LAPORAN PENDAHULUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA NUTRISI DI BANGSAL WIJAYA KUSUMA RSUD WATES Asuhan keperawatan ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah PKK I
Dosen Pembimbing : Sarka Ade, SIP, S.Kep, M.A
Praktikan
Novatiarista Widya Pamukti
P07120214024
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
DIV KEPERAWATAN
LEMBAR PENGESAHAN
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Di Bangsal Wijaya Kusuma Rumah Sakit Umum Daerah Wates
Telah disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Disusun oleh
Mahasiswa/ Praktikan
Novatiarista Widya Pamukti NIM. P07120214024
Pembimbing Lapangan
PARJIANTO, SST
Pembimbing Pendidikan
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalahsistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. 1. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigibelakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
2. Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan (faring) adalah penghubung antara mulut dan kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
3. Kerongkongan (Esofagus)
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kacang keledai. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
5. Usus Halus
Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang panjangnya kira-kira 6 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus besar terdiri dari rectum, colon dan rectum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dengan diameter kira-kira 6 cm. Usus menerima makanan yang sudah berbentuk chime (setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, potassium, bikarbonat dan enzim.
6. Usus Besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari : Kolon asendens (kanan)
Kolon transversum
Kolon desendens (kiri)
Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
7. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbahkeluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dansebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar -BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi (suitor & hunter, 1980) adalah untuk memberikan energy bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangkadan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia dalam tubuh.
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya enyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
C. KEBUTUHAN NUTRISI MANUSIA 1. Air
Merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel tergantung pada lingkungan cairan. Air menyusun 60%-70% dari seluruh berat badan. Prosentase seluruh air dalam tubuh lebih banyak untuk orang kurus daripada yang gemuk karena otot terdiri dari banyak air dari pada jaringan lain kecuali darah. Kebutuhan cairan dipenuhi oleh konsumsi cairan, buah-buahan segar dan sayuran yang diproduksi selama oksidasi makanan.
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama. Setiap 1g karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa, pecahan energi selama masa istirahat atau puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak. Metabolisme karbohidrat mengandung 3 proses, yaitu :
a. Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida dan air disebut glikogenolisis.
c. Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut glukoneogenesis.
3. Protein
Protein memberikan sumber energy dan juga penting untuk mensintesis/ membangun jaringan tubuh dalam pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan. Bentuk protein yang paling sederhana adalah asam amino. Asam amino esensial adalah yang tidak dapat disintesis oleh tubuh tapi harus diberikan dalam diet, yang lainnya/ dapat disintesis diklasifikasi sebagai non esensial.
Protein yang lengkap terdiri dari semua asam amino esensial dalam kuantitas yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan mempertahankan keseimbangan nitrogen, juga sebagai protein yang bernilai biologis tinggi contoh: daging hewan ternak, susu dan telur. Sedangkan yang tidak lengkap adalah sereal, kacang-kacangan, dan sayuran, ini bisa dibuat lengkap dengan menambahkan sintetik asam amino seperti sintetik lisin untuk gandum.
Protein berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan tubuh. Setiap 1g protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan berbentuk hormone dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh, tetapi harus didapat dari makanan.
4. Lemak
Lemak merupakan sumber energi paling besar. 1g lemak akan menghasilkan 9 kkal. Lipid adalah lemak yang dapat membeku pada suhu ruangan tertentu, dimana lipid tersebut terdiri atas trigliserida dan asam lemak. Proses terbentuknya asam lemak disebut lipogenesis. Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain :
a. Pernapasan, sirkulasi darah, suhu tubuh, dll. b. Kegiatan mekanik oleh otot.
c. Aktivitas otak dan saraf.
d. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormon. e. Sekresi cairan pencernaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi : a. Basal Metabolisme meningkat
b. Aktivitas tubuh c. Faktor usia d. Suhu lingkungan e. Penyakit
5. Vitamin
Merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada makanan yang esensial untuk metabolisme normal. Tubuh tidak mampu mensintesis vitamin dalam jumlah yang dibutuhkan dan tergantung pada asupan diet. Walau vitamin terkandung di banyak makanan juga dipengaruhi oleh; proses penyimpanan/ persiapan. Kandungan tertinggi terdapat pada makanan segar .Vitamin sebagai yang larut air dan lemak.
a. Vitamin larut air
Adalah termasuk vit C dan B compleks, yang terdiri dari 8 vitamin. Vitamin yang larut air tidak dapat disimpan dalam tubuh/ harus tersedia sebagai asupan makanan tiap hari. Hipervitaminosis adalah kondisi yang disebabkan oleh asupan vitamin yang berlebihan jarang terjadi tapi dosis berlebih vitamin C dan B6 dapat terjadi toksisitas. Vitamin merupakan zat kimia yang digunakan sebagai katalis dalam biokimia.
b. Vitamin larut lemak
Adalah termasuk vitamin A, D, E dan K disimpan dalam tubuh. Kecuali vitamin D yang disediakan melalui asupan diet. Toksis dapat terjadi karena kelebihan dosis (disengaja/ tidak ) dari vitamin sintetik, dalam makanan, dan diet yang mengandung minyak hati ikan. Vitamin tertentu dipertimbangkan sebagai antioksidan/ substansi yang menetralisir radikal bebas. Vitamin ini termasuk beta karotin, vitamin A, C dan E.
