BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIALYANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang
bahwa untuk
melaksanakanketentuan
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor77
Talurr 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan KeuanganDaerah, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pemberian Hibah dan Eantuan Sosial Yang Bersumber
Dari
Anggaran PendapatanDan Belanja Daerah;
Mengingat
1.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan KabupatenLombok Utara
di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran NegaraRepublik Indonesia
Tahun 2008
Nomor 99, Tambahan kmbaran Negara Republik IndonesiaNomor 4872);
2.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OO4 tentang PerbendaharaanNegara (kmbaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 4355);3.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara(kmbaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor66,
Tambahanlembaran
Negara Republik Indonesia Nomoraaoo);
4.
Undang-UndangNomor 23 Tahun
2Ol4tentang Pemerintahan Daerah (kmbaran Negara
Republik Indonesia Tahun
2014
Nomor 244,Tambahan trmbaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587)
sebagaimanatelah
diubah beberapakali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Keduaatas
Undang-UndangNomor
23 Tahun 2O14tentang Pemerintahan Daerah (trmbaran Negara
Republik Indonesia
Tahun 2015
Nomor 58,Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5.
Peraturan Pemerintah Nomor2 Tahun
2Ol2tentang Hibah Daerah (kmbaran
NegaraRepublik
IndonesiaTahun 2Ol2 Nomor
5,Tambahan l,embaran Negara Republik Indonesia
(-
PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 15 TAHUN 2021
TENTANG
BUPATI LOMBOK UTARA,
6.
Peraturan Pemerintah Nomor12
Tahun 2019tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah(lembaran Negara Republik Indonesia Ta]run
2019 Nomor
42,
Tambahan t embaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);7.
PeraturanMenteri Dalam
Negeri Nomor 7OTahun 2Ol9 tentang Sistem
Informasi Pemerintah Daerah(Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1I l4);8.
PeraturanMenteri Dalam
Negeri Nomor 77Tahun 2O2O tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomorl78l);
MEMUTUSIGN:
Menetapkan: PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PEMBERIAN
HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER
DARI
ANGGARAN PENDAPATANDAN
BELANJADAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM Bagran Kesatu
Umum
Pasal I
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:
1.
Daerah adalah Kabupaten Iombok Utara.2.
Bupati adalah Bupati Lombok Utara.3.
PemerintahDaerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.4.
Keuangan Daerah adalah semuahak
dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupabarang yang dapat dijadikan milk daerah
berhubungan denganpelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
5.
Anggaran Pendapatandan
Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.6.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.7.
SatuanKe{a
Pengelola Keuangan Daera}ryang
selanjutnya disingkat SKPKDadalah perangkat daerah pada
PemerintahDaerah
yangmelaksanakan pengelolaan APBD.
8.
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Iombok Utara.9.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yang dibentuk dengan keputusan Bupati dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai tugas menlapkan serta melaksanakan kebijakanBupati
dalam rangka penyusunan APBD yang arrggotanyaterdiri
dari pejabat perencana daerah, PPKDdan
pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.d'
10. Rencana Kerja
dan
Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RI(A-SKPD adalah dokumen perencanaan
dan
penganggaranyang
berisi program, kegiatan dan anggaran SKPD.11. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA- SKPD merupakan dokumen yang memuat pendapatan dan belanja setiap SKPD yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pejabat pengguna anggaran/ pejabat pengguna barang.
12. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah kepada pemerintah
atau pemerintah daerah lainnya,
BadanUsaha Milik
Negara/Daerah, Badan, kmbaga dan
organisasikemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia, yang secara spesi{ik telah ditetapkan peruntuk.rnnya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat,
serta tidak
secaraterus
menerusyang
bertujuanuntuk
menunjangpenyelenggaraan urusan pemerintah daerah.
13. Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/ barang dari pemerintah
daerah
kepadaindividu,
keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnyatidak
secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial.14. Risiko sosial adalah kejadian
atau
peristiwa yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosialyang
ditanggungoleh
individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial,krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan bencana alam yang
jika
tidak diberikan belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.15. Naskah Pe{anjian
Hibah
Daerah selanjutnya disingkat NPHD adalah naskah pe{anjian hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah antara pemerintah daerah dengan penerima hibah.Bagian Kedua Ruang Lingkup
Ruang
lingkup dalam
PeraturanBupati ini meliputi
penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggungiawaban sertamonitoring
dan
evaluasi pemberianhibah dan bantuan
sosial yangbersumber dari APBD.
Pasal 3
Pemberian Hibah dan Bantuan g6sia1 sefagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat berupa uang, barang, atau jasa.
