• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ISLAM DALAM DISIPLIN ILMU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH ISLAM DALAM DISIPLIN ILMU"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ISLAM DALAM DISIPLIN ILMU

Misi Profetik Ilmu dan Tanggung jawab Ilmuan

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam dalam Disiplin Ilmu Dosen Pengampu :Amirullah, S.Pd.I., MA.

Di susun oleh :

AHMAD FAUZI (1901015072) SULTON HANIP (1901015039) YUDA GUNAWAN (1901015107)

BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA

2021

(2)

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT.Yang telah memberikan nikmat serta rahmat hidayah-Nya terutama nikmat iman serta kesehatan sehingga kami dapat menulis serta menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Misi Profetik Ilmu dan Tanggung Jawab Ilmuan”.

Makalah ini disusun guna membantu pembaca dalam memahami pembelajaran “misi profetik ilmu dan tanggung jawab seorang ilmuan” bagaimana etika profesi seorang ilmuan serta profesionalisme dan tanggung jawab social seorang ilmuan. Dengan kata lain, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat baik untuk pembaca maupun penulis sendiri.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa ataupun hal lain. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka bagi pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik yang membangun kepada kami, sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada pihak yang ikut serta berperan dalam penulisan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah selalu meridhai segala usaha kita, aamiin.

Jakarta, 29 Oktober 2021

Kelompok 2

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………i

Daftar Isi………..ii

BAB 1 PENDAHULUAN………1

A. Latar Belakang………....2

B. Rumusan Masalah………...3

C. Tujuan………...4

BAB II PEMBAHASAN………...5

A. Pengertian misi profetik ilmu dan tanggung jawab ilmuan………...6

B. Etika profesi seprang ilmuan (kode etik ilmuan/rekayasawan………...7

C. Profesionalisme dan tanggung jawab sosial ilmuan………...8

BAB III PENUTUP………...9

A. Kesimpulan………...10

DAFTAR PUSTAKA………...11

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peradaban manusia zaman ini telah mengalami signifikansi yang sangat cepat menerobos ruang dan waktu. Begitupun pergumulan masyarakat duna yang makin memanas dengan berbagai bentuk senjata dan kendaraan yang dibawanya, benturan peradaban pun tak terelakkan sebagaimana perediksi Samuel Huntintong dalam sebuah tesisnya “the class of civilation”. Sebuah tantangan yang maha berat untuk keluar sebagai pemenang.

Dalam konteks kekinian, realitas itu kemudian dapat kita simak dan baca ; pergumulan dan benturan tersebut pada akhirnya menjadikan rezim kapitalisme sebagai pengambil alih singgasana dunia dan tetap bertengger dengan angkuhnya sampai detik ini. Islam belum mampu menampakkan eksistensinya sebagai agama yang diakui sang pencipta (inna dina indallahi islam), sekaligus sebagai umat terbaik (khairu umma). Tokoh nomor satu didunia dan paling diakui (Muhammad SAW) dalam mengantarkan masyarakat Arab pada tingkat peradaban paling tinggi tak mampu diwarisi oleh umatnya. Misi profetik masih tetap menggantung di awan- awan.

Islam dengan misi profetik dalam kerangkeng kapitalisme akankah mampu menujukkan kekuatan eksitensi. Masalah tanggung jawab moral dan social ilmuwan tidak dapat terlepas dari perkembangan ilmu itu sendiri, dari abad ke abad. Penemuanpenemuan seperti bayi tabung, penetapan jenis kelamin bayi, clonning, kemampuan mengobati leukemia, penciptaaan kapal perang yang bebas dari intaian radar musuh, perkembangan komputer, dan sebagainya mewarnai adanya kemajuan yang sangat menakjubkan dalam perkembangan ilmu dan aplikasinya dalam bentuk teknologi. Berdasarkan teori Talcott Person Tindakan manusia selalu dimonitor oleh sistem sosial, sistem budaya, dan di luar keduanya itu yang disebutnya dengan ultimate reality. Sistem social kaya dengan energi, sedangkan sistem budaya lebih banyak mengandung informasi. Hal ini berarti bahwa segala tindakan manusia selalu memperhatikan sistem budaya yang kaya dengan aturan, norma, dan larangan. Manusia harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah diperbuat olehnya. Tanggung jawab seorang ilmuwan bukan saja dalam arti normatif, melainkan juga dalam arti kedudukan manusia

itu di antara manusia-manusia lain. (Conny R. Semiawan, 1988) Van Peursen mengakui bahwa aplikasi penemuan ilmiah itu pada umumnya bergantung kepada suatu putusan politik. Jelas disini bahwa seseorang ilmuwan hanya dapat memberikan alternatif- alternatif pemecahan masalah berdasarkan hasil penelitian ilmiah. Disinilah letak keberadaan seorang ilmuwan yang terikat oleh suatu golongan, ras, agama, kelompok