6. Mineral
Mineral dikategorikan menjadi 2 :
Contohnya : kalsium, phosphor, sodium, potasium, magnesium, klorida, dan sulfur.
b. Micromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinyasejumlah kurang lebih 100 mg.
Contohnya : besi, seng, mangan, iodium, selinium, cobalt, kromium, tembaga, dan klorida.
D. KEBUTUHAN NUTRISI MENURUT USIA
Berikut ini adalah nilai kecukupan energi dan kecukupan protein seseorang perhari rata-rata ketika dalam aktivitas sedang. Jika sering melakukan aktivitas berat seperti olahraga berat, kuli bangunan, menggarap sawah, pekerja lapangan, dan lain sebagainya perlu ditambahkan asupan energi dan protein yang cukup.
No Rentang usia Kebutuhan Nutrisi
1. Neonatus Kecukupan energi: 550 kkal
Kecukupan protein: 10 gram 2. Bayi
Pada bayi pencernaan dan absorbsi masih sederhana sampai 6 bulan. Nutrisi yang cocok adalah ASI.
Kecukupan energi: 650 kkal Kecukupan protein: 16 gram
3. Toddler Kecukupan energi: 650 kkal
Kecukupan protein: 16 gram
4. Pra sekolah Kecukupan energi: 1800 kkal
Kecukupan protein: 45 gram 5. Usia anak sekolah (6- 12 tahun) Laki-laki
- Kecukupan energi: 2050 kkal - Kecukupan protein: 50 gram Perempuan
- Kecukupan energi: 2050 kkal - Kecukupan protein: 50 gram 6. Remaja (13 – 21 tahun)
Kebutuhan kalori, protein, mineral, dan vitamin sangat tinggi berkaitan dengan proses pertumbuhan. Lemak tubuh meningkat akan mengakibatkanobesitas sehingga akan menimbulkan stress pada
Laki-laki
- Kecukupan energi: 2600 kkal - Kecukupan protein: 65 gram Perempuan
body image.
7. Dewasa (23- 45 tahun)
Kebutuhan nutrisi berkaitan dengan proses pemeliharaan dan perbaikan tubuh. Masa dewasa merupakan masa produktif khususnya terkait dengan aktivitas fisik.
Laki-laki
- Kecukupan energi: 2550 kkal - Kecukupan protein: 60 gram Perempuan
- Kecukupan energi: 1900 kkal - Kecukupan protein: 50 gram
8. Lansia Laki-laki
- Kecukupan energi: 2250 kkal - Kecukupan protein: 60 gram Perempuan
- Kecukupan energi: 1750 kkal - Kecukupan protein: 50 gram
E. PATOFISIOLOGI GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat aktivitas, keadaan penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta prosedur dan pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas, maka nutrisi dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat aktivitas akan meningkat atau menurun. Sementara, status penyakit dan prosedur atau pengobatan yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan, absorbsi, metabolisme dan ekskresi.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zar makanan tertentu, dan suatu saat akan meningkat. Penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein di ekskresi oleh ginjal. Penyakit-penyakit fisik biasanya meningkatkan kebutuhan zat makanan. Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit saluran cerna.
F. FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI MANUSIA
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
3. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
4. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
6. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
7. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
G. GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI MANUSIA
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
Berat badan 10-20% dibawah normal
Tinggi badan dibawah ideal
Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
Adanya penurunan albumin serum
Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
Disfagia karena adanya kelainan persarafan
Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa
Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
Berat badan lebih dari 10% berat ideal
Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
Kemungkinan penyebab : Perubahan pola makan
Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
1. Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas dan kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kategori sebagai berikut :
a) PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.
b) PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur s/d 80 % BB Normal.
c) PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur. 2. Kwashiorkor
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan asi. Defisiensi dapat berakibat :
retardasi mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh, depigmentasi kulit, dermatitis.
3. Marasmus
Sindrom akibat defisiensi kalori dan protein. Defisiensi kalori berkibat : kelaparan, hilangnya jaringan-jaringn tubuh, BB kurang dari normal, diare. PCM juga dapat terjadi akibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani proses perawatan di berbagai fasilitas kesehatan.
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.
