• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analisis Kualitas Kewirausahaan Pribadi (KKP) UMKM Berbasis Ekonomi Kreatif Terhadap Kinerja Perusahaan 67 1 10 20180514

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of Analisis Kualitas Kewirausahaan Pribadi (KKP) UMKM Berbasis Ekonomi Kreatif Terhadap Kinerja Perusahaan 67 1 10 20180514"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kualitas Kewirausahaan Pribadi (KKP) UMKM Berbasis Ekonomi Kreatif

Terhadap Kinerja Perusahaan

Ayi Tejaningrum, Yudi Wahyudin Suwandi

STIE Ekuitas yudisuwandi@gmail.com

A B S T R A C T

Quality of private entrepreneurship is the value of entrepreneurship that owned by an entrepreneur, this research aims to analyze whether the quality of private entrepreneurship that owned by entrepreneurs have a significant relationship with company per-formance. Quality of private entrepreneurship is assessed from 10 indicators: (1). Search opportunities (2). Persistence and perse-verance (3). Obedience to contract (4). Demand for quality and efficiency (5). Risk taking (6). Goal setting (7). Search information (8). Systematic planning and monitoring (9). Network creation (10). Confidence. Performance measured by variable (1) Sales volume (2) Age of business (3) employment absorption (4) total revenue. The research method used is a case study in 4 districts that involving 52 SMEs.

The research method used is descriptive method, a method that esearching the status of a group of people, an object, a set of conditions, a system of thought, or a class of events in the present. The purpose of this research method is to create a description, description or systematically painting, factually and accurately about the facts, properties and relationships between the phe-nomena being investigated. Based on the results analysis, entrepreneurship quality is significantly related to organizational per-formance, the higher the entrepreneurship quality the better the performance of SMEs

Keywords:

Quality of Entrepreneurship, Creative Economy, Corporate Performance

A B S T R A K

Kualitas kewirausahan Pribadi adalah nilai nilai kewirausahaan yang dimiliki seorang pengusaha, penelitain ini bertujuan untuk menganalisis apakah kualitas kewirausahaan pribadi yang dimiliki pengusaha memiliki hubungan signifikan dengan kinerja perusahaan. Kualitas kewirausahaan Pribadi dinilai dari 10 indikator yaitu : (1). Pencarian peluang (2). Kegigihan d an ketekunan (3). Ketaatan terhadap kontrak (4). Tututan kualitas dan efisiensi (5). Pengambilan resiko (6). Penetapan tujuan (7). Pencarian informasi(8). Perencanaan yang sistematis dan monitoring (9). Persuai dan penciptaan jaringan (10). Kepercayaan diri. Sementara Kinerja diukur dari variabel (1) Volume penjualan (2) Umur usaha (3) penyerapan tenaga kerja (4) total revenue. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada UMKM di 4 kabupaten dengan melibatkan 52 UMKM.

Metode Penelitian yang digunakan adalah Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Berdasrkan hasil analisis, kualitas kewirausahaan berhubungan signifikan dengan kinerja organisasi, semakin tinggi nilai kualitas kewirausahaan semakin bagus kinerja UMKM.

Kata Kunci: Kualitas Kewirausahaan, Ekonomi Kreatif, Kinerja Perusahaan.

PENDAHULUAN

Terdapat 3 persoalan besar dalam kewirausahaan di Indonesia pertama berkenaan dengan jumlah wirausaha yang hanya mencapai 1.65% dari total jumlah penduduk dewasa, proporsi ini tertinggal jauh dibanding dengan Thailan, Singapore dan Malasyia yang sudah mencapai 4%, kedua berkenaan dengan kesehatan ekosistem kewirausahaan yang hanya menduduki rangk ke 68 dari 121 di dunia Menurut (the Global Enterpreneurship and

(2)

makro belum menunjukkan hasil yang menggembi-rakan.

Data menunjukan bahwa minat masyarakat untuk menjadi wirausaha di Indonesia masih rendah. Un-tuk lulusan Perguruan Tinggi, yang berminat men-jadi wirausaha hanya 6,4%, sementara untuk tingkat SLTA jumlahnya hanya 22,4%. Padahal, potensi pemuda kita (untuk bisa menjadi wirausaha) saat ini relatif besar, dimana tingkat kelulusan Strata I men-capai 300 ribu orang dan SLTA menmen-capai 2,5 juta orang pertahun. Apalagi, per tanggal 31 Desember 2015 mendatang, Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas.

Disisi lain seharusnya kewirausahaan di Indonesia bisa berkembang dengan baik karena sejalan dengan nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia yang ramah, mau bekerjasama (gotong royong).

Perumusan Masalah

a. Bagaimana kualitas kewirausahaan insan

industry kreatif di Kota Bandung.

b. Bagaimana Corporate Performance

masing-masing UMKM.

c. Bagaimana pengaruh KKP (kualitas

kewirausahaan pribadi) terhadap Corporate Performance.

