Menyesuaikan
Ketentuan Zakat
Penghasilan
Zakat adalah kewajiban yang
ada aturannya, baik dari
S
ebagaimana nentuan standar perhitungan diketahui, pe-zakat penghasilan menggunakan tiga pendekatan. Pertama, menggunakan ketentuan zakat perdagangan atau emas perak, yang ketentuan pemberlakuannya adalah adanya syarat haul (satu tahun), kadar 2,5 persen dan batas pendapatan minimal per tahun mencapai angka senilai 85 gram emas.Kedua, menggunakan ketentuan zakat pertanian, yang kadar nishabnya mencapai angka senilai 5 ausaq, atau 653 kg gabah, atau senilai 524 kg beras dan tidak ada aturan haul. Kadar yang diberlakukan adalah sebesar 5 persen.
Ketiga, mengkombinasikan kedua pendekatan sebelumnya, yang ketentuan nishab atau pendapatan minimal kena wajib zakatnya menggunakan standar zakat pertanian (524 kg), sehingga tidak ada haul, dan kadarnya menggunakan standar zakat perdagangan/emas perak, yaitu 2,5 persen. Pendekatan ini dikenal dengan istilah pendekatan berbasis qiyas syabah.
Hingga hari ini, Indonesia masih menggunakan pendekatan ketiga ini. Penggunaan nishab zakat pertanian ini mengharuskan otoritas zakat untuk senantiasa memonitor tingkat harga beras yang diterima petani di lapangan, berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku.
Pada praktiknya, tingkat harga beras standar di level petani ditetapkan oleh keputusan yang dibuat oleh Presiden. Saat ini, harga beras standar di tingkat petani mengalami peningkatan, dari Rp 6.600,-/ kg menjadi Rp 7.300,-/kg, sesuai Instruksi Presiden No 5/2015. Inpres ini ditanda tangani Presiden Jokowi pada tanggal 17 Maret 2015 lalu.
Dengan berlakunya Inpres tersebut, menggantikan Inpres sebelumnya (Inpres No 3/2012), maka standar nishab zakat penghasilan pun mengalami perubahan. Ada kenaikan sebesar 10,7 persen pada batas nishab yang ada, dari pendapatan minimal Rp 3,46 juta/bulan/individu, menjadi minimal Rp 3,83 juta/bulan/ individu. Kenaikan ini merupakan hal yang sangat wajar, mengingat terjadi perubahan pada kondisi perekonomian secara umum.
Jika dibandingkan dengan standar emas, batas pendapatan dengan standar beras ini lebih tinggi.Harga emas rata-rata per gram per tanggal 31 Mei 2015 adalah sebesar Rp 508.500/gram. Artinya, dengan standar emas maka nishab zakat penghasilan akan menjadi Rp 43,22 juta/tahun atau sekitar Rp 3,6 juta/ bulan. Dengan lebih tingginya standar zakat yang dipakai di tanah air ini, maka paling tidak hal ini telah sedikit mengakomodasi tingkat perubahan harga (inlasi) yang terjadi di negara kita. Dengan ketentuan nishab zakat penghasilan berdasarkan zakat pertanian, maka pendapatan minimal seseorang sebagai wajib zakat adalah minimal Rp 3,83 juta/bulan.
Dengan adanya perubahan ini maka diharapkan BAZNAS dan lembaga amil zakat (LAZ) dapat melakukan sosialisasi yang lebih baik kepada masyarakat agar mereka mengetahui batasan minimal pendapatan yang wajib mereka keluarkan zakatnya. Kalaupun pendapatan mereka belum terkena kewajiban zakat, maka paling tidak, mereka bersemangat untuk berinfak dan bersedekah sesuai dengan kemampuan.
Kita berharap bahwa semangat berbagi ini, yang ditunjukkan oleh komitmen untuk menunaikan ibadah
zakat, infak dan sedekah ini, akan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.Ini sangat penting karena saat ini masih terdapat kesenjangan yang masih sangat tinggi antara potensi zakat dengan realisasinya.
Sebagai koordinator zakat nasional, BAZNAS diharapkan dapat memainkan peran sentral untuk menaikkan proporsi penghimpunan zakat nasional agar bisa menembus batas psikologis pertama, yaitu 3 persen dari total potensi yang ada. Artinya, upaya penghimpunan zakat diharapkan dapat menyentuh angka Rp 6,51 triliun secara nasional.
Ketika batas psikologis ini bisa ditembus, maka penulis memprediksikan akan ada lompatan besar dari sisi pengelolaan zakat. Untuk itu, sosialisasi dan edukasi menjadi kata kunci yang bisa mendorong penguatan semangat berzakat masyarakat. Termasuk kesadaran untuk menunaikan zakat melalui institusi zakat resmi berdasarkan UU No 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat. Wallahu a’lam.
irfan syauqi beik
Hermin R. Rachim Kepala Divisi Penghimpunan dan
Komunikasi Lembaga BAZNAS
Indonesia Berzakat,
Indonesia Sejahtera
M
enyambut Ramadhan, kami melakukan berbagai kegiatan, antara lain, memberi pembekalan terhadap 43 orang relawan BAZNAS yang menjadi ujung tombak kami, khususnya pada Ramadhan, dalam sosialsasi dan penghimpunan zakat melalui konter-konter di mal dan perkantoran.Kegiatan lain adalah Festival Kebon Sirih. Kegiatan itu berupa festival yang digelar di sepanjang Jalan Kebon Sirih Raya. Kemeriahanya akan diisi
dengan berbagai ragam kuliner dari
food truck, bazar barang bekas artis, hingga beragam permainan jadul. Kegitan itu terbilang baru kali pertama diadakan. Rencanya tiap tahunnya nanti secara konsisten akan terus dihelat.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami juga melangsungkan Tarhib Ramadhan. Kegiatan pawai menyusuri jalanan ibu kota itu sebagai bagian mensosialisasikan bahwa Ramadhan telah semakin dekat. Sekaligus mengajak masyarakat untuk mempersiapkan diri menyambut bulan penuh
maghirah itu.
