• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS PELAYANAN KTP DI KANTOR KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KUALITAS PELAYANAN KTP DI KANTOR KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syar atan Memper oleh

Gelar Sar jana Pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh :

Ahmad Haidar Rohman

NPM.0741010022

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA SURABAYA

(2)

Disusun Oleh :

Ahmad haidar r ohman NPM. 0741010022

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi

Menyetujui, Pembimbing

Dr a. Sr i Wibawani, Msi NIP. 196704061994032001

Mengetahui, DEKAN

(3)

Ahmad haidar r ohman NPM. 0741010022

Telah Diper tahankan Dihadapan Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Administr asi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Univer sitas Pembangunan

Nasional ” Veteran” J awa Timur Pada Tanggal : 18 J uni 2013

Dekan Fa kultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas Pembangunan Nasional

“Veteran” J awa Timur

(4)

NPM : 0741010022

J ur usan : Ilmu Administr asi Negar a Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik

Menyatakan bahwa skr ipsi ini telah dir evisi dan disahkan Pada Tanggal 25 J uni 2013

Mengetahui / Menyetujui :

Dosen Penguji II

Dr . Lukman Ar if, M.Si NIP. 196704061994032001 Dosen Penguji I

Dr s Pujo Adi, M.Si NIP. 196411021994031001

Dosen Penguji III

(5)

limpahan Rahmat dan HidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Skripsi yang berjudul “Kualitas Pelayanan KTP Di Kantor

Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo” . Sholawat serta Salam Semoga

tetap Tercurahlimpahkan Kehadirat Nabi besar Baginda Rosulallah Muhammad

SAW. Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi persyaratan kurikulum pada

Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Berkat Rahmat dan KaruniaNya, Skripsi ini dapat terselsaikan sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan. Segala kesulitan baik yang bersifat teknis

maupun non teknis serta berbagai kendala dan hambatan menyebabkan proses

penyelesaian Proposal ini menjadi panjang dan memakan waktu namun berkat

bimbingan dan kesabaran dosen pembimbing, penulis akhirnya dapat

menyelesaikan Skripsi ini.

Dalam tersusunnya tugas ini penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada Dra. Sri Wibawani, M.Si selaku dosen

pembimbing, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan

dan arahanya kepada penulis. Disamping itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak DR. Lukman Arif, M.Si selaku Ketua Progam Studi Ilmu

(6)

3. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberi bekal dalam proses belajar

mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jazakumulloh khoiron

katsiro.

5. Camat , Sekcam Sedati dan jajarannya yang telah mengijinkan penulis

melakukan penelitian di Kantor Kecamatan Sedati.

6. Teman-temanku angkatan 07 yang telah memberikan semangat serta

dukungan dalam penyusunan laporan ini.

Demikian laporan peneliltian ini semoga dapat bermanfaat bagi semua

pihak. Penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan semua pihak sehingga

tercapai kesempurnaan Skripsi ini.

Surabaya , Juni 2013

Penulis

(7)

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Perumusan Msaalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Landasan Teori ... 9

2.2.1. Asas-asas pelayanan ... 11

2.2.2. Prinsip-prinsip Pelayanan……… ... 12

2.2.3. Unsur – unsur Pelayanan ... 17

2.2.4. Sasaran Pelayanan... 19

2.2.5. Standar pelayanan Publik ... 21

2.2.6. Pengertian Kualitas Pelayanan ... 22

2.2.7. Dimensi Kualitas Pelayanan ... 24

(8)

3.3. Lokasi Penelitian ... 32

3.4. Sumber dan Jenis Data ... 33

3.5. Pengumpulan Data ... 34

3.6. Analisa... 36

3.7. Keabsahan Data ... 37

BAB IV. HASIL PEMBAHASAN 4.1. Gambar Umum Obyek penelitian ... 4.1.1. Gambar Umum Kecamatan Sedati Sidoarjo ... 39

4.1.2. Visi, Misi Kecamatan Sedati Sidoarjo ... 41

4.1.3. Struktur Organisasi Kecamatan Sedati ... 42

4.1.4. Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Sedati Kab. Sidoarjo ... 42

4.1.5. Jam Kerja Pegawai di Kecamatan Sedati... 49

(9)

Kecamatan Sedati ... 56

4.1.9. Prosedur / Persyaratan Pembuatan KTP di kantor

Kecamatan Sedati ... 58

4.2. Penyajian Data ... 59

4.3. Pembahasan ... 69

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 73

5.2. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA

(10)

Pelayanan dan kepuasan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena dengan adanya kepuasan maka pihak terkait dapat saling mengoreksi sampai dimana pelayanan yang diberikan apakah bertambak baik atau bertambakburuk.hal tersabut sangat dipengaruhi oleh setiap aparat petugas dalam memberikan pelayan ,dengan kata lain pelayanan yang tepat memusnakan adalah pelayanan yang dimintah masyarakat dari jurusan pelayanan itu sendiri.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayan KTP Kecamatan Sedati Sidoarjo.

Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif dan mendalam tentang upaya yang dilakukan oleh kantor Kecamatan Sedati Sidoarjo dalam memberikan kualitas pelayanan KTP kepada masyarakat. fokus dalam penelitian ini adalah keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), kepastian (assurance), empati (emphaty), dan wujud visik (tangibility). Sumber data diperleh dari informan,,opserfasi dan dokumentasi.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak diberlakukan penerapan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah penyerahan ,

pelimpahan dan penugasan urusan pemerintah kepada daerah secara nyata

dan bertanggung jawab harus diikuti dengan pengaturan pembagian dan

pemanfaatan sumberdaya nasional secara adil, termasuk pertimbangan

keuangan antara pemerintah dan pemerintah daerah. Sebagai daerah

otonom, penyelenggara pemerintah dan pelayanan tersebut dilakukn

berdasarkan prinsip-prinsip transparansi,partisipasi dan akuntabilitas.

Tujuan dari otonomi daerah adalah Kabupaten dan Kota

mempunyai kewenangan ,kebebasan untuk membentuk dan melaksanakan

kebijakan meneurut prakarsa maupun aspirasi masyarakat setempat kecuali

kewenangan-kewenangan yang tetap melekat pada pemerintah Pusat

(AdiSubrata, 1999 : 10). Pemberian otonomi daerah bukan hanya soal

strategi saja, melainkan mempunyai fungsi yang lebih penting adalah

memberikan pelayanan publik. Memberikan pelayanan publik daerah

secara baik dan Profesional hanya bisa di lakukan dengan di dukung

sistem akuntabilitas kebijakan yang bisa di kontrol oleh segenap

(12)

Pelayanan publik menurut Ratminto dan Winarsih (2000 : 5)

adalah segala bentuk jasa pelayanan , baik dalam bentuk barang publik

maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan

dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di Pusat , di Daerah , dan

lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah ,

dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan menurut Moenir (2002 : 196) mengatakan bahwa pelayanan

publik adalah merupakan proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas

orang lain yang secara langsung dimana pelayanan tersebut memiliki

sasaran akhir yaitu kepuasan bagi pihak yang di layani, sehingga pada

akhirnya kepuasan publik dapat di capai.

Pelayanan dan kepuasan merupakan dua hal yang tidak bisa di

pisahkan, karena adanya kepuasan maka pihak terkait dapat saling

mengoreksi sampai dimana pelayanan yang di berikan apakah bertambah

baik atau bertambah buruk. Hal tersebut sangat di pengaruhi oleh setiap

aparat petugas dalam memberikan pelayanan, dengan kata lain pelayanan

yang dapat memuaskan adalah pelayanan yang di lakukan berdasarkan

ketentuan yang berlaku dan dapat memahami apa yang diminta masyarakat

dari jurusan pelayanan itu sendiri.

