• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jaringan Komputer - Aplikasi Monitoring Jaringan Berbasis Web Dengan Menggunakan Simple Network Management Protocol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jaringan Komputer - Aplikasi Monitoring Jaringan Berbasis Web Dengan Menggunakan Simple Network Management Protocol"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

2.1. Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain dengan menggunakan suatu protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat berbagi file, informasi, aplikasi, dan juga berbagi penggunaan perangkat keras seperti printer, scanner, hardisk, dan lain-lain (Odom, 2005). Untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya diperlukan berbagai macam media komunikasi seperti kabel, gelombang radio, saluran telepon, satelit, maupun serat optik .

(2)

Pada gambar 2.1, digambarkan ada terdapat tiga komputer dan sebuah server yang terhubung ke switch, kemudian server tersebut terhubung ke sebuah printer dan sebuah router yang terhubung ke internet melalui WAN (Wide Area Network).

2.2. Manajemen Jaringan

Manajemen jaringan adalah kemampuan untuk memonitor, mengontrol, dan merencanakan suatu jaringan komputer dan komponen sistem. Manajemen jaringan merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah jaringan komputer. Tujuan utama dari manajemen jaringan ini adalah untuk memastikan pengguna jaringan mendapatkan layanan jaringan dengan kualitas yang baik, dan menjaga kualitas jaringan agar tidak terjadi penurunan kualitas layanan dalam jaringan tersebut (Burke, 2004).

Arsitektur manajemen jaringan terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut: • Network Management Station (NMS), menjalankan aplikasi manajemen

jaringan yang mampu mengumpulkan informasi mengenai perangkat yang dikelola dari agen manajemen yang terletak dalam perangkat (Clemm, 2007). Aplikasi manajemen jaringan harus memproses data dalam jumlah yang besar, bereaksi terhadap peristiwa tertentu (event), dan mempersiapkan informasi yang relevan untuk ditampilkan. NMS biasanya memiliki console kendali dengan sebuah antarmuka GUI (Graphical User Interface) yang memungkinkan pengguna untuk melihat representasi grafis dari jaringan, mengontrol perangkat dalam jaringan yang dikelola, dan memprogram aplikasi manajemen jaringan. Beberapa aplikasi manajemen jaringan dapat diprogram untuk bereaksi terhadap informasi yang didapat dari agen manajemen dan/atau mengeset nilai ambang (threshold) dengan cara melakukan tes dan koreksi secara otomatis (konfigurasi ulang, mematikan perangkat yang dikelola), mencatat yang terjadi pada jaringan (logging), dan memberikan informasi status dan peringatan kepada pengguna.

(3)

• Agen manajemen, memberikan informasi mengenai perangkat yang dikelola kepada NMS dan dapat juga menerima informasi kendali/kontrol.

• Protokol manajemen jaringan, digunakan oleh NMS dan agen manajemen untuk bertukar informasi.

• Informasi manajemen, merupakan informasi yang dipertukarkan antara NMS dan agen manajemen yang memungkinkan proses monitor dan kontrol dari perangkat.

Perangkat lunak manajemen jaringan (aplikasi manajemen jaringan dan agen) biasanya berdasarkan pada protokol manajemen jaringan tertentu dan kemampuan manajemen jaringan yang diberikan oleh perangkat lunak biasanya berdasarkan pada fungsi yang didukung oleh protokol manajemen jaringan. Pemilihan perangkat lunak manajemen jaringan ditentukan oleh:

• Lingkungan jaringan (jangkauan dan sifat jaringan) • Persyaratan manajemen jaringan

• Biaya

• Sistem operasi

Protokol manajemen jaringan yang paling umum digunakan adalah:

Simple Network Management Protocol (SNMP), protokol ini paling banyak digunakan pada jaringan lokal (LAN)

(4)

Gambar 2.2 Arsitektur Network Management Station (NMS)