Puncaknya, pada 13 Juli 2015, dengan menggandeng MetroTV, kami akan menyelenggarakan peringatan Hari Zakat Nasional yang jatuh pada 27 Ramadhan. Tema besar yang diambil dalam kesempatan itu adalah “Indonesia Berzakat”.
Di sana, kami akan berkumpul bersama para alim ulama, dan umara. Tak ketinggalan sejumlah Lembaga Amil Zakat (LAZ) se- Indonesia juga akan meramaikan peringatan itu.
Insya Allah, Presiden Joko Widodo akan menghadiri peringatan itu.
Di antara rangkaian selama bulan Ramadhan itu kami juga akan mengadakan sejumlah kegiatan, mulai buka puasa bersama hingga “Muzaki BAZNAS Ghathering”.
Kami terus berharap, semaraknya rangkaian kegiatan yang BAZNAS gelar selama bulan yang penuh dengan rahmat itu mampu mengundang keberkahan, terutama pada penghimpunan zakat. Diharapkan, masyarakat semakin mengenal BAZNAS sehingga makin mudah dan makin meningkat masyarakat dalam berzakat.
Yang tidak kalah penting, dengan terhimpunnya dana umat melalui BAZNAS ini dapat mendorong meningkatnya derajat para mustahik. Bersama-sama pemerintah, BAZNAS siap membantu percepatan mewujudkan umat yang sejahtera.
Ramadhan menjadi
istimewa karena
dalam rangkaian
ibadah puasa sebulan
penuh itu terdapat di
dalamnya kewajiban
Daftar Nomer Rekening
Baznas
Plaza Mandiri
Thamrin
Jakarta Prapatan
Ciracas
Kwitang
Jatinegara
KP Sudirman
Jakarta
Jakarta Benhil
Jakarta Benhil
Pondok Indah
Melawai
Kuningan
Harmoni
Jakarta Benhil
KP Kuningan
Sudirman
Rekening Ponsel
KP Cik Ditiro
KC Bekasi
KP Operasional Senayan
Bank Panin Syariah
070-00 -0185555-5
700 1325498
0029 2855 58
0058 3323 62
6860 1487 55
011-555510
301 007 0753
2-700-000555
009 555 5554
098 888 8819
971 0064 55
8800255-01-6
10000 15559
7011 0011 55
1000 783214
127.80.0001.555
502.01.0011 8.00.9
081 00000 111
990 00 23 828
006.01.01.00555.5
500.100.555.3
1009001189
REKENING ZAKAT
BANK
CABANG
REKENING INFAK
070 00 0187777 3
700 1334 756
0029 2829 77
0058 3323 70
6860 1485 77
011-777710
301 007 0752
2-700-005777
009 577 7779
098 888 8819
971 0078 77
8800277-01-0
10000 17779
7011 0016 77
1000782854
127.80.0001.977
502.01.0011.9005
081 00000 777
990 00 47 964
006.01.01.00777.7
500.100.777.0
-syariah
Pemahaman atau
kesadaran masyarakat
Indonesia, khususnya
umat Muslim, tentang
zakat, infak dan sedekah
(ZIS) relatif masih rendah.
Karena itu, sosialisasi dan
edukasi tentang ZIS perlu
lebih digalakkan lagi.
“Saya senang bahwa tujuan Rakernas BAZNAS ini, salah satunya adalah ingin mendalami dan lebih mengintensifkan strategi sosialisasi terkait zakat, khususnya di kalangan muzaki,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada sambutan pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BAZNAS se- Indonesia, di Jakarta, (19/5).
Dia mengatakan hal itu, karena dia merasa sebagian umat Islam masih
lebih mementingkan keshalehan individual dibandingkan dengan keshalehan sosial. “Dalam ibadah haji misalnya, mereka yang sudah pernah berhaji, bahkan sudah berkali-kali berhaji masih saja mendaftar untuk bisa berhaji, meskipun jalan antreannya cukup panjang karena kuota yang kita miliki terbatas,” katanya.
Menurut Lukman, yang dimaksud dengan keshalehan sosial adalah bagaimana agar umat juga punya kesadaran teologis, kesadaran yang berlandaskan pemahaman terhadap syariat bahwa mementingkan orang banyak itu juga bagian yang amat penting dari tujuan akhir syariat itu ditegakkan. “Yang terkait dengan ZIS, saya meyakini betul bahwa seluruhnya pada hakekatnya berorientasi pada kemaslahatan umat,” tegasnya.
Jadi, tambahnya, pemahaman seperti inilah yang perlu lebih digalakkan lagi sehingga keshalehan sosial itu bisa menjadi titik tekan yang lebih bagi setiap umat Muslim di Indonesia dibandingkan dengan keshalehan individual. “Keshalehan individual tentu penting, tapi keshalehan sosial juga tidak kalah pentingnya. Dan di sinilah sesungguhnya syariat ZIS juga bagian dalam upaya mengimplementasikan nilai atau ajaran Islam,” ujarnya.
