LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA
AQUARIUS PERFUME
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
Yohanes Leonardi
NIM: 082214017
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA
AQUARIUS PERFUME
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
Yohanes Leonardi
NIM: 082214017
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iii
iv
Laporan Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada:
Ayahku, Ignatius Ali Wijaya
Ibuku, Martina
Adiku, Yohana Leonardi
v
Motto:
“Proses Tuhan membentuk kita memang
terkadang sangat menyakitkan, tapi
apabila kita taat maka hasilnya pasti
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yohanes leonardi
Nomor Mahasiswa : 082214017
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA AQUARIUS PERFUME
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta.
Pada tanggal: 4 November 2013 Yang menyatakan,
vii
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA AQUARIUS PERFUME yang diajukan untuk diuji pada tanggal, 4 November 2013 adalah benar-benar karya saya.
Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam karya tulis ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian gagasan/pendapat/pemikiran orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru atau mengambil dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan/pendapat/pemikiran dari penulis lain tersebut seolah-olah sebagai gagasan/pendapat/pemikiran saya sendiri, dan atau tidak terdapat keseluruhan atau sebagian gagasan/pendapat/pikiran orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru atau mengambil dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya di atas tidak benar, dengan ini saya menyatakan menarik karya tulis yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri, dan gelar serta ijazah yang telah diberikan oleh Universitas Sanata Dharma batal saya terima.
Yogyakarta, 4 November 2013 Yang membuat pernyataan,
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir Laporan Pengembangan Usaha ini. Tugas akhir ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini saya banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu,saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ, selaku Rektor Universitas Sanata Dharma,
2. Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma,
3. Bapak Dr. Lukas Purwoto selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma,
4. Bapak John Philio Simandjuntak, S.E., M.M, selaku pembimbing Tugas Akhir Pengembangan Usaha yang telah mau berbaik hati meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membantu menyelesaikan dan menemukan berbagai solusi dalam pembuatan Tugas Akhir ini.
5. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik.
6. Semua dosen Program Studi Manajemen yang telah membimbing dan mendidik saya selama ini serta membantu penyelesaian tugas akhir ini. 7. Semua karyawan administratif Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
kemudahan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
8. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan tugas akhir ini.
9. Ayahku Ignatius Ali Wijaya dan ibuku Martina yang telah mendoakan dan membiayai demi kelancaran dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
ix
11. Tanteku Rosmawati, yang telah memberikanku dorongan motivasi dan semangat untuk menyelesaikan Tugas akhir ini.
12. Semua kawan-kawan di komunitas OMK St. Yohanes Rasul Priwulung, Yuan, Anton, Angel, Grace, Sumi, Brian, Daniel, Shinta, Indra, dan Brian yang telah membantu memberikan dorongan semangat dan doanya pada masa implementasi dan penulisan laporan pengembangan usaha. Terima kasih atas dukungan kalian semua dan untuk Anton terima kasih sekali lagi karena telah membantu memasarkan dagangan saya.
13. Kawan-kawan di organisasi PMKRI, Bang Thomas, Wara, Bertho, Angel, Dona, Bintang, rio dan Indra yang terus memberikan dorongan semangat dan motivasi pada saat penulisan laporan pengembangan usaha.
14. Semua kawan-kawan di TKP, Ige, Arya, Firto, Selvi, Nico, Ausan, Nia, Sisca, Anton, dan Pak John selaku pembina TKP untuk memberikan semangat dan dorongan sehingga saya berani berwirausaha dan memilih Pengembangan usaha sebagai tugas akhir.
15. Buat Mathias Dian Kurniawan yang sudah memberi pinjaman soft copy
laporan tugas akhirnya dan Luxkas untuk bantuan laporan keuangannya. 16. Kepada semua teman-temanku di kampus maupun di luar kampus khususnya
teman-teman di Manajemen angkatan 2008: Andreas, Arya, Anton, Vian, Gerry, Steve, Priska, Rina, Rika, Ryan, Vero, Angel, dan Maria,yang telah memberi semangat kepada penulis agar dapat menyelesaikan kuliah.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Saya menyadari bahwa tugas akhir Laporan Pengembangan Usaha ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sayamengharapkan kritik dan saran supaya Laporan Pengembangan Usaha ini dapat makin bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 06 November 2013
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv
HALAMAN RINGKASAN EKSEKUTIF ... xvi
HALAMAN EXECUTIVE SUMMARY ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Pendirian Usaha ... 9
1.2. Informasi Bisnis Utama Usaha... 9
1.3. Informasi Tentang Pemilik Usaha ... 10
1.4. Lokasi Usaha ... 10
1.5. Bentuk Kepemilikan Usaha... 10
1.6. Bagan Organisasi ... 11
2. Analisis Pasar ... 11
2.1. Analisis Kondisi Pasar ... 11
2.2. Analisis Pola Perilaku Pasar Sasaran ... 15
3. Analisis Industri dan Persaingan ... 17
3.1. Persaingan Usaha ... 17
3.2. Posisi Usaha ... 18
xi
4.1. Kondisi Aktual Program Pemasaran ... 19
4.2. 4P (Product, Place, Promotion, Price) ... 20
4.3. Rencana Program Pemasaran Bulan Maret 2013 – Agustus 2013 .... 21
5. Rencana Program Operasi ... 22
5.1. Kondisi Aktual Program Operasi ... 22
5.2. Keterampilan dan Teknologi ... 26
5.3. Keputusan Dalam Hal Kualitas Produk ... 26
5.4. Rencana Program Operasi Bulan Maret 2013 – Agustus 2013 ... 27
6. Rencana Program Sumber Daya Manusia... 28
6.1. Kondisi Aktual Program Sumber Daya Manusia ... 28
6.2. Rencana Program Sumber Daya Manusia Bulan Maret 2013 – Agustus 2013 ... 29
7. Rencana Program Keuangan ... 29
7.1. Kondisi Aktual Program Keuangan ... 29
7.2. Biaya Penyusutan dan Perkiraan Pendapatan ... 30
7.3. Rencana Program Keuangan Maret 2013 – Agustus 2013 ... 35
7.4. Rencana Kebutuhan Bulan Maret 2013 – Agustus 2013 ... 35
BAB III RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN .. 37
BAB IV PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN USAHA ... 40
1. Kondisi Aktual Indikator Utama Pengembangan Usaha ... 40
1.1. Kondisi Aktual Pasar Usaha Jual Beli Parfum ... 40
1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran ... 42
1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan ... 44
1.4. Produk yang Ditawarkan ... 45
1.5. Tahap Awal Usaha ... 46
1.6. Proses Berjalannya Usaha ... 47
1.7. Proses Penjualan ... 49
2. Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual Selama Masa Pengembangan Usaha ... 51
2.1. Perkembangan Kinerja Pendapatan dan Pengeluaran ... 51
3. Proses dan Hasil Aktual Implementasi Pengembangan Usaha ... 56
3.1. Proses ... 56
3.2. Hasil ... 57
BAB V EVALUASI DAN REFLEKSI PENGEMBANGAN USAHA ... 58
1. Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha ... 58
1.1. Kondisi Pasar Usaha Jual Beli Parfum... 58
xii
1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan ... 59
1.4. Produk yang Ditawarkan ... 60
1.5. Proses Produksi ... 60
1.6. Proses Penjualan ... 61
1.7. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan... 61
2. Evaluasi Kinerja Keuangan ... 62
2.1. Evaluasi Kinerja Keuangan Berdasarkan Pendapatan dan Pengeluaran Usaha ... 62
3. Evaluasi Implementasi Program Pengembangan Usaha ... 63
3.1. Program Pemasaran ... 63
3.2. Program Operasi... 63
3.3. Program Sumber Daya Manusia ... 64
3.4. Program Keuangan ... 64
4. Hambatan Dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya ... 65
4.1. Hambatan yang Terjadi Selama Masa Pengembangan Usaha ... 65
4.2. Cara Mengatasi Hambatan-Hambatan ... 65
5. Refleksi ... 65
5.1. Suka Duka yang Dialami Pada Masa Pengembangan Usaha... 65
5.2. Manfaat yang Dirasakan Setelah Mengalami Proses Pengembangan Usaha ... 66
5.3. Makna yang Dapat Dipetik Selama Masa Pengembangan Usaha Bagi Pengembangan Diri ... 67
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
1. Kesimpulan ... 68
2. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1. Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan ... 30
Tabel II.2. Perkiraan Penjualan Perbulan (5ml tanpa alkohol) ... 31
Tabel II.3. Perkiraan Penjualan Perbulan (10ml dengan alkohol 1:1) ... 32
Tabel II.4. Perkiraan Penjualan Perbulan (15ml dengan alkohol 1:1) ... 32
Tabel II.5. Penetapan Harga parfum (5ml) Tanpa Alkohol ... 33
Tabel II.6. Penetapan Harga Parfum (10ml) dengan perbandingan 1:1 ... 33
Tabel II.7. Perkiraan Laporan Laba Rugi Pada Bulan Agusutus 2013 ... 34
Tabel III.1. Rencana Implementasi Program Pengembangan Usaha Jual Beli parfum ... 38
Tabel IV.1. Hasil Penjualan parfum Yang terhitung Sejak Februari 2013 .... 52
Tabel IV.2. Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan Selama Pengembangan Usaha ... 53
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1. 20 Jenis Parfum Yang Dipesan Dari Jakarta ... 24
Gambar II.2. 20 Jenis Bibit Parfum Yang Masih Murni ... 25
Gambar II.3. Ukuran Botol Yang Tersedia ... 25
Gambar IV.1. 20 Jenis Parfum Yang Dipesan Dari Jakarta ... 46
Gambar IV.2. 20 Jenis Bibit ParfumYang Masih Murni ... 47
Gambar IV.3. Ukuran Botol Yang Tersedia ... 48
Gambar IV.4. Gambar Jarum Suntik dan Gelas Takar ... 48
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Riwayat Hidup Pemilik Usaha Aquarius Perfume ... 71
Lampiran 2. Gambar Jenis-Jenis Parfum Yang dijual ... 72
Lampiran 3. Gambar Botol Kosong Yang Digunakan ... 74
Lampiran 4. Gambar Peralatan yang Digunakan ... 75
Lampiran 5. Nota-Nota Pembelian ... 76
Lampiran 6. Nota-Nota Penjualan... 78
xvi
Penulis bertujuan ingin memiliki usaha sendiri yang banyak dicari oleh pasar dan dapat terus bertahan kedepannya. Selain itu penulis juga ingin menerapkan ilmu yang telah didapat dari perkuliahan ke dunia bisnis yang sebenarnya. Penulis berharap dengan adanya pendirian usaha penjualan parfum ini ini akan mendapatkan pengalaman yang berharga menjadi seorang wirausahawan.