Di dalam manajemen jaringan ada terdapat beberapa aktivitas yang terjadi, seperti administrasi jaringan, maintenance atau pemeliharaan jaringan, manajemen performansi, manajemen keamanan dan lain-lain. The International Organization for Standarization (ISO) mendefinisikan sebuah model konseptual untuk menjelaskan fungsi dan proses manajemen jaringan yang dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Proses yang ada pada sub bagian aspek manajemen jaringan

Aspek Manajemen Jaringan Penjelasan

Network Installation Berhubungan dengan pelaksanaan proses instalasi pada suatu jaringan, misalnya ketika ada suatu komponen baru yang ditambahkan ke dalam jaringan Network Repair Berhubungan dengan proses perbaikan atau reparasi

pada jaringan

Network Test Berhubungan dengan proses pengetesan atau uji coba pada jaringan

Network Planning & Design Proses perencanaan dan perancangan jaringan

(5)

Lanjutan Tabel 2.1 Proses yang ada pada sub bagian aspek manajemen jaringan Configuration Management Berhubungan dengan proses konfigurasi di dalam

jaringan

Security Management Berhubungan dengan proses penanganan keamanan dalam jaringan, misalnya proses pengalokasian privilege kepada user yang berhak mengakses jaringan

Accounting Management Berhubungan dengan proses administrasi biaya yang diperlukan dalam pengembangan jaringan dan melakukan pengalokasian biaya

Inventory Management Berhubungan dengan proses manajemen komponen jaringan yang ada, meliputi penentuan apa yang harus ada di dalam jaringan, dan perawatan komponen jaringan yang ada

Data Gathering & Analysis Berhubungan dengan proses pengumpulan dan penganalisisan data pada jaringan

Traffic Management /

Performance Management

Berhubungan dengan optimasi performansi dari suatu jaringan

Dari tabel 2.1, monitoring jaringan masuk ke dalam aspek Traffic Management / Performance Management. Tujuan utama dari traffic management adalah untuk melakukan measurement atau pengukuran dan menjaga kinerja dari berbagai aspek yang menentukan baik tidaknya suatu jaringan (Ding, 2009). Dengan melakukan hal tersebut diharapkan kinerja jaringan bisa dijaga di dalam batas yang dapat ditolerir. Di dalam melakukan pengukuran akan dilakukan proses pengumpulan data-data statistik jaringan, seperti penggunaan traffic data, delay pada jaringan, dan network availability. Data-data tersebut yang harus dijaga agar tetap sesuai dengan kondisi waktu yang ada. Terdapat dua tahapan utama di dalam manajemen performansi. Tahapan pertama yaitu proses pengumpulan data, dan tahapan kedua adalah proses analisis dari hasil data yang didapat.

(6)

Komponen-komponen yang terdapat di dalam jaringan tersebut seperti hubs, switch, bridges, routers, gateways, dan lain-lain. Tugas utama dari sebuah sistem manajemen jaringan adalah melakukan pengelolaan terhadap komponen-komponen tersebut, dengan cara mendapatkan informasi tertentu dari komponen jaringan tersebut.

2.3. Sistem Monitoring

Monitoring jaringan merupakan bagian dari manajemen jaringan. Hal yang menjadi dasar dari konsep manajemen jaringan adalah tentang adanya manajer atau perangkat yang melakukan manajemen dan agen atau perangkat yang dimanajemen.

Monitoring jaringan merupakan tugas yang sulit dan merupakan tugas yang sangat penting bagi seorang administrator jaringan. Seorang adminstrator jaringan selalu berusaha untuk menjaga kelancaran operasi jaringan. Jika jaringan mengalami penurunan kualitas dalam jangka waktu yang singkat saja akan menyebabkan penurunan produktivitas dalam sebuah perusahaan. Dalam hal monitoring jaringan dituntut agar bersifat proaktif daripada reaktif, administator perlu memonitor lalu lintas dan kinerja dari jaringan dan memastikan tidak terjadi pelanggaran keamanan dalam jaringan.

