• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN LAMA MEMBATIK DENGAN KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)DI PERUSAHAAN BATIK TULIS PUTERA LAWEYAN SURAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN LAMA MEMBATIK DENGAN KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)DI PERUSAHAAN BATIK TULIS PUTERA LAWEYAN SURAKARTA."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN LAMA MEMBATIK DENGAN KEJADIAN

CARPAL TUNNEL SYNDROME

(CTS)DI PERUSAHAAN

BATIK TULIS PUTERA LAWEYAN SURAKARTA

SKRIPSI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS TERAPAN FISIOTERAPI

Diajukan Oleh:

ERA RAHMANI DEWI J 110 040 007

PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu penyakit yang paling sering mengenai nervus medianus

adalah tekanan atau jebakan (entrapment neuropathy). Di pergelangan tangan

nervus medianus berjalan melalui terowongan carpal (carpal tunnel) dan

menginervasi kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari,

telunjuk, jari tengah, dan setengah sisi radial jari manis. Pada saat berjalan

melalui terowongan inilah nervus medianus paling sering mengalami tekanan

atau kompresi yang menyebabkan terjadinya neuropathy tekanan yang dikenal

dengan istilah Carpal Tunnel Syndrome (CTS). CTS pertama kali di kenal

oleh Sir James Paget pada tahun 1984, ia menemukan gejala klinik yang

timbul pada kasus stadium lanjut fraktur radius bagian distal dan gejala ini

menghilang setelah pemasangan bidai pada pergelangan tangan tersebut. CTS

(Carpal Tunnel Syndrome) adalah kumpulan gejala akibat jebakan atau

penegangan pada nervus medianus ketika melalui terowongan carpal di

pergelangan tangan (Priguna 1999). Deyo dkk, menyatakan bahwa CTS sering

mengenai wanita dari pada pria dengan perbandingan 3 : 1 dan usia berkisar

20-60 tahun (Mangku, 1996).

Beberapa penelitian tentang Carpal Tunnel Syndrome (CTS) banyak

dilakukan menyusul kesadaran faktor-faktor penyebab terjadinya CTS banyak

terdapat di lingkungan kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Silverstein (1987)

(3)

2

pada 625 pekerja di 7 kawasan industri untuk mengevaluasi faktor-faktor

pekerjaan dan CTS diketahui bahwa enem faktor utama pekerjaan yang

menyebabkan CTS yaitu gerakan pergelangan/jari tangan yang berulang,

kontraksi yang kuat pada tendon, gerakan pergelangan tangan yang menekuka

ke bawah (flexi) atau menekuk ke atas (extensi) yang extrem, gerakan tangan

saat bekerja (gerakan menjepit), tekanan mekanik pada saraf medianus,

getaran dan sarung tangan yang tidak sesuai. Pada tahun 1994 Silverstein juga

menemukan bahwa di Ontario, Canada selama tahun 1988 angka kesakitan

pada pergelangan dan CTS akibat pekerjaan mencapai 0,2 per 1000 pekerja.

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah salah satu sindroma yang

menyerang tangan dan sangat potensial untuk mengurangi aktivitas rutin

sehari-hari maupun aktivitas berproduksi. CTS ini terjadi akibat penekanan

nervus medianus di pergelangan tangan karena penyempitan pada terowongan

carpal akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan dan dapat menimbulkan

syndrome lorong carpal.

Nervus medianus yang berada di terowongan carpal menghantarkan

impuls sensorik dari kulit telapak tangan serta kulit bagian volar yang

menutupi jari telunjuk, jari tengah ,dan jari manis. Kulit yang menutupi bagian

volar separuh ibu jari adakalanya ikut disarafinya (Priguna, 1999).

Gejala-gejala yang ditimbulkan dari CTS yaitu, jari-jari terasa baal pada waktu

bangun pagi hari, disertai rasa seperti dibakar atau dirambati semut

(paraesthesia). Jari-jari yang terkena adalah jari-jari pada permukaan volar

(4)

Penelitian yang dilakukan oleh Dian Ariyani (2001) faktor pekerjaan

diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya Carpal Tunnel Syndrome

belum banyak diperhatikan di Indonesia. Dari survey pendahuluan diketahui

bahwa pencetak batik melakukan gerakan-gerakan tangan saat bekerja yang

merupakan faktor resiko terjadinya CTS. Penelitian dilakukan untuk

mengetaahui beberapa faktor pekerjaan yang berhubungan dengan kejadian

CTS pada buruh pencetak batik di industri batik Desa Kalibaru Kecamatan

Cirebon Barat Kabupaten Cirebon. Dari hasil penelitian diketahui

faktor-faktor pekerjaan yang merupakan faktor-faktor resiko terjadinya CTS pada buruh

pencetak batik yaitu gerakan tangan berulang, gerakan tangan dengan

kekuatan, adanya tekanan pada tangan atau pergelangan, posisi tangan statis,

posisi tangan dan tubuh bagian atas tidak ergonomik, posisi flexi dan extensi.

