[(OMPAS
...
n___
-Seiasil . Rabll ..' .K.Hllis () .hl/nar
.
Sabru () ftJin/fgu_. - .-- . -1!:"':\
-9 10 11 12 13
~
15
16
24
25
26
27
28
29
30
31
...----.--.--JIll!
0
J(II()
. .Ags
"0
Sep
0
Okt
.
Nov~0
DesSelllil
TOKOH MUDA INSPIRATIF
(16)
Indonesia Perlu
Pemil11-Qln 4iite!1tzk_
Politisi muda yang banyak mewarnai dinamika
politik lima tahun belakangan ini salah satunya
adalah Yuddy Chrisnandi. Menjadi presiden adalah
cita-citanya. Memerangi 5K adalah visinya.
Oleh SUTTA DHARMASAPUTRA
S
ebagai anggota Komisi I DPR, dia banyak mengkri-tik kebijakan pertahanan dan luar negeri. Dia juga pernah memotori hak interpelasi terha-dap kebijakan pemerintah yang mendukung Resolusi Perserikat-an BPerserikat-angsa-BPerserikat-angsa 1747tentPerserikat-ang Perluasan Sanksi pada Iran. In-terpelasi ini mendapat dukung-an sdukung-angat besar.Yuddy juga satu-satunya ang-gota Fraksi Partai Golkar yang mendukung hak angket kenaik-an harga bahkenaik-an
ba-kar minyak. Karena sikapnya itu, dia babkan sempat di-. kenai'sanksidi-.
Pada Pemilu Pre-siden 2009, dia ikut mencalonkan diri. Karena Golkar tidak mengadakan kon-vensi capres, dia pun mengikuti Konvensi Capres Dewan Integritas Bangsa. Dalam
Mu-syawarah Nasional Partai Gol-kar, Oktober 2009, dia termasuk salah satu dari empat calon Ketua Umum Partai Golkar, tetapi gagal. Berikut petikan wa-wancaraKompasdengan Yuddy saat ditemui di kediamannya di Tebet Barat, Jakarta, baru-baru ini.
Bagaimana Anda memandang Indonesia kini dan mendatang?
Indonesia harus memegang teguh cita-cita kemerdekaannya, yaitu membentuk pemerintahan berdaulat yang melindungi se-genap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejah-teraan umum, mencerdaskan bangsa, dan turut serta mewu-judkan ketertiban dunia berda-sarkan kemerdekaan, perdamai-an, dan keadilan sosial.
Cita-cita itu m~ili 'jauh dari harapan. Nelayan kecil saat me-nangkap ikan masih dikalahkan kapal besar asing ilegal. Tenaga kerja Indonesia di luar negeri juga belum seluruhnya dilin-dungi. Berapa banyak warga ne-gara yang punya rumah? Berapa banyak yang terlayani kesehat-an? Berapa banyak yang minum air bersih dibanding minum air penuh bakteri dan penyakit?
Persoalan mendasar yang di-hadapi Indonesia saat ini adalah 5K, yaitu kemiskinan, kebodoh-an, keadilkebodoh-an, korupsi, dan ke-mandirian.
Konflik institusi penegak hu-kum antara kepolisian, kejaksa-an, dan Komisi Pemberantasan
-
---Korupsi yang sekarang ini ter-jadi menunjukkan kemunduran "'dariproses penegakan keadilan.Sampai akhirtahun 2008, Transparency International me-perkirakan tingkat kebocoran APBN masih sekitar 30 persen. Berarti dari Rp 1.037 triliun anggaran tahun fiskal 2009, ada sekitar Rp 310 triliun yang di-korup. Padahal, anggaran per-tahanan kita saja hanya sekitar Rp 37 triliun, anggaran kesehat-an hkesehat-anya Rp 27 triliun.
~~ Kasus Century
yang menyedot uang negara Rp 6,7 triliun juga je-las merupakan skandal terbesar di era Reformasi. Bank kecil diberi fasilitasbailout (talangan) Rp 6,7 triliun tanpa mela-lui testimoni di DPR Kasus ini je-las merupakan ke-
lahatan.J2£!11~rin-tah dan pengingkaran terhadap otoritas rakyat. Lebih parah lagi, pemerintah pun tidak menun-jukkan itikad untuk mengusut tuntas, bahkan terkesan menu-tupi.
Kemiskinan dan kebodohan pun jalan di tempat. Angka ke-miskinan belum bergerak jauh dari 1998. Sensus tahun 2005 juga menunjukkan bahwa pen-duduk di perguruan tinggi ha-nya 5,1persen, berarti sekitar 12 juta dari 230 juta.
