• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Cairan Sendi (Sinovial) Ratih Kartika Dewi, S.Si, M.biomed

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemeriksaan Cairan Sendi (Sinovial) Ratih Kartika Dewi, S.Si, M.biomed"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Pemeriksaan Cairan Sendi (Sinovial)

Ratih Kartika Dewi, S.Si, M.biomed

(2)

Pendahuluan

• Cairan sendi bersifat viskous, ada dalam rongga sendi terletak diantara membran sinovial

• Cairan sinovial merupakan ultrafiltrat plasma yang menembus membran sinovial→ fungsi pelumas, metabolisme dan nutrisi tulang rawan

• Filtrasi sifat non selektif, kecuali utk protein dg berat

molekul tinggi→ mayoritas zat cairan sendi konsentrasi

sama dg plasma

(3)

• Membran sinovial mempunyai sel : sinoviosid

• Sinoviosid → sekresi mukopolisakarida

• Mukopolisakarida :

• asam hialuronat : mengatur viskositas sendi

• protein

• Membran sendi rusak : nyeri dan sendi kaku → artritis

• Analisis cairan sendi → kelainan patologik pada

artritis

(4)

• Dibentuk dr proses ultrafiltrasi plasma darah oleh membran sinovial

• Proses ultrafiltrasi plasma:

1. Filtrasi membran endotel kapiler

2. Transportasi filtrasi melewati matriks sinoviosit 3. Sekresi oleh sinoviosit

• Bercampur dgn hialuronat yg di produksi oleh sinoviosit

• Hialuronat : Polimer disakarida dgn BM tinggi,

berfungsi pelumas sendi, dan memberi viskositas

pd cairan sinovial.

(5)

Kegunaan

1. Membedakan sinovial traumatik dgn perdarahan traumatik

2. membedakan sinovitis atraumatik pada orag dewasa; infeksi, gout, pseudogout

3. memastikan diagnosis pd infeksi sendi dgn kultur cairan sinovial spt; artritis septik dan artritis periprostetik

4. Membantu diagnosis sinovitis kronik

(6)

Karakteristik cairan sendi normal

Pemeriksaan fisik

Volume total 0,1 – 3,5 mL

Warna Kuning pucat

Kejernihan jernih

Viskositas Tinggi membentuk “srings” 3-6 cm Bekuan spontan tidak

Pemeriksaan Mikroskopis

Hitung eritrosit < 2000 sel/ uL Hitung lekosit < 200 sel/ uL Hitung jenis sel :

monosit & makrofag limfosit

netrofil

± 60%

± 30%

± 10%

Kristal Negatif

(7)

Pemeriksaan kimia

Glukosa Sama dengan plasma

Asam urat Sama dengan plasma values

Protein total 1 – 3 g/dl

Laktat 9 – 33 mg/dl

Hialuronat 0,3 – 0,4 g/dl

(8)

Klasifikasi cairan sendi berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium

Test Normal Kelompok I

Non inflamasi

Kelompok II

inflamasi

Kelompok

III

Septik

Kelompok

IV

Hemoragik

Volume < 3,5 > 3,5 > 3,5 >3,5 >3,5

Kekeruhan Jernih Jernih Keruh Keruh Keruh

Warna Kuning pucat Kuning Kuning-putih Abu-abu,

coklat-

Hijau, berdarah

Merah atau xanthochrom

Viskositas Tinggi Moderat-tinggi Rendah Rendah Bervariasi

Pembentukan fibrin

- - Ada Tidak ada -

Mucin clot Baik Fair - baik Fair - baik Buruk Bervariasi

Jumlah lekosit (/uL)

< 200 < 3000 2.000 – 50.000 20.000 –

150.000

< 5000

Neutrofil (%) < 25% <25% > 50% > 80% < 50%

Kosentrasi glukosa Mirip plasma Mirip plasma < plasma < plasma Mirip plasma

Perbedaan glukosa:

Plasma –cairan otak < 10 mg/dl < 10 mg/dl > 25 mg/dl > 25 atau >50 mg/dl

< 10 mg/dl

Biakan Negatif Negatif Negatif Positif Negatif

(9)

Pemeriksaan laboratorium

• Makroskopik :

• Warna : normal →jernih

merah/coklat → trauma, fraktur, tumor hijau /purulen → infeksi

susu → artritis tuberkulosa, Systemic Lupus Erythematosus (sle) keruh → lekosit >>, eritrosit>>, kristal>>, lemak, fibrin, debris

