• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Politik di Indonesia. pptx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Politik di Indonesia. pptx"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Politik di Indonesia

Landasan Sistem Politik di Indonesia

Berdasarkan pembagian sistem politik, ada dua pembedaan yaitu sistem politik demokrasi dan sistem politik nondemokrasi

Landasan negara Indonesia sebagai negara demokrasi terdapat dalam : 1. Pembukaan UUD 1945 pada alenia 4

2. 2. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa kedaulatan Ditangan rakyat dan dilakukan menurut ketentuan UUD.

Sendi-sendi pokok sistem politik demokrasi Indonesia

Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi pokok yang menjadi landasan, yaitu:

3. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum 1. Indonesia menganut sistem konstitusional

2. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi 3. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis Permusyawaratan

Rakyat.

4. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat

5. Menteri negara adalah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab kepada DPR 6. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas

(2)

Mekanisme dalam Sistem Politik Demokrasi di Indonesia

Pokok – pokok dalam sistem politik Indonesia sebagai berikut :

1. Merupakan bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas. Disamping adanya pemerintah pusat terdapat pemerintah daerah yang memiliki hak otonomi. 2. Bentuk pemerintahan republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensiil

3. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat untuk masa jabatan 5 tahun

4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden. Presiden tidak bertanggung jawab kepada MPR maupun DPR. Disamping kabinet,

presiden dibantu oleh suatu dewan pertimbangan

5. Parlemen terdiri dari dua (bikameral), yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan anggota MPR.

6. Sistem multipartai, banyak sekali partai politik yang bermunculan di Indonesia terlebih setelah berakhir orde baru, pemilu tahun 1999 diikuti 48 partai politik. Pemilu 2004 diikuti oleh 24 partai politik

7. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya yaitu pengadilan tinggi dan pengadilan negeri serta sebuah Mahkamah Konstitusi

(3)

Pemilihan Umum

Pengertian Pemilu

Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD RI 1945) menentukan : “Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.” Mana kedaulatan sama dengan makna kekuasaan tertinggi, yaitu kekuasaan yang dalam taraf terakhir dan tertinggi wewenang membuat keputusan.

Sistem Pemilihan Umum

A. Single-member constituency (satu daerah memilih atau wakil; biasanya disebut Sistem Distrik). Sistem yang mendasarkan pada kesatuan geografis.Jadi setiap kesatuan geografis (yang biasanya disebut distrik karena kecilnya daerah yang diliputi) mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan rakyat.

Sistem ini mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya :

1. Kurang memperhitungkan adanya partai kecil dan golongan minoritas, apalagi jika golongan ini terpencar dalam beberapa distrik.

(4)

Disamping itu sistem ini juga mempunyai kelebihan, antara lain :

1. Wakil yang terpilih dapat dikenal oleh penduduk distrik, sehingga hubungannya dengan penduduk distrik lebih erat.

2. Lebih mendorong kearah integrasi partai-partai politik karena kursi yang diperebutkan dalam setiap distrik pemilihan hanya satu. Mendorong partai-partai untuk menyisihkan perbedaan-perbedaan yang ada dan mengadakan kerjasama.

3. Berkurangnya partai dan meningkatnya kerjasama antara partai-partai yang mempermudah terbentuknya pemerintah yang stabil dan meningkatkan stabilitas nasional

4. Sederhana dan mudah untuk diselenggarakan

B. Multi-member constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil; biasanya dinamakan Proportional Representation atau Sistem Perwakilan Berimbang). Gagasan pokok dari sistem ini adalah bahwa jumlah kursi yang diperoleh oleh sesuatu golongan atau partai adalah sesuai dengan jumlah suara yang diperolehnya.

Sistem ini ada beberapa kelemahan:

1. Mempermudah fragmentasi partai dan timbulnya partai-partai baru

2. Wakil yang terpilih merasa dirinya lebih terikat kepada partai dan kurang merasakan loyalitas kepada daerah yang telah memilihnya

(5)

Keuntungan sistem Propotional:

1. Sistem propotional di anggap representative, karena jumlah kursi partai dalm parlemen sesuai dengan jumlah suara masyarakat yang di peroleh dalam pemilu.