Faktor pekerjaan adalah salah satu penyebab terjadinya Carpal Tunnel

Syndrome (CTS), dimana pencetak batik canting melakukan gearakan-gerakan

tangan saat bekerja. Sehingga factor tersebut dapat menyebabkan terjadinya

Carpal Tunnel Syndroma. Sikap kerja saat membatik yaitu gerakan tangan

berulang-ulang, gerakan tangan dengan kekuatan, postur kerja statis, posisi

kerja yang tidak ergonomis.

Dari hasil survey pendahuluan denagn beberapa penelitian terdahulu

maka peneliti tertarik mengambil penelitian tentang : “Hubungan Lama

Membatik Dengan Kejadian Carpal Túnnel Syndrome (CTS) Di

(5)

4

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah penelitian ini adalah banyaknya para pekerja batik

tulis yang terserang Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Faktor pekerjaan adalah

salah satu penyebab terjadinya CTS, dimana pekerja batik tulis melakukan

gerakan-gerakan tangan saat bekerja. Sehingga faktor tersebut dapat

menyebabkan terjadinya CTS. Aktivitas tangan saat membatik meliputi,

gerakan berulang-ulang, gerakan tangan flexi - extensi, gerakan tangan dengan

kekuatan, postur kerja statis, posisi kerja yang tidak ergonomis.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini dibatasi oleh aktivitas tangan

saat membatik yaitu gerakan tangan berulang-ulang, gerakan flexi – extensi,

gerakan tangan dengan kekuatan, postur kerja statis, posisi kerja yang tidak

ergonomis yang dapat menyebabkan terjadinya Carpal Tunnel Syndrome

(CTS).

D. Perumusan Masalah

Apakah ada hubungan lama membatik dengan terjadinya Carpal

Tunnel Syndrome (CTS) di Perusahaan Batik Tulis Putera Laweyan

Surakarta?.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan lama membatik dengan kejadian

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) di Perusahaan Batik Tulis Putera

(6)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, jenis

kelamin, lama bekerja, dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome

(CTS).

b. Untuk mengetahui hubungan lama membatik dengan kejadian Carpal

Tunnel Syndrome (CTS) di Perusahaan Batik Tulis Putera Laweyan

Surakarta.

F. Manfaat Penulisan

1. Bagi Pengembangan Ilmu

Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam penanganan kasus

Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

2. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan ketrampilan penanganan kasus

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dalam penatalaksanaan fisioterapi.

3. Bagi Institusi

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam perkembangan

ilmu pengetahuan bagi tenaga kesehatan lainnya pada umumnya dan bagi

fisioterapi pada khususnya.

4. Bagi Masyarakat Umum

Menambah wawasan tentang apakah Carpal Tunnel Syndrome

(CTS) itu dan bagaimana cara mengetahui kejadian Carpal Tunnel

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil temuan di atas menunjukkan bahwa upaya guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan motivasi belajar anak nelayan di kelas VIII C SMP Negeri 1

Yustiningsih (2012), salah satu penyebab transmisi harga yang tidak simetris antar pasar yang terhubung secara vertikal (dalam satu rantai pemasaran) adalah adanya

Adapun judul penelitian yang akan penulis lakukan adalah “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menggunakan

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN

Terkait dengan hal tersebut, orang tua memerlukan informasi yang tepat terkait dengan aktivitas akademik mahasiswa yang bisa didapatkan dari..

40 Khamami yang saat ini menjabat sebagai Bupati Mesuji pada saat itu masih menjabat sebagai DPRD Provinsi Lampung dari Daerah pemilihan Tulang Bawang periode

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rerata tebal jaringan granulasi dan waktu penyembuhan yang lebih baik adalah pada kelompok percobaan yang diberi ekstrak daun

membaca Al-Qur‟an secara langsung (berhadap-hadapan) dengan guru, maka guru akan lebih mudah mengoreksi kesalahan peserta didik dan guru dapat mencontohkan secara