PENGARUH VARIASI MASSA PEREKAT TERHADAP NILAI KALOR DAN LAMA WAKTU PEMBAKARAN BRIKET
DARI LIMBAH KULIT DURIAN
Oleh :
Elvina Simangunsong 409240006
Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu
sesuai yang direncanakan.
Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Variasi Massa Perekat Terhadap
Nilai Kalor dan Lama Waktu Pembakaran Briket Dari Limbah Kulit Durian”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Sains, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini didasarkan atas hasil penelitian di Laboratorium Fisika
Universitas Negeri Medan dan Laboratorium Konversi Energi PTKI. Pengujian
sampel di lakukan di Laboratorium Konversi Energi PTKI. Waktu penelitian ini
dimulai bulan Februari hingga bulan Maret 2013.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari pengajuan judul
proposal penelitian sampai penyusunan skripsi, antara lain Ibu Dewi Wulandari,
S.Si, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi dan Bapak Drs. Henok Sagian, M.Si
selaku dosen pembimbing akademik serta Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap,
M.S, Bapak Dr.Ridwan A. Sani, M.Si dan Bapak Abdul Rais, S.Pd., ST., M.Si
selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi
selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak/Ibu
dosen di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya di jurusan
Fisika selama penulis mengikuti perkuliahan. Ucapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada Kepala Laboratorium Fisika Universitas Negeri Medan yaitu
bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si dan kepada bapak Yanto, ST selaku Kepala
Laboratorium Konversi Energi PTKI.
Penulis juga mengucapkan terima kasih teristimewa kepada kedua orang
tua saya J. Simangunsong, S.Pd dan R.Simanjuntak, S.Pd kepada kakak saya Rini
Simangunsong, Am.Keb, adik saya Chandro Simangunsong, Triayu
v
doa, semangat, bantuan moral maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan hingga selesai. Spesial juga kepada Oliver Simanjuntak
yang telah memberi semangat, doa, bantuan moral maupun materil kepada penulis
selama penulisan Skripsi ini. Kepada K’Henni Elika Simanungkalit (Nd’08) yang
selalu member dukungan dan semangat dalam penulisan skripsi ini dan Keluarga
Besar UKMKP UP Fmipa UNIMED terkhusus kepada kelompok Gracing Love (k’sari, Lastiar, Oktaviana dan Oktaviani ) dan juga kepada terkhusus buat Pesta Natalia (Gembz) dan Lastiar Sinaga (Tongue) atas setiap semangat yang diberikan
juga kelas Fisika nondik 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi tata bahasa
maupun isi, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Medan, Maret 2013
Penulis
iii
PENGARUH VARIASI MASSA PEREKAT TERHADAP NILAI KALOR DAN LAMA WAKTU PEMBAKARAN BRIKET
DARI LIMBAH KULIT DURIAN
Elvina Simangunsong 409240006
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kalor briket arang kulit durian dan lama waktu pembakarannya dengan variasi komposisi perekat dan mengetahui perbandingan nilai kalor briket arang kulit durian dengan nilai kalor standard Jepang.
Briket arang ini dibuat dari bahan kulit durian yang sudah dikeringkan dan dibakar selama 5-6 jam di dalam drum pembakaran dan menjadi arang. Kemudian arang terlebih dahulu diayak dengn ukuran 100 mesh, ditimbang dengan neraca digital 190 gr, 185 gr, 180 gr, 175 gr dan 170 gr yang dicampur dengan perekat tepung biji durian 10gr, 15gr, 2gr, 25gr dan 30gr. Setelah dicetak dengan menggunakan mesin hidrolik, briket arang dikeringkan ke dalam oven dengan suhu 80oC. Lalu dilakukan pengukuran nilai kalor dengan menggunakan kalorimeter bom.