• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Rani Ardhia Dwi Cahyani NIM: DOSEN PEMBIMBING: Dr. Asyari, S.Ag, M.Si

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh: Rani Ardhia Dwi Cahyani NIM: DOSEN PEMBIMBING: Dr. Asyari, S.Ag, M.Si"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Jurusan Perbankan Syariah

Oleh:

Rani Ardhia Dwi Cahyani NIM: 3316.381

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. Asyari, S.Ag, M.Si

JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

T.A 2020 M/1441 H

(2)
(3)
(4)

Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro Nasabah di Pegadaian Syariah Unit Simpang Benteng Payakumbuh.” Disusun oleh Rani Ardhia Dwi Cahyani, Nim 3316.381.

Program studi S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kesulitan pelaku usaha mikro akan dana guna mengembangkan usaha mereka, untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut maka mereka akan menjual barang-barang berharganya. Untuk menghindari hal tersebut, mereka dapat menjaminkan barang-barangnya ke lembaga tertentu. Dalam hal ini yaitu lembaga Pegadaian (Pegadaian Syariah) yang berkegiatan dalam memberikan dana kepada masyarakat yang menggunakan barang-barang berharga sebagai jaminan yang dapat ditebus kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembiayaan syariah berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi usaha mikro nasabah dan seberapa besar pengaruh pembiayaan syariah terhadap perkembangan ekonomi usaha mikro nasabah Pegadaian Syariah.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket/kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Dalam menganalisis data peneliti menggunakan analisis regresi linier.

Hasil penelitian menunjukkan nilai t-hitung 2,824 > t-tabel 1,677 maka ada pengaruh pembiayaan Syariah terhadap Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro Nasabah.

Nilai signifikansi sebesar 0,007 < nilai probabilitas 0,05, dari nilai tersebut diketahui bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dari nilai koefisien determinasi (𝑅2) sebesar 0,140, hal ini berarti variabel Pembiayaan Syariah berpengaruh terhadap Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro nasabah sebesar 14%.

Kata Kunci: Pengaruh, Pembiayaan Syariah dan Usaha Mikro.

(5)

Assalamu’alaikum wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI USAHA NASABAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIMPANG BENTENG PAYAKUMBUH”. Dan tak lupa pula penulis mengirimkan shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmatan Lil’alamin. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar jurusan (S1) Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Dalam penulisan ini, penulis berusaha menyajikan yang terbaik dengan segala kemampuan yang ada. Namun, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis menerima masukan-masukan berupa krtik maupun saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Untuk yang tercinta Ayahanda Syaiful Ardi dan Ibunda tercinta Syamsinar yang sampai saat ini telah memberi Do’a, material, kasih sayang serta semangat dan dukungan bagi kehidupan penulis.

2. Pimpinan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi Ibu Ridha Ahida, M.Hum Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Dr. Iiz Izmudin, MA, dan seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Ibu Sandra Dewi, SE, MM selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

4. Bapak Dr. Asyari, S. Ag, M.Si selaku pembimbing yang telah membimbing penulis atas keikhlasannya dan kesabaran memberikan sumbangan pemikiran dan waktu dalam kesibukan dan jadwal begitu padat, hingga skripsi ini bisa terwujud dan selesai.

(6)

6. Bapak/Ibu Pimpinan, dan Karyawan PT Pegadaian Syariah Unit Simpang Benteng Payakumbuh

7. Abang kandung tersayang, Raka Dio Pratama yang telah berperan sangat luar biasa selama perkuliahan hingga selesai mulai dari pemikiran, doa, dukungan dan nasehat yang tak terhingga.

8. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam terkhusus PS- J Terima kasih atas semangat dan dukungan yang telah diberikan.

9. Teman-teman diluar kampus Lusiana, Nesha Faisal, Iing Ariska, Siska Putri Valentia, Yola Alanda Fitri, Arlin , Indri Ariani, dan Endang Karmila yang selalu memberikan semangat serta dukungannya.

Tidak adanya nama bukan berarti mengurangi rasa terimakasih dan penghargaan penulis kepadanya. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan jasa kalian kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf atas kekurangan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca dan dapat menambah ilmu pengetahuan, semoga Allah SWT melimpahkan hidayah-Nya serta lindungan-Nya kepada kita semua. Amin.

Bukittinggi, 08 Juli 2020

Penulis

Rani Ardhia Dwi Cahyani

NIM 3316.381

(7)

LEMBAR PERNYATAAN ...

ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...

B. Identifikasi Masalah ...

C. Rumusan Masalah ...

D. Tujuan Penelitian ...

E. Manfaat Penelitian ...

F. Penjelasan Judul ...

G. Sistematika Penulisan ...

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan ...

1. Pengertian Pembiayaan Syariah ...

2. Jenis-Jenis Pembiayaan Syariah ...

B. Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro ...

C. Pembiayaan Syariah Terhadap Usaha Mikro ...

D. Landasan Syariah ...

E. Kajian Terdahulu ...

F. Kerangka Pemikiran...

G. Hipotesis ...

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...

B. Lokasi Penelitian ...

C. Sumber Data ...

D. Teknik Pengumpulan Data ...

E. Populasi dan Sampel ...

F. Variabel Penelitian ...

G. Definisi Operasional Variabel ...

H. Teknis Analisis Data ...

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pegadaian Syariah ...

B. Deskripsi Variabel Penelitian...

C. Pengujian Instrumen Hasil Penelitian ...

(8)

Usaha Mikro) terhadap Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro Nasabah di Pegadaian Syariah Unit Simpang Benteng ...

BAB 5 KESIMPULAN

A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

DAFTAR KEPUSTAKAAN ...

LAMPIRAN ...

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...

(9)

1

DAFTAR TABEL

Tabel:

1. Table 3.1 Jumlah Nasabah Pembiayaan Ar-Rum BPKB dari tahun 2015-2019 ...

2. Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel...

3. Tabel 4.1 Kriteria Responden berdasarkan Jenis Kelamin ...

4. Tabel 4.2 Kriteria Responden Berdasarkan Usia ...

5. Tabel 4.3 Data Ordinal variabel X dan Y ...

6. Tabel 4.4 Uji Regresi Linier ...

7. Tabel 4.5 Uji Validitas Pembiayaan Syariah (X) ...

8. Tabel 4.6 Uji Validitas Perkembangan Usaha Mikro Nasabah (Y) ...

9. Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Pembiayaan Syariah (X) ...

10. Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Perkembangan Usaha Mikro (Y) ...