LANDASAN TEORI

Definisi menurut Jhon J. Kao (1993) intinya adalah wirausaha lebih ditekankan kepada kemampuan mengelola resiko dalam memanfaatkan peluang bisnis melalui mobilisasi manusia, uang dan bahan baku. Konsep yang disampaikan Robert D. Hisrich et al (2005) lebih menfokuskan kedalam pengambilan resiko dan penciptaan produk yang unik bagi penambahan kekayaan perusahaan. Sementara Syis (1998) menekankan pengertian kewirausahaan ada kepribadian unggul yang menjadi teladan bagi sesama karena kemampuan untuk berdiri sendiri. Kemuadian menurut David Mc Clelland (2000) serta J. A. Schumpeter (2002) dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah proses yang dilakukan oleh manusia unggul untuk berdiri sendiri dalam pengelolaan bisnis, memiliki kemampuan untuk menganalisis resiko, pengambilan keputusan dan menyukai tantangan untuk kebermanfaatan bagi lingkungan.

Beberapa kajian berkenaan dengan faktor

pendorong kesuksesan wirausaha sudah banyak dilakukan penelitian baik didalam maupun diluar negeri. Kualitas Kewirausahaan Pribadi (KKP)

berkenaan dengan sifat-sifat diri yang dimiliki oleh pelaku usaha/wirausaha yang menunjang pada kesuksesan dalam berkarya.

Geoffrey G. Meredith (1996) mengemukankan 6 ciri yaitu: percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani menanggung resiko, kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasi kemasa depan. Machfoedz (2004) menyampikan karakteristik wirausaha unggul adalah: mengejar prestasi, berani menangung resiko, mampu memecahkan masalah, rendah hati, bersemangat, memiliki rasa percaya diri, menghindari sifat cengeng dan mencari kepuasan diri. ILO menyebutkan bahwa kualitas kewirausahaan yang sukses harus memiliki 8 karakteristik sebagai berikut: pencarian peluang, kegigihan dan ketekunan, ketaatan terhadap kontrak, tuntunan terhadap kualitas dan efisiensi, pengambilan resiko, penetapan tujuan, pencarian informasi, perencanaan yang sistematis dan monitoring, persuasi dna pencarian jaringan dan kepercayaan diri. David E. Rye (1996) menyebutkan bahwa kualitas kewirausahaan tercermin pada seseorang yang memiliki kemampuan untuk berprestasi secara tinggi, memiliki kemampuan menanggung resiko yang moderat, kemampuan dalam memecahkan masalah, pencarian status, percaya diri yang tinggi, menghindari ikatan emosi dan pekerja keras.

Konsep Kualitas Kewirausahaan

Beberapa pendapat para ahli diantaranya konsep yang disampaikan oleh ILO, David Mc Clelland, Zimmerer, 1996, 14-15, serta Menurut Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarbrough (1995) dapat disimpulkan bahwa seorang entrepreneur memiliki ciri utama atau kualitas yang diharapkan, sebagai berikut:

1. Ciri-ciri utama kewirausahaan bisa dilihat dari

watak dan perilakunya, yaitu Confidence, Result

Oriented, Risk Taker, Leadership,

Genuine/orisinil, Visioner;

2. Kepribadian Wirausaha terletak pada :

a. Kepercayaan diri (Confidence)

b. Kemampuan mengorganisasi

c. Kreativitas

d. Menyukai tantangan (Challenger)

Konsep Kearifan Lokal

(3)

mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.

Konsep Usaha Mikro Menengah dan Kecil

Apa itu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

sebenarnya tidaklah terlalu sulit untuk

mendefinisikan, dengan anda pergi ke suatu lokasi

usaha melihat bagaimana proses produksi

dijalankan, bagaimana manajemen usaha dikelola, bagaimana system pemasaran dan pencatatan

administrasi keuangan, dengan mudah kita

mengidentifikasi apakah usaha tersebut termasuk klasifikasi UMKM atau bukan. Tetapi untuk dicapainya kesepakatan bersama terhadap konsep UMKM, Pemerintah Republik Indonesia sudah memberikan batasan yang jelas dengan payung hukum melalui Undang-Undang No 20 tahun 2008.