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket arang kulit durian dengan variasi komposisi perekat tepung biji durian. Untuk perekat 10 gr memiliki nilai kalor sebesar 6316,15 kal/gr dan lama waktu pembakarannya adalah 11 menit dengan laju pembakaran 14,81 gr/menit, untuk perekat 15 gr nilai kalornya sebesar 6518,65 kal/gr dan lama waktu pembakarannya adalah 9,5 menit dengan laju pembakaran 17,26 gr/menit, untuk perekat 20 gr nilai kalornya sebesar 5479,15 kal/gr dan lama waktu pembakarannya adalah 7 menit dengan laju pembakaran 23,85 gr/menit, untuk perekat 25 gr nilai kalornya sebesar 4363,15 kal/gr dan lama waktu pembakarannya adalah 8,3 menit dengan laju pembakaran 19,03 gr/menit dan untuk perekat 30 gr nilai kalornya sebesar 3502,90 kal/gr dan lama waktu pembakarannya adalah 8 menit dengan laju pembakaran 20,87 gr/menit. Briket arang yang memiliki perekat lebih sedikit memiliki nilai kalor yeng lebih tinggi. Konsentrasi perekat sangat berpengaruh terhadap nilai kalor. Nilai kalor briket arang penelitian ini memenuhi standart Jepang 6000-7000 kal/gr.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Batasan Masalah 4
1.3. Rumusan Masalah 4
1.4. Tujuan Penelitian 4
1.5. Manfaat Penelitian 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Durian 6
2.1.1. Kulit Buah Durian 7
2.1.2 Biji Durian 8
2.2. Briket 9
2.2.1. Kadar Air 14
2.2.2. Kadar Abu 14
2.2.3. Kerapatan 15
2.2.4. Kekuatan Tekan 16
2.2.5. Nilai Kalor 16
2.3. Jenis Briket 16
vii
2.4.1. Proses Penggerusan 19
2.4.2. Proses Pencampuran dan Pembuatan Adonan 19
2.4.3. Pembuatan Briket dan Pengepresan 19
2.4.4. Pengeringan 20
2.5. Bahan Bakar 20
2.6. Bahan Perekat 21
2.7. Material dan Pengujian 25
2.7.1. Material 25
2.7.2. Pengujian Nilai Kalor Briket Dengan Bomb Kalorimeter 25
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 26
3.2. Alat dan Bahan Penelitian 26
3.2.1. Alat Penelitian 26
3.2.2. Bahan Penelitian 27
3.3. Variabel-Variabel Penelitian 27
3.4. Prosedur Penelitian 27
3.4.1. Pembuatan Arang 27
3.4.2. Pembuatan Tepung Biji Durian 28
3.4.3. Penambahan Bahan Perekat 28
3.4.4. Pembuatan Briket Arang 28
3.4.5. Bentuk Briket 29
3.5. Pengujian Briket 29
3.5.1. Penentuan Nilai Kalor Briket (Calorific Value) 29
3.5.2. Lama Waktu Pembakaran Briket 31
3.5.3. Kerapatan 31
3.6. Diagram Alir Penelitian 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pembuatan Briket Arang Kulit Durian 33
viii
4.2.1. Hasil Nilai Kalor Briket Arang Kulit Durian 34
4.2.2. Lama Pembakaran Briket Arang Kulit Durian 36
4.3. Pembahasan 38
4.3.1. Hubungan Antara Massa Perekat Terhadap Nilai
Kalor Briket Kulit Durian 38
4.3.2. Hubungan Antara Massa Perekat Terhadap Lama
Pembakaran Briket 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 42
5.2. Saran 43
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Persyaratan mutu briket arang 13
Tabel 2.2. Harga-harga kalor dari beberapa bahan bakar 21
Tabel 2.3. Nilai kalor rata-rata dari beberapa jenis 21
bahan bakar
Tabel 3.1. Tabel alat penelitian 26
Tabel 3.2. Tabel Pengambilan Data 31
Tabel 4.1. Spesifikasi Ukuran Briket 33
Tabel 4.2. Hasil Nilai Kalor Briket Kulit Durian 34
Tabel 4.3. Lama Waktu Pembakaran Briket 36
Tabel 4.4 Laju Pembakaran Briket 37
Tabel 4.5. Hubungan Antara Massa Perekat Terhadap
Nilai Kalor Briket Kulit Durian 38
Tabel 4.6. Persyaratan mutu briket arang 39
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gambar kulit Durian 8
Gambar 2.2 Gambar Biji durian 9
Gambar 2.3 Briket Arang 10
Gambar 2.4 Mesin Hidrolik 19
Gambar 3.1 Kalorimeter Bomb 30
Gambar 4.1 Briket Kulit Durian 33
Gambar 4.2 Grafik Nilai Kalor Briket Dengan Perbandingan Massa
Arang Dan Perekat 35
Gambar 4.3 Grafik Lama Pembakaran Briket 36
Gambar 4.4 Grafik Laju Pembakaran Briket 37
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan curah hujan yang
tinggi. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang lebat dan
tanah subur sehingga cocok untuk ditanami berbagai jenis tumbuhan, salah
satunya adalah durian. Di beberapa daerah di Indonesia, buah ini dikenal dengan
nama tersendiri. Nama terbanyak di temukan di Kalimantan, hal ini dikarenakan
penamaan durian di Kalimantan mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang
berbeda. Di Jawa, durian dikenal dengan nama duren (bahasa jawa, bahasa
Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera di kenal sebagai durian dan duren
(bahasa gayo). Di Sulawesi orang Manado menyebut buah ini dengan sebutan
duriang, sementara orang Toraja menyebutnya duliang. Sedangkan di Pulau
Seram bagian timur, buah durian disebut dengan rulen (Prastiyo, 2008).