Apabila dilihat dari sisi pelayanan, diberlakukan Undang-Undang

Nomor 32 Taun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang telah memberikan

perluasan kewenangan pada tingkat Pemerintah Daerah, dipandang

(13)

acapkali mengakibatkan pemberian pelayanan memakan waktu yang lama

dan biaya yang tinggi. Dengan adanya Desentralisasi, pemerintah daerah

mau tidak mau harus mampu melaksanakan berbagai kewenangan yang

selama ini dilaksanakan oleh pemerintah pusat, seiring dengan pelayanan

yang harus disediakn konsekwensinya, Pemerintah Daerah dituntut untuk

lebih mampu memberikan pelayanan yang lebih berkualitas,dan

bertanggung jawab. Dengan kata lain pelaksanaan otonomi daerah adalah

juga untuk meningkatan kualitas pelayanan.

Kualitas pelayanan adalah suatu derajat atau tingkat kesimpulan

dari suatu barang atau tingkat kesempurnaan dari suatu barang atau jasa

yang diberikan kepada seseorang dalam rangka memenuhi kebutuhan atau

melebihi harapannya. Untuk dapat memahami pelayanan yang berkualitas

dan dapat meningkatkan pelayanan publik yang sesuai dengan harapan

masyarakat, maka instansi pemerintahan harus memahami dimensi

kualitas pelayanan yang akan memberikan kerangka kerja tenteng acuan

atau pedoman oleh pengguna jasa atau masyarakat didalam menilai

kualitas pelayanan dari penyedia jasa tersebut. Adapun beberapa dimensi

kualitas pelayanan diantaranya adalah kehandalan, ketanggapan, kepastian,

empati dan wujud fisik dari pelayanan itu sendiri.

Permasalahan utama adalah pelayanan publik pada dasarnya

berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan itu sendiri. Pelayanan

publik sebagai fokus disiplin Ilmu Administrasi Publik / Negara tetap

(14)

yang ada misalnya, pendapat dari Agus Diyanto, dkk (2003 : 102 ) dalam

Governance and Decentralization disingkat GDS 2002 di 20 Provinsi di

Indonesia tentang kinerja pelayanan publik masih jauh dari prinsip-prinsip

pemerintahan yang baik (Good Governance) (Pasolong, 1999 : 130).

Setiap instansi pemerintah dituntut untuk memberikan pelayanan

publik yang terbaik kepada masyarakat termasuk salah satu bentuk instansi

pemerintahan adalah kantor Kecamatan Sedati Sidoarjo. Kantor

Kecamatan Sedati Sidoarjo merupakan salah satu bentuk organisasi

pemerintah yang bertugas dan berkewajiban untuk memberikan pelayanan

dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat.Salah satu contoh adalah

pelayanan KTP (KartuTanda Penduduk).

Untuk dapat menentukan berhasil atau tidaknya peningkatan

pelayanan sangat tergantung pada manusia juga,untuk meningkatkan

pelayanan diperlukan pengembangan tugas yang mempunyai disiplin

mental dan fisik yang baik.Dengan pengaturan yang harmonis antara

manusia,materil dan keuangan,diharapkan dapat mencapai hasil yang

optimal dalam pelayanan.Oleh sebab itu kualitas pelayanan perlu

ditingkatkan dan diperbaiki,khususnya kemampuan pegawai unuk dapat

bekerja dengan optimal dalam pemberian pelayanan terhadap masyarakat

agar merasa puas dan keinginannya terpenuhi.Sedangkan kondisi yang

berada di kecamatan sedati pelayanan belum sesuai dengan harapan

masyarakat.

(15)

harus memperhatikan dari segi mutu dan kualitas,dimana dengan mutu

pelayanan yang baik,akan dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat

dalam menggunakan jasa pelayanan tertentu khususnya pada pelayanan

pengurusan KTP(Kartu Tanda Penduduk).Dimana berdasarkan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan.Dimana KTP harus dimiliki oleh setiap warga negara,KTP

merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan

oleh instansi pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah negara Kesatuan

Republik Indonesia.Apabila mutu pelaksanaan yang dilakukan kepada

masyarakat itu baik dan sesuai dengan prosedur,serta didalamnya terdapat

kemudahan dalam pengurusannya.Maka masyarakat akan merasa puas

terhadap hasil kerja pegawai Kantor Kecamatan Sedati Kabupaten

Sidoarjo.Yang telah memberikan pelayanan dengan baik,agar pelayanan

tersebut berjalan dengan baik dan efektif serta dapat memberikan

kepuasan bagi masyarakat maka diperlukan adanya sarana dan prasarana

yang memadai,efektif dan serasi sesuai dengan kebutuhan yang ada

sehingga dapat dicapai sesuai dengan tujuan.

Pelayanan perlu ditingkatkan,karena pada dasarnya peningkatan

pelayanan adalah merupakan tugas instansi supaya masyarakat merasa

puas dengan pelayanan dari instansi tersebut.Kantor Kecamatan Sedati

Sidorjo telah berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan tetapi

menurut peneliti awal pada kenyataannya pelayanan yang ada di Kantor

(16)

atau wajib KTP (Setyo,Wajib KTP) dan juga dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 1.

J umlah Penduduk Pemilik KTP

Sumber:Kantor Kecamatan Sedati Sidoarjo 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui sebanyak 6.577 orang yang belum

melaksanakan KTP. Jadi harapan dari Kecamatan Sedati masih belum

terealisasi.

Berdasarkan uraian tersebut diatas,maka dipandang perlu untuk

mengkaji secara lebih mendalam mengenai masalah kualitas

pelayanan,karena dengan mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan

oleh pihak penyedia jasa secara tidak langsung akan mengetahui pula

pelayanan yang diberikan oleh Kantor Kecamatan Sedati Sidoarjo dalam

meningkatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan keinginan

pengguna jasa atau masyarakat.Oleh kaena itu,penulis tertarik mengambil

topik skripsi ini dengan judul : “Kualitas Pelayanan KTP Di Kantor

Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo”.

1.2. Perumusan Masalah

Mengingat akan pentingnya layanan dalam suatu organisasi,maka

Keter angan Laki-Laki Per empuan J umlah

Jumlah Penduduk

51.629

57.629

109.258

Wajib ber KTP

42.499

45.282

87.781

Tidak Wajib ber KTP

9.130

12.347

21.477

Yang Telah Mempunyai KTP

39.922

41.282

81.204

(17)

kiranya setiap organisasi publik ,perlu untuk senantiasa selalu

meningkatkan kualitas pelayanannya.

Walaupun Kantor Kecamatan Sedati Sidoarjo telah berusaha untuk

meningkatkan kualitas pelayanannya,tetepi kenyataannya masyarakat

masih banyak yang merasa kurang puas terhadap pelayanan yang

diterima.Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah

Kualitas Pelayanan KTP di Kecamatan Sedati Sidoarjo?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan yang telah diuraikan

diatas,maka tujuan penelitian ini adalah : “untuk mengetahui kualitas

pelayanan KTP di Kantor Kecamatan Sedati Sidoarjo”.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis

Untuk menerapkan dan mengembangkan teori yang sudah diperoleh

sehingga dapat membandingkan teori dengan kenyataan yang ada di

lapangan.

2. Bagi Instansi

Untuk memberikan bahan masukan dan pertimbangan kepada Kantor

Kecamatn Sedati Sidoarjo.

3. Bagi Universitas

Sebagai tambahan referensi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian

(18)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Ter dahulu

1) Hamka Digjaya (2009) jurusan ilmu pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengkaji

tentang “Implementasi Sistem inforrmasi Kependudukan (SIAK) dalam

Rangka pembuatan KTP Nasional di Kabupaten Sambas tahun 2009”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi sistem

implementasi administrasi kependudukan (SIAK) dalam rangka

pembuatan KTP nasional di kabupaten Sambas tahun 2009 dilihat dari

beberapa aspek yaitu aspek landasan hukum aspek kelembagaan dan SDM,

aspek penerapan teknologidan pembangunan aplikasi SIAK, aspek

registrasi, aspek demografi atau kesadaran masyarakat belum berjalan

dengan maksimal dikarenakan masih banyak mengalami kendala. Secara

umum, permasalahan dalam implementasi SIAK di kabupaten Sambas

adalah Sumber Daya Manusia (SDM), dana, sarana dan prasarana

disdukcapil dan masyarakat di kabupaten Sambas.

