• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI DI PROVINSI ACEH (PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI DI PROVINSI ACEH (PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

9 - Volume 2, No. 1,Februari 2014

TINGKAT KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI DI PROVINSI ACEH (PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT)

Mira Abdullah1), Abubakar Hamzah2), Muhammad Nasir3)

1,2,3)Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No.7, Darussalam Banda Aceh 23111

Abstract: This study aims to analyze the level of inter-sectors linkage that occur in economy and to determine which economic sectors can be the leading sectors in Aceh Province. The hypothesis was tested by using data analysis which is the inverse matrix and the total degree of sensitivity models. The data used are the secondary data in the form of input-output tables of Aceh Province based on domestic transaction on the basis of producer prices in 2006. The data are obtained from the office of BPS and BAPPEDA Aceh Province. The results indicate the leading sectors in Aceh Province other than mining and oil and gas industries are coffee, paddy, livestock and it results, food, beverages and tobacco, urea fertilizer and basic chemical industries. These sectors have the highest power spread (forward linkage) and the degree of sensitivity (backward linkage) which positioned in quadrant I.

Keywords : Leading Sectors, Power Spreading (forward linkage), Degree of Sensitivity (backward linkage).

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keterkaitan antar sektor yang terjadi dalam perekonomian dan menentukan sektor ekonomi mana saja yang dapat dijadikan sektor unggulan di Provinsi Aceh. Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis data yaitu model matriks kebalikan dan total derajat kepekaan. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa tabel input-output Provinsi Aceh berdasarkan transaksi domestik atas dasar harga produsen tahun 2006. Data tersebut diperoleh dari kantor BPS dan BAPPEDA Provinsi Aceh. Hasil penelitian menunjukkan sektor unggulan di Provinsi Aceh selain sektor pertambangan dan industri migas adalah sektor kopi, padi, ternak dan hasilnya, industri makanan, minuman dan tembakau, industri pupuk urea dan kimia dasar. Sektor-sektor ini memiliki daya penyebaran (keterkaitan kedepan) dan derajat kepekaan (keterkaitan kebelakang) yang paling tinggi karena berada pada kuadran I.

Kata kunci : Sektor Unggulan, Daya Penyebaran (Keterkaitan ke depan), Derajat Kepekaan (Keterkaitan ke belakang).

PENDAHULUAN

Persaingan dunia yang semakin maju dewasa ini mau tidak mau menuntut Indonesia untuk melakukan pembangunan di berbagai bidang dan di seluruh wilayah. Salah satunya dengan dilakukan di daerah, karena pada hakekatnya pembangunan di daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang membangun seluruh masyarakat Indonesia.

Kegiatan pembangunan di daerah dilakukan

dalam rangka meniadakan ketimpangan dan menyamakan serta memadukan seluruh kegiatan. Sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di daerah melalui pembangunan yang menyeluruh pada tiap sektor.

Keberhasilan suatu pembangunan di daerah dapat dilihat dari berbagai aspek, utamanya dapat dilihat dari pertumbuhan perekonomian daerah tersebut serta

(2)

Volume 2, No. 1,Februari 2014 - 10 kemampuan masyarakat dalam memenuhi

kebutuhannya baik primer maupun sekunder dengan menyesuaikannya pada kondisi dan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah serta perencanaan pembangunan yang terkoordinasi antar sektor dan lapisan masyarakat.

Perencanaan pembangunan ini bertujuan untuk menganalisis secara menyeluruh tentang potensi yang dimiliki serta sumber daya yang diperlukan dalam melakukan pembangunan.

Membantu mengetahui keterbatasan sumber daya baik sumber daya alam, manusia maupun finansial sehingga lebih mengembangkan potensi daerah dengan tujuan menggerakkan seluruh perekonomian untuk memacu laju pembangunan suatu daerah.