Terdapat 4 program untuk mencapai tujuan pengembangan usaha yaitu program operasi, program sumber daya manusia, program keuangan, dan program pemasaran. Pada program operasi adalah bagian program yang paling banyak memiliki rincian program dan memerlukan biaya paling tinggi. Program sumber daya manusia memiliki tujuan mendapat informasi dan pengetahuan yang selengkap mungkin dan melatih penulis agar dapat menjalankan bisnis ini dengan lancar. Informasi dan pengetahuan tentang penjualan parfum didapat dari internet, observasi ke tempat penjualan parfum, dan wawancara kepada pemilik usaha penjualan parfum. Rencana program keuangan tidak mempunyai rincian program yang banyak. Penulis sudah dapat menyediakan modal sendiri. Kemudian pada program pemasaran penulis berharap dapat memanfaatkan statusnya yang saat ini masih mahasiswa untuk memasarkan parfumnya kepada teman kampus dan teman organisasi.
xvii
The writer have a plan to open a business that a lot of people will looking for. Beside that, the writer also want to apply his knowledge , he get from college into a real field. The writer hope that with his own business he will get a precious experience from an entrepreneurship.
There are 4 programs to achieve, such as: operational, human resource, finance, and marketing. Operational program is a program which have a lot of sub-programs and have a highest cost. The purpose from human resource program is to gather information and to teach the writer so he can get a good knowledge about perfume. The information and the knowledgesource are got from internet, observation, and inteview with a perfume seller. Finance program doesn’t need a lot of sub-programs, the writer already have his own capital. For marketing program the writer hope that he can use his status as a college student to sell his perfume to his college friends and organization friends.
1
BAB I PENDAHULUAN
Pada masa-masa seperti ini banyak mahasiswa khususnya fakultas
ekonomi hanya mengharapkan kerja dengan memakai pakaian yang rapi dan
duduk diam selama 6-8 jam setiap harinya. Apakah mereka tidak sadar, bahwa
mereka yang bergelar SE seharunya bisa membuat lebih dari itu dan salah satunya
adalah berwirausaha. Dengan berwirausaha kita benar-benar dapat menerapkan
ilmu ekonomi yang telah kita dapat selama duduk di bangku kuliah, yang salah
satunya adalah manajemen waktu dan bagaimana kita bisa memanajemen diri kita
sendiri untuk bekerja secara optimal. Selain itu dengan wirausaha kita tidak perlu
menjadi pekerja dan pesuruh bagi orang lain, akan tetapi kitalah yang menjadi
pemimpin atas diri kita sendiri tanpa harus mendapat teriakan atau bahkan
bentakan dari atasan. Atas alasan tersebutlah sehingga saya memutuskan untuk
berwirausaha dengan usaha penjualan parfum. Sebelum saya menjelaskan alasan
mengapa saya memilih usaha jual beli parfum saya ingin menjelaskan tentang
teori keinginan, keinginan manusia adalah pola kebutuhan manusia yang dibentuk
oleh kebudayaan, dan individualitas seseorang, dari sini kebudayaan juga bisa
disebut sebagai lingkungan. Maka dari itu alasan saya untuk merintis usaha jual
beli parum ini sendiri ialah, saya melihat bahwa pada masa-masa saat ini,
penampilan menarik telah menjadi salah satu syarat yang dibutuhkan dan yang
paling dicari oleh anak-anak muda, dan di kota Yogyakarta sendiri telah menjadi
tempat berkumpulanya pelajar dari berbagai belahan Indonesia sampai dari luar
beli parfum ini karena saya sendiri melihat begitu banyak toko-toko yang menjual
pernak-pernik anak muda, mulai dari kaos, celana, dompet dan masih banyak lagi
dan tidak terkecuali parfum. Dari sana akhirnya saya mencoba untuk mengambil
peluang yang ada dan mencoba untuk membuka usaha jual beli parfum. Sebelum
memasuki usaha jual beli parfum, saya mendapatkan banyak rintangan dan cobaan
dan harus selalu berganti–ganti usaha mulai dari pengembangan hotel, pengembangan salon, jual–beli barang bekas, marketing di toko software dan
hardware hingga ke bisnis kain flanel dan yang terakhir budidaya jamur tiram. Namun, semua usaha tersebut gagal saya jalankan karena saya kurang berani
untuk mengambil keputusan. Namun, di usaha yang terakhir yaitu budidaya jamur
tiram kendala yang muncul berbeda denga usaha-usaha yang lainnya. Dalam
budidaya jamur tiram saya memiliki dua orang rekan yang membantu saya.
Seiring berjalannya waktu terjadi kecurangan di antara kami bertiga dimana saya
dan teman saya dibohongi oleh rekan ketiga kami sehingga usaha tersebut gagal
dan tidak berjalan dengan baik. Dari sana saya belajar untuk tidak sembarangan
dalam memilih rekan kerja lagi, hingga akhirnya saya memilih usaha jual beli
parfum yang dirintis sendiri, seperti yang saya utarakan di atas hal ini disebabkan
karena saya melihat gaya hidup masyarakat zaman sekarang yang cenderung
hedonis dan selalu berusaha untuk tampil menarik di depan umum, terutama untuk
kalangan anak muda seperti pelajar dan mahasiswa. Usaha ini termasuk usaha
berskala kecil. Kenapa saya memilih usaha ini, karena usaha ini sederhana dan
dapat dikembangkan oleh mahasiswa seperti saya. Akan tetapi, karena banyaknya
dikarenakan karena kendala modal. Untuk mahasiswa seperti saya yang hanya
dengan memiliki modal seadanya saya hanya dapat mengambil beberapa jenis
parfum saja. Namun, hal ini tidak menjadi penghalang bagi saya, karena saya
memiliki jaringan untuk mengambil parfum di daerah Yogyakarta dengan harga
yang murah.