Apalagi bicara soal ketergan-tungan asing,nothing change, ti-dak berubah. Justru sekarang terkesan semakin dekat dengan kepentingan asing, bukan men-jauh. Perusahaan asing yang
bergerak di bidang energi, mi-nyak, gas, tambang, lebih kurang mencapai 80 persen. Bagaimana kita bisa mengetahui kemampu-an eksplorasi kita ketika domi-nasi asing begitu kuat.
Oleh karena itu, agenda saya memerangi 5K. Bukan hanya mengurangi kemiskinan, me-ngurangi kebodohan, atau mem-berantas korupsi. Kita harus mengambil kata kerja yang tere-fleksikan dalam tindakan. Selu-ruh instrumen negara harus'di-'J gerakkan untuk memerangi.
Indonesia juga harus siap menghadapi lima tantangan glo-bal. Pertama, kesenjangan sosial yang semakin melebar karena akan ada 1,2 miliar penduduk dari 3,2 miliar penduduk di du-nia ini akan tersingkir. Kedua,
Kliping
Humes
Unped
2009-.---..----.---.--
-
-
--
---""
1 2 3 4 5 6 7 8
17 18 19 20 21 22 23
---.- .. .._- _.- -..-- .. .._.__..._....
1I(erjadinyaperubahan iklim dan krisis pangan dan energi yang akan menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan konflik di ber-bagai belahan dunia. Ketiga, ter-jadinya dekadensi moral yang merusak tata nilai. Keempat, menghadapi tekanan kompetisi ahli yang membuat ketergan-tungan. Kelima, keluar dari jerat utang dan krisis moneter.
Utang Indonesia yang men-capai Rp 1.668 triliun itu sama sekali tidak bi~ dianggap en-teng karena hampir 1,5 persen APBN. Sama seperti utang se-seorang yang mencapai Rp 7,5 juta, padahal pendapatannya sa-tu bulan Rp 5 juta. Kalau se-luruh pendapatannya pun hen-dak dibayarkan tihen-dak akan cu-kup karena masih utang Rp 2,5 juta dan ekonomi rumah tangga tidak bisa bergerak.
Pemimpin masa depan Indo-nesia harns mampu membaca apa yang akan terjadi di masa depan. Indonesia masa depan harns menjadi bangsa yang sur-vivedan dihormati di tengah peradaban dunia, yaitu kuat se-cara ekonomi dan pertahanan.
Apa yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan itu?
Indonesia sesungguhnya me-miliki modal utama, yaitu letak geografis, sumber daya alam, dan keragaman budaya. Oleh karena itu, yang dibutuhkan In-~
- -
-
--..-.donesia "hanya pengelol~~ baik. Karena itu, Indonesia ha-rns memiliki pemimpin yang autentik, pemimpin yang dibu-tuhkan zaman.
Untuk menjadi pemimpin au-tentik, selain harns pintar dan berintegritas, harns juga memi-liki trinitas, yaitu religiusitas, nasionalisme, dan sosialisme. Religiusitas penting agar se-bagai pemimpin tertinggi punyai rasa takut untuk mem-pertanggungjawabkan semuanya pada Tuhah, yang direfleksikan dengan menjalahkan konstitusi dan aturan secara benar. Se-orang pemimpin yang sudah mengakali konstitusi, dia pasti bukan pemimpin religius.
Pemimpin yang nasionalis menjadi representasi keragaman bangsanya. Kalau saya jadi pre-siden, bukan presiden untuk orang Sunda, tetapi untuk bang-sa Indonesia yang terbentang dari Aceh sampai Papua. Dia ju-ga tidak hanya memakmurkan satu kelompok agamanya atau budayanya saja.
--/I
Yuddy Chrisnandi
metamorfosa menjadi pemim-pin yang disebut filosof Thomas Hobbes sebagai Leviathan, rak-sasa yang baik. Dia sadar, besar karena rakyat dan harns me-lindungi rakyat, bukan melin-dungi kroni, partai, atau kelu-arga.
Apa yang akan Anda laku-kan?
Cita cita perjuangan tidak bo-leh berhenti karena akan mem-buat kita mati dan tidak punya harapan. Tugas pemimpin juga memberikan pencerahan kepada orang di sekitar sehingga mau bahu-membahu melangkah me-nuju kemajuan.
Kemarin, saat mengikuti Konvensi Capres Dewan Inte-gritas Bangsa, saya hanya sem-pat sosialisasi di kaum cende-kiawan, belum sampai ke akar rumput karena waktu yang ter-larnpau pendek.