Monitoring dalam hal ini merupakan proses pengumpulan data dari berbagai sumber yang dilakukan secara real time. Tahapan monitoring secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

1. Proses di dalam pengumpulan data monitoring 2. Proses di dalam analisis data monitoring

(7)

Gambar 2.3 Proses dalam sistem monitoring

Keseluruhan proses dapat dilihat pada gambar. Sumber data dapat berupa network traffic, informasi mengenai hardware, dan lain sebagainya. Proses dalam analisis data dapat berupa pemilihan data dari sejumlah data yang telah terkumpul atau bisa juga berupa manipulasi data sehingga diperoleh informasi yang diharapkan. Sedangkan tahap menampilkan data hasil monitoring menjadi informasi yang berguna di dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap sistem yang sedang berjalan dapat berupa sebuah tabel, gambar, kurva, atau animasi.

Aksi yang terjadi diantara proses-proses dalam sebuah sistem monitoring adalah berbentuk service, yaitu proses yang berjalan secara terus-menerus berjalan dalam interval waktu tertentu. Proses-proses yang ada di dalam suatu sistem monitoring dimulai dari pengumpulan data seperti network traffic, hardware information, dan lain-lain yang kemudian data tersebut akan dianalisis pada proses analisis data dan kemudian data tersebut akan ditampilkan.

2.4. Simple Network Management Protocol (SNMP)

Suatu jaringan komputer dapat dimonitor jika antara entitas manajemen dan agen terjadi komunikasi. Agar entitas manajemen dan agen dapat saling berkomunikasi, maka dibutuhkan kesamaan protokol antara manajer dan agen tersebut. Beberapa

(8)

contoh protokol yang dapat digunakan antara lain Simple Network Management Protocol (SNMP) dan Common Management Information Protocol (CMIP).

Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah suatu protokol yang digunakan untuk manajemen jaringan, seperti memonitor perangkat jaringan misalnya router, switch, printer, modem, dan lain-lain. SNMP banyak digunakan untuk memonitor perangkat yang terhubung dengan jaringan. Alasan SNMP populer digunakan karena protokol ini sederhana dan cenderung mudah dimengerti. Di dalamnya terdapat empat jenis operasi yaitu: dua jenis operasi untuk melakukan proses penerimaan data, satu jenis operasi untuk melakukan pengesetan data, dan satu jenis operasi khusus bagi agen untuk mengirim notifikasi (Feit, 1993).

Common Management Information Protocol (CMIP) adalah protokol standar manajemen untuk elemen telekomunikasi. Konsep CMIP hampir sama dengan SNMP tetapi CMIP memiliki lebih banyak fitur seperti authorization, access control, reporting yang lebih fleksibel, dan mendukung segala jenis tipe action. 3GPP (The 3rd generation Partnership Project), sebuah organisasi yang membuat standarisasi untuk jaringan GSM/ UMTS/ IMS/ LTE juga menggunakan CMIP sebagai protokol manajemen jaringan.

Protokol ini dibutuhkan untuk membantu para administrator jaringan untuk memonitor dan mengawasi jaringan. SNMP bukanlah perangkat lunak untuk melakukan manajemen jaringan, melainkan protokol ini menjadi dasar pembuatan perangkat lunak manajemen jaringan (Harnedy, 1996). Tanpa SNMP, manajemen jaringan harus dilakukan dengan membuat aplikasi khusus untuk manajemen jaringan setiap setiap jenis komponen jaringan dari setiap vendor.

(9)

maka protokol ini sangat sesuai digunakan untuk aplikasi sistem monitoring yang dibuat pada tugas akhir ini. SNMP sekarang ini terdiri dari tiga versi yaitu SNMP v2, SNMP v2c, dan yang terakhir adalah SNMP v3.

Monitoring jaringan dapat dilakukan dengan pengumpulan nilai-nilai informasi dari kondisi jaringan secara jarak jauh atau menggunakan satu pusat pengamatan (Mauro, 2005). Protokol ini dibutuhkan untuk membantu para administrator jaringan untuk memonitor dan mengawasi jaringan. Protokol SNMP pada jaringan TCP/IP menggunakan transport UDP pada port 161 sehingga dalam penggunaannya tidak akan membebani trafik jaringan.