2) Adinda Hardiyanti Putri Utami (2011) jurusan Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur

mengkaji tentang “ Analisis Kinerja Pelayanan dengan indeks kepuasan

masyarakat pada pelayanan perpanjangan KTP smart office Royal Plaza

(19)

Hasil Penelitian Menunjukkan Pelayanan di KTP smart office

Royal Plaza Surabaya sudah bagus diikuti / berbanding lurus dengan

indeks kepuasan masyarakat yang puas dengan pelayanan KTP smart

office di royal plaza Surabaya dan menghasilkan saran untuk tetap

menjaga mempertahankan serta meningkatkan good service tersebut secara

berkelanjutan dan berkesinambungan

3) Dwinanda Pria Kharisma (2002) jurusan Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia mengkaji

tentang : “Analisa Sistem pembuatan KTP di Kantor Kecamatan

Jatiuwung Tangerang”

Hasil dari penelitian ini adalah menerangkan bahwa penerapan SIM

DULE pada kantor Kecamatan Jatiuwung kota Tangerang sangat

membantu dalam pelayanan pada masyarakat kecamatan jatiuwung

khususnya dalam pembuatan KTP. Sistem Pengolahan data pada instansi

Pemerintahan ini merupakan suatu usaha untik memperkenalkan metode

penerapan sistem komputerisasi pada pemerintahan ini dapat

mempertimbangkan dalam penerapan sistem secara komputerisasi dapat

lebih efektif bagi pelayanan terhadap masyarakat kecamatan Jatiuwung

Kota Tangerang.

2.2. Landasan Teori

Didalam cara berpikir secara ilmiah,teori sangat dibutuhkan sekali

(20)

suatu kebenaran yang sudah dibuktikan kebenarannya,walaupun

mempunyai keterbatasan waktu dan tempat.Adapun tujuan landasan teori

ini adalah untuk memberikan suatu landasan berpikir pada penulis dalam

usahanya untuk mencari kebenaran yang berkaitan dengan masalah yang

akan dibahas,dimana hasilnya belum mampu dijadikan sebagai pegangan

dalam hubungannya dalam masalah yang dihadapi.Untuk itulah dalam bab

ini penulis ketengahkan teori-teori yang berhubungan dengan

masalah-masalah yang ada sebagai berikut :

2.2.1. Konsep Pelayanan Publik

Menurut Soegiarto (2002 : 36) pelayanan diartikan sebagai suatu

tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang

tingkatan pemuasnya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani

maupun dilayani.

Menurut Ratminto dan Winarsih (2006 : 5) pelayanan publik

adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik

maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan

dilaksanakan oleh instansi pemerintah dipusat,didaerah,dan dilingkungan

Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah,dalam rangka

upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.

Menurut Boediono (2003 : 60) pelayanan adalah suatu proses

bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan

(21)

keberhasilan.Berdasarkan pemikiran tentang pelayanan tersebut maka

dapat diketahui bahwa pelayann merupakan kegiatan yang sifatnya untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat.Dari pengertian diatas,ada dua pihak

yang terlibat didalamnya yaitu pelayan (servant) dan pelanggam

(customer).Dalam hal ini pelayan merupakan pihak yang menyediakan

layanan bagi kebutuhan customer (masyarakat).

Menurut peraturan daerah Propinsi Jawa Timur No.11 tahun 2005

tentang pelayanan publik di provinsi Jawa Timur.Pelayanan publik adalah

segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan

hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang,jasa

dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara yang

terkait dengan kepentingan publik.

Dari beberaapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pelayanan pubik adalah pelayanan yang dilakukan oleh penyelenggara

pelayanan publik yaitu instansi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan

layanan sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk

atas suatu barang,jasa dan atau pelayanan administrasi yang tingkatan

pemuasnya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun

dilayani.Sehingga penerima mendapatkan haknya melalui sistem prosedur

dan metode tertentu sesuai dengan perundang-undangan.

2.2.2.1Asa-Asas Pelayanan

(22)

1. Transparasi

Bersifat terbuka,mudah dan dapat diakses semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas

Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima

pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efesiensi dan

efektifitas.

4. Partisipasi

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

publik dan memperhatikan aspirasi,kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan

suku,ras,agama,golongan,gender dan status ekonomi.

6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan

kewajiban masing-masing pihak.

2.2.2.2 Prinsip-Pr insip Pelayanan

Prinsip-prinsip pelayanan publik menurut islami (2004:4) terdiri dari:

1. Kesederhanaan

(23)

mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan

a. Persyaratan taknis dan administrasi pelayanan publik

b. Unit kerja\pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan persoalan atau

sengketa dalam melaksanakan pelayanan publik.

3. Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu

yang telah ditentukan.

4. Akurasi

Produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.

5. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hukum.

6. Tanggung Jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

keluhan\persoalan dalam pelaksanaan publik.

7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana,peralatan kerja dan pendukung

(24)

telekomunikasi dan informatika.

8. Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai,mudah

dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan

teknologi,telekomunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan,Kesopanan dan Keramahan

Pemberian pelayanan harus bersikap disiplin,sopan dan santun,ramah

serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

10.Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib,teratur dan disediakan ruang tunggu

yang nyaman,bersih,rapi,lingkungan yang indah dan sehat serta

dilengkapi dengan fasilitas pendukung layanan seperti

parkir,toilet,tempat ibadah dan lain-lain.

Menurut Moenir (2002:41) banyak kemungkinan ketidak adanya layanan

yang baik dan memadai.Perwujudan pelayanan yang secara umum

didambakan adalah:

1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan

yang cepat dalam arti tanpa ada hambatan yang kadang-kadang

dibuat-buat.Beberapa hambatan yang sering ditemui antara lain :

a. Waktu sudah menunjukkan jam bekerja yang bersangkutan

masih asyik mengobrol sementara orang yang menunggu sudah

(25)

b. Petugas bekerja sambil mengobrol dengan teman sehingga

berakibat lamban dalam perlayanan.

c. Petugas yang harus menandatangani surat sedang tidak ada

ditempat.

2. Memperoleh pelayanan yang wajar tanpa gerutu dan sindiran.

3. Memperoleh perlakuan yang sama dengan pelayanan tanpa pilih kasih dan

tertib dalam arti antri secara tertib.

4. Mendapatkan pelayanan yang jujur dan terus terang,namun demikian

pelaksanaan pelayanan tidak kalah rumitnya dan menyangkut waktu yang

lama karena mempunyai dampak yang luas. Banyak kemungkinan tidak

adanya layanan yang baik dan memadai.

Dikemukakan juga bahwa layanan yang baik dan memuaskan berdampak positif

pada masyarakat antara lain (Moenir,2004:41) :

a. Masyarakat menghargai

b. Masyarakat patuh terhadap aturan-aturan layanan

c. Ada kegairahan usaha dalam masyarakat

d. Ada penngkatan dan pengembangan dalam masyarakat menuju segera

tercapainya masyarakat adil dan makmur berlandaskan pancasila.