• Viskositas : tinggi → kadar asam hialuronat tinggi

peradangan → as.hialuronat depolimerisasi → enzim hyaluronidase pd

netrofil → menghambat produksi & sekresi hialuronat

(10)

• Fibrin clot formation :

• Spesimen : cairan sendi tanpa antikoagulan

• Normal : tidak ada fibrinogen → tidak ada bekuan

• Proses eksudasi : ggn permeabilitas membran sinovial →bekuan

• Inflamasi : viskositas rendah, keruh, jumlah sel meingkat

• Penilaian :

- (normal) tidak ada fibrin

+ terdapat benang fibrin, bekuan < 25%

++ bekuan kecil, 25-50% volume cairan

+++ bekuan besar, 50—75% volume cairan

++++ bekuan besar, > 75% volume cairan

(11)

Mikroskopis

• Pemeriksaan jumlah sel

• Dihitung menggunakan kamar hitung tanpa pengenceran

• Bila keruh diencerkan dg salin 0,9%

• Penilaian :

• Lekosit < 200 /uL : normal

• Lekosit > 2000 /uL : artritis bakterial, artritis gout akut, artriis reumatoid

• Jumlah PMN < 25% : normal

• Jumlah PMN > 80% : artritis bakterial, artritis gout akut

(12)

• Pemeriksaan kristal

• Kristal terbentuk akut → nyeri dan inflamasi

• Penyebab :

• Kelainan metabolisme

• Gangguan fs eksresi ginjal → peningkatan zat kimia yg mengalami kristalisasi

• Degenerasi tulang rawan

(13)

Identifikasi kristal secara mikroskopis yang dikaitkan dengan klinik

Kristal Mikroskopis Klinik

Urat monosodium Jarum halus dengan ujung lancip dan berkilau

Artritis urat (artritis gout)

Kalsium pirofosfat dihidrat

Seperti batang/romboid, kurang berkilau

Pseudogout

(kondrokalsinosis) Kolesterol Rata dengan sudut menonjol,

tidak berkilau

Artritis kronik seperti artritis reumatoid

Kalsium oksalat Seperti amplop Pada kasus dialisis ginjal Kortikosteroid Bervariasi tergantung jenis

kortikosteroid

Pernah mendapatkan

suntikan intraartikular

(14)

• Pemeriksaan asam urat

• Kadar sama dengan plasma

• Peningkatan → Gout

• Mikroskopis : dijumpai kristal urat monosodium

• Pemeriksaan mikrobiologi

• Pemeriksaan gram dan biakan/kultur

• Penyebab infeksi cairan sendi: bakteri (staphylococcus

75%, bakteri Gram negatif 50%, infeksi gonococcus 40%),

jamur, virus dan mycobakteria

(15)

Pengambilan dan penyimpanan spesimen

Analisis cairan sendi dilakukan jika menemukan sesuatu yang mencurigakan di daerah persendian, berupa:

(1) nyeri di daerah persendian

(2) eritema meliputi daerah persendian dan sekitarnya (3) inflamasi di daerah persendian

(4) akumulasi cairan sinovial

(16)

ARTROSENTESIS

Prosedur dalam pengambilan cairan sinovial dikenal dengan arthrocentesis. Setelah dianastesi lokal, dokter akan melakukan penyuntikan hinga masuk ke tempat cairan sinovial berada (area diantara tulang).

Selain untuk mengambil spesimen cairan sinovial, prosedur ini dilakukan juga dalam:

1. Pengambilan cairan sinovial berlebihan untuk mengurangi tekanan yang berlebihan.

2. Injeksi kortikosteroid ke dalam cairan sinovial yang

mengalami inflamasi

(17)

Pre Analitik

1. Spuit yang digunakan (19/21 untuk sendi besar, 23/25 untuk sendi kecil).

2. Digunakan sarung tangan steril.

3. Dilakukan anastesi lokal (lidokain atau etiklorida spray).

4. Kapas alkohol dan betadine.

5. Empat tabung penampungan steril

(18)

Analitik

1. Ditentukan lokasi penusukan, daerah ektensor lebih aman (bebas saraf) dan beri tanda.

2. Dilakukan tindakan aseptik pada lokasi.

3. Dilakukan anastesi lokal (inflamasi lidokain/prokain dengan jarum halus atau etiklorida spray).

4. Ditusuk daerah yang sudah ditandai dengan spuit yang berisi 25 µ sodium heparin (dibilas) dan

gunakan jarum yang sesuai hingga terasa jarum menembus membran sinovia (seperti menusuk

kertas).