Saat ini durian semakin banyak dilirik orang untuk dikebunkan. Buah ini
memang layak untuk dikebunkan secara komersial, mengingat permintaan dan
harganya yang tinggi dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Apalagi,
pasokan dari tanaman milik rakyat dan hutan pun belum memenuhi permintaan.
Selain menghasilkan buah yang bisa dinikmati isi daging buahnya, durian juga
menghasilkan limbah yang berupa biji dan kulit durian. Kedua limbah ini
tergolong dalam limbah organik. Limbah kulit durian yang selama ini tidak
termanfaatkan dengan baik, karena karakternya yang sukar terurai sehingga
berpotensi salah satu limbah hayati yang dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan.
Dari perkiraan yang dipaparkan diatas, secara tidak langsung produksi
buah durian tersebut akan menimbulkan suatu permasalahan lingkungan yaitu
akan terjadi pencemaran lingkungan berupa sampah organik yang tidak tertangani
dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan sampah organik di Indonesia
mencapai 60-70 persen dari total volume sampah yang dihasilkan, sehingga
2
penyakit dan menurunkan nilai estetika serta masalah-masalah lainnya (Prabowo,
2009).
Akan tetapi, jika kita menemukan alternatif lain dalam pemanfaatan
limbah durian tersebut, maka pencemaran ini dapat dikurangi serta tidak menutup
kemungkinan akan menjadi peluang usaha yang baik mengingat ketersediaan
limbah durian cukup banyak serta mudah dan murah dalam memperolehnya.
Salah satu limbah dari buah durian yang perlu kita perhatikan adalah kulit durian.
Selama ini, masyarakat Indonesia cenderung hanya memanfaatkan durian dengan
mengambil daging buah dan bijinya untuk dibuat berbagai macam panganan,
misalnya dodol/lempok, campuran kolak, selai, bahan campuran untuk kue dan
tempoyak. Sementara, kulitnya akan menjadi sampah yang kurang bermanfaat
(Prastiyo, 2008).
Berdasarkan penelitian, kulit durian mengandung bahan yang tersusun
dari selulosa yang tinggi (50% - 60 %) dan lignin (5%) serta pati yang rendah
(5%). Bahan-bahan ini merupakan bahan yang mudah terbakar. Dengan melihat
pada struktur dan karakteristik dari kulit durian tersebut, sebenarnya
dimungkinkan untuk memanfaatkan limbah kulit durian tersebut sebagai produk
bakar mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bioenergi berupa
briket yang menjadi bahan bakar alternative (Prabowo, 2009).
Saat ini pertumbuhan penduduk yang pesat menyebabkan permintaan
akan energi semakin bertambah. Penggunaan energi sebagian besar pada sektor
rumah tangga, sektor industri dan sektor transportasi. Pertambahan penduduk
mempengaruhi jumlah sumber energi bahan bakar yang semakin menipis dan
menyebabkan kelangkaan bahan bakar dimasa depan.
Pada tahun 2005 47,5 % kebutuhan energi di Indonesia dipenuhi oleh
bahan bakar minyak. Jumlah ini setara dengan 55,3 juta ton minyak bumi,
sehingga pemerintah diperkirakan akan mengalami kerugian subsidi sebesar 93
triliun rupiah. Untuk rumah tangga sebagian besar kebutuhan energinya masih
mengandalkan minyak dan gas elpiji. Saat ini saja, cadangan minyak bumi
Indonesia tinggal 1 persen dan gas bumi hanya 1,4 % dari total cadangan minyak
3
batubara dunia. Dari data tersebut dapat diperkirakan beberapa tahun lagi,
Indonesia akan menjadi pengimpor penuh minyak bumi (net oil importer). Oleh
karena itu, usaha untuk mencari bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui
(renewable), ramah lingkungan, dan bernilai ekonomis, semakin banyak
dilakukan (Yudanto, Kusumaningrum, 2010).
