• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum II Termodinamika (ENTROPI SISTEM) empat Hukum Dasar dalam sistem termodinamika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hukum II Termodinamika (ENTROPI SISTEM) empat Hukum Dasar dalam sistem termodinamika"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM II

(2)

empat Hukum Dasar dalam

sistem termodinamika

Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika

Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling

setimbang satu dengan lainnya.

Hukum Pertama Termodinamika. Hukum

ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam

 dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja

(3)

Hukum kedua Termodinamika

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk

meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya

 .Hukum ketiga Termodinamika

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan 

temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol

absolut, semua proses akan berhenti dan entropi

(4)
(5)
(6)

Apa yang menentukan arah

perubahan spontan?

Mengapa pada temperatur kamar es mencair secara spontan tetapi proses

sebaliknya tidak?

Mengapa kita mengalami

penuaan secara alamiah tetapi proses sebaliknya tidak

(7)

Dengan meninjau

sistem dan lingkungan

 semua proses yang berlangsung dalam

arah spontan (IRREVERSIBLE) akan

meningkatkan entropi total alam semesta (sistem dan lingkungan). Ini yang disebut dengan hukum kedua termodinamika

 Hukum ini tidak memberikan batasan

perubahan entropi sistem atau

lingkungan, tetapi untuk perubahan spontan entropi total sistem dan

lingkungan harus positif

(8)

Entropi Molar Standar

 Entropi (S) berhubungan dengan jumlah

cara (W) sistem dapat tersusun tanpa merubah energi dalam

Tahun 1877 Ludwig Boltzmann menguraikan hubungan ini secara kuantitatif

S = k ln W

Dimana k adalah konstanta Blotzmann (R/NA)

(9)

Tidak seperti entalpi, entropi

memiliki nilai mutlak dengan

menerapkan

hukum ketiga

Termodinamika

yang menyatakan

kristal sempurna memiliki entropi nol

pada temperatur nol absolut S

sis

= 0

pada 0 K

Pada nol absolut, semua partikel

pada kristal memiliki energi

(10)

Nilai entropi biasanya dibandingkan

pada

keadaan standar

dengan T

tertentu, untuk gas pada 1 atm,

larutan 1 M, dan zat murni pada

keadaan paling stabil untuk padat

dan cair

Entropi merupakan besaran ekstensif

sehingga tergantung pada

jumlah

oleh karena itu dikenalkan dengan

(11)

Memperkirakan Nilai S

o

Relatif Sistem

 Berdasarkan pengamatan level

molekuler kita bisa memperkirakan entropi zat akibat pengaruh

1. Perubahan temperatur

2. Keadaan fsik dan perubahan fasa

3. Pelarutan solid atau liquid

4. Pelarutan gas

(12)

1# Perubahan Temperatur

T(K) 273

295

298

S

o

31,0 32,9 33,1

# S

o

meningkat seiring dengan

kenaikan T

# Kenaikan temperatur menunjukkan

kenaikan energi kinetik rata-rata

(13)

2 # Keadaan Fisik dan Perubahan Fasa

Na H2O C(graft)

 So (s / l) 51,4(s) 69,9 (l)5,7(s)

 So (g) 153,6 188,7 158,0

Ketika fasa yang lebih teratur berubah

ke yang kurang teratur, perubahan entropi positif

Untuk zat tertentu So meningkat

(14)
(15)

3#

Pelarutan solid atau

liquid

NaCl AlCl3 CH3OH

 So s/l72.1(s) 167(s) 127(l)  Soaq 115,1 -148 132

Entropi solid atau liquid terlarut biasanya lebih besar dari solut murni, tetapi jenis solut dan solven dan bagaimana proses

(16)

4#

Pelarutan gas

 Gas begitu tidak teratur dan akan

menjadi lebih teratur saat dilarutkan dalam liquid atau solid

 Entropi larutan gas dalam liquid atau

solid selalu lebih kecil dibanding gas murni

O2 (Sog = 205,0J/mol K)

(17)

5#

Ukuran Atom / Kompleksitas molekul

Li Na K Rb Cs

 Jari2 152 186 227 248 265

 M molar 6.941 22.99 39.10 85.47

132.9

 So(s) 29.1 51.4 64.7 69.5 85.2

(18)

Kompleksitas molekul

NO NO2 N2O4

 So(g) 211 240 304

entropi meningkat seiring dengan kompleksitas kimia yaitu dengan semakin banyaknya jumlah atom

(19)

Vibrasi fundamental

 Kecenderungan ini didasarkan atas

(20)

Untuk molekul lebih besar lagi, juga

perlu diperhitungkan bagaimana

bagian dari melekul dapat bergerak

terhadap bagian lain

CH4 C2H6 C3H8 C4H10

So 186 230 270 310

Rantai hidrokarbon panjang dapat

(21)

Self Test #1

Mana entropi yang lebih tinggi

1) 1 mol SO2(g) atau 1 mol SO3(g)

2) 1 mol CO2(s) atau 1 mol CO2(g)

