• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN BANDINGAN ASPEK FORMATIF NOVEL KABUT KIRIMAN DARI VIETNAM KARYA MAYON SUTRISNO DENGAN NOVEL TERJEMAHAN WITHOUT A NAME KARYA DUONG THU HUONG : studi deskriptif analitik sebagai upaya pendalaman bahan ajar apresiasi prosa fiksi di perguruan tinggi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN BANDINGAN ASPEK FORMATIF NOVEL KABUT KIRIMAN DARI VIETNAM KARYA MAYON SUTRISNO DENGAN NOVEL TERJEMAHAN WITHOUT A NAME KARYA DUONG THU HUONG : studi deskriptif analitik sebagai upaya pendalaman bahan ajar apresiasi prosa fiksi di perguruan tinggi."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN BANDINGAN ASPEK FORMATIF NOVEL KABUT

KIRIMAN DARI VIETNAM KARYA MAYON SUTRISNO

DENGAN NOVEL TERJEMAHAN WITHOUT A NAME

KARYA DUONG THU HUONG

(Studi Deskriptif Analitik sebagai Upaya Pendalaman Bahan Ajar

Apresiasi Prosa Fiksi di Perguruan Tinggi)

TESIS

Diajukan kepada panitia ujian tesis untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program magister pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana UPI Bandung

oleh

ZONI SULAIMAN NIM 1201511

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR HAK CIPTA

KAJIAN BANDINGAN ASPEK FORMATIF NOVEL KABUT KIRIMAN DARI VIETNAM KARYA MAYON SUTRISNO DENGAN NOVEL TERJEMAHAN WITHOUT A NAME KARYA DUONG THU HUONG

(studi Deskriptif Analitik Komparatif sebagai Upaya Pendalaman Apresiasi Prosa Fiksi di Perguruan Tinggi)

Oleh Zoni Sulaiman

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar megister pendidikan pada program studi pendidikan bahasa Indonesia sekolah

pascasarjana

Zoni Sulaiman 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Saya mengijinkan karya tulis saya untuk difoto kopi dan dan diunggah ke dalam laman web serta diakses full text melalui internet untuk kepentingan penelitian dan

(3)

ZONI SULAIMAN NIM 1201511

KAJIAN BANDINGAN ASPEK FORMATIF NOVEL KABUT

KIRIMAN DARI VIETNAM KARYA MAYON SUTRISNO

DENGAN NOVEL TERJEMAHAN WITHOUT A NAME KARYA

DUONG THU HUONG

(Studi Deskriptif Analitik sebagai Upaya Pendalaman Bahan Ajar

Apresiasi Prosa Fiksi di Perguruan Tinggi)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Iskandarwasid, M. Pd.

NIP 130176762

Pembimbing II,

Dr. Sumiyadi, M. Hum.

NIP 196603201991031004

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Dr. Sumiyadi, M. Hum.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah pada nabi Muhammad Saw. Setelah melalui perjalanan yang sangat panjang akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul “Kajian Bandingan Aspek Formatif Novel Kabut Kiriman dari Vietnam Karya Mayon Sutrisno dengan Novel Terjemahan Without a Name Karya Duong Thu Huong (Studi Deskriptif Analitik Komparatif sebagai Upaya Pendalaman Bahan Ajar Apresiasi Prosa Fiksi di Perguruan Tinggi). Karya ilmiah dalam bentuk tesis ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program megister (S-2) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah novel Kabut Kiriman dari Vietnam dan novel terjemahan Without a Name. Novel pertama merupakan novel dengan latar perang Vietnam yang dikarang oleh seorang jurnalis Indonesia, sedangkan novel kedua merupakan novel dengan latar perang Vietnam yang dikarang oleh pelaku sejarah perang Vietnam. Analisis dan perbandingan aspek formatif dari kedua novel tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai upaya pendalaman bahan ajar Apresiasi prosa fiksi di perguruan tinggi. Pemanfaatan hasil penelitian ini dilakukan sebagai upaya memperkaya wawasan mahasiswa berkaitan dengan khasanah pendekatan dalam mengapresiasi prosa fiksi. Pendekatan sosiologi sastra dengan analisis aspek formatif novel diupayakan agar mahasiswa lebih tertarik dalam mengapresiasi prosa fiksi.

Dalam penelitian ini penulis telah berusaha untuk menggunakan banyak sumber dan teori yang relevan agar hasil penelitian ini lebih berkwalitas. Walaupun demikian penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tesis ini belum bisa dikatakan sempurna. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran khususnya dari para pakar dan pembaca pada umumnya guna perbaikan penulisan di masa yang akan datang.

Bandung, Juli 2015

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Kajian Bandingan Aspek Formatif Novel Kabut Kiriman dari Vietnam karya Mayon Sutrisno dengan Novel Terjemahan Without a Name Karya Duong Thu Huong” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran dengan etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain tentang keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2015

Yang membuat pernyataan,

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, arahan, dukungan, serta pelayanan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Iskandarwasid, M.Pd. selaku dosen pembimbing 1 serta pembimbing akademik yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini.

2. Dr. Sumiyadi, M.Hum. selaku dosen pembimbing 2 serta Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana UPI Bandung yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis dengan penuh kesabaran dalam rangka menyelesaikan penyusunan tesis ini.

3. Bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana UPI Bandung yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan wawasan keilmuan dalam bidang pendidikan, bahasa, dan sastra Indonesia bagi penulis untuk mengabdikan diri pada dunia pendidikan.

4. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung beserta staf yang telah memberikan layanan akademik yang memadai selama penulis menempuh pendidikan di SPs UPI Bandung.

5. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan naungan pada penulis selama menempuh pendidikan di SPs UPI Bandung.

6. Kedua orang tua tercinta almarhum Bapak Ahmady Zainudin dan Ibu Sri Murtani yang senantiasa memberikan dukungan, rido, dan doa yang tulus pada penulis dalam menuntut ilmu dan mengarungi bahtera kehidupan.

7. Kedua mertua tercinta Bapak Yaya Mulyadin, S.Sos. dan Ibu Neni Nerti yang senantiasa mendorong dan mendoakan penulis untuk menuntut ilmu.

8. Istri dan anakku tercinta Siti Rumaeni dan Anisa Uswatun Hasanah Sulaiman Elahmady yang senantiasa mendampingi, mendukung, dan mendoakan penulis dalam menempuh pendidikan dan menyelesaikan penyusunan tesis ini.

9. Kakak-kakakku tercinta Sri Wigati, Wening Wigiyanti, Burhanudin, Ansori, Sriwidoyo, dan Sulis Hanafi beserta keluarganya yang telah membimbing dan memotivasi penulis dalam menempuh pendidikan dan karir penulis.

(7)

11.Dr. H. Asep Nurjamin, M.Pd. dan Dr. H. Abdul Hasim, M.Pd. yang telah menelaah, memberikan saran, dan membantu penulis dalam menyusun modul dalam penelitian ini.

12.Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia UPI Bandung Angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan serta perhatian pada penulis dalam menempuh pendidikan di SPS UPI Bandung serta dalam menyelesaikan penyususnan tesis ini.

13.Dr. Hj. Lina Siti Nurwahidah, M.Pd. sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Garut dan semua rekan-rekan dosen yang telah memberikan dorongan, bimbingan, dan arahan pada penulis dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini.

14.Drs. Tatang Answar, Ai Hindasyah, dan M. Taufik Hidayat yang banyak membantu penulis dalam menyusun tesis dan melaksanakan tugas.

15.Dr. H. Nizar Alam Hamdani, M.M., M.T. selaku Ketua STKIP Garut yang telah memberikan rekomendasi tugas belajar pada penulis untuk menempuh studi lanjut di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

16.Drs. H. Imid Hamid, M.Pd. dan H. Suparno selaku Ketua dan Bendahara Yayasan Griya Winaya yang telah meberikan dorongan dan naungan bagi penulis dalam bekerja serta menuntut ilmu.

17.Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam bentuk pikiran, arahan, waktu, materi serta bantuan dalam bentuk lainnya pada penulis untuk menyelesaikan penyusunan tesis ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan, bimbingan, arahan, dan dorongan yang telah bapak dan ibu berikan. Semoga Alloh Swt. Senantiasa memberikan petunjuk dan rido-Nya kepada kita semua.