BAB II Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4 Pasal 2
(l)
Pemerintah Daerahdapat
memberikanhibah
sesuai kemampuan keuangan daerah.(2) Pemberian
hibah
sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib dan urusan pilihan, kecuali ditentukanlain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(3) Pemberian
hibah
sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
ditujukanuntuk
menunjang pencapaian sasaran, program, kegiatandan
sub kegiatan pemerintah daerah sesuai dengan kepentingan daerah dalamr
mendukung terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan dengan memperhatikan
asas
keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat.(4) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat
(l)
memenuhi kriteria paling sedikit:a. peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan;
b. bersifat tidak wajib, tidak mengikat;
c. tidak terus menerus setiap tahun anggaran, kecuali:
1. kepada pemerintah pusat dalam rangka
mendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah sepanjangtidak
tumpang tindih pendanaannyadengan APBN sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan;2. badan dan
lembagayang
ditetapkanoleh
pemerintah atau pemerintah daerahsesuai dengan
kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan3. partai politik dan/atau ditentukan lain oleh
peraturanperundang- undangan;
d.
memberikan nilai manfaat bagi pemerintah daerah
dalam mendukung terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan; dane. memenuhi persyaratan penerima hibah.
Pasal 5 Hibah dapat diberikan kepada:
a.
Pemerintah Pusat;b.
Pemerintah Daerah lain;c.
Badan Usaha Milik Negara;d.
Badan Usaha Milik Daerah;e.
Badan, trmbaga,dan
organisasi hukum Indonesia; dan/atauf.
Partai Politik.kemasyarakatan yang berbadan
Pasal 6
(1)
Hibah kepada pemerintah pusat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dilakukan dengan ketentuan:a. diberikan kepada satuan keg'a dari
kementerian/lembaga pemerintah non K ementerian yang wilayah kerjanya berada dalam daerah;b. dilarang tumpang tindih
pendanaannyadengan
anggaran pendapatan dan belanja negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;c. unit ke{a pada Kementerian Dalam Negeri
yangmembidangi urusan pemerintahan di bidang
administrasi kependudukan dapat memperoleh hibahdari
pemerintah daerah untuk penyediaan blanko kartu tanda penduduk elektronik;d.
penyediaan setiap keping blangko kartu tanda penduduk elektronik tidak didanai dari 2 (dua) sumber dana yaitu Hibah APBD maupun anggaran pendapatan dan belanja negara; dane. hanya dapat diberikan 1 (satu) kali dalam
tahun berkenaan.(21 Pemberian Hibah kepada pemerintah Pusat
sebagaimanadimaksud
padaayat (l) huruf e
hanyadapat diberikan
kepada penerima hibah yangtelah
dianggarkan dalam APBDatau
APBD perubahantahun
berkenaan.(3)
Hibah
kepada pemerintahdaerah lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal5 huruf b
diberikan kepada daerah otonom baru hasil pemekaran daerah sebagaimana diamanatkan peraturan perundang- undangan.t
(3)
Hibah
kepadabadan usaha milik
negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal5
hurufc
diberikan dalam rangkauntuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(4)
Hibah
kepadabadan usaha milik daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d dilakukan dengan ketentuan:a. diberikan dalam rangka
untuk
meneruskanhibah
yang diterima pemerintah daerah dari pemerintah pusat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; danb. tidak dapat diberikan dalam bentuk barang kecuali uang atau jasa.
(5) Hibah kepada badan, lembaga dan kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5
huruf e dilakukan dengan ketentuan:a. Hibah kepada badan dan lembaga:
1.
badandan
lembaga yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan;2.
badandarr
lembaga nirlaba, sukareladan
sosial yang telah memiliki surat keterangan terdaftar yang diterbitkan oleh Menteri, Gubernur atau Bupati;3. badan dan lembaga nirlaba, sukarela bersifat
sosial kemasyarakatanberupa kelompok
masyarakat/ kesatuan masyarakathukum adat
sepanjangmasih hidup dan
sesuaidengan
perkembangan masyarakat, dan keberadaannya diakui oleh pemerintah pusatdan/atau pemerintah
daerah melalui pengesahan atau penetapan dari pimpinan instansi vertikal atau kepala satuankerja
perangkat daerahterkait
sesuai dengan kewenangannya; dan4. Koperasi yang didirikan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.b.