Adapun bentuk-bentuk pelayanan menurut Moenir (2002:190) ada 3 (tiga) macam

yaitu:

1. Layanan dengan lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas dibidang hubungan

(26)

tugasnya memberikan penjelasn atau keterengan kepada siapapun yang

memerlukan.Supaya layanan lisan berhasil sesuai yang diharapkan,ada

syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelayanan-pelayanan yaitu:

a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam

bidang tugasnya.

b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan

lancar,singkat tetapi cikup jelas sehingga memuaskan bagi

mereka yang ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.

c. Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.

d. Meski dalam keadaan “sepi tidak ngobrol” dan bercanda

dengan teman karena menimbulkan kesan tidak disiplin dan

melalaikan tugas.

e. Tidak melayani orang-orang yang ingin sekedar “ngobrol”

dengan cara yang sopan.

2. Layanan dengan tulisan

Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling

menonjolkan dalam pelaksanaan tugas,tidak hanya dari segi jumlah tetapi

juga dalam segi peranan.Pada dasarnya layanan melalui tulisan cukup

efesien terutama dbagi layanan jarak jauh karena faktor biaya.Agar

layanan dalam bentuk yulisan dapat memuaskan pihakyang dilayani,suatu

hal yang harus diperhatikan ialah faktor kecepatan,baik dalam

pengelolahan masyarakat maupun dalam proses penyelesaiannya.

(27)

petunjuk,informasi dan yang sejenis ditunjukkan pada orang-orang yang

berpentingan,agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi

atau lembaga,kedua layanan berupa reaksi tertulis atas

permohonan,laporan,keluhan,pemberian\penyerahan,pemberitahuan dan

lain sebagainya.

3. Layanan berbentuk perbuatan

Dalam kenyataansehari-hari jenis layanan ini memang tidak terhindar dari

yang lisan.Hal ini diebabkan karena hubungan lisan paling banyak

dilakukan dalam hubungan secara umum kecuali yang khusus dilakukan

melalui hubungan tulis karena faktor jarak.Hanya titik berat pada

perbuatan itu sendiri ditunggu oleh yang berkepentingan ialah

mendapatkan layanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan,bukan

sekedar penjelasan atau kesanggupan secara lisan.Disini faktor kecepatan

dalam pelayanan (pengerjaan) menjadi dambaan setiap orang disertai

dengan hasil yang memadai.

2.2.3. Unsur-Unsur Pelayanan

Menurut Moenir (2001:8) dalam bukunya “Manajemen Pelayanan

Umum” ada 6 faktor dalam mewujudkan pelaksanaan pelayanan,antara

lain :

1. Faktor Kesadaran

Faktor ini menunjukan suatu keadaan pada jiwa seseorang yaitu

(28)

diperoleh suatu keyakinan,ketenangan,ketepetan hati dan

keseimbangan dalam jiwa yang bersangkutan sebagai pangkal tolak

untuk perbuatan yang akan dilakukan.

2. Faktor Aturan

Aturan adalah aturan penting dalam segala tindakan dan perbuatan

orang dan perbuatan orang pada faktor manusia merupakan subyek

aturan ditunjukkan pada hal yang penting yaitu :

a. Kewenangan

b. Pengetahuan dan pengalaman

c. Kemampuan bahasa dan bertutur kata

d. Pemahaman pelaksanaan

e. Disiplin pelaksanaan

3. Faktor Organisasi

Adalah seluruh penerimaan seseorang sbagai imbalan atas tenaga dan

pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain baik dalam bentuk uang

maupun fasilitas dalam jangka waktu tertentu.

4. Faktur Pendapatan

Adalah seluruhpenerimaan seseorang sebagai imbalan atas tenaga dan

pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain baik dalam bentuk uang

maupun fasilitas dalam jangka waktu tertentu.

5. Faktor Kemampuan dan Ketrampilan

Adalah keadaan seseorang yang dapat melaksanakan pekerjaan atas

(29)

6. Faktor Pelayanan

Adalah segala jenis peralatan,perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang

berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam rangka memenuhi

pekerjaan dan fungsi sosial dalam rangka memenuhi kepentingan

konsumen.Fungsi pelayanan adalah :

a.Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan,sehingga dapat

menghemet waktu

b.Meningkatkan produktifitas baik barang maupun jasa

c.Kualitas produk yang lebih baik

d.Ketetapan susunan dan stabilitas ukuran terjamin

e.Lebih muda dalam gerak pelakunya

f.Menimbulkan rasa nyaman bagi orang-orang

g.Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan

2.2.4. Sasaran Pelayanan

Menurut Moenir (2002:41) bahwa sasaran pelayanan adalah

kepuasan dalam arti sejauh mana petugas dibidang pelayanan

melaksanakan tugasnya untuk dapat memberikan pelayanan yang

sebaik-baiknya dengan penuh ikhlas dan tanggung jawab.

Menurut Moenir (2002:96) dalam hubungannya dengan pelayanan

umum pengenalan kepuasan seorang dalam hal ini pihak yang memperoleh

pelayanan untuk mendapatkan haknya,ada semacam ukuran yang umum

tetapi secara relatif yaitu apabila ia menerima perlakuan dan hasil berupa

(30)

Menurut Sartono (1991:20) kepuasan adalah adanya hubungan

yang seimbang dan harmonis antara kebutuhan masing-masing dengan

sumber yang ada,terutama dalam bidang fisik mental dan sosial kehidupan

setiap warga negara masyarakat.

Menurut Kotler dalam bukunya Ratminto (1997:36) pada

umumnya ketidak puasan orang-orang terhadap pelaksanaan pelayanan

tertuju pada :

a. Ada dugaan terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan

b. Adanya sikap dan tingkah laku dalam pelaksanaan tugas\pekerjaan yang

dirasa tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.

c. Kurang adanya disiplin petugas terhadap jadwal atau waktu yang telah

ditentukan.

d. Aturan itu sendiri dianggap menyulitkan,memberatkan atau dirasa

mengurangi\mengabaikan hak mereka.

e. Tidak ada tanggapan yang layak terhadap keluhan yang disampaikan.

Menurut Rangkuti (2002:30) kepuasan pelanggan didefinisikan

sebagai respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat

kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah

pemakaiannya.

Dari pengertian diatas,maka disimpulkan bahwa kepuasan adalah

sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan pelayanan umum,sebagai

akibat dari kegitan pelayanan yang diberikan dapat menimbulkan perasaan

(31)

untuk mengetahui bahwa pelaksanaan pelayanan yang diberikan mampu

mewujudkan kepuasan bagi pelanggan khususnya disini yaitu wajib

pajak,sebagai sasaran dari kegiatan pelayanan itu sendiri yang semestinya

secara otomatis kepuasan merupakan hasil dari layanan yang diterima.

2.2.5 Standar Pelayanan Public

Menurut undang-undang No.25 tahun 2009 tentang pelayanan

publik, Pelayanan publik adalah kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang undangan bagi

setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan

administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Menurut kepuasan Menpan No. 63/KEP.M.PAN/2003 tentang Pedoman

Umum Penyelenggaraan pelayanan Publik, setiap penyelenggaraan

pelayanan public harus memiliki standar pelayanan dan di publikasikan

sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar

pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan

pelayana public yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima

layanan.

Standar pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi :

1. Prosedur Pelayanan

Prosedur Pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima

(32)

2. Waktu Penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengaduan

permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk

pengaduan.

3. Biaya Pelayanan

Biaya / tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam

proses pemberian pelayanan.

4. Produk Pelayanan

Hasil pelayanan yang diterima sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan.

5. Sarana dan Prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh

penyelenggaraan pelayanan publik

6. Komponen Petugas

Komponen petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat

berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku

yang dibutuhkan.

2.2.6 Pengertian Kualitas Pelayanan

Menurut Monier (2001 : 163) pelayanan berasal dari kata layanan

yang mengandung arti menolong menyediakan segala sesuatu yang

(33)

diartikan sebagai sarana alat untuk bisa terlaksana memberikan atau

mengadakan keperluan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sedangkan

menurut Philips Kothler (terjemahan 1992 :; 226) tujuan pelayanan adalah

untuk mencapai tingat kepuasan konsumen yang maksimal.