1. Sejarah Parfum
Kata 'Parfum' berasal dari kata latin parfume artinya 'melalui asap'. Bila manusia mulai menyelidiki dan membuat parfum, tidak diketahui
dengan jelas. Sejarah hanya mencatat sekitar 5000 tahun yang lalu,
para penganut animisme dan pemeluk berbagai kepercayaan kuno
lainnya, sudah biasa menyajikan korban persembahan kepada para
dewa melalui pembakaran. Ini dapat dimengerti karena para dewa yang
tidak berwujud, tentu lebih mudah menerima korban persembahan
dalam bentuknya yang tidak berwujud pula. Melalui pembakaran,
korban persembahan akan berubah menjadi asap. Dan melalui asap
itulah, persembahan dapat langsung melambung tinggi menuju
sasaran.
Dengan berkembangnya rasa estetika, manusia juga mulai berusaha
agar asap persembahan juga berbau harum. Hal itu dirasakkan akan
lebih sesuai dengan kedudukan para dewa pujaannya. Maka bahan
bakar dari kayu-kayuan dan bunga-bungaan yang menimbulkan aroma
pula, mulai dilakukan usaha secara sadar untuk membuat parfum,
sehingga dapat menghasilkan parfum seperti adanya sekarang.
Di Mesir purba, pembuatan parfum ditangani para pendeta istana
pharaoh yang juga bertugas selaku dokter raja. Dalam usaha
menemukan ramuan obat-obatan pengawet mumi raja, para pendeta
berhasil membuat parfum. Parfum digunakan untuk membasahi kain
pembalut mumi. Ketika Lord Carnarvon dari inggris dalam tahun 1922 menggali makam Raja Tuthankhamon di 'Lembah para Raja', parfum
yang diperkirakan dibuat pada tahun 1350 sebelum Masehi. Jadi sudah
berusia sekitar 33 abad yang ternyata masih dalam keadaan baik dan
berbau harum.
Di Inggris, parfum mulai digunakan secara meluas, setelah berakhirnya
Perang Salib. Para kesatria dalam Perang Salib membawa kembali ke
negaranya aneka kosmetika, termasuk parfum, yang diperoleh mereka
dari istana para sultan Timur Tengah, yang sudah maju dalam
pembuatan kosmetika termasuk parfum.
Di Perancis, parfum banyak digunakan sejak zaman Louis ke XIII.
Setelah Revolusi Perancis keadaannya menurun. Kemudian timbul
kembali pada zaman Napoleon, yang merupakan masa dimana
kosmetika termasuk parfum, memperoleh peran penting dalam
kehidupan sosial. Permaisuri Joshepine misalnya, tercatat sebagai
tokoh yang sangat menaruh perhatian terhadap parfum. Di Indonesia
memberikan asap “ratus” pada pakaiannya, guna menimbulkan aroma
harum anggun sewaktu dipakainya nanti. Dalam cerita pewayangan
juga disebutkan, keberhasilan Arjuna sebagai tokoh pujaan para wanita
bukan saja karena ketampanan dan kesaktiannya, melainkan juga
karena keharuman badannya.
2. Memilih Jenis Parfum
Aroma parfum memiliki variasi yang tidak terbatas jumlahnya.
Campuran kadar wewangian yang sedikit berbeda, sudah dapat
menimbulkan perbedaan aroma. Paling sedikit 200 minyak esensial
yang banyak digunakan dalam pembuatan parfum, sedangkan terdapat
sekitar 800 lainnya yang digunakan dari waktu ke waktu.
Meski demikian aroma parfum pada dasarnya dikelompokkan
hanya dalam 7 kelompok aroma dasar. Yaitu:
1. single floral, yang diambil dari aroma bunga tunggal;
2. multi floral, disebut juga bouquet fragrance, yang berasal dari aroma berbagai bunga;
3. fruity citrus, yang berasal dari aroma buah-buahan, seperti jeruk, apel dan sebagainya;
4. woody mossy, berasal dari aroma kayu, rumput, daun, lumut; 5. species, berasal dari aroma rempah-rempah
7. modern blend oldehyde, yang merupakan hasil sintesa di labolatorium
Dengan tersedianya berbagai jenis dan kualitas parfum di pasaran,
diperlukkan kebijaksanaan dalam memilihnya. Pada dasarnya
kosmetika pewangi, dapat dibedakan menjadi 3 jenis utama saja, yaitu:
perfume, eau de toilette dan eau de cologne. Dari kadar wewangian yang terkandung di dalamnya, perfume merupakan yang terberat, menyusul eau de toilette, dan ringan adalah eau de cologne.
Jika ingin membeli parfum, pertama-tama pilihlah aromanya yang
paling Anda sukai. Jangan memilih parfum dengan cara mencium
langsung dari mulut botolnya. Cara pemilihan demikian sering kali
menyesatkan , sebab aroma parfum yang sebenarnya baru timbul
setelah alkhohol campurannya cukup menguap. Cara yang benar
adalah mengenakannya sedikit di pergelangan tangan sebelah dalam
dan tunggu sebentar sebelum menciumnya. Faktor menunggu sebentar
ini diperlukan karena 2 alasan. Pertama, aroma parfum sebenarnya
baru timbul setelah alkhohol pelarutnya cukup menguap; kedua
diperlukan waktu sebentar untuk mengetahui reaksi bau parfum
dengan aroma badan, yang bagi setiap orang akan berlainan. Reaksi ini
penting sekali untuk anda teliti sebaik-baiknya sebelum menentukan
pilihan, Karena untuk selanjutnya, aroma itu akan jadi salah satu ciri
Seseorang yang terus-menerus hanya memakai satu macam parfum
saja, sedangkan ia mempunyai banyak kegiatan diluar yang perlu
memakai parfum, lambat laun akan kehilangan daya kontrolnya
terhadap intensitas aroma parfum yang dipakainya itu. Keadaan ini
disebut fragance fatique. Akibatnya akan timbul kecenderungan untuk setiap kali menambah banyaknya parfum yang dipakainya.
Fragrance fatique sangat merugikan penampilan,khususnya dalam lingkungan pergaulan. Aroma parfum bagaimanapun enaknya, jika
sudah menusuk hidung akan mengganggu lingkungan sekitar dan itu
sering kali tidak lagi disadarinya. Fragrance fatique dapat disembuhkan dengan berhenti menggunakan parfum yang biasa
digunakan atau sebaiknya selama beberapa waktu tidak menggunakan
parfum sama sekali, sehingga pulih kembali kepekaan daya ciumnya
terhadap aroma parfum itu.
Kalau membeli suatu merk, jangan membeli sekaligus banyak.
Kecuali eau de toilette ataupun eau de cologne yang pemakaiannya lebih banyak dari parfum. Selain itu, parfum yang disimpan terlalu
lama, dapat berubah aromanya, meskipun sudah kita simpan rapi
dengan menutup baik-baik botol parfum setiap habis digunakan, tidak
meletakkan di tempat panas , atau membiarkan botol parfum langsung
terkena sinar matahari dalam waktu lama. Harga parfum jelas sangat
bervariasi, hal itu dilihat dari aroma yang terdapat dalam parfum
harganya akan semakin mahal. Parfum termurah dari semua kategori
yang diebutkan diatas ialah Single Floral, sedangkan yang lain memiliki harga yang kurang lebih sama tergantung banyaknya capuran
wewangian dan bahan lain didalamnya.
3. Latar Belakang Pengembangan Usaha
Alasan saya memilih usaha ini karena beberapa hal :
a. Saya melihat perilaku manusia zaman sekarang terutama
kebanyakan anak muda dan para pekerja yang selalu ingin
tampil segar telah menganggap parfum sebagai salah satu
kebutuhan yang harus dimiliki
b. Bibit parfum, terutama untuk daerah Yogyakarta sangat
gampang diperoleh dan dengan harga yang terjangkau pula
karena semua jenis bibit parfum dijual dengan harga rata-rata
Rp. 1.000,00/ml
Media pembelajaran yang cukup baik bagi saya yang masih tergolong
9
BAB II
RENCANA USAHA ( BUSINESS PLAN ) 1. Deskripsi usaha yang dikembangkan
1.1 Latar Belakang Pendirian Usaha
Tujuan pendirian usaha Jual beli parfum ini sendiri tidak
lain tidak bukan adalah karena saya melihat dan mengikuti
perkembangan hidup manusia zaman sekarang yang banyak
diantaranya memperhatikan penampilan mereka agar selalu terlihat
segar dan harum di depan umum. Selain itu, hampir semua
pekerjaan saat ini mengharuskan dan menuntut pelakunya untuk
berpenampilan menarik dan selalu terlihat harum dan segar di
depan publik, dan dengan melihat inovasi yang terjadi sekarang
parfum yang dulunya memiliki harga yang mahal mulai dari
ratusan ribu hingga jutaan kini dapat dimiliki dengan harga
puluhan ribu rupiah saja mulai dari harga Rp. 10.000,00 – 50.000,00
1.2 Informasi Bisnis Utama Usaha
Seperti yang saya ceritakan diatas usaha ini adalah usaha jual beli
parfum, maka bisnis utama usaha ini adalah parfum. Saat ini saya telah
melayani pembeli yang mencari parfum yang tidak terdaftar dalam list
mengingat banyaknya toko parfum yang ada di Yogyakarta.