Akibat keterbatasan sumberdaya yang tersedia, dalam suatu perencanaan pembangunan selalu diperlukan adanya skala prioritas pembangunan. Dari sudut dimensi sektor pembangunan, suatu skala prioritas didasarkan atas suatu pemahaman bahwa (1) setiap sektor memiliki sumbangan langsung dan tidak langsung yang berbeda terhadap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan (dalam hal penyerapan tenaga kerja, pendapatan regional, dan lain-lain), (2) setiap sektor memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya dengan karakteristik yang berbeda-beda, dan (3) aktivitas sektoral tersebar secara tidak merata dan spesifik, beberapa sektor cenderung memiliki aktivitas yang terpusat dan terkait dengan sebaran sumberdaya alam, buatan (infrastruktur) dan sosial yang ada. Sehingga dapat dipahami bahwa di setiap wilayah selalu

terdapat sektor-sektor yang bersifat strategis akibat besarnya sumbangan yang diberikan dalam perekonomian wilayah serta keterkaitan sektoral. Perkembangan sektor strategis tersebut memiliki dampak langsung dan tidak langsung yang signifikan. Dampak tidak langsung terwujud akibat perkembangan sektor tersebut berdampak kepada berkembangnya sektor- sektor lainnya, dan secara spasial berdampak secara luas di seluruh wilayah termasuk wilayah Aceh. Dengan disesuaikan pada kondisi dan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah serta perencanaan pembangunan yang terkoordinasi antar sektor dan lapisan masyarakat.

Provinsi Aceh terus meningkatkan kualitas sumberdaya yang mampu mengembangkan pembangunan seluruh sektor ekonomi. Dengan demikian maka kesejahteraan hidup masyarakat Aceh akan terwujud. Salah satu strategi yang harus dilakukan pemerintah Aceh untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam pengembangan sektor ekonomi adalah dengan cara berfokus pada kebijakan yang mendorong pengembangan sektor-sektor yang mempunyai hubungan keterkaitan ke belakang maupun ke depan. Tujuannya agar semua sektor mampu memberikan kontribusi yang relatif besar terhadap Produk Domestik Reginal Bruto (PDRB) Provinsi Aceh.

Unsur ketekaitan antar sektor menjadi penting dievaluasi dikarenakan untuk membangun suatu sektor, suatu sektor tersebut tentunya membutuhkan sektor yang lain. Baik

(3)

11 - Volume 2, No. 1,Februari 2014

sebagai penyedia input dan atau sebagai pengguna output dari suatu sektor tersebut.

Dengan kata lain, kemajuan di suatu sektor tidak mungkin akan dapat dicapai tanpa dukungan sektor-sektor yang lain. Kegunaan pokok dari metode Input-Output diantaranya mampu melihat struktur perekonomian Provinsi Aceh, yaitu keterkaitan yang terjadi antara satu sektor ekonomi dengan sektor lainnya, serta hubungannya dengan komponen perekonomian lainnya, seperti: tingkat konsumsi masyarakat Aceh, investasi, pengeluaran pemerintah, impor, ekspor, dan faktor tenaga kerja sehingga kinerja suatu sektor perekonomian dapat diketahui berdasarkan sumbangannya terhadap masing- masing komponen tersebut.

Berdasarkan analisis ini dapat diketahui tingkat keterkaitan antar sektor (Linkage Analysis) dan keunggulan sektor-sektor yang terdapat di Provinsi Aceh. Selain itu bisa menjadi dasar bagi pengambilan keputusan dan kebijakan pemerintah Provinsi Aceh mengenai arahan strategi pembangunan ekonomi. Metode ini dapat dimanfaatkan untuk membuat perspektif ekonomi dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

Kompleksitas hubungan antar sektor unggulan di Provinsi Aceh dan peranan Provinsi Aceh sebagai salah satu wilayah perekonomian Indonesia dari sisi sumbangan perekonomian baik migas maupun non migas mengindikasikan perlunya perencanaan pembangunan ekonomi yang melihat

keterkaitan seluruh sektor perekonomian secara terpadu.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN Konsep Model Input-Output

Badan Pusat Statistik (2000 : 6) mendefinisikan Tabel Input-Output (Tabel I-O) adalah suatu tabel yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa yang terjadi antar sektor ekonomi dengan bentuk penyajian berupa matrik, yang menggambarkan transaksi barang dan jasa serta kait mengaitnya kegiatan ekonomi dari suatu sektor dengan sektor lainnya dalam suatu negara dan pada waktu tertentu. Tabel input-output memiliki beberapa kegunaan, yaitu:

1. Menggambarkan kaitan antar sektor sehingga memperluas wawasan terhadap perekonomian wilayah. Perekonomian wilayah bukan lagi sebagai kumpulan sektor-sektor ekonomi melainkan merupakan satu sistem yang saling berhubungan. Perubahan pada salah satu sektor akan langsung mempengaruhi keseluruhan sektor walaupun perubahan itu akan terjadi secara bertahap.