11. Tabel 4.8 Koefisien Determinasi (𝑅2) ...

12. Tabel 4.9 Uji t ...

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar :

1. Gambar 4.1 Uji Normalitas ...

2. Gambar 4.2 Normal Q-Plot ...

3. Gambar 4.3 Uji Heteroskodastisitas ...

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagi mereka yang memiliki barang-barang berharga kesulitan dana dapat segera dipenuhi dengan cara menjual barang berharga tersebut, sehingga jumlah uang yang diinginkan dapat terpenuhi. Namun risikonya barang yang telah dijual akan hilang dan sulit untuk kembali. Kemudian jumlah uang yang diperoleh terkadang lebih besar dari yang diinginkan sehingga dapat mengakibatkan pemborosan. Untuk mengatasi kesulitan tersebut di mana kebutuhan dana dapat dipenuhi tanpa kehilangan barang-barang berharga, maka masyarakat dapat menjaminkan barangnya ke lembaga tertentu. Barang yang dijaminkan tersebut pada waktu tertentu dapat ditebus kembali setelah masyarakat melunasi pinjamannya. Kegiatan menjaminkan barang-barang berharga untuk memperoleh sejumlah uang dan dapat ditebus kembali setelah jangka waktu tertentu disebut dengan nama usaha gadai.1

Peran pegadaian yang berorientasi untuk membantu dan melayani kebutuhan masyarakat berskala kecil sangat membantu pertumbuhan ekonomi. Sebagai lembaga keuangan non-bank yang bergerak di bidang jasa pembiayaan, dan dengan tugas utamanya yaitu menyalurkan pembiayaan gadai. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok lembaga keuangan, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-

1 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: Rajawali Press, 2014), hal 230-231

(12)

pihak yang tergolong sebagai pihak yang mengalami kekurangan dana (deficit unit).2

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 yang dimaksud pembiayaan adalah “Penyediaan dana oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat melalui bank, koperasi dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembalikan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro Kecil dan Menengah”. Pemerintah memberikan perhatian yang lebih kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), karena disitulah tumpuan hidup terbesar rakyat Indonesia. Dalam sejarah perekonomian Indonesia, UMKM merupakan kelompok usaha dengan jumlah paling besar dan terbukti handal menghadapi goncangan krisis ekonomi.3

Secara praktik UMKM sering dikaitkan dengan usaha yang memiliki keterbatasan modal. Tidak jarang jenis usaha ini sering kali dikaitkan dengan bisnis ala rakyat kecil. Namun, tidak sedikit yang berawal dari UMKM kemudian berkembang menjadi perusahaan yang besar dan maju.4

Seiring dengan terus berjalannya usaha-usaha yang dilakukan oleh pelaku UMKM, tentunya sedikit demi sedikit mengalami perubahan dalam profit, keadaan tempat, ataupun produk-produknya. Dengan demikian, para pelaku usaha tentunya membutuhkan modal tambahan baik untuk memenuhi

2 Gita Danupranata, Manajemen Perbankan Syariah (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hal 103

3 Rahmawati, dkk, Bisnis Usaha Kecil Menengah: Akuntansi, Kewirausahaan, dan Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: Ekuilibria, 2016), hal 73

4 Gatut Susanta dan M Azrin Syamsudidin, Cara Mudah Mendirikan dan Mengelola UMKM (Bogor: Raih Asa Sukses, 2009) hal 6

(13)

kebutuhan produksinya, ataupun untuk memperbaiki tempat usahanya, nantinya meningkatkan pendapatan yang akan diperoleh.

Perkembangan UMKM dapat dilihat dari sebelum dan sesudah menggunakan pembiayaan. Apabila ada perkembangan UMKM sesudah menggunakan pembiayaan berarti penggunaan pembiayaan tersebut berhasil.

Apabila sesudah penggunaan pembiayaan tidak terjadi perkembangan berarti pembiayaan tersebut belum berhasil. Namun dalam melakukan pembiayaan harus menjaga kualitas sebaik mungkin agar tidak menjadi pembiayaan bermasalah yang nantinya akan berdampak pada kerugian dalam pengembalian dana oleh nasabah.

Berkaitan dengan hal diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul yaitu “Analisis Pengaruh Pembiayaan Syariah Terhadap Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro Nasabah di Pegadaian Syariah Simpang Benteng Payakumbuh”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang penulis kemukakan diatas, maka identifikasi masalah yang muncul sebagai berikut:

1. Implementasi pembiayaan syariah dalam pengembangan usaha mikro.

2. Mayoritas masyarakat usaha mikro kekurangan modal dalam menjalankan usahanya, namun kekurangan dalam hal persyaratan dokumen.

(14)

3. Masih banyak masyarakat yang belum mengerti dengan pembiayaan syariah di Pegadaian Syariah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Pembiayaan Syariah berpengaruh Terhadap Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro Nasabah di Pegadaian Syariah Simpang Benteng Payakumbuh?

2. Seberapa Besar Pengaruh Pembiayaan Syariah Terhadap Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro Nasabah di Pegadaian Syariah Simpang Benteng Payakumbuh?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Pengaruh Pembiayaan Syariah Terhadap Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro Nasabah di Pegadaian Syariah Simpang Benteng Payakumbuh.

2. Untuk mengetahui Seberapa Besar Pengaruh Pembiayaan Syariah Terhadap Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro Nasabah di Pegadaian Syariah Simpang Benteng Payakumbuh.

(15)

E. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap:

a. Lembaga Pegadaian Syariah

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bidang akonomi dan bisnis Islam serta saran kepada manajemen pembiayaan di Pegadaian Syariah Unit Simpang Benteng Payakumbuh untuk dapat meningkatkan kualitas produk serta layanan jasa.

b. Masyarakat Umum

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dan sumber pengetahuan bagi masyarakat tentang gambaran pembiayaan syariah yang dijalankan oleh Pegadaian Syariah Unit Simpang Benteng Payakubuh.

c. Penulis

Dapat digunakan sebagai sarana dalam meningkatkan wawasan, pengalaman dan pengetahuan keilmuan penulis tentang penerapan teori- teori yang didapatkan sebelumnya. Serta salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana (S1).

F. Penjelasan Judul

Sebagai kerangka awal mendapatkan gambaran yang jelas serta untuk memudahkan dalam memahami skripsi ini dan mencegah adanya kekeliruan dan kesalahpahaman terhadap pemahaman judul maka diperlukan adanya uraian terhadap penegasan arti dan makna dari beberapa istilah yang

(16)

digunakan serta terkait dengan tujuan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah : “Analisis Pengaruh Pembiayaan Syariah Terhadap Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro Nasabah di Pegadaian Syariah Simpang Benteng Payakumbuh”. Adapun istilah-istilah dalam judul tersebut adalah:

1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan atas bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

2. Pembiayaan Arrum

Arrum (Ar-Rahn untuk Usaha Mikro) yang dijalankan pada Pegadaian Syariah memudahkan para pengusaha kecil untuk mendapatkan modal usaha dengan jaminan surat kendaraan. Namun kendaraan tetap pada pemiliknya sehingga dapat digunakan untuk mendukung usaha sehari-hari.