H. PENILAIAN KEBUTUHAN NUTRISI 1. Pengukuran Atropometri
a. Berat Badan ideal: (Tinggi Badan-100)±10% b. Lingkaran Pergelangan tangan
c. Lingkaran lengan atas (MAC/ Mid Aid Cirmumtance) - Nilai normal wanita: 28.5 cm
- Nilai normal pria: 28,3 cm
- Tabel ukuran lingkungan lengan atas untuk remaja dan dewasa
Lingkar Lengan Atas (LLA)
Usia 100% (standar) 85% 80%
Laki-laki perempuan laki-laki perempuan laki-laki perempuan
15-16 25,0 24,5 21,0 20,5 20,0 19,5
16 26,0 24,5 22,0 21,0 20,5 19,5
17 27,0 25,0 23,0 21,5 21,5 20,0
Dewasa 29,5 28,5 25,0 23,5 23,5 23,0
- Nilai normal pria: 12,5-16,5 cm e. Penilaian IMT (Indeks Massa Tubuh)
IMT = Berat badan (kg) Tinggi badan (m)2
ATAU IMT = Berat badan (lb) x 704,5 Tinggi badan (in)2
Tabel kategori ambang batas IMT untuk Indonesia
katagori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan <17,0 Kekurangan berat badan tingkat berat 17,0-18,5
Normal >18,5-25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
2. Pengukuran Biokimia
a. Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml) b. Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml) c. Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%) d. BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki:0,6-13 mg/100ml, perempuan:0,5-1,0 mg/100ml)
3. Pengukuran Tanda Klinis Status Nutrisi
Bagian Tubuh Tanda-Tanda untuk Nutrisi yang Baik
Tanda-Tanda untuk Nutrisi yang Buruk
Penampilan umum Sadar; responsif Lesu, apatis, kakeksia, Berat badan Berat badan normal untuk
tinggi badan, usia, bentuk tubuh.
penampilan obesitas atau kurus (perhatian khusus
Otot Otot berkembang baik, kuat;
Tonus bagus;beberapa lemak
Di bawah kulit berkembang; nyeri;edema penurunan atau kehilangan refleks lutut dan tumit, tidak adanya ras vibtratorik
Fungsi
gastrointestinal
nafsu makan dan pencernaan baik; eliminasi teratur normal; tidak ada organ atau massa yang teraba.
anoreksia;tidak dapat mencerna; konstipasi atau diare;pembesaran hati atau limpa
Fungsi
kardiovaskuler
laju denyut dan irama jantung yang normal; tidak ada
mudah lelah; kurang energi; mudah tertidur, penampilan capek dan apatis
dengan warna baik pucat,berpigmen,
penampilan iritasi, lebam;petechiae;
kehilangan lemak
pada subkutan Wajah dan leher warna merata;halus, merah
muda,penampilan sehat, Tidak ada bengkak
,
penampilan berminyak, diskolorasi bersisik, bengkak; Kulit gelap di pipi Dan di bawah mata; Tidak halus atau Kasar pada kulit Sekitar hidung dan mulut Bibir halus;warna baik;penampilan
Lembab (tidak pecah atau bengkak)
membran mukosa di dalam rongga mulut berwarna merah muda sampai kemerahan
membran mukosa mulut yang lembut, bengkak.
Gusi warna merah muda baik;
penampilan sehat dan merah; tidak bengka atau berdarah
gusi bengkak dan mudah
berdarah; margin
kemerahan inflamasi;gusi tertarik kebelakang
Lidah warna merah muda atau Kemerahan gelap baik, tidak Bengkak;halus;terdapat papila hiperemia dan hipertropi; dan papil atropi
Gigi gigi tidak berlubang dan nyeri;
penampilan terang dan lurus; tidak penuh;dagu dicukur dengan tidak ada diskolorasi.
membran ;bulu mata;lembab dan sehat dengn warna merah muda; pembuluh darah terlihat atau tidak ada benjolan pada jaringan kelelahan di bawah mata.
membran kemerahan (injeksi konjungtiva);kering; tanda-tanda infeksi; atau sklera; tidak ada lingkaran bintik bitot, kemera han, dan fisura pada sudut kelopak Leher (kelenjar) tidak ada pembesaran kelenjar pembesaran tiroid
Kuku penampilan keras,merah muda bentuk kuku seperti sendok (koilonishia);mudah patah
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin timbul berhubungan dengan nutrisi:
1. Kekurangan nutrisi berhubungan dengan :
Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit infeksi , luka bakar, ataupun kanker.al
Disfagia akibat kelumpuhan serebral
Penurunan absorpsi nutrisi akibat intoleransi laktosa.
Penurunan nafsu makan
Sekresi berlebihan , baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun
Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya
Kesulitan mengunyah
2. Kelebihan nutrisi berhubungan dengan :
Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi.
Penurunan fungsi pengecap atau penciuman.
Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi.
Penurunan kebutuhan metabolisme.
Kelebihan asupan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner&Suddarth, Suzanne C. Smeltzer, Brenola G. Bare. 2001. KeperawatanMedikal Bedah. EGC: Jakarta
Nanda International. 2015. Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi 2015. Mediaction: Yogyakarta
Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. EGC: Jakarta