Tabel 1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Menurut UU No 20 tahun 2008

Sumber: UU No 20 Tahun 2008

Penelitian-penelitian yang berkenaan dengan

UMKM sudah banyak dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Fokus penelitian berkenaan dengan faktor pendorong keberhasilan UMKM

No Kunci

Kesuksesan Sumber

1. Karakter bisnis

menantang

McManus & Delaney

(2007); Kroppdkk (2008)

2. Kerja keras McManus & Delaney

(2007)

3. Motivasi tinggi Pena (2002)

4. Disiplin McManus & Delaney

(2007); Jin dkk (2010)

5. Menjalani Bisnis

yang disukai Pasanen & Laukkanen

No Kunci

(2007); Jensen & Luthans (2006); Schultz (1999)

8. Karakter pribadi

yang mendukung

McManus & Delaney

(2007); Schultz (1990); Darling dkk (2007); Sarri & Trihopoulou (2005); Soriano (2003); Mattis

10. Memiliki insting

bisnis yang sangat baik

Pech & Cameron (2006)

11. Mendapatkan

12. Modal yang kuat Zaratiegue & Rabade

(2005); Soriano (2003); Wilson & Stokes (2004); Pasanen & Laukkanen (2006)

13. Interaksi yang

baik antara pemilik dengan pegawai

Rowe & Christie (2008);

Darling dkk (2007);

Jensen & Luthans (2006); Deamer & Earle (2004); Pasanen & Laukkanen (2006) Takeuchi (1995); Omerzel

(4)

No Kunci

Bennet & Rundle-Thiele

(2004); Darling dkk

Wilson & Stokes (2004)

21. Melakukan

adaptasi

Schindehutte & Morris (2001)

Dari table tersebut terlihat bahwa kajian kajian dalam koteks kewirausahaan UMKM belum ada yang mencoba memadukan atau mensinkronkan antara kualitas kewirausahaan dengan nilai-nilai kearifan lokal.

Konsep Kinerja Perusahaan

Pengertian Kinerja Perusahaan Menurut Para Ahli –

Setiap perusahaan pasti selalu meninjau kinerja dari perusahaan tersebut dalam periode tertentu. Kegiatan ini sering juga disebut dengan kinerja

perusahaan. Kinerja perusahaan memiliki

pengertian sebagai hasil dari sebuah kegiatan manajemen di sebuah perusahaan. Hasil dari kegiatan manajemen ini kemudian dijadikan sebuah

parameter atau tolak ukur untuk menilai

keberhasilan manajemen sebuah perushaan dalam hal pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan dalam periode tertentu. Selain pengertian seacar umum tersebut, ada banyak pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai pengertian dari kinerja perusahaan ini yang bisa dijadikan sebuah referensi dalam mendefiniskan kinerja perusahaan ini.

Berkaitan dengan konsep-konsep kinerja

perusahaan menurut para ahli diantaranya oleh Moerdiyanti (2010), Nakamura (2011:102), Helfert:

Helfert (1996:67), Chariri dan Ghozali, Van Horn dan John Wachowicz, serta Wheelen, 2005, disesuaikan

dengan situasi dan kondisi UMKM maka

pengukuran kinerja organisasi akan diukur oleh variable berikut ini: (1) Volume penjualan, (2) Umur usaha, (3) penyerapan tenaga kerja (4) total revenue.

METODE

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Nazir, 2011, hlm. 54). Melalui metode deskriptif ini, maka akan diperoleh penjelasan mengenai deskripsi kualitas kewirausahaan pribadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Jawa Barat.

Desain Penelitian

Menurut Nazir , hlm. 6 , desain dari

penelitian adalah semua proses yang diperlukan

dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Maka dari itu, desain penelitian yang akan dibuat mencakup uraian penjelasan pada operasional variabel, instrumen penelitian, populasi dan sampel yang diambil.

Definifi Variabel dan Operasionalisasi Variabel Menurut Sugiyono , hlm. , variabel

penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Kualitas Kewirausahaan Pribadi (KKP) sebagai

variabel independen.

2. Kinerja Perusahaan sebagai variabel dependen.

Tabel 3. Operasional Variabel Penelitian

Operasional

Variabel Konsep Indikator

(5)

n Pribadi (X) Pribadi (KKP) (7). Pencarian infor-masi

(8). Perencanaan yang sistematis dan moni-toring

Instrumen Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Dalam Dalam bagian ini, menjelaskan mengenai hal-hal yang mencakup instrumen dari penelitian, seperti sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini, serta teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa kuesioner. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 137), sumber data terdiri dari 2, yakni sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Dalam penelitian ini, terdapat sumber data primer yakni berupa data yang didapatkan langsung dari responden melalui kuesioner yang akan disebar. Sedangkan data sekunder ditunjukkan dalam tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Sumber Data Sekunder dan Primer

No Data Sumber Data

1 Kuesioner Pemilik UMKM di Jawa Barat

2 Literatur Internet dan Buku

Teknik Pengumpulan Data

1. Penyebaran Kuesioner

2. Penelitian Kepustakaan

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM di Jawa Barat yang melakukan produksi suatu barang. Dalam penelitian ini, tidak mungkin semua populasi dapat diteliti oleh penulis, hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu

keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia. Dengan demikian, peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan pada bagian yang diambil tersebut mewakili bagian lain yang tidak diteliti. Dalam rangka mempermudah melakukan penelitian yang diperlukan suatu sampel penelitian yang berguna ketika populasi yang diteliti berjumlah besar seperti populasi penduduk Pulau Jawa, dalam artian sampel tersebut harus representatif atau mewakili dari populasi tersebut.