(19)

• 5. Dilakukan aspirasi perlahan-lahan (untuk meminimalisasi nyeri).

• 6. Spesimen ditampung (sesuai urutan tabung pertama kali diisi).

➢ Tabung I (tabung heparin ) steril untuk pemeriksaan mikrobiologis (gram dan biakan).

➢ Tabung II (tabung EDTA) untuk pemeriksaan mikroskopis, memeriksa kristal, dan hitung jenis sel.

➢ Tabung III (tanpa EDTA) untuk pemeriksaan kimia atau imunologi dan untuk pemeriksaan makroskopis.

➢ Tabung IV (tanpa Antikoagulasi): utk tes kimia dan imunologi

(20)
(21)
(22)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel:

1. Mengetahui apakah pasien mempunyai gangguan hemostasis.

2. Melakukan dengan tehnik yang benar dan berusaha untuk selalu steril.

3. Sampel yang didapatkan sesegera mungkin untuk dibawa kelaboratoium.

4. Jika akan dikerjakan pemeriksaan glukosa cairan sendi maka pasien dipuasakan 6-8 jam terebih dahulu.

5. Bila dikehendaki antikoagulan digunakan heparin.

6. Bila akan dilakukan pemeriksaan mikrobiologi wadah untuk menampung cairan sendi harus steril

(23)

•Macam –Macam tes : 1. Makroskopis

2.Mikroskopis 3. kimia

4. Mikrobiologi

PEMERIKSAAN CAIRAN SINOVIAL

(24)

Tes Makroskopik

➢Volume

✓Dalam keadaan normal cairan sendi susah didapat dan biasanya volume normal tidak melebihi 2 ml

✓Volume yang melebihi 2 ml menandakan adanya kelainan, makin besar volume itu, maka makin luas juga kelainan yang ada.

➢ Warna

✓ Cairan sendi normal tidak berwarna atau mempunyai warna kekuning- kuningan yang sangat muda.

✓ Jika terjadi warna merah karena adanya darah biasanya disebabkan oleh

trauma pungsi.

(25)

➢ Kejernihan

✓Dalam keadaan normal cairan sendi jernih

✓Proses patologis seperti radang dapat mengubah ciri-ciri itu menjadi agak keruh sampai keruh sekali

✓kekeruhan juga disebabkan o/ proses-proses lain: adanya beberapa macam Kristal atau oleh sel-sel synovia yang terlepas

Pre Analitik

Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus.

Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus.

Prinsip tes : setiap kelainan memberi warna dan kejernihan yang berbeda.

Alat : tabung yang steril .

(26)

Analitik

Cara kerja :

1. Sampel dimasukan kedalam tabung steril 2. Dilihat warna dan kejernihan sampel .

3. Nilai rujukan : tidak berwarna dan jernih.

Pasca Analitik Interpretasi :

• Kuning jernih : artritis traumatik, osteoartritis dan artritis rematoid ringan.

• Kuning keruh : inflamasi spesifik dan non spesifik, karena

bertambahnya lekosit

(27)

• Seperti susu (chyloid) : artritis rematoid dengan efusi kronik, pirai dengan efusi akut dan obstruksi limfatik dengan efusi.

• Seperti nanah atau purulent : artritis septik yang lanjut.

• Seperti darah : pada trauma, hemofilia dan sinovisitis vilonodularis hemoragik. Bila darah terjadi karena trauma pada waktu aspirasi maka warna merahnya akan berkurang bila aspirasi diteruskan, sedangkan jika bukan oleh trauma maka warna merah akan menetap.

• Kuning kecoklatan : pada perdarahan yang telah lama

(28)

➢Bekuan

✓Cairan sendi normal tidak membeku karena tidak berisi fibrinogen

✓Proses peradangan dapat menyebabkan masuknya fibrinogen ke dalam cairan sendi.

✓semakin besar bekuan , besarnya bekuan menentukan tingkat keparahan inflamasi

Pre analitik

Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus.

Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus.

Prinsip tes : fibrinogen menyebabkan sampel membeku.

Alat : tabung yang steril.