2. Sistem ini di anggap lebih demokatis dalam arti lebih egalitarian, karena praktis tanpa ada distorsi.

• Di Indonesia pada pemilu kali ini, tidak memakai salah satu dari kedua macam sistem pemilihan diatas, tetapi merupakan kombinasi dari keduanya. Jumlah kursi anggota DPRD Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada jumlah penduduk provinsi yang bersangkutan dengan ketentuan :

1. Provinsi dengan jumlah penduduk sampai dengan 1000.000 (satu juta) jiwa mendapat 35 (tiga puluh lima) kursi

2. Provinsi dengan julam penduduk lebih dari 1.000.000 (satu juta) sampai dengan 3.000.000 (tiga juta) jiwa mendapat 45 (empat puluh lima) kursi;

3. Provinsi dengan jumlah penduduk 3.000.000 (tiga juta) sampai dengan 5.000.000 (lima juta) jiwa mendapat 55 (lima puluh lima) kursi;

4. Provinsi dengan jumlah penduduk 5.000.000 (lima juta) sampai dengan 7.000.000 (tujuh juta) jiwa mendapat 65 (enam puluh lima) kursi;

5. Provinsi dengan jumlah penduduk 7.000.000 (tujuh juta) sampai dengan 9.000.000 (sembilan juta) jiwa mendapat 75 (tujuh puluh lima) kursi;

6. Provinsi dengan jumlah penduduk 9.000.000 (sembilan juta) sampai dengan 12.000.000 (dua belas juta) jiwa mendapat 85 (delapan puluh lima) kursi;

(6)

Pelaksanaan Pemilihan Umum di Indonesia

• Sejak kemerdekaan hingga tahun 2004 bangsa Indonesia telah menyelenggarakan Sembilan kali pemilhan uum, yaitu pemilihan umum 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, dan 2004.

• Pemilu diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.Komisi ini memiliki tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pemilu, dan dalam menjalankan tugasnya, KPU menyampaikan laporan kepada Presiden dan DPR. • Menurut Pasal 25 UU No. 12 Tahun 2003, tugas dan wewenang KPU adalah:

1. Merencanakan penyelenggaraan KPU.

2. Menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan pemilu. 3. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan

pelaksanaan pemilu.

4. Menetapkan peserta pemilu.

5. Menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi, dan calon anggota DPR,DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

6. menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye, dan pemungutan suara. 7. menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota DPR,DPD, DPRD

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

8. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilu.

(7)

• Dalam Pasal 6A UUD 1945 yang merupakan hasil Amandemen ketiga tahun 2001 dijelaskan mengenai pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang lengkapnya berbunyi :

1. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. 2. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau

gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum.

3. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden [9]

• Pemilihan Umum Pasal 22E sebagai hasil Amandemen ketiga UUD 1945 tahun 2001. Secara lengkap, bunyi Pasal 22E tersebut adalah:

1. Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.

2. Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 3. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.

4. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah perseorangan.

5. Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.

(8)

Pelaksanaan dan Penyelewengan Pilkada

• Pilkada ini ditujukan untuk memilih Kepala daerah di 226 wilayah yang tersebar dalam 11 provinsi dan 215 di kabupaten dan kota.

Rakyat memilih kepala daerah masing masing secara langsung dan sesuai hati nurani masing masing.

Dalam pelaksanaan pilkada di lapangan banyak sekali ditemukan penyelewengan penyelewengan, antara lain :

1. Money politik

Sepertinya money politik ini selalu saja menyertai dalam setiap pelaksanaan pilkada. Dengan memanfaatkan masalah ekonomi masyarakat yang cenderung masih rendah, maka dengan mudah mereka dapat diperalat dengan mudah. 2. Intimidasi

Sebagai contoh juga yaitu di daerah penulis oknum pegawai pemerintah melakukan intimidasi terhadap warga agar mencoblos salah satu calon. 3. Pendahuluan start kampanye

4. Kampanye negative

(9)

Untuk menanggulangi permasalah yang timbul karena pemilu antara lain :

1. Seluruh pihak yang ada baik dari daerah sampai pusat, bersama sama menjaga ketertiban dan kelancaran pelaksanaan pilkada ini.

2. Semua warga saling menghargai pendapat. Dalam berdemokrasi wajar jika muncul perbedaan pendapat. Hal ini diharapkan tidak menimbulkan konflik.

(10)

Kegagalan Demokrasi Indonesia

Berikut ini adalah beberapa fenomena kegagalan demokrasi di Indonesia :

1. Presiden tidak cukup kuat untuk menjalankan kebijakannya. Presiden dipilih langsung oleh rakyat. Ini membuat posisi presiden presiden kuat dalam ati sulit untuk digulingkan.

2. rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat justru di tengah kebebasan demokrasi. 3. tidak berjalannya fungsi partai politik.

Fungsi partai politik ada tiga: 1. penyalur aspirasi rakyat,

2. pemusatan kepentingan-kepentingan yang sama, 3. sarana pendidikan politik masyarakat.

4. ketidakstabilan kepemimpinan nasional.

5. birokrasi yang politis, KKN, dan berbelit-belit. Birokrasi semasa orde baru sangat politis. 6. banyaknya ancaman separatisme. Misalnya Aceh, Papua, RMS, dll.