(5)

tertentu. Hal ini bukan berarti ilmuwan tersebut lepas tanggung jawab. Tanggung jawab social

seorang ilmuwan sanggup melihat perubahanperubahan sosial yang terjadi sebagai akibat penemuan-penemuannya.(Conny R. Semiawan, 1988) Dengan demikian seorang ilmuwan harus peka terhadap konsekuensi-konsekuensi etis ilmunya. Sebab dialah satu- satunya orang yang dapat mengikuti dari dekat perkembanganperkembangan yang kongkret. Tanggung jawab moral dan sosial seorang ilmuwan tidak dapat terlepas dari integritas ilmuwan tersebut,

karena seorang ilmuwan sejati memiliki ciri integritas yang tinggi dan rasa keterlibatan dan tanggung jawab yang menyeluruh terhadap pekerjaan yang digelutinya, disamping itu juga harus ulet, jujur, hendaknya dibina dan dipertahankan. Muncul persoalan sebenarnya sikap ilmiah apa saja yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan? Untuk membahas persoalan ini maka pembahasannya syarat dengan etika dan ilmu itu sendiri.

Berikut ini akan dibahas pengertian etika dan moral,

pengertian dan ciri-ciri ilmu pengetahuan, problema etika ilmu pengetahuan, pendekatan ontologis, epistemologis dan aksiologi sebagai landasan ilmu, kemudian tanggung jawab sosial ilmuwan dan sikap.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian misi profetik ilmu dan tanggung jawab ilmuan?

2. Bagaimana etika profesi seprang ilmuan (kode etik ilmuan/rekayasawan)?

3. Bagaimana Profesionalisme dan tanggung jawab sosial ilmuan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian misi profetik ilmu dan tanggung jawab ilmuan 2. Untuk mengetahui etika profesi seprang ilmuan (kode etik ilmuan/rekayasawan) 3. Untuk mengetahui Profesionalisme dan tanggung jawab sosial ilmuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian misi profetik ilmu dan tanggung jawab ilmuan

Profetik memiliki arti kenabian berasal dari kata propthetic yang mempunyai makna kenabian atau sifat yang ada dalam seorang nabi.Yaitu, sifat nabi yang mempunyai ciri sebagai manusia yang ideal tidak hanya secara spiritual-individual, tetapi juga menjadi pelopor perubahan, membimbing masyarakat kearah perbaikan dan

(6)

melakukan perjuangan tanpa henti melawan penindasan.Dapat disimpulkan bahwa misi profetik ilmu adalah memiliki sifat seperti nabi dan menginformasikannya kedalam ilmu pengetahuan.

Secara terminologi, ilmuan adalah orang yang bekerja dalam mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sunggguh.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI ilmu didefinisikan sebagai seorang yang ahli atau seseorang yang memiliki banyak ilmu pengetahuan, serta dapat didefinisikan sebagai seseorang yang berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan menurut McGraw-Hill Dictionary Of Scientific and Technical ilmuan adalah seseorang yang melakukan latihan, kemampuan, dan memiliki hasrat atau rasa ingin tahu untuk mencari ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru, asas-asas baru dan bahan-bahan baru dalam suatu bidang keilmuan tertentu.

Ilmu menghasilkan teknologi yang diterapkan pada masyarakat.Teknologi dan ilmu pengetahuan dalam penerapannya dapat menjadi berkah dan penyelamatan bagi manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia.

Tanggung jawab ilmuwan tidaklah ringan. Dapatkah seorang ilmuwan memikul tanggung jawab sedemikian itu, jika batas moral yang berlaku tidak bersifat universal?.Etika tidak dapat memberikan aturan universal yang konkret untuk setiap masa, kebudayaan, dan situasi (Peursen dkk 1990). Secara garis besar dapat di uraikan bahwa tanggung jawab pokok ilmuwan adalah (1) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (berpikir, melakukan penelitian dan pengembangan, menumbuhkan sikap positif-konstruktif, meningkatkan nilai tambah dan produktivitas, konsisten dengan proses penelaahan keilmuan, menguasai bidang kajian ilmu secara mendalam, mengkaji perkembangan teknologi secara rinci, bersifat terbuka, professional dan mempublikasikan temuannya);

(2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menemukan masalah yang sudah/akan mempengaruhi kehidupan masyarakat dan mengkomunikasikannya, menemukan pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat, membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menggunakan hasil penemuan untuk kepentingan kemanusiaan, mengungkapkan kebenaran dengan segala konsekuensinya dan mengembangkan kebudayaan nasional.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ilmuwan adalah seseorang yang ahli dan memiliki banyak ilmu pengetahuan dan teknologi dalam suatu atau banyak bidang tertentu.