Menag lebih lanjut menegaskan, dalam konteks Indonesia, kemampuan masyarakat untuk bisa mendistribusikan dana yang dimilikinya untuk kepentingan sosial, jauh memiliki nilai manfaat dibandingkan dana-dana tersebut digunakan untuk ibadah-ibadah individual.
Dia berharap, melalui Rakernas ini, BAZNAS pusat dan BAZNAS daerah makin meneguhkan komitmen bersama untuk meningkatkan tata kelola zakat yang amanah, transparan dan akuntabel. “Seluruh jajaran BAZNAS pusat dan daerah haruslah satu bahasa untuk menjaga marwah lembaga zakat. Karena, lembaga ini selalu dituntut bekerja profesional dan melayani umat sepenuh hati,” tegasnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Me nag juga menyingggung soal para pengungsi warga Rohingya. Dia tegaskan, pemerintah sangat meng-hargai kepedulian lembaga zakat di Tanah Air membantu para pengungsi warga Ronghya dari Myanmar yang memasuki wilayah perairan Indonesia. “Saya memandang hal itu sebagai bentuk kesadaran kita sebagai bangsa yang beragama yang memiliki rasa perikemanusiaan untuk menolong sesama umat yang membutuhkan,” ujarnya.
H
al tersebut diungkapkan Ka-polri Komjen Pol Badrodin Haiti dalam sambutan yang dibacakan oleh Irwasum Polri, Komjen Pol Dwi Priyatno pada acara sosialisasi Inpres No.3/ 2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat di Lingkungan Mabes Polri, Rabu (13/5).“Kapolri berpesan, polri akan mendukung secara penuh inpres ini dengan sosialisasi dan penyebaran
informasi, memfasilitasi personel untuk membayar zakat, hingga rencana pembayaran zakat yang terintergrasi. Tentunya hal ini perlu diatur dalam peraturan Kapolri,” ungkap Dwi.
Dwi memaparkan saat ini jumlah perwira Polri mencapai angka 420 ribu personel dimana potensi muzaki (pembayar zakat) sebanyak 350 ribu personel. Jumlah tersebut, imbuh
Dwi, ia harapkan dapat memberikan kontribusi peningkatan pengumpulan zakat secara signiikan.
Menurut Dwi, Mabes Polri memiliki keyakinan optimalisasi pengumpulan zakat memiliki posisi penting dalam pemberdayaan perekonomian masyarakat serta peningkatan perekonomian negara.
“Kapolri juga berpesan agar pengelolaan zakat dapat dilakukan secara transparan agar tidak ada penyimpangan,” jelasnya.
Ketua Umum BAZNAS Didin Haidhuddin yakin dukungan jajaran Polri signiikan dalam upaya penanggulangan kemiskinan serta peningkatan kesejahteraan umat. Saat ini, dana zakat baru tersalurkan kepada 2,8 juta orang mustahik atau sekitar 9 persen dari angka penduduk miskin Indonesia. “Atas nama BAZNAS saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas izin dan dukungan Kapolri,” ucap Didin.
Sosialisasi optimalisasi pengumpulan zakat itu sendiri disampaikan Direktur Pelaksana BAZNAS Teten Kustiawan. Selain pengenalan BAZNAS beserta program-program unggulannya, Teten pun menjelaskan fasilitas payroll system.
Dalam pemaparannya, Teten menjelaskan bahwa pada dasarnya manfaat utama zakat kembali kepada muzaki bukan mustahik. “Tujuan zakat ini untuk membersihkan harta kita yang halal dan menenteramkan hati karena zakat bukanlah money laundry,” ucapnya.
Sosialisasi Inpres Zakat:
Mabes Polri Siap
Rumuskan Aturan
Pendukung
Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes
Polri) menyambut positif ajakan optimalisasi
pengumpulan zakat bagi semua perwira. Kapolri pun
siap merumuskan aturan pendukung yang dibutuhkan
BAZNAS dalam mewujudkan pembayaran zakat yang
terintegrasi.
B
adan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menargetkan penghimpunan zakat pada 2016 sebesar Rp5,3 triliun. Sedangkan program nasional yang akan dilaksanakan adalah Zakat Community Development (ZCD) dan Ru mah Sehat BAZNAS (RSB).Target penghimpunan zakat dan program nasional tersebut ditetapkan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BAZNAS se-Indonesia yang digelar pada 19-22 Mei 2015 di Jakarta. Rakernas yang dibuka Menteri Agama Drs. Lukman Hakim Syaifuddin itu dihadiri 162 orang peserta dari 26 BAZNAS provinsi dan 85 BAZNAS kabupaten/kota dengan nara sumber, antara lain, Gubernur Sumatera Barat Prof. Dr. Irwan Prayitno, Bupati Berau Drs. H. Makmur HAPK, MM, Walikota Mojokerto Drs. H. Mas’ud Yunus, Dr. Dadang Mulyawan (Bank Indonesia), dan Dirjen Bimas Islam Prof. Dr. Machasin.
“Pencapaian penghimpunan zakat 2014 ternyata mendekati target yang ditetapkan. Dari data yang ada, diperkirakan BAZNAS saja bisa mencapai Rp2,2 triliun. Karena itu, kita menetapkan target penghimpunan zakat 2016 sebesar Rp5,3 triliun dan alhamdulillah target ini disepakati oleh seluruh peserta,” kata Direktur Pelaksana Teten Kustiawan saat menyampaikan kesimpulan Rakernas BAZNAS 2015, Kamis (22/5).