Hibah kepada organisasi
kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia diberikan kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadanhukum
yayasanatau
organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum perkumpulan, yang telah mendapatkan pengesahan badan hukum dari kementerian yang membidangi urusan hukum danhak asasi manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
(6)
Surat
Keterangan Terdaftarsebagei6sla
dimaksud padaayat
(5)huruf a
angka2
dapatditerbitkan oleh
Kepala perangkat Daerah berdasarkan wewenang yang diberikan oleh Bupati.(7) Hibah kepada badan dan kmbaga sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a, dapat diberikan dengan persyaratan paling sedikit:
a.
memiliki kepengurusan di daerah domisili;b.
memiliki keterangan domisili dari kepala desa setempat atau sebutan lainnya; danc.
berkedudukandalam wilayah
administrasi kabupaten dan/atau badan dan kmbaga yang berkedudukan di luar wilayah administrasi kabupaten untuk menunjang pencapaian sasarEul program, kegiatan dan sub kegiatan pemerintah daerah pemberi hibah.(8)
Hibah kepada organisasi
kemasyarakatan sebagaimana dimaksud padaayat
(5)huruf b,
dapat diberikan dengan persyaratan paling sedikit:a. telah terdaftar pada kementerian yang membidangi urusar hukum dan hak asasi manusia;
b. berkedudukan
dalam wilayah
administrasi kabupaten; dan c.memiliki
sekretariattetap di
daerah.dt
(9) Hibah kepada
partai politik
sebagairnana dimaksud dalam Pasal 5huruf f berupa pemberian bantuan keuangan kepada partai politik yang mendapatkan
kursi di
DPRD kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan pemndang-undangan.( 10) Besaran pengarrggaran belanja bantuan keuangan kepada partai politik sebagaimana dimaksud
pada ayat (9) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pasal 7
(l)
Pemberian hibah didasarkanatas
usulan tertulis disertai dengan so.ficopg yang disampaikan kepada Bupati dan/atau
secaraelektronik/email.
(2) Bupati menunjuk Bagian Kesejahteraan Rakyat pada Sekretariat Daerah
untuk menghimpun dan mendistribusikan usulan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan selanjutnya disampaikan kepada perangkat daerah sesuai kewenangan.
(3) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat
(l)
mengetahui Kepa-la Desa dan Camat.(4) Penerima
hibah
bertanggungiawab secara formaldan materiil
atas penggunaan hibah yang diterimanya.(5) Dalam menghimpun dan mendistribusikan usulan tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) Bagian Kesejahteraan Rakyat pada Sekretariat Daerah wajib menyusun Standar Operasional Prosedur.
Bagian Kedua Penganggaran
Pasal 9
(l)
Pemerintahpusat,
pemerintahdaerah lain, Badan Usaha
Milik Negara atau Badan UsahaMilik
Daerah, badan dan lembaga, serta organisasi kemasyarakatan, partai politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal5
dapat menyampaikan usulanhibah
secaratertulis
disertai dengan sofi copy yang disampaikan kepada Bupati dan/atau secara elektronik/email.(21 Bupati menunjuk Perangkat Daerah terkait sesuai
sasaranprogram,kegiatan
dan sub
kegiatan,untuk melakukan verifikasi dan evaluasi atasusulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Keputusan Bupati.(3)
Perangkat Daerah yang Sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari:a.
Perangkat Daerah yang menyelenggarakanurusan
pemerintahan bidang Pangan dan bidang Pertanian;(
Pasal 8
(1) Penganggaran
belanja hibah
dianggarkanpada
Perangkat Daerahterkait dan dirinci menurut objek, rincian objek, dan sub rincian objek pada program, kegiatan, dan sub kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah terkait.
(2) Belanja
hibah yang bukan
merupakanurusan dan
kewenanganpemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
yang bertujuan untuk
menunjang pencapaian sasaranprogram, kegiatan dan sub kegiatan pemerintah daerah, dianggarkan
pada
perangkat daerahyang
melaksanakanurusan
pemerintahan umum di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik.b.
Perangkat Daerah yang menyelenggarakanurusan
pemerintahan bidang Kesehatan;c.
Perangkat Daerah yang menyelenggaralanurusan
pemerintahanbidang Sosial dan bidang
pemeberdayaan perempuan dan perlind ungan anak;d.
Perangkat Daerah yang menyelenggErrakanurusan
pemerintahan bidang perhubungan dan bidang kelautan dan perikanan;e.
Perangkat Daerah yang menyelenggarakanurusan
pemerintahan bidang koperasi, usaha kecil dan menengah, bidang perindustrian dan perdagangan;f.
Perangkat Daerah yang menyelenggarakanurusan
pemerintahan bidang pendidikan dan bidang kepemudaan dan olahraga;g.
Perangkat Daerah yang menyelenggarakanurusan
pemerintahan bidang kebudayaan dan bidang pariwisata;h.
Sekretariat Daerah;i.
Perangkat Daerah yang menyelenggarakanurusan
pemerintahan umum di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik;j.
PerargkatDaerah
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang lingkunganhidup dan
bidang perumahandan
kawasan permukiman; dank.