2. Dapat digunakan untuk mengetahui daya menarik dan daya mendorong dari setiap sektor ekonomi sehingga mudah dalam menetapkan sektor mana yang dapat dijadikan sebagai sektor yang strategis dalam perencanaan pembangunan suatu daerah.

(4)

Volume 2, No. 1,Februari 2014 - 12 3. Dapat meramalkan pertumbuhan ekonomi

dan kenaikan kemakmuran, seandainya permintaan akhir dari beberapa sektor ekonomi diketahui akan meningkat. Hal ini dapat dianalisis melalui kenaikan input antara dan input primer yang merupakan nilai tambah (kemakmuran).

4. Sebagai salah satu alat analisis yang penting dalam perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah karena bias melihat permasalahan secara komprehensif.

Tabel I-O terbagi atas tiga kuadran dan tiap kuadran mendeskripsikan suatu hubungan tertentu seperti terlihat pada tabel di atas.

Kuadran I berisi sel-sel yang menggambarkan transaksi barang dan jasa antar sektor-sektor produksi. Penggunaan atau konsumsi barang dan jasa disini adalah penggunaan untuk diproses kembali, baik sebagai bahan baku maupun bahan penolong. Kuadran II menggambarkan komponen permintaan akhir yang meliputi konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, stok netto, ekspor dan impor, margin perdagangan dan biaya transpor.

Kuadran III menunjukkan nilai tambah bruto dan komponen-komponennya yang terdiri atas upah dan gaji, surplus usaha, pajak tak langsung netto, subsidi dan penyusutan.

Konsep Analisis Keterkaitan Ekonomi Antar Sektor

Matriks kebalikan dapat digunakan untuk mengukur pengaruh kenaikan satu unit permintaan suatu sektor terhadap output sektor

tersebut (pengaruh langsung) dan terhadap output sektor lainnya (pengaruh tidak langsung).

Dalam mengukur besarnya pengaruh dan keterkaitan yang terjadi antar sektor ekonomi digunakan alat analisis daya penyebaran (DP) dan derajat kepekaan (DK). Daya penyebaran disebut juga dengan keterkaitan ke depan yaitu yang berhubungan dengan penjualan barang jadi sedangkan derajat kepekaan merupakan keterkaitan ke belakang yang berhubungan dengan bahan mentah dan bahan baku (BPS, 2006 : 50).

Sektor yang mempunyai daya penyebaran tinggi memberikan indikasi bahwa sektor tersebut mempunyai keterkaitan ke depan atau daya dorong yang cukup kuat dibandingkan terhadap sektor lainnya, begitupun dengan sektor yang mempunyai derajat kepekaan yang tinggi yang berarti bahwa sektor tersebut mempunyai ketergantungan (kepekaan) yang tinggi terhadap sektor lain. Dari kedua ukuran ini dapat diturunkan total daya penyebaran dan total derajat kepekaan untuk digunakan dalam menganalisa dan menentukan sektor-sektor kunci (key sectors) yang akan dikembangkan dalam pembangunan ekonomi dalam suatu wilayah serta indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan yang digunakan untuk melihat keragaman ketergantungan antar sektor.

Sektor Unggulan

Barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor produksi terdiri dari berbagai jenis dan bentuk yang sangat beragam. Akibatnya setiap barang dan jasa yang berbeda tersebut dapat

(5)

13 - Volume 2, No. 1,Februari 2014

dikelompokkaan menjadi suatu kelompok sektor dalam penyusunan Tabel Input-output.

