• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………... i

Daftar Isi……….……… 1

BAB I PENGANTAR……..……… 2

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)……….. 2

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan……….. 2

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini……… 3

1.4 Pengertian-pengertian / Istilah………. 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI……….. 6

2.1 Peta Paket Pelatihan……….. 6

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi………... 6

2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari………... 7

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN………. 11

3.1 Strategi Pelatihan……… 11

3.2 Metode Pelatihan………. 12

3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan……… 12

BAB IV PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DAN LINGKUNGAN DI TEMPAT KERJA... 19

4.1 Umum……… 19

4.2 Persiapan pelaksanaan K3 dan lingkungan di tempat kerja 23 4.3 Penyusunan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan di tempat kerja 34 4.4 Evaluasi pelaksanaan program mitigasi risiko K3 dan Lingkungan 38 4.5 Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan………… 43

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI……….. . 51 5.1 Sumberdaya Manusia………. 51

5.2 Sumber-sumber Perpustakaan………. 51

5.3 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan……….. 52

(2)

BAB I PENGANTAR

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi.

Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

1.1.2 Kompeten ditempat kerja.

Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1 Desain materi pelatihan

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri.

1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur.

2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur.

1.2.2 Isi Materi pelatihan 1) Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun peserta pelatihan.

2) Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan individual / mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:

a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja.

(3)

3) Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada buku kerja dan berisi :

a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.

e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek.

f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3 Penerapan materi pelatihan

1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur, yaitu :

a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja.

2) Pada pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan, yaitu :

a. Menggunakan buku informasi sebagai sumber utama pelatihan.

b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku kerja.

c. Memberikan jawaban pada buku kerja.

d. Mengisikan hasil tugas praktek pada buku kerja.

e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur.

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini

1.3.1 Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency- RCC)

Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.

1.3.2. Persyaratan

Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui :

(4)

1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau

2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau

3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama.

1.4 Pengertian-pengertian / Istilah 1.4.1 Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan / jabatan.

1.4.2 Standarisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau uji kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

1.4.4 Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

1.4.5 Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.

1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

(5)

1.4.7 Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.4.9 Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

1.4.10 Sertifikasi Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

(6)

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1 Peta Paket Pelatihan

Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Quality Assurance Engineer, yaitu sebagai representasi dari unit kompetensi “Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Tempat Kerja” - Kode Unit F45.500.2.2.20.II.01.001.01, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:

 Pelaksanaan Komunikasi dengan Pihak Terkait

 Penyusunan Rencana Mutu Kegiatan sesuai Kontrak (Quality Plan)

 Sosialisasi manual Mutu, Prosedur dan Instruksi Kerja

 Pengendalian Mutu Material dan Hasil Pekerjaan sesuai Spesifikasi Teknik

 Kaji Ulang Pelaksanaan Jaminan Mutu

 Penyusunan Laporan

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi 2.2.1 Unit Kompetensi

Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.

2.2.2 Unit kompetensi yang akan dipelajari

Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah “Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Tempat Kerja”.

2.2.3 Durasi / waktu pelatihan

Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu.

2.2.4 Kesempatan untuk menjadi kompeten

Jika peserta belum mencapai kompetensi pada usaha / kesempatan pertama, instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha / kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

(7)

2.3 Unit Kompetensi

Dalam sistem pelatihan, standar kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

 Mengidentifikasikan hal-hal yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

 Mengidentifikasikan hal-hal yang telah dikerjakan peserta pelatihan.

 Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

 Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Judul Unit

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan di Tempat Kerja

2.3.2 Kode Unit

F45.QAE.01.001.01 2.3.3 Deskripsi Unit

Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam melakukan kaji ulang pelaksanaan jaminan mutu.

2.3.4 Kemampuan Awal

Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal SOP perusahaan, komunikasi dan struktur organisasi perusahaan.