Perangkat Daerah yang menyelenggarakanurusan
pemerintahanbidang pekerjaan umum dan penataan ruang dan
bidang pertanahan.(4)
Usulan sebagaimana dimalsud pada ayat (1) disampaikan paling lambat bulanJuni tahun
berkenaanuntuk
dapat dianggarkan pada APBDPerubahan
tahun
berkenaanatau
APBDtahun
berikutnya sesuai kemampuan keuangan Daerah.(5)
Usulan selagaimana dimaksud pa.da ayat (1) yang disampaikan di atas bulanjuni
tahun berkenaan akan dianggarkan pada APBD perubahan tahun berikutnya sesuai kemampuan keuangan daerah.(6)
Usulan hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bersifat terus menerusharus
melampirkan peraturan perundang-undangan yang menyatakan bahwa penganggarannya ditefapkan dalam APBD.(71
Kepala Perangkat Daerah terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyampaikanhasil
verifikasi dan evaluasi kepada Bupati melaluiBagran
KesejahteraanRakyat pada Sekretariat Daerah
untuk selanjutnya disampaikan kepada TAPD.(8)
Verilikasidan
evaluasi sebagaimana dimalsud pada ayat (7) berisi kelayakan penerima dan usulan besaran hibah yang akan diberikan atau tidak layak menerima hibah.(9) TAPD
memberikan pertimbanganatas verilikasi dan
evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat
(8) sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah.(10) TAPD dalam memberikan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) berpedoman pada standar besaran pemberian hibah.
(11) Verifikasi dan
evaluasi
hibah Kepala Perangkat Daerah terkait dan pertimbangan TAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (71 dan ayat (9) menjadi dasar pencantuman alokasi anggzrran hibah dalam rancangan KUA dan PPAS.(12) Pencantuman alokasi anggaran sebagaimana dimalsud pada ayat (11), meliputi anggaran hibah berupa uang, barang, dan atau jasa.
Pasal
l0
(1)
Hibah berupa uang, barang maupun jasa dicantumkan dalam RKA- SKPD.t
Pasal 1l
(1)
Hibah berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasall0
ayat (1)dianggarkan dalam kelompok belanja operasi, jenis belanja hibah, obyek belanja hibah, dan rincian obyek belanja hibah pada Perangkat Daerah.
(21
Hibah berupa barang atau jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasall0
ayat (l)
dianggarkandalam kelompok belanja operasi
yangdiformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang diuraikan kedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja hibah barang atau jasa dan rincian obyek belanja hibah barang atau jasa yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada Perangkat Daerah.
(3) Belanja barang atau jasa yang diserahkan kepada
pihakketiga/masyarakat
ditetapkal
sebagaihibah
sebagaimana dimalsudpada ayat (21 apabila dilaksanakan
berdasarkan mekanisme sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.(4)
Dikecualikan dari pengadaan barang dan jasa yang diserahkan kepada pihak ketiga/ masyarakat sslagaimana dimaksud pada ayat (3) apabila dilaksanakan dalam menunjang prioritas daerah yang tercantum dalam RPJMDmaka
dianggarkandalam
kelompok belanja operasi yang diformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang diuraikan kedalamjenis
belanja barangdal
jasa, obyek belanja barang dan/atau jasa rincian obyek barang dan/atau jasa untuk diserahkan/dijual/diberikankepada pihak ketiga/masyarakat pada Perangkat Daerah.
Bagian Ketiga
Pelaksanaan dan Penatau sahaan Pasal 12
Pelaksanaan anggaran
hibah berupa uang, barang maupun
jasaberdasarkan atas DPA-SKPD
Pasal 13
(1) Setiap pemberian hibah dituangkan dalam NPHD yang ditandatangani bersama oleh Bupati dan penerima hibah.
NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Bupati apabila hibah diberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lain, dan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah.
NPHD sebagaimana dimaksud pada
ayat (l)
ditandatangani olehKepala Perangkat Daerah
atas nama Bupati apabila
hibah diberikan kepada Badan, l.embaga, dan organisasi kemasyara]atan yang berbadan hukum Indonesia.NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat
(l)
paling sedikit memuat ketentuan mengenai:(2)
(3)
(4)
a. pemberi dan penerima hibah;
b. tujuan pemberian hibah;
c. besaran/rincian penggunaan hibah yang akan diterima;
d. hak dan kewqjiban;
e. tata cara penyaluran/penyerahan hibah;
f.
