• Tidak ada hasil yang ditemukan

Antigen dan Antibodi 2012 [Compatibility Mode]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Antigen dan Antibodi 2012 [Compatibility Mode]"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Antigen

dan

Antibodi

Putu Oky Ari. T

(2)

Antigen

1. Definisi Antigen

2. Sifat Ag

3. Struktur Ag

4. Klasifikasi Ag

5. Faktor faktor yg

mempengaruhi

imunogenitas Ag

1. Definisi Antibodi

2. Struktur Ab

3. Klas I munoglobulin

4. Konsekuensi dari

I katan Ag – Ab

5. Faktor faktor yang

mempengaruhi reaksi

Ag-Ab

6. Adjuvant

(3)
(4)

Komponen Sistem I mun

(5)

Komponen sistem imun

Neut rofil Eosinofil Basoofil Sel m ast

Platelet Sel/ jar

Soluble mediator

ant ibodi sitokin komplemen Imflamentory mediator

Interferon cytokine

Sel

(6)

1. Definisi Antigen

Antigen :

Substansi substansi yang

dapat bereaksi

secara spesifik

dengan komponen sistem imun

yaitu

antibodi dan T CR

I munogen :

Bahan atau molekul

menginduksi

respon imun spesifik

aktivasi limfosit B atau T

“Semua imunogen adalah antigen tetapi

tidak semua

(7)

2. Sifat Antigen

1. I munogenik : menimbulkan respon

imun

2. I muno

reak

tif : be

reak

si dengan

komponen sistem imun

(8)

3. Struktur Antigen

• Antigen dapat secara spesifik diikat oleh bagian Ab atau

reseptor sel T pada bagian yang disebut Epitop atau

D eterminan Antigen

Paratop : bagian dari Antibodi yg mengikat epitop

Antigen Ag Antigen

Ab larut

Epitop

(9)

Determinan Antigen

(10)

Hapten

(11)

4. Klasifikasi Antigen

Antigen dikelompokkan berdasarkan :

A. Klasifikasi operasional

:

1. Antigen

eks

ogen : konfigurasi yang

disajikan kepada tubuh dari

luar

cth : Mikroorganisme, pollen, obat, dsb

2. Antigen

en

dogen : konfigurasi yang

terdapat

dalam

tubuh host atau individu

(12)

B. B

erdasarkan ketergantungan terhadap sel T

1.

Antigen

Sel T D ependent (T D )

:

 Memerlukan sel T h untuk menstimulus respon sel B

 Mengandung protein dan memiliki imun memory

 Memiliki banyak macam epitop

2.

Antigen

Sel T I ndependent (T I )

:

Dapat menstimuli sel B tanpasel T h

 Mengandung ligan T LR atau T oy LikeReceptors  Memiliki beberapa epitop yang samaatau pengulangan

(13)

Unideterminan

• Determinan: banyaknya jenis antigen yang dapat diikat

• Valen : banyaknya tempat atau daerah pengikatan antigen yang

(14)

5. Faktor faktor yang mempengaruhi imunogenitas

Antigen

a. Foreignness atau faktor keterasingan : substansi yang tidak pernah kontak dengan sistem imun dari ketika embriogenesis

b. Faktor fisik dan kimia antigen

• Ukuran Molekul ( >10kD)

• Komposisi kimia dan strukutur protein yang menyusun antigen

> semakin rumit struktur kimia, maka antigen tersebut dpt tergolong imunogen yg poten

> Gugus as amino aromatik (tirosin), derajat imunogen >> c. Cara pemaparan antigen : intravena, subcutan, perm tubuh, dsb d. Sensitivitas metode yang digunakan untuk mengukur respons

imun  sensitivitas immunoassay

e. Faktor internal Host ; genetik, jenis kelamin, umur f. Kondisi sistem imun host

(15)

ANTI BODY

(16)

• Ant ibodi  bent uk Y dan t er dir i dar i 4 r ant ai

polipept ida yang t er ikat ber sama melalui ikat an

disulf ida

• Memiliki 2 ant igen binding sit es (Par at op) yang ident ik • Ant ibodi dipr oduksi oleh subset limf osit yait u sel B

• Sel B yang t er st imulasi akan mengakt if kan sel plasma

 sekr esi ant ibodi

Pr ot ein yang mengenali dan mengikat ant igen

dengan

spesif isit as yang t inggi

imunoglobulin

(17)

Fungsi Ab :

1.

Mengikat Ag dan mengakt ivasi

komplemen

2. Meng-inakt if kan at au menghilangkan

t oksin yg menyer ang, subst ansi asing,

bakt er i pat ogen, dll

3. Menet r alisasi vir us

Ant ibodi dapat dit emukan pada :

1.

Cairan ekst raselular

: plasma dar ah,

get ah bening, mukus, dsb

2.

Permukaan sel B

sbg r eser pt or

Ag

(18)
(19)

2. St r ukt ur Ant ibodi

• Ant ibodi t er susun at as:

– 2 Light Chains (r ant ai r ingan) yang ident ik – 2 Heavy Chains yang

ident ik (r ant ai ber at ) yang

membedakan ant ara ant ara klas I g

– Var iable Regions: 2 bagian

uj ung dar i lengan Y (Fab)

f r agment ant igen binding)

– Const ant Regions: (Fc)

f r agment cr yst allizable)

ber ikat an dengan

komplemen at au sel

r esept or at au molekul lain

(20)

Bagaimana Ant ibodi dihasilkan

• Ant ibodi memiliki 2 bent uk :

1. Ab t er lar ut at au

Soluble

: di sekr esikan di

dar ah dan j ar ingan

2. Ab t er ikat dengan membr an : dit emukan

pada per mukaan sel B

resept or sel B

(BCR)

(21)

3. Klas I munoglobulin

• Mamalia mengekspr esikan 5 isot ipe ber beda

dar i ant ibodi yait u :

1. I gG

2.I gM

3.I gA

4.I gD dan

5.I gE

dengan f ungsi dan lokasi yang ber beda pula

• I sot ipe at au klas Ant ibodi di bedakan

ber dasar kan

rant ai berat nya (heavy chain)

(22)

I g G

• St r ukt ur : Monomer

• I gG dalam ser um ant ibodi : 75 % - 80%

• Lokasi: ber bagai cair an t ubuh : Dar ah, get ah bening, CSF, ur ine dan salur an pencer naan

Dapat dit ransf erkan dari mat ernal melalui

plasent a

Dapat mengakt if kan komplemen opsonisasi

(j alur klasik)

Berperan pent ing dalam proses ADCC

• Fungsi : meningkat kan f agosit osis, menet r alkan t oksin dan vir us, melindungi f et us newbor n

(23)

Peningkat an konsent rasi I gG :

• Lymphoid malignancy (secondar y)

• Mult iple myeloma : kanker pada sel plasma (plasma cell myeloma or Kahler's disease)

• Chr onic lymphocyt ic leukemia (CLL)

• MGUS (Monoclonal gammopat hy of undet er mined signif icance)

• peningkat an sint esis I gG pada int r a-blood-br ain-bar r ier (I BBB) : t er j adi inf eksi, inf lamasi (ct h. Mult iple scler osis/ MS), dan kondisi neoplast ik pada sist em sar af pusat CNS)

I gG def isiensi  berasosiasi dg imunodef isiensi primer :

• Hypogammaglobulinemia of inf ancy

• X-linked agammaglobulinemia – Br ut on disease • X-linked immunodef iciency wit h hyper -I gM

(24)

I g M

Dapat mengakt if kan komplemen (j alur klasik) opsonisasi

• Fungsi : merupakan Ab pert ama yang diproduksi selama

inf eksi. Ef ekt if dalam melawan mikr oba dan mengaglut inasi Ag • I gM t inggi dlm dar ah umbilikus : inf eksi int r aut er in

Produksi I gM berlebih : waldenst orm’s macroglobulinemia

(25)

Peningkat an konsent rasi I g M :

• inf eksi

• Aut oimmune disease (ct h, RA) • I nf eksi int r aut er in

• Waldenst r öm macr oglobulinemia danmonoclonal cr yoglobulinemias • I nf ect ious meningit is/ encephalit is (bact er ial and vir al meningit is

seper t iBor r elia bur gdor f er i, inf eksi CNS

Def isiensi I gM :

• Pr imer : Kelainan genet ik, t oksin , sever e bact er ial inf ect ions • Seconder :

• Lymphoid malignancies • Aut oimmune disease

• Pr ot ein-losing ent er opat hies • AI DS

(26)

I g A

Tidak dapat dit r ansf er kan dar i mat er nal melalui plasent a

• Mengakt if kan komplemen j alur alt ernat if

(27)

Peningkat an konsent rasi I gA :

Cyt omegalovirus, Herpes simplex virus)

• Pr imar y immunodef iciencies associat ed wit h I gA • CVI D

• At axia t elangiect asia

• Chr onic mucocut aneous candidiasis • Celiac disease (CD)

(28)

I g D

• St r ukt ur : Monomer

I gD dalam serum ant ibodi : 0. 2% krn

sangat rent an t hd degradasi oleh proses prot eolisik

• Umumnya dit emukan pada per mukaan sel B sebagai molekul r esept or dan t er libat dalam akt ivasi sel

• Fungsi : pada ser um dar ah, f ungsinya masih belum diket ahui. Pada sel B dapat menginisiasi r espon

imun  r esept or Ag  akt ivasi sel B

• Hyper immunoglobulinemia D; I gD  100 ml

(29)

Peningkat an konsent rasi I g D :

• mult iple myeloma

• Par t of her edit ar y gr oup of disor der s (f amilial Medit er r anean f ever )

• Hyper -I gD and per iodic syndr ome

• Gast r oint est inal – abdominal pain, diar r hea, emesis • Musculoskelet al – ar t hr it is

• Der mat ologic – maculopapular r ash, pur pur a, ur t icar ia

(30)

I g E

• St r ukt ur : Monomer

Lokasi : pada peredaran darah dan berikat an dengan sel mast dan basof il di seluruh t ubuh

kr n sel t sb memiliki r esept or ut k Fc dar i I gE

Tidak dapat dit r ansf er kan dar i mat er nal melalui plasent a

• Fungsi : pada reaksi alergi akan meningkat , inf eksi dar i cacing (lisisnya cacing), mencet uskan pr oduksi mediat or vasoakt if (hist amin, pr ost aglandin,

leukot r in) hiper sensit if t ipe I

I gE t inggi : inf eksi cacing, diduga berperan pada imunit as parasit

(31)

Light chain

Heavy chain

Ig M

Ig G Ig A

Ig E Ig D

(32)
(33)

Tabel pembeda Imunogobulin

J enis ant ibodi

St rukt ur Fungsi Let ak

I g A Dimer -pr ot eksi per mu-kaan mukosa, - f agosit osis,

-dest r uksi par asit melalui ADCC

Sekr et r espir at or i dan gast r oint es-t inal

I g D Monomer Pada sel B menginisiasi r espon imun  akt ivasi sel B

per mukaan sel B sebagai molekul r esept or

I g E Monomer -Meningkat pada r eaksi aler gi, inf eksi dar i cacing

- Mencet uskan pr oduksi mediat or vasoakt if

Pada per edar an

ber ikat an dengan sel mast dan basof il

I g G Monomer -meningkat kan f agosit osis, -menet r alkan t oksin dan vir us, -melindungi f et us newbor n

ber bagai cair an dan salur an pencer naan

I g M Pent amer -mer upakan Ab per t ama yang dipr oduksi selama inf eksi

-Ef ekt if dalam melawan mikr oba dan mengaglut inasi Ag

dar ah, get ah bening at au lymph,

(34)

Any Quest ions?

(35)

Konsekuensi

Konsekuensi ikat an

ikat an Ag

Ag



Ab

Ab

(36)

Kompleks Ag – Ab : dibent uk ket ika ant ibodi mengikat ant igen yang dikenalinya

1. Aglut inasi : Ant ibodi dapat menyebabkan ant igen (mikr oba) menggumpal ber sama sama

2. Opsonisasi: Ant igen (mikr oba) dilapisi oleh Ab yang dapat meningkat kan penelanan mikr oba dan pelisisan oleh sel f agosit

3. Net r alisasi : I gG menginakt if kan vir us dengan

car a mengikat per mukaannya dan

menet r alkan t oksin melalui

blocking

sisi

akt if nya

(37)

4. Ant ibody dependent cell-mediat ed

cyt ot oxicit y (ADCC): digunakan unt uk

menghancur kan

organisme besar

(e.g :

cacing). Or ganisme t ar get di lapisi dengan

ant ibodi dan lapisi dengan mediat or biologis

Sel yg t er libat dalam ADCC : sel sit ot oksik non

spesif ik spt NK sel makr of ag, monosit dan

eosinof il

5. Akt ivasi komplemen: Baik I gG dan I gM

dapat menst imulasi sist em komplemen

sehingga melisiskan sel dan t er j adi

inf lamasi

(38)

Dest ruct ion of Large Parasit es by ADCC

Sel efektor Makrofag, NK sel, monosit,

(39)

5. Fakt or f akt or yang mempengaruhi reaksi Ag- Ab

1. Af init as : kekuat an ikat an r eaksi ant ar a sat u daer ah pengikat an Ag at au epit op dan sat u daer ah pengikat an pada Ab at au par at op.

2. Avidit as : ukur an semua kekuat an ikat an ant ar a Ag dg beber apa epit op dan ant ibodi mult ivalen, ct h : j ika t er dapat beber apa daer ah pengikat an maka avidit asnya akan meningkat

3. Rasio Ag dan Ab : ukur an kompleks yg dibent uk ber hubungan dg konsent r asi Ag dan Ab

4. Bent uk f isik dari Ag : J ika Ag ber bent uk

par t ikel  scr umum akan nampak aglut inasi Ag oleh Ab

(40)

Konsep Af init as dan Avidit as

(41)

Adjuvant

Adjuvant

latin berarti ‘

help

adalah

substansi tertentu yang

dapat

meningkatkan

respon imun

atau merubah respon

imun

di injeksikan sebelum atau bersamaan dengan antigen

vaksin

Peran adjuvant :

Memodifikasi karakteristik kimia dan fisik dari Ag (vaksin)

Meningkatkan proses pengikatan Ag dan kemampuan

prsentasi dari makrofag

Menstimulasi proliferasi limfosit secara non-spesifik

(42)

Tipe Adjuvant

1. Adjuvants Organik dari produk bakteri :

BCG,

Bordetella pertusis

2. Adjuvants I norganik : Al(OH )

3

3. Adjuvants Synthesized : liposom

4. I mmunostimulating Complexes

(43)

T reatment of the disease by I nducing, Enhancing or

Suppressing the I mmune System

Active Immunotherapy:

-It stimulates the body’s ow n immune system to fight the disease.

Passive Immunotherapy:

-It does not rely on the body to attack the disease, instead they use the

immune system components ( such as antibodies) created outside the body.

5. Imunoterapi :

(44)

Beberapa jenis vaksin :

1. Vaksin bakteri : DPT,

N. M eningit is

, dsb.

2. Vaksin virus : influenza, Hepat it is A, B,

Rubella, dsb.

(45)
(46)

Pustaka

Subow o, 2



9, Imunologi, edisi 2, Sagung Set o

Barat aw ijaya, 2



9, Imunologi dasar, edisi 9, UI Press.

O’gorman, M aurice R. G. and Donnenberg, A.D., 2



8, Handbook of Human Immunology, 2nd ed. CRC Press

The Physician's Guide t o Laborat ory Test Select ion and Int erpret at ion, w w w.arupconsult.com, 2012

(47)
(48)

• Resistensi

• Spesifitas

• Sel utama

• M olekul utama

Non spesifik

• Spesifik unt uk bahan tertent u

• Limfosit

(49)
(50)

Gambar

Tabel pembeda Imunogobulin

Referensi

Dokumen terkait