Menurut Hansem (1990 : 638) mendefinisikan kualitas sebagai

derajat atau tingkat kesempurnaan yang berarti ukuran relative dari

kebaikan.

Gaspersz ( 2002 : 18) menyebutkan bahwa kualitas sering diartikan

sebagai segala sesuatu yang memuaskan pelanggan terhadap pernyataan

atau kebutuhan, sedangkan menurut lovelock ( dalam Tjiptono 2002)

mengartikan kualitas layanan sebagai tingkatan keunggulan yang

diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk

memenuhi keinginan pelanggan. Seiring dengan perkembangan kehidupan

masyarakat, maka tuntutan akan pelayanan public tidak hanya terbatas

pada terpenuhinya kebutuhan masyarakat atas pelanggan, tetapi bagaimana

kualitas dari layanan tersebut dapat dapat memuaskan masyarakat, karena

itu tidak mengherankan jika kualitas pelayanan sudah menjadi isu sentral

dalam organisasi baik privat maupun public.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas

pelayanan adalah suatu derajat atau tingkat kesimpulan dari suatu barang

atau tingkat kesempurnaan dari suatu barang atau jasa yang diberikan

kepada seseorang dalam rangka memenuhi kebutuhan atau melebihi

(34)

penting dalam membentuk persepsi pelanggan, sehingga organisasi baik

public maupun swasta berlomba-lomba untuk dapat menarik pelanggan

denagn layanan yang dihasilkan . kualitas pelayanan public banyak

in/mage negative yang terbentuk mengenai organisasi public karena

ketidak puasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima oleh

organisasi public. Untuk menjaga agar organisasi public tetap melalui citra

yang baik dalam pandangan masyarakat, maka perlu dilakukan perbaikan

kualitas pelayanan.

Dengan demikian, kantor Kecamatan Sedati Sidoarjo sebagai

instansi Pemerintah yang menyediakan pelayanan diharapkan mampu

memberikan pelayanan kepada public sesuai dengan tuntutan dan

kepentingan masyarakat yang dilayani, sehingga dapat memuaskan public.

2.2.7 Dimensi kualitas pelayanan

Menilai kualitas pelayanan jasa oleh banyak ahli dipandang oleh

sulit dari pada menilai kualitas suatu produk. Selain melalui biaya, kualitas

juga dapat dinilai melalui penelitian konsumen mengenai kepuasan

pelanggan terhadap kualitas produk atau jasa suatu organisasi /

perusahaan.

Kedelapan dimensi kualitas diatas merupakan pendekatan

perantara yang lebih menekankan pada sudut pandang penilaian konsumen

terhadap kualitas pelayanan yang diperoleh dari produk perusahaan.

(35)

Freedy Rangkuti (199 : 19) yang mengidentifikasi sepuluh criteria kualitas

pelayanan yang lebih penting, meliputi :

1. Tangible, kondisi fisik sebagai penunjang/pendukung pelayanan.

2. Reliable, kemampuan menyediakan layanan yang tepat dan dapat

diandalkan.

3. Responsiviness, tanggung jawab aparat penyedia layanan terhadap

kualitas pelayanan.

4. Competence, kemampuan aparat sesuai dengan pengetahuan,

pengalaman, keahlian dan keterampilan.

5. Courtesy, daya tangkap dan sikap aparat yang baik sehingga

memenuhi kepuasan pelanggan.

6. Credibility, sikap jujur dan dapat dipercaya.

7. Security, adanya jaminan rasa aman bebas dan resiko.

8. Accessibility, kemudahan untuk memperoleh layanan dengan adil,

tidak memihak.

9. Communication, kemampuan memahami, mendengarkan dan

menyampaikan pesan/informasi tentang pelayanan dengan baik.

10.Understanding the Customer, berusaha untuk selalu memahami

kebutuhan konsumen/pelanggan.

Pendekatan kedua diatas menitik beratkan pada peranan sumber

daya manusia. Hal ini senada juga diungkapkan oleh Elthaitammy dalam

hal yang sama juga diungkapkan oleh Lovelock dalam bukunya Freedy

(36)

yaitu :

1. Kehandalan (Reability) yakni kemampuan untuk memberikan jasa

dengan akurat dan professional.

2. Ketanggapan (Responsiviness) yakni kemampuan untuk menangkap

keinginan konsumen dan memberikan pelayanan yang dibutuhkan

dengan cepat.

3. Kepastian (assurance) yakni kemampuan untuk meyakinkan

konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang tepat dan dapat

dipercaya.

4. Empati (emphaty) yakni memberikan perhatian kepada konsumen

secara personal dan istimewa serta selalu berusaha memahami

keluhan dan keinginan mereka.

5. Wujud fisik (tangibility) yakni kemampuan dan menampilkan sarana

dan prasarana yang bersifat fisik.

Kelima di atas pada dasarnya mencakup unsure-unsur dimensi

kualitas pelayanan sebelumnya. Dimensi kualitas pelayanan yang

dikembangkan oleh para pakar tersebut telah banyak digunakan untuk

menilai kualitas pelayanan dari suatu organisasi utamanya organisasi

public yaitu pemerintah dan pihak yang dapat manila kualitas pelayanan

secara obyektif adalah masyarakat atau pengguna layanan tersebut.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran itu, apabila Kantor Kecamatan

Sedati Sidoarjo menerapkan atribut atau dimensi kualitas pelayanan

(37)

bukan tidak mungkin akan tercipta suatu bentuk pelayanan yang

benar-benar sesuai dengan harapan masyarakat dalam pengurusan KTP.

2.3 kerangka berpikir

Bila dilihat judul penelitian ini yaitu kualitas pelayanan KTP di

Kantor Kecamatan Sedati Sidoarjo. Dapat kita ketahui penelitian ini

termasuk dalam jenis penelitian deskriptif.

Berkaitan dengan uraian diatas maka, dalam penelitian ini terdapat

satu variabl independen yakni variable mandiri sehingga bentuk kerangka

berfikir penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1.

Kerangka berpikir

Kualitas Pelayanan di Kantor Kecamatan Sedati Kabupaten sidoarjo

Dimensi Kualitas Pelayanan

Assurance Emphaty Tangibility

Responsivenes s Reability

(38)

Keterangan :

a. Kehandalan (Reability) yakni kemampuan pegawai Kantor Kecamatan

Sedati Sidoarjo untuk memberikan pelayanan dengan akurat dan

professional. Contoh : informasi tentang syarat-syarat pengisian formulir,

perpanjangan atau pembuatan KTP dan meneliti kelengkapan,

syarat-syarat pengembalian formulir, perpanjangan dan pembuatan KTP.

b. Ketanggapan (Responsiveness) yakni kemampuan untuk menangkap

keinginan masyarakat dalam menangani keluhan dai masyarakat

khususnya yang membutuhkan pelayanan cepat.

c. Kepastian (Assurance) yakni kemampuan pegawai untuk meyakinkan

masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang tepat dan dapat dipercaya.

d. Empati (emphaty) yakni memberikan perhatian kepada masyarakat dam

memahami keluhan serta keinginan mereka. Misalnya masyarakat yang

telah lanjut usia atau membantu dalam pengurusan surat pemberitahuan

dan sebagainya.

e. Wujud fisik (tangibility) yakni penampilan dan kemampuan yang baik dari

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 J enis Penelitian

Dalam melakukan penelitian ilmiah perlu diketahui dan dipelajari

metode penelitian. Metode penelitian dapat juga dikatakan sebagai

strategi dalam pemecahan masalah karena pada tahap ini dapat

memberikan gambaran bagaimana suatu masalah dalam penelitian dapat

dipecahkan dan ditemukan jawabannya. Hal lain yang perlu diperhatikan

juga adalah tahap-tahap dari penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

bersifat deskriptif, yang mencoba menggambarkan secara mendalam

suatu obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta sebaimana adanya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif denga tujuan

untuk memperoleh gambaran yang komperhensif dan mendalam tentang

upaya yang dilakukan oleh Kantor Kecamatan Sedati Sidoarjo dalam

memberikan kualitas pelayanan KTP kepada masyarakat. Secara teoritis,

menurut Bogdan dan Taylor daam Moleong (2006 : 4), penelitian

kualitatif merupaka prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

(40)

akan dapat menggambarkan atau mendeskripsikan fenomena-fenomena

yang ada secara actual serta mengembangkan konsep dari menghimpun

fakta tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.