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Melakukan persiapan pelaksanaan K3 dan lingkungan di tempat kerja

1.1 Jadwal kegiatan untuk melihat risiko terkait diidentifikasi

1.2 Statistik risiko K3 dan lingkungan yang sering terjadi di tempat kerja diidentifikasi.

1.3 Level risiko K3 dan lingkungan di tempat kerja ditentukan

2. Menyusun program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan di tempat kerja..

2.1 Sumberdaya yang ada untuk program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan diidentifikasi

2.2 Program mitigasi risiko K3 dan lingkungan unit kerja diatasnya dibandingkan.

2.3 Keterkaitan antara program mitigasi yang telah disusun dengan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan di unit kerja diatasnya dipastikan.

(8)

3. Mengevaluasi pelaksanaan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan

3.1 Jadwal pelaksanaan program mitigasi risiko diidentifikasi.

3.2 Rekaman pelaksanaan program mitigasi risiko K3 dan Lingkungan diidentifikasi.

3.3 Realisasi hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan dibandingkan dengan rencana.

3.4 Program mitigasi risiko K3 dan Lingkungan yang belum dilaksanakan diperiksa

4. Melaporkan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan

4.1 Daftar pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan diperiksa.

4.2 Data pendukung pencapaian program mitigasi risiko K3 dan Lingkungan diperiksa.

4.3 Laporan hasil mitigasi risiko diperiksa

2.3.6 Batasan Variabel

1. Konteks Variabel

1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok.

1.2 Unit ini berlaku untuk melakukan kaji ulang pelaksanaan jaminan mutu (review).

2. Perlengkapan yang dibutuhkan

2.1 Sistem Manajemen Mutu Perusahaan berdasarkan ISO 9001:

2008, Permen PU No : 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu, Permen PU No : 09/PRT/M/ 2008 tentang Pedoman Sistim Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, UU No 1 1970 tentang Keselamatan Kerja, dan Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistim Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja.

2.2 ATK ( Alat Tulis Kantor ) 2.3 Komputer

2.4 Printer

3. Tugas yang harus dilakukan:

3.1 Mempersiapkan pelaksanaan kaji ulang pelaksanaan jaminan mutu sesuai rencana mutu kontrak

3.2 Melaksanakan pemantauan pelaksanaan jaminan mutu sesuai rencana mutu kontrak.

3.3 Menerbitkan laporan ketidaksesuaian dan laporan tindakan perbaikan untuk produk yang tidak diterima.

(9)

3.4 Memantau tindak Ianjut laporan ketidaksesuaian dan laporan tindakan perbaikan untuk produk yang tidak diterima berdasarkan hasil tinjauan.

4. Peraturan yang diperlukan

4.1 Permen PU No : 04 /PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu Departemen Pekerjaan Umum

4.2 Permen PU No : 09/PRT/M/ 2008 tentang Sistim Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

4.3 UU No 1 1970 tentang Keselamatan Kerja

4.4 Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 tentang Pedoman Sistim Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

2.3.7 Panduan Penilaian

1. Penjelasan prosedur penilaian

1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya : -

1.2 Keterkaitan dengan unit kompetensi lain:

1.2.1 F45.QAE.01.002.01 Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait

1.2.2 F45.QAE.02.001.01 Menyusun Rencana Mutu Kegiatan sesuai Kontrak (QualityPlan)

1.2.3 F45.QAE.02.002.01 Menyosialisasikan Manual Mutu, Prosedur dan Instruksi Kerja

1.2.4 F45.QAE.02.003.01 Melakukukan Pengendalian Mutu Material dan Hasil Pekerjaan Sesuai Spesifikasi Teknik

1.2.5 F45.QAE.02.004.01 Melakukan Kaji Ulang Pelaksanaan Jaminan Mutu

1.2.6 F45.QAE.02.005.01 Menyusun Laporan

2. Kondisi pengujian

Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal. Selain itu, diujikan dengan menggunakan kombinasi metode untuk mengungkap

(10)

pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

Metode uji yang digunakan adalah:

1. Test Tertulis;

2. Test Lisan (Wawancara) dan 3. Praktek / Simulasi.

3. Pengetahuan yang dibutuhkan :

3.1 Sistem Manajemen Mutu berdasarkan Permen PU No : 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu Departemen Pekerjaan Umum.