Tentang dua program nasional, yaitu ZCD dan RSB, Teten menjelaskan bahwa BAZNAS sudah memetakan kesiapan kedua program tersebut di daerah. “Kita tinggal merumuskan program tersebut, kemudian mencari pendanaannya,” tegas Teten.
Targetkan Penghimpunan
Zakat 2016 sebesar Rp5,3 Triliun
Selain ZCD dan RSB, BAZNAS juga akan melaksanakan program
Capacity Building. Terkait dengan
Capacity Building, baik untuk lembaga maupun sumber daya manusia (SDM), BAZNAS juga sudah memetakannya. “Kami rekap dan dapat menjadi agenda kita, baik pada 2015 maupun pada 2016,” katanya.
Teten berharap, apa yang telah dicatatkan di kertas menjadi komitmen untuk diperjuangkan. “Mudah-mudahan ini mengantarkan langkah kita menjadi BAZNAS yang amanah, profesional, dan akuntabel. Tentu saja mendapat ridha dari Allah SWT,” katanya mengakhiri laporan Rakernas BAZNAS 2015.
Dalam sambutan penutupan Raker-nas, Ketua Umum BAZNAS Prof. Dr. K.H. Didin Haidhuddin, M.Sc. menyatakan, sebuah rencana atau cita-cita harus didekati dengan 4 hal.
Pertama, kerja ikhlas yang tanda-tandanya, antara lain, tidak ada dendam, tidak ada frustrasi, dan tidak ada keluhan. “Manifestasi dari ikhlas
adalah aktif karena ikhlas itu selalu dikaitkan dengan amal,”kata Didin.
Kedua, kerja keras, yakni bekerja dengan penuh kesungguhan. “Tidak mungkin kita bisa optimal kalau tanpa kerja keras dan ini harus menjadi bagian dari budaya kerja para amil zakat. Saya yakin, target penghimpunan zakat Rp5,3 triliun bisa dicapai dengan kerja keras,”tegasnya.
Ketiga, kerja cerdas, yakni kerja yang membuka peluang-peluang atau kesempatan-kesempatan. “Kalau dengan ceramah tidak bisa kita lakukan, bisa dengan silaturahim atau dengan memberikan tulisan. Langkah-langkah yang kita lakukan bervariasi. Itulah kerja cerdas,” ujarnya.
B
adan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggandeng 20 lembaga sosial menggalang dana bagi pengungsi etnis Rohingya yang terdampar di Aceh dan Sumatera Utara. Kerja sama antar lembaga sosial dengan label “Solidaritas Kemanusiaan untuk Rohingya” ini mengirimkan bantuan pertamanya pada Jumat (22/5).“Kami tergerak membantu masya-rakat Rohingya yang harus ter-singkir dari negaranya hanya karena beda akidah. Kondisi mereka saat ini sangat memprihatinkan, kurang bahan makanan dan berbagai ke-butuhan dasar,” kata Ketua Umum BAZ NAS Prof. Dr. Didin Haidhuddin, MSc dalam konferensi pers bersama
tokoh dari berbagai lembaga kemanusiaan.
Lembaga kemanusiaan yang bergabung dalam aksi ini antara lain BAZNAS, Baitul Maal Aceh
Mari Salurkan kepedulian kita semua melalui:
Solidaritas Kemanusiaan Rohingya
bris infak no rek 100 0782 854
Cabang Mampang selatan |
a/n Badan Amil Zakat Nasional
Bagi yang ingin berpartisipasi dalam bentuk perlengkapan atau logistik bagi pengungsi, dapat mengirimkannya langsung melalui Posko Bersama:
- Kantor Baitul Mal Aceh Jl. T. Nyak Arief (Kompleks Keistimewaan Aceh) Desa Jeulingke Kota Banda Aceh 23114 Atau dapat menghubungi sdr. bobby novrizan (+6281263347975)
Penggalangan Dana
untuk Rohingya
(BAZNAS Provinsi Aceh), PPPA Darul Quran, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Apsindo, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Dompet Dhuafa, dan Pesantren Al-Quran Indonesia.
Untuk penyaluran kali pertama ini, tim akan mengirimkan uang senilai Rp450 juta yang berasal dari BAZNAS dan PPPA Darul Quran.
“Ini bantuan tahap awal, Insya Allah kita akan lanjutkan dengan penggalangan dana. Saat ini begitu banyak masyarakat yang peduli dan tergerak hati untuk membantu mereka, kami memberikan kemudahan untuk menyampaikan bantuan tersebut kepada yang membutuhkan,” katanya.
Ia berharap, aksi ini bukan hanya bermanfaat bagi manusia perahu dari Rohingya, tetapi juga akan memiliki dampak positif untuk mengokohkan solidaritas umat Muslim Indonesia.
Ufia Kembali Serahkan
Infak dan Zakat Rp100 Juta
Selain acara penyerahan zakat dan infak yang secara simbolis diterima oleh Ketua Umum BAZNAS Prof. Didin Haidhuddin itu juga berlangsung acara pemberian santunan terhadap yatim piatu dan tabligh akbar yang menghadirkan penceramah Rektor Universitas Islam As-Syai’iyah Prof. DR.Hj.Tutty Alawiyah AS, MA, Ketua Badan Pengelola Masjid Istiqlal
Pada miladnya yang ke-5, PT Uia Tirta Mulia,sebuah
perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) yang
bersertiikat halal, menyerahkan infak pelanggannya sebesar
Rp60 juta dan zakat pribadi pemilik Uia sebesar Rp40 juta
Mubarok M.Si, Ustad Rokhmat S. Labib MEI, dan Kasubdit Produk Halal Kementerian Agama Hj. Siti Aminah, M.PdI.