(29)

Analitik

Cara kerja :

1. Sampel dimasukan kedalam tabung steril 2. Dibiarkan sampel selama 1 jam

3. Dilihat ada tidaknya bekuan.

4. Nilai rujukan : tidak membeku

Pasca analitik Interpretasi :

Bekuan + : ada proses peradangan

➢ Viskositas

✓ Cairan sendi mempunyai nilai viskositas tertentu,

✓ beberapa keadaan patologis dapat mengurangi viskositas sehingga cairan itu seolah-olah menjadi encer.

✓ Untuk menguji viskositas isaplah cairan sendi kedalam pipet ukur 2 ml, kemudian biarkan cairan itu mengalir keluar dan perhatikan panjangnya benang lendir yang dapat dibentuk sampai saat cairan itu jatuh.

✓ Dalam keadaan normal panjangnya ±5 cm. semakin pendek benang , maka semakin abnormal.

(30)

Cara kerja :

1. Dihisap sampel ke dalam spuit atau semprit tanpa jarum.

2. Diteteskan sampel ke luar dari spuit tersebut.

3. Diukur panjang tetesan. Atau diambil sampel dengan jari telunjuk, direntangkan antara jari telunjuk dan ibu jari.

4. Hitung panjang rentangan.

5. Nilai rujukan : panjangnya tanpa putus 4-6 cm disebut viskositas tinggi.

Pre analitik Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus.

Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus.

Prinsip tes : asam hialuronat dalam cairan sendi menentukan viskositas cairan.

Alat : spuit atau semprit tanpa jarum.

Analitik

(31)

Interpretasi :

non inflamatorik : Viskositas tinggi.

Viskositas menurun : inflamatorik akut dan septik

Hemoragik: Viskositas bervariasi

Pasca analitik

(32)

Mikroskopis

➢ Menghitung jumlah sel

✓ dilakukan seperti menghitung leukosit dalam darah tepi.

✓ Menggunakan larutan NaCl 0,85 % sebagai pengganti cairan Turk untuk menghitung jumlah sel dan kamar hitung Fuchs-Rosenthal.

✓ Dalam keadaan normal jumlah sel dalam cairan sendi kurang dari 200 per µl. Pertambahan cairan sendi oleh causa bukan radang dapat meningkatkan jumlah itu sampai 2.000 per µl, sedangkan adanya radang jumlah sel dalam cairan sendi bisa mencapai lebih dari 2.000 per µl.

Jumlah lekosit

Hasil hitung lekosit total maupun hitung jenis lekosit pada sendi dapat membedakan

inflammatory arthritis, non inflammatory arthritis dan infectious arthrtis.

(33)

Pre analitik

• Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus.

• Persiapan sampel :

Sampel diencerkan dengan NaCl 0,9% atau metilen biru dalam NaCl 0,9% untuk cairan yang jernih.

➢Jika cairan sendi terlalu kental kemungkinan sulit untuk dipipet, maka sampel harus diencerkan dengan buffer hialuronidase.

➢Bila cairan sendi banyak mengandung eritrosit, maka digunakan HCl 0,1% atau saponin 1%, karena cairan ini dapat melisiskan eritrosit.

Prinsip tes : Sampel diencerkan dan dimasukkan

ke dalam kamar hitung (hemositometer). Dengan

memperhitungkan faktor pengenceran, jumlah

lekosit dalam darah dapat diketahui.

(34)

Analitik

Cara kerja :

1. Dipipet sampel ke dalam pipet lekosit sampai tanda 0,5.

2. Dipipet NaCl 0,9% sampai tanda 11, kocok isi pipet beberapa menit agar isi pipet bercampur baik.

3. Kemudian dibuang 4 – 5 tetes isi pipet.

4. Disiapkan kamar hitung dengan cover glass di atasnya.

5. Diteteskan isi pipet pelahan-lahan ke dalam kamar hitung

6. Dihitung jumlah lekosit yang tampak dalam 4 kotak lekosit dengan menggunakan perbesaran lensa objektif 10 x dan hasilnya dikali 50 (pengenceran).

7. Nilai rujukan: jumlah lekosit < 200/mm3.

(35)

Pasca analitik

• Interpretasi :

✓Jumlah lekosit 200-500/mm3 penyakit non inflamatorik (penyakit degeneratif).

✓Jumlah lekosit 2.000-100.000/mm3 menandakan inflamatorik akut.

~ Artritis gout akut : jumlah lekosit 750-45.000/mm3, rata-rata 13.500/mm3.