3.2 Sistem Manajemen Mutu berdasarkan ISO 9001 tahun 2008 4. Keterampilan yang dibutuhkan :

4.1 Mampu mengidentifikasi klausul-klausul pokok dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu.

4.2 Mampu mengidentifikasi prosedur wajib dalam melaksanakan pemeriksaan .

4.3 Mampu mengidentifikasi ketidaksesuaian dalam penerapan Sistem manajemen Mutu.

5. Aspek kritis :

5.1 Ketelitian mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya ketidaksesuaian.

5.2 Ketelitian memeriksa produk dan jasa yang dilaporkan tidak sesuai dengan spesifikasi.

2.3.8 Kompetensi kunci

KOMPETENSI KUNCI

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT

1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 3

2. Mengkomunikasikan ide dan informasi 3

3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 3

6. Memecahkan masalah 3

7. Menggunakan teknologi 2

(11)

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1 Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan / proses belajar dengan instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan / perencanaan

1) Membaca bahan / materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti.

2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan.

3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran

1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.

2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki.

3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek

1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan.

3.1.4 Implementasi

1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek.

3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

3.1.5 Penilaian

Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan

3.2 Metode Pelatihan

(12)

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

3.2.1 Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.

Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

3.2.2 Belajar berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja.

3.2.3 Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan

Rancangan pembelajaran materi pelatihan bertujuan untuk melengkapi hasil analisis kebutuhan meteri pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi yang merupakan tugasnya sebagai instruktur.

Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan sebagai berikut:

Unit Kompetensi : Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehaan Kerja (SMK3) dan Lingkungan Hidup di Tempat Kerja

Elemen Kompetensi 1 : Mempersiapkan pelaksanaan K3 dan lingkungan di tempat kerja No Kriteria Unjuk

Kerja/Indikator Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan yang

Disarankan

Tahapan

Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif 1.1 Jadwal kegiatan

untuk melihat risiko terkait diidentifikasi 1) Dapat

menjelaskan jadwal kegiatan 2) Dapat

menjelaskan tujuan jadwal kegiatan 3) Dapat memeriksa

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengidentifikasi jadwal kegiatan untuk melihat risiko terkait

1. Ceramah 2. Diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan jadwal kegiatan 2. Menjelaskan

tujuan jadwal kegiatan 3. Memeriksa jadwal

kegiatan 4. Menjelaskan cara

mengidentifikasi jadwal kegiatan untuk melihat

1. Peraturan perundangan K3

2. Peraturan Perundang- undangan Ketenagakerjaa n di Indonesia 3. Safety Manual

45 menit

(13)

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator

Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan yang

Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/ Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif jadwal kegiatan

4) Dapat

menjelaskan cara mengidentifikasi jadwal kegiatan untuk melihat risiko K3 dan lingkungan

risiko K3 dan lingkungan

1.2 Statistik risiko K3 dan lingkungan yang sering terjadi di tempat kerja diidentifikasi 1) Dapat

menjelaskan statistik risiko K3 dan lingkungan yang sering terjadi di tempat kerja 2) Mampu

menyimpulkan risiko K3 dan lingkungan yang sering terjadi di tempat kerja yang sedang dikerjakan 3) Harus mampu

mengidentifikasi statistik risiko K3 dan lingkungan yang sering terjadi di tempat kerja dengan cermat

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengidentifikasi statistik risiko K3 dan lingkungan yang sering terjadi di tempat kerja

1. Ceramah 2. Diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan statistik risiko K3 dan lingkungan yang sering terjadi di tempat kerja 2. Menyimpulkan

risiko K3 dan lingkungan yang sering terjadi di tempat kerja yang sedang dikerjakan 3. Mengidentifikasi

statistik risiko K3 dan lingkungan yang sering terjadi di tempat kerja dengan cermat

1. Peraturan K3 Peraturan perundangan K3

2. Peraturan Perundang- undangan Ketenagakerjaa n di Indonesia 3. Safety Manual

25 menit

1.3 Level risiko K3 dan lingkungan di tempat kerja ditentukan 1) Dapat

menjelaskan pengertian level risiko K3 dan lingkungan di tempat kerja 2) Mampu

menghitung level risiko K3 dan lingkungan di tempat kerja 3) Harus mampu

menentukan level risiko K3 dan lingkungan di tempat kerja

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu menentukan level risiko K3 dan lingkungan di tempat kerja