Bungin (2003 : 48) dalam penelitian kualitatif seorang peneliti

tidak diharapkan dan tidak dianjurkan melihat asumsi dan kenyataan

bahwa dirinya sangat tahu tentang fenomena yang hendak dikaji. Seorang

peneliti lebih berada pada posisi “orang belajar dari masyarakat bukan

belajar tentang masyarakat”.

Rancangan penelitian kualitatif sesungguhnya bersifat fleksibel,

luwes dan terbuka kmungkinan bagi suatu perubahan dan penyesuaian

ketika proses penelitian berlanjut. Dengan demikian meskipun tetap

menjadi awal yang cukup penting untuk masuk ke lapangan tetapi

rancangan penelitian yang disusun tidak perlu membelenggu peneliti,

manakala kenyataan dilapangan menunjukkan kecenderungan yang

berbeda dengan yang dipikirkan sebelumnya. Jadi kenyataan

dilapanganlah akhirnya memang yang harus ditunduki,

3.2 Fokus Penelitian

Moleong (2006 : 94), berpendapat bahwa penetapan focus

penelitian atau masalah dalam penelitian kualitatif bagaimanapun

akhirnya akan dipastikan suatu peneliti sudah berada di area atau

lapangan penelitian dengan kata lain, walaupun rumusan masalah sudah

(41)

dengan ditunjang oleh sejumlah pengalaman tertentu, bisa terjadi situasi

dilapangan tidak memungkinkan peneliti untuk meneliti masalah itu.

dengan demikian kepastian tentang fokus dan masalah itu yang

menentukan adalah keadaan di lapangan.

Fokus penenlitian dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan

rumusan masalah, dimana rumusan masalah penelitian dijadikan acuan

dalam menentukan fokus penelitian. dalam hal ini fokus penelitian dapat

berkembang atau berubah sesuai dengan perkembangan masalah

penelitian di lapangan. Hal tersebut sesuai dengan sifat pendekatan

kualitatif yang lentur, yang mengikuti pola pikir yang empirical induktif,

dimana segala sesuatu dalam penelitian ini ditentukan dari hasil akhir

pengumpulan data yang mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

Bungin (2003 : 41), fokus penelitian mengandung penjelasan

mengenai dimensi-dimensi apa yang menjadi pusat perhatian serta kelak

dibahas secara mendalam dan tuntas.

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah kualitas

pelayanan KTP di Kantor Kecamatan Sedati Sidoarjo. Fokus ini diambil

karena untuk mengatahui kualitas pelayanan KTP yang terdapat di

Kantor Kecamatan Sedati Sidoarjo. Tingkat kesempurnaan dari suatu

pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat sehingga dapat memberikan

kepuasan bagi masyarakat.

(42)

1) Keandalan (Relaibility), kemampuan pegawai dari instansi terkait

untuk memberikan pelayanan dengan akurat dan profesional, contoh

dalam memberikan informasi tentang syarat-syarat dalam

pengurusan pembuatan KTP.

2) Ketanggapan (Responsiveness), kemampuan pegawai untuk

menangkap keinginan masyarakat dan dapat memberikan pelayanan

yang dibutuhkan dengan cepat.

3) Kepastian (Assurance), kemampuan pegawai untuk meyakinkan

masyarakat dalam pengurusan pembuatan KTP untuk mendapatkan

pelayanan yang cepat, tepat dan dapat dipercaya.

4) Empati (emphaty) memberikan perhatian kepada konsumen secara

personal dan istimewa serta selalu bcrusaha memahami keluhan dan

keinginan mereka.

5) Wujud fisik (tangibility), ruang tunggu yang nyaman dan pegawai

yang berpenampilan menarik.

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan oleh peneliti untuk

mendapatkan keadaan sebenarnya dari obyek yang akan diteliti, guna

memperoleh data yang akurat atau mendekati kebenaran.

Disini peneliti memilih dan menetapkan tempat penelitian pada

Kantor Kecamatan Sedati Sidoarjo. Pemilihan ini didasarkan pada

(43)

KTP di Kantor Kecamatan Sedati Sidoarjo.

3.4 Sumber dan J enis Data

Sumber data adalah tempat penulis dapat menemukan data dan

informasi yang diperlukan. Berkaitan dengan penelitian ini, maka data-data

yang diperoleh melalui:

1) Informan, untuk key informan dipilih secara self report, yaitu didasarkan

pada pengetahuan dan keyakinan pribadi yang langsung didasarkan pada

subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data dan bersedia

memberikan data yang benar-benar relevan dan kompeten dengan

permasalahan yang diteliti, yang menjadi key informan dalam penelitian

ini adalah Petugas / pegawai Kantor Kecamatan dan Masyarakat.

2) Observasi, yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung dari dekat

terhadap objek penelitian. Dalam hal ini keadaan di Kantor Kecamatan

Sedati Sidoarjo dalam pelayanan kpengurusan KTP.

3) Dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan data secara langsung dari

dokumen-dokumen arsip dan catatan lain yang dianggap perlu dalam

penelitian ini.

Menurut Lofland - Lofland dalam Moleong (2000 : 112), sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan Iain-Iain.

Adapun jenis data dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis data,

(44)

a. Data Primer

Adalah data dan informasi yang diperoleh secara langsung dari

informan atau aktor-aktor pada saat dilaksanakannya penelitian ini.

Dalam hal ini data dan informasi diperoleh dari Camat dan para

pegawai Kantor Kecamatan Sedati Sidoarjo.

b. Data Sekunder

Adalah data berupa dokumen-dokumen, laporan-laporan dan arsip lain

yang ada relevansinya dengan penelitian tersebut. Data tersebut seperti

struktur organisasi, peraturan-peraturan, dan data-data lainnya yang

diperlukan.

3.5. Pengumpulan Data

Sebelum melakukan penelitian, penulis harus tahu apa yang harus

diteliti dan data-data apa saja yang harus diambil dan dikumpulkan untuk

melengkapi laporan penelitian.

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Kantor

Kecamatan Sedati Sidoarjo dan untuk kelancaran pengambilan /

pengumpulan data-data dari kantor kecamatan tersebut, penulis meminta surat

pengantar atau surat ijin penelitian dari Universitas untuk diberikan di Kantor

Kecamatan. Dalam pengumpulan data tersebut penulis melakukan

teknik-teknik pcngumpulan data agar data lebih valid dan lengkap dalam

(45)

Menurut Bungin (2001 : 129), teknik pengumpulan data adalah bagian

instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu

penelitian. Kesalahan penggunaan teknik pengumpulan data jika tidak

digunakan semestinya, akan berakibat fatal terhadap hasil-hasil penelitian

yang dilakukan. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui

sumber dan jenis data dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1) Observasi (Pengamatan)

Yaitu sebagai salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan dalam rangka

memperkuat danmeyakini hasil wawancara dan studi dokumenter,

dengan mencatat segala kejadian dan fenomena yang terjadi selama

mengadakan penelitian. Data yang diperoleh dari pengamatan ini adalah

teutang keandalan (reliability), ketanggapan (responseiveness), kepastian

(assurance), empati (emphaty) dan Wujud fisik (tangibility) dalam

memberikan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

2) Interview (Wawancara)

Yaitu percakapan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh 2 pihak

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan di

wawancarai (informan) memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Pada teknik ini, peneliti mengadakan tatap muka dan berinteraksi tanya

jawab langsung dcngan pihak informan atau subyek untuk memperoleh

(46)

3) Dokumentasi

Untuk melengkapi data-data yang telah diperoleh melalui wawancara

ataupun observasi, maka perlu juga digunakan data tertulis yang telah ada

dan marnpu digunakan sebagai pendukung pencapaian tujuan penelitian.