~ Faktor rematoid : jumlah lekosit 300-98.000/mm3, rata-rata 17.800/mm3

~ Artritis rematoid : jumlah lekosit 300-75.000/mm3, rata-rata 15.500/mm3.

~ Septik (infeksi) : jumlah lekosit 20.000-200.000/mm3

~ Artritis TB : jumlah lekosit 2.500-105.000/mm3, rata-rata 23.500/mm3.

~ Atritis gonore : jumlah lekosit 1.500-108.000/mm3, rata-rata 14.000/mm3.

~ Atritis septik : jumlah lekosit 15.600-213.000/mm3, rata-rata 65.400/mm3.

~ Hemoragik : jumlah lekosit 200-10.000/mm3

(36)

Menghitung jenis sel

• Cairan sendi diperiksa seperti cairan tubuh yang lain dengan cara membuat sediaan apus yang dipulas Giemsa atau Wright.

• Dalam keadaan normal leukosit berinti segment kurang dari 25% dari semua jenis sel yang ada dalam cairan sendi. Semakin tinggi maka semakin akut keadaan patologis.

Hitung Jenis

Hitung jenis lekosit pada sendi dapat membedakan inflammatory arthritis, non inflammatory arthritis dan infectious

arthrtis. Pre Analitik

Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus.

Persiapan sampel :

• Sampel harus diperiksa < 1 jam setelah pengambilan.

• Sampel dapat langsung dari cairan aspirasi atau dari

sedimen cairan sendi yang telah disentrifus (paling baik).

Prinsip tes : cairan sendi diapuskan di

atas obyek glass kemudian diwarnai.

(37)

Analitik

Cara kerja pewarnaan :

1. Diambil cairan sendi yang telah disentrifuge

2. Diteteskan 1-2 tetes cairan sendi diatas objek glas, kemudian dibuat hapusan di atas objek glass, dibiarkan mengering.

3. Difiksasi apusan tersebut dengan metanol selama 5 menit lalu dibilas dengan air mengalir.

4. Diteteskan sediaan apusan dengan larutan May Grunwald ± 1 – 2 menit.

5. Digenangi dengan larutan buffer pH 6,4 dan diamkan selama 3 menit.

6. Diwarnai dengan larutan Giemsa yang sudah diencerkan dengan buffer pH 6,4 dan dibiarkan 5 – 10 menit, cuci dengan air mengalir lalu keringkan.

7. Diamati apusan di bawah mikroskop dengan pembesaran 100 x menggunakan oil emersi.

Nilai rujukan : jumlah netrofil < 25 %.

(38)

Interpretasi :

Jumlah netrofil < normal atau non inflamatorik®25%

Jumlah netrofil pada kelompok akut inflamatorik :

~ Artritis gout akut : jumlah netrofil 48 – 94%, rata-rata 83%.

~ Faktor rematoid : jumlah netrofil 8 – 89%, rata-rata 46%.

~ Artritis rematoid : jumlah netrofil 5 – 96%, rata-rata 65%.

~ Artritis tuberkulosa : jumlah netrofil 29 – 96%, rata-rata 67%.

~ Artritis gonore : jumlah netrofil 2 - 96% , rata-rata 64%.

~ Artritis septik : jumlah netrofil 75 – 100%, rata-rata 95%.

~ Jumlah netrofil pada kelompok hemoragik : <50 %

Pasca analitik

(39)

Kristal-kristal

Pre analitik

Persiapan pasien : tidak diperlukan persiapan khusus.

Persiapan sampel : sampel disentrifus terlebih dahulu.

Prinsip tes : jenis kristal tergantung jenis kelainan.

Analitik

Cara kerja :

1. Diteteskan satu sampai dua tetes cairan sendi yang telah disentrifus diatas objek glass dan ditutup dengan cover glass.

2. Diperiksa dengan mikroskop lensa objektif 10x dan 40x.

3. Nilai rujukan : tidak ditemukan kristal dalam cairan sendi.

Pasca analitik

Interpretasi :

~ Kristal monosodium urat (MSU) ditemukan pada artritis gout.

~ Calcium pyrophosphate dihydrate (CPPD) yang ditemukan pada kondro-kalsinosis (pseudogout).

~ Calcium hydroxyapatite (HA) terdapat pada calcific periarthritis dan tendenitis.