Yaitu dengan memaksimalkan daya guna kendaraan yang dimiliki.

3. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai usaha Mikro.

4. Pegadaian Syariah adalah Lembaga keuangan non bank yang berbentuk persero dan merupakan unit usaha syariah dari perusahaan gadai milik Negara (BUMN) yang membuka jasa gadai dengan system syariah.

Berdasarkan penjelasaan judul diatas maka dapat ditegaskan kembali maksud dari judul : “ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI USAHA MIKRO NASABAH di Pegadaian Syariah Simpang Benteng

(17)

Payakumbuh” adalah untuk mengetahui pengaruh pembiayaan Syariah dalam perkembangan ekonomi Usaha Mikro Nasabah di Pegadaian Syariah Simpang Benteng Payakumbuh.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada ketetapan yang telah ditetapkan oleh dosen pengampu mata kuliah. Untuk mengetahui gamabaran keseluruhan isi penulisan dalam penelitian ini, penulis menguraikan secara singkat sebagai berikut:

BAB I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul, kajian terdahulu dan sistematika penulisan.

BAB II merupakan landasan teori yang berisi tentang pembiayaan, pengertian pembiayaan, jenis-jenis pembiayaan, tujuan pembiayaan, Usaha Mikro dan landasan syariah.

BAB III berisi tentang metode penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel dan teknik analisis data.

BAB IV berisi tentang hasil penelitian serta pembahasannya, yaitu bab yang menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari data yang telah diperoleh.

BAB V berisi Kesimpulan hasil dan saran serta hasil penelitian

(18)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan Syariah

Produk pembiayaan merupakan salah satu produk unggulan di Lembaga Keuangan Syariah Khususnya bagi lembaga seperti Bank Syariah, Koperasi Syariah serta Pegadaian Syariah. Pembiayaan atau financing merupakan pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain guna mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.5 Sedangkan menurut M.

Syafi’I Antonio, menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit. Menurut Undang- Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai tertentu untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.6

Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah (UUPS) No.21 tahun 2008, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

5 M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Syariah suatu Kajian Teoritis Praktis , (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hal 281.

6 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hal 73

(19)

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bit tamlik.

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna’.

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang dan qardh.

e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain yang mewajibkan pihak- pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan Ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil.7 2. Jenis- Jenis Pembiayaan

Menurut Muhammad Syafi’i Antonio jenis-jenis pembiayaan berdasarkan pada sifat dan penggunaannya. Pembiayaan dapat dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya yaitu:

7 Undang-undang Perbankan Syariah No.21 Tahun 2008 Pasal 25 Ketentuan Umum, www.scribs.com. Diakses 26 November 2019 11.48

(20)

a. Pembiayaan Konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

b. Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk meningkatkan usaha produksi, perdagangan maupun investasi.

Pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi 2 hal, yaitu:

1) Pembiayaan Modal Kerja

Pembiayaan modal kerja yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: (a) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan hasil kualitas atau mutu hasil produksi dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. Pembiayaan modal kerja berfungsi mengembangkan usaha yang sudah dijalankan agar dapat memperoleh keuntungan secara optimal.

2) Pembiayaan Investasi

Pembiayaan investasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Pembiayaan investasi diberikan kepada nasabah untuk keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha, ataupun pendirian proyek baru.

(21)

Secara umum, jenis-jenis pembiayaan dapat digambarkan sebagai berikut:

GAMBAR 1.1 Jenis-Jenis Pembiayaan

Ekonomi melihat pembiayaan dari segi kemanfaatan fasilitas pembiayaan yakni profitable dan non profitable sedangkan yuridis melihatnya dari segi perjanjian yang dibentuknya yaitu meliputi struktur perjanjian secara menyeluruh. Sistem pembiayaan berdasarkan prinsip syariah menurut sudut pandang yuridis adalah: pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah dan prinsip musyarakah, prinsip istishna dan prinsip as-salam, pembiayaan sewa-

PEMBIAYAAN

PRODUKTIF KONSUMTIF

INVESTASI MODAL KERJA

(22)

menyewa berdasarkan prinsip ijarah (sewa murni) dan ijarah al-muttahia bit-tamlik (sewa beli atau sewa dengan hak opsi).8 B. Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 Pasal 1 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pengertian Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100.000.000,- per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp 50.000.000,-9

Menurut Soeharto adapun usaha yang berkembang diklasifikasikan dalam 5 tahap yaitu: Konseptual, Permulaan, Stabilitas, Pertumbuhan (Growth Stage), serta Kedewasaan.10 Agar mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai usaha dapat berkembang apabila dikelola dan diatur dengan baik, terproses dan terlihat adanya peningkatan dari waktu ke waktu.

Menurut Chandra menyatakan bahwa “berkembangnya suatu usaha terlihat dengan adanya peningkatan omset penjualan.” Pengembangan dapat diartikan sebagai bentuk dalam peningkatan kemampuan

8 Ahmad Supriyadi, Sistem Pembiayaan Berdasarkan Prinsip syariah (Suatu Tinjauan Yuridis Terhadap Praktek Pembiayaan di Perbankan Syariah di Indonesia), Al-Mawarid Edisi X Tahun 2003, hal 43

9 Muftifiandi.., hal 96

10 Soeharto Prawirokusumo, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, (Yogyakarta:

BPFE, 2000), hal 185

(23)

konseptual, teoritis, teknis, dan moral individu yang dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan. Perkembangan Usaha Mikro lebih dituju kepada pelaku ekonomi yang berdaya saing melalui peningkatan wirausaha dan peningkatan produktivitas yang didukung dengan upaya peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil inovasi dan penerapan teknologi.11

C. Pembiayaan Syariah Terhadap Usaha Mikro

Usaha mikro menjanjikan bagi masa depan ekonomi nasional, namun dalam perkembangannya seringkali diperhadapkan oleh berbagai dilema. Persoalan pendanaan merupakan salah satu dilema yang sangat krusial bagi kelanjutan usaha mikro. Ismawan memetakan secara jelas persoalan yang dihadapi oleh ekonomi usaha kecil (mikro). Mereka menghadapi berbagai kesulitan dalam mengembangkan usahanya, adapun faktor-faktor lain yang dihadapi usaha mikro antara lain yaitu kesulitan modal, pengadaan bahan baku.