Menurut pemilik Uia H. Ardju Fa-hadiana, dibandingkan dengan ta-hun-tahun sebelumnya jumlah infak pelanggan Uia itu mengalami sedikit penurunan akibat adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan kondisi stabilitas politik yang
Sejak berdirinya pada 2009, Ufia memang selalu mengeluarkan zakat dan infak kepada BAZNAS setiap tahun yang besarnya bervariasi tergantung keuntungan yang diperoleh perusahaan.Infak pelanggan adalah sebesar Rp15 dari setiap satu liter air mineral Ufia yang terjual.
Dalam sambutannya Ketua Umum BAZNAS Didin Haidhuddin mengajak umat Islam agar selektif dalam mengonsumsi produk-produk kebutuhan sehari-hari, termasuk air minum dalam kemasan.
Menurut Didin, apa yang telah dilakukan Ardju yang dengan konsisten mengelola perusahaan Uia yang sesuai syariah, lalu menyalurkan zakat dan infaknya kepada BAZNAS adalah hal yang patut diteladani oleh pengusaha Muslim lain.
Dia memuji Ardju karena dalam kondisi perusahaan mengalami penurunan keuntungan ia tetap mengaluarkan zakat dan infaknya. tidak menentu sehingga daya beli
masyarakat rendah dan ongkos produksi tinggi.
Meski begitu, dia optimistis bah-wa infak pelanggan ini akan mengalami kenaikan yang cukup menggembirakan apabila seluruh umat Islam memberi dukungan terhadap Uia yang sebenarnya produk dalam negeri yang menerapkan sistem syariah.
15 Kepala Daerah dan 14 BAZNAS
Daerah Raih BAZNAS Awards
P
enghargaan kepada BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota diberikan untuk kategori Pelaksanaan Program Zakat Community Development dan Peng gunaan Sistem Informasi Mana-jemen BAZNAS. Indikator penilaian atas Pelaksanaan Program ZakatCommunity Development Terbaik mencakup Perencanaan, Pelak-sanaan, Pelaporan, Kemanfaatan, dan kesinambungan Program.
BAZNAS mengharapkan, Peng-hargaan ini dapat memacu BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/ kota untuk terus komitmen mengembangkan Program ZCD sehingga terwujud masyarakat sejahtera dan mandiri dibanyak desa.
Penghargaan untuk Kategori Pelak-sanaan Program Zakat Community Development Tahun 2015 diberikan kepada BAZNAS Provinsi Sumatera Barat, BAZNAS Provinsi Jawa Barat, BAZNAS Provinsi Kalimantan Timur,
BAZNAS Kabupaten Agam, BAZNAS Kabupaten Tanah Datar, BAZNAS Kabupaten Berau, dan BAZNAS Kota Balikpapan.
Selain itu, indikator Penggunaan Sistem Informasi Manajemen BAZNAS Tahun 2015 berupa volume transaksi dan konsistensi pencatatan selama 4 (empat) semester terakhir. Penghargaan untuk Kategori Peng-gunaan Sistem Informasi Mana-jemen BAZNAS Tahun 2015 diberikan Kepada BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan, BAZNAS Kabu-paten Serang, BAZNAS KabuKabu-paten Su kabumi, BAZNAS Kabupaten Ku-ningan, BAZNAS Kabupaten Gresik, BAZNAS Kota Probolinggo, dan. BAZNAS Kabupaten Berau.
Penghargaan untuk Kategori Pem-bina BAZNAS Daerah Terbaik merupakan penghargaan BAZNAS kepada kepala daerah atas perhatian dan dukungan dalam bentuk kebijakan, dana operasional, dan
partisipasi aktif dalam kegiatan pengembangan pengelolaan zakat melalui BAZNAS daerah dalam wilayah pemerintaannya.
Penghargaan tersebut diberikan kepada Gubernur Sumatera Barat, Gubernur Sumatera Selatan, Bupati Tanah Datar, Bupati Solok Selatan, Bupati Sijunjung, Bupati Agam, Bupati Pesisir Selatan, Bupati Padang Pariaman, Bupati Lima Puluh Kota, Walikota Prabumulih, Bupati Oku Timur, Bupati Gresik, Walikota Mojokerto, Bupati Siak Sri Inderapura, dan Bupati Pasaman Barat. Baznas Award diserahkan oleh Menag disaksikan Ketua Umum BAZNAS, Didin Haidhudidin Hadir dalam Pembukaan Rakernas BAZNAS tersebut, Keluarga Besar BAZNAS Pusat, Provinsi dan Kabupaten Kota, para kepala daerah peraih BAZNAS
Award. Hadir pula beberapa pejabat Kemenag terkait, yakni Dirjen Bimas Islam Machasin dan jajarannya.
Prof. DR. H. Alatun Muchtar, MA | Ketua Umum BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan
Dengan adanya penghargaan dari BAZNAS Pusat terhadap BAZNAS Daerah yang telah berhasil dalam mengimplementasikan aplikasi SIMBA diharapkan dapat menjadi motivasi bagi BAZNAS yang ada di daerah lain serta BAZNAS Daerah dapat mengimplementasikan aplikasi ini dengan efektif dan eisien. Diharapkan juga agar kiranya masing-masing kepala daerah dapat mendorong serta memajukan BAZNAS dalam rangka membantu pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan dalam rangka optimalisasi peran BAZNAS.