Aplikasi jaringan komputer pada umumnya berbagi protokol manajemen jaringan yang umum. Protokol ini menyediakan fungsi-fungsi yang penting dalam memperoleh informasi manajemen dari agen yang kemudian akan dikirim ke manajer.

Gambar 2.4 Prinsip Kerja SNMP

(10)

1. GET: perintah ini digunakan manajer untuk memperoleh atau mengambil suatu informasi dari agen MIB.

2. SET: perintah ini digunakan manajer untuk mengisi harga dari suatu variabel pada agen MIB.

3. TRAP: digunakan oleh agen untuk mengirim peringatan kepada manajer. 4. INFORM: digunakan oleh manajer untuk mengirim peringatan kepada manajer

lainnya.

Pada sistem monitoring jaringan dengan menggunakan layanan SNMP, terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan SNMP, yaitu:

2.4.1. Manajer

Manajer adalah pelaksana dari manajemen jaringan. Manajer merupakan komputer yang ada pada server pusat yang telah terdapat aplikasi / software untuk manajemen jaringan dan bertugas untuk mengoperasikan software tersebut. Manajer ini berkomunikasi dengan agen-agen yang terdapat dalam jaringan untuk memperoleh dan mengumpulkan informasi jaringan yang diminta oleh administrator saja bukan seluruh informasi yang dimiliki agen.

Manajer biasanya menggunakan komputer yang menggunakan tampilan grafis berwarna sehingga selain dapat menjalankan kinerjanya sebagai manajer, juga untuk dapat melihat grafik kinerja dari suatu jaringan yang dihasilkan dari proses monitoring.

Fungsi lain dari manajer adalah untuk menangani traps dan response yang dikirimkan oleh agen. Kebanyakan manajer SNMP terletak di dalam NMS yang bersangkutan. Berikut adalah beberapa fungsi yang dimiliki oleh manajer:

• Melakukan pengambilan dan pengesetan nilai dari suatu instance object • Menerima notifikasi yang dikirimkan oleh agen

(11)

2.4.2. Management Information Base (MIB)

MIB adalah kumpulan data-data informasi manajemen yang diperoleh yang kemudian diorganisasikan dalam suatu struktur data. Struktur ini bersifat hirarki dan memiliki aturan sedemikian rupa sehingga informasi setiap variabel dapat dikelola dan ditetapkan dengan mudah. Setiap data memiliki nilai dan dan identitas yang unik. Nilai setiap data harus sesuai dengan jenis dari data tersebut. Sebuah aplikasi manajemen jaringan melakukan monitoring dengan melihat dan mengubah nilai dari data-data yang diperoleh. MIB bukanlah merupakan suatu database. MIB hanyalah cara pengelompokan data secara logis sehingga mudah untuk dipahami (McGinnis, 1997).

Dalam SNMP, data informasi manajemen disebut object dan tipe data disebut sintaks. Tipe data yang paling mendasar dalam SNMP adalah integer atau octet string. Untuk memberikan identitas unik pada setiap MIB, maka International Organization for Standarization (ISO) dan International Telegraph and Telephone Consultative Committee (CCITT) menetapkan sebuah struktur informasi yang berbentuk diagram pohon yang dapat dilihat pada Gambar 2.4. Pada diagram pohon ini, setiap objek dibuat memiliki nama unik berupa sederet bilangan asli yang dipisahkan oleh titik. Sebagian besar aktifitas MIB saat ini merupakan bagian dari cabang ISO yang didefinisikan oleh ID 1.3.6.1 dan dikhususkan untuk komunitas internet.

(12)

Gambar 2.5 Struktur pohon dari MIB-II

MIB-II terdiri dari sembilan sub tree diantaranya yaitu: sistem, interfaces, at, ip, icmp, icp, udp, egp, transmission, snmp. Sub tree dari MIB-II ini akan dijelaskan lebih lanjut pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Kelompok Objek MIB-II

Nama Subtree OID Deskripsi

System 1.3.6.1.2.1.1 Mendefinisikan daftar objek yang berhubungan dengan sistem operasi dari device yang bersangkutan. Misalnya system uptime, system contact, system name.

(13)

Lanjutan Tabel 2.2 Kelompok Objek MIB-II

AT 1.3.6.1.2.1.3 Transisi alamat antara IP address dengan physical address.

IP 1.3.6.1.2.1.4 Berguna untuk melakukan tracking informasi yang berhubungan dengan aspek yang berhubungan dengan IP

ICMP 1.3.6.1.2.1.5 Melakukan tracking informasi yang berhubungan dengan ICMP, sepertti ICMP yang error, yang di-discard, dll.

TCP 1.3.6.1.2.1.6 Melihat informasi dari status sebuah koneksi TCP.

UDP 1.3.6.1.2.1.7 Melihat informasi dari koneksi UDP. EGP 1.3.6.1.2.1.8 Melihat informasi dari EGP.

Transmission 1.3.6.1.2.1.10 Tidak ada objek standar di bawah grup ini, akan tetapi MIB dari media spesifik lainnya bisa diletakkan di bawah grup ini. SNMP 1.3.6.1.2.1.11 Melakukan pengukuran terhadap aplikasi

SNMP di entitas yang di-manage.

Terdapat empat variabel objek MIB yang mendefinisikan karakteristik interface, diantaranya:

1.1 ifInOctets mendefinisikan jumlah total byte yang diterima. 1.2 ifOutOctets mendefinisikan jumlah total byte yang dikirim.

1.3 ifInErrors mendefinisikan jumlah total paket diterima yang dibuang karena rusak.

1.4 ifOutErrors mendefinisikan jumlah paket dikirim yang dibuang karena rusak, dan variabel objek lainnya yang juga berkaitan dengan paket internet.

2.4.3. Agen SNMP

(14)

dijalankan dalam setiap elemen jaringan yang akan dikelola oleh NMS. Agen ini bertugas menjawab pesan SNMP dan mengirimkan pesan SNMP mengenai keadaan dan kejadian yang terdapat di dalam perangkat tersebut. Bentuk dari implementasi agen bisa berupa program yang terpisah ataupun program yang sudah terintegrasi dengan kernel dari sistem operasi yang bersangkutan. Sebagian besar vendor peralatan jaringan yang ada sekarang sudah menanamkan agen SNMP pada device tersebut, dimana agen ini akan memberikan respon terhadap NMS yang berbasis SNMP. Maka ketika ada alat atau device jaringan yang ditambahkan ke dalam sebuah jaringan yang di-manage oleh NMS berbasis SNMP, NMS tersebut akan bisa secara otomatis melakukan pendeteksian dan melakukan monitoring terhadapnya. Agen SNMP akan melakukan proses listening pada port UDP 161 untuk menerima pesan dari manajer, sedangkan untuk mengirimkan pesan notifikasi kepada manajer port UDP yang digunakan adalah port 162.

Agen SNMP mempunyai fungsionalitas sebagai berikut:

• Melakukan implementasi dan maintenance objek MIB yang ada pada device yang bersangkutan.

• Memberikan respon terhadap operasi yang dilakukan oleh manajer.

• Memberikan notifikasi kepada manajer, ada dua jenis notifikasi yang diberikan oleh agen kepada manajer yaitu traps (unacknowledged) dan informs (acknowledged).

• Melakukan setting policy terhadap akses data dari manajer, terhadap device yang bersangkutan.

• Mengimplementasikan aspek security.

NETWORK MANAGEMENT STATION

(15)

Agen menerima input pesan yang disampaikan oleh manajer. Pesan ini meminta request untuk membaca dan menulis data pada perangkat. Kemudian agen membawa request tersebut dan mengirimkan kembali respon. Agen tidak harus selalu menunggu untuk dimintai informasi. Ketika suatu masalah terjadi, maka agen akan mengirimkan suatu pesan pemberitahuan yang disebut trap kepada satu manajer atau lebih.

Gambar 2.7 Subsistem Agen SNMP

Pada gambar 2.7 dapat kita lihat subsistem-subsistem yang terdapat di dalam agen SNMP yang dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Subsistem jaringan

Subsistem ini berguna untuk menghubungkan agen SNMP dengan jaringan komputer. Jika subsistem ini menerima pesan SNMP, maka pesan tersebut akan diberikan kepada subsistem protokol. Setelah diproses, subsistem protokol tersebut akan menyampaikan pesan SNMP yang harus dikirimkan oleh subsistem jaringan.

b. Subsistem protokol

(16)

c. Subsistem MIB

Subsistem ini melakukan dua fungsi, yaitu: mencari identitas objek yang diminta, kemudian memanggil fungsi tersebut. Pencarian identitas objek dilakukan sesuai jenis pesannya. Sedangkan fungsi yang dipanggil adalah adalah fungsi yang mengakses parameter-parameter sistem yang berhubungan dengan objek yang diminta.

Dalam agen terdapat perintah-perintah yang digunakan untuk mengakses, yaitu: perintah-perintah dasar tersebut antara lain snmpget, snmpgetnext, snmpwalk, dan snmpset.

• Perintah snmpget digunakan untuk mengambil sebuah variabel MIB dari sebuah agen. Harus tahu identifikasi kejadian secara tepat.

• Perintah snmpgetnext digunakan untuk mengambil nilai sebuah objek kejadian setelah kejadian yang disebutkan dalam perintah (MIB_object_instance).

• Perintah snmpwalk digunakan untuk mengambil nilai satu atau lebih variabel MIB dari agen tanpa harus menyatakan identitas kejadiannya secara tepat. • Perintah snmpset digunakan untuk menetapkan nilai sebuah variabel MIB.

2.4.4. Structure of Management Information (SMI)

SMI adalah suatu aturan yang menspesifikasikan proses penamaan dan pengidentifikasian suatu objek yang ada di dalam sebuah manajemen jaringan (Burke 2004). SMI bukanlah merupakan suatu wadah dimana kumpulan objek-objek yang dimanage dalam network, adapun yang dimaksud dengan wadah tempat kumpulan objek-objek yang dimanage dalam network adalah Management Information Base (MIB).

(17)

1. Penamaan Objek

Nama yang mendefinisikan objek yang dikelola disebut dengan Object Identifier (OID). Objek yang dikelola disusun dalam bentuk struktur pohon, di mana letak suatu objek dalam struktur pohon yang bersangkutan akan menggambarkan bagaimana pengaksesan objek tersebut. Struktur ini merupakan skema penamaan dalam SNMP.

OID dibuat dari kumpulan integer berdasarkan letak dari sebuah node di dalam struktur pohon, yang dipisahkan dengan titik. Selain dengan integer, OID juga dapat dinyatakan dalam bentuk string (yang juga berdasarkan letak sebuah node dalam struktur pohon) yang juga dipisahkan oleh tanda titik. Oleh karena itu sebuah objek mempunyai dua jenis bentuk OID yaitu numerik dan string.

2. Tipe dan Sintaks

Tipe dari sebuah objek didefinisikan dengan menggunakan sintaks dari ASN.1 (Abstract Syntax Notation One). Tipe dari data yang ada dalam ASN.1 yang digunakan pada SNMP dijelaskan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Tipe Data ASN.1

Struktur Tipe Data Keterangan

Tipe primitive INTEGER Bilangan bulat 32 bit yang digunakan untuk menspesifikasikan tipe enumerasi yang ada dalam sebuah objek. Misalnya status operasi dari sebuah router bisa dalam bentuk up, down, atau testing.

OCTET STRING String yang terdiri dari 0 atau lebih octet (disebut juga bytes) yang biasa digunakan untuk merepresentasikan string.

(18)

Lanjutan Tabel 2.3 Tipe Data ASN.1

NULL Tidak digunakan dalam SNMP.

Tipe bentukan IpAddress Merepresentasikan 32 bit IP address (versi 4).

Network Address Sama dengan tipe IpAddress, tapi bisa juga merepresentasikan tipe network address yang berbeda.

Counter Bilangan bulat 32 bit di mana nilai minimumnya 0 dan nilai maksimumnya 232 – 1. Ketika nilai maksimum dicapai, maka nilainya akan kembali ke 0 (hanya bisa meningkat saja nilainya).

Gauge Hampir sama dengan counter, akan tetapi bisa meningkat dan menurun dan tidak bisa melebihi nilai maksimumnya.

TimeTicks Bilangan bulat 32 bit yang dapat digunakan dalam melakukang pengukuran terhadap waktu.

Tipe konstruktor SEQUENCE Mendefinisikan list yang di dalamnya terdiri dari 0 atau lebih tipe data ASN.1 lainnya.

SEQUENCE OF Mendefinisikan objek yang dikelola di mana di dalamnya terdiri dari tipe data SEQUENCE.

(19)

3. Pengkodean (encoding)

Sebuah instans dari objek akan dikodekan menjadi octet string dengan menggunakan Basic Encoding Rules (BER). BER mendefinisikan bagaimana sebuah objek diencode dan didecode sehingga objek tersebut bisa ditransmisikan melalui medium perantara seperti ethernet. Objek tersebut akan diencode menjadi bentuk bit ( bit oriented data) yang awalnya berbentuk teks ASCII.

2.5. Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP)

TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada jaringan WAN (Wide Area Network). TCP/IP terdiri dari sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggungjawab atas bagian tertentu dalam komunikasi data. IP merupakan inti dari TCP/IP dan merupakan protokol terpenting dalam internet layer. IP menyediakan pelayanan pengiriman paket elementer di mana jaringan TCP/IP dibangun.

Gambar 2.8 Model TCP/IP

(20)

2.6 Hypertext Preprocessor (PHP)

PHP adalah suatu skrip yang bersifat server-side yang memiliki kemampuan untuk dikombinasikan dengan teks, HyperText Markup Language (HTML) dan komponen lainnya untuk dapat membuat halaman web menjadi lebih dinamis, interaktif, dan menarik (MacIntyre, 2011). Bersifat server-side berarti pengerjaan skrip dilakukan di server, kemudian hasilnya akan dikirimkan ke browser.

PHP termasuk dalam HTML-embedded, oleh karena itu skrip php dapat disisipkan pada halam HTML. Perbedaan utama skrip PHP dan HTML adalah, HTML murni sebuah dokumen teks sedangkan PHP terdapat program di dalamnya yang akan diproses oleh web server dan hasil pemrosesannya merupakan sebuah dokumen teks.

PHP dapat digunakan pada sistem operasi Linux, berbagai varian Unix,

1. Sri Puji Utami A. 2006 Perancangan Online Network Monitoring Berbasis PHP dan SNMP

2. Jerry Stover Tanggaguling

2012 Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Monitoring Jaringan Intranet Berbasis Web Dengan Menggunakan Protokol SNMP 3. Reza Pradikta 2013 Rancang Bangun Aplikasi

Gambar

Gambar 2.1 Diagram Jaringan Komputer
Tabel 2.1 Proses yang ada pada sub bagian aspek manajemen jaringan
Gambar 2.3 Proses dalam sistem monitoring
Gambar 2.4 Prinsip Kerja SNMP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari berbagai pengujian yang dilakukan didapatkan suatu analisa bahwa aplikasi monitoring ditempatkan pada sistem manajemen jaringan, di mana aplikasi akan

Pada penelitian ini dirancang sebuah aplikasi monitoring yang berbasis cacti yang diimplementasikan dalam jaringan kampus Telkom University yang terjadi pada gedung A, gedung

Pada dasarnya tujuan suatu jaringan komputer adalah penyampaian informasi dari suatu tempat yang disebut sumber ke tempat lain yang disebut tujuan, dengan menggunakan

Data yang berupa teks, audio maupun video bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling bertukar

Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus

Stasiun manajemen terdiri dari sebuah proses atau lebih yang berkomunikasi dengan agen-agen pada jaringan, yang mengeluarkan perintah dan mendapatkan

Pada tahun 1969, para ahli ilmu pengetahuan memikirkan untuk membuat suatu jaringan komputer yang dapat menghubungkan mereka untk dapat berkomunikasi satu dengan lainnya..

Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditrasnmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan , protocol yang berbeda