Akibatnya, sebagian besar usaha-usaha ekonomi rakyat cenderung menggantungkan kebutuhan dananya kepada para rentenir, komisi pinjaman (loan broker), mindrink dan sejenisnya yang dianggap lebih mudah. Padahal tingkat suku bunga lembaga keuangan informal ini cenderung sangat mencekik leher karena menawarkan pinjaman jangka

11 Muhammad Andi.P dan Lukman Hakim. S, Pengaruh Pembiayaan Mikro Syariah

Terhadap Tingkat Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Vol.17 No. 2, 2017, hal 127

(24)

pendek tanpa jaminan tetapi mematok tingkat bunga sampai 20%

perbulan.12

Pembiayaan sangat dibutuhkan dalam kelangsungan Usaha Mikro, menurut Lukytawati Usaha Mikro memenuhi kebutuhan bahan baku, proses produksi, sampai pemasarannya agar produk sampai ke tangan konsumen. Dan permasalahan utama Usaha Mikro (maupun UMKM) adalah masalah modal, maka perlunya pembiayaan dari Lembaga Keuangan Syariah dalam pengembangan Usaha Mikro. Perkembangan Usaha Mikro dapat menguatkan akses pembiayaan yang dapat meningkatkan omset, laba usaha, peluang kerja, yang dapat mengurangi kemiskinan.

Menurut Antonio pembiayaan salah satu tugas bank (atau non- bank) dalam pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi defisit omset. Salah satu pembiayaan Bank Syariah (atau Pegadaian Syariah) adalah dengan cara menyediakan dana untuk pengembangan UMKM di Indonesia.

12 Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hal 118-125

(25)

D. Landasan Syariah Landasan Al-Qur’an:

Tentang Ar-Rahn (Gadai)

Para ulama fiqh mengemukakan bahwa akad ar-rahn dibolehkan dalam Islam berdasarkan Al-Quran dan sunnah Rasul. Adapun dasar hukum gadai terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 283.

Allah SWT berfirman:

◆



◼⧫



 ⬧ ⬧◆

⬧  ❑ ⬧



→➔⧫

➔⧫

☺➔⧫  ⬧⬧

⧫◆⧫

◆◆



◆

◆

❑☺⬧

⧫◆  ◼

☺⧫

⬧

◆

☺ ◆  ⬧



⧫ ⧫❑➔☺➔⬧

Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang), akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Baqarah: 283)

Syaikh Muhammad ‘Ali As-Syais berpendapat bahwa ayat Al-Qur’an diatas adalah petunjuk untuk menerapkan prinsip kehati-hatian bila seseorang hendak melakukan transaksi utang-piutang yang memakai jangka waktu

(26)

dengan orang lain. Dengan cara menjaminkan sebuah barang kepada orang yang berpiutang.

Larangan memakan harta orang lain secara bathil:

An-Nisa’ (4): 29:

⧫



❑⧫◆



❑➔→⬧

→⧫ ⬧◆❑

⧫





❑⬧

⧫

⧫

⧫⬧



◆

❑➔⬧

→





⧫



☺◆



Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka diantara kamu.”

Surat an-Nisa ayat 29 tersebut merupakan larangan tegas mengenai memakan harta orang lain atau hartanya sendiri dengan jalan bathil. Memakan harta sendiri dengan jalan adalah membelanjakan hartanya pada jalan maksiat.

Memakan harta orang lain dengan cara batil ada berbagai caranya, seperti pendapat Suddi, memakannya dengan jalan riba, judi, menipu, menganiaya.

Termasuk juga dalam jalan yang batil ini segala jual beli yang dilarang syara’.

Wahabah Az-Zuhaili menafsirkan ayat tersebut dengan kalimat janganlah kalian ambil harta orang lain dengan cara yang haram dalam jual beli, (jangan pula) dengan riba, judi, merampas dan penipuan. Akan tetapi dibolehkan bagi kalian untuk mengambil harta milik selainmu dengan cara dagang yang lahir dari keridhaan dan keihklasan hati antara dua pihak dan dalam koridor syari’. Tijarah adalah usaha memperoleh untung lewat jual

(27)

beli. Taradhi (saling rela) adalah kesepakatan yang sama-sama muncul antar kedua pelaku transaksi, jual beli tanpa ada unsur penipuan.13

Tentang Riba:

Q.S. Ali Imran (3): 130:

⧫



❑⧫◆



❑➔→⬧

❑⧫

➔

➔

❑→◆



➔⬧

⧫❑⬧➔



Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah SWT supaya kamu mendapat keberuntungan.”

Menghindari penggunaan system persentase untuk pembebanan biaya terhadap utang atau pemberian imbalan terhadap simpanan yang mengandung unsur melipatgandakan secara otomatis utang/simpanan tersebut hanya karena berjalannya waktu.

Hadits

Hadits yang mengabsahkan akad rahn adalah sebagai berikut:

لص ًّللّا َلْوُسَر َن ّا هنع الله يضر َةَشِئ اَع ْنَع ْنِم ىَترشِأ َمَّلَسَو هيلَع ُالله ى

)ملسمو ير اخبلا هاور( ٍدْي ِدَح ْنِم اًع ْر َذ ُهَنَهرَو أَم اَعَط ِّي ِد ْوُهَ ي

13 Taufiq, Memakan Harta Secara Batil (Perspektif Surat An-Nisa: dan at-Taubah: 34), Jurnal Ilmiah Syariah, Volume 17, Nomor 2, Juli-Desember 2018. Lhokseumawe: Fakultas Syariah IAIN, hal 249-250

(28)

“Dari Aisyah r.a Sesungguhnya Rasulullah SAW., pernah membeli makanan dari orang yahudi dengan menggadaikan baju besi.” (Riwayat Bukhori dan Muslim)

نبا هاور( ُهَم َرَغ ِهْيَلَعو ُهَمَنَغ ُهَل ْوُهُ نْ يِهَر ْي ِذَّلَا ِهِبِح اَص ْنِم ُنُه َرلَا ُقِلهَي َلا )هجام

“Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik yang menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan menanggung resikonya.”

(Riwayat Ibnu Majah)

Disamping itu, menurut Fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002 gadai syarih harus memenuhi ketentuan umum berikut:

1. Murtahin (Penerima barang) mempunyai hak untuk menahan marhun (barang) sampai semua utang rahn (yang menyerahkan barang) dilunasi.

2. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik rahn. Pada prinsipnya, marhun tidak boleh dimanfaatkan oleh murtahin kecuali seizing rahn, dengan tidak mengurangi nilai marhun dan pemanfaatannya itu sekedar pengganti biaya pemeliharaan dan perawatannya.

3. Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya menjadi kewajiban rahn, namun dapat dilakukan juga oleh murtahin, sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban rahn.

4. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.

(29)

5. Penjualan marhun

a. Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingatkan rahn untuk segera melunasi utangnya.

b. Apabila rahn tetap tidak dapat melunasi utangnya, maka marhun dijual paksa/ dieksekusi melalui lelang sesuai syariah.

c. Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi utang, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya penjualan.

d. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahn dan kekurangannya menjadi kewajiban rahn.

6. Ketentuan penutup

Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui badan arbitrase syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

E. Kajian Terdahulu

1. Penelitian Mega Magdhalena tahun penelitian 2017 dengan judul Pengaruh Pembiayaan Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan terhadap pendapatan UMKM dan untuk mengetahui pandangan ekonomi Islam terhadap pembiayaan UMKM. Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian kuntitatif dengan hasil data yang

(30)

telah dianalisis menunjukkan bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 1,323 < dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2,048 dan tingkat signifikan 0,197 > 0,050. Dan angka koefisien determinasi yang dilakukan pada uji determinasi diperoleh nilai r square sebesar 0,059 yang artinya menunjukkan bahwa pembiayaan dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah yaitu sebesar 5,9 %. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 94,1%

dijelaskan oleh factor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini seperti, kualitas produk, promosi, manajemen, dan lain sebagainya.

2. Penelitian Ratu Desta tahun penelitian 2018 dengan judul Analisis Pembiayaan Arrum BPKB dalam Meningkatkan Pendapatan Nasabah Pegadaian Syariah Menurut Perspektif Ekonomi Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui system manajemen pembiayaan Arrum BPKB yang dijalankan Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung dan untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan pembiayaan Arrum BPKB dalam meningkatkan pendapatan nasabah.

Metode penelitian yang dipakai yaitu metode kualitatif dengan hasil yaitu Produk pembiayaan Arrum BPKB dapat meningkatkan usaha nasabah Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan. dari data 23 nasabah pembiayaan Arrum BPKB Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan terdapat 52%

nasabah yang mengalami peningkatan pendapatan karena pendapatan yang didapat digunakan untuk mengembangkan usaha dan 48% nasabah yang tidak mengalami peningkatan pendapatan, karena pendapatan yang

(31)

didapat untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. Serta adanya upaya lain dalam meningkatkan pendapatan nasabah dengan adanya pelatihan usaha serta menjadi agen pegadaian syariah. Pelaksanaan pembiayaan Arrum BPKB dalam meningkatkan pendapatan nasabah pada Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan kurang sesuai dengan prinsip ekonomi islam yang menjunjung nilai siddiq, amanah, fatonah dan tabligh.

3. Penelitian Nurul Churoisah tahun 2018 dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada KSPPS BMT Al-Amin Kudus dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pembiayaan Mudharabah terhadap perkembangan UMKM. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Hasil penelitiannya adalah dari uji hipotesia berkitan dengan adanya hubungan pembiayaan mudharabah dengan perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah pada KSPPS BMT Al- Amin Kudus menunjukkan taraf signifikan 0,46782. Setelah menghitung rhitung atau nilai hubungan, maka dikonsultasikan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan N=20 untuk taraf signifikan 5% dan 1%. Dalam taraf signifikan 5%

dengan hasil : 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔: 0,4682 dan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙: 0,444 berarti 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 5% dan 1%. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pembiayaan mudharabah dengan perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah pada KSPPS BMT Al- Amin Kudus.

(32)

4. Jurnal Penelitian Muhammad Andi Prayogi dan Lukman Hakim Siregar tahun Penelitian 2017 dengan judul Pengaruh Pembiayaan Mikro Syariah Terhadap Tingkat Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan metode penelitian adalah pendekatan asosiatif kuantitatif. Hasil penelitiannya adalah Pembiayaan Mikro Syariah berpengaruh signifikan terhadap perkembangan UMKM pada nasabah BRI Syariah Cabang Medan. Hal ini dinyatakan dari hasil uji t adanya pengaruh Pembiayaan Mikro Syariah terhadap Tingkat Perkembangan Usaha UMKM pada nasabah PT.BRI Syariah Cabang Medan dengan nilai t hitung > t atau 7,196 > 2,024 di mana nilai signifikansinya 0,000 < 0,05.

Pembiayaan Mikro Syariah diperoleh angka koefisien determinasi R- Square = 0,577 atau 57,70%. Hal ini terlihat bahwa variabel independen Pembiayaan Mikro Syariah dalam menjelaskan variabel dependen Tingkat Perkembangan Usaha UMKM pada nasabah PT.BRI Syariah Cabang Medan sebesar 57,70%, sisanya sebesar 42,30% dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang tidak diteliti. Berdasarkan hasil pengujian uji F, nilai F table hitung > F adalah 51,775 > 3,24 dengan hipotesis H0 ditolak dan Ha table diterima dengan signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan yaitu variabel Pembiayaan Mikro Syariah berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Perkembangan Usaha UMKM Pada PT. BRI Syariah Cabang Medan.

F. Kerangka Pemikiran

(33)

Penelitian ini akan mengungkapkan pengaruh pembiayaan syariah terhadap perkembangan ekonomi Usaha Mikro. Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu variabel independen dan variabel dependen.

Adapun kerangka pemikiran yang digunakan peneliti dalam merumuskan masalah ini adalah sebagai berikut:

Dari gambar di atas, Pembiayaan Syariah sebagai variabel independen dengan indicator jumlah pembiayaan, jumlah angsuran, pembagian hasil, terdapat pengaruh terhadap Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro sebagai variabel dependen.

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya..14 Hipotesis nol H0

menyatakan tidak adanya hubungan atau tidak adanya pengaruh atau tidak adanya perbedaan, hipotesis nol adalah proposisi yang menyatakan hubungan

14Syofian Siregar. Statistik Parameter untuk Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014) hal 65

Pembiayaan Syariah (Variabel X)

Perkembangan Ekonomi Usaha

Mikro (Variabel Y)

(34)

definitive dan tepat di antara dua variabel adalah sama dengan nol. Hipotesis penelitian (kerja) Ha menyatakan adanya hubungan atau adanya pengaruh, atau adanya perbedaan, hipotesis yang mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau menunjukkan perbedaan antara kelompok.

H0 = Tidak ada pengaruh Pembiayaan Syariah terhadap perkembangan ekonomi Usaha Mikro di Pegadaian Syariah Simpang Benteng.