H.M. Roem Arbain, BSc. | Ketua BAZNAS Kota Balikpapan
Zakat Award 2015 yang telah kami terima tentu akan memacu kinerja semakin lebih baik, dengan harapan zakat diarahkan sebagai instrumen untuk membangun taraf kehidupan umat dengan berbagai program pemberdayaan.
k.h. arif ramdani | Ketua BAZNAS Provinsi Jawa Barat
Zakat Award membangkitkan motivasi kami untuk terus berkarya memuliakan kaum dhuafa. Zakat Berdaya, Jawa Barat Sejahtera.
Sambutan dari kementerian dan lembaga negara atas sosialisasi implementasi Inpres Zakat No.3/2014 tersebut cukup antusias. Ini terlihat, antara lain, pada acara Rapat Koordinasi Hasil Pelaksanaan Inpres Zakat No.3/2014 itu di Kantor Kemenko PMK, 13 Mei yang dipimpin Asdep Urusan Kerukunan dan Pemberdayaan Umat Beragama, Iwan Eka Setiawan
.
Pada acara itu dihadirkan Mabes TNI yang telah melaksanakan Inpres itu. Atas keberhasilan Mabes TNI melaksanakan Inpres Zakat No.3/2014 tersebut, yakni dengan telah dibentuknya unit pengumpulan zakat (UPZ) Mabes TNI dan telah berhasil mengumpulkan zakat PNS sebesar Rp1.365.281.532 (1 Oktober
s/d April 2015), sejumlah lembaga/ kementerian yang hadir pada acara Rakor itu, antara lain, Perpustakaan Nasional tertarik untuk diadakannya sosialisasi Inpres Zakat No.3/2014 di lembaganya.
“Kami ingin mengundang BAZNAS untuk mengadakan sosialisasi di Perpustakaan Nasional, tapi kami tidak tahu cara mengundangnya ba gaimana?” kata Supriyo, per-wakilan dari Perpustakaan Nasional. Menjawab pertanyaan itu, Kepala Divisi Penghimpunan dan Komunikasi Lembaga BAZNAS, Hermin R. Rachim menyampaikan alamat yang bisa dihubungi, yakni Email: budi. [email protected] atau Kantor BAZNAS Jl. Kebon Sirih Raya No.57 Jakarta Pusat.
Sementara, Kementerian Per hu bu-ngan menyatakan bahwa memang sosialisasi Inpres Zakat ini harus segera diadakan di kementeriannya karena zakat itu penting. Dia menyarankan agar dibuatkan aturan yang tegas seperti pajak. “Kita tidak perlu lagi banyak berdebat tentang zakat. Kalau debat terus tidak akan jalan-jalan. Buat saja aturan yang tegas, misalnya, PNS golongan IV dipotong sekian untuk zakat,” kata perwakilan dari Kementerian Perhubungan.
Kolonel CAJ DR. Mardi Siswoyo, Ketua UPZ Mabes TNI, saat ditanya oleh perwakilan dari Badan Narkotik Nasional (BNN) tentang kiat-kiat melaksanakan Inpres ini, menjelaskan bahwa yang terpenting adalah ke-teladanan, yaitu pimpinan lembaga harus yang pertama melaksanakan zakat. “Ya, memang jangan terlalu banyak perdebatan, laksanakan saja. Lakukan sosialisasi dan bersabarlah ketika ada masalah,”katanya mem-beri kiat-kiat.
Semangat Berzakat PNS Tinggi
Dalam peluncuran program ZCD, dana zakat sebesar Rp250 juta diluncurkan kepada 117 Kepala Keluarga (KK). Dana tersebut merupakan sharing antara BAZNAS Pusat, BAZNAS Provinsi Sumatera Barat dan BAZNAS Kabupaten Pariaman sesuai dengan konsep sinergi dalam program nasional ini.
“Program ZCD membangun masyarakat secara komprehensif melalui empat pendekatan ,yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan. Program yang dibuat memiliki efek yang luas sebab kita
memberikan kail, bukan hanya ikan,” ucap Ketua Umum BAZNAS Didin Haidhuddin.
Dana yang diserahkan tersebut berwujud mesin perontok padi, mesin pengolah ubi kayu, kambing, dan itik. Dengan program ini, warga Padang Pariaman mulai menikmati manfaatnya.
Didin berharap, Kabupaten Padang Pariaman dapat menjadi model
117 KK Mulai
Nikmati Manfaat
ZCD BAZNAS
Bupati Padang Pariaman, Dr. Ali Mukhi berharap Program ZCD dapat menyejahterakan mustahik. “Alhamdulillah, Padang Pariaman dapat mulai melaksanakan program ini. Harapan saya dengan dibagikannya 60 ekor kambing dan 200 ekor itik tahun depan hasilnya dapat berlipat sehingga mustahik penerima manfaat program ini dapat menjadi muzaki,” katanya.
Program ZCD kembali
diluncurkan di Kabupaten
Padang Pariaman. Warga
setempat yang mayoritas
petani mendapat
suntikan dana zakat
untuk mengoptimalisasi
hasil panen mereka.
peradaban zakat, dengan dukungan luar biasa dari pemimpinnya.
Program tersebut mengubah pola penyaluran zakat di wilayah Sumatera Barat dari yang semula lebih kepada penyaluran zakat konsumtif, ke penyaluran zakat produktif.