Pengelompakan barang dan jasa ini merupakan basis dalam menentukan sektor-sektor yang menjadi perhatian utama dalam tabel Input- Output. Dalam menentukan sektor-sektor ekonomi didasarkan pada asas kesatuan komoditi dan kesatuan aktifitas.

Sektor unggulan merupakan sektor yang biasa menjadi motor penggerak pembangunan suatu daerah, yang didasarkan pada kriteria tertentu yaitu:

1. Sektor unggulan harus mampu menjadi penggerak utama pembangunan perekonomian. Artinya sektor tersebut dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan produksi, pendapatan maupun pengeluaran.

2. Sektor unggulan mempunyai dampak keterkaitan yang kuat baik keterkaitan ke depan maupun ke belakang, dan dengan sektor unggulan lain ataupun dengan sektor ekonomi lainnya.

3. Sektor unggulan mampu bersaing dengan sektor yang sejenis dari wilayah lain di pasar nasional dan internasional, baik dalam harga produk sektor tersebut, biaya produksi, kualitas pelayanan maupun aspek-aspek lainnya.

4. Sektor unggulan daerah memiliki keterkaitan dengan daerah lain, baik dalam pasar maupun pemasukan bahan baku.

5. Sektor unggulan memiliki teknologi yang terus meningkat, terutama melalui inovasi teknologi.

6. Sektor unggulan mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala produksi yang dimiliki oleh sektor tersebut.

7. Sektor unggulan biasanya bisa bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.

Apabila berdasarkan basis ekonomi, perekonomian suatu wilayah terbagi atas dua, yaitu sektor basis dan sektor non basis yang apabila dikaitkan dengan sektor unggulan maka sektor basis termasuk dari salah satu kriteria sektor unggulan. Sektor basis itu sendiri adalah kegiatan-kegiatan yang mampu mengekspor barang dan jasa keluar batas perekonomian wilayah yang bersangkutan. Sedangkan sektor non basis adalah kegiatan-kegiatan ekonomi yang menyediakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang bertempat tinggal di dalam batas perekonomian wilayah tersebut.

Hipotesis Penelitian

1. Sektor industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Aceh merupakan sektor yang memiliki daya penyebaran (keterkaitan ke depan) dan derajat kepekaan (keterkaitan ke belakang) yang paling tinggi.

2. Sektor kopi, sektor ternak dan hasilnya, sektor pengilangan minyak dan gas, sektor industri makanan, minuman dan tembakau adalah sektor unggulan di provinsi Aceh.

(6)

Volume 2, No. 1,Februari 2014 - 14 METODE PENELITIAN

Analisis Keterkaitan

Analisis keterkaitan digunakan untuk melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu perekonomian, yang terbagi atas keterkaitan sederhana yang merupakan suatu koefisien dan keterkaitan dengan sektor lain yaitu daya penyebaran dan derajat kepekaan. Keterkaitan sederhana terdiri dari keterkaitan input untuk suatu sektor, yang merupakan koefisien total input antara dan keterkaitan output untuk suatu sektor yang merupakan koefisien total permintaan antara.

Daya penyebaran dan derajat kepekaan merupakan analisis lanjutan yang menggunakan matriks kebalikan, sehingga secara umum jumlah dampak akibat perubahan permintaan akhir suatu sektor terhadap output seluruh sektor ekonomi adalah:

rj = b1j + b2j + ….. + bnj= i bij

dimana:

rj = jumlah dampak akibat perubahan permintaan akhir sektor j terhadap output seluruh sektor ekonomi.

bij = dampak yang terjadi terhadap output sektor i akibat perubahan permintaan akhir sektor j.

Sehingga dapat dihitung rata-rata dampak yang ditimbulkan terhadap output masing- masing sektor j akibat perubahan permintaan akhir suatu sektor:

Yj = (rj / n) = (1/n) i bij

Ukuran yang dihasilkan dari proses ini atau

turunan yang berupa total daya penyebaran (j) yaitu:

dimana

j = indeks daya penyebar sektor j = total daya penyebar sektor j

= rata-rata penyebaran per sektor

Apabila j > 1, artinya sektor tersebut mempunyai kemampuan kuat untuk menarik pertumbuhan sektor hulu. Namun jika j < 1, artinya kurang memiliki kemampuan kuat untuk menarik pertumbuhan hulunya.