• Hal di atas mendorong pada birokrasi yang tidak rasional. Kinerja menjadi tidak professional, urusan dipersulit, dsb. Prinsip yang digunakan adalah “jika bisa dipersulit, buat apa

(11)

Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia

Ketatanegaraan Republik Indonesia

• Ketatanegaraan Republik Indonesia Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tata Negara adalah seperangkat prinsip dasar yang mencakup peraturan susunan pemerintah, bentuk negara dan sebagainya yang menjadi dasar peraturan suatu negara.

Ketatanegaraan adalah segala sesuatu mengenai tata Negara.

• Menurut hukumnya, tata negara adalah suatu kekuasaan sentral yang mengatur kehidupan bernegara yang menyangkut sifat, bentuk, tugas negara dan pemerintahannya serta hak dan kewajiban para warga terhadap pemerintah atau sebaliknya.

• Negara Indonesia adalah negara hukum, negara hukum berdasarkan Pancasila bukan berdasarkan kekuasaan.

Ciri-ciri suatu negara hukum adalah:

1. Pengakuan adan perlindungan hak-gak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.

2. Perlindungan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekyuatan lain dan tidak memihak

(12)

konsep negara hukum (Rechtsstaat), ketatanegaraan negara hukum mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan negara berdasar Konstitusi. 2. Kekuasaan Kehakiman yang merdeka.

3. Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia.

4. Kekuasaan yang dijalankan berdasarkan atas prinsip bahwa pemerintahan, tindakan dan kebijakannya harus berdasarkan ketentuan hukum (due process of law).

Di Indonesia pengaturan sistem ketatanegaraan diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Daerah. Sedangkan kewenangan kekuasaan berada di

(13)

Peran Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia

• Sistem Konstitusi (hukum dasar) republik Indonesia, selain tersusun dalam hukum dasar yang tertulis yaitu UUD 1945, juga mengakui hukum dasar yang tidak tertulis.

• Perlu diperhatikan bahwa kaidah-kaidah hukum ketatanegaraa terdapat juga pada berbagai peaturan ketatanegaraan lainnya seperti dalam TAP MPR, UU, Perpu,

Directionary Powers adalah kekuasaan untuk bertindak atau tidak bertindak yang semata-mat didasarkan kebijaksanaan atau pertimbangan dari pemegang kekuasaan itu sendiri.

konvensi ketatanegaraan merupakan hal-hal sebagai berikut:

1. Konvensi adalah bagian dari kaidah ketatanegaraan (konstitusi) yang tumbuh, diikuti dan ditaai dalam praktek penyelenggaraan negara.

2. Konvensi sebagai bagian dari konstitusi tidak dapat dipaksakan oleh (melalui) pengadilan.

3. Konvensi ditaati semata-mata didorong oleh tuntutan etika, akhlak atau politik dalam penyelenggaraan negara.

4. Konvensi adalah ketentuan-ketentuan mengenai bagaimana seharusnya discretionary powers dilaksanakan.

(14)

Bentuk negara menurut pengertian ilmu negara dibagi menjadi dua yaitu: 1. Monarki

• seorang kepala negara diangkat berdasarkan hak waris atau keturunan • bentuk negara disebut Monarki

• kepala negaranya disebut Raja atau Ratu 2. Republik

• kepala negara dipilih untuk masa jabatan yang ditentukan • bentuk negaranya disebut Republik

• kepala negaranya adalah Presiden.

• Dalam sistem ketatanegaraan dapat diketahui melalui kebiasaan ketatanegaraan (convention), hal ini mengacu pada Konstitusi,

Konstitusi mengandung dua hal yaitu : 1. Konstitusi tertulis

(15)

• Negara Indonesia dalam tata urutan peraturan perundang-undangan pada masa Orde Lama diatur dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia, dengan tata urutan sebagai berikut:

• Dalam era reformasi, tata urutan perundang-undangan diatur dalam Tap MPR No.

III/MPR/2000 yang menggantikan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, dengan urutan sebagai berikut:

– Undang-Undang Dasar 1945. – Ketetapan MPR

– Undang-Undang.

– PERPU (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang) – Peraturan Pemerintah

(16)

• Beberapa problematika dalam Tap MPR No. III/MPR/2000 membuat pemerintah dan DPR menelurkan UU No. 10 Tahun 2004 tentang Tata Urutan Perundang-undangan sebagai pengganti Tap MPR No. III/MPR/2000 yang terdiri atas:

1. UUD 1945

2. Undang-Undang/PERPU 3. Peraturan Pemerintah 4. Peraturan Presiden 5. Peraturan daerah

• Berdasarkan UU no 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti 4. Peraturan Pemerintah

5. Peraturan Presiden

6. Peraturan Daerah Provinsi

(17)

• Kedudukan Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara.

• Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan.