1. Ceramah 2. Diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan pengertian level risiko K3 dan lingkungan di tempat kerja 2. Menghitung level

risiko K3 dan lingkungan di tempat kerja 3. Menentukan level

risiko K3 dan lingkungan di tempat kerja

1. Peraturan perundangan K3

2. Peraturan Perundang- undangan Ketenagakerjaa n di Indonesia 3. Safety Manual

10 menit

Diskusi Kelompok:

Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi Elemen Kompetensi “ Mempersiapkan pelaksanaan K3 dan lingkungan di tempat kerja”

(14)

Unit Kompetensi : Menerapkan Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan di tempat kerja

Elemen Kompetensi 2 : Menyusun program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan di tempat kerja.

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator

Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif 2.1 Sumberdaya yang

ada untuk program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan diidentifikasi 1) Dapat

menjelaskan pengertian sumberdaya untuk program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan 2) Mampu

menggunakan sumberdaya yang ada untuk program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan 3) Harus mampu

mengidentifikasi sumberdaya yang ada untuk program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan dengan cermat

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat

mengidentifikasi sumberdaya yang ada untuk program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan

1. Ceramah 2. Diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan pengertian

sumberdaya untuk program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan

2. Menggunakan sumberdaya yang ada untuk program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan

3. Mengidentifikasi sumberdaya yang ada untuk program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan

1. Peraturan perundangan K3

2. Peraturan Perundang- undangan Ketenagakerja an di Indonesia 3. Safety Manual

25 menit

2.2 Program mitigasi risiko K3 dan lingkungan unit kerja diatasnya

dibandingkan 1) Dapat

menjelaskan mengapa program mitigasi risiko K3 dan lingkungan harus dibandingkan dengan program unit kerja diatasnya 2) Mampu

menjelaskan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan unit kerja diatasnya 3) Harus mampu

membandingkan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan unit kerja diatasnya

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu membandingkan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan unit kerja diatasnya

1. Ceramah 2. Diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan mengapa program mitigasi risiko K3 dan lingkungan harus dibandingkan dengan program unit kerja diatasnya

2. Menjelaskan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan unit kerja diatasnya

3. Membandingkan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan unit kerja diatasnya dengan cermat

1. Peraturan perundangan K3

2. Peraturan Perundang- undangan Ketenagakerja an di Indonesia 3. Safety Manual

25 menit

(15)

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator

Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif dengan cermat

2.3 Keterkaitan antara program mitigasi yang telah disusun dengan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan di unit kerja diatasnya dipastikan 1) Dapat

mengidentifikasi program mitigasi di unit kerja diatasnya 2) Mampu

menjelaskan keterkaitan antara program mitigasi yang telah disusun dengan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan di unit kerja diatasnya 3) Harus mampu

memastikan keterkaitan antara program mitigasi yang telah disusun dengan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan di unit kerja diatasnya dengan cermat

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memastikan keterkaitan antara program mitigasi yang telah disusun dengan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan di unit kerja diatasnya

1. Ceramah 2. Diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Mengidentifikasi program mitigasi di unit kerja diatasnya 2. Menjelaskan

keterkaitan antara program mitigasi yang telah disusun dengan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan di unit kerja diatasnya 3. Memastikan

keterkaitan antara program mitigasi yang telah disusun dengan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan di unit kerja diatasnya dengan cermat

1. Peraturan perundangan K3

2. Peraturan Perundang- undangan Ketenagakerja an di Indonesia 3. Safety Manual

15 menit

Diskusi Kelompok:

Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi Elemen Kompetensi “Menyusun program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang relevan di tempat kerja”.