1.3 Informasi tentang pemilik usaha
Usaha ini dimiliki dan dikelolah oleh saya sendiri sebagai
penggagas ide dan pemilik dari usaha ini. Modal untuk usaha ini
semua berasal dari uang pribadi saya yang juga dibantu dan di dukung
oleh kedua orang tua saya.
1.4 Lokasi Usaha
Lokasi usaha yang saya dirikan saat ini bertepat di jalan Mrican
Baru no 27 yang juga tempat kost saya saat ini. Alasan saya tidak
memilih lokasi lain adalah karena saya melihat bahwa lokasi tempat
kost saya sendiri sudah sangat strategis karena diapit oleh dua
universitas, yaitu Sanata Dharma dan Atma Jaya. Alasan kedua kenapa
saya memilih tempat kost saya sebagai tempat usaha karena saya belum
memiliki modal yang cukup untuk membuka atau menyewa sebuah
ruko, atau toko.
1.5 Bentuk kepemilikan usaha
Usaha ini merupakan usaha perseorangan yang didirikan dan
dikelolah oleh satu orang saja, yang berperan sebagai pemilik, manajer
pemasaran, manajer operasional, manajer keuangan dan juga
1.6 Bagan organisasi
Saat ini usaha saya belum memiliki bagan organisasi karena usaha
ini juga usaha berskala kecil. Selain itu saya tidak memiliki pekerja
lain atau rekan bisnis dalam usaha sehingga mau tidak mau, suka tidak
suka semua harus saya kerjakan sendiri dan tidak mungkin saya akan
membuat bagan organisasi dan hanya menulis nama saya saja di
dalamnya.
2. ANALISIS PASAR
2.1 Analisis kondisi pasar 2.1.1 Pasar Aktual
Pasar aktual untuk bisnis jual beli parfum yang saya geluti
ini bisa dikatakan sangatlah banyak dan luas, terutama dewasa ini
dimana parfum telah diminati oleh semakin banyak orang yang
ingin selalu tampil harum di depan umum. Mulai dari pelajar, dan
mahasiswa yang selalu memperhatikan penampilan mereka di
depan teman-teman mereka dan juga untuk menaikan gengsi serta
terlihat lebih menarik, belum lagi menyorot mereka pekerja yang
dituntut harus selalu berpakaian rapi dan menarik di depan umum
2.1.2 Pasar Potensial
untuk pasar potensial adalah mereka yang selama ini telah
menggunakan parfum, baik itu pelajar, mahasiswa ataupun pekerja.
Selama mereka masih memerlukan dan senang menggunakan
parfum, mereka semua adalah pasar potensial karena mereka pasti
akan membeli parfum. Apalagi sekarang ini saya yang mendekati
pasar bukan pasar yang mendekati saya. Ini mempermudah saya
untuk menemukan pasar potensial karena melihat kesibukan
mereka yang padat dan hanya memiliki sedikit waktu untuk pergi
ke toko parfum. Saat ini target pasar saya adalah teman-teman di
kampus dan teman-teman di organisasi yang saya ikuti. Saya
belum memilikki data lebih lanjut karena ini baru perencanaan,
akan tetapi saya akan menjabarkan lebih spesifik setelah
pelaksanaan di bab 4
2.1.3 Pengembangan Pasar
Karena usaha ini adalah usaha yang baru saya kembangkan,
maka sebelum itu saya harus melakukan pengembangan pasar
dengan cara meninjau pasar demografis (demographic markets) yang ada mulai dari para remaja yang mulai masuk sekolah menengah
pertama (SMP), sekolah menengah akhir (SMA), mahasiswa, dan
pekerja kantoran. Disini dilihat kelompok yang paling dapat
pedagang parfum sebelumnya dan membeli parfum yang saya
tawarkan.
2.1.4 Segmentasi Pasar
Sebelum benar-benar bisa menentukan pasar sasaran
diperlukan proses untuk mengklarifikasikan konsumen ke dalam
kelompok-kelompok yang memperlihatkan kebutuhan, karakteristik,
dan atau tingkah laku yang berbeda yang disebut juga segmentasi pasar (Market Segmentation). Dari usaha jual beli parfum ini dapat dilihat bahwa segmen pasarnya terbagi atas 3 kelompok besar, yaitu:
kelompok SMA dengan kisaran umur 16-18th, kelompok kuliah
dengan kisaran umur 18-24th, kelompok pekerja dengan kisaran
umur 24-45th. Setelah adanya pembagian 3 kelompok besar tersebut
dibuat lagi dua pembagian kelompok, yaitu kelompok yang
menggunakan parfum, dan kelompok yang tidak menggunakan
parfum. Kelompok-kelompok ini harus saya bedakan karena
membutuhkan pendekatan yang berbeda-beda untuk masing-masing
kelompok ketika saya akan melakukan promosi dan menawarkan
produk saya.
2.1.5 Pasar Sasaran
Tiap pedagang atau penjual pasti memiliki pasar sasaran
yang akan dimasuki. Disini pasar sasaran saya untuk saat ini adalah
saya belajar sampai ke teman-teman organisasi dimana saya
bergabung. Dengn kata lain bisa dikatakan bahwa pasar sasaran
utama saya adalah kelompok mahasiswa dengan kisaran umur
18-24th. Disana saya melihat pasar sasaran yang sangat jelas karena
hampir semua teman-teman saya baik itu yang ada di universitas dan
yang ada di organisasi menggunakan parfum untuk menaikan gengsi
mereka. Dari sini saya bisa membuat target selama satu bulan saya
harus bisa menjual 5-20 botol .
2.1.6 Prospek Pasar
Bisnis jual beli parfum di kota Yogyakarta bisa dibilang sangat cepat perkembangannya dan saat ini masyarakat pun mulai
berpikir dan merasa bahwa parfum telah menjadi sebuah kebutuhan
tersendiri dalam dunia fashion. Baik laki-laki ataupun perempuan kebanyakan pasti akan menggunakan parfum agar terlihat menarik
dan harum di depan umum. Dari sini bisa dilihat bahwa bisnis jual
beli parfum ini bisa membantu saya yang masih belajar ini untuk
menjadi sukses selama saya giat mencari pasar karena saya tergolong
usaha yang baru dirintis. Di Yogyakarta sendiri bisnis jual beli
parfum ini telah menjamur dimana-mana. Hasil ini sendiri saya
peroleh setelah saya melakukan survey kecil-kecilan dengan masuk ke beberapa toko parfum yang ada di sepanjang selokan mataram.
Dengan alasan ingin mencoba merintis usaha parfum juga saya
biasanya datang per hari ke toko mereka, dan jawaban yang saya
dapat sangat bervariasi, 5-10 konsumen perhari dan biasanya mereka
pasti akan membeli karena telah memiliki parfum kesukaan sendiri,
namun ada juga beberapa yang ingin mencoba aroma baru. Dengan
riset kecil-kecilan ini saya bisa melihat bahwa prospek penjualan
parfum di Yogyakarta ini menjanjikan.
2.2 Analisis Pola Perilaku Pasar Sasaran
2.2.1 Pola Perilaku Pasar Sasaran
a. Bisnis jual beli parfum ini sedikit berbeda dengan
bisnis-bisnis konvesional lainnya. Karena saat ini pasar
yang merasa membutuhkan parfum sehingga jelas
terlihat bahwa bisnis jual beli parfum ini menjanjikan.