tata cara pelaporan hibah; dan g. sanksi.I
(21
RKA-SKPD sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
menjadi dasar penganggaranhibah dalam APBD sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.Pasal 14
(1) Bupati
menetapkandaftar
penerimahibah
beserta besaran uangatau jenis barang atau jasa yang akan dihibahkan dengan Keputusal Bupati berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBD
dan
PeraturanBupati tentang
penjabaranAPBD
berdasarkan penerima hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2).(21
Kepala Perangkat Daerah menetapkan da-ftar penerima hibah besertabesaran
uang
ataujenis
barang ataujasa
yang akan dihibahkan dengan Keputusan Kepala Perangkat Daerahatas nama
Bupati berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBDdan
Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD, berdasarkan penerima hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3).(3)
Daftar penerimahibah
sebagaimana dimaksud padaayat (l) dan
a y a
t
( 2 ) menjadi dasar Penyaluran/penyerahan hibah.(4)
Penyaluran/penyerahan hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dari
Pemerintah Daerah kepada penerimahibah
dilakukan setelah penandatanganan NPHD.Bagran Keempat Pencairan
Pasal 15
(l)
Pencairan belanjahibah dalam bentuk uang dilakukan
dengan mekanisme pembayaran langsung.(21
PerangkatDaerah
sebagaimanayang dimaksud dalam pasal
8ayat (21
mengajukan permohonan pencairan kepada ppKD selakuBUD dilengkapi dengan:
a. SPP/SPM;
b. NPHD;
c. Keputusan daftar penerima hibah;
d. fotokopi
buku
rekening giro/tabungan penerima hibah yang masih aktif;e. kuitansi bermaterai cukup;
f.
surat pemyataan verifikasi dokumen yang ditandatangani oleh ppK SKPD; dang. surat pernyataan tanggung jawab dari PA/KPA.
(3)
Pencairan belanja hibah selain pekerjaan konstruksi dilakukan dalam satu kali pencairan, kecuali ditentukan lain dalam NPHD.(41
Pencairan belanjahibah untuk
pekeg'aan konstruksi selagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan nilai diatas Rp. 2OO.OOO.0@ (dua ratus juta rupiah) dilakukan sebagai berikut:a.
TahapI
sebesar 607o (enampuluh
persen) apabila penerima hibah telah melaksanakan kegiatan; danb.
TahapII
sebesar 40olo (empatpuluh
persen) apabila progres penggunaan danatahap I
telah mencapai l0o7o (seratus persen)dilengkapi dengan laporan penggunaan dana tahap
I
serta foto kegiatan.(5)
Pencairan belanja hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat(a) pafing lambat pada tanggal lS
Desembertahun
'arrggara., berkenaan.Pasal 16
Pengadaan barang dan jasa datarn ranrgka hibah berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
I
Bagian Kelima
Pelaporan dan Pertanggungiawaban Pasa-l 17
Penerima
hibah berupa uang, barang maupun jasa
wajib menyampaikan laporan penggunaan hibah kepada Bupati sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.Pasal 18
(1) Hibah
berupauang dicatat
sebagai realisasijenis
belanja hibahpada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan.
(21
Hibah berupa barang atau jasa dicatat sebagai realisasi obyek belanja pada jenis belanja barang dan jasa dalam program dan kegiatan pada Perangkat Daerah terkait.Pasal
f9
Pertanggungiawaban atas pemberian hibah meliputi:
a.
usulan dari calon penerima hibah kepada Bupati;b.
keputusan Bupati tentang penetapan daftar penerima hibah;c.
NPHD;d. pakta integritas dari
penerimahibah yang
menyatakan bahwa hibah yang diterima al<an digunakan sesuai dengan NPHD; dane. bukti
transfer uang atas pemberian hibah berupa uang atau bukti serah terima barang/jasa atas pemberian hibah berupa barang/jasa.Pasal 20
(l)
Penerimahibah
bertanggungiawab secaraformil dan
materil atas penggunaan hibah yang diterimanya.(21
Pertanggungiawaban penerimaan hibah berupa uang meliputi:a. laporan penggunaan hibah;
b. surat pernyataan tanggung jawab yang menyatalan bahwa hibah yang diterima telah digunakan sesuai NPHD;
c. bulrti-bukti pengeluaran yang lengkap
dan
sah sesuai peraturan perundang-undangan ; dand. dokumentasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
(3)
Pertanggungiawaban penerimaanhibah
berupa barangatau
jasameliputi:
a. laporan penggunaan hibah;
b. surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa hibah yang diterima telah digunakan sesuai NpHD;
c. salinan bukti serah terima barang atau jasa; dan d. dokumentasi kegiatan yang telah dilaksanat<an.
(4)
Pertanggungiawaban hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) disampaikan kepada Bupati melalui perangkat daerah terkait paling lambat tanggal 10 (sepuluh) jzrnuari tahun berikutnya.(5)
Pertanggungiawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) huruf c disimpan dan dipergunakan oleh penerima hibah selaku obyek pemeriksaan.(6)
Kepala Perangkat Daerahterkait wajib
melaporkan pelaksanaan pertanggungiawaban hibah kepada ppKD paling lambat3l
Desembertahun berkenaal.