Bandung, Juli 2015

(8)

Zoni Sulaiman, 2015

KAJIAN BANDINGAN ASPEK FORMATIF NOVEL KABUT KIRIMAN DARI VIETNAM KARYA MAYON

ABSTRAK

Karya sastra novel yang diterbitkan di Indonesia sampai saat ini sangat melimpah, baik yang dikarang oleh sastrawan pemula maupun sastrawan yang sudah matang. Salah satu novel yang di dalamnya mengandung banyak kritik sosial adalah novel berjudul Kabut Kiriman dari Vietnam karya Mayon Sutrisno. Novel lain dengan latar perang Vietnam adalah novel Without a Name karya seorang pelaku sejarah dalam perang Vietnam bernama Duong Thu Huong yang telah diterjemahkan oleh Sapardi Djokodamono. Pengkajian terhadap kedua novel tersebut akan dilakukan dengan pendekatan Sosiologi sastra. Pendekatan sosiologi sastra memungkinkan peneliti untuk mengkaji karya sastra dalam hubungannya dengan sistem sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Setelah mengkaji selanjutnya akan dibandingkan hasil pengkajian terhadap kedua novel tersebut. Berdasarkan hal

tersebut maka penelitian ini mengangkat judul “Kajian Bandingan Aspek formatif

Novel Kabut Kiriman dari Vietnam Karya Mayon Sutrisno dengan Novel Terjemahan Without a Name Karya Duong Thu Huong (Studi deskriptif Analitik Komparatif sebagai Upaya Pendalaman Bahan Ajar Apresiasi Prosa Fiksi di

Perguruan Tinggi).” Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1)

(9)

Zoni Sulaiman, 2015

KAJIAN BANDINGAN ASPEK FORMATIF NOVEL KABUT KIRIMAN DARI VIETNAM KARYA MAYON

ABSTRACT

Novel belles-lettres published in Indonesia are abundant, they are either written by novice or acknowledged man of letters. One of the novels that contains

social critics on it is “Kabut Kiriman dari Vietnam” by Mayon Sutrisno. Another

novel with war background is “Without a Name” by a man who was involved in

Vietnam war named Duong Thu Huong and It has been translated by Sapardi Djokodamono. The analysis on these two novels was based on sociological literature approach. This approach enable the researcher to analyze the literature in relation to the social system in the society. After analyzing the formative aspects of the two novels, the result was then compared. Based on the aforementioned problem, this research formulate the title as: “Kajian Bandingan Aspek Formatif Novel Kabut Kiriman dari Vietnam karya Mayon Sutrisno dengan Novel Terjemahan Without a Name Karya Duong Thu Huong (Studi Deskriptif Analitik Komparatif Sebagai Upaya Pendalaman Bahan Ajar Apresiasi Prosa Fiksi di Perguruan Tinggi)” This research formulate the problems as follows: 1) What are

the formative aspects of “Kabut Kiriman dari Vietnam” by Mayon Sutrisno? 2) What are the formative aspects of translated version of “Without a Name”? 3) What

are the comparison result of the formative aspects between “Kabut Kiriman dari

Vietnam” and of translated version of “Without a Name”? How was the result of the

analysis of the formatives aspects of the two novels were implemented in developing learning materials? This research was aimed to: 1) describing the formative aspects

of “Kabut Kiriman dari Vietnam, 2) describing the formative aspects of the translated version of “Without a Name,” 3) comparing the formative aspects

contained in the two novels, 4) describing how the result of the analysis of the formative aspects of the two novels were implemented in developing Prose Fiction Appreciation materials. This study employed descriptive analytic comparative, a method that is used to analyze and compare two research objects. The data of the research were taken from Indonesian and translated novels. The result of the study

found that : 1) the formative aspects of the novel “ Kabut Kiriman dari Vietnam”

consist of : cultural, ideological and belief, common sense, intellectuals and national aspects, 2) in addition, the formative aspects of the translated novel

“Without a Name” consist of : cultural, ideological and belief, common sense,

intellectuals and national aspects. 3) The differences between the two novels lie in the formative aspects assignation and the comparison of the respective elements, 4) the result of analysis and the comparison of the formative aspects can be used to develop Prose Fiction Appreciation materials in the university level in the forms of learning module. Based on the aforementioned result, the researcher recommended that the lecturers on Prose Fiction Appreciation develop more sociological literature learning materials for their students. And for other researchers, the writer suggested to conduct further research on “Kabut Kiriman dari Vietnam” and

transalted version of “Without a Name” novels to graft the historical values from

(10)

Zoni Sulaiman, 2015

A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 1. Pembatasan Masalah ... BAB II LANDASAN TEORETIS ...

A. Struktur Novel ... 1. Alur ... 2. Latar ... 3. Tokoh dan Penokohan ... 4. Sudut Pandang ... 5. Tema ... B. Kajian Sosiologi Sastra ………..

1. Konsep Dasar Sosiologi Sastra ……… 2. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi Sastra ……….. C. Aspek Formatif Novel ...

(11)

Zoni Sulaiman, 2015

1. Pengertian Bahan Ajar ... 2. Jenis-jenis Bahan Ajar ... 3. Modul ………... 4. Langkah-langkah Penyusunan Modul ...

45 47 49 50 Bab III METODOLOGI PENELITIAN ...

A. Metode Penelitian ... B. Teknik Penelitian ... C. Instrumen Penelitian ... D. Teknik Analisis Data ... E. Sumber Data dan Data ... BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...

A. Analisis Data ... 1. Analisis Novel Kabut Kiriman dari Vietnam ... a. Sinopsis Novel ... b. Struktur Novel ...

1) Alur ... 2) Latar ... 3) Deskripsi dan Analisis Tokoh ... 4) Sudut Pandang ... 5) Tema ... c. Aspek Formatif novel ...

1) Budaya ... 2) Ideologi dan Kepercayan ... 3) Common Sense ... 4) Kaum Intelektual ... 5) Negara ... 2. Analisis Novel Terjemahan Without a Name ... a. Sinopsis Novel ... b. Struktur Novel ...

1) Alur ... 2) Latar ... 3) Deskripsi dan Analisis Tokoh ... 4) Sudut Pandang ... 5) Tema ... c. Aspek Formatif novel ...

(12)

Zoni Sulaiman, 2015

c. Perbandingan Tokoh dan Penokohan ………. d. Sudut Pandang ………... e. Perbandingan Tema ………... 2. Perbandingan Aspek Formatif Novel ………...

a. Perbandingan Hegemoni Budaya ………... b. Perbandingan Hegemoni Ideologi dan Kepercayaan ………. c. Perbandingan Hegemoni Common Sense ……….. d. Perbandingan Hegemoni Kaum Intelektual ………... e. Perbandingan Hegemoni Negara ………... BAB V RANCANGAN BAHAN AJAR APRESIASI PROSA FIKSI …… A. Deskripsi Penyusunan Modul ………. B. Modul Pembelajaran ...

381 381 381 382 382 386 388 391 398 405 405 408 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...

A. Kesimpulan ... B. Implikasi ……….... C. Rekomendasi ...

(13)

Zoni Sulaiman, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Pedoman analisis Urutan Satuan Isi Cerita ……….. Tabel 3.1. Pedoman Analisis Struktur dan Aspek Formatif Novel ……… Tabel 4.1. Analisis Urutan Satuan Isi Cerita ……… Tabel 4.2. Distribusi USIC Berdasarkan Sekuen pada Novel Kabut

Kiriman dari Vietnam ………... Tabel 4.3. Analisis Alur Cerita Novel Kabut Kiriman dari Vietnam ……

Tabel 4.4. Analisis Latar Novel Novel Kabut Kiriman dari Vietnam ….

Tabel 4.5. Analisi tokoh dan penokohan Novel Kabut Kiriman dari

Vietnam ……… Tabel 4.6. Analisi Aspek Formatif Novel Kabut Kiriman dari Vietnam …

Tabel 4.7. Distribusi Hegemoni Budaya pada Novel Kabut Kiriman dari

Vietnam ………..

Tabel 4.8. Distribusi Hegemoni Ideologi dan Kepercayaan pada Novel

Kabut Kiriman dari Vietnam ……… Tabel 4.9. Distribusi Hegemoni common sense pada Novel Kabut

Kiriman dari Vietnam ……… Tabel 4.10. Distribusi Hegemoni Kaum Intelektual pada Novel Kabut

Kiriman dari Vietnam ……… Tabel 4.11. Distribusi Hegemoni Negara pada Novel Kabut Kiriman dari

Vietnam………...... Tabel 4.12. Analisis Urutan Satuan Isi Cerita (USIC) Novel Terjemahan

Without a Name ……….. Tabel 4.13. Distribusi USIC berdasarkan Sekuen pada Novel

Terjemahan Without a Name ……….

Tabel 4.14. Analisis Alur pada Novel Terjemahan Without a Name ……. Tabel 4.15. Analisis Latar Cerita Novel Terjemahan Without a Name …...