Begitupun dengan derajat kepekaan yaitu diperoleh dari:

rj = b1j + b2j + ….. + bnj= i bij

dimana:

ri = jumlah dampak akibat perubahan permintaan akhir sektor i terhadap ouput seluruh sektor ekonomi.

Dilanjutkan dengan menghitung rata-rata dampak yang ditimbulkan terhadap output masing-masing sektor i akibat perubahan permintaan akhir suatu sektor. Sehingga diperoleh total derajat kepekaan (1):

dimana

1 = indeks derajat kepekaan sektor i aj=

bij i=1

å

n

1n bij j=1

å

n i=1

å

n

bij i=1

å

n

1n bij j=1

ån i=1

ån

bi=

bij i=1

å

n

1n bij j=1

å

n i=1

å

n

(7)

15 - Volume 2, No. 1,Februari 2014 = total derajat kepekaan sektor i

= rata-rata derajat kepekaan per sektor

Suatu sektor Jika i > 1 artinya sektor tersebut mempunyai kemampuan kuat untuk mendorong sektor hilirnya. Jika i < 1, maka sektor tersebut kurang mampu mendorong pertumbuhan hilirnya.

Dengan melihat keterkaitan yang terjadi antar sektor ekonomi, selanjutnya dapat diidentifikasi sektor-sektor unggulan dalam suatu perekonomian. Sektor unggulan ini diharapkan dapat menarik perkembangan sektor-sektor lainnya atau disebut juga memiliki keterkaitan yang tinggi baik keterkaitan ke depan maupun ke belakang. Disamping itu juga dapat menunjukkan sektor-sektor yang mempunyai prospek dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Dikatakan mempunyai daya penyebaran yang tinggi kalau pertumbuhan sektor tersebut mempengaruhi banyak sektor lainnya, pengaruhnya tersebar kemana-mana, ini berarti membuat banyak sektor tumbuh dengan cepat sehingga bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi tingkat provinsi. Sebaliknya suatu sektor dikatakan peka atau sensitif apabila sektor tersebut mempunyai reaksi yang cepat terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi.

Artinya kalau ekonomi provinsi mengalami pertumbuhan dengan cepat sektor tersebut juga mengikuti, tumbuh dengan cepat pula

(Nazamuddin, 2003 : 324).

TEMUAN DAN PEMBAHASAN Analisis Keterkaitan Antar Sektor

Dengan menggunakan model Input-Output kita dapat melakukan berbagai analisis yaitu untuk untuk mengetahui seberapa jauh tingkat hubungan keterkaitan antar sektor produksi yang merupakan suatu kelebihan dan keunggulan model I-O. Ada tingkat keterkaitan teknis antara unsur aktif (dalam hal ini unsur yang menunjang kegiatan ekonomi).

Keunggulan analisis dengan model I-O salah satunya adalah dapat mengetahui seberapa besar tingkat hubungan atau keterkaitan antar sektor ekonomi. Keterkaitan antar sektor ekonomi dapat berupa keterkaitan ke belakang (backward linkages) dimana merupakan hubungan bahan mentah atau bahan baku dan hubungan keterkaitan ke depan (forward linkages) yang merupakan hubungan dengan penjualan barang jadi.

Keterkaitan Ke Belakang (Backward Linkages)

Sektor-sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (keterkaitan dengan sektor-sektor hulunya) di atas rata-rata lainnya berdasarkan klasifikasi 55 sektor ekonomi adalah sektor industri makanan, minuman dan tembakau dengan indeks derajat kepekaan sebesar 1,6917 kemudian diikuti oleh sektor industri penggilingan beras, biji-bijian & tepung dengan indeks derajat kepekaan sebesar 1,5260 dan sektor air minum dengan indeks kepekaan sebesar 1,3688. Indeks keterkaitan ke belakang

bij j=1

å

n

1n bij j=1

å

n i=1

å

n

(8)

Volume 2, No. 1,Februari 2014 - 16 sektor industri makanan, minuman dan

tembakau sebesar 1,6917 dapat diartikan kemampuan sektor tersebut dalam mendorong peningkatan output seluruh sektor perekonomian sekitar 1,6917 kali lipat dibandingkan dengan rata-rata kemampuan sektor lainnya, apabila terdapat kenaikan satu satuan permintaan akhir pada sektor tersebut.