I
Pasal 21
(1)
Realisasihibah
dicantumkanpada
laporan keuangan pemerintah daerah dalam tahun angg€rran berkenaal.(21
Hibah berupa barang yang belum diserahkan kepada penerima hibah sampai denganakhir
tahun anggaran berkenaan dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca.Pasal 22
Realisasi hibah berupa barang dan/atau jasa dikonversikan sesuai standar akuntansi pemerintahan pada laporan realisasi anggaran,
dan
laporan operasional serta diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.BAB III
BANTUAN SOSIAL Bagran Kesatu
Umum
(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan
sosialkepada individu, keluarga, kelompok
dan/atau
masyaralat sesuai kemampuan keuangan daerah.(21
Bantuan sosial dapat berupa uang atau barang yang diterima langsung oleh penerima bantuan sosial.(3)
Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah uang yang diberikan secara langsung kepada penerima seperti beasiswa bagi anak miskin, yayasan pengelola yatim piatu, nelayan miskin, masyarakat lanjutusia, terlantar, cacathrat
dan tunjangan kesehatan putra putri pahlawan yang tidak mampu.(4)
Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)adalah barang yang diberikan secara langsung kepada penerima seperti bantuan kendaraan operasional untuk sekolah luar biasa swasta dan masyarakat
tidak
mampu, bantuan perahuuntuk
nelayan miskin, bantuan makanan atau pakaian kepada yatim piatu atau tuna sosial, ternak bagi kelompok masyarakat kurang mampu.(5)
Pemberianbantuan
sosial sebagaimana dimaksudpada ayat
(l) dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib dan urusan pilihan dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat.Pasal 24
Individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebag^imana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) meliputi:
a.
individu, keluarga, kelompokdan/atau
masyarakat yang mengalami risiko sosial; ataub.
lembaga non pemerintahan bidang pendidikan,keagamzran, dan bidanglain
yang berperanuntuk
melindungi individu, kelompok, dan/atau masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai dampak risiko sosial.t
Pasal 23
(1)
(2)
(3)
Pasal 25
Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (l) memenuhi kriteria paling sedikit:
a. selektif;
b. memenuhi persyaratan penerima bantuan;
c.
bersilat
sementaradan tidak terus
menerus,kecuali
dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan; dand. sesuai tujuan penggunaan.
Kriteria selektif
sebagaimana dimaksudpada ayat (l) huruf
adiartikan bahwa bantuan sosial hanya diberikan
kepada calon penerima yang ditujukan untuk melindungi dari kemungkinan resikososial dan/atau dalam rangka
penyelenggaraankegiatan
sosial kemasyarakatan.Kriteria persyaratan penerima bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. Individu :
1.
memiliki KTP dan atau KK Kabupaten Lombok Utara; dan2.
Terdaftar Pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS);b. Keluarga
l.
memiliki KTP dan KK Kabupaten lombok Utara; dan2.
terdaftar pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) c. Kelompok/Masyarakat :1.
memiliki KTP dan/ATAU KK Kabupaten Lombok Utara;2.
mengajukan proposal yang diketahuioleh
Kepala Desa dan camat;3.
terdaftar pada Data Terpadu Kesejahteaan Sosial (DTKS); dan4.
jumlah anggota paling sedikit 5 orang;d. lembaga
non
pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan dan bidanglain
yang berperanuntuk
melindungiindMdu,
kelompok dan/atau masyarakat dari kemungkinan teq'adinya resiko sosial :mengajukan surat permohonan dengan mencantumkan nomor telepon pengurus;
memiliki akta pendirian dari notaris;
berbadan hukum atau memiliki surat keterangan terdaftar yang diberikan oleh Bupati;
berkedudukan dalam wilayah Kabupaten lombok Utara;
memiliki sekretariat tetap dengan alamat yang jelas;
memiliki anggaran dasar atau anggaran rumah tangga;
mempunyai progrErm kerja sesuai dengan lingkup kegiatannya;
memiliki rekening bank atas nama organisasi;dan adanya individu yang dilindungi.
I
2 3 4 5 6 7 8 9
(a) Dalam hal penerima bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat 3
huruf a, huruf b, dan huruf c tidak
terdaftar dalam DTKS, maka penetapan penerima didasarkan pada Keputusan Kepala Desa sesuai hasil Musdes.(5)
Kriteria
bersifat s€mentaradan tidak terus
menerus sebagaimanadimaksud pada ayat
(l) huruf c
diartikan bahwa pemberian bantuan sosial tidak wajib dan tidak harus diberikan setiap tahun anggaran.(6) Keadaan tertentu dapat berkelanjutar sebegaimana dimaksui pada ayat (1) huruf c diartikan bahwa bantuan sosial dapat diberikan setiap tahun anggaran sampai penerima bantuan telah lepa.s dari resiko sosial.