(14)

Zoni Sulaiman, 2015

Tabel 4.17. Analisis Aspek formatif Novel Terjemahan Without a Name..

Tabel 4.18. Distribusi Hegemoni Budaya pada Novel Terjemahan

Without a Name ……… Tabel 4.19. Distribusi Hegemoni Ideologi dan Kepercayaan pada Novel

Terjemahan Without a Name ………..... Tabel 4.20 Distribusi Hegemoni Common Sense pada Novel Terjemahan

Without a Name ………...... Tabel 4.21. Distribusi Hegemoni Kaum Intelektual pada Novel

Terjemahan Without a Name ……….

Tabel 4.22. Distribusi Hegemoni Negara pada Novel Terjemahan

Without a Name………. Tabel 4. 23 Perbandingan Distribusi USIC Novel Kabut Kiriman dari

Vietnam dengan Novel Terjemahan Without a Name ………... Tabel 4.24. Perbandingan Distribusi Aspek Formatif Novel Kabut

Kiriman dari Vietnam dengan Novel Terjemahan Without a Name……… Tabel 4.25. Perbandingan Bentuk Hegemoni Budaya pada Novel Kabut

Kiriman dari Vietnam dengan Novel Terjemahan Without a

Name ……….

Tabel 4.26. Perbandingan Bentuk Hegemoni Ideologi dan Kepercayan

pada Novel Kabut Kiriman dari Vietnam dengan Novel

Terjemahan Without a Name ……….

Tabel 4.27. Perbandingan Bentuk Hegemoni Common Sense pada Novel

Kabut Kiriman dari Vietnam dengan Novel Terjemahan Without a Name ……… Tabel 4.28. Perbandingan Bentuk Hegemoni Kaum Intelektual pada

Novel Kabut Kiriman dari Vietnam dengan Novel

Terjemahan Without a Name ……….

Tabel 4.29 Perbandingan Bentuk Hegemoni Negara pada Novel Kabut

(15)

Zoni Sulaiman, 2015 DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1. Paradigma Penelitian ………. 13

Bagan 3.1. Desain Penelitian ………... 58

Bagan 4.1. Pengaluran Novel Kabut Kiriman dari Vietnam ……….. 97

Bagan 4.2. Alur Hubungan Logis Novel Kabut Kiriman dari Vietnam ……… 101

Bagan 4.3. Pengaluran Novel Terjemahan Without a Name ………. 253

(16)

Zoni Sulaiman, 2015

DAFTAR SINGKATAN

KKV : Kabut Kiriman dari Vietnam

WAN : Without a Name

USIC : Urutan satuan Isi Cerita

SD : Sekuen dialog

SL : Sekuen Latar

SP : Sekuen Peristiwa

SDTP : Sekuen Deskripsi Tokoh dan Penokohan

(17)

Zoni Sulaiman, 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SK Pembimbingan Tesis ………. 448

Lampiran 2 Penelaahan Modul oleh Ahli1 ……….………… 451

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sastra merupakan karya fiksi yang mengandung nilai-nilai estetika, etika

dan pesan-pesan kearifan yang bersifat imajinatif dan komunikatif. Sastra

disajikan untuk memberikan kenikmatan batin, kepuasan, dan pencerahan bagi

pembacanya. Karya sastra juga dapat menimbulkan motivasi psikologis dan

dorongan untuk melakukan tindakan yang bersifat psikomotorik bagi

pembacanya. Nilai-nilai dan pesan moral disampaikan pengarang melalui

media bahasa yang disusun menurut gaya khas dari masing-masing pengarang

dengan tujuan agar pembaca dapat tertarik sehingga dengan mudah

menangkap dan menikmati karya sastra yang dihasilkan. Walaupun demikian

kepuasan dan kenikmatan yang didapatkan oleh pembaca tidak datang dengan

sendirinya, tetapi memerlukan upaya terlebih dahulu untuk mengetahui dan

memahami isi yang tertuang dalam sebuah karya sastra. Mengapresiasi sastra

berarti menghargai, menyenangi, memahami, menilai, dan menjadikan karya

sastra sebagai salah satu kebutuhan hidup. Untuk dapat melakukan hal tersebut

apresiator perlu memahami hal-hal yang harus dikuasai dalam pengapresiasian

sebuah karya sastra. Hal-hal yang harus dikuasai dalam mengapresi karya

sastra di antaranya adalah kepekaan emosi dan perasaan, pemahaman terhadap

aspek-aspek kebahasaan, pengetahuan tentang kesastraan, serta unsur-unsur

yang membangun karya sastra baik dari dalam maupun dari luar.

Karya sastra diciptakan selaras dengan dinamika masyarakat dan

kebudayaan yang terjadi pada suatu zaman. Pertumbuhan dan perkembangan

kesusastraan berkaitan dengan sistem sosial dan budaya masyarakatnya.

Karya sastra senantiasa dipergunakan untuk mengekspresikan kepribadian

manusia secara kolektif melalui penggabungan imajinasi individu sastrawan

(19)

sastra pada hakikatnya melihat dan mempelajari kehidupan suatu masyarakat

tempat karya sastra itu dilahirkan, tumbuh, dan berkembang. Dalam

mengapresiasi sastra akan terjadi suatu jalinan komunikasi yang sangat erat

antara pengarang dengan pembaca. Ratna (2004, hlm. 297) menyatakan

keberadaan karya sastra sebagai gejala komunikasi sastra bahkan

menghubungkan sebuah karya dengan pengarang dan pembacanya. Hubungan

komunikasi ini berupa penyampaian pesan dari pembaca melalui media berupa

karya sastra.

Sastra juga merupakan produk yang dihasilkan oleh dinamika sosial yang

terjadi pada suatu masyarakat. Pengarang sebagai anggota masyarakat

menangkap obsesi dan dinamika masyarakat tersebut kemudian memadukan

dengan obsesi dan imajinasi dalam pikirannya untuk menciptakan kehidupan

kedua dalam karya sastra. Dengan demikian dalam mempelajari sastra kita

dapat mempelajari keadaan sosial masyarakatnya, yaitu mempelajari aspirasi

masyarakat, tingkat kulturnya, seleranya, pandangan hidup dan lain

sebagainya. Karya sastra tidak hanya dipandang sebagai hasil rekayasa

imajinasi, melainkan cermin masyarakat. Dalam hal ini Sumardjo (1979,

hlm.15) mengatakan bahwa, ”sastra merekam penderitaan dan harapan suatu masyarakat, sehingga sifat dan persoalan suatu zaman dapat dibaca dalam

karya sastra”. Dimensi sosial ini dipertegas oleh Damono (1984, hlm. 9) yang

mengatakan bahwa, ”sastra merupakan cerminan langsung berbagai segi struktur sosial zamannya”. Dengan demikian, diperlukan pendekatan yang

dapat menghubungkan sistem kehidupan yang terdapat dalam karya sastra

dengan realitas sejarah dan sistem sosial suatu masyarakat. Upaya ini akan

memperkuat kedudukan karya sastra sebagai suatu sistem komunikasi sosial

dari zaman ke zaman yang dapat dijadikan cermin untuk mendapatkan

pertimbangan dalam menghadapi dinamika sosial bagi masyarakat pada masa

yang akan datang.

Karya sastra yang dapat menyajikan realitas kehidupan masyarakat secara

(20)

menggambarkan watak tokoh, peristiwa, konflik, bahkan gagasan-gagasan

yang menjadi imajinasinya dengan bebas dan tak terbatas. Pengarang juga

dapat menyampaikan kritik sosial dengan menyajikan peristiwa atau konflik

social, kemudian membandingkannya dengan konsep ideal yang ada dalam

gagasan dan imajinya. Di antara ribuan novel yang telah diterbitkan saat ini

banyak novel yang di dalamya mengungkapkan peristiwa-peristiwa dan

berbagai dinamika sosial yang terjadi pada suatu zaman. Peristiwa dan

dinamika sosial tersebut disajikan dengan berbagai bentuk sesuai dengan

karakteristik dan paradigma pengarangnya. Salah satu pengarang yang banyak

menghasilkan novel-novel yang mengungkap realitas sosial adalah Mayon

Sutrisno. Novel-novel karya Mayon Sutrisno sarat dengan nilai-nilai sosial

budaya, bahkan kritik sosial terhadap masyarakat dan juga penguasa. Salah

sastu novel karya Mayon sutrisno yang menurut hemat penulis banyak

mengandung realitas dan dinamika sosial adalah novel yang berjudul “Kabut Kiriman dari Vietnam”. Melalui penuturan tokoh dalam cerita, novel ini banyak mengungkapkan fenomena dan peristiwa yang mewarnai perjalanan

sejarah bangsa ini.