HASIL

Pada tabel 5 terlihat UMKM yang mempunyai penghasilan kotor atau omset per bulan sekitar 1.000.000 sampai 20.000.000 terdapat 29 UMKM yang merupakan jumlah UMKM terbanyak juga, sementara UMKM yang mempunyai penghasilan di rentang 21.000.000 sampai 40.000.000 terdapat 8 UMKM, untuk rentang penghasilan 41.000.000 sampai 60.000.000 terdapat 8 UMKM, rentang 61.000.000 sampai 80.000.000 terdapat 3 UMKM dan yang mempunyai penghasilan lebih dari 81.000.000 hanya terdapat 2 UMKM

Tabel 5. Omset Per Bulan UMKM Sampel

Besar Omset per Bulan Jumlah UMKM

1.000.000 – 20.000.000 29

Sumber data: Data Kuesioner

(6)

Tabel 6. Profit per Bulan UMKM Sampel

Rata-rata Profit per Bulan Jumlah UMKM

> 1.000.000 3

1.000.000 – 10.000.000 36 11.000.000 – 20.000.000 6 21.000.000 – 30.000.000 2 31.000.000 – 40.000.000 - 41.000.000 – 50.000.000 2 51.000.000 – 60.000.000 -

> 60.000.000 1

Jumlah 50

Sumber data: Data Kuesioner

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 50 UMKM Sampel yang telah disurvey, terdapat 3 UMKM yang mempunyai profit atau rata-rata keuntungan perbulan dibawah 1.000.000, untuk penghasilan antara 1.000.000 sampai 10.000.000 merupakan penghasilan yang paling banyak didapat yaitu sebanyak 36 UMKM, penghasilan 11.000.000 sampai 20.000.000 terdapat 6 UMKM, penghasilan 21.000.000 sampai 30.000.000 terdapat 2 UMKM,

penghasilan 41.000.000 sampai 50.000.000

terdapat 2 UMKM dan penghasilan diatas 60.000.000 hanya terdapat 1 UMKM.

Jumlah Tenaga Kerja UMKM Sampel

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang.

Dibawah ini merupakan tabel jumlah tenaga kerja yang diserap oleh masing-masing UMKM, yaitu, Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa dari jumlah 50 UMKM yang tersebar di Jawa Barat paling banyak UMKM memiliki tenaga kerja sekitar 1 sampai 10 orang, dan hanya sedikit sekali atau hanya beberapa UMKM yang mempunyai pekerja diatas 10 orang.

Tabel 7. Jumlah Tenaga Kerja UMKM Sampel

Jumlah Tenaga Kerja Jumlah UMKM

1-10 orang 47

11-20 orang 1

21-30 orang 2

Jumlah 50

Sumber data: Data Kuesioner

Lama Usaha UMKM Sampel

Gambar 1 Lama Usaha UMKM Sampel Sumber data: Data Kuesioner

Dari diagram diatas terlihat bahwa dari 50 UMKM yang kami survey, jumlah UMKM yang paling ban-yak adalah pada rentang waktu 1 sampai 10 tahun yaitu sebanyak 25 UMKM, rentang waktu 31 sampai 40 tahun terdapat 11 UMKM, rentang waktu 21 sam-pai 30 tahun terdapat 7 UMKM, rentang waktu 11 sampai 20 tahun terdapat 6 UMKM dan di rentang waktu 41 sampai 50 tahun hanya terdapat 1 UMKM saja.

Wilayah Pemasaran UMKM Sampel

Dibawah ini dapat dilihat persentasi wilayah pemasaran dari 50 UMKM Sampel yang tersebar di Jawa Barat.

Gambar 2. Wilayah Pemasaran UMKM Sampel Sumber data: Data Kuesioner

(7)

atau sebesar 20%, sedangkan untuk wilayah pemasaran di seluruh Indonesia hanya terdapat 8 UMKM atau sebesar 16% dan untuk ke luar negeri hanya terdapat 1 UMKM atau sebanyak 2%.

Jenis Usaha UMKM Sampel

Dari 50 UMKM Sampel yang telah diteliti, terdapat 41 UMKM atau sekitar 82% usaha mereka dibangun sendiri dari awal, yang mana hal ini lebih mendominasi daripada jenis usaha UMKM yang dijalankan atau didapat dari keluarga secara turun temurun, hal ini terbukti pada tabel dibawah ini:

Tabel 8. Jenis Usaha UMKM Sampel

Jenis Usaha Jumlah UMKM

Warisan 9

Rintisan Sendiri 41

Jumlah 50

Sumber data: Data Kuesioner

Produk UMKM Sampel

Gambar 5. Produk yang Dihasilkan UMKM Sampel Sumber data: Data Kuesioner

Dari 50 UMKM yang telah di survey, persentasi terbanyak terdapat pada bidang kerajinan yaitu sebesar 22 UMKM, untuk bidang fashion terdapat 12 UMKM dan untuk bidang makanan sisanya yaitu sebesar 16 UMKM.