(7)
friteria
sesuai tujuan penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf d bahwa tujuan pemberian bantuan sosial meliputi:
a. rehabilitasi sosial;
b. perlindungan sosial;
c. pemberdayaan
sosial; d
d. jaminan sosial;
e. penanggulangan kemiskinan; dan
f.
penanggulangan bncana.Pasal 26
Pasal 27
(1)
(2t
(3)
(4)
Bantuan sosial berupa
uang
kepada individu, keluarga, kelompokdan/atau
masyarakat sebagaimana dimaksud datam pasal 24 huruf a,terdiri dari
bantuan sosial kepadaindividu, keluarga,
kelompokdan/atau masyarakat
yang direncanalandan
yangtidak
dapat direncanakan sebelumnya;Bantuan sosial yang
direncanakan sebagaimana dimaksud padaayat
(1) dialokasikan kepadaindividu,
keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sudah jelas nama, alamat penerima dan besarannya pada saat penyusunan APBD;panluan sosial yang direncanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berdasarkan
usulan tertulis dari individu, ketuarga,
telompotdan/atau
masyarakat calon penerima kepada kepala peiangkat Oaerahdan/atau atas usulan Kepala Daerah.
Bqntuan sosial yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) rtial6lasiL"r,untuk
kebutuhanakibat resiko sosial yang tidak dapat
diperkirakanpada
saatpenyus].rnan
APBD yang apabila ditunda
penanganannya akan menimbulkanrisiko
sosiel yang lebih besar bagi inaiviau dan/atau keluarga yang bersangkutan.Pagu alokasi anggaran yang
tidak
dapa.t direncanakan sebelumnyasebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan paling banyak 50% d;xi pagu
_
alokasi anggaran yang direncan"l6sn sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
I
(s)
(1)
Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal25
ayat (7)huruf a ditujukan untuk memulihkan dan
mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.(2)
Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (7) huruf bditujukanuntuk
mencegahdan
menanganirisiko
dari guncangan dankerentanan sosial seseorang,
keluarga,kelompok masyarakat
agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal.(3)
Pemberdayaan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal25
ayat (T)huruf c ditujukan untuk
menjadikan seseor:rngatau
kelompok masyarakat yang mengalami masalah sosial mempunyai daya, sehingga marnpu memenuhi kebutuhan dasarnya.(4)
Jaminan sosial sebagaimana dimaksuddalam
Pasal25 ayat
(71huruf d
merupakan skemayang
melembagauntuk
menjaminpenerima bantuan agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
(5)
Penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 25ayat 17)
huruf
e merupakan kebdakan, program, dan kegiatan yang dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok masyarakat yang tidak mempunyaiatau
mempunyai sumber mata pencahariandan
tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.(6)
Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat(7)
huruf f
merupakan serangkaian upaya yangditujukan
untuk rehabilitasi.Pasal 28
(1)
Penganggaran belanja bansos dianggarkanpada
Perangkat Daerahterkait dan dirinci menurut objek, rincian objek, dan sub rincian objek pada program, kegiatan, dan sub kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah terkait.
(21
Penganggaranbelanja bansos yang tidak
direncanakan dianggarkan pada PPKD di Belanja Tidak Terduga.(3)
Usulan permintaan atas bantuan sosial tidak terencana dilakukan oleh Perangkat Daerah terkait.(4)
Bupati menunjuk Perangkat Daerah terkait sesuai sasaran program, kegiatan dan sub kegiatan,untuk
melakukan verifrkasi dan evaluasi atas usulan 5slagairnana dimaksud pada ayat (1) dengan keputusan Bupati.(5)
Perangkat Daerah yang mengajukanusulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan urusan pemerintah daerah yang menjadi tugas pokok dan fungsinya,(6)
Kepala Perangkat Daerah terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (4)menyampaikan
hasil
verifikasidan
evaluasi kepada Bupati melalui TAPD.(71
Verifftasidan
evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat(6)
berisi kelayakan penerima dan besaran bantuan sosial yang akan diberikan.(8) TAPD memberikan
pertimbanganatas verifikasi dan
evaluasi sebagaimanadimalsud
padaayat (6)
sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah.(9)
Hasil verifikasi dan evaluasi bantuan sosial kepala Perangkat Daerahterkait dan pertimbangan TAPD ssfagaiman4 dimalsud pada ayat (6) dan ayat (8) menjadi dasar pencantuman alokasi anggaran bantuan sosial dalam rzrn*mgan KUA dan PPAS.
(10) Pencantuman alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi €rnggaran bantuan sosial berupa uang atau barang.
Individu,
keluarga, kelompok dan/atau
masyarakat sebagai penerimabantuan sosial
bertanggungiawabsecara formil dan materiil
ataspenggunaan bantuan sosial yang diterimanya.