Sebaliknya, tiga sektor yang mempunyai indeks keterkaitan ke belakang di bawah rata-rata di Provinsi Aceh adalah sektor kegiatan yang tidak jelas batasannya dengan indeks derajat kepekaan sebesar 0,68889, kemudian sektor sayur dan buah-buahan dengan indeks derajat kepekaan sebesar 0,7404, dan sektor perbankan sebesar 0,7463. Nilai keterkaitan ke belakang sektor sayur dan buah-buahan sebesar 0,7404 dapat diartikan bahwa kenaikan permintaan pada sektor tersebut kurang berpengaruh terhadap kenaikan output perekonomian di Provinsi Aceh.

Keterkaitan Ke Depan (Forward Linkages)

Terdapat beberapa sektor-sektor yang memiliki keterkaitan ke depan (keterkaitan dengan sektor-sektor hilirnya) antara lain:

sektor pertambangan gas dengan indeks daya penyebaran sebesar 3,1202, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan dengan indeks daya penyebaran sebesar 2,6238 dan dirangking ketiga ada sektor industri pupuk urea dan kimia dasar dengan nilai indeks daya penyebaran sebesar 2,2549. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan output di sektor pertambangan gas dapat mencapai 3,1202 kali lipat dibandingkan

dengan rata-rata peningkatan output di sektor lain apabila seluruh sektor ekonomi masing- masing mengalami kenaikan permintaan akhir sebesar 1 unit. sektor-sektor lainnya yang pembentukan outputnya juga relatif peka terhadap pergeseran permintaan akhir di sektor- sektor ekonomi lainnya adalah sektor perdagangan (2,6238), untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel. 1. Indeks Derajat Kepekaan dan Indeks Daya Penyebaran Menurut Sektor Ekonomi

Sektor

Indeks Derajat Kepekaan

Indeks Daya Penyebar

an

Sektor Unggulan

(1) (2) (3) (4)

Kopi 1,0158 1,0106 2,0264

Ternak dan Hasilnya

1,0908 2,1038 3,1946 Penggilan

gan Minyak &

Gas

1,0831 1,8588 2,9419

Industri Makanan, Minuman dan Tembakau

1,6917 1,9055 3,5972

Industri Pupuk Urea dan Kimia Dasar

1,3094 2,2549 3,5643

Listrik 1,3404 1,3429 2,6833 Bangunan 1,0132 1,3034 2,3166

Berdasarkan hasil pengelompokkan 55 (lima puluh lima) sektor ekonomi di Provinsi Aceh dapat dilihat bahwa ada 7 (tujuh) sektor yang mempunyai indeks derajat kepekaan dan daya penyebaran tinggi yang terdapat pada kuadran I (satu) yaitu sektor kopi, sektor ternak dan hasilnya, sektor penggilangan minyak &

gas, sektor industri makanan, minuman dan

(9)

17 - Volume 2, No. 1,Februari 2014

tembakau, sektor industri pupuk urea dan kimia dasar, sektor listrik serta sektor bangunan seperti yang tertera pada Tabel 9. Kelompok sektor ini sering disebut sebagai sektor unggulan. Pengembangan terhadap sektor- sektor unggulan ini akan memicu pertumbuhan bagi perkembangan sektor-sektor lainnya dalam perekonomian Provinsi Aceh. Sedangkan untuk diluar sektor unggulan yang mempunyai potensi dan dapat dikatakan sebagai pendukung sektor unggulan.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke depan (daya penyebaran) paling tinggi yaitu sektor industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,9055, sektor industri pupuk urea dan kimia dasar sebesar 2,2549, sektor ternak dan hasilnya sebesar 2,1038, sektor penggilingan minyak & gas sebesar 1,8588, sektor listrik sebesar 1,3429, sektor bangunan sebesar 1,3034 dan sektor kopi sebesar 1,0106.

2. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (derajat kepekaan) paling tinggi yaitu sektor industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,6971, sektor industri pupuk urea dan kimia dasar sebesar 1,3094, sektor ternak dan hasilnya sebesar 1,0908, sektor penggilingan minyak & gas sebesar 1,0831, sektor listrik sebesar 1,3404, sektor bangunan sebesar 1,0132 dan sektor kopi sebesar 1,0158.

3. Sektor unggulan di Provinsi Aceh adalah sektor kopi, sektor ternak dan hasilnya, sektor penggilingan minyak dan gas, sektor industri makanan, minuman dan tembakau, sektor industri pupuk urea dan kimia dasar.

Sedangkan sektor-sektor lainnya dapat menjadi sektor pendukung yang perlu mendapat perhatian adalah sektor bangunan, sektor listrik dan sektor transportasi.

Saran-saran

1. Sangat perlu untuk mengembangkan pasar untuk dapat mendistribusikan output/ hasil produksi yang dihasilkan dari sektor-sektor.

2. Daerah - daerah yang terbelakang (tertinggal) yang biasanya ditandai dengan lemahnya saling keterkaitan antar sektor dan industri di daerah tersebut tidak melakukan perdagangan antara satu dengan lainnya, maka percepatan pertumbuhan agroindustri di daerah-daerah terpencil akan menstimulasi akselerasi pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja yang lebih baik.

(10)

Volume 2, No. 1,Februari 2014 - 18 DAFTAR PUSTAKA

Affandi, H. 2010. Penentuan Sektor Unggulan dalam Pengembangan Wilayah Madura Dengan Pendekatan Analisis Input-Output.

Tesis pada Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Surabaya.

Ambardi, U.M dan Socia, P. 2002. Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah. Pusat Pengkajian Kebijakan Pengambangan Wilayah (P2KTPW-BPPT), Jakarta.

Arsyad, L. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. BPFE, Yogyakarta.

Azis, I.J. 1994. Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di Indonesia.LPFE-UI, Jakarta.

BPS Provinsi Aceh. 2006. Analisis Perekonomian Provinsi Aceh Model Tabel Input Output Regional Tahun 2006. BPS, Aceh.

Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Jakarta:

Erlangga.

Jhingan, M.L. 1992. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Terjemahan D. Guritno.

Rajawali, Jakarta.

Nazara Suahasil. 1997. Analisis Input Output.Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

RPJP Provinsi Aceh. 2011. Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2011. Aceh.

Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Baduose Media, Cetakan Pertama, Padang.

Tarigan, R. 2007. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. PT. Bumi Aksara, Cetakan Keempat, Jakarta.

Todaro, M. 1984. Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang : Buku I. Akademi Pressindo, Jakarta.

Todaro, M. 1984. Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang : Buku II. Akademi Pressindo, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Persentase penghambatan pertumbuhan fungi patogen oleh fungi endofit dihitung dengan rumus (Nuangmek et.al. oxysporum dengan fungi endofit yang diisolasi dari

E-CRM adalah strategi bisnis yang menggunakan teknologi informasi yang memberikan perusahaan suatu pandangan pelanggannya secara luas, dapat diandalkan dan terintegrasi

Hal tersebut dilihat dari yang telah dilakukan humas Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Jawa Tengah I yaitu memberikan masukkan kepada kepala kantor dalam

Untuk menciptakan sebuah interior rumah tinggal yang ramah lingkungan, banyak faktor yang harus diketahui sebelum memilih material-material untuk setiap elemen interior

Upaya kesehatan pengembangan yang dilaksanakan di kuta alam adalah kesehatan usia lanjut, kesehatan mata/pencegahan kebutaan, kesehatan ji wa, usaha kesehatan gigi dan

Pengalaman komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu yang dialami individu dan berkaitan dengan aspek komunitas, meliputi proses, simbol maupun makna

Distraksi disini adalah berbagai hal yang dapat mengalihkan perhatian anak dari guru atau terapis, misalnya suara TV atau orang mengobrol, berbagai barang yang

Berlangsungnya pendidikan sebagai salah satu upaya mengembangkan potensi peserta didik dengan berbagai kegiatan perlu dukungan dari berbagai pihak, salah satunya