Cerita dalam novel berjudul kabut kiriman dari Vietnam ini menggunakan

latar dua Negara besar di Asia, yakni Vietnam dan Indonesia. Kekejian dan

hilangnya rasa perikemanusiaan mewarnai perjalanan tokoh cerita ini selama

menghadapi perang Vietnam yang tak berpenghujung. Pengarang menuturkan

peristiwa demi peristiwa sosial yang terjadi di Vietnam dengan apa yang

terjadi di Indonesia dengan cara yang apik serta dikemas dengan alur yang

seolah olah peristiwa sosial itu merupakan kejadian kembar di kedua Negara.

Pengarang menyajikan peristiwa demi peristiwa yang mengandung masalah-

masalah sosial yang sangat kompleks dari masalah budaya, penyelundupan

tenaga kerja, ilegaloging, konflik rasisme, perburuhan, lingkungan hidup,

pelacuran, pungli, kependudukan, diskriminasi sosial, nasionalisme, bahkan

agama.

Dalam novel berjudul Kabut Kiriman dari Vietnam ini pengarang

(21)

peristiwa yang terjadi pada masa penjajahan dan pemberontakan PKI di

Indonesia sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan dua peristiwa besar di

dua negara melalui layar yang saling berdampingan. Kegelisahan dan

kehawatiran pengarang juga disajikan dengan cara yang sistematis sehingga

seolah-olah mewakili kegelisahan dan kekhawatiran pembaca mengenai

wilayah-wilyah Indonesia yang didiami oleh pengungsi Vietnam. Dilema

antara nasionalisme dengan rasa perikemanusiaan mewarnai prilaku tokoh

dalam cerita ini.

Kritik sosial terhadap masyarakat dan pemegang kebijakan serta elit

politik disampaikan oleh pengarang melalui tokoh wartawan luar negri yang

seolah-olah melihat dengan sudut pandang yang objektif. Dengan tokoh

wartawan ini pengarang menyampaikan gagasan menyerupai paradigma

negara lain terhadap Indonesia secara kebanyakan. Kritik yang terlalu

menyudutkan Indonesia tidak diterima oleh tokoh dalam cerita yang seolah

juga mewakili masyarakat Indonesia yang pasti berfikir bahwa sejelek apapun

kejadian di ngearanya pasti tidak rela jika dihina oleh orang asing. Hal seperti

ini merupakan cerminan nasionalisme yang didtitipkan pengarang pada diri

tokoh cerita dan tentu saja mendapat kesetujuan dari masyarakat pembaca

kebanyakan. Secara keseluruah novel ini memiliki keunikan dan keistimewaan

serta mengandung permasalahan sosial yang cukup kompleks.

Dengan kompleksitas isi dari novel ini maka peenulis beranggapan bahwa

novel ini layak untuk dijadikan objek penelitian. Sepanjang pengetahuan

penulis sudah beberapa orang peneliti yang melakukan penelitian terhadap

novel ini. Di antara penelitian yang sudah dilakukan terhadap novel ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Rihanto pada tahun 2006. Penelitian ini

menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam novel berjudul Kabut

Kiriman dari Vietnam.

Sepanjang penegetahuan penulis, belum ada penelitian terhadap novel ini

yang meneliti dengan pendekatan sosiologi sastra. Penelitian terhadap novel

ini kemudian akan dibandingkan dengan penelitian terhadap novel yang

(22)

pembanding adalah novel berjudul “Whitout a Name” karya sastrawan Vietnam Dhuong Thu Huong yang telah dialihbahasakan ke dalam bahasa

Indonesia oleh Sapardi Djoko Damono. Penulis memilih novel karya Huong

ini dengan pertimbangan bahwa Duong Thu Huong merupakan pengarang

novel yang juga pelaku sejarah dalam perang Vietnam tersebut. Dengan

demikian di dalam karyanya akan banyak memaparkan kejadian-kejadian

dalam perang Vietnam yang akan mewarnai cerita menjadi lebih menarik.

Kesitimewaan novel ini juga telah dipaparkan dalam berbagai media

internasional, seperti Library Journal, The Washington Post Book World, The

Boston Sunday Globe, dan sebagainya.

Remak ( Damono 2005, hlm. 3) menyatakan bahwa dalam

membandingkan karya sastra harus membandingkan karya sastra dari negara

yang satu dengan karya sastra dari negara yang lain. Remak juga menyatakan

bahwa membandingkan karya sastra dari negara yang sama tidaklah bisa

dikatakan sebagai sastra bandingan. Berdasarkan pertimbangan tersebut

penulis menetapkan novel berjudul “Kabut Kiriman dari Vietnam" karya Mayon Sutrisno dan novel berjudul “Whitout a Name” karya Duong Thu

Huong” sebagai objek penelitian sosiologi sastra guna penyusunan tesis. Penulis beranggapan bahwa salah satu pendekatan yang dapat

menghubungkan sistem kehidupan sosial yang terdapat dalam karya sastra

dengan realitas sejarah dan sistem sosial suatu masyarakat adalah pendekatan

sosiologi sastra. Sosiologi sastra akan mengungkapkan hubungan antara

realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat dengan kehidupan sosial yang

diciptakan pengarang dalam karya sastra. Endraswara (2011, hlm. 20)

menyatakan bahwa dengan sosiologi sastra kita dapat meneliti mengenai

ungkapan historis, ekspresi suatu waktu yang dihadirkan dalam karya sastra

sebagai sebuah cermin. Selain itu sosiologi sastra juga akan meneliti muatan

aspek sosial dan budaya yang terdapat dalam karya sastra yang memiliki

fungsi sosial berharga bagi masyarakat. Sementara itu, Ratna (2004, hlm. 339)

menyatakan bahwa dengan sosiologi sastra kita dapat menganalisis

(23)

menghubungkannya dengan kenyataan atau realitas sosial yang pernah terjadi.

Hal serupa juga bisa didapatkan dengan menemukan hubungan antar struktur

yang bersifat dialektika. Bahkan dengan sosiologi sastra peneliti bisa

mendapatkan informasi tertentu untuk disiplin ilmu yang lain.

Pendekatan sosiologi sastra akan membedah sastra secara konkret

berkaitan dengan hubungan antara aspek pengarang, karya sastra, dan

pembaca. Wellek dan Warren (1989, hlm. 111) mengemukakan tiga jenis

pendekatan dalam sosiologi sastra, yakni berkaitan dengan (1) sosiologi

pengarang, di dalamnya mengkaji tentang masalah status sosial, ideologi

sosial, dan hal-hal yang menyangkut pengarang sebagai penghasil karya

sastra, (2) sosiologi karya sastra yang berkaitan dengan masalah karya sastra

itu sendiri, dan (3) sosiologi sastra berkaitan dengan masalah pembaca dan

pengaruh sosiologi sastra terhadap masyarakat. Penelitian sosiologi sastra

akan mengungkap hubungan keterkaitan antara realitas sosial dengan

aspek-aspek karya sastra tersebut secara timbal-balik. Dengan pendekatan sosiologi

sastra akan mendapatkan hasil analisis tajam terhadap gejala-gejala sosial

dengan penekanan pada pengiterpretasian gejala-gejala yang muncul secara

cermat.

“Yang perlu ditekankan dalam analisis, yaitu: (1) analisis diawali dari asumsi bahwa penelitian selalu bermula dari pertanyaan yang berkaitan dengan gejala yang muncul, sebagai akibat dari hubungan karya sastra dengan lingkungan sosialnya, (2) peneliti memanfaatkan konsep pemahaman (verstehen) terhadap karya sastra secara mendalam dengan mengungkapkan dan menguraikan gejala sosial, (3) data yang dianalisis bisa berasal dari berbagai hal yang menyangkut hubungan-hubungan antara karya sastra dan sistem sosial, (4) nilai-nilai dan norma tingkah laku, riwayat hidup pengarang, proses penerbbitan, pembaca sasaran dan berbagai isu sosial lain bisa saja dianalisis lebih mendalam.” (Endraswara, 2011, hlm. 113).

Semua genre sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama di dalamnya terdapat

realitas sosial yang sengaja diciptakan oleh pengarang. Realitas sosial tersebut

digambarkan oleh pengarang dalam bentuk dan karakteristik tersendiri sesuai

dengan genre sastra yang digunakan. Dengan demikian baik genre sastra puisi,

prosa, maupun drama dapat dianalisis dengan pendekatan sosiologi sastra.