• Sifat Undang-Undang Dasar 1945, singakt namun supel. namun harus ingat kepada dinamika kehidupan masyarakat dan Negara Indonesia, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pasalnya hanya 37 buah, hanya mengatur pokok-pokoknya saja, berisi instruksi kepada penyelenggaraan negara dan pimpinan pemerintah untuk:

2. Menyelenggarakan pemerintahan negara dan 3. Mewujudkan kesejahteraan sosial

4. Aturan pelaksanaan diserahkan kepada tataran hukum yang lebih rendah yakni Undang-Undang, yang lebih cara membuat, mengubah, dan mencabutnya.

5. Yang penting adalah semangat para penyelenggara negara dan pemerintah dalam praktek pelaksanaan

6. Kenyataan bahwa UUD 1945 bersifat singkat namun supel seperti yang dinyatakan dalam UUD 1945, secara kontekstual, aktual dan konsisten dapat dipergunakan untuk

menjelaskan ungkapan “Pancasila merupakan ideologi terbuka” serta membuatnya operasional.

7. Dapat kini ungkapan “Pancasila merupakan ideologi terbuka” dioperasikan setelah ideologi Pancasila dirinci dalam tataran nilai. Pasal-pasal yang mengandung nilai-nilai Pancasila (nilai dasar) yakni aturan pokok di dalam UUD 1945 yang ada kaitannya dengan pokok-pokok pokiran atau ciri khas yang terdapat pada UUD 1945. Nilai instrumen

(18)

• Konvensi merupakan keadaan sesungguhnya untuk melaksanakan UUD 1945. Untuk melestarikan atau mempertahankan UUD 1945.

• kehadiran konvensi dalm sistem ketatanegaraan RI, didorong pula oleh:

1. Konvensi merupakan sub sistem konstitusi yang selalu ada di setiap negara.

2. Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat. Konvensi merupakan salah satu sarana untuk menjamin pelaksanaan kedaulatan rakyat.

• UUD 1945 dilakukan amandemen beberapa kali :

1. Amandemen pertama disahkan pada tanggal 19 Oktober 1999 2. Amandemen kedua pada tanggal 18 Agustus 2000

(19)

Kedudukan Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Negara Indonesia.

Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari Negara, ideologi Negara atau (Staatsidee).

• Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan Negara atau dengan kata lain perkataan.

• Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian

dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD1945, serta hukum positif lainnya.

• seluruh peraturan perudang- undangan di Indonesia harus bersumber pada pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terkandung asas kerohanian negara atau dasar filsafat negara RI.

• Dalam alinia ke empat pembukaan UUD 1945, termuat unsur- unsur yang menurut ilmu hukum di syaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia (rechts orde) atau (legai orde) yaitu suatu kebulatan dan keseluruhan peraturan- peraturan hukum.

(20)
(21)

1. MPR

Sebelum perubahan UUD 1945, kedudukan MPR berdasarkan UUD 1945 merupakan lembaga tertinggi negara dan sebagai pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat. MPR diberi kekuasaan tak terbatas (Super Power). karena “kekuasaan ada di tangan rakyat dan

dilakukan sepenuhnya oleh MPR” dan MPR adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia” yang berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden.

2. MA

Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung

membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.

3. BPK

(22)

4. DPR

Tugas dan wewenang DPR sebelum amandemen UUD 1945 1. memberikan persetujuan atas RUU [pasal 20 (1)],

2. mengajukan rancangan Undang-Undang [pasal 21 (1)], 3. Memberikan persetujuan atas PERPU [pasal 22 (2)], 4. Memberikan persetujuan atas Anggaran Pendapatan 5. Belanja Negara [pasal 23 (1)].

5. Presiden

6. Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR meskipun kedudukannya tidak “neben” akan tetapi “untergeordnet”.

7. Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi (consentration of power and responsiblity upon the president).

8. Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power). 9. Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.

Referensi

Dokumen terkait

Di Gorontalo, terdapat tiga bahasa yang terkenal yakni bahasa Gorontalo (disebut juga Hulontalo), bahasa Suwawa, dan bahasa Atinggola. Selain itu, terdapat juga

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) terhadap kemampuan pemecahan masalah

[3.1] Menimbang bahwa menurut Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, selanjutnya disebut UUD 1945, Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang

Mahasiswa Agroekoteknologi semester 4 yg memiliki IPS>3.00 bisa ambil mata kuliah : a.. Tataguna dan Kesesuaian Lahan yang ada

memperlihatkan bahwa hasil uji t-test paired pada kelompok eksperimen didapatkan nilai t -15.106 dengan signifikansi (p) 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa

NO PROGRAM AKUN URAIAN PAGU

Pemberian dosis pupuk NPK 6 g dan konsentrasi air kelapa 50% menunjukkan pengaruh yang lebih baik pada parameter tinggi bibit kakao, luas daun dan berat kering