Dengan semakin berkurangnya bahan bakar, energi biomassa dapat
menjadi alternatif solusi untuk mengatasi kelangkaan sumber energi bahan bakar
minyak dan gas bumi. Salah satu pemanfaatan limbah atau sampah organik adalah
sebagai bahan baku briket dari kulit durian tersebut. Limbah kulit durian yang
selama ini tidak termanfaatkan dengan baik, karena karakternya yang sukar terurai
sehingga berpotensi menjadi salah satu limbah hayati yang dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan. Dengan melihat pada struktur dan karakteristik dari kulit
durian tersebut maka kulit durian dapat dimanfaatkan sebagai produk bioenergi
berupa briket. Yang tentunya dengan adanya pemanfaatan dan pengoptimalan
produksi briket akan membawa dampak positif lainnya berupa peningkatan
perekonomian masyarakat (Prabowo, 2009).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rossi Prabowo
mengenai pemanfaatan limbah kulit durian sebagai produk briket di wilayah
kecamatan Gunung Pati kabupaten Semarang digunakan tepung tapioka sebagai
perekat, dari penelitian ini disimpulkan bahwa nilai kalor briket arang sebesar
3786,95 kal/gr (Prabowo, 2009). Pada penelitian ini peneliti menggunakan perekat
tepung biji durian dengan menggunakan beberapa variasi. Biji durian dapat
digunakan sebagai bahan perekat dikarenakan mengandung pati yang cukup tinggi
dan kadar amilum 43,6 % untuk biji durian segar dan 46,2 % untuk biji yang
sudah masak. Penggunaan variasi perekat pada briket bertujuan untuk mengetahui
mutu briket yang lebih baik. Berdasarkan penelitian sebelumnya, ternyata belum
ada yang menggunakan biji durian sebagai perekat dalam pembuatan briket, tetapi
biji durian sudah digunakan sebagai bahan pengikat dalam pembuatan tablet
granulasi basah (Jufri dkk, 2006).
Setelah memperhatikan hasil dan kesimpulan dari penelitian di atas,
4
Massa Perekat Terhadap Nilai Kalor dan Lama Waktu Pembakaran Briket Dari Limbah Kulit Durian”. Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar alternatif dengan teknologi pengolahan yang sederhana dan murah.
1.2. Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi bahan
perekat terhadap kualitas kalor briket kulit durian agar didapatkan briket arang
yang berkualitas. Adapun bahan dasarnya adalah kulit durian dengan
menggunakan bahan perekat tepung biji durian. Bahan perekat yang divariasikan
yaitu 10gr, 15gr, 20gr, 25gr dan 30gr yang dicampurkan masing-masing ke dalam
arang bahan briket dengan massa total arang dan perekat adalah 200gr.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Berapakah nilai kalor briket kulit durian yang dicetak menggunakan
bahan perekat tepung biji durian dengan massa yang bervariasi?
2. Bagaimana pengaruh komposisi perekat terhadap nilai kalor briket
yang dihasilkan dan perbandingan nilai kalor briket arang kulit
durian dengan nilai kalor briket standart Jepang ?
3. Berapa lama waktu pembakaran briket kulit durian yang dicetak
menggunakan bahan perekat tepung biji durian dengan massa yang
berbeda?
1.4. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui nilai kalor briket kulit durian yang dicetak
menggunakan bahan perekat tepung biji durian dengan massa yang
bervariasi.
2. Untuk mengetahui pengaruh komposisi perekat terhadap nilai kalor
briket yang dihasilkan dan perbandingan nilai kalor briket arang kulit
5
3. Untuk mengetahui lama waktu pembakaran briket kulit durian yang
dicetak menggunakan bahan perekat tepung biji durian dengan massa
yang berbeda.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan briket yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
alternatif yang cocok untuk rumah tangga maupun industri kecil
sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi
untuk mengatasi kelangkaan sumber energi bahan bakar minyak dan
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan yaitu:
1. Briket arang kulit durian yang ditekan dengan massa tekan4 ton dan lama
pengeringan 6 jam dengan suhu 800C dengan variasi komposisi perekat
tepung biji durian 10 gr memiliki nilai kalor sebesar 6316,15 kal/gr, untuk
perekat 15 gr nilai kalornya sebesar 5618,65 kal/gr, untuk perekat 20 gr
nilai kalornya sebesar 5479,15 kal/gr, untuk perekat 25 gr nilai kalornya
sebesar 4363,15 kal/gr dan untuk perekat 30 gr nilai kalornya sebesar
3502,90 kal/gr.