Selama masyrakat masih merasa bahwa parfum adalah
suatu kebutuhan dalam menjaga penampilan mereka,
maka bisa diramalkan bahwa pola prilaku pasar akan
mendekati bisnis jual beli parfum ini dan membuat
pelaku bisnis tidak usah bersusah payah untuk selalu
mencari pasar.
b. Harga parfum yang dijual dipasaran memiliki harga
yang beraneka ragam. Hal ini terjadi karena permintaan
konsumen yang bisa berbeda-beda sesuai dengan selera
dalam bisnis jual parfum ini berkisar antara Rp.
10.000,00- Rp. 50.000,00, ini dilihat dari jenis botol
yang diinginkan oleh konsumen, berapa banyak parfum
yang akan dibeli (dalam ukuran mili liter) dan juga
perbandingan campuran antara biang parfum dan alkohol
atau larutan pengencer parfum lainnya.
2.2.2 Pihak-Pihak yang Terlibat
a. Initiator, pihak-pihak yang berperan sebagai initiator
dalam pembelian oleh pasar sasaran bisa oleh diri
sendiri maupun toko-toko dan mereka yang
mebutuhkan parfum untuk pemakaian pribadi.
b. Influencer, pihak yang memiliki pengaruh besar terhadap pembelian oleh pasar sasaran adalah orang
yang sudah terikat dengan parfum dan merasa bahwa
parfum telah menjadi kebutuhan primer dalam
pembentukan penampilan, contohnya: tenaga
pemasaran, mahasiswa dan pelajar.
c. Decider, pihak yang berperan sebagai decider atau pengambil keputusan pembelian pada bisnis jual beli
parfum adalah pasar sasaran itu sendiri
e. User, pihak yang berperan sebagai user atau pengguna pada bisnis jual beli parfum adalah pasar sasaran.
f. Evaluator, pihak-pihak yang berperan sebagai evaluator
bisnis jual beli parfum adalah para penjual parfum itu
sendiri.
3. Analisis Industri dan Pasar Persaingan 3.1 Persaingan Usaha
3.1.1 Pesaing Dari Usaha Sejenis
Untuk usaha sejenis, yaitu jual beli parfum sudah banyak
ditemui di daerah Yogyakarta dan sekitarnya dan produk yang
dijual pun lebih banyak dari produk yang saya tawarkan.Selain
itu mereka yang menggeluti usaha sejenis, yaitu jual beli parfum
rata-rata telah dikenal oleh masyarakat dan mengetahui seluk
beluk penjualan parfum. Sedangkan saya masih harus banyak
belajar. Namun, saya mempunyai keuntungan dimana saya bisa
menjual secara mulut ke mulut atau sistem sales, sedangkan
kebanyak orang memilih pasif dan membuka sebuah ruko.
3.1.2 Pesaing Dari Usaha Tidak Sejenis
Parfum memiliki begitu banyak pesaing tidak sejenis
terutama di bidang pengharum tubuh, karena seperti yang kita
ketahui, dewasa ini telah banyak body lotion dan deodorant
3.2 Posisi Usaha
Terdapat 4 kategori dalam strategi pemasaran kompetitif
yaitu, market leader, market challenger, market follower, dan
market nicher. Posisi usaha jual beli parfum ini sendiri dalam strategi pemasaran kompetitif masuk dalam kategori market follower. Market follower adalah perusahaan–perusahaan nomor 3 yang selalu berusaha memperoleh pangsa pasar dan laba yang
stabil dengan mengikuti tawaran produk, harga, saluran distribusi,
dan program pemasaran pesaing. Market follower mempunyai ciri secara terus menerus mengikuti cara–cara perusahaan-perusahaan
market leader dalam menawarkan produk,menetapkan harga, dan menentukan saluran distribusi serta belajar dari pengalaman
market leader dalam mengembangkan produk baru serta program pemasarannya. Sedangkan perusahaan-perusahaan market leader
dan market challenger yang menjadi pesaing berat bagi usaha saya berada di kawasan Selokan Mataram, Sleman dan daerah
kota. Perusahaan-perusahan tersebut memiliki jumlah produksi
yang lebih beragam, memiliki pangsa pasar lebih luas, serta sudah
4. Rencana Program Pemasaran
4.1 Kondisi Aktual Program Pemasaran
Berbeda dari usaha jual beli parfum lain yang cenderung pasif, saya memberanikan diri untuk sedikit lebih aktif yaitu, dengan menjual
parfum saya dengan sistem sales atau dimana saya yang mendekati
konsumen. Hal ini saya lakukan karena dua alasan pertama, saya
termasuk pemain baru di dunia jual beli parfum sehingga saya harus
mendekati pasar dengan tujuan mereka mengenal saya, dan yang kedua
saya masih berstatus sebagai mahasiswa yang notabene memiliki
banyak kegiatan diluar sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk
membuka toko/ruko namun, saya bisa mendapatkan banyak konsumen
dengan cara aktif bergerak diluar.
Pada awalnya, saya mengambil parfum di Jakarta via internet dengan nama toko “kenzi Perfume” dari sana saya mengambil 20 jenis
parfum yang sudah dikemas dengan kotak dan botol asli. Namun,
seiring berjalannya waktu, saya diberitahu oleh dosen pembimbing saya tentang “sari wangi parfum” yang berlokasi di jalan Mas Suharto
no. 44 Jogjakarta. Disini saya mendapat berbagai wawasan dan
informasi tentang parfum, lalu saya mengambil 40 jenis bibit parfum
disana dan mulai sedikit mengubah usaha saya sehingga selain menjual
dan parfum dengan ukuran-ukuran sesuai permintaan konsumen, mulai
dari 5ml-30ml sesuai keinginan konsumen.
Pasar saya saat ini adalah lingkungan tempat saya aktif
beroganisasi baik itu di kampus dan organisasi diluar kampus dan
teman-teman kost. Saya menetapkan pasar saya dengan berlandaskan
bahwa saat ini untuk masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak
muda parfum telah mulai menjadi kebutuhan pokok dan selalu dicari.
4.2 4P (Product, Place, Promotion, Price)
4P dari usaha yang sedang dikembangkan ini ialah yang pertama:
Product (Produk), Produk yang ditawarkan dalam usaha ini ialah usaha penjualan bibit parfum atau sering disebut isi ulang (reffil) parfum, selain menerima botol kosong dari konsumen untuk diisi
ulang saya juga menjual bibit parfum ataupun parfum siap pakai
dalam ukuran 10ml, 15ml, dan 20ml.
Place (Tempat), tempat pemngembangan usaha ini ialah jalan Mrican Baru no 27 Yogyakarta, alasan dipilihnya tempat ini ialah
karena tempat ini dekat dengan kampus Sanata Dharma dan Kampus
Atma Jaya.
kampus dan teman komunitas saya dengan tujuan agar langsung
dikenal oleh pasar.
Price (Harga), harga yang saya buka cukup bersaing dan bisa dikatakan lebih murah dari toko perfum yang lain.
4.3 Rencana Program Pemasaran Maret 2013 – Agustus 2013 Rencana program pemasaran yang dipersiapakan dari bulan Maret
2013 adalah persiapan yang dimulai sejak datangnya parfum yang
telah saya pesan dri kenzi perfume di Jakarta. Adapaun program pemasaran yang telah saya susun adalah Saat ini saya masih berfokus
dalam mengenalkan pada masyarakat bahwa ada toko parfum baru
yang telah dibuka oleh saya sebagai langkah awal. Karena seperti yang
telah saya pelajari di mata kuliah manajemen pemasaran, apabila kita
membuka usaha maka yang terpenting adalah kita harus mengenalkan
produk atau jasa yang akan kita sediakan, karena apabila tidak maka
masyarakat tidak akan tahu dan mereka tidak akan membeli atau
memakai jasa yang kita sediakan. Lalu, apabila memungkinkan saya
akan berusaha untuk memperluas wilayah penjualan yang telah ada
dan waktu 6 bulan telah lebih dari cukup untuk menyiapkan segalanya
seperti mencari pasar baru. Akan tetapi, saya tidak berniat untuk
melakukan promosi secara besar – besaran, hal ini diakarenakan usaha yang saya jalani ini masih termasuk usaha kecil dan belum memiliki
modal yang kuat mengingat saya masih seorang mahasiswa yang
belum memiliki pekerjaan tetap. Cukup dari mulut ke mulut telah
menjadi media promosi yang paling tepat untuk saya saat ini.