Data dokumentasi dalam pcnelitian ini adalah peraturanperaturan, struktur

organisasi, tupoksi dan data-data lain yang menunjang.

3.6 Analisa

Menurut Miles dan Huberman (1992 : 20), analisa data kualitatif terdiri dari:

1) Pengumpulan Data

Data-data yang diperoleh dari aneka macam cara (observasi, wawancara,

dokumentasi, pita rekaman dan lain-lain) dikumpulkan kemudian

direduksi atau dipilah-pilah.

2) Reduksi Data

Diartikan sebagai proses pemilihan, perumusan,perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan informasi data kasar yang muncul

dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisa menajamkan, menggolongkan, mengrishkan meinbuang yang

tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa

sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.

3) Penyajian Data

Sekumpulan informasi yang telah tersusun secara terpadu dan sudah

(47)

pengambilan tindakan.

4) Menarik kesimpulan verifikasi dari berbagai temuan data yang diperoleh

selama proses penelitian berlangsung.

Gambar 2.

Analis data

Sumber : Miles dan Huberman (1992 : 20)

3.7 Keabsahan Data

Terdapat empat kriteria keabsahan data dan teknik pemeriksaan keabsahan

data yang menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong (2000 : 173) sebagai

berikut:

1) Credibility (Derajat Kepercayaan)

Teknik pemeriksanaan yang digunakan untuk meningkatkan derajat

kepercayaan terhadap data adalah dengan memperpanjang keikutsertaan

pada latar penelitian dan ketekunan pengamatan yang memungkinkan

kedalam penelitian.

Pengumpulan data

Reduksi data Penyajian data

(48)

2) Transferability (Keteralihan)

Konsep ini menyatakan bahwa generalisasi suatu pertemuan dapat berlaku

atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar

penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representatif mewakili

populasi itu.

3) Dependability (Ketergantungan)

Untuk menentukan ketergantungan data peneliti menggunakan teknik audit

ketergantungan dengan mengecek sejauh mana data digunakan dalam

analisis.

4) Confirmability (Kepastian)

Untuk menentukan kepastian data maka peneliti menggunakan teknik

audit kepastian dengan menelusuri kembali jejak penelitian mulai dari

catatan wawancara, dokumen sampai analisis datanya.

Namun dalam penelitian ini untuk menentukan keabsahan data penulis tidak

menggunakan kriteria credibility (derajat kepercayaan), dikarenakan penulis

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo

Kecamatan Sedati merupakan salah satu daerah perbatasan antara

Sidoarjo Utara dengan Surabaya selatan dan merupakan daerah yang

mengalami perkembangan pesat. Selain letaknya yang strategis, dengan

adanya berbagai potensi seperti di sektor Pertanian, industri, perdagangan,

serta usaha kecil dan menengah daerah serta dukungan sumber daya

manusia (SDM) yang memadai, maka Kecamatan Sedati menjadi salah

satu daerah strategis bagi pengembangan perekonomian.

Luas wilayah Kecamatan Sedati adalah 7943 hektare dengan

ketinggian rata-rata 3-5 m dpl, Dimana sebagian besar merupakan tanah

basah ( 5232 Ha/Tambak dan rawa ) dan sisanya adalah tanah kering (

2711 Ha/Pemukiman dll ).

Kecamatan Sedati terdiri dari 16 desa dengan klasifikasi desa

swasembada, merupakan daerah penyangga karena terletak diperbatasan

Sidoarjo-Surabaya. Ke 16 desa tersebut mencakup 35 Dusun, 106 RW dan

(50)

1. Sebelah Utara : Kecamatan Waru

2. Sebelah Timur : Selat Madura

3. Sebelah Barat : Kecamatan Gedangan dan Kecamatan Buduran

4. Sebelah Selatan : Kecamatan Buduran

Karena merupakan perbatasan antara Surabaya dan Sidoarjo, maka

banyak tumbuh lokasi – lokasi perumahan dan industri baru yang

berdampak pada kurangnya lahan – lahan pertanian. Kondisi ini antara lain

disebabkan semakin berkurangnya lahan-lahan untuk sektor pertanian.

Adapun wilayah kecamatan Sedati Terdiri dari 16 desa yaitu :

1. Banjar Kemuning

2. Betro

3. Buncitan

4. Cemandi

5. Gisik Cemandi

6. Kalanganyar

7. Kuangsan

8. Pabean

9. Pepe

10.Pranti

(51)

12.Sedati Agung

berjumlah 109.258 orang terdiri dari 51.629 laki-laki dan 57.629 perempuan.

J umlah Penduduk Kecamatan Sedati

Sumber : Kantor Kecamatan Sedati 2012

Jumlah Penduduk di kecamatan sedati didominasi kaum muda,hal ini

dibuktikan dengan jumlah penduduk yang usianya dibawah 50 tahun lebih

dominan.

(52)

Jumlah Penduduk yang tidak sekolah masih tinggi yaitu 5462,9 jiwa.

Sumber : Kantor Kecamatan Sedati 2012

Jumlah penduduk yang bermata pencaharian bertani dominan karena kondisi

geografis kecamatan sedati yang berpotensi untuk pertanian,terutama perikanan.

J umlah Penduduk Kecamatan Sedati

Sumber : Kantor Kecamatan Sedati 2012

Berdasarkan tabel di atas,agama islam jelas dominan di kecamatan Sedati,

disusul protestan dan khatolik.

Berbagai potensi yang dimiliki kecamatan Sedati antara lain ; Ikan asin yang

(53)

Windu dihasilkan di desa Tambak Cemandi dan desa Kalanganyar, Terasi yang

dihasilkan di desa Banjar Kemuning kecamatan sedati Kabupaten Sidoarjo.

4.1.2 Visi dan Misi Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo

1. Visi Kecamatan Sedati :

Berdasarkan visi Kabupaten Sidoarjo dan dengan memperhatikan tugas

pokok dan Fungsi yang dimiliki serta kondisi dan proyeksi yang

diinginkan ke depan, maka visi kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo

adalah “Mewujudkan Kecamatan Sedati Yang Lebih Baik” .

2. Misi Kecamatan Sedati :

1. Meningkatkan Profesionalisme Aparatur Pemerintah untuk

peningkatan Pelayanan Masyarakat.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat yang memiliki

daya saing.

3. Mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan yang

berbasis masyarakat dan lingkungan hidup.

4. Mnumbuhkembangkan iklim Demokrasi yang sehat, santun serta

(54)

4.1.3 Stuktur Organisasi Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoar jo

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kec Sedati Tahun 2012

4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoar jo

Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing jabatan adalah sebagai

berikut :

1. Tugas

a. Camat

Mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan dan

melaksanakan kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk

menangani sebagian urusan otonomi daerah .