Gubernur Sumut Pujo Nugroho:
Manfaatkan Masjid untuk
Bekal Imtak
Menurut Ketua BAZNAS Provinsi Sumatera Utara, Amansyah, pembangunan masjid itu merupakan bagian dari program unggulan BAZNAS Sumut, yaitu “Sumut Takwa“. “Kelima masjid tersebut berlokasi di Kabupaten Nias Barat, Tapanuli Utara, Samosir, Dairi dan Nias Utara,” Amansyah menjelaskan.
Masjid Agung Al-Uswah, salah satu masjid yang kini pembangunannya
Tak seperti biasanya, Kantor Desa Kepatihan Kecamatan Menganti sudah ramai dikunjungi warga Desa Kepatihan dan sekitarnya pada pk 7.30 pagi (Kamis 11/6). Sekitar 800 orang warga antusias mengikuti berbagai program yang digelar BAZNAS Kabuten Gresik, yaitu
Program Baznas Daerah
masih berlangsung terletak di Desa Tetesua, Kecamatan Sirombu, Nias Barat. Pembangunan Masjid Agung Al Uswah yang biaya pembangunannya mencapai Rp 350 juta tersebut diawali oleh Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho. Gubernur meletakkan batu pertama didampingi jajaran pejabat Pemerintah Provinsi Sumut. Dalam sambutannya, Gatot mengajak para orang tua membekali anak-anaknya dengan Imtak (iman dan takwa) serta Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Untuk memenuhi bekal Imtak, masjid dan madrasah diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
“Kalau kita ingin mencapai dunia, harus dengan ilmu, dan bila kita
ingin mencapai kebahagiaan akhirat juga dengan ilmu.Apabila kita ingin mencapai kedua-duanya, dunia dan akhirat juga dengan ilmu. Apabila
keluarga-keluarga di Nias punya prinsip seperti itu, Insya Allah daerah ini akan maju,“ katanya.
Gresik Sehat, Gresik Cerdas, dan Gresik Berdaya.
Program Gresik Sehat bekerja sama dengan Rumah Sehat BAZNAS Sidoarjo berupa pengobatan gratis. Total peserta pengobatan gratis sekitar 300 orang. Program Gresik
Cerdas berupa beasiswa kepada 354 orang siswa, SD Rp300 ribu setiap siswa, SMP Rp 400 ribu setiap siswa, dan SMA Rp 500 ribu setiap siswa dengan total anggaran Rp137.300.000 serta berupa tas dan buku tulis dari Bank Jatim. Sedangkan, Gresik Berdaya berupa bantuan modal dan ternak kepada 160 Kepala Keluarga (KK) dengan total anggaran Rp776.643.000.
Dalam sambutannya, Ketua Umum BAZNAS Gresik, yang juga wakil Bupati Gresik, Moh. Qosim mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan diri sendiri. Masyarakat juga diajak untuk membersihkan hartanya dengan mengeluarkan zaka karena harta yang bersih akan mendatangkan berkah, dan membantu meringankan beban masyarakat kurang mampu. Usai sambutan, Qosim didampingi para pengurus BAZNAS Kabupaten Gresik dan Jajaran Muspika Kec. Menganti memberikan sembako kepada 22 orang KK dhuafa’ dan janda miskin.
Wakil Bupati Gresik Moh. Qosim:
AGENDA RAMADHAN BAZNAS 1436 H
Tarhib Ramadhan : Kebon Sirih Festival
Bukber Tokoh Nasional ICMI-BAZNAS
Penandatanganan MOU Donasi Pelanggan
dengan Muslimarket.com
Serah Terima Zakat Perusahaan Reindo
Rp. 511.153.937 serta Bukber
Serah Terima Zakat Perusahaan Nasional
Re Rp. 575.000.000 serta Bukber
Bukber 500 Yatim dan Dhuafa
Jambore Yatim Nusantara
Buka Puasa Yatim dan Dhuafa
Buka Puasa Yatim dan Dhuafa
Sahur On The Road Bersama
Gathering Pengusaha Haji dan Umroh
bersama Amphuri
Santunan 2015 Yatim & Dhuafa Metro tv
Buka Puasa Artis Bersama rtv-BAZNAS
Mudik Gratis BAZNAS
Hari Zakat Nasional
Berbagi Ceria
13 Juni 2015
22 Juni 2015
24 Juni 2015
26 Juni 2015
26 Juni 2015
28 Juni 2015
28 Juni-2 Juli 2015
1 Juli 2015
2 Juli 2015
3 Juli 2015
3-4 Juli 2015
9-10 Juli 2015
-13 Juli 2015
14 Juli 2015
15-16 Juli 2015
Sepanjang Kebon Sirih
Kediaman Pak Sugiharto
Kantor Reindo, Cikini
Kantor Nasional Re
Ahbabullah Center, Bogor
Ahbabullah Center dan Kapal
Perang TNI
Grand Indonesia
Plaza Semanggi
Plaza Semanggi
Purwakarta dan Bandung
-ACARA
WAKTU
TEMPAT
KANTOR PUSAT:
P
esan pamungkas itu begitu menghunjam ke dalam sanubari anaknya, bahkan masuk ke alam bawah sadarnya, sehingga anaknya itu berkali-kali bermimpi tentang pesan itu. Maka, ia pun kemudian melaksanakan pesan ayahnya itu. Dan, kini ia menjadi orang yang suka berbagi dan banyak rezeki.Yang dipanggil dengan nama panggilan Nung saat seorang ayah menghembuskan napas terakhirnya pada 1982 itu adalah Nur Subardiah (56), pemilik 10 tempat usaha penyewaan tenda dan alat-alat pesta.