3) 3 mol gas oksigen (O2) atau 2 mol gas

ozon (O3)

4) 1 mol KBr(s) atau 1 mol KBr(aq)

5) Air laut pada pertengahan musim dingin

2oC atau pada pertengahan musim panas

23oC

(22)

Konsep Matematik Entropi

 Perubahan entropi S didefnisikan

sebagai perubahan KALOR yang menyertai proses perubahan

REVERSIBLE tersebut, dibagi temperatur absolut dimana proses perubahan

tersebut terjadiS  q dan S  1/T

S = qrev/T

 At constant P, qp = H sehingga

entropi

(23)

 For reaction to be feasible, S total/

 Suniv must be positive

S total/ Suniv = S system + S

surrounding

 Surrounding plays important role as a

heat source or heat sink

(24)

Pada proses reversible

S total =

S system +

S surr

0 =

S system + S surr

S surr = -

S system

S surr = -

q rev/T, dimana saat

P konstan:

S surr = -

H/T

(25)

 Pada reaksi eksotermis, H < 0, panas

yang dilepas sistem ditransfer ke

lingkungan sehingga  S lingkungan

meningkat

 Pada reaksi endotermis, H > 0, panas yang

diperlukan sistem diserap dari lingkungan sehingga  S lingkungan menurun

H sis < 0 (exothermic), H surr >

0, Ssurr > 0

H sis > 0 (endothermic), H surr <

(26)

Berbagai proses entropi

S fus (peleburan) =

Hmelt / T

S fus (peleburan) =

Hmelt / T

S vap (penguapan) =

Hvap / T

S vap (penguapan) =

Hvap / T

S pemuaian = nR ln Vf/Vi

S pemuaian = nR ln Vf/Vi

S perubahan T = Cv ln Tf/Ti

S perubahan T = Cv ln Tf/Ti

S reaksi standar (

Sr

) =

Sm

produk -

Sm

S reaksi standar (

Sr

) =

Sm

produk -

(27)

 Pemuaian = perubahan volume pada

ekspansi isotermis

 gas ideal  PV = nRT  P = nRT/V

 Pada keadaan reversibel U = 0 = q + w 

q = -w

 Pada perubahan volume v1 (vi)  v2 (vf)

maka

 Q = ∫ p dv = ∫ nRT/V dv = nRT ∫ 1/v dv 

nRT ln V2/v1

S pemuaian = nR ln Vf/Vi

S pemuaian = nR ln Vf/Vi

S pemuaian = qrev /T = (nRT ln

Vf/Vi)/T

S pemuaian = qrev /T = (nRT ln

Vf/Vi)/T

S pemuaian = nR

ln Vf/Vi

S pemuaian = nR

(28)

 dS = dq rev / T

 Pada volume konstan dan T berubah  q= Cv dT

 dS = dq rev / T  dS = Cv/T dT

S perubahan T = Cv ln Tf/Ti

S perubahan T = Cv ln Tf/Ti

(29)

Self test #2

1. Calculate the change in a molar entrophy when a

sampel of Hydrogen gas EXPAND isothermally to

twice its inial volume [+5,8 J/mol.K]

2. Calculate the change in a molar entrophy when a

sampel of Hydrogen gas heated from 20C to

30C at constant volume 22,44 J/mol.K [+0,75

J/mol.K]

3. Calculate the entrophy of fusion of ice at 0C from

the information of table  H fus [+22 J/mol. K]

4. Calculate the entropy of water vaporization at

(30)

 “system” = reaction taking place, Sosys =

So r

Entropi reaksi standar,

S

or

S

o

r

=

S

oproduk

-

S

oreaktan

Change in entropy = what u end up with – what u started with

CaCO3 (s)  CaO (s) + CO2 (g)

(31)

So

r=[ (1 x So CaO) + (1mol CO2 x S

CO2)] – (1 mol CaCO3 x So CaCO 3)

So

r = [39,7 + 213,6] J/mol.K – 92,9

J/mol. K = +160,4 J/mol.K CaCO3 (s) CaO (s) + CO2 (g)

(32)

2 NaHCO

3 (s) Na2CO3 (s) + CO2 (g)

+ H2O (l)

S NaHCO3 (s) = 101,7 J/mol.K S Na2CO3 (s) = 135,0 J/mol.K S CO2 (g) = 213,6 J/mol.K

S H2O (l) = 69,9 J/mol.K

So

r= [135,0 + 213,6 + 69,9] J/mol.K – [203,4 J/

mol. K]

= + 215,1 J/mol.K

1 substance (s) produce 3 substances (s, l, g)

(33)

N

2

(g) + 3H

2

(g)

2NH

3

(g)

So

r= (2 x So NH3) – [(1 x So N2) + (3 x So

H2)]

So

r = (2 x 193) – [(1 x 191,5) + (3 x 130,6)

= -197 J/mol. K

2 substance (g) produce 1 substance (g) 4 moles gases produce 2 moles gas

(34)

Without any data source, Predict

S

r ;

1. 2H2 (g) + O2 (g)  2H2O (l)

2. CaCO3(s) + 2HCl (aq)  CaCl2 ( aq) + H2O (l) + CO2 (g)

3. 2Na (s) + Cl2 (g)  2NaCl (s)

4. CaO(s) + 2NH4Cl(s)  CaCl2 (s) + 2NH3 (g) + H2O (l)

(35)

Calculate

S

r ;

 2KNO3 (s)  2KNO2 (s) + O2 (g)

 3Fe (s) +2O2 (g)  Fe3O4 (s)

 (NH

4)2SO4 (s) + Ca(OH)2 (s)  CaSO4 (s) +

2NH3 (g) + 2H2O (l)

Table of S (J/mol.K) !!