B. Etika profesi seprang ilmuan (kode etik ilmuan/rekayasawan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI ilmu didefinisikan sebagai seorang yang ahli atau seseorang yang memiliki banyak ilmu pengetahuan, serta dapat didefinisikan sebagai seseorang yang berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan menurut McGraw-Hill Dictionary Of Scientific and Technical ilmuan adalah seseorang yang melakukan latihan, kemampuan, dan memiliki hasrat atau

(7)

rasa ingin tahu untuk mencari ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru, asas-asas baru dan bahan-bahan baru dalam suatu bidang keilmuan tertentu.

ilmuwan adalah seseorang yang ahli dan memiliki banyak ilmu pengetahuan dan teknologi dalam suatu atau banyak bidang tertentu.

ilmuwan adalah seseorang yang ahli dan memiliki banyak ilmu pengetahuan dan teknologi dalam suatu atau banyak bidang tertentu.

Makna etika dapat dikelompokkan menjadi kumpulan nilai dan moral untuk berpikir dan bertindak seorang ilmuwan.Istilah kunci dari bahasa etika adalah sekumpulan nilai, hak, kewajiban, peraturan dan hubungannya.Ilmu sebagia aktifitas dan metode ilmiah juga memiliki etika yang harus dijunjung tinggi, sehingga menghasilkan ilmu mengetahuan yang obyektif (Supriyanto, 2013).

Moral, diartikan sebagai etika (akhlak).Sejak sekitar abad ke 5 sebelum masehi sudah banyak dibicarakan secara mendalam, didiskusikan dan dianalisa dikalangan para pemikir yang memfokuskan diri pada falsafah hidup dan perilaku manusia.

Kode etik merupakan acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan hidup, terutama yang berkenaan dengan proses penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini yang menjadi suatu bentuk pengabdian dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

 Membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah

 Bekerjalah dengan jujur

 Dilarang memanipulasi data

 Dilarang plagiarisme

 Selalu bertindak tepat, teliti dan cermat

 Berlaku adil dan hormat terhadap pendapat orang lain

 Perlunya etika dan keinginan kepada tuhan yang maha esa C. Profesionalisme dan tanggung jawab sosial ilmuan

Pendekatan secara ontologis, epistemologis dan aksiologis memberikan 18 asas moral yang terkait dengan kegiatan keilmuan.Keseluruhan asas moral ini pada hakekatnya dapat dikelompokkan menjadi dua yakni kelompok asas moral yang membentuk tanggung jawab professional dan kelompok yang membentuk tanggung jawab sosial.

Tanggung jawab professional menurut Suriasumantri (2010), lebih ditujukan kepada masyarakat ilmuwan dalam pertanggungjawaban moral yang berkaitan dengan landasan epistemologis. Dalam bagan kita maka tanggung jawab professional ini mencakup asas nomor (1) kebenaran; (2) kejujuran; (3) tanpa kepentingan langsung; (4) menyandarkan kepada kekuatan argumentasi; (5) rasional; (6) obyektif; (7) kritis; (8) terbuka; (9) pragmatis; dan (13) netral dari nilai-nilai yang bersifat dogmatic dalam menafsirkan hakekat realitas.Hampir tak terdapat perbedaan dalam penafsiran ilmuwan terhadap tanggung jawab professional ini, meskipun dari waktu ke waktu sejak abad

(8)

pertengahan secara sporadis timbul usaha untuk merubah asas moral nomor (13) dengan dogma-dogma agama atau ideology.Usaha ini tak pernah berhasil sebab tidak didukung oleh masyarakat ilmuwan.Walaupun demikian terdapat perbedaan yang nyata dalam mengimple-mentasikan asas moral dan melaksanakan sanksi-sanksnya.

Mengenai tanggung jawab social yakni pertnggung-jawaban ilmuwan terhadap masyakat yang menyangkut asas moral mengenai pemilihan etis terhadap obyek penelaahan keilmuan dan penggunaan pengetahuan ilmiah terdapat dua tafsiran yang berbeda.Kelompok ilmuwan yang pertama menafsirkan bahwa ilmuwan harus bersikap netral artinya bahwa terserah kepada masyarakat untuk menentukan obyek apa yang akan ditelaah dan untuk apa pengetahuan yang disusun kaum ilmuwan itu dipergunakan.