Ha = Ada pengaruh Pembiayaan Syariah terhadap perkembangan ekonomi Usaha Mikro di Pegadaian Syariah Simpang Benteng.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan jenisnya, penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antara variabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrument penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistic.15 Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat, positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data, menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.16 Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan atau pada responden. Pendekatan ini digunakan untuk menggambarkan mengenai perkembangan Usaha Mikro sebelum dan sesudah

15 Juliansyah Noor. Metodologi Penelitan. (Jakarta: Kencana, 2012) hal 38

16 Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung:Alfabeta, 2017) hal 68

(36)

menerima pembiayaan Arrum pada Pegadaian Syariah Simpang Benteng.

Penelitian ini menggunakan angket/kuesioner sebagai instrument.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Unit Pegadaian Syariah yang beralamatkan di Simpang Benteng Kota Payakumbuh, No. Telepon 0811- 7079-96 dengan waktu penelitian dimulai pada bulan Desember sampai selesai.

3. Sumber Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan dan akurat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Untuk mendukung penelitian diperlukan data yang aktual. Berdasarkan sumbernya, data-data yang diperoleh dibedakan menjadi :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dengan menyebarkan daftar pertanyaan atau kuesioner kepada responden Pegadaian Syariah Unit Simpang Benteng Payakumbuh.

2. Data Sekunder

(37)

Data ini dapat diperoleh dari dokumen dan laporan tahunan yang diperlukan dalam penelitian ini di Pegadaian Syariah Simpang Benteng Payakumbuh, sumber literatur, internet, dokumentasi dan data pendukung lainnya.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Kuesioner/Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, yaitu jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya oleh peneliti dan dapat bersifat tertutup, yaitu alternative jawaban telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Adapun instrument daftar pertanyaan dapat berupa pertanyaan (berupa isian yang akan diisi oleh responden), checklist (berupa pilihan dengan cara memberi tanda pada kolom yang disediakan), dan skala (berupa pilihan dengan memberi tanda pada kolom berdasarkan tingkatan tertentu).

Terdapat empat komponen inti dari sebuah kuesioner, yaitu: (1) adanya subjek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian; (2) adanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti kepada responden untuk turut serta mengisi atau menjawab pertanyaan secara aktif dan objektif; (3) adanya petunjuk pengisian kuesioner, yaitu petunjuk yang tersedia harus mudah dimengerti dan tidak bias

(38)

(mempunyai persepsi yang macam-macam); dan (4) adanya pertanyaan atau pernyataan beserta tempat untuk mengisi jawaban, baik secara tertutup maupun terbuka.17

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Skala ini dikembangan oleh Rensis Likert yang merupakan suatu series butit (butir soal). Responden hanya memberikan persetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap butir soal tersebut. Skala ini dimaksudkan untuk mengukur sikap individu dalam dimensi yang sama dan individu menempatkan dirinya kearah satu kontinuitas dari butir soal.

Skor skala Likert:

Skala Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kadang-kadang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

b. Wawancara

Teknik wawancara yang peneliti pakai adalah wawancara tidak tersruktur yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Wawancara yang peneliti

17 Juliansyah Noor…, hal 139-140

(39)

lakukan yaitu kepada karyawan yang terlibat langsung dalam produk pembiayaan syariah yang terkait dengan usaha mikro dalam hal ini yaitu Arrum BPKB di Pegadaian Syariah Simpang Benteng Payakumbuh c. Dokumentasi

Dalam metode dokumentasi peneliti mengumpulkan informasi berupa buku-buku, transkip, majalah, agenda, surat kabar, dan lainnya yang berkaitan dengan data-data tentang pelaksanaan pembiayaan syariah yang terkait dalam penelitian ini adalah Arrum BPKB dalam perkembangan ekonomi nasabah di Pegadaian Syariah Simpang Benteng.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Adapun populasi penelitian ini adalah nasabah pembiayaan Ar- Rum BPKB di Pegadaian Syariah Simpang Benteng yang berjumlah 102 nasabah yang menggunakan pembiayaan Ar-Rum BPKB 5 tahun terakhir.

Table 3.1

Jumlah Nasabah Pembiayaan Ar-Rum BPKB dari tahun 2015-2019 No Tahun Jumlah Nasabah Total Pembiayaan

1 2015 27 549.200.000

2 2016 33 1.408.850.000

3 2017 12 162.590.000

4 2018 16 696.000.000

5 2019 14 435.000.000

Total 102 3.251.640.000

Sumber: Data Ar-Rum BPKB PT Pegadaian Syariah Unit Simpang Benteng

(40)

b. Sampel

Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan menggunakan Rumus Solvin sebagai berikut:

n = N 1 + Ne2 di mana:

n = jumlah elemen/anggota sampel N = jumlah elemen/anggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (dalam pengambilan sampel ini peneliti mengambil error level 10%)

n = 102

1 + 102(0,1)2 102

1 + 102 (0,01) n = 102

2,02 = 50, 49 = 51

Jumlah populasi yang diambil dari sampel sebanyak 51 nasabah (responden).

c. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini teknik sampling yang dipakai oleh peneliti adalah Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana) merupakan suatu sampel random bila setiap unsur atau anggota

(41)

populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Peneliti memakai teknik sampling ini karena populasi bersifat homogen (seragam) tidak adanya perbedaan karakter populasi misalnya pria dan wanita, manajer dan bukan manajer, status kemakmuran, dan perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelititan, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.18

6. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji kecocokan antara teori dan fakta empiris di dunia nyata. Variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Variabel merupakan pengelompokkan secara logis dari dua atau lebih atribut dari objek yang diteliti.19

a. Variabel bebas (Independence Variable/ X) adalah variabel yang nilainya mempengaruhi variabel lain. Variabel X dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Syariah

18 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:

Kencana, 2014), hal 154

19 Juliansyah Noor…, hal 47-49

(42)

b. Variabel Terikat (dependent Variable/Y) merupakan factor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa factor lain, biasa dinotasikan dengan Y. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro Nasabah.

7. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indicator

Pembiayaan Syariah (Variabel X)

Penyediaan uang atau

tagihan yang

dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil

1. Jumlah pembiayaan 2. Jumlah angsuran 3. Nisbah/Bagi hasil

Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro (Variabel

Y)

Jumlah total hasil produksi yang dijual dalam sekali penjualan yang dihasilkan oleh usaha mikro. Adapun omset penjualan ini dihitung dengan mengalikan total jumlah dengan harga

1. Peningkatan omset penjualan 2. Peningkatan

jumlah pelanggan 3. Peningkatan

jumlah tenaga kerja

(43)

8. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linear sederhana untuk menghitung besarnya pengaruh variabel X (factor-faktor penyebab) terhadap variabel Y dalam bentuk yang paling sederhana hanya melibatkan dua variabel, yaitu variabel dependent dan independent20 dengan mengunakan rumus yaitu:

Y = a + b0X0+e Dimana :

Y = Perkembangan Ekonomi Usaha Mikro X = Pembiayaan Syariah

a = Konstanta

b0= koefisien regresi linear e = error atau disturbance21 a. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.22 Validitas ini menyangkut akurasi instrument. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut valid/sahih, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) dari tiap-tiap butir pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Adapun teknik korelasi yang dipakai dalam

20 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hal 179

21Sugiyono. Metode Peneltian Bisnis. (Bandung’; Alfabeta, 2007), hal 277

22 Syofian Siregar…, hal 75

(44)

penelitian ini adalah teknik korelasi product moment dan untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap penrtanyaan itu signifikan, maka dapat dilihat pada table product moment atau menggunakan SPSS untuk mengujinya.23

Pengukuran validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment, dimana kriteria valid atau tidaknya bulir disetiap instrument dilakukan dengan membandingkan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka item tersebut adalah valid.24

𝑟𝑋𝑌 = 𝑁 (∑𝑋𝑌) − (∑𝑋)(∑𝑌)

√[𝑁(∑𝑋2) − (∑𝑋)2][𝑁(∑𝑌2) − (∑𝑌)2 Keterangan:

𝑟𝑋𝑌 = koefisiensi korelasi antara X dan Y n = jumlah responden

X = skor variabel (jawaban responden)

Y= skor total dari variabel untuk responden ke –n Kriteria:

𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= valid 𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= invalid b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali

23 Juliansyah Noor…, 132

24 Riduwan dan Sunarto. Pengantar Statistik. (Bandung: Alfabeta, 2007) hal 53

(45)

atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus KR 20, yaitu:

𝑟11= 𝑘

𝑘 − 1 (1 −

∑𝑠𝑖2 𝑠𝑡2 ) Keterangan:

k= jumlah butir angket

𝑠𝑖2= varian skor suatu butir angket 𝑠𝑡2= varian skor total

Kriteria:

Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka tes tersebut reliable.

Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka tes tersebut tidak reliable.25 c. Uji Asumsi Klasik26

1. Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam pengujian mormalitas suatu data tidak begitu rumit. Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistic, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n>30),

25 Purwo Susongko. Penilaian Hasil Belajar. (Tegal: Universitas Pancasakti Tegal, 2010), hal 77

26 Agus Tri dan Nano Prawoto. Analisis Regresi dalam Penelitian Ekonomi dan bisnis.

(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hal 57-63

(46)

maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sampel besar.

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Model regresi yang memenuhi persyaratan apabila adanya kesamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap.

d. Uji Hipotesis

1. Koefisien determinasi (𝑅2)

Digunakan untuk mengetahui persentase variabel (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X), jika 𝑅2 semakin besar, maka persentase perubahan variabel (Y) yang disebabkan oleh variabel X semakin tinggi. Uji 𝑅2 dinyatakan dalam persentase yang nilainya berkisaran antara 0<𝑅2<1. Kriterianya sebagai berikut:

1) Jika 𝑅2 mendekati 0 menunjukkan pengaruh yang semakin kecil.

2) Jika nilai 𝑅2 mendekati 1 menunjukkan pengaruh yang semakin besar.27

2. Uji t

Uji t (parsial) bertujuan untuk menguji secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji t dapat dilihat dari table

27 Sugiyono. Metode Peneltian Bisnis. (Bandung’; Alfabeta, 2007), hal 65

(47)

coefficients pada kolom significance (sig). apabila probabilitas nilai t atau signifikan < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Namun, apabila probabilitas nilai t signifikan > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.28

28 Saifuddin Azwar. Metode Penelitan. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014) hal 24

(48)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

F. Gambaran Umum Pegadaian Syariah 1. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah

Pegadaian didirikan pada tanggal 01 April 1901 di Sukabumi, pada pemerintahan Hindia-Belanda. Pada masa pemerintahan RI, Dinas Pegadaian yang merupakan kelanjutan dari Pemerintah Hindia-Belanda, status pegadaian diubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian berdasarkan Undang-Undang No. 19 PRp 1960. Peraturan pemerintah RI No. 178 Tahun 1960 tanggal 3 Mei 1961 tentang Pendirian Perusahaan Pegadaian (PN Pegadaian). Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1969 tanggal 11 Maret 1969 tentang Perubahan Kedudukan PN Pegadaian menjadi Jawatan Pegadaian, UU No 9 Tahun 1969 tanggal 1 Agustus 1969 dan penjelasan mengenai bentuk-bentuk usaha Negara dalam Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero). Selanjutnya untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitasnya bentuk Perjan Pegadaian tersebut kemudian dialihkan menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990 tanggal 10 April 1990.

(49)

Dengan perubahan struktur Perjan menjadi Perum, Pegadaian diharapkan akan lebih mampu mengelola usahanya dengan lebih professional, business oriented tanpa meninggalkan ciri khusus misinya, yaitu penyaluran uang pinjaman atas dasar hokum gadai dengan pasar sasaran adalah masyarakat golongan ekonomi lemah dan dengan cara mudah, cepat, aman dan hemat sesuai dengan motonya mengatasi masalah tanpa masalah. Peran pegadaian yang berorientasi untuk membantu dan melayani kebutuhan masyarakat berskala kecil sangat membantu pertumbuhan ekonomi. Sebagai lembaga keuangan non-bank yang bergerak di bidang jasa pembiayaan, dan dengan tugas utamanya yaitu menyalurkan pembiayaan gadai.

2. Visi dan Misi Pegadaian 2.1 Visi

Visi dari Pegadaian adalah “Menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan sebagai Agen Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat”.

2.2 Misi

Misi yang ingin dicapai oleh Pegadaian Syariah sebagai berikut:

a. Memberikan manfaat dan keuntungan optimal bagi seluruh pemangku kepentingan dengan mengembangan bisnis inti.

b. Membangun bisnis yang lebih beragam dengan mengembangkan bisnis baru untuk menambahkan proposisi nilai ke nasabah dan pemangku kepentingan.

(50)

c. Memberikan service excellence dengan focus nasabah melalui:

1. Bisnis proses yang lebih sederhana dan digital 2. Teknologi informasi yang handal dan mutakhir 3. Praktek manajemen resiko yang kokoh

4. SDM yang professional berbudaya kinerja yang baik 3. Struktur Organisasi

Setiap perusahaan harus memiliki manajemen dalam menentukan suatu posisi dan pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan posisi masing-masing, maka dari itu suatu perusahaan memerlukan struktur organisasi yang mengelompokkan karyawan sesuai dengan posisinya dan bidang pekerjaannya. Hal ini juga memberikan kemudahan bagi setiap karyawan dalam pendelegasian wewenang di dalam perusahaan itu agar jelas dan tidak tumpang tindih yang bisa mengacaukan jalannya proses operasional perusahaan tersebut.