5. Rencana Program Operasi
Karena ini merupakan usaha yang masih baru saya rintis. Maka,
saya hanya membeli 20 jenis parfum sebagai langkah awal. Dalam
proses produksi saya hanya mengambil parfum yang telah jadi dari
Jakarta, namun seiring berjalannya waktu saya juga mulai mengambil
bibit parfum dan harus meracik parfum tersebut dengan cara
mencampurkan bibit parfum dengan alkohol sesuai dengan
permintaan konsumen. Saya mengambil 40 macam bibit parfum dari pemasok kedua saya, yaitu “sari wangi parfum” dengan ukuran 1
botol sebanyak 50ml. Selain itu juga saya harus membeli jarum suntik,
gelas takar dan alkohol dan botol kaca kosong berbagai ukuran untuk
meracik parfum.
5.1 Kondisi Aktual Program Operasi
Pada awalnya saya mengambil parfum jadi yang
siap jual lengkap dengan kotak dan botol parfum asli serta kemasan
yang masih tersegel sebanyak 20 botol. Namun, seiring berjalannya
waktu, saya merasa sulit karena saya tidak dapat membuka segel
parfum sehingga ketika konsumen ingin mencoba aromanya saya
mengalami kerugian apabila setelah dicoba konsumen tidak
membelinya. Akhirnya atas rekomendasi dari dosen saya, sayapun menuju ke “Sari Wangi Parfum” yang berlokasi di jalan Mas
Suharto, Yogyakarta. Disana saya mendapatkan banyak
pengetahuan tentang jenis-jenis parfum dan saya akhirnya
memustukan untuk membeli 40 jenis bibit parfum yang masih
murni karena ini lebih memudahkan saya ketika konsumen ingin
mencium aromanya terlebih dahulu sebelum membeli. Untuk
proses produksi sendiri peralatan dan perlengkapan utama dan
yang paling dibutuhkan adalah gelas ukur, jarum suntik, alkohol
murni, dan botol kosong. Saya telah membeli semua peralatan dan
perlengkapan yang saya butuhkan baik itu gelas ukur, jarum suntik,
alkohol dan botol kosong. Semua alat-alat dan perlengkapan
tersebut sangat dibutuhkan apabilaa ingin mencampur bibit parfum.
Selain itu juga saya harus mempelajari cara mencampur parfum
yang baik dan benar karena saya tidak bisa sembarangan dalam
mencampurnya dan semua harus sesuai dengan ukuran yang
diminta oleh konsumen. Pada awalnya saya sedikit bingung
dimana harus membeli alkohol murni yang akhirnya saya temukan
di toko bahan kimia yang terletak di jalan C.Simandjuntak. Proses
pencampuran bibit parfum dan alkohol ini sebenarnya cukup
sederhana. Pertama kita perlu menanyakan terlebih dahulu berapa
atau bahkan non alkohol. Setelah itu siapkan gelas ukur untuk
mencapurkan biang parfum. Apabila konsumen meminta
perbandingan 1:1 dangan ukuran botol 10ml, maka hal pertama
yang harus saya lakukan ialah, menyiapkan gelas ukur dan
mengisinya dengan bibit parfum yang dipesan oleh konsumen
sebanyak 5ml, dan kemudian saya akan mencampurkannya dengan
alkohol sebanyak 5ml juga, setelah itu campur bibit parfum dan
alkohol yang ada dalam gelas ukur dengan cara menggerakan gelas
ukur ke kiri dan kanan, dan hal terakhir yaitu memasukan ke dalam
botol kosong berukuran 10ml dan parfum telah siap untuk
diserahkan ke konsumen.
Gambar 2.1
Gambar 2.2
20 JENIS BIBIT PARFUM YANG MASIH MURNI
Gambar 2.3
5.2 Keterampilan dan Teknologi
Untuk masalah keterampilan, saya merasa tidak
dibutuhkan kemampuan khusus dalam hal mencampur bibit
parfum dan alkohol selama saya telah memahami dan mengerti
langkah-langkah yang harus dilakukan. Selama saya teliti dan
mengikuti langkah-langkah yang telah diperlihatkan oleh pemilik “Sari Wangi Prfum” ini terbukti karena ketika
proposal ini ditulis saya telah berhasil menjual 6 botol parfum
hasil campuran saya sendiri. Untuk teknologi, saya tidak
membutuhkan teknologi sama sekali dalam usaha ini. Kecuali,
saya ingin menambah keuntungan saya dengan mencoba untuk
menmbuat bibit parfum sendiri. Namun sampai saat ini saya
belum memikirkan hal tersebut karena selain dibutuhkan
teknologi saya harus menguasai keterampilan-keterampilan
yang dibutuhkan terlebih dahulu. Untuk membeli semua
peralatan dan perlengkapan saya mengeluarkan modal sebesar
Rp. 146.500,00
5.3Keputusan Dalam Hal Kualitas Produk
Salah satu peran terpenting dalam manajemen operasi
adalah bagaimana suatu usaha dapat terus mempertahankan
kualitas produk yang ditawarkan ke masyarakat. Apabila
kualitas suatu produk selalu berubah maka pasar tidak akan
beberapa hal yang harus diperhatikan untuk
mempertahankan kualitas produk, yang pertama adalah
bagaimana bentuk desain barang tersebut, ada yang berkata
bahwa penampilan dibutuhkan untuk menraik perhatian,
begitu pula seperti menjual produk kita. Kemasan yang
baik akan membuat pasar tertarik dan membeli produk yang
kita jual. Yang kedua adalah desain proses dan kapasitas,
disini dilihat bagaimana proses perusahaan membuat
produk tersebut, tentunya semakin baik teknologi yang
dipakai maka hasil produksi akan semakin baik pula dan
kapasitas akan meningkat.
5.4Rencana Program Operasi Maret 2013-Agustus 2013
Rencana program operasi ini disusun agar nantinya saya dapat
memeriksa dan melihat kondisi semua peralatan dan perlengkapan
yang tersedia sampai 5 atau 6 bulan ke depan. Hal ini harus saya
lakukan mengingat saya sangat membutuhkan perlengkapan yang
bagus khusunya untuk gelas ukur dan jarum suntik serta persedian
botol kosong dalam berbagai ukuran. Gelas ukur sangatlah penting
dalam usaha ini karena harus benar-benar tepat dalam mencampur
bibit parfum dan alkohol, sehingga apabila tidak saya periksa tiap
hari saya tidak tahu apakah satuan hitung di gelas ukur itu telah
hilang atau belum dan apakah ada keretakan disana. Apabila ada
saya gunakan maka saya harus secepat mungkin mencari yang baru
terutama apabila ada konsumen yang memesan parfum.
6. Rencana Program Sumber Daya Manusia
6.1 Kondisi Aktual Program Sumber Daya Manusia
SDM yang ada saat ini adalah satu orang, yaitu saya sendiri
sebagai pemilik usaha sekaligus yang mengelolah usaha jual beli
parfum ini. Saya menjalankan usaha ini sendirian, sehingga saya
berperan menjadi manajer operasiona, manajer, keuangan, manajer
sumber daya manusia, dan manajer pemasaran. Usaha ini saya
jalankan sendiri karena saya merasa saya masih mampu utnuk
melakukan semua sendiri dan juga belum membutuhkan tenaga
bantuan mengingat ini merupakan usaha kecil yang baru saya rintis
dan belum menjadi usaha yang besar. Untuk segi keterampilan saya
merasa saya cukup kompeten untuk berperan sebagai manajer
operasional, sumber daya manusia dan keuangan. Namun, saya masih
harus banyak belajar dalam bidang pemasaran karena saya adalah tipe
orang yang bekerja diatas meja bukan merupakan orang lapangan,
sehingga sedikit sulit bagi saya untuk bergerak keluar dan menawarkan
barang dagang saya kepada pasar. Namun, untuk tujuan itulah saya
6.2 Rencana Program Sumber Daya Manusia Maret 2013– Agustus 2013
Untuk 5 – 6 bulan ke depan saya merasa dari semua cabang manajemen baik itu operasional, pemasaran, dan keuangan. umber
daya manusia yang paling memiliki masalah atau hambatan, hal ini
dikarenakan saya berperan langsung sebagai sumber tenaga kerja
tanpa melibatkan orang lain. Sehingga ketika rasa malas
menyerang saya, dan saya terlena dengan kemalasan tersebut maka
dapat dipastikan bahwa semua fungsi manajemen yang lain akan
lumpuh karena saya adalah satu-satunya sumber daya manusia
yang tesrsedia. Sehingga program saya untuk 5-6 bulan kedepan
adalah melawan rasa malas saya dan bergerak keluar dari zona
nyaman saya ke dunia yang msih baru bagi saya, yaitu wirausaha
yang saat ini sedang saya lakukan.