(55)

Mempunyai tugas membantu Camat dalam penyelenggaraan

Pemerintahan meliputi penyusunan perencanaan, pelaporan,

ketatausahaan, kepegawaian dan keuangan serta pelayanan umum .

c. Sub Bagian Pelayanan Umum

Mempunyai tugas menyusun program kerja subbag pelayanan

umum dan menyelenggarakan pelayanan administrasi

kependudukan, mengumpulkan, mengelola dan menganalisa data

penduduk, melaksanakan administrasi umum kepada masyarakat.

d. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan

administrasi umum, informasi kehumasan dan kepegawaian

dilingkungan Kecamatan.

e. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

Mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas koordinasi,

penyusunan rencana dan program kerja Kecamatan, pengelolaan

administrasi keuangan dan pertanggung jawaban pengelolaan

keuangan Kecamatan.

f. Seksi Pemerintahan

Mempunyai tugas pokok membantu menyiapkan bahan rumusan

(56)

pengembangan otonomi daerah, politik dalam negeri dan

administrasi publik, kependudukan, hukum dan

perundang-undangan, pertanahan, fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan

kelurahan serta melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan

ketentuan peraturan yang berlaku.

g. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

Mempunyai tugas membantu menyiapkan bahan rumusan

kebijakan dan pelaksanaan tugas Camat dalam bidang pelayanan

dan pengendalian ketentraman dan ketertiban umum, pengendalian,

pembinaan dan perlindungan masyarakat.

h. Seksi Perekonomian

Mempunyai tugas melakukan perencanaan, pembinaan produksi

dan sarana perekonomian.

i. Seksi Kesejahteraan Sosial

Mempunyai tugas membantu menyiapkan bahan rumusan

kebijakan dan pelaksanaan tugas Camat dalam bidang pelayanan

kesejahteraan sosial, pembinaan kesehatan, pendidikan, keluarga

berencana, keagamaan, sosial dan budaya, bantuan dan pelayanan

sosial.

j. Seksi Pembangunan Fisik

Mempunyai tugas melakukan perencanaan dan pelaksanaan

(57)

2. Fungsi

a. Camat mempunyai fungsi :

1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan

ketertiban umum.

3. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan.

4. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang

lingkup tugasnya dan yang belum dapat dilaksanakan

pemerintah desa atau kelurahan.

b. Sekcam mempunyai fungsi :

1. Menyusun rencana program dan kegiatan, pengumpulan, dan

pengelolaan data serta pelaporan.

2. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas seksi-seksi.

3. Melaksanakan pembinaan atau arahan pelayanan administrasi

kependudukan dan pelayanan umum.

4. Menghadiri rapat-rapat kedinasan pada instansi di lingkungan

SKPD Kabupaten

c. Sub Bagian Pelayanan Umum mempunyai fungsi :

1. Menyusun program kerja Subbag umum dan

menyelenggarakan pelayanan administrasi kependudukan.

2. Mencatat setiap perubahan atas perkembangan penduduk atau

mobilitas penduduk ( lahir, mati, pindah dan datang ) dan

(58)

3. Memproses pengajuan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda

Penduduk (KTP), dan kartu tanda Penduduk Musiman

(Kipem).

4. Memproses pengajuan surat pidah tempat bagi Warga Negara

Indonesia (WNI) antar Kecamatan, antar Kabupaten / kota,

antar propinsi.

d. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :

1. Membantu menyiapkan buku penjagaan kepegawaian.

2. Membantu mencatat data pegawai CPNS/PNS ke buku

penjagaan kepegawaian.

3. Membantu menyiapkan buku dan computer sidik jari untuk

absensi pegawai.

4. Membantu menyusun rencana pembinaan pegawai dan

peningkatan karir pegawai sesuai peraturan yang berlaku.

e. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai fungsi :

1. Menyusun program kerja Subbag perencanaan dan keuangan

sesuai dengan prioritas bidang pembangunan.

2. Melakukan pengumpulan data tentang realisasi program

sebagai bahan analisa pencapaian kinerja.

3. Menyusun rencana kebutuhan masing-masing seksi dan

(59)

4. Menyusun laporan akuntabilitas kinerja aktivitas organisasi

pemerintah kecamatan

f. Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi :

1. Melaksanakan program dan petunjuk teknis dibidang urusan

pemerintahan.

2. Melakukan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas bidang pemerintahan.

3. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga dan

instansi lain di bidang urusan pemerintahan.

4. Melakukan kegiatan monitoring dan fasilitasi terhadap

Pengisian Jabatan Kepala Desa (PILKADES).

g. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai fungsi :

1. Melaksanakan program kegiatan dan petunjuk teknis bidang

urusan ketentraman dan ketertiban.

2. Melakukan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas bidang ketentraman dan ketertiban.

3. Melakukan pembentukan dan pembinaan Satuan Polisi Pamong

Praja (Satpol PP) di kecamatan.

4. Memfasilitasi dalam kegiatan perlindungan masyarakat didesa /

kelurahan.

h. Seksi Perekonomian mempunyai fungsi :

1. Melaksanakan program kegiatan dan petunjuk teknis di bidang

(60)

2. Menyelengarakan penyuluhan penambahan Wirausaha baru

bagi generasi muda dan yang terkena PHK.

3. Melakukan dan ikut serta dalam peningkatan pemasukan PBB

di desa / kelurahan.

4. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga dan

instansi lain di bidang urusan perekonomian.

i. Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai fungsi :

1. Menyusun rencana program kegiatan dan petunjuk teknis

bidang urusan kesejahteraan sosial.

2. Melaksanakan koordinasi dalam pendistribusian Raskin

dengan instansi terkait ke masyarakat miskin didesa /

kelurahan secara cepat dan tepat sasaran.

3. Melaksanakan pendataan penyandang masalah Kesejahteraan

Sosial didesa / kelurahan secara menyeluruh dan terpadu.

4. Melaksanakan program Dinas Kesehatan yang berkaitan

dengan peningkatan kesehatan masyarakat miskin secara

gratis.

j. Seksi Pembangunan Fisik mempunyai fungsi :

1. Menyusun rencana program kegiatan dan petunjuk teknis di

bidang urusan pembangunan fisik.

2. Penanggung jawab operasional kegiatan (PJOK/PNPM) didesa

(61)

3. Penanggung jawab penangganan program pengentasan

kemiskinan (Gardu Taskin) didesa / kelurahan.

4. Melakukan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas bidang urusan pembangunan fisik.

4.1.5 J am Kerja Pegawai di Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoar jo

Peraturan jam kerja kantor yang dipatuhi dan ditaati oleh seluruh

pegawai Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut:

a) Jam masuk Kantor adalah 07.00 WIB sedangkan jam pulang kantor

adalah 15.30 WIB jam ini berlaku dari hari senin sampai dengan

kamis.

b) Jam masuk Kantor untuk hari jumat adalah 07.00 WIB sedangkan jam

pulang kantor adalah 14.00 WIB.

Adapun untuk hari senin setiap pagi diadakan kegiatan Apel (

upacara ) pada pukul 07.00 WIB selama kurang lebih tiga puluh menit.

Sedangkan untuk hari jumat pagi diadakan Senam pagi pada pukul 07.00

Gambar

Gambar  1.     Kerangka berpikir
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kec Sedati Tahun 2012
Tabel 4.1
Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan publik dalam upaya meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan, melihat fenomena yang terjadi di Kabupaten Siak terkait Implementasi Strategi

Dalam memberikan pelayanan yang berkualitas, pihak yang member pelayanan harus mampu memberikan perhatian atau empaty kepada masyarakat dimana tenaga kesehatan

a) Kemitraan Semu (Psuedo Partnership): Kemitraan semu adalah kemitraan yang terjadi antara dua pihak atau lebih, namun pihak yang bermitra sesungguhnya

Dimana tingkat kepuasan masyarakat terhadap persyaratan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan jenis pelayanan dalam pembuatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan oleh para pegawai Kecamatan Krian terhadap masyarakat dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Pengamatan yang dilakukan terkait lima dimensi pelayanan publik yang mempunyai beberapa indikator yaitu penampilan pegawai dalam melakukan proses pelayanan, kenyamanan tempat melakukan

Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi Kependudukan di Kecamatan Tulangan telah menerapkan unsur-unsur proses pelayanan publik yang diperlukan agar dapat mendukung pelayanan

1 Adanya kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanan di kantor kelurahan Parau Sorat 30 0 2 Prosedur pelayanan di kantor kelurahan Parau Sorat mudah dan tidak berbelit –