Unit Kompetensi : Menerapkan Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan di tempat kerja

Elemen Kompetensi 3

: Mengevaluasi pelaksanaan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan

No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif 3.1 Jadwal

pelaksanaan program mitigasi risiko diidentifikasi 1) Dapat

mengidentifikasi kesalahan dari jadwal pelaksanaan

Pada akhir

pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengidentifikasi jadwal pelaksanaan program mitigasi risiko

1. Ceramah 2. Diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Mengidentifikasi kesalahan dari jadwal pelaksanaan program mitigasi risiko 2. Mengidentifikasi

keakuratan jadwal pelaksanaan program mitigasi risiko 3. Mengidentifikasi

1. Peraturan perundangan K3

2. Peraturan Perundang- undangan Ketenagakerja an di Indonesia

25 menit

(16)

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator

Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif program mitigasi

risiko 2) Mampu

mengidentifikasi keakuratan jadwal pelaksanaan program mitigasi risiko

3) Harus mampu mengidentifikasi jadwal pelaksanaan program mitigasi risiko dengan cermat

jadwal pelaksanaan program mitigasi risiko dengan cermat

3. Safety Manual

3.2 Rekaman pelaksanaan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan diidentifikasi 1) Dapat

menjelaskan definisi rekaman pelaksanaan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan 2) Mampu

mengidentifikasi keabsahan rekaman pelaksanaan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan 3) Harus mampu

mengidentifikasi rekaman pelaksanaan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan dengan cermat

Pada akhir

pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengidentifikasi rekaman

pelaksanaan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan

1. Ceramah 2. Diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaskan definisi rekaman pelaksanaan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan 2. Mengidentifikasi

keabsahan rekaman pelaksanaan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan

3. Mengidentifikasi rekaman pelaksanaan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan dengan cermat

1. Peraturan perundangan K3

2. Peraturan Perundang- undangan Ketenagakerja an di Indonesia 3. Safety Manual

30 menit

3.3 Realisasi hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan dibandingkan dengan rencana 1) Mampu

membandingkan realisasi hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan terhadap rencana 2) Mampu

mengidentifikasi keterlambatan pelaksanaan program mitigasi

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu membandingkan Realisasi hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan dengan rencana

1. Ceramah 2. Diskusi kelompok 3. Peragaan

1. Membandingkan realisasi hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan terhadap rencana

2. Mengidentifikasi keterlambatan pelaksanaan program mitigasi risiko 3. Membandingkan

realisasi hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan dengan cermat

1. Peraturan perundangan K3

2. Peraturan Perundang- undangan Ketenagakerja an di Indonesia 3. Safety Manual

25 menit

(17)

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator

Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan

yang Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/

Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif risiko

3) Harus mampu membandingkan realisasi hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan dengan cermat 3.4 Program mitigasi

risiko K3 dan lingkungan yang belum

dilaksanakan diperiksa 1) Dapat

mengidentifikasi program mitigasi risiko K3 dan lingkungan 2) Mampu

mengidentifikasi pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan 3) Harus mampu

mengusulkan tindakan perbaikan atas tidak tercapai program mitigasi risiko K3 dan lingkungan dengan cermat

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu memeriksa program mitigasi risiko K3 dan lingkungan yang belum dilaksanakan

1. Ceramah 2. Diskusi kelompok

1. Mengidentifikasi program mitigasi risiko K3 dan lingkungan 2. Mengidentifikasi

pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan

3. Mengusulkan tindakan perbaikan atas tidak tercapai program mitigasi risiko K3 dan lingkungan dengan cermat

1. Peraturan perundanga n K3 2. Peraturan

Perundang- undangan Ketenagake rjaan di Indonesia 3. Safety

Manual

Diskusi Kelompok:

Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi Elemen Kompetensi “Mengevaluasi pelaksanaan program mitigasi risiko K3 dan lingkungan”.