~ Kristal kolesterol ditemukan pada artritis rematoid.

(40)

Test ini menguji kualitas mucin yang ada dalam cairan sendi. Mucin adalah satu komplex yang tersusun dari asam hialuronat dan

protein

Test Bekuan Mucin

Dalam keadaan normal dan pada proses non-radang :

• Mucin “berkualitas baik” : terlihat satu bekuan kenyal dalam cairan jernih.

• Mucin “berkualitas lumayan” : menyusun bekuan yang kurang kuat,bekuan itu tidak mempunyai batas-batas tegas dalam cairan jernih.

• Mucin “berkualitas buruk” : seperti pada proses-proses radang teristimewa pada radang oleh infeksi, bekuan yang terjadi itu berkeping-keping dalam cairan keruh.

Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus.

Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus.

Prinsip tes : asam asetat dapat membekukan asam hialuronat dan protein.

Pre analitik

(41)

Alat dan bahan :

1. Tabung reaksi 2. Pengaduk 3. Aquades

4. Asam asetat glacial 5. Asam asetat 7 N

Analitik

Cara kerja :

1. Kedalam 1 tabung reaksi dimasukan 4mL aquadest.

2. Dimasukan sebanyak 1 mL cairan sendi.

3. Diteteskan 1 tetes larutan asam asetat 7 N.

4. Diaduk kuat-kuat dengan batang pengaduk.

5. Kemudian diperiksa hasil reaksi segera setelah diaduk dan setelah 2 jam.

Pasca analitik

Interpretasi :

• Mucin sedang : jika bekuan kurang kuat dan tidak

mempunyai batas tegas dalam cairan jernih. Misalnya pada RA.

• Mucin buruk : jika bekuan yang terjadi berkeping-keping

dalam cairan keruh, misalnya karena infeksi.

(42)

Test Glukosa

Persiapan pasien : pasien harus berpuasa 6-12 jam sebelum pengambilan sampel.

Persiapan sampel : tidak hemolisis, cairan sendi disentrifus terlebih dahulu.

Pre analitik

Cara Kerja:

Tes Glukosa menggunakan alat Cobas Mira

1. Masukkan 50 μl sampel cairan sendi ke dalam tabung mikro

2. Kemudian letakkan dalam rak sampel sesuai dengan nomor pemeriksaan

3. Tempatkan reagen pada rak reagen sesuai program tes (protein, glukosa, LDH) 4. Masukkan nomor identitas penderita dan program tes

5. Pengukuran akan dilakukan secara otomatis 6. Hasil tes akan keluar pada print out

Nilai rujukan: Perbedaan antara glukosa serum dan glukosa cairan sendi adalah < 10 mg%.

Analitik

(43)

Pasca analitik Interpretasi :

Kelompok non inflamatorik : perbedaannya <10 mg%

Kelompok inflamatorik :

~ arthritis gout akut : perbedaannya 0 – 41 mg%, rata-rata 12 mg%.

~ faktor rematoid ® perbedaannya 6 mg%.

~ artritis rematoid ® perbedaannya 0 – 88 mg%, rata-rata 31 mg%.

Kelompok septik :

~ artritis tuberkulosa : perbedaannya 0 – 108 mg%, rata- rata 57 mg%.

~ artritis gonore : perbedaannya 0 – 97 mg%, rata-rata 26 mg%.

~ artritis septik : perbedaannya 40 – 122 mg%, rata-rata 71 mg%.

~ Kelompok hemoragik : perbedaannya < 25 mg%

(44)

Test Laktat dehidrogenase (LDH)

Pre analitik

Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus.

Persiapan sample : tidak ada persiapan khusus.

Analitik

Tes Laktat dehidrogenase (LDH) menggunakan alat Cobas Mira 1. Masukkan 50 μl sampel cairan sendi ke dalam tabung mikro.

2. Kemudian letakkan dalam rak sampel sesuai dengan nomor pemeriksaan.

3. Tempatkan reagen pada rak reagen sesuai program tes (protein, glukosa, LDH).

4. Masukkan nomor identitas penderita dan program tes.

5. Pengukuran akan dilakukan secara otomatis.

6. Hasil tes akan keluar pada print out.

Nilai rujukan : 100-190 U/L

Pasca analitik

Interpretasi : LDH meningkat pada RA, gout dan artritis karena

infeksi, tetapi tetap normal pada penyakit sendi generative

Referensi

Dokumen terkait