Pengaruh KKP Terhadap Kinerja Perusahaan

a. Pengaruh KKP Terhadap Umur Usaha

Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi

linear pada software SPSS versi 24 dengan hasil

sebagai berikut:

Tabel 9. Model Summaryb (Pengaruh KKP

Terhadap Umur Usaha)

Sumber: Olah data SPSS, 2017

Dalam Tabel 4.5 Model Summaryb (Pengaruh KKP

Terhadap Umur Usaha) dapat dilihat nilai R2

sebesar 0,002. Hal ini diartikan bahwa peubah bebas dalam hal ini kualitas kewirausahaan pribadi (X) secara bersama-sama menjelaskan peubah umur usaha (Y1) sebesar 0.2%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh peubah lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini atau model penelitian.

Semakin besar nilai R2 semakin menunjukkan

ketepatan model yang telah disusun (model yang dimaksud adalah model teori penelitian ini).

Tabel 10 ANOVAa(Pengaruh KKP Terhadap Umur Usaha)

Sumber: Olah data, 2017

Dalam table anova terlihat nilai Sig sebesar 0.75 yang berada di atas sebesar 0,05, artinya semua obyek yang diamati (50 responden) belum sesuai dengan model yang ditetapkan.

b. Pengaruh KKP Terhadap Volume Penjualan (Omset)

Tabel 11. Model Summaryb (Pengaruh KKP Terhadap Omset)

Sumber: Olah data SPSS, 2017

Berdasarkan tabel tersebut nilai R yaitu untuk

mengetahui hubungan antara kualitas

(8)

terhadap Omset (Y2). Dapat dilihat nilai R2 sebesar 0,004. Hal ini diartikan bahwa peubah bebas dalam hal ini kualitas kewirausahaan pribadi (X) secara bersamasama menjelaskan peubah umur usaha (Y1) sebesar 0.4%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh peubah lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini atau model penelitian.

Tabel 12. ANOVAa (Pengaruh KKP Terhadap Omset)

Sumber: Olah data SPSS, 2017

Tabel diatas digunakan untuk menarik kesimpulan diterima atau tidaknya hipotesis dengan melihat nilai signifikansi atau nilai Sig pada table anova. Yaitu dengan membandingkan antara nilai Sig tersebut dengan standar kesalahan atau alpha yang telah ditetapkan oleh peneliti. Biasanya peneliti menetapkan alpha 5 persen atau 0,05 walaupun untuk penelitian sosial alpha 10 persen pun masih ditoleransi. Dalam table anova terlihat nilai Sig sebesar 0.683 yang berada di atas sebesar 0,05, artinya semua obyek yang diamati (50 responden) belum sesuai dengan model yang ditetapkan.

Tabel 13. Coefficientsa (Pengaruh KKP Terhadap Omset)

Sumber: Olah data SPSS, 2017

Tabel ini digunakan untuk mengetahui pengaruh per variabel, namun di sini variabel yang merupakan variabel yang mempengaruhi hanya variabel kualitas kewirausahaan pribadi dengan Sig. = 0.683.

c. Pengaruh KKP Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Tabel 14. Model Summaryb (Pengaruh KKP Terhadap Jumlah Tenaga Kerja)

Sumber: Olah data SPSS, 2017

Berdasarkan tabel tersebut nilai R yaitu untuk

mengetahui hubungan antara kualitas

kewirausahaan pribadi (X) terhadap jumlah tenaga kerja (Y3). Hasil analisis menunjukkan nilai R= 0.095, hal ini menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang lemah antara kualitas

kewirausahaan pribadi (X) terhadap jumlah tenaga kerja (Y3).

Dalam Tabel di atas juga dapat dilihat nilai R2

sebesar , . Ukuran nilai R Square adalah ≤ R2 < 1, artinya semakin mendekati angka satu berarti garis regresi yang terbentuk dapat meramalkan peubah terikat (Y) secara lebih baik menuju kesempurnaan (model fit). Hal ini diartikan bahwa peubah bebas dalam hal ini kualitas kewirausahaan pribadi (X) secara bersamasama menjelaskan peubah jumlah tenaga kerja (Y3) sebesar 0.9%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh peubah lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini atau model

penelitian. Semakin besar nilai R2 semakin

menunjukkan ketepatan model yang telah disusun (model yang dimaksud adalah model teori penelitian ini).