Berikut ini merupakan struktur organisasi dari Pegadaian Syariah Pengelola/Pemimpin:

Kurnia Sari Devita

Kasir:

Erman Nasution

Keamanan:

Heri Naldo Chandra

Marketing:

Kurnia Sari Devita Erman Nasution

(51)

4. Profil Pegadaian Syariah Simpang Benteng

Nama Perusahaan: Unit Pegadaian Syariah Simpang Benteng Alamat : Jalan Sudirman No. 35 Petak V Simpang Benteng Kota : Payakumbuh

Telepon : 0811-7097-996

5. Produk Pembiayaan Syariah Usaha Mikro Arrum BPKB (Ar-Rahn untuk Usaha Mikro)

Arrum merupakan singkatan dari Ar-Rahn untuk Usaha Mikro Kecil yang merupakan pembiayaan bagi para pengusaha mikro kecil, untuk pengembangan usaha dengan berprinsip syariah.

Secara umum mekanisme operasional akad Rahn dan akad ijarah pada produk Ar-Rum Pegadaian Syariah dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Akad Rahn

Melalui akad Rahn, nasabah menyerahkan barang bergerak dan kemudian pegadaian menyimpan dan merawatnya di tempat yang telah disediakan oleh pegadaian. Akibat yang timbul dari proses penyimpanan adalah timbulnya biaya-biaya yang meliputi nilai investasi tempat penyimpanan, biaya perawatan, dan keseluruhan proses kegiatannya. Atas dasar ini dibenarkan bagi pegadaian

(52)

mengenakan biaya sewa kepada nasabah sesuai jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak.

b. Akad Ijarah

Akad Ijarah yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barangnya sendiri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi pegadaian untuk menarik sewa atas penyimpanan barang bergerak milik nasabah yang telah melakukan akad. Dewan Syariah Nasional dan MUI mengeluarkan fatwa yang di dalamnya menerangkan tentang syarat jumlah penerapan Ijarah yaitu fatwa nomor : 25/DSN-MUI/III/2002. Dalam fatwa tersebut dinyatakan bahwa “Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan Marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.”

Melainkan dari nilai barang jaminan sendiri. Ijarah dibayar setiap bulan bersamaan dengan pembayaran angsuran bulanan.

Keunggulan produk Ar-Rum BPKB, yaitu:

1. Persyaratan yang mudah, proses yang cepat (± 3 hari), serta biaya- biaya yang kompetitif dan relative murah

2. Jangka waktu pembiayaan fleksibel, mulai dari 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan hingga 36 bulan.

3. Jaminan berupa BPKB kendaraan bermotor dengan fisik kendaraan tetap di tangan nasabah untuk kebutuhan operasional usaha.

(53)

4. Nilai pembiayaan dapat mencapai hingga 70% dari nilai taksiran agunan.

5. Pelunasan dilakukan secara angsuran tiap bulan dengan jumlah tetap.

6. Pelunasan sekaligus dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian diskon ijarah.

7. Didukung dengan staf yang berpengalaman serta ramah dan santun dalam pemberian layanan.

Untuk memperoleh pembiayaan melalui produk Ar-Rum ini, calon nasabah harus memenuhi beberapa persyaratan:

1. Calon nasabah merupakan pengusaha mikro dimana usahanya telah berjalan minimal 1 tahun.

2. Memiliki kendaraan bermotor sebagai agunan pembiayaan.

3. Calon nasabah harus melampirkan:

a. Fotokopi KTP dan Kartu Keluarga;

b. Fotokopi surat nikah;

c. Fotokopi dokumen usaha yang sah (bagi pengusaha informal cukup menyerahkan surat keterangan usaha dari kelurahan atau dinas terkait);

d. Asli BPKB kendaraan bermotor;

e. Fotokopi rekening Koran/tabungan (jika ada) f. Fotokopi pembayaran listrik atau telepon;

g. Fotokopi pembayaran PBB; dan

(54)

h. Fotokopi laporan keuangan usaha.

4. Memenuhi kriteria kelayakan usaha

Apabila persyaratan di atas telah terpenuhi, maka proses memperoleh pembiayaan Ar-Rum selanjutnya dapat dilakukan dengan:

1. Mengisi formulir aplikasi pembiayaan Ar-Rum.

2. Melampirkan dokumen-dokumen usaha, agunan, serta dokumen pendukung lainnya yang terkait.

3. Petugas pegadaian memeriksa keabsahan dokumen-dokumen yang dilampirkan.

4. Petugas pegadaian melakukan survey analisis kelayakan serta menaksir agunan.

5. Penandatangan akad pembiayaan.

6. Pencairan pembiayaan.29 5. Dasar Hukum Ar-Rum BPKB

1. Pembiayaan Ar-Rum menurut undang-undang yang mengaturnya yaitu menurut Surat Edaran (SE) No. 14/US.200/2008 tentang Penyaluran Pembiayaan Ar-Rum.

2. Undang-Undang Repulik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

29Dr. Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2009), hlm 400-402

Referensi

Dokumen terkait

Teknik data mining untuk membangun model prediksi financial distress mulai dilakukan , dimana kelebihan dari teknik data mining adalah tidak adanya asumsi linieritas

Analisis faktor bertujuan untuk menentukan variabel baru yang disebut faktor prioritas yang jumlahnya lebih sedikit dari variabel asli (Dillon dan Goldstein 1984). Terdapat

04 Jumlah publikasi pada jurnal nasional yang terakreditasi di bidang teknologi roket, satelit, dan penerbangan 05 Jumlah rumusan kebijakan di bidang teknologi roket, satelit

Untuk mempertahankan kualitas pembiayaan yang telah berjalan dengan baik dan efektivitas pendapatan yang sudah tercapai, maka pihak bank hendaknya lebih selektif

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.. Senyawa aktif yang terdapat

 Upaya yang dilakukan Debitur/Pasa ngan Usaha dalam rangka memelihara lingkungan hidup (bagi  Upaya pengelolaan lingkungan hidup baik dan mencapai hasil yang

Hasil dari jawaban wawancara yang telah dilakukan dengan pihak PPTI terkait informasi bisnis perusahaan diperoleh hasil yang akan digunakan sebagai acuan dalam pemberian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa primer spesifik H5 yang digunakan dalam metode RT-PCR untuk mendeteksi virus AI dapat mengamplifikasi sampel lapang dengan keberhasilan