Bagian Kedua Pengalggaran
Pasal 30
(l) Penganggaran belanja bantuan sosial dilakukan:
a.
berdasarkan usulan tertulis Individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat kepada Bupati; danb. bersifat
penyediaandalam rangka
mengantisipasi kegiatan- kegiatan yang memerlukan penanganan khusus, bersifat insidentil, dan tidak dapat ditentukan.Penganggaran belanja bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a,
dianggarkan padaPerangkat Daerah
terkait dandirinci
menurut objek,rincian
objek,dan sub rincian
objek pada program, kegiatan, dan sub kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah terkait;Penganggaran belanja bantuan sosi.al 56fag:imana dimaksud pada ayat (1)
hurufb,
dianggarkan pa.da PPKD di Belanja Tidak Terduga;Bupati menunjuk
PerangkatDaerah terkait untuk
melakukan evaluasi usulan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1);I t
(2)
(3) (4)
Pasal 29
(5)
Kepala Perangkat Daerah terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menyampaikan hasil evaluasi kepada Bupati melalui TAPD;(6)
TAPD memberikan perlimbanganatas hasil
evaluasi sebagaimanadimaksud pada
ayat
(5) sesuai dengan prioritasdan
kemampuan keuangan daerah;(71 Hasil
evaluasi kepala Perangkat Daerahdan
pertimbangan TAPD sebagaimana dimaksud padaayat (5) dan ayat
(6) menjadi dasarpencantuman alokasi anggaran
bantuan
sosial dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara;(8)
Pencantuman alokasi anggarzin sebagaimana dimaksud pada ayat (7),meliputi anggaran bantuan sosia-l berupa uang dan/atau barang.
Pasal 31
(l)
Bantuan sosial berupauang,
barang maupunjasa
dicantumkan dalam RKA- SKPD.(2)
RKA-SKPD sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
menjadi dasar penganggaran bantuan sosial dalam APBD sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan'
Pasar 32
Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31
ayat
(1) dianggarkan dalam kelompok belanjatidak
langsung, jenis belanja bantuan sosial, obyek dan rincian obyek belanja berkenaan pada Perangkat Daerah.Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31
ayat (U
dianggarkandalam
kelompokbelanja
langsung yang diformulasikan kedalam programdan
kegiatan,yang
diuraikan kedalamjenis belanja barang dan jasa
berkenaanyang
akan diserahkan kepadapihak
ketiga/masyarakat,dan rincian
obyekbelanja bantuan sosial barang yang akan
diserahkan pihakketiga/ masyarakat berkenaan pada Perangkat Daerah
Dalam rincian obyek belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21dicantumkan nama penerima dan besaran bantuan sosial.
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikecualikan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat penyediaan anggaran dalam rangka mengantisipasi kegiatan-kegiatan
yang
memerlukan penanganan khusus dan tidak dapatdirencanalan, seperti
penyantunansosial, jaminan kesehatan
kepada masyarakat miskin, kegiatan sosial kemasyarakatan oleh kelompok masyarakat, dan penanganan darurat bencana.(21
(3) (41
Bagian Ketiga
Pelaksanaan dan Penatau sahaan Pasal 33
Pelaksanaan anggaran
bantuan
sosial berupauang dan
barang berdasarkan atas DPA-SKPD terkaitUntuk
dapat memperoleh bantuan sosial, anggotaatau
kelompokmasyarakat mengajukan surat permohonan pencairan dana kepada Bupati melalui Perangkat Daerah
Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus dilengkapi persyaratan sebagaimana tercantum dalam pasal 25 ayat (3)
Berdasarkan permohonan sebagaimana rlimaksud
pada ayat
(3),Perangkat Daerah terkait melakukan verifikasi
kelengkapan persyaratan dan evaluasi kegiatan yang akan dilakukan oleh pemohon(3)
(
(4t (1)
(r)
(21
(5)
Verifikasi dan evaluasi sebagai66116 dimaksud pada ayat (a) adalahuntuk menentukan besaran bantuan sosial yang al<an direalisasikan atau tidak dapat direalisasikan.
(6)
Berdasarkan hasil verifrkasi dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Perangkat Daerah terkait mengajukan kepada Bupati untuk mendapat persetujuan.(1) Bupati
menetapkandaftar
penerimadan
besaran bantuan sosial dengan KeputusanBupati
berdasarkan peraturan daerah tentang APBD dan Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD.(21
Penyalurandan atau
penyerahan bantuan sosial didasarkan pada daftar penerima bantuan sosial yang tercantum dalam keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali bantuan sosialkepada individu dan atau keluarga yang
tidak
dapat direncanakan sebelumnya.(3)
Penyaluran / penyerahan bantuan sosial kepadaindividu
dan/atau keluarga yangtidak
dapat direncanakan sebelumnya sebagaimanadimaksud pada ayat (2) didasarkan pada permintaan
tertulis
dari individu dan/ atau keluarga yang bersangkutan atau surat keterangandari
pejabat yang berwenangserta
mendapat persetujuan Bupati setelah diverifikasi oleh Perangkat Daerah terkait; atau(4)
Pencairanbantuan sosial berupa uang dilakukan
dengan cara pembayaran langsung (LS).Pasal 35
Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya