• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MEDIA PERANGKAT LUNAK PATH PLANNING TOOL PADA KOMPETENSI DASAR KONFIGURASI SISTEM JARINGAN AKSES RADIO BERGERAK/ MOBILE DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MEDIA PERANGKAT LUNAK PATH PLANNING TOOL PADA KOMPETENSI DASAR KONFIGURASI SISTEM JARINGAN AKSES RADIO BERGERAK/ MOBILE DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Mumu Mutasimbillah, 2014

IMPLEMENTASI MEDIA PERANGKAT LUNAK PATH PLANNING TOOL

PADA KOMPETENSI DASAR KONFIGURASI SISTEM JARINGAN AKSES

RADIO BERGERAK/ MOBILE DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh:

Mumu Mutasimbillah

E.0451.0905855

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)

Mumu Mutasimbillah, 2014

IMPLEMENTASI MEDIA PERANGKAT LUNAK PATH PLANNING TOOL PADA KOMPETENSI DASAR KONFIGURASI SISTEM JARINGAN AKSES

RADIO BERGERAK/ MOBILE DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Oleh

Mumu Mutasimbillah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Mumu Mutasimbillah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI MEDIA PERANGKAT LUNAK PATH PLANNING

TOOL PADA KOMPETENSI DASAR KONFIGURASI SISTEM

JARINGAN AKSES RADIO BERGERAK / MOBILE DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG

Oleh:

Mumu Mutasimbillah NIM. E0451.0905855

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/mobile. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran berupa software path planning tool pada kompetensi dasar Konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/mobile. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pre experimental design. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu One-Group Pretest – Posttest design. Penelitian dilakukan dengan memberikan satu kali pengukuran sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan sesudah diberikan perlakuan (posttest). Perlakuan yang diberikan yaitu berupa proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran software path planning tool. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dari penggunaan media pembelajaran perangkat lunak path planning tool terhadap kompetensi dasar Konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/mobile. Hal ini terindikasi oleh adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikannya perlakuan (treatment). Data hasil penelitian menunjukkan rata - rata peningkatan (N-Gain) nilai pada ranah kognitif yaitu sebesar 43%, rata - rata peningkatan (N-Gain) nilai pada ranah afektif yaitu sebesar 65%, dan rata - rata peningkatan (N-Gain) nilai pada ranah psikomotor yaitu sebesar 59%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran perangkat lunak path planning tool pada kompetensi dasar Konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/mobile memberikan peningkatan perolehan nilai pada hasil belajar siswa, baik pada ranah kognitif maupun pada ranah afektif dan psikomotor.

Kata Kunci: Media pembelajaran, Path Planning Tool (PPT), Hasil prestasi

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Proses pendidikan merupakan suatu proses pembinaan, pengayoman, pengajaran dan pembentukan karakter manusia sebagai pebelajar, baik secara fisik maupun mental untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Sebagaimana

yang dikatakan Hamalik (2006: 79): “Pendidikan adalah suatu proses dalam

rangka menmpengaruhi pebelajar agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkanperubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam

kehidupan masyarakat.”

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yang dilakukan oleh

guru sebagai pendidik dan pebelajar sebagai peserta didik. Menurut Sagala S.

(2007: 9): “Mengajar adalah membantu (mencoba membantu) seseorang untuk

mempelajari sesuatu”. Tugas seorang guru sebagai seorang pendidik adalah

memberi informasi dan sekaligus mengarahkan dan memberi fasilitas belajar, agar

pebelajar dapat dengan mudah menerima pelajaran yang disampaikan, sehingga

tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat tercapai. Di samping itu, guru juga

berperan dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik sehingga

pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Hal inilah yang kerap menjadi

hambatan bagi seorang guru dalam menyampaikan materi pelajarannya di depan

kelas, seperti apa yang diungkapkan oleh Slameto (2010: 106) bahwa:

Salah satu masalah yang harus dihadapi guru dalam kelas adalah menarik perhatian pebelajar dan kemudian menjaga agar perhatian itu tetap ada. Jika kemauan atau antusiasme pebelajar terhadap materi pelajaran yang disampaikan tinggi, maka kemampuan pebelajar untuk menyerap materi pelajaran tersebut juga akan meningkat. Sebaliknya, jika antusiasme tersebut minim, maka dapat dipastikan pebelajar akan mengalami kesulitan dalam menyerap materi pelajaran yang disampaikan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan survey penulis di SMK Unggulan Terpadu

(6)

2

sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile masih terdapat beberapa

permasalahan, diantaranya:

1. Pada kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/

mobile, penyampaian materi didominasi dengan metode ceramah dan

menyebabkan munculnya rasa jenuh pada pebelajar. Hal ini berdasarkan pada

hasil angket yang diberikan kepada pebelajar, dimana 60% dari pebelajar

merasa bosan ketika mendengarkan penjelasan dari Guru. (Sumber: Angket

penelitian awal)

2. Minimnya penggunaan media pembelajaran elektronik terutama perangkat

lunak (software) yang berdampak pada menurunnya tingkat antuisasme

pebelajar untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan

jawaban pebelajar terhadap salah satu pernyataan dalam angket yang mereka

isi, dimana 60 % dari mereka mengemukakan bahwa proses pembelajaran

tidak pernah menggunakan alat bantu/ media pembelajaran berupa perangkat

lunak. (Sumber: Angket penelitian awal)

3. Masih kurangnya hasil prestasi belajar pebelajar (kognitif) dalam hal

kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile.

Hal ini dibuktikan dengan nilai Raport pebelajar yang hanya 65% mencapai

nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), dimana nilai KKM yang harus

dicapai pebelajar . (Sumber: Wawancara awal dengan Guru SMK

Unggulan Terpadu PGII Bandung)

Tinggi - rendahnya hasil belajar pebelajar salah satunya tergantung dari baik

atau tidaknya pemilihan media serta penyampaian yang dilakukan oleh guru.

Slameto (2010: 68) mengemukakan bahwa “Alat pelajaran yang lengkap dan tepat

akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada pebelajar,

alat yang membantu lancarnya belajar pebelajar seperti buku di perpustakaan,

laboratorium atau media - media lain”. Pemilihan media yang tepat dan menarik

akan dapat meminimalkan timbulnya kejenuhan dari pebelajar dalam mengikuti

kegiatan belajar di kelas. Dengan adanya media pembelajaran yang tepat dan

(7)

3

mengikuti pelajaran sehingga tercipta linkungan belajar yang aktif, dan

pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) dapat ditinggalkan.

Implemetasi dari perangkat lunak yang berkaitan secara langsung terhadap

materi pelajaran yang akan disampaikan tentunya akan mampu mempermudah

pebelajar dalam memahami materi pelajaran tersebut. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan sebuah perangkat lunak yaitu Path Planning Tool. Penggunaan

perangkat lunak ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman pebelajar, yang

akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar pebelajar dengan

peningkatan n-gain minimal berkategori sedang, di mana dalam skala kriteria gain

yang dinormalisasi menurut Hake (1999), kriteria peningkatan n-gain berkategori

sedang berada pada skala 0,3 - 0,7 (30% - 70%). Alasan penulis mengambil

perangkat lunak Path Planning Tool ini yaitu desain dan penggunaannya yang

relatif mudah digunakan. Fitur yang ditawarkan dalam perangkat lunak ini juga

sangat sederhana namun terarah. Dengan demikian perangkat lunak tersebut akan

dapat membantu pebelajar dalam memahami materi yang diajarkan.

Berangkat dari permasalahan yang telah dijabarkan di atas, peneliti tertarik

mengadakan penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI MEDIA

PERANGKAT LUNAK PATH PLANNING TOOL PADA KOMPETENSI

DASAR KONFIGURASI SISTEM JARINGAN AKSES RADIO

BERGERAK/ MOBILE DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII

BANDUNG”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Permasalahan awal yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah

minimnya penggunaan media pembelajaran berbasis perangkat lunak dalam

kegiatan belajar di kelas, sehingga pebelajar cenderung tidak tertarik dan merasa

jenuh ketika mengikuti proses pembelajaran (Sumber: Data angket penelitian

awal). Hal ini berdampak pada menurunnya motivasi belajar yang pada akhirnya

berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar pebelajar. Berdasarkan

permasalahan tersebut dan latar belakang di atas maka identifikasi masalah pada

(8)

4

1. Minimnya penggunaan media berbasis perangkat lunak pada kompetensi dasar

konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile.

2. Rendahnya motivasi belajar pebelajar dalam kompetensi dasar konfigurasi

sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile.

3. Rendahnya hasil prestasi belajar pebelajar dalam proses pembelajaran pada

kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile.

(Sumber: Wawancara awal dengan Guru SMK Unggulan Terpadu PGII

Bandung)

Setiap permasalahan dalam penelitian diperlukan keteraturan permasalahan

yang dibahas, sehingga jelas apa yang menjadi objek penelitian. Berdasarkan

kajian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka penulis

merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah penerapan software Path Planning Tool sebagai media pembelajaran

pada kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/

mobile mampu meningkatkan pemahaman pebelajar, dilihat dari hasil belajar

ranah kognitif pebelajar?

2. Apakah penerapan software Path Planning Tool sebagai media pembelajaran

pada kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/

mobile mampu meningkatkan pemahaman pebelajar, dilihat dari hasil belajar

ranah afektif pebelajar?

3. Apakah penerapan software Path Planning Tool sebagai media pembelajaran

pada kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/

mobile mampu meningkatkan pemahaman pebelajar, dilihat dari hasil belajar

ranah psikomotor pebelajar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada pada rumusan masalah, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif pebelajar dalam

kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah afektif pebelajar dalam

(9)

5

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah psikomotor pebelajar dalam

kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif

penggunaan media pembelajaran bagi sekolah tersebut.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi dan

pertimbangan dalam menggunakan media pembelajaran.

3. Bagi pengelola lembaga pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan mampu

menjadi bahan kajian dalam menentukan pemanfaatan teknologi dalam bidang

pendidikan.

4. Bagi pebelajar, penarapan media pembelajaran menggunakan perangkat lunak

Path Planning Tool ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam

memahami materi pada kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses

radio bergerak/ mobile.

5. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana aplikasi ilmu

kependidikan yang diperoleh dalam perkuliahan, dan diharapkan menjadi

dasar dan masukan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

1.5 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas serta untuk menjaga

agar permasalahan tidak semakin meluas, maka penulisan penelitian ini hanya

membatasi beberapa permasalahan yaitu:

1. Penelitian hanya dilakukan terhadap pebelajar kelas XII Kompetensi Keahlian

Teknik Jaringan Akses SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung.

2. Penelitian hanya dilakukan pada kompetensi dasar menjelaskan konfigurasi

sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile yang terdapat dalam standar

kompetensi memahami arsitektur jaringan akses radio.

3. Aspek yang dinilai yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pebelajar.

4. Penerapan media pembelajaran perangkat lunak Path Planning Tool hanya

(10)

6

1.6 Asumsi Dasar

Anggapan dasar merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti

dan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak dalam

pelaksanaan penelitian. (Arikunto, 2010: 63).

Arikunto (2010: 65) mengemukakan bahwa: ”Dalam penelitian perlu

perumusan anggapan dasar, tujuan anggapan dasar adalah:

1. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti,

2. Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatiannya, dan

3. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.”

Asumsi dasar pada penelitian ini adalah:

1. Kemampuan pebelajar kelas eksperimen pada ranah kognitif, ranah afektif,

dan ranah psikomotor masih kurang.

2. Pebelajar memahami dasar - dasar tentang konfigurasi sistem jaringan akses

radio bergerak/ mobile.

3. Pebelajar memahami penggunaan komputer secara umum.

4. Pebelajar mengetahui dan telah memahami media pembelajaran perangkat

lunak Path Planning Tool.

5. Pebelajar dapat menggunakan perangkat lunak Path Planning Tool.

1.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban teoritis yang bersifat sementara atas rumusan

masalah yang ada pada sebuah penelitian dan belum menjadi jawaban empirik

yang bersifat pasti. “Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan

masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deksriptif (variabel mandiri),

komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan) (Sugiyono, 2012: 100).

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. “Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu berkenaan dengan variabel mandiri.” (Sugiyono, 2012: 86). Hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini sebagai berikut:

1.7.1 Hipotesis Ranah Kognitif

(11)

7

H0: Penggunaan perangkat lunak Path Planning Tool sebagai media

pembelajaran dalam kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses

radio bergerak/ mobile dianggap efektif pada ranah kognitif jika perolehan

rata - rata N-gain hasil belajar ranah kognitif pebelajar lebih besar atau

sama dengan 30%. (H0 : π0 ≥ 30%)

Ha: Penggunaan perangkat lunak Path Planning Tool sebagai media

pembelajaran dalam kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses

radio bergerak/ mobile dianggap tidak efektif pada ranah kognitif jika

perolehan rata - rata N-gain hasil belajar ranah kognitif pebelajar kurang

dari 30%. (Ha : πa < 30%)

1.7.2 Hipotesis Ranah Afektif

Hipotesis yang dirumuskan pada ranah afektif yaitu:

H01: Penggunaan perangkat lunak Path Planning Tool sebagai media

pembelajaran dalam kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses

radio bergerak/ mobile dianggap efektif pada ranah afektif jika perolehan

rata - rata N-gain hasil belajar ranah afektif pebelajar lebih besar atau sama

dengan 30%. (H01: π01 ≥ 30%)

Ha1: Penggunaan perangkat lunak Path Planning Tool sebagai media

pembelajaran dalam kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses

radio bergerak/ mobile dianggap tidak efektif pada ranah afektif jika

perolehan rata - rata N-gain hasil belajar ranah afektif pebelajar kurang dari

30%. (Ha1 : πa1 < 30%)

1.7.3 Hipotesis Ranah Psikomotor

Hipotesis yang dirumuskan pada ranah psikomotor yaitu:

H02: Penggunaan perangkat lunak Path Planning Tool sebagai media

pembelajaran dalam kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses

radio bergerak/ mobile dianggap efektif pada ranah psikomotor jika

perolehan rata - rata N-gain hasil belajar ranah psikomotor pebelajar lebih

besar atau sama dengan 30%. (H02: π02 ≥ 30%)

(12)

8

pembelajaran dalam kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses

radio bergerak/ mobile dianggap tidak efektif pada ranah psikomotor jika

perolehan rata - rata N-gain hasil belajar ranah psikomotor pebelajar

kurang dari 30%. (Ha2 : πa2 < 30%)

1.8 Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

 BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini meliputi Latar belakang penelitian, Identifikasi dan rumusan masalah,

Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Pembatasan masalah, Asumsi dasar,

Hipotesis penelitian, dan Struktur organisasi skripsi.

 BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi kajian pustaka dan landasan teoritis yang mendukung dan

relevan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian.

 BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang lokasi dan sampel penelitian, metode dan desain

penelitian, definisi operasional, variabel penelitian, paradigma penelitian,

instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, prosedur

dan alur penelitian, dan waktu penelitian.

 BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian dan pembahasan mengenai hasil penelitian.

 BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi bagi

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Sugiyono (2012: 6) mengatakan bahwa “Metode penelitian pendidikan dapat

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan

dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu

sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”. Arikunto (2011: 25) mengungkapkan bahwa “Pada dasarnya metode yang digunakan dalam penelitian

pendidikan ditinjau dari segi tujuan dapat kita kelompokkan ke dalam tiga

golongan yaitu metode deskriptif, metode historis, dan metode eksperimen”.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkedalikan (Sugiyono, 2010: 71). Dalam metode ini, terdapat

beberapa bentuk desain penelitian yang antara lain Pre-Experimental,

True-Experimental, Factorial True-Experimental, dan Quasi Experimental. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre-Experimental design. Menurut Sugiyono

(2010: 107): “Dikatakan Pre-Experimental design karena desain penelitian ini

belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel

luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi, hasil

eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata

dipengaruhi oleh variabel independen”.

Bentuk Pre-Experimental design ada beberapa macam yaitu, One-Shot Case

Study, One-Group Pre-test – Post-test Design, dan Intact-Group Comparison

(Sugiyono, 2010: 110). Dalam penelitian ini digunakan One-group Pre-test -

Post-test design. One-group Pre-test - Post-test design yang merupakan

pengembangan dari metode One-Shot Case Study, yaitu dengan cara melakukan

satu kali pengukuran sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (One-Shot Case

Study, tidak menggunakan Pre-test). One-group Pre-test – Post-test design

(14)

24

selanjutnya dilakukan observasi hasilnya, akan tetapi sebelum diberi perlakuan

terlebih dahulu diberikan pre-test untuk mengetahui kondisi awal (Sugiyono,

2010: 110). Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas eksperimen.

Kelas eksperimen akan diberikan Pre-test terlebih dahulu sebelum diberikan

perlakuan (treatment) dalam hal ini perangkat lunak Path Planning Tool sebagai

media pembelajaran, kemudian kelas eksperimen akan diberikan Post-test setelah

mendapatkan perlakuan tersebut.

Menurut Sugiyono (2010: 111), secara sederhana desain penelitian One Group

Pre-test-Post-test design dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pre-test-Post-test Design

Pre-test Treatment Post-test

O1 T O2

Keterangan:

O1 : merupakan tes awal (Pre-test) yang dilakukan sebelum diberikannya

perlakuan (treatment) media pembelajaran menggunakan perangkat lunak

Path planning tool.

T : merupakan perlakuan (treatment), yaitu penggunaan perangkat lunak Path

planning tool sebagai media pembelajaran

O2 : merupakan tes akhir (Post-test) yang dilakukan setelah diberikannya

perlakuan (treatment) menggunakan media pembelajaran perangkat lunak

Path planning tool dalam proses pembelajaran.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 80). Dalam

penelitian ini populasi yang digunakan adalah pebelajar kelas XII bidang studi

keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMK Unggulan Terpadu PGII

Bandung.

Menurut Sugiyono (2011: 81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel

(15)

25

dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011: 124). Teknik ini

sangat cocok digunakan dalam penelitian ini, karena sampel yang digunakan

hanya pebelajar kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Jaringan Akses di SMK

Unggulan Terpadu PGII Bandung dengan jumlah sampel sebanyak 20 pebelajar.

Sampel ini diambil karena adanya kesesuaian antara materi pelajaran yang

diperoleh pebelajar pada kelas tersebut dengan konten yang terdapat pada media

pembelajaran yang digunakan, dalam hal ini perangkat lunak Path planning tool.

3.3 Waktu Penelitian

Waktu kegiatan selama penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Waktu Penelitian

Penelitian berlangsung selama 13 minggu (2 Maret 2014 - 17 April 2014) dari

mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai tahap akhir penelitian. Pada

tahap persiapan dilakukan kegiatan studi pendahuluan dan pengamatan selama

empat pekan, kemudian tahap pelaksanaan penelitian dilakukan selama empat

pekan, dan tahap akhir penelitian dilakukan selama lima pekan.

3.4 Variabel Penelitian

“Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2011: 38). Secara teoritis

variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang

mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan

obyek yang lain. Dengan kata lain, variabel merupakan sebagian atau keseluruhan

yang menjadi ciri khusus dari objek penelitian untuk kemudian dipelajari oleh

(16)

26

Kerlinger dalam Sugiyono (2011: 38) mengatakan bahwa: “variabel adalah

konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger

menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari

suatu nilai yang berbeda (different values)”. Selanjutnya Kidder (1981),

menyatakan bahwa: “variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti

mempelajari dan menarik kesimpulan darinya”.

Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu:

3.4.1Variabel Independent (X)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia variabel ini sering disebut variabel bebas, yaitu

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependent (Sugiyono, 2011: 39). Dalam penelitian ini

variabel independent atau Variabel bebasnya adalah penggunaan perangkat lunak

Path planning tool sebagai media pembelajaran.

3.4.2Variabel dependent (Y)

“Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat, yaitu variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”

(Sugiyono, 2011: 39). Dalam penelitian ini variabel dependent atau variabel

terikatnya adalah hasil belajar pebelajar pada kompetensi dasar konfigurasi sistem

jaringan akses radio bergerak/ mobile.

3.5 Prosedur dan Alur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, dan tahap analisis data. Adapun alur penelitian yang dilakukan yaitu

sebagai berikut:

3.5.1Tahap Persiapan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan yaitu:

A. Penelitian awal, pada penelitian tahap awal ini dilakukan survey untuk

mengetahui kondisi pembelajaran, metode serta media yang digunakan dalam

(17)

27

B. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori - teori yang akurat

mengenai permasalah yang akan diteliti.

C. Pembuatan instrument penelitian.

D. Melakukan uji coba instrument.

E. Melakukan uji validitas instrument.

F. Penyusunan skenario pembelajaran.

3.5.2Tahap Pelaksanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan yaitu:

A. Memberikan tes awal (pre-test), pre-test ini dilakukan untuk mengetahui

pemahaman awal pebelajar sebelum diberikan treatment.

B. Memberikan treatment, treatment ini merupakan proses pembelajaran

menggunakan perangkat perangkat lunak Path planning tool sebagai media

pembelajaran pada kompetensi dasar menjelaskan konfigurasi sistem jaringan

akses radio bergerak / mobile.

C. Memberikan tes akhir (pos-ttest), pos-test ini dilakukan untuk mengetahui

peningkatan pemahaman pebelajar setelah diberikan treatment.

3.5.3Tahap Analisis Data

Pada tahap ini, dilakukn analisis terhadap data - data yang diperoleh dari

penelitian di lapangan dan pembuatan laporan penelitian. Adapun gambaran

umum dari alur penelitian ditunjukan oleh gambar 3.1.

(18)

28

3.6 Paradigma Penelitian

Untuk memperjelas langkah atau alaur penelitian maka dibuatlah paradigma

penelitian dengan menggunakan kerangka penelitian sebagai tahapan kegiatan

penelitian secara keseluruhan.

Sugiyono (2012: 66) mengungkapkan bahwa “paradigma penelitian

merupakan pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan

diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang

perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan

hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan

digunakan”.

Adapun paradigma penelitian yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Paradigma Penelitian

3.7 Instrument Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 153), “secara garis besar penelitian instrumen

pengumpul data dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain tujuan penelitian,

sampel penelitian, lokasi penelitian, waktu dan data”. Dalam penelitian ini,

instrumen yang digunakan yaitu instrument tes hasil belajar (Pre-test - post-tes)

yang digunakan untuk pengambilan data hasil belajar (ranah kognitif) pebelajar.

Sebelum instrumen tes digunakan terlebih dahulu dilakukan beberapa pengujian,

(19)

29

3.7.1Uji Coba Instrumen Penelitian Ranah Kognitif

A. Uji Validitas

Instrument yang valid berarti penggunaan alat ukur yang tepat. Valid berarti

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Menurut Arikunto (2010: 59), sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat

mengukur apa yang hendak diukur.

Guna mengatahui tingkat validitas instrument tes yang digunakan yaitu berupa

soal-saol pre-tes dan post-tes, maka digunakan rumus korelasi product moment

yang dikemukakan oleh Pearson:

(Arikunto, 2010: 72)

Keterangan:

rXY : koefisien korelasi Y : skor total seluruh pebelajar

X : skor tiap pebelajar pada item soal n : banyaknya pebelajar

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi untuk menunjukan tingkat

validitas ditunjukan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Instrumen

Koefisiean Korelasi Kriteria Validitas

0,80 < rXY≤ 1,00 Sangat Tinggi

Selanjutnya, setelah koefisien korelasi diketahui maka dilakukan uji

signifikansi guna mengetahui validitas setiap butir soal. Uji signifikansi dilakukan

dengan menggunakan rumus Uji t, yaitu:

(20)

30

Keterangan:

t : thitung n : banyaknya pebelajar

r : koefisien korelasi

kriteria dari Uji t adalah dengan cara membandingkan hasil thitung dengan ttabel.

Jika thitung > ttabel maka item soal dinyatakan valid. Jika thitung < ttabel maka item soal

dinyatakan tidak valid. ttabel diperoleh dari derajat kebebasan (dk) = n-2 dan taraf signifikansi (α) = 0,05.

B. Uji Reliabilitas

Instrument yang reliable yaitu instrument yang jika digunakan untuk beberapa kali pengukuran dengan obyek yang sama, akan memberikan hasil atau

data yang sama pula. Reliabilitas suatu tes adalah ketetapan suatu tes apabila

diteskan pada subyek yang sama” (Arikunto, 2010: 90) .

Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk menguji Reabilitas tes

yaitu menggunakan rumus Kuder-Richardson 20 (K-R20) sebagai berikut:



Untuk mencari harga varians total (Vt) dihitung dengan menggunakan rumus

(21)

31

Selanjutnya harga r11 dibandingkan dengan nilai dari tabel product moment,

jika r11 > rtabel, maka instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya jika r11 <

rtabel, maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Interpretasi derajat reliabilitas ditunjukan oleh tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisiean Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,80 < r11≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 Cukup

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah

0,00 < r11≤ 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010: 75)

C. Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen soal

yang dibuat termasuk kategori mudah atau sukar. Indeks kesukaran (difficulty

index) adalah bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal

(Suharsimi Arikunto, 2010: 207). Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari setiap

item soal digunakan rumus:

(Arikunto, 2010: 208)

Keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya pebelajar yang menjawab benar

JS : Jumlah seluruh pebelajar peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi

0,00 < P ≤ 0,30 Soal Sukar

0,30 < P ≤ 0,70 Soal Sedang

0,70 < P ≤ 1,00 Soal Mudah

(Arikunto, 2010: 210)

(22)

32

D. Daya Pembeda (DP)

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 211): ”daya pembeda soal adalah

kemampuan suatu soal untuk membedakan pebelajar yang pandai (berkemampuan

tinggi) dengan pebelajar yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Angka yang

menunjukan besar atau kecilnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi.

Adapun langkah-langkah untuk mengetahui daya pembeda yaitu:

a. Mengurutkan skor total setiap pebelajar dari yang tertinggi sampai yang

terendah

b. Membentuk dua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah

c. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada

setiap butir soal.

d. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2010: 213)

Keterangan:

D : Daya pembeda.

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

JA : Banyaknya peserta tes kelompok atas.

JB : Banyaknya peserta tes kelompok bawah.

Sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian adalah mengacu

pada Arikunto (2010:218), yaitu seperti terlihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Klasifikasi

0,00 < D ≤ 0,20 Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup

0,40 < D ≤ 0,70 Baik

0,70 < D ≤ 1,00 Baik Sekali

(23)

33

3.7.2Penyusunan Instrumen Observasi Ranah Afektif dan Psikomotor

Instrumen observasi pada penelitian ini digunakan untuk pengambilan data

sekunder penelitian yaitu hasil belajar ranah afektif dan psikomotor. Untuk

instrumen observasi tidak dilakukan uji coba instrumen terlebih dahulu. Instrumen

observasi yang digunakan adalah sebegai berikut:

A. Instrumen Observasi Ranah Afektif

Selain pengukuran ranah kognitif, dalam penelitian ini dilakukan pula

pengukuran ranah afektif pebelajar. Tujuan dari pengukuran ranah afektif menurut

Arikunto (2010) adalah:

a. Untuk mendapatkan umpan balik baik (feedback) bagi guru maupun pebelajar

sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan

program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya.

b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku pebelajar yang dicapai yang

antara lain diperlukan sebagai bahan bagi: perbaikan tingkah laku pebelajar,

pemberian laporan kepada orang tua, dan penentuan lulus atau tidaknya

pebelajar.

c. Untuk menempatkan pebelajar dalam situasi belajar-mengajar yang tepat,

sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik

pebelajar.

d. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku

pebelajar.

Berdasarkan tujuan diatas, maka sasaran penilaian ranah afektif adalah

perilaku pebelajar, bukan pengetahuannya. Aspek yang dinilai dalam penilaian

ranah afektif pada penelitian ini meliputi aspek kerjasama dan keterbukaan

pebelajar dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini mengacu pada format penilaian

yang selama ini dipakai di SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung. Acuan

pengukuran ranah afektif dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Kriteria Pengukuran Aspek Afektif

Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria

(24)

34

keterbukaan dalam

melakukan percobaan

65 <Afektif≤ 80 Baik

55 <Afektif≤ 65 Cukup

40 <Afektif≤ 55 Kurang

30 <Afektif≤ 40 Gagal

(Arikunto, 2010)

Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar

ranah afektif pebelajar dapat dilihat pada Tabel 3.8. (Sumber: SMK Unggulan

PGII Badung)

Tabel 3.8 Instrumen Pengukuran Aspek Afektif

No. Nama

Pebelajar

Aspek yang dukur Jumlah

Skor Nilai Kerjasama Keterbukaan

Hasil yang diperoleh oleh setiap pebelajar setelah pengukuran memiliki skala

0 - 100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap pebelajar digunakan

rumus:

(Arikunto, 2010)

Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh pebelajar, selanjutnya dicari

nilai rata - rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata

setiap aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

B. Pengukuran Ranah Psikomotor

Menurut Arikunto (2010), pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap

hasil-hasil belajar yang berupa penampilan. Instrumen yang digunakan untuk

mengukur ranah psikomotor pada penelitian ini sama seperti pada penilaian ranah

afektif. Aspek yang dinilai yaitu keterampilan menggunakan perangkat lunak path

planning tool dan kerapihan dalam pembuatan laporan hasil percobaan. Acuan

dalam melakukan pengukuran ranah psikomotor dapat dilihat pada Tabel 3.9. ̅

(25)

35

Tabel 3.9 Kriteria Pengukuran Aspek Psikomotor

Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria

Keterampilan menggunakan komputer

dan perangkat lunak path planning

tool dan kerapihan dalam

pemembuatan laporan hasil percobaan

80 <Psikomotor≤ 100 Baik Sekali

Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar

ranah psikomotor pebelajar dapat dilihat pada Tabel 3.10. (Sumber: SMK

Unggulan Terpadu PGII Bandung).

Tabel 3.10 Instrumen Pengukuran Aspek Psikomotor

No. Nama

Pebelajar

Aspek yang diukur Jumlah

Skor Nilai Keterampilan Kerapihan

Hasil yang diperoleh oleh setiap pebelajar setelah pengukuran memiliki skala

0 - 100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap pebelajar digunakan

rumus:

(Arikunto, 2010)

Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh pebelajar, selanjutnya dicari

nilai rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata

setiap aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.8.1Studi pendahuluan

Studi pendahuluan atau penelitian awal ini dilakukan dilakukan sebelum

kegiatan penelitian sesungguhnya dilakukan. Maksud dan tujuan dari studi ̅

(26)

36

pendahuluan adalah untuk mengetahui hal - hal terkait sebagai penunjang

penelitian diantaranya: kondisi pembelajaran, metode serta media yang digunakan

dalam proses pembelajaran di SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung.

3.8.2Studi literatur

Studi literatur ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai teori -

teori dasar yang menjadi landasan dalam penyusunan skripsi ini. Informasi

tersebut diperoleh dengan proses membaca, mempelajari, menelaah, dan mengutip

pendapat para ahli dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, skripsi, media

online, dan sumber lainnya.

3.8.3Tes

Arikunto (2010:53) menungkapkan bahwa “tes merupakan alat atau prosedur

yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan

cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan”. Dalam penelitian ini digunakan tes

hasil belajar berupa tes obyektif berbentuk pilihan ganda dengan terdapat lima

alternatif pilahan jawaban yang digunakan sebagai alat pengukuran ranah kognitif.

Tes dilakukan dengan dua tahap yaitu Pre-test dan Post-test. Pre-test dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal subyek penelitian (pebelajar)

sebelum mendapat perlakuan (treatment). Sedangkan Post-test dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui perubahan kemampuan subyek penelitian (pebelajar)

setelah mendapat perlakuan (treatment).

Teknik pengumpulan data dalam penilitian ini dapat dilihat dalam tabel 3.11.

Tabel 3.11 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Instrumen Jenis Data Sumber Data

Studi

Hasil belajar pebelajar sebelum dan sesudah digunakannya perangkat

(27)

37

lunak Path planning tool sebagai media pembelajaran.

3.9 Teknik Analisis Data

Proses analisis data merupakan salah satu tahap yang memiliki peranan

penting dalam proses penelitian. Proses ini dilakukan dengan mengolah data - data

yang diperoleh dari penelitian berupa data mentah menjadi data kuantitatif yang

mampu memberikan informasi yang akurat.

3.9.1Analisis data Pre-test, Post-test, dan Gain Pebelajar

Proses analisis ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar pebelajar sebelum

dilakukannya treatment yang ditunjukan oleh hasil dari Pre-tes, dan setelah

diberikan hasil belajar pebelajar setelah dilakukannya treatment yang ditunjukan

oleh hasil dari Post-tes. Selain itu analisis ini juga bertujuan untuk mengetahui

ada atau tidaknya peningkatann (Gain) hasil belajar pebelajar setelah diberikan

treatment, yaitu penggunaan perangkat lunak Path planning tool sebagai media

pembelajaran. Untuk memudahakan dalam proses analisis data, maka disusun

langkah-langkah sebagai berikut:

A. Penilaian

Metode yang digunakan dalam penilaian/ pemberian skor yaitu metode

Right Only. Dengan metode ini, setiap jawaban yang benar akan mendapatkan

skor satu sedangkan jawaban yang salah atau soal yang tidak diberikan

jawaban akan mendapatkan skor nol. Kemudian total skor setiap pebelajar

akan diubah ke dalam bentuk nilai dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

B. Menghitung Gain

Gain adalah perubahan pemahaman sebelum diberikan treatment dengan

setelah diberikan treatment atau selisih antara nilai Post-test dengan nilai

Pre-test. Secara matematis dituliskan sebagai berikut:

(28)

38

Data Gain yang dihasilkan akan digunakan sebagai acuan data

peningkatan hasil belajar pebelajar. Perubahan gain yang terjadi dikatakan

positif atau meningkat apabila hasil perhitungan Gain bernilai positif.

Begitupun sebaliknya, Gain dikatakan negatif atau menurun apabila hasil

perhitungan Gain bernilai negatif.

C. Uji Gain yang Dinormalisasi

Gain dijadikan sebagai acuan data peningkatan hasil belajar pebelajar

setelah diberikan treatment.

Adapun skala kriteria gain yang dinormalisasi menurut Hake (1999) dapat

dilihat pada tabel 3.12.

Tabel. 3.12 Kriteria skor gain yang dinormalisasi

Skala Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

(Hake, 1999)

3.9.2Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya

hasil dari sebuah penelitian. pada penelitian ini, rumus yang digunakan untuk

mengetahui tingkat normalitas data yaitu rumus Chi-kuadrat (χ2). Sugiyono

(2012: 79), uji normalitas data dengan Chi-kuadrat dilakukan dengan cara

membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (b,

gambar 3.4) dengan kurva normal standar/ baku (a, gambar 3.3).

Gambar 3.3 Kurva Normal Baku

(29)

39

Gambar 3.4 Kurva yang Akan Diuji Normalitasnya

Untuk menghitung besarnya nilai Chi-kuadrat, menurut Sugiyono (2012)

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

A. Menentukan jumlah kelas interval

Untuk pengujian normalitas dengan Chi-kuadrat, jumlah kelas interval

disesuaikan dengan kurva normal baku, yaitu 6 kelas interval

B. Menentukan panjang kelas interval (PK)

C. Menyusun data tabel distribusi frekuensi dengan format seperti tabel 3.13.

Tabel 3.13 Tabel distribusi frekuensi

Interval Fo Fh fo-fh (fo-fh)2

Keterangan:

fo : jumlah data hasil observasi

fh : jumlah data yang diharapkan

D. Menghitung frekuensi yang diharapkan

E. Memasukan data fh, dan menghitung harga-harga (fo – fh ) dan serta

menjumlahkannya.

merupakan harga chi-kuadrat (χ

2

)

F. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel. Berlaku

ketentuan :

 Taraf signifikansi 5%

 Derakat kebebasan (dk = K -1)  Jika χ2

hitung ≤χ2 tabel maka data terdistribusi normal  Jika χ2 hitung > χ2 tabel maka data terdistribusi tidak normal

(30)

40

3.9.3Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Hipotesis deskriptif. Uji hipotesis dilakukan dengan

menggunakan Uji pihak kiri karena H0 berbunyi “lebih besar atau sama dengan”

(≥) dan Ha berbunyi “lebih kecil” (<). Langkah - langkah dalam pengujian

hipotesis yaitu:

A. Menghitung rata - rata data

B. Menghitung simpangan baku

(Sugiyono, 2012: 57)

Keterangan:

Xi : Nilai pada setiap pebelajar n : Jumlah pebelajar X’ : Nilai rata - rata s : Simpangan baku C. Menghitung harga t

(Sugiyono, 2012: 96)

Keterangan:

t : Nilai yang dihitung (thitung) S : Simpangan baku sampel

µo : Nilai yang dihipotesiskan n : Jumlah anggota sampel

D. Melihat harga ttabel

E. Menggambar kurva

Gambar 3.5 Kurva Uji Piha Kiri

F. Meletakan kedudukan thitung dan ttabel kedalam kurva

G. Membuat keputusan uji hipotesis dengan ketentuan : apabila harga thitung

berada pada daerah penerimaan H0 (lebih besar atau sama dengan ttabel), maka

H0 diterima dan Ha ditolak.

thitung ≥ ttabel, maka H0 diterima, dan thitung < ttabel, maka H0 ditolak.

(Sugiyono, 2012: 100)

√∑

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil pada penelitian “Implementasi Perangkat lunak Path

Planning Tool pada Kompetensi Dasar Konfigurasi Sistem Jaringan Akses Radio

Bergerak/ Mobile” dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan perangkat lunak path planning tool dapat meningkatkan

penguasaan pebelajar dalam ranah kognitif, dengan perolehan rata-rata

peningkatan (n-gain) sebesar 43% ( n-gain dengan kriteria sedang).

2. Penggunaan perangkat lunak path planning tool dapat meningkatkan

penguasaan pebelajar dalam ranah afektif, dengan perolehan rata-rata

peningkatan (n-gain) sebesar 65% (termasuk dalam n-gain dengan kriteria

sedang).

3. Penggunaan perangkat lunak path planning tool dapat meningkatkan

penguasaan pebelajar dalam ranah psikomotor, dengan perolehan rata-rata

peningkatan (n-gain) sebesar 59% (termasuk dalam n-gain dengan kriteria

sedang).

5.2Rekomendasi

Terdapat beberapa hal yang dijadikan sebagai rekomendasi baik untuk proses

pembelajaran ataupun penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Masing-masing pebelajar mendapatkan fasilitas PC/ Laptop, dengan demikian

penerapan media pembelajaran berbasis perangkat lunak dapat berfungsi

dengan baik sehingga hasil dari proses pembelajaran menjadi lebih baik.

2. Sebelum media diterapkan dalam proses pembelajaran, pebelajar sebaiknya

dibekali pengetahuan baik mengenai perangkat lunak yang digunakan maupun

perangkat lunak pendukung media tersebut.

3. Untuk penelitian selanjutnya, direkomendasikan untuk menggunakan

perangkat lunak lain sebagai pembanding media pembelajaran, hal ini

bertujuan untuk lebih mengetahui secara mendalam mengenai pengaruh

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Depdiknas. 2008. Kamus besar bahasa indonesia, Jakarta:Balai Pustaka.

Ericsson AB. 2003. Path and Frequency Planning. Tim Ericsson.

Ericsson AB. 2003. Radio Wave Propagation. Tim Ericsson.

Exalt. 2002. Antenna Aligment for Terrestrial Microwave System. Technical

White Papper. Microwave Fundamentals Series.

Firmansyah, dkk. 2010. Desain Perencanaan Radio Link untuk Komunikasi Data

Radar Satuan Radar 242 TWR dengan Kosek Hanudnas IV Biak. Surabaya:

ITS.

Freeman, Roger L.. 2004. Telecomunication System Engineering 4th Edition.

Hoboken, New Jersey: John Willey and Sons, Inc.

Freeman, Roger L.. 1998. Telecommunication Transmission handbook 4th Edition.

USA: A Wiley-Interscience Publication.

Friendly, Hacker. 2007. Jaringan Wireless di Dunia Berkembang. Edisi kedua.

Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. AERA-D-American

Educational Research Association’s Division, Measurment and Research

Methodology. Tersedia:

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [16 Februari 2014]

(33)

Kurikulum SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung. 2013. Silabus Program

Keahlian Teknik Jaringan Akses. Bandung: Tidak diterbitkan.

Jaelani M. Lalu. 2004. Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Teknis Pengukuran

dan Pemetaan Kota. Surabaya: ITS.

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Bandung: Rajawali Pers

Sagala, Syaiful. 2007. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta

Sanjaya, Wina. 2010 . Srategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta :Kencana

Sudjana, Nana. dan M.A. Ibrahim. 2010. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Gambar

Tabel 3.2 Waktu Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran, Kami Panitia Pelelangan mengundang Saudara untuk dapat menghadiri Ferifikasi dan Klarifikasi terhadap Perusahaan pada Kegiatan :. TRK TK

Masalah yang dijumpai pada pencacah asinkron adalah waktu tunda propagasi FF yang diakumulasi, yang disebabkan FF yang terlibat tidak mengubah kondisinya

[r]

Peran Serta Motor Bakar dalam Usaha Pengembangan Mekanisasi Pertanian di Indonesia. Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas

PENGUMUMAN HASIL KUALIFIKASI SELEKSI UMUM PENGADAAN JASA KONSULTANSI BIDANG BINA MARGA.. DINAS PEKERJAAN

Analisis teknologis dengan metode observasi meliputi kapasitas pemakaian bahan bakar, analisis efisiensi teknis (pengukuran tingkat rendemen) dan analisis mutu

[r]

The minimum expected count is 19.00.. Computed only for a