7. Rencana Program Keuangan
7.1 Kondisi Aktual Program Keuangan
Penyusunan rencana program keuangan perlu direncanakan dalam
setiap usaha. Dengan rencana program keuangan maka biaya-biaya
yang dikeluarkan dalam pengembangan usaha dapat dialokasikan
dengan tepat, dikontrol dan tahu jumlah biaya yang harus dikeluarkan.
Modal awal yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini adalah. Dengan
kemasan yang siap jual, 40 jenis bibit parfum, 1 liter alkohol, gelas
ukur, jarum suntik, serta 3 lusin botol kosong dengan berbagai ukuran.
Untuk permulaan semua yang saya miliki ini telah lebih dari cukup
untuk merintis usaha jual beli parfum berskala kecil. Semua modal dan
sumber dana berasal dari tabungan saya sendiri yang dibantu juga dari
dana orang tua saya setengahnya. Semua dana yang dikeluarkan lebih
tepatnya dirinci ditabel berikut ini.
Tabel 2.1
7.2 Biaya Penyusutan dan Perkiraan Pendapatan
a. Nilai ekonomis peralatan 1 tahun = 12 bulan.
b. Biaya penyusutan peralatan (gelas ukur dan jarum suntik) per 3
bulan:
Rp 26.500,00 / 12 x 3 = Rp. 6.625,00
Rp. 6.625,00 x 4 = Rp. 26.500,00
d. Total Biaya pemasaran: Biaya Poster @Rp. 6.000,00 x 20 buah
= Rp. 120.000,00
e. Total Biaya peralatan: Jarum suntik, gelas ukur, dan berbagai
jenis botol kaca ukuran 5ml-15ml = Rp. 106.500,00
f. Total biaya pembelian bahan baku: Bibit parfum, dan alkohol
= Rp. 2.040.000,00
g. Biaya pemakaian alkohol: alkohol 1 liter = 1000 ml = Rp.
40.000,00. Maka perhitungannya adalah Rp. 40,00/ml, maka
dalam pemakaian alkohol untuk botol ukuran 10 ml adalah Rp.
200,00; untuk botol ukuran 15 ml adalah Rp.300,00; dan untuk
botol dengan ukuran 20 ml adalah Rp. 400,00. Semua ukuran
alkohol dihitung dalam perbandingan campuran 1:1
h. Biaya botol kaca kosong: botol dengan ukuran 5 ml seharga
Rp. 2.500,00; untuk botol ukuran 10 ml seharga Rp. 1.500,00;
untuk botol ukuran 15 ml seharga Rp. 2.500,00; dan untuk
botol ukuran 20 ml seharga Rp. 2.500,00
Tabel 2.2
Perkiraan penjualan per bulan (5ml Tanpa Alkohol)
Jumlah Harga Jual Per Botol Pendapatan Kotor
5 Botol Rp 10,000.00 Rp 50,000.00
10 Botol Rp 10,000.00 Rp 100,000.00
15 Botol Rp 10,000.00 Rp 150,000.00
Total Rp. 500.000,00
Tabel 2.3
Perkiraan penjualan per bulan (10ml dengan perbandingan alkohol 1:1)
Jumlah Harga Jual Per Botol Pendapatan Kotor
5 Botol Rp 10,000.00 Rp 50,000.00
Perkiraan penjualan per bulan (15ml dengan perbandingan alkohol 1:1)
Jumlah Harga Jual Per Botol Pendapatan Kotor
5 Botol Rp 20,000.00 Rp 100,000.00
10 Botol Rp 20,000.00 Rp 200,000.00
15Botol Rp 20,000.00 Rp 300,000.00
20Botol Rp 20,000.00 Rp 400,000.00
Total Rp. 1.000.000,00
Keterangan:
a. Perkiraan hasil penjualan tersebut bersumber dari harga yang saya tetapkan
b. Tabel tersebut merupakan tabel perkiraan maksimal jumlah parfum yang dapat saya jual tiap bulannya.
c. Perkiraan harga parfum di tabel berdasarkan harga dari toko “sari wangi parfum “ Maret 2013.
Contoh: untuk harga parfum 5ml saya memasang harga Rp.10.000,00 karena itu bearti yang dipakai bibit parfum murni sebanyak 5ml dan ditambah dengan harga botol kosong dengan harga Rp. 2.500,00. Disini saya membuat harga parfum 5ml dan 10ml sama karena botol untuk ukuran 5ml lebih sulit didapatkan dan harganya lebih mahal dari botol 10ml dengan harga Rp. 1.500,00. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.5
Penetapan Harga Parfum (5 ml) tanpa alkohol
Bibit Parfum Rp. 5.000,00
Botol kosong Rp.2.500,00
Jumlah Rp.7.500,00
Harga Jual 1 Botol Rp. 10.000,00
Jumlah biaya Produksi Rp. 7.500,00
Laba Rp. 2.500,00 Tabel 2.6
Penetapan Harga Parfum (10 ml) dengan perbandingan 1:1
Bibit Parfum Rp. 5.000,00
Botol kosong Rp.1.500,00
Alkohol Rp. 200,00
Harga Jual 1 Botol Rp. 10.000,00
Jumlah biaya Produksi Rp. 6.7000,00
Laba Rp. 3.300,00
Keterangan :
1. Disini saya membuat dua tabel untuk membedakan antara harga botol dan adanya pemakaian alkohol
2. Untuk parfum 15 ml semua rincian data sama yang membedakan hanyalah penambahan harga bibit parfum dan alkohol, sedangkan untuk ukuran 20 ml ada penambahan harga botol juga.
3. Harga 1 ml bibit parfum adalah Rp. 1.000,00
Tabel 2.7
Perkiraan Laporan Laba Rugi Penjualan Bibit Parfum Pada Bulan Agusutus 2013
No Komponen Jumlah 1 Pendapatan
Pendapatan Usaha
2 Biaya Produksi
Bahan Baku ( Bibit Parfum, Parfum dan alkohol )
Rp . 2.790.000,00
Botol Kosong ( 5ml, 10 ml, 15 ml ) Rp. 80.000,00
Jarum Suntik dan Gelas Ukur Rp. 26.500,00
Penyusutan Rp. 6.625,00
Biaya Promosi ( Poster ) Rp. 120.000,00
Bensin Rp. 4.500,00
4 Laba
Keterangan :
1. Karena ini adalah usaha yang baru pertama kali saya rintis maka dari itu saya belum bisa mengetahui berapa banyak pendapatan usaha dan berapa laba dari usaha ini.
2. Bensin dengan harga Rp. 4.500,00 karena pada saat saya melakukan penelitian dan pembeliaan peralatan untuk usaha saya, harga bensin belum dinaikkan.
7.3 Rencana Program Keuangan Maret 2013-Agustus 2013
Program keuangan sangatlah penting dalam sebuah usaha,
karena tiap usaha pasti membutukan dana dan juga salah satu
indikator sebuah perusahaan dapat dikatakan sehat adalah apabila
mempunyai pencatatan keuangan serta laporan keuangan yang baik
dan tersusun tiap bulannya.
7.4 Rencana Kebutuhan Pembiayaan Bulan Maret 2013 – Agustus 2013
Untuk memenuhi pendanaan yang dibutuhkan
dalam pengembangan usaha jual beli parfum, perlu juga
direncanakan sumber pendanaan tersebut. Seperti telah
dikatakan di latar belakang pengembangan usaha, tepatnya
usaha ini pemenuhan kebutuhan pembiayaan berasal dari
uang pribadi saya sendiri dan juga dibantu oleh kedua
orang tua saya. Dana tersebut akan dipergunakan untuk
pembelian parfum dan bibit parfum serta peralatan dan
perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk memulai
37
BAB III
RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA
Setelah membuat semua rancangan program kerja di bab 2, sangatlah tepat
apabila saya membuat rencana implementasi program pengembangan usaha yang
lebih spesifik lagi agar nantinya tidak lupa dan selalu ingat dengan apa yang akan
saya implementasikan kelak. Semua ini dilakukan agar nanti kedepannya saya
telah siap dengan biaya – biaya, survei, dan juga langkah – langkah yang harus saya ambil kedepannya. Namun, yang terpenting dari pembuatan rencana
implementasi program pengembangan usaha ini adalah untuk mengukur tingat
keberhasilan dari suatu program yang akan dijalankan karena semua indikator– indikator akan tergambar dengan jelas dan rinci, mulai dari perkiraan biaya, kapan
waktu pelaksaan dan tujuan dilakukannya rencana tersebut.