2. Variasi massa perekat sangat berpengaruh terhadap nilai kalor briket.
Semakin banyak massa perekat yang digunakan pada briket maka nilai
kalornya semakin kecil. Nilai kalor tertinggi diperoleh untuk briket
dengan massa arang kulit durian 190 gr dengan massa perekat 10 gr yaitu
sebesar, 6316,15 kal/gr memenuhi mutu standart briket Jepang
(6000-7000 kal/gr) dan Amerika (6230 kal/gr).
3. Lama waktu pembakaran briket dengan massa perekat 10 gr adalah 11
menit dengan laju pembakaran 14,81 gr/menit, untuk perekat 15 gr lama
waktu pembakarannya adalah 9,5 menit dengan laju pembakaran 17,26
gr/menit, untuk perekat 20 gr lama waktu pembakarannya adalah 7 menit
dengan laju pembakaran 23,85 gr/menit, untuk perekat 25 gr lama waktu
pembakarannya adalah 8,3 menit dengan laju pembakaran 19,03 gr/menit
dan untuk perekat 30 gr lama waktu pembakarannya adalah 8 menit
43
5.2. Saran
Untuk mendapatkan briket hasil penelitian yang lebih baik, maka penulis menyarankan :
1. Studi lebih lanjut tentang jenis perekat lainnya untuk mendapatkan nilai
kalor yang tinggi.
2. Menambah variasi tekanan dan lama pengeringan briket sehingga
diperoleh hubungan tekanan dan lama pengeringan terhadap nilai kalor
briket arang kulit durian yang lebih baik.
44
Daftar Pustaka
Adriana, E., (2010), Pengaruh Variasi Massa Perekat Terhadap Nilai Kalor Briket Campuran Ampas Tebu dengan Cangkang Kelapa Sawit, Skripsi FMIPA, UNIMED, Medan.
Ateh, N. J., (2011), Pembuatan Briket dari Cangkang Kakao dengan Menggunakan Perekat Tapioka.
http://cuil-cuilkehidupan.blogspot.com/2011/12/pembuatan-briket-dari-cangkang-kakao.html (08/10/2012 14:25)
Manual Instruments Toshniwal, (2006), Technical Specification and Operating Instructions For Bomb Calorimeter, India, Tambaram Chennai.
Jufri, M., Dewi, R., Mahdi., (2006), Studi Kemampuan Pati Biji Durian Sebagai Bahan Pengikat Dalam Tablet Ketoprofen Secara Granulasi Basah, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No.2, Agustus 2006, 78 – 86, ISSN : 1693-9883
Kurniati, E., Suprihatin, (2009), Kinetika Pembakaran Briket Arang Enceng Gondok, Jurnal Penelitian Ilmu Teknik Vol.9, No.1 Juni 2009 : 70-77
Marisa, S., (2010), Pemanfaatan Briket Eceng Gondok Sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak Tanah, Skripsi FMIPA, UNIMED, Medan.
Natsir, U.M., (2007), Mutu Briket Arang Kulit Buah Kakao Dengan
Menggunakan Kanji Sebagai Perekat, Jurnal Perennial, 3(2) : 55-58
Patabang, D., (2011), Studi Karakteristik Termal Briket Arang Kulit Buah Kakao, Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Jurnal Mekanikal, Vol. 2 No. 1: Januari 2011: 23 – 31
Prabowo, R., (2009), Pemanfaatan Limbah Kulit Durian Sebagai Produk Briket di Wilayah Kecamatan Gunung Pati Kabupaten Semarang, Jurnal Mediagro, Vol. 5 No 1, 2009 : 52- 57
Prastiyo, Y., (2008), Briket Kulit Durian
(http://sobatbaru.blogspot.com/200805/scribd /doc/ 166528-01/briket-kulit-durian.html)(17/10/2012 10:40)
45
Syahriel ,M., (2009), Pemanfaatan Limbah Tandan Kelapa Sawit dan Biji Jarak Kering Sebagai Bahan Bakar Alternatif, Skripsi FMIPA, UNIMED, Medan.
Yudanto, A., Kusumaningrum, K., (2010), Pembuatan Briket Bioarang dari
Arang Serbuk Gergaji Kayu Jati, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,