(36)

 Is the Decomposition of CaCO3 feasible at a)300K b)1200K

CaCO3 (s) CaO (s) + CO2 (g)

Calculate Hr (Table of enthalpy formation)

Calculate S surr from Hr value

Calculate Sr (Table of entropy standart)

(37)

 CaO(s) + 2NH4Cl(s)  CaCl2 (s) + 2NH3 (g) + H2O (l)

Is the reaction feasible at 293 K ? (use the table of  Hformation and entropy

 Is the reaction of formation ammonia feasible at 298K !

N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)

 Is the oxidation process of FeO(s) to Fe2O3(s) feasible at 298 K?

(38)

Tips 4 #Self Test

 Write down on the paper with your HAND, not

just in your mind

 Don’t ever think u can do it until u can PROVE

IT

 Preview your previous mathematic course!!

CHEMISTRY (especially physical chemistry) is about the concept and mathematics ability to solve the problem

(39)

ENERGI BEBAS

S total = S system +  S surr

S total = S system -  H/T  [pd P tetap]

-T. S tot = -T.S sys +  H

oleh Gibbs di defnisikan bahwa - T. S tot =  G

G = H - T.S

(40)

NaHCO3 + HCl  NaCl + H2O + CO2 Mg + H2SO4  MgSO4 + H2

C (diamond) + O2  CO2 ??

Ring Au + dilute HCl --> ??

Ea large (endo) or low (exo)

Feasible or not feasible

(41)

Mg + H2SO4  MgSO4 + H2

C (diamond) + O2  CO2 ??

Exothermic, Low Ea, feasible, spontaneously

Exothermic, High Ea, feasible, not spontaneously

NaHCO3 + HCl  NaCl + H2O + CO2

Endothermic, spontaneously in the cold, feasible

(42)

Feasibilitas Reaksi/Proses

 Agar suatu proses berlangsung spontan maka S> 0

atau  G < 0

 Kriteria dapat/tidaknya proses berlangsung adalah

sbb:

HSG Proses

<0 >0 <0 Spontan

<0 <0 ? Tergantung T

>0 >0 ? Tergantung T

>0 <0 >0 Tdk terjadi

(43)

Kasus sederhana Na

2

CO

3

 Na2CO3 (s)  Na2O (s) + CO2 (g)

Dimana  Hr = +323 kJ/mol,  Ssys =

153,7 J/mol.K

Feasibilitas pada 1200 K

 G = 323 kJ/mol – (1200 K x 0,1537 kJ/mol.

K)

= + 139 kJ/mol, tidak feasible

Kapan feasible ? Saat  G <0

 H – T. S <0  323 –(Tx0,1537) < 0  T

(44)

Gambar

Table of S (J/mol.K) !!

Referensi

Dokumen terkait

Menurut hukum termodinamika ke-2 ” “Kalor mengalir secara spontan dari suatu benda/zat yang berada pada temperatur yang lebih tinggi ke suatu benda/zat yang berada pada

Memang benar bahwa untuk setiap jumlah masing-masing sistem termodinamika ekuilibrium terpisah sendiri homogen, semua dengan nilai yang sama dari variabel intensif,

Berdasarkan kedua proses tersebut maka digunakan Hukum II Termodinamika untuk menentukan apakah suatu proses berjalan secara reversibel atau ireversibel yang berbunyi:.. “

Kita tahu bahwa selama proses temperatur konstan tidak ada perubahan energi dalam, dan kalor yang diberikan sama dengan kerja yang dilakukan oleh gas.. Asyari Daryus,

Memang benar bahwa untuk setiap jumlah masing-masing sistem termodinamika ekuilibrium terpisah sendiri homogen, semua dengan nilai yang sama dari variabel

Kelestarian Energi dalam Mekanika • Total kerja dari semua gaya kecuali gaya gravitasi yang beraksi pada suatu objek dari lingkungannya, sama dengan jumlah perubahan energy kinetik

Perpindahan energi antara sistem dan lingkungan yang terjadi karena perbedaan temperatur sistem dan lingkungan disebut dengan kalor Definisi termodinamika dari kalor adalah: ‘Bila

Oleh karena itu, dalam hukum ini didapat persamaan Dimana : U = perubahan energi Q = jumlah energi kalor W = kerja 1.3.3 Hukum Termodinamika II Arah Reaksi Sistem Hukum kedua