Unit Kompetensi : Menerapkan Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan di tempat kerja

Elemen Kompetensi 4

: Melaporkan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan No Kriteria Unjuk

Kerja/Indikator Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan yang

Disarankan

Tahapan

Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif 4.1 Daftar pencapaian

program mitigasi risiko K3 dan lingkungan diperiksa 1) Dapat

menjelaskan manfaat daftar pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan 2) Mampu

mengidentifikasi

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa daftar

pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan

1. Ceramah 2. Diskusi kelompok

1. Menjelaskan manfaat daftar pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan 2.Mengidentifikasi

kelengkapan daftar pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan 3. Memeriksa daftar

pencapaian

1. Peraturan perundangan K3

2. Peraturan Perundang- undangan Ketenagakerja an di Indonesia 3. Safety Manual

10 menit

(18)

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator

Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan yang

Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/ Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif kelengkapan

daftar pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan 3) Harus mampu

memeriksa daftar pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan dengan cermat

program mitigasi risiko K3 dan lingkungan dengan cermat

4.2 Data pendukung pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan diperiksa 1) Dapat

mengidentifikasi kebutuhan data pendukung pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan 2) Mampu

mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan data pendukung pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan 3) Harus mampu

memeriksa data pendukung pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa data pendukung pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan

1. Ceramah 2. Diskusi

Kelompok 3. Peragaan

1. Mengidentifikasi kebutuhan data pendukung pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan 2. Mengidentifikasi

pemenuhan kebutuhan data pendukung pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan 3. Memeriksa data

pendukung pencapaian program mitigasi risiko K3 dan lingkungan

1. Peraturan perundangan K3

2. Peraturan Perundang- undangan Ketenagakerja an di Indonesia 3. Safety Manual

25 menit

4.3 Laporan hasil mitigasi risiko diperiksa 1) Dapat

menjelaskan kegunaan pemeriksaan laporan hasil mitigasi risiko 2) Mampu

mengidentifikasi kebenaran laporan hasil mitigasi risiko 3) Harus mampu

memeriksa laporan hasil mitigasi risiko

Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu memeriksa laporan hasil mitigasi risiko

1. Ceramah 2. Diskusi

Kelompok 3. Peragaan

1. Menjelaska n kegunaan pemeriksaan laporan hasil mitigasi risiko 2. Mengidentifikasi

kebenaran laporan hasil mitigasi risiko 3. Memeriksa

laporan hasil mitigasi risiko

1. Peraturan perundangan K3 2. Peraturan

Perundang- undangan Ketenagakerjaan di Indonesia 3. Safety Manual

30 menit

Diskusi Kelompok:

(19)

No

Kriteria Unjuk Kerja/Indikator

Unjuk Kerja

Tujuan Pembelajaran

Metode Pelatihan yang

Disarankan

Tahapan Pembelajaran

Sumber/ Referensi yang Disarankan

Jam Pelajaran

Indikatif Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi Elemen Kompetensi “Melaporkan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan”.

(20)

BAB IV

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DAN LINGKUNGAN DI TEMPAT KERJA

4.1 Umum.

Globalisasi perdagangan saat ini memberikan dampak persaingan yang sangat ketat dalam segala aspek, khususnya ketenagakerjaan. Salah satunya mempersyaratkan adanya perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.

Untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, tidak terlepas dari upaya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi melalui SMK3. Hal ini bertujuan untuk menjamin terciptanya suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja / buruh, dan atau serikat pekerja / serikat buruh dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang nyaman, efisien dan produktif.

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja melalui SMK3 telah berkembang di berbagai negara baik melalui pedoman maupun standar. Untuk memberikan keseragaman bagi setiap perusahaan dalam menerapkan SMK3 sehingga perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja, peningkatan efisiensi, dan produktifitas perusahaan dapat terwujud maka perlu pembekalan bagi manajer pelaksanaan jalan dan jembatan materi penerapan SMK3. Bab ini berisi tentang gambaran umum penerapan SMK3 dalam pelaksanaan proyek jalan dan jembatan. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan / atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Pekerja / buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Perusahaan adalah:

a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang memperkerjakan pekerja / buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;

(21)

b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Pengusaha adalah:

a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;

b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;

c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah indonesia.

Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan.

Penerapan SMK3 bertujuan untuk:

a. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;

b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja / buruh, dan atau serikat pekerja / serikat buruh; serta

c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas.

Penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3 dan sebagai pedoman perusahaan dalam menerapkan SMK3.

Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya yang : a. mempekerjakan pekerja / buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau b. mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, dimana yang dimaksud dengan “tingkat potensi bahaya tinggi” adalah perusahaan yang memiliki potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan yang merugikan jiwa manusia, terganggunya proses produksi dan pencemaran lingkungan kerja.

Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada Peraturan Pemerintah ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta dapat memperhatikan konvensi atau standar internasional.

SMK3 meliputi:

a. Penetapan Kebijakan K3;

b. Perencanaan K3;

c. Pelaksanaan Rencana K3;

d. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3; dan

(22)

e. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3.

Penerapan SMK3 tertuang dalam pedoman yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah no 50 tahun 2012.

Penetapan Kebijakan K3 dilaksanakan oleh pengusaha dimana dalam menyusun kebijakan, pengusaha paling sedikit harus:

1. melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi :

a. identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;

b. perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih baik;

c. peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;

d. kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan keselamatan; dan

e. penilaian efisiensi dan efektivitas sumberdaya yang disediakan.

2. memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-menerus;

dan

3. memperhatikan masukan dari pekerja / buruh dan atau serikat pekerja/serikat buruh.

Kebijakan K3 paling sedikit memuat : a. visi;

b. tujuan perusahaan;

c. komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan; dan

d. kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional.

Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah ditetapkan kepada seluruh pekerja / buruh, orang lain selain pekerja / buruh yang berada di perusahaan, dan pihak lain yang terkait. Penyebarluasan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dapat dilakukan melalui media, antara lain papan pengumuman, brosur, verbal dalam briefing / apel, dan atau media elektronik lainnya. Yang dimaksud dengan pihak lain antara lain subkontraktor, penyewa, tamu, pelanggan, dan pemasok.

Permasalahan lingkungan hidup telah mulai terlihat sebagai salah satu isu-isu yang utama di berbagai negara sejak pertengahan abad XX. Sejak diselenggarakan Konferensi Lingkungan Hidup sedunia di Stockholm tahun 1972, permasalahan lingkungan hidup telah menjadi perhatian dari berbagai bangsa di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, permasalah lingkungan hidup telah mendapat perhatian sejak Pelita II. Hal tersebut terus berlanjut sampai sekarang, dengan usaha-usaha yang mengikat untuk menegakkan rambu-rambu pengaman untuk mencegah kegiatan pembangunan yang merusak lingkungan hidup, serta melakukan tindakan represif terhadap kegiatan pernbangunan yang telah menimbulkan kerusakan lingkungan.

Hal tersebut dilakukan mengingat makin tingginya taraf hidup manusia sehingga akan makin komplek lingkungan binaan yang diperlukan, serta makin besar potensi SDA yang dimanfaatkan.

Referensi

Dokumen terkait

Job Safety Analysis atau JSA adalah metode yang dilakukan dalam upaya mengidentifikasi bahaya atau risiko-risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi di tempat kerja dari

Ketiga jenis risiko tertinggi tersebut adalah pengamatan rangkaian proses kerja untuk memastikan ada atau tidaknya kecelakaan, tidak memberikan penyegaran pelatihan K3 khusus untuk

Hasil ini secara statistic sangat signifikan artinya 88,4% secara bersama-sama dapat menjelaskan pengaruh dari variabel Lingkungan Kerja dan K3 Terhadap Kinerja Karyawan di Departemen

Artikel ini membahas pentingnya menyusun sasaran dan program K3 dalam industri konstruksi untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi para

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh program Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3, lingkungan kerja serta komitmen organisasional terhadap kinerja pegawai CV.. Metode

Dokumen tersebut berisi kuesioner penelitian tentang pengaruh K3, lingkungan kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja

Penilaian risiko K3 menjadi hal penting untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan risiko pada pekerjaan Power House pada proyek pembangunan PLTMH Cikandang 1 untuk meningkatkan efektivitas dan

Pembahasan pentingnya K3 dan PAK, meliputi konsep dasar, jenis penyakit, faktor risiko, serta langkah pencegahan dan pengendalian di lingkungan