Hegemoni elite dan oligarki di partai politik sebagai institusi utama yang mengusung calon pemimpin formal juga sangat kuat. Tidak semua pemimpin parpol punya pandangan visio-ner yang menempatkan kepen-tingan bangsa di a~ pragma-tisme kekuasaan sehingga yang terjadi hanya berbagi kekuasaan dengan orang-orang yang bisa diaturnya dan menutup figur-fi-gur alternatif.
Lima tahun ke depan tidak bisa dihindari harns ada alih ge-nerasi karena orang yang ber-kompetisi di 2009 sudah 65 ta-hun ke atas. Konstitusi juga
ti-dak memungkinkan presiden menjabat lebih dari dua periode, kecuali ada skenario internasio-nal yang berkolaborasi dengan kepentingan pragmatis di dalarn negeri demi mengokohkan he-gemoninya.
Persoalan ini akan menjadi sarna lima tahun mendatang ka-lau peran cendekiawan dan pe-mimpin muda tidak melakukan gerakan apa pun mulai hari ini dan hanya menunggu siklus li-ma tahunan. Hanya orang yang marnpu mengerakkan mesin po-litik, birokrasi, dan materi kuat saja yang bisa mengusung calon pemimpinnya untuk menang meskipun tanpa cita cita ke-bangsaan yang diperjuangkan.
Karena itu, selagi fajar barn menyingsing dan masih cukup waktu untuk menanti matahari terbenarn, marilah bekerja me-nyadarkan rakyat bahwa ada tantangan yang sangat berat dan membutuhkan kerja sarna an-tara rakyat dan pemimpinnya. Rakyat perlu betul-betul mem-berikan dukungan terhadap pro-ses lahirnya pemimpin masa de-pan yang religius nasionalis ke-rakyatan.
Di sisi lain, semua pemimpin yang memiliki kesadaran sarna harns mempersiapkan diri, mengasah, saling mendukung, dan rela menitipkan cita-citanya ke mereka yang lebih baik. yang terpenting, cita cita kebangsaan bisa diwujudkan dan semua orang di Indonesia bisa mera-sakan cita-cita kemerdekaan..
I
lIr'l..' "'mJ.'i',.a.fiJ)1____
. lahir:
Bandung,29 Mei 1968'. Pekerjaan: Dosen FE Universitas Nasional, Jakarta
~.. Pendidikan
·
Sarjana Strata I, Jurusan Manajemen FE Universitas Pad-jadjaran (1991)·
Sarjana Strata 2, Program Studi IImu Ekonomi Manajemen Keuangan FE Universitas Indonesia (1997)·
Sarjana Strata 3,Program Studi IImu Politik FISIP UI (2004) ..Karier·
Komisaris PT Multijaya Perkasa, 1998-sekarang·
Personal Consultant Strategic Public Relation- Smart Com-munication Network (1999-sekarang)·
Komisaris Utama PT Khatulistiwa Utama Abadi, 200o-se-karang·
Komisaris Utama PT Prakarsa Ciptabhakti Utama (2000-2001)·
Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Politik/Keamanan (2001-2002)·
Dosen PPS-Studi IImu Politik FISIP Universitas Indonesia, 2002-sekarang+Organisasi
·
Ketua Umum Yayasan Kebangsaan Bersatu, 1999-2004
·
Direktur Institute of Society & Democracy's Development, 2001-2004·
Ketua Bidang Litbang lembaga Karate-Do Indonesia, 2002-2005/2005-2010·
Tim Sukses Capres Partai Golkar Bidang Operasi, 2004·
Panitia Konvensi Nasional Capres Partai Golkar, 2004·
Pengurus DPP Partai Golkar, Dept Hukum dan Perundangan, 2001-2004·
Ketua Departemen Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi DPP Partai Golkar, 2004-2009·
Ketua Ormas DPP MKGR, 2005-2010·
Ketua PMN-KAHMI, Bid luar Negeri 2007-2010.
Kegiatanlain·
Juru Kampanye Tingkat Nasional Partai Golkar, 2004·
Peserta aktif pada Seminar Senior Inter-Agency Advisory Panel & Process (SIAPP) on National and Transnational Th-reats, Departemen Pertahanan RI, Mei 2006·
Juru Bicara Calon Presiden dan Wakil Presiden Jusuf KalladanWiranto2009
· ·Keluarga
·
Istri:VellyElvira·
Anak:AyeshaFatma Nandira