(24)

terutama novel labih banyak menyajikan realitas sosial secara lebih dominan

dan kompleks. Hal tersebut dikarenakan genre sastra novel menceritakan

kejadian demi kejadian yang dialami para tokoh cerita dari waktu ke waktu

dan dari ruang ke ruang sehingga memungkinkan pengarang untuk

mengaitkan dengan peristiwa sosial yang pernah terjadi, kemudian

dikombinasikan dengan proses imajinasi sehingga tercipta peristiwa dalam

karya sastra. Ratna (2004, hlm. 335) mengemukakan bahwa di antara genre

utama karya sastra yaitu puisi, prosa dan drama, genre prosa khususnya novel

dianggap paling dominan dan kompleks dalam menyajikan unsur-unsur sosial

atau realitas sosial. Hal tersebut cukup beralasan karena novel menampilkan

unsur-unsur cerita secara lengkap, meiliki media yang paling luas, menyajikan

masalah-masalah kemasyarakatan yang juga paling luas sehingga pengarang

dapat menyajikan kreasi imajinasinya secara lebih kompleks. Selain itu bahasa

novel merupakan bahasa sehari-hari, atau bahasa yang paling umum

digunakan oleh masyarakat sehingga memungkinkan pengarang

mangemukakan gagasan sosial bahkan kritik sosial secara lebih kongkrit.

Maka dari itu genre sastra novel dianggap paling sosiologis dan paling

responsif karena sangat peka terhadap dinamika sosial atau fluktuasi

sosiohistoris.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Wellek dan Warren (Endraswara, 2011, hlm. 104) mengemukakan tiga

jenis pendekatan yang berbeda dalam sosiologi sastra, yaitu (a) sosiologi

pengarang, yang mempermasalahkan status sosial, ideologi sosial, dan

lain-lain yang menyangkut pengarang sebagai penghasil karya sastra, (b) sosiologi

karya sastra yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri; dan (c)

sosiologi sastra yang mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya

sastra terhadap masyarakat.

Berkaitan dengan apa yang telah dikemukakan Wellk dan Werren tersebut,

(25)

mepermasalahkan karya sastra itu sendiri dan difokuskan pada aspek

formatifnya.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang dan

pembatasan masalah, maka penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan

penelitian sebagai berikut.

a. Bagaimanakah aspek formatif novel Kabut Kiriman dari Vietnam

karya Mayon Sutrisno?

b. Bagaimanakah aspek formatif novel terjemahan Whitout a Name

karya Duong Thu Huong?

c. Bagaimanakah perbandingan aspek formatif novel Kabut Kiriman dari

Vietnam dengan novel terjemahan Whitout a Name?

d. Bagaimanakah rancangan bahan ajar yang dikembangkan dari analisis

aspek formatif novel Kabut Kiriman dari Vietnam?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mendeskripsikan aspek formatif novel Kabut Kiriman dari

Vietnam karya Mayon Sutrisno.

2. Untuk mendeskripsikan aspek formatif novel terjemahan Whitout a

Name karya Dhuong Thu Huong.

3. Untuk mendeskripsikan perbandingan aspek formatif novel Kabut

Kiriman dari Vietnam dengan novel terjemahan Whitout a Name. 4. Untuk mendeskripsikan rancangan bahan ajar yang dikembangkan dari

analisis aspek formatif novel Kabut Kiriman dari Vietnam.

(26)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis

maupun manfaat praktis. Manfaat teoretis yang diharapkankan dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan hasil analisis berupa informasi-informasi yang bersifat

historis dari novel Kabut Kiriman dari Vietnam dan novel Without a

Name.

2. Memberikan masukan untuk pengembangan penelitian sastra

bandingan yang menggunakan pendekatan sosiologi sastra serta

menambah khasanah penelitian sastra yang menggunakan pendekatan

sosiologi sastra

3. Mengaplikasikan teori-teori sosiologi sastra dan kajian sastra

bandingan terhadap Novel Kabut Kiriman dari Vietnam dan novel

terjemahan Without a Name.

Adapun manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan bahan untuk pengembangan bahan ajar bagi dosen

pengampu mata kuliah apresiasi prosa fiksi di perguruan tinggi

2. Memberikan gambaran bagi dosen dan mahasiswa mengenai

bentuk-bentuk apresiasi prosa fiksi.

3. Memberikan khasanah pengetahuan mengenai paradigma dalam

mengapresiasi sastra bagi apresiator.

4. Sebagai bahan informasi bagi para peneliti untuk melakukan penelitian

lanjutan yang relevan dengan penelitian ini.

E. Anggapan Dasar

Terdapat beberapa anggapan dasar atau postulat dalam penelitian ini, antara

lain:

1. Mengapresiasi dan memahami karya sastra dapat dilakukan dengan

(27)

2. Genre sastra novel merupakan salah sastu genre sastra yang di dalamnya mengandung permasalahan-permasalahan sosial yang

kompleks.

3. Novel berjudul Kabut Kiriman dari Vietnam karya Mayon sutrisno dan

novel terjemahan Without a Name karya Duong Thu Huong dapat

dijadikan objek dalam pengembangan bahan ajar apresiasi prosa fiksi.

F. Definisi Operasional

Untuk mendeskripsikan aspek-aspek sosiologis novel dalam penelitian ini

perlu didefinisikan secara operasional mengenai variabel-variabel yang akan

dianalisis dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan acuan

yang jelas dalam menyusun pedoman analisis yang akan digunakan dalam

penelitian ini.

1. Aspek formatif sastra

Aspek formatif sastra dalam penelitian ini menggunakan teori

cultural/ideology general Gramsci. Dalam teori ini dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Analisis aspek formatif sastra adalah aspek kebudayaan,

hegemoni, ideologi, kepercayaaan popular, kebiasaaan umum (common

sense), kaum intelektual, dan Negara. (Faruk 2012, hlm. 137). a. Kebudayaan

Kebudayaan menurut Gramsci adalah organisasi disiplin batiniah

seseorang yang merupakan suatu kesadaran yang lebih tinggi sehingga

mampu membantu seseorang dalam memahami nilai historis dirinya,

fungsinya dalam kehidupan serta keselarasan antara hak dan kewajiban.

Jadi yang akan dianalisis pada aspek ini adalah perilaku tokoh, maupun

peristiwa dalam novel yang mencerminkan aspek budaya tersebut.

b. Ideologi dan kepercayaan

Ideologi dan kepercayaan merupakan kekuatan material berupa

(28)

konsepsepsi seseorang tentang dunia sehingga memanifestasikan dirinya

dalam seni, hukum, aktifitas ekonomi, dan dalam kehidupan individual

maupun kolektif. Pada aspek ini yang akan dianalisis adalah unsur-unsur

ideologi dan kepercayaan yang terdapat dalam tokoh, peristiwa, serta

masyarakat yang menjadi latar dalam cerita.

c. Kebiasaan umum (common sense)

Kebiasaan umum (common sense) adalah konsepsi mendasar tentang

dunia dan kehidupan manusia yang merupakan endapan dari berbagai

kepercayaan dan ideologi yang senantiasa mentransformasikan dirinya,

memperkaya dirinya dengan gagasan-gagasan ilmiah dan opini filosofis

yang memasuki kehidupan sehari-hari sehingga menyerupai dokumen

evektivitas historisnya. Analisis common sense terhadap novel ini akan

dilakukan pada kebiasaan masyarakat yang menjadi latar cerita, peristiwa,

serta perilaku tokoh dalam novel ini.

d. Kaum intelektual

Kaum intelektual adalah strata sosial yang menjadi fungsionaris dan

memiliki peranan sangat penting dalam menjalankan fungsi organisasional

secara luas untuk memproduksi kebudayaan dan mengendalikan tatanan

sosial bahkan dalam administrasi politik. Kaum intelektual dikelompokkan

menjadi dua, yaitu kaum intelektual organik dan kaum intelektual

tradisional. Analisis aspek kaum intelektual akan dilakukan terhadap

perilaku tokoh-tokoh dan peristiwa dalam cerita yang meemiliki fungsi

sebagaimana ciri yang terdapat pada kaum itelektual dalam teori Gramsci.

e. Negara

Negara adalah aktivitas teoretis dan praktis yang kompleks dan

menyeluruh yang bisa digunakan oleh kelas penguasa untuk melegitimasi

dan mempertahankan dominasinya serta memenagkan kesetujuan aktif dari

(29)

prilaku tokoh dan peristiwa-peristiwa dalam cerita berupa penanaman

faham atau pengaruh, maupun aturan yang bisa mengikat para pelaku

untuk tunduk pada suatu aturan tertentu.