Disini saya tidak merencanakan rencana yang besar karena mengingat
usaha ini adalah usaha yang baru saja didirikan dan juga sedikitnya modal yang
dimiliki. Sehingga saya membuat rencana–rencana implementasi program pengembangan usaha ini sesederhana mungkin.Gambaran rencana dapat dilihat di
Tabel 3.1
Rencana Implementasi Program Pengembangan Usaha
Jenis
Program Rincian Program Tujuan Program
Waktu
120.000,00 Agar masyarakat mengenal dan membeli parfum
1.2 Pemakaian kemasan
Meningkatkan kuantitas penjualan parfum dan meningkatkan daya tarik konsumen
Memiliki peralatan dan perlengkapan yang lengkap untuk memulai usaha
2.2 Belajar jenis-jenis parfum di toko Sari wangi
parfum
Memahami jeni-jenis parfum dan bagaimana proses pencampuran bahan kimia dan bibit parfum, serta dimana tempat membeli bahan
kimia
April 2013 Rp. 0 Semua jenis parfum telah disiapkan testernya
2.4 Pengecekan alat-alat
Agustus 2013 Rp. 0 Semua alat dalam keadaan baik dan disimpan dengan aman
2.5 Pengecekan persedian
Agustus 2013 Rp. 0 Setiap jenis parfum dicek dan diperiksa kuantitasnya dengan baik
SDM
SDM lebih memahami tentang setiap fungsi kerja manajemen dengan b dan mengerti lebih banyak tentang jenis-jenis parfum Keuangan 4.1 Pencatatan transakasi Pencatatan kas masuk
dan keluar tertata rapi
April
Dari tabel di atas terdapat 4 program rencana implementasi yaitu program operasi,
program sumber daya manusia, program keuangan, dan program pemasaran. Pada
program operasi adalah bagian program yang paling banyak memiliki rincian program dan
memerlukan biaya paling tinggi. Hal ini dikarenakan usaha Jual beli parfum ini dilakukan
sendiri dan masih dalam tahap awal pengembangan usaha. Pada program sumber daya
manusia saya yang sekaligus menjadi tenaga kerja yang akan menjalankan usaha ini belum
mempunyai bekal pengetahuan yang cukup. Untuk itu program sumber daya manusia
memiliki tujuan mendapat informasi dan pengetahuan yang selengkap mungkin dan
melatih saya agar dapat menjalankan bisnis ini dengan lancar.
. Rencana program keuangan tidak mempunyai rincian program yang
banyak. Saya dapat menyediakan modal sendiri. Modal tersebut berasal dari
tabungan pribadi dan bantuan orang tua. Kemudian yang terakhir adalah program
pemasaran. Program ini merupakan progam paling penting bagi saya, karena
seperti yang sudah ditulis di bab 2, saya adalah tipe orang kantoran yang hobinya
duduk di depan meja sehingga berinteraksi langsung dengan pasar adalah
tantangan terbesar saya dan itu harus saya lakukan demi keberhasilan usaha ini
40
BAB IV
PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN USAHA
1. Kondisi Aktual Indikator Utama Pengembangan Usaha Jual Beli Parfum
Setelah melakukan implementasi pengembangan usaha jual beli
parfum mulai dari bulan Februari 2013 hingga Oktober 2013, maka dapat
diketahui kondisi aktual berbagai indikator yang utama dalam
pengembangan usaha. Indikator yang utama dalam pengembangan ini
adalah sebagai berikut:
1.1. Kondisi Aktual Pasar Usaha Jual Beli Parfum 1.1.1 Pasar Aktual
Pasar aktual untuk bisnis jual beli parfum yang saya geluti
ini bisa dikatakan sangatlah banyak dan luas, terutama dewasa ini
dimana parfum telah menjadi kebutuhan yang cukup penting.
Mulai dari pelajar, mahasiswa yang selalu memperhatikan
penampilan mereka di depan teman-teman mereka dan juga untuk
menaikan gengsi serta terlihat lebih menarik, belum lagi menyorot
mereka pekerja yang dituntut harus selalu berpakaian rapi dan
menarik di depan umum karena alasan pekerjaan mereka. Rata-rata
konsumen saya disini adalah mahasiswa dari berbagai kampus
karena saya menawarkan produk saya di organisasi tempat saya
1.1.2 Pasar Potensial
untuk pasar potensial adalah mereka yang selama ini telah
menggunakan parfum, baik itu pelajar, mahasiswa ataupun pekerja.
Selama mereka masih memerlukan dan senang menggunakan
parfum, mereka semua adalah pasar potensial karena mereka pasti
akan membeli parfum. Metode yang digunakan untuk menjalankan
usaha ini berbeda dimana saya yang mendekati pasar. Ini
mempermudah saya untuk menemukan pasar potensial karena
melihat kesibukan mereka yang padat dan hanya memiliki sedikit
waktu untuk pergi ke toko parfum.
1.1.3 Pasar Sasaran
Tiap pedagang atau penjual pasti memiliki pasar sasaran
yang akan dimasuki. Disini pasar sasaran saya untuk saat ini adalah
semua teman-teman yang ada di universitas sampai ke teman-teman
organisasi dimana. Disana saya melihat pasar sasaran yang sangat
jelas karena hampir semua teman-teman saya baik itu yang ada di
universitas dan yang ada di organisasi menggunakan parfum untuk
menaikan gengsi mereka dan agar tampak selalu segar dan harum
tiap kali ada acara. Dari sini saya bisa membuat target selama satu
bulan saya harus bisa menjual 5-20 botol. Dalam bulan pertama dan
kedua, yaitu Februari dan Maret saya gagal mencapai target. Namun,
1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran
Setelah mengetahui pasar sasaran usaha jual beli parfum,
selama masa pengembangan usaha saya menguraikan mengenai
pola perilaku dari pasar sasaran tersebut adalah para mahasiswa
yang pada masa-masa saat ini sangat memperhatikan penampilan
mereka.
1.2.1. Pola Perilaku
Berikut ini adalah pola perilaku pasar sasaran usaha
yang dimaksud:
a. Waktu pembelian biasanya dilakukan oleh pasar sasaran
saat mereka kehabisan parfum mereka dan saat mereka
mulai bosan dengan aroma jenis parfum yang lama dan
ingin mencoba aroma yang baru, waktu ini sangat tidak
menentu. Namun, rata-rata konsumen melakukan
transaksi pada sore menjelang malam hari, karena itu
waktu-waktu dimana saya dan teman-teman organisasi
saya berkumpul.
b. Kuantitas setiap pembelian tergantung pada seberapa
sering konsumen menggunakan parfum. Ada konsumen
yang hanya membeli botol dengan ukuran 5 ml dengan
harga Rp. 5,000.00 karena jarang memakai parfum, dan
bahkan 20 ml dengan harga Rp.15,000.00-Rp.20,000.00
karena mereka sering menggunakan parfum.
c. Pembayaran dilakukan secara langsung saat terjadi
transaksi.
1.2.2. Pihak-Pihak yang Terlibat
a. Initiator, pihak-pihak yang berperan sebagai initiator
dalam pembelian oleh pasar sasaran bisa oleh diri
sendiri maupun toko-toko dan mereka yang
mebutuhkan parfum untuk pemakaian pribadi.
b. Influencer, pihak yang memiliki pengaruh besar terhadap pembelian oleh pasar sasaran adalah orang
yang sudah terikat dengan parfum dan merasa bahwa
parfum telah menjadi kebutuhan primer dalam
pembentukan penampilan, contohnya : tenaga
pemasaran, mahasiswa dan pelajar.
c. Decider, pihak yang berperan sebagai decider atau pengambil keputusan pembelian pada bisnis jual beli
parfum adalah pasar sasaran itu sendiri
d. Buyer, pihak yang berperan sebagai buyer atau pembeli pada bisnis jual beli parfum adalah pasar sasaran.