Sedangkan kelompok ilmuwan kedua berpendapat bahwa ilmuwan mempunyai kelompok ilmuwan kedua berpendapat bahwa ilmuwan mempunyai tanggung jawab sosial yang bersifat formal dalam mendekati kedua permasalahan tersebut di atas.Sikap kelompok ilmuwan kedua didasarkan kepada analisis sejarah mengenai interaksi antara ilmu dan masyarakat. Pengalaman kedua perang dunia telah membuktikan bahwa ilmu telah dipergunakan untuk tujuan-tujuan yang destruktif: Perang Dunia I terkenal dengan perang kuman dan Perang Dunia II terkenal dengan bom atom. Mau tidak mau maka ilmuwan harus mempunyai sikap formal mengenai penggunaan pengetahuan ilmiah.Demikian juga sejarah perkembangan ilmu telah berada dalam ambang kritis, dimana ilmu bukan saja mampu mengembangkan sarana yang mempermudah kehidupan manusia, namun juga mampu merubah kodrat manusia.Revolusi di bidang genetika dan pengembangan ilmu- ilmu social yang mampu mengontrol kelakuan manusia menggoda manusia untuk memakan buah khuldi yang ketiga. (Buah pertama dimakan Adam dan Hawa di surga sedangkan buah kedua dimana 46 tahun yang lalu sambil menyaksikan ledakan bom atom pertama di padang Alamagordo, New Mexico). Berdasarkan hal inilah maka ilmuwan merasa terpanggil untuk mengembangkan sikap tanggung jawab sosialnya secara formal (Dikti, 1984).

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Seorang ilmuan harus memiliki tanggungjawab baik dalam proses keilmuannya maupun atas produk ilmunya. Tanggungjawab dalam proses keilmuannya merupakan implikasi etis bagi seorang ilmuwan. Karakteristik proses tersebut merupakan kategori moral yang melandasi sikap etis seorang ilmuwan seperti bersifat. obyektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggapnya benar, dan kalau perlu berani mengakui kesalahan. Ilmuwan sebagai figur kunci menjadi penentunya. Dalam menjalankan tugasnya, ilmuwan harus melandaskan diri pada etika. Tanpa mempertimbangkan aspek etika, seorang ilmuwan bisa terjatuh pada perilaku tidak terpuji. Ia bisa saja mengorbankan

(9)

ilmu pengetahuan yang dikuasainya untuk kepentingan pragmatis. Adanya etika menjadi penanda agar aspek kemanusiaan menjadi prioritas penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

B. Daftar Pustaka

Syah, Firman. 2015. MORAL & ETIKA KEILMUAN.

https://firmanedu.wordpress.com/2015/09/23/moral-etika-keilmuan/, Saida, Najia. 2019. Ketika Profesi Seorang Ilmuan dan Kode Etik

Ilmuan.https://prezi.com/p/kfnlna7e_5-z/etika-profesi-seorang-ilmuwan-dan-kode-etik- ilmuwan/,

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan, aplikasi formula kompos KBM (50 dan 100 g polibag -1 ) pada tanaman mete di pembibitan mampu meningkatkan tinggi bibit, jumlah daun, diameter

Pemanfaatan gas buang dari diesel dengan tekanan kerja berkisar antara 16,13­24,3 kPa dapat digunakan sebagai sumber pembangkitan panas pada mesin pendingin adsorpsi untuk

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, serta sholawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan nabi

Menurut Ahmad Rif’at pada hari Rabu, 15 Mei 2019 sejarah toponim Prabumulih mengandung nilai sejarah, yang termasuk didalamnya nilai sejarah perjuangan para pahlawan,

Penelitian kualitatif lebih tepat disebut sumber data pada situasi sosial (social situation) dengan subjek penelitian adalah pengurus, tenaga pendidik, dan siswa Sekolah

Kementerian Pertanian melalui BB Padi melepas varietas unggul baru padi gogo yang tahan naungan sekaligus kekeringan sehingga cocok untuk ditanam sebagai tanaman

Maka pada penelitiam ini dapat dikembangkan dengan memilih metode Runge Kutta orde lima sebagai metode numerik yang digunakan untuk menyelesaiakan persamaan differensial linier

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji karakteristik migran risen dan memetakan arus migrasi risen tahun 1980-2010 dan tahun 2015 di Provinsi D.I.Yogyakarta. Penelitian ini