ZAKAT
TERAMKAN
JIWA
“Pesan itulah yang mendorong saya senang berbagi. Berbagi bagi saya merupakan kebutuhan,”katanya kepada Zakat di rumahnya di Jl. Murda’i, Cempaka Putih, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Nur, usaha tenda adalah usaha yang dulu ditekuni suaminya, sedangkan dia adalah seorang guru Matematika SMAN 6 Jakarta. Sepeninggal suaminya pada 2011, ia berpikir untuk meneruskan usaha tenda itu. Maka, pada 2013 ia pun mengajukan pensiun dini.
Alumni Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta itu bersyukur, usaha tenda yang kemudian dijalankan dan dibantu ketiga anaknya berjalan relatif lancar dengan pendapatan usaha yang cukup sehingga ia terus bisa berbagi. Setiap Lebaran ia berbagi atau berzakat langsung kepada tetangga dan saudara-saudaranya di Jakarta dan kampung halamannya, Kebumen. Bahkan, ia pun mampu membangun masjid di kampung halamannya itu.
Ketiga anaknya yang masing-masing mengurus tiga usaha tenda itu adalah Danus Bekti (36), alumni Fakultas Ekonomi (FE) Trisakti, dengan nama usaha Tenda Danus; Hartadi Saleh (35), alumni FE Trisakti, dengan nama usaha Tenda Hartadi; dan Tri Leksono (31), alumni Fakultas
Menjelang saat-saat terakhir hidupnya, seorang ayah
memanggil putrinya dan ia menyampaikan pesan
terakhirnya dengan kalimat terbata-bata. “Nung, kalau
kamu mau hidup senang dan banyak rezeki, kamu harus
banyak bersedekah membantu kepada sesama”.
Hukum Trisakti dengan nama usaha Tenda Tri.
Rasa syukurnya bertambah-tambah karena salah seorang anaknya, yaitu Tri mengingatkan dia tentang pentingnya berzakat lewat badan amil, yaitu BAZNAS. Ia mulai berzakat (usaha dan pribadi) ke BAZNAS pada 2014 sebesar Rp190.832.000. Lalu, zakatnya meningkat menjadi Rp301.187.500 pada 2015.
Tri tertarik berzakat ke lembaga setelah melihat spanduk yang mengajak berzakat dari berbagai lembaga pada 2012. Lalu, ia mencari informasinya dari website.”Setelah saya pelajari, saya merasa BAZNAS yang lebih baik. Maka, saya memutuskan berzakat ke BAZNAS melalui rekening, belum langsung ke konter BAZNAS,” ceritanya.
Dua tahun kemudian, Tri langsung datang ke konter BAZNAS di Jl. Kebon Sirih Dari BAZNAS inilah Tri mendapat pencerahan tentang pentingnya berzakat lewat lembaga. “Saya jelaskan ke ibu bahwa zakat itu memang harus melalui lembaga amil. Lalu, saya minta ibu membaca majalah Zakat yang diberi petugas konter. Maka, ibu terpanggil untuk berzakat ke BAZNAS,” paparnya.
Nur dan putranya, Tri, berharap, BAZNAS bisa lebih amanah dan meluaskan jangkauan pendistribusian zakatnya sehingga banyak dhuafa di berbagai daerah bisa terbantu. “Ini musim kering, saya melihat di televisi, banyak daerah yang kekeringan. Mudah-mudahan BAZNAS bisa membangunkan sarana air bersih di daerah yang kekurangan air,” jelas Ibu Nur.
tenteram
Dengan berzakat yang relatif besar bukan berarti usaha tenda ini selalu
lancar. Kadang hambatan juga datang. Misalnya, pada 2014 lalu, tujuh orang karyawan Tenda Tri yang sudah terampil bekerja termasuk ordernya dibajak oleh pesaing. “Kompetitor itu dulu bekas kepala cabang usaha tenda saya. Dia tahu persis siapa pelanggan yang loyal dan siapa yang angkanya besar. Wah, nominal yang diambil pesaing itu besar sekali,” ujar Notaris jebolan Universitas Indonesia (UI) itu.
Menghadapi hal itu tentu Tri kecewa. Ia jengkel karena pesaing bersaing dengan tidak sehat. Tadinya dia mau melawan dengan tidak sehat juga. Tapi itu tidak ia lakukan. Ia tetap tenang dan menyerahkan kepada Allah yang mengatur rezekinya. “Dengan berzakat, saya diberikan ketenangan, seakan saya punya pelindung, yaitu Allah. Alhamdulillah, karyawan saya yang lainnya tak terpengaruh pindah ke pesaing,” katanya
Menghadapi masalah itu, Ibu Nur juga diberi ketenangan sehingga ia mendapat jalan keluar agar karyawannya bisa balik lagi bekerja, tidak tergoda rayuan karyawannya
yang pindah. Mereka biasanya bertemu saat Lebaran di kampung mengembalikan karyawan seperti yang diceritakan Tri.
Tri mengakui bahwa sebelum berzakat dirinya selalu grasa-grusu
dalam menghadapi masalah. Dia khawatir sekali target usahanya tak tercapai bila karyawan dan ordernya berkurang. Tapi setelah berzakat, katanya, tidak lagi gelisah memikirkan rezekinya diambil orang lain.
Tri mencontohkan tentang kejadian yang menunjukkan bahwa dirinya harus tenang dalam mengejar rezeki. “Yang paling kentara setelah Lebaran lalu. Saya kan enggak nongkrongin telepon untuk mendapatkan order, tapi ternyata pas saya datang, order