Tabel 15 ANOVAa (Pengaruh KKP Terhadap Jumlah Tenaga Kerja)

Sumber: Olah data SPSS, 2017

(9)

diamati (50 responden) belum sesuai dengan model yang ditetapkan.

Tabel 16. Coefficientsa (Pengaruh KKP Terhadap

Jumlah Tenaga Kerja)

Sumber: Olah data SPSS, 2017.

Tabel ini digunakan untuk mengetahui pengaruh per variabel, namun di sini variabel yang merupakan variabel yang mempengaruhi hanya variabel kualitas kewirausahaan pribadi dengan Sig. = 0.514.

d. Pengaruh KKP Terhadap Keuntungan (Total

Revenue)

Tabel 17. Model Summaryb (Pengaruh KKP Terhadap Total Revenue)

Sumber: Olah data SPSS, 2017

Berdasarkan tabel tersebut nilai R yaitu untuk

mengetahui hunungan antara kualitas

kewirausahaan pribadi (X) terhadap keuntungan

atau revenue (Y4). Nilai korelasi bisa bernotasi

negative maupun positif, notasi ini

mengindikasikan bentuk atau arah hunungan yang terjadi. Dan hasil analisis menunjukkan nilai R= 0.003, hal ini menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang lemah antara kualitas

kewirausahaan pribadi (X) terhadap keuntungan atau revenue (Y4). Dan nilai R2 sebesar 0,000. Hal ini diartikan bahwa peubah bebas dalam hal ini

kualitas kewirausahaan pribadi (X) secara

bersamasama menjelaskan peubah keuntungan atau revenue (Y4) sebesar 0.0000%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh peubah lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini atau model penelitian.

Ukuran nilai R Square adalah ≤ R , artinya

semakin mendekati angka satu berarti garis regresi yang terbentuk dapat meramalkan peubah terikat

(Y) secara lebih baik menuju kesempurnaan (model fit).

Tabel 18 ANOVAa (Pengaruh KKP Terhadap Total

Revenue)

Sumber: Olah data SPSS, 2017

Menarik kesimpulan diterima atau tidaknya hipotesis dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi atau nilai Sig pada table anova. Yaitu dengan membandingkan antara nilai Sig tersebut dengan standar kesalahan atau alpha yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Biasanya peneliti

menetapkan alpha 5 persen atau 0,05 walaupun untuk penelitian sosial alpha 10 persen pun masih ditoleransi. Dalam table anova terlihat nilai Sig sebesar 0.986 yang berada di atas sebesar 0,05, artinya semua obyek yang diamati (50 responden) belum sesuai dengan model yang ditetapkan.

Tabel 4.15 Coefficientsa (Pengaruh KKP Terhadap Total Revenue)

Sumber: Olah data SPSS, 2017

Tabel ini digunakan untuk mengetahui pengaruh per variabel, namun di sini variabel yang merupakan variabel yang mempengaruhi hanya variabel kualitas kewirausahaan pribadi dengan Sig. = 0.986.

KESIMPULAN

1. Dari 50 UMKM Sampel yang telah diteliti,

terdapat 41 UMKM atau sekitar 82% usaha mereka dibangun sendiri dari awal, yang mana hal ini lebih mendominasi daripada jenis usaha UMKM yang dijalankan atau didapat dari keluarga secara turun temurun.

2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa hubungan

antara kualitas kewirausahaan pribadi (X)

(10)

menunjukkan nilai R= 0.059, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara kualitas kewirausahaan pribadi (X) terhadap Omset (Y2).

3. Dapat dilihat nilai R2 sebesar 0,004. Hal ini

diartikan bahwa peubah bebas dalam hal ini kualitas kewirausahaan pribadi (X) secara bersamasama menjelaskan peubah umur usaha (Y1) sebesar 0.4%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh peubah lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini atau model penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2003. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Aulawi, Hilmi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi dan Iman Sudirman. 2009. Hubungan Knowledge Sharing Behavior dan Individual Innovation Capability. Jurnal Tekhnik Industri, Vol. 11, No. 2, 174-187.

Barney, Jay B. 1991. Resource-Based Theorities of Competitive Advantage: Ten Years Retrospective on The Resource-Based View, Journal of Management, 27, 643-650.

Bogaert, I., Maertens, R. and van Cauwenbergh, A., 1994, Strategy As Situational Puzzle: The First of Components, in Hamel, G. and Heene, A., Competence-Based Competition, John Wiley, Chichester.

Burgess, R. G. 1993. In the Field: An Introduction to Field Research. London: Allen and Unwin.

Collis, David J. and Cynthia A. Montgomery, 1998, Corporate Strategy: A Resources Base Approach, McGraw-Hill.

Cooper, D.R. dan Schindler, P.S. 2003. Business Research Methods, Edisi ke-8, McGraw Hill, New York.

Covin, J.G and Slevin, 1991, A Conceptual Modelof Entrepreneurship as Firm Behavior, Entrepreneurship Theory and Practice, 16 (1), 7-25.

Crawford, C. Merle; Di Benedetto, C. Anthony. 2000. New Products Management Sixth Edition. McGraw-Hill, New York.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi

Sulawesi Tenggara, 2013, Daftar Sentra Industri dan Kerajinan Propinsi Sulawesi TenggaraTahun 2013, Kendari.

Drucker, P.F. 1985. Innovation and Entrepreneurship:

Practice and Principles. New York: Harper and Row.

Dun Steinhoff, John F. Burgess. 1993. Small Business Management Fundamentals 6th ed. New York: McGrawhill Inc.

Galbreath, Jeremy, 2005, Which Resources Matter The Most to Firm Succes? An Exploratory Study of Resources-Based Theory, Technovation, 25, 979-987.

Gaskill, L.A.R, H.E Van Auken and R.A Manning, 1993, A Factor Analytic Study of The Perceived Causes of Small Business Failure, Journal of Small Business Management, 18-31.

Glancey, et al. 1998. Behaviour of disrupted of Solenopsis invicta toward queens and pheromone-treated surrogate queens placed outside the nests. Sociobiology, 7: 283-288.

Grant, Robert M., 1997, Contemporary Strategy Analysis Concept, Techniques, Application, 2nd, Secokusumo, T. (penerjemah), Analisis Strategi Kontemporer, Konsep, Teknik, Aplikasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gujarati, 1998. Ekonometrika Dasar. Jakarta, Erlangga.

Hartini. 2012. Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja Bisnis. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol. , No. , Maret : − .

Hisrich. R.D., Peters, M.P., & Sheherd, D.A. 2005. Entrepreneurship.6 ed. New York: McGraw-Hill Irwin.

Home, Niilo, 2011, Entrepreneurial Orientation of Grocery Retailer in Finland, Journal of Retailing and Customer Services, Vol. 3, 1-9.

http://www.kompasiana.com/akbarisation/kearifan-

lokal-untuk-kearifan-indonesia_5529c187f17e615723d623ab

(11)

Embryonic Stage of Firm Growth, Industrial Marketing Management 36 : 651-661.

Jauch, L.R, Glueck, W.F. 1988. Business Policy and Strategy Management. Singapore: McGraw Hill.

Joko Susilo. 2011.

http://www.jokosusilo.com/2011/07/01/bagaiman a-cara-memulai-wirausaha-agar-sukses

Johannessen, Jon-Arild, 2008, Organisational Innovation is Part of Knowledge Management, International Journal of Information management, 403-412.

Kao,J.J. 1998. The Entrepreneurial Organization, New Jersey : Prentice Hall International Inc.

Kao, R.W.Y. (1995), Entrepreneurship: A. Wealth Creation and Value Adding Proces, Prentice Hail Singapore.

Knight, Gary. . Entrepreneurship and Marketing Strategy: the SME Under Globalization , Journal of International Marketing, Vol.8, No.2, p.12-32.

Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks. Kelompok Gramedia. Irawan.

Latif, Davis A, 2008, Model for Teaching The Management Skills Component of Managerial Effectiveness to Pharmacy Student, Review, p. 377.

Lee, Maria R. and Yi-Chen Lan, 2011, Toward a Unified Knowledge Management Model for SMEs, Expert Systems With Applications, 729-735.

Li, Yong-Hui, Jing-Wen Huang and Mey-Tien Tsai, 2008, Entrepreneurial Orientation and Firm Performance: The Role of Knowledge Creation Process, Industrial Marketing Management (38), 440-449.

Liao, Shu-Hsien & Chi Chuan Wu, 2010, System Perspective of Knowledge Management, Organizational Learning and Organizational Innovation, Expert Systems with Applications, 37, 1096-1103.

Lin, Hsiu-Fen and Gwo Guang Lee, 2004, Perception of Senior Managers Toward Knowledge Sharing, Management Decision, Vol. 42, No. 1, p. 108-125.

Lumpkin, G. T, Andreas Rauch, Johan Wiklund and Michael Frese, 2005, Entrepreneurial Orientation and Business Performance: An Assesment of Past Research and Suggestions for The Future, Entrepreneurship Theory and Practice, 1-54.

Lumpkin, G.T., and Dess, G.G. 1996. Clarifying The Entrepreneurial Orientation Construct and Linking it to Firm Performance, Academy of Management Review, 21(1): 135-172.

Malhotra, Naresh K. 2009. Riset Pemasaran Pendekatan Terapan Jilit 1. Jakarta: PT Index.

McClelland, C. David. 1965. The Achievement Motive In Ekonomic Growth. Boulder and London: Westview Press.

Meredith, Geoffrey.G. 2002. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta: PPM.

Miller, D., and Le Breton Miller, I., 2005, Managing for The Long Run: Lessons in Competitive Advantage from Great Family Businesses, Boston, MA: Harvard Business School Press.

Miller, D., and P.H Friesen, 1984, Organizations: A Quantum View, New York: Prentice Hall.

Nasir, (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Glalia Indonesia.

Nurhayati, 2004, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja dan Keunggulan Bersaing Usaha Kecil yang Berorientasi Export di Jawa Timur, Disertasi Program Doktor Ilmu Management, PPS FEUB Malang.

Riyanti B.P.D. (2002). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil Menengah. Disertasi Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Sangen, Mariyati, 2005, Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Orientasi Pasar dan Budaya Etnis Cina, Bugis, Jawa dan Banjar Terhadap Kinerja Usaha Kecil Pada Industri Pengolahan Pangan di Kalimantan Selatan, Disertasi Program Doktor Ilmu Management, PPS FEUB Malang.

Schumpeter, J., 1934, The Theory of Economic Development, Harvard University Press.

(12)

Metodologi Penelitian Untuk BIsnis, Salemba Empat, Jakarta.

Smart, D. T., & Conant, J. S. 1994. Entrepreneurial Orientation, distinctive marketing 39 competencies and organizational performance. Journal of Applied Business Research, 10 (3).

Solichin, E. (2005). Kajian Karakteristik Entrepreneurship dan Iklim Usaha serta Kontribusinya terhadap Kemajuan Usaha ( Studi pada Agroindustri Pangan pada Skala Usaha Kecil di Kediri). Ringkasan Disertasi. Program Strudi Ilmu Pertanian Minat Ekonomi Pertanian. Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang.

Solimun. 2010. Pemodelan Persamaan Struktural Pendekatan PLS. Brawijaya. Malang.

Suci, Rahayu Puji, 2009, Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan, Kemampuan Manajemen dan Strategi Bisnis (Studi pada Industri Kecil dan Menengah Bordir di Jawa Timur), Jurnal Manajemen dan Bisnis, Universitas Petra, Surabaya, hal. 46-58.

Suendro. 2010. Analisis Pengaruh Inovasi Produk Melalui Kinerja Pemasaran Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Studi Kasus Pada Industri Kecil Dan Menengah Batik Pekalongan), Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.

Sugiyono, 2001. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.

---. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta.

Suhartini, Karim. 2007. Analisis Pengaruh Kewirausahaan Korporasi Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Pabrik Pengolahan Crumb Rubber Di Palembang. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 5, No 9 Juni 2007.

Supranto, 2004. Metode Riset, Rineka Cipta Jakarta.

---, 2005. Metode Riset, Rineka Cipta Jakarta.

Suryana 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Tambunan, 2003. Perekonomian Indonesia: Beberapa Masalah Penting. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tjahjaningsih, Endang. 2012. Upaya Peningkatan Kinerja Organisasi Melalui Inovasi Transformasi Budaya Prososial, Universitas Stikubank.

Wheelen, Thomas L and J D Hunger, 2005, Strategic Management and Business Policy, Upper Saddle River, N J: Prentice Hall, NY.

Wiklund, 1999, The Sustainability of The Entrepreneurial Orientation-Performance Relationship, Entrepreneurship Theory and Practice, Baylor University.

Wiklund, J & Shepherd D, 2005, Knowledge Based Resources, Entrepreneurial Orientation and The Performance of Small and Medium Sized Business, Strategic Management Journal (24), 1307-1314.

Zahra, Q. A & Covin, J. G, 2005, Con-texture Influence on The Corporate Entrepreneurship Performance Relationship: A Longitudinal Analysis, Journal of Business Venturing (10), 43-58.

Zahra, S dan J. G. Covin. . contextual influences on the Corporate Entrepreneurship Performance: A Longitudinal Analysis , Journal of Business Venturing, 10 (1), pp. 43-58.

Zhou, Kevin Zheng, Chi Kin Yim, and David K.Tse,2005. The Efeect of strategic Orientations on Technology-and Market-Based Breakthrough Innova tions. Journal of Marketing.Vol.69 (April), pp.42-60.

Zimmerer, W. Thomas, Norman M.

Scarborough. 1996. Entrepreneurship and The New Venture Formation. New Jersey: Prentice Hall - International Inc.

Zimmerer, T.W. & Scarborough, N.M (1998), Essentials of Entrepreneurship and Small Bussiness Management. Second Ed. Prentice Hall.

Gambar

Tabel 2. Fokus penelitian berkenaan dengan faktor pendorong keberhasilan UMKM
Tabel 3.  Operasional Variabel Penelitian
Tabel 5. Omset Per Bulan UMKM Sampel
Gambar 2. Wilayah Pemasaran UMKM Sampel
+4

Referensi

Dokumen terkait