2. Sastra bandingan

Berdasarkan pendapat Marius Franscois Guyard, dalam membandingkan

dua buah sastra menggunakan pendekatan sejarah hubungan sastra antar

bangsa. Pengkajiannya bisa dilakukan pada pertukaran gagasan, tema, buku,

atau perasaan di antara bangsa-bangsa dalam dua atau beberapa karya sastra.

Metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin

dicapai. Dalam penelitian ini pengkajian akan dilakukan terhadap aspek

formatif sastra yang terdapat pada novel Kabut Kiriman dari Vietnam dan

Without a Name. 3. Bahan ajar

Pendalaman bahan ajar yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah

bahan ajar dalam bentuk modul. Penyusunan bahan ajar dalam penelitian ini

menggunakan teori langkah-langkah penyusunan bahan ajar yang

dikemukakan oleh Iskandarwasid & Sunendar ( 2011: 221) yang menyatakan

mengenai langkah penyusunan bahan ajar sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi nama unit atau topik yang akan diajarkan.

b. Mengidentifikasi generalisasi dan konsep yang dipakai dalam tiap-tiap

unit atau topik.

c. Mengidentifikasi konsep-konsep dan sub konsep yang meliputi

generalisasi.

d. Menyususn generalisasi dan konsep berdasarkan urutan logis.

(30)

Zoni Sulaiman, 2015

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi

sasaran penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik

komparatif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Sukmadinata

(2006, hlm. 60) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif merupakan sebuah

penelitian yang mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran orang secara

individual maupun kelompok. Berkaitan dengan metode analisis deskriptif.

Ratna (2007, hlm. 39) mengemukakan bahwa metode analisis deskriptif

merupakan metode yang digunakan dengan cara menganalisis dan

menguraikan data untuk menggambarkan keadaan objek yang diteliti dan

menjadi pusat perhatian penelitian. Metode ini digunakan untuk

mendeskripsikan gejala, peristiwa, atau kejadian yang terjadi pada saat

dilakukannya kegiatan penelitian.

Dengan demikian dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa metode deskriptif analitik komparatif merupakan suatu metode untuk

membandingkan dua buah objek penelitian. Dalam hal ini objek yang

dibandingkan adalah struktur dan aspek formatif satra dalam novel Kabut

Kiriman dari Vietnam dengan Novel terjemahan Without a Name. Dengan menggunakan metode ini, sebelum membandingkan kedua objek penelitian,

terlebih dahulu peneliti menguraikan dan mendeskripsikan struktur dan aspek

formatif yang terdapat pada kedua novel. Dengan langkah ini peneliti dapat

menggambarkan fakta yang terdapat pada objek penelitian secara jelas.

(31)

Zoni Sulaiman, 2015

objek penelitian tersebut. Dengan demikian penelitian ini merupakan bidang

kajian sastra bandingan.

B. Teknik penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi. Kegiatan

pendokumentasian dilakukan dengan cara membaca secara cermat sumber

data berupa novel Kabut Kirimandari Vietnam dan novel terjemahan Without

a Name, kemudian mencatat dan mengklasifikasikan serta mengelompokkannya sesuai dengan aspek-aspek yang sudah ditentukan dalam

rumusan masalah.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam

mendokumentasikan data dalam penelitian:

1. Membaca, menelaah dan memahami struktur dan aspek-aspek formatif

sastra yang terdapat dalam kedua novel.

2. Melakukan analisis urutan Satuan Isi cerita terhadap kedua novel

3. Mencatat data berupa kata, frasa, kalimat, maupun ungkapan yang

merupakan bagian dari struktur novel dan aspek-aspek formatif sastra yang

terdapat dalam kedua novel.

4. Mengelompokkan dan mengklasifikasikan data berdasarkan struktur novel

dan aspek-aspek formatif yang terkandung dalam kedua novel.

5. Mendeskripsikan data berdasarkan struktur novel dan aspek-aspek formatif

yang sudah dirumuskan.

6. Melakukan analisis terhadap data yang sudah dikumpulkan dan

dideskripsikan.

7. Menyimpulkan hasil analisis struktur novel dan aspek-aspek formatif yang

terdapat dalam novel.

8. Menyusun laporan hasil penelitian.

(32)

Zoni Sulaiman, 2015

Sugiyono (2010, hlm. 305) mengemukakan bahwa dalam melakukan

penelitian kualitatif yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri.

Peneliti menjalankan fungsi untuk menetapkan fokus penelitian, menentukan

informan sebagai sumber data, mengumpulkan data, menilai kualitas data, dan

membuat kesimpulan atas temuanya. Hal senada juga diungkapkan oleh

Nasution (sugiyono 2010, hlm. 306) yang menyatakan bahwa tidak ada pilihan

lain kecuali menjadikan manusia sebagai instrument penelitian yang paling

dominan (utama) ketika melakukan penelitian kualitatif.

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti dapat dibantu dengan

instrumen-instrumen berupa pedoman analisis aspek-aspek formatif, kartu data, dan

catatan khusus.

Tabel 3.1. Pedoman Analisis Urutan satuan Isi Cerita (USIC)

No. Sekuen Jenis sekuen Halaman

(1) (2) (3) (4)

1. SD

2. SP

3. SL

4. SDTP

5. SSB

Dst.

Keterangan:

SD : Sekuen Dialog

SP : Sekuen Peristiwa

SL : Sekuen Latar

SDTP : Sekuen Deskripsi Tokoh dan Penokohan

(33)

Zoni Sulaiman, 2015

Tabel 3.2. Pedoman Analisis Struktur dan Aspek Formatif Novel

No Pokok Analisis Unsur Pembangun Data

1 Struktur novel Alur

Latar

Tokoh

Sudut pandang

Tema

2 Aspek formatif sastra Kebudayaan

Ideologi dan

kepercayaan

Common sense Kaum intelektual

Negara

Keterangan:

Struktur novel:

 Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa yang dialami para pelaku shingga terbentuk sebuah cerita.

 Latar adalah elemen-elemen yang terwujud dalam sebuah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita baik berupa tempat, waktu,

suasana yang mendukung berlangsungnya peristiwa dalam sebuah cerita.

 Tokoh adalah pelaku, baik sebagai subbjek maupun objek (penderita) yang mengemban kendali terjadinya peristiwa dalam karya fiksi sehingga

terjalin sebuah cerita.

 Sudut Pandang adalah cara pengarang dalam mengishakan peristiwa yang dialami pelaku dalam cerita yang secara otomatis memposisikan pusat

(34)

Zoni Sulaiman, 2015

 Tema adalah ide, gagasan utama, maksud utama yang mendasari suatu cerita dalam pengembangan plot dan menjadi pangkal tolak pengarang

dalam memaparkan cerita.

Aspek formatif novel:

 Kebudayaan adalah nilai-nilai serta tatanan tertentu yang merupakan kesepakatan dari menusia kolektif yang memiliki dominasi terhadap suatu

stratum sosial atau masyarakat secara umum sehinga mengikat mereka

untuk patuh terhadap norma-norma atau tatatanan tersebut.

 Ideologi dan kepercayaan adalah kekuatan material berupa suatu gagasan atau kepercayaan yang telah mengakar dan berasimilasi dengan perilaku

individu maupun kolektif kemudian menyebar dan mengakar ke

masyarakat sehingga mempengarauhi persepsi seseorang tentang dunia.

Common sense adalah endapan dari berbagai arus filsafat, gagasan, kepercayaan yang telah berasimilasi sehingga membentuk sebuah tatanan

baru yang senantiasa menyesuaikan dan memperkaya dirinya dengan

berbagai gagasan ilmiah, dan opini filosofis yang mewarnai kehidupan

masyarakatnya kemudian menyebar dan mempengaruhi persepsi dan

pemikiran masyarakatnya.

 Kaum intelektual adalah stratum sosial pada setiap kelompok masyarakat yang memiliki peranan sebagai fungsionaris dalam penyebaran hegemoni,

gagasan, filsafat, kepercayaan terhadap masyarakat sehingga mereka

mematuhi atau memiliki kesetujuan aktif terhadapap hal-hal yang

disebarkan tersebut.

 Negara adalah kompleksitas aktifitas-aktifitas teoretis dan praktis yang mengikat masyarakat subordinat sehingga kelompok fundamental dapat

mencapai dan mempertahankan dominasinya baik melalui wilayah

kesetujuan (kehendak bebas) maupun melalui wilayah kekerasan,

(35)

Zoni Sulaiman, 2015

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan untuk menjabarkan proses

pengorganisasian dan pengurutan data tentang struktur novel dan aspek-aspek

formatif yang terkandung dalam novel berjudul Kabut Kiriman dari Vietnam

karya Mayon Sutrisno dan novel terjemahan Without a Name karya Duong

Thu Huong ke dalam pola kategori dan satuan uraian untuk kemudian

dilakukan pengambilan kesimpulan dari proses tersebut.

Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, langkah selanjutnya peneliti

melakukan langkah mengklasifikasikan, mendeskripsikan, kemudian

melakukan analisis data berdasarkan masalah yang telah dirumuskan dalam

rumusan masalah penelitian.

Berikkut ini adalah rincian teknik analisis data yang dilakukan peneliti.

1. Data yang sudah terkumpul diklasifikasikan berdasarkan masalah yang

sudah dirumuskan, yakni struktur novel dan aspek-aspek formatif novel.

2. Mendeskripsikan hasil analisis data berupa struktur dan aspek formatif

novel yang terdapat pada novel Kabut Kiriman dari Vietnam.

3. Mendeskripsikan hasil analisis data berupa struktur dan aspek formatif

sastra yang terdapat pada novel terjemahan Without a Name.

4. Mendeskripasikan perbandingan struktur novel dan aspek formatif yang

terdapat dalam kedua novel.

5. Menyusun bahan ajar apresiasi prosa fiksi di perguruan tinggi

menggunakan hasil penelitian.

6. Membuat kesimpulan dan mengajukan saran berlandaskan hasil penelitian.

E. Sumber Data dan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Kabut Kiriman dari

Vietnam karya Mayon Sutrisno dan Novel terjemahan Without a Name karya Duong Thu Huong. Data didapatkan dari teks kedua novel tersebut yang

(36)

Zoni Sulaiman, 2015

bentuk data yang diperlukan. Hal ini senada dengan pendapat Lopland

(Moleong, 2000, hlm 112) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain.

Berikut ini akan dipaparkan identitas dari kedua novel tersebut.

Identitas novel kabut Kiriman dari Vietnam

Pengarang : Mayon Sutrisno

Penerbit : Progres

Tahun terbit : 2013

Cetakan : -

Kota terbit : Jakarta

Jumlah halaman : 344

ISBN : 979-3411-23-6

Riwayat penulis novel Kabut Kiriman dari Vietnam

Mayon Sutrisno dilahirkan di Kampung Kenalan, Kranggan Temanggung

Jawa Tengah pada tanggal 25 Maret 1958. Meskipun lahir di Temanggung,

tetapi penulis banyak menghabiskan waktunya di Klaten Jawa Tengah dan

Yogyakarta. Ia memulai karirnya sebagai pengarang sajak di bangku SMP di

Klaten, dilanjutkan ketika duduk di sekolah seni rupa di Yogyakarta. Tahun

1977 ia kuliah di IKIP Negeri Yogyakarta, tahun berikutnya merangkap kuliah

di Asdrafi. Pada tahun-tahun ini lah pengarang bergabung dengan Bengkel

teater Rendra.

Karya-karyanya tersebar di berbagai daerah maupun Jakarta, dan berbagai

sayembara berhasil dimenangkannya. Cerpen dan novelnya berkali-kali

dinobatkan sebagai karya terbaik dalam sayembara fiksi di majalah Kartini,

(37)

Zoni Sulaiman, 2015

Tahun 1983 pengarang ini mendapat hadiah jurnalistik Adinegoro di

bidang film, dan tahun 1984 memperoleh hadiah jurnalistik Adinegoro di

bidang P4. Tahun 1985 skenario film yang ditulisnya memenangkan juara

harapan sayembara skenario TVRI. Skenario filmnya Debu Cinta Terbakar

memenangkan hadiah pertama sayembara skenario film cerita departemen

penerangan, sekaligus memboyong juara ketiga untuk skenario film berjudul

Orang-orang Perjuangan.Tahun 1985, pengarang menulis skenario filmVideo Cinta Pertama yang disutradarai oleh Abu Bakar Djunaedi, dan delapan skenario filmnya telah dibuat film video oleh PT. Trio Tara dengan Sutradara

Zaenal Abidin. Film video itu berjudul Bunga-Bunga Tersayang.

Pengarang ini mulai menarik perhatian publik sejak menulis karya-karya bernafaskan kemasyarakatan, yaitu dimualai dari novel Kabut Kiriman dari

Vietnam. Pengarang kemudian melahirkan karya sastra kemasyarakatan berbau sejarah, yaitu Cermin Kaca Soekarno. Novel ini terbit pada tahun 1984

kemudian dicetak ulang sebanyak tuju kali. Berikutnya adalah novel Pusaran

Soekarno yang dicetak ulang sebanyak tiga kali. Novel karya Mayon Soetrisno yang lain adalah, Perampok, Banda Neira, Nyai Wonokromo, Bumi Tanpa

Hati, Nobuko, Shugyosa, Pijar-pijar Kekuasaan, Jaring-jaring Kekuasaan, Hidupku Sesudah Max Havellar, dan Langit Beku.

Identitas novel terjemahan Without a Name

Pengarang : Duong Thu Huong

Penerjemah : Sapardi Djoko Damono

Penerbit : Indonesiatera

Tahun terbit : 2007

Cetakan : Kedua

(38)

Zoni Sulaiman, 2015

Jumlah halaman : 336

ISBN : 979-9375-92-4

Riwayat Penulis.

Duong Thu Huong lahir pada tahun 1947 di wilayah Thai Binh Vietnam.

Ia masih berusia dua tahun ketika ayahnya bergabung dengan gerilyawan Ho

Chi Minh dalam perjuangan melawan pemerintah kolonial Prancis. Lima

tahun kemudian ayahnya pulang sebagai seorang pahlawan komunis Vietnam

Utara. Setelah itu pemerintah Vietnam Utara mencanangkan land-reform yang

sangat kejam dengan membunuh 10.000 orang, merampas lahan pertanian

milik tuan tanah, dan memenjarakan ribuan orang. Sebagian kerabatnya

pindah ke Saigon yang anti komunis.

Huong belajar bermain musik, menari, dan melukis di sebuah institut seni

di Hanoi. Saat ia lulus bertepatan dengan konflik yang sengit, yakni perang

melawan Amerika. Huong bergabung sebagai sukarelawan pada 1968,

memimpin pasukan penyanyi pada sebuah Brigade Pemuda Komunis. Misi

merka adalah bernyanyi lebih lantang dari dentuman bom, menyemangati

moral pasukan dengan pentas teater, merawat yang terluka dan menguburkan

yang mati. Pasukan artistiknya ini ditempatkan di garis depan, di perbatasan

utama, di wilayah paling genting, yang paling dahsyat diserbu borbadir

musuh. Huong kehilangan pendengaran sebelah kanan ketika sebuah bom

meledak dan menewaskan kawan di dekatnya.

Huong merayakan kemenangan Vietnam Utara saat Saigon jatuh pada

tanggal 30 April 1975. Saat Huong berkesempatan mengunjungi saudaranya di

selatan, Huong terkejjut melihat kehidupan rakyat Vietnam selatan yang

makmur, elegan, dan berkecukupan. Selama ini pemerintah utara mendoktrin

rakyatnya bahwa rakyat selatan hidup dalam kesengsaraan di bawah

penindasan pasukan Amerika. Huong menikah dan memiliki dua anak tetapi

(39)

Zoni Sulaiman, 2015

Ketika kembali ke Hanoi bersama kedua anaknya, Huong kemudian

bekerja sebagai penulis skenario untuk Vietnam Film Co. karya-karyanya

sangat populer dan sangat memikat public, ia juga meraih lima penghargaan

dari Negara untuk kisah-kisah cinta. Tetapi kekecewaannya membuatnya

mulai menulis dan menyebarkan pamplet politik, yang menyerukan bahwa

sosialisme di Vietnam tidak lebih bagaikan feodalisme. Dewan sensor

memerintahkannya untuk berhenti, tetapi ia menentang dan akhirnya

kehilangan pekerjaannya. Huong kemudian bergabung dengan partai komunis,

dan terus menulis.

Pada tahun delapan puluhan ia menulis novel serius yang meneriakan

penderitaan rakyat. Salah satu karyanya adalah novel berjudul Paradise of the

Blind, yang laku terjual seratus ribu eksemplar, sekaligus menjadi novel pertama orang Vietnam yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan

dipublikasikan di Amerika. Novel ini juga dipelajari di kelas perguruan tinggi

Amerika, sehingga Huong semakin memikat perhatian internasional dan

semakin berani. Dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan Sekjen partai

komunis Nguyen Van Linh 1988, Huong mengatakan bahwa tidak ada lagi

intelegensia di Vietnam, semua hal-hal bulukan yang diproduksi oleh parati

adalah anjing. Huong kemudian disogok dengan sebuah rumah mewah, tetapi

ia menolak.

Huong akhirnya dipecat dari paratai komunis karena tindakan

perlawanannya tersebut dan penerbit-penerbit di Vietnam tidak mau lagi

menerbitkan tulisannya. Dua tahun kemudian ia ditangkap dengan tuduhan

menyelundupkan dokumen rahasia ke luar negeri. Dia terus diinterogasi dan

diancam, tetapi amesti internasional menganggap dia sebagai “prisoner of

conscience” dan mendesak pemerintah Vietnam untuk membebaskan Huong. Akhirnya Huong dibebaskan.

Pada bulan Desember 1994, menteri kebudayaan Prancis Jacques Toubon

(40)

Zoni Sulaiman, 2015

de’l orde des arts et des lettres. Walaupun bisa mendapat perlindungan politik di Prancis tetapi Huong tetap tinggal di Vietnam, walaupun harus mengalami

pencabutan paspor, pengawasan ketat oleh agen pemerintah, dan selalu diikuti

orang-orang berseragam.

Selain hal-hal tersebut, novel Without a Name juga mendapatkan berbagai

komentar yang dilangsir oleh majalah-majalah internasional seperti Newsday,

Library Journal, Shawn Wong, The Boston Sunday Globe, Kirkus Reviuws, dan sebagainya. Berikut ini beberapa komentar yang dilangsir media

internasional tersebut.

“Seperti buku-buku terbaik dari sisi pandang Amerika, novel ini membantu

penggalian retorika ideologis para politisi dalam jastifikasi mereka tentang peperangan, dan menciptakan suatu kemenangan kecil di antara dua pihak yang bertarung, yang sesungguhnya sama-sama mengalami kekalahan.”

-Newsday

“Cara pandang yang langka dan memukau tentang perang Vietnam dari kedua sisi…. Bacaan yang sangat dianjurkan.”

-Library Journal

“Novel tragedi yang sangat luar biasa dan sangat menyentuh… kedalaman kisahnya tampil lewat penghadiran serbuan kenangan masa silam dan mendapatkan kekuatannya melalui imaji yang mengejutkan sekaligus mengerikan.”

-The Boston Sunday Globe

“Salah satu novel yang dengan cepat menyerang status-Quo, menelusup

diam-diam tetapi dengan telak membuka rahasia yang tak pernah terungkapkan. Pilihan yang mempesona.”

(41)

Zoni Sulaiman, 2015

kita cara pandang seorang tentara Vietnam Utara atas perang yang sama, suatu cara pandang yang menghindari sikap mengasihani diri sendiri dan jauh dari retorika. Ia menunjukkan perang yang sesungguhnya dari dua sisi: derita yang ngeri dan remuknya spiritualitas anak manusia.”

-Shawn Wong

“Saya benar-benar terpesona oleh novel Without a name… novel ini

mengubah segala yang pernah saya lihat tentang orang Vietnam dan perang, bukan sekedar sudut pandangnya. Informasi yang meracuni benak di setiap halamannya bahkan bagaikan banjir imajinasi yang menghanyutkan.”

-Gish Jen

“Puitis… fragmen-fragmen naratifnya memiliki perangkap-perangkap yang

terdiri dari jalinan siksaan, memori, dan mimpi-mimpi, yang dengan cepat menjerat dan menangkap kita.”

(42)

Zoni Sulaiman, 2015

F. Desain Penelitian

Bagan 3.1. Desain Penelitian Kajian Sastra Bandingan

Novel Kabut Kiriman dari Vietnam

Novel Terjemahan Without a Name

Teks novel Teks Novel

Struktur novel Struktur novel

Aspek Formatif Novel Aspek Formatif novel

Perbandingan Struktur Novel

Perbandingan Aspek Formatif Novel

(43)

Zoni Sulaiman, 2015

BAB V

RANCANNGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH APRESIASI PROSA FIKSI

A. Deskripsi Penyusunan Modul

Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, setelah melakukan

analisis dan kajian perbandingan aspek formatif novel Kabut Kiriman dari

Vietnam dengan Novel terjemahan Without a Name selanjutnya akan dilkukan pendalaman bahan ajar apresiasi prosa fiksi menggunakan hasil penelitian ini.

Penulis melaukan upaya pendalaman bahan ajar dalam bentuk modul.

Pendalaman bahan ajar dalam bentuk modul ini tentu saja tidak menggunakan

semua hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, tetapi hanya

sebagian hasil penelitian yang relevan untuk penyusunan modul mata kuliah

apresiasi prosa fiksi di perguruan tinggi. Hasil penelitian yang akan digunakan

untuk pendalaman bahan ajar mata kuliah apresiasi prosa fiksi adalah hasil

penelitian berupa analisis aspek formatif novel Kabut Kiriman dari Vietnam

karya Mayon Sutrisno.

Dengan modul pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan mampu

mempelajari materi pembelajaran pada mata kuliah apresiasi prosa fiksi,

terutama yang menggunakan pendekatan sosiologi sastra secara mandiri.

Materi pembelajaran dalam modul ini menitik beratkan pada pemahaman

mahasiswa pada aspek formatif novel. Setelah memahami konsep mengenai

aspek formatif novel kemudian diikuti dengan latihan untuk menganalisis

aspek formatif novel Kabut Kiriman dari Vietnam.

Modul pembelajaran ini sudah melalui proses uji kelayakan yang

pengujiannya dilakukan oleh dua orang pakar. Pakar yang pertama adalah Dr.

H. Asep Nurjamin, M.Pd. yang memiliki keahlian dalam bidang penyusunan

buku ajar. Beliau juga mengajar mata kuliah telaah kurikulum serta

penyusunan buku ajar. Pakar yang kedua adalah Dr. H. Abdul Hasim, M.Pd.

(44)

Zoni Sulaiman, 2015

kuliah kajian prosa fiksi, apresiasi prosa fiksi, kajian drama, apresiasi drama,

dan kajian puisi. Selain itu beliau juga telah menerbitkan buku dengan judul

Pengkajian Fiksi. Dalam proses penelaahah modul tersebut penelaah telah memberikan banyak masukan untuk perbaikan modul ini. Berikut ini beberapa

saran yang telh diberikan penelaah pada penulis sebagai hasil dari proses

penelaahan.

a. Identitas atau sampul sudah lengkap, tetapi sebaiknya menggunakan

ilustrasi yang familiar bagi mahasiswa seperti, gambar novel, cerpen, dan

sebagainya.

b. Pada modul belum mencantumkan manfaat materi pembelajaran untuk

bidang pekerjaan secara eksplisit.

c. Belum menggambarkan perilaku awal peserta didik dan tolak ukur

keberhasilan.

d. Penyampain materi kurang dialogis dalam penyajiannya.

e. Harap diperbanyak ilustrasi agar mempermudah pemahaman mahasiswa.

f. Materi dalam modul terlalu formal atau kurang komunikatif, sebaiknya

menggunakan bahasa yang sedikit santai atau lebih cair.

g. Glosarium harap dibuat lebih rinci agar membantu pembaca.

h. Penulisan daftar pustaka kurang konsisten.

i. Modul ditulis kurang dari 30 halaman.

j. Nama penulis modul harap diperbesar lagi.

k. Gamabr Gramsci terlalu besar sehingga tahun dan komponen lain tidak

terlihat.

l. Indikator pembelajaran harap dituliskan lebih eksplisist.

m. Harus diperbanyak referensi yang digunakan.

n. Harap diperkaya dengan literasi tentang kajian sosiologisastra yang lebih

kompleks.

o. Harap diberi penomoran halaman agar mudah dipelajari.

Setelah mendapatkan saran perbaikan dari para pakar tersebut penulis

(45)

Zoni Sulaiman, 2015

Selain dari para pakar penulis juga mendapat saran dan masukan dari dosen

pembimbing penyusunan tesis. Revisi terutama dilakukan terhadap hal-hal

yang berkaitan gaya penyampaina materi, desain sampul, referensi, glosarium,

indikator pembelajaran dan bahasa yang komunikatif. Mengenai jumlah

halaman dalam modul ini sudah ditambahkan sesuai dengan saran penelaah.

Berikut ini akan disajikan modul hasil perbaikan sesuai dengan saran yang

(46)

Zoni Sulaiman, 2015 B. Modul Pembelajaran

MODUL APRESIASI PROSA FIKSI

ANALISIS ASPEK FORMATIF

NOVEL

ZONI SULAIMAN POGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

INDONESIA SEKOLAH PASCA SARJANA UPI

Gambar

Tabel 3.1. Pedoman Analisis Urutan satuan Isi Cerita (USIC)
Tabel 3.2. Pedoman Analisis Struktur dan Aspek Formatif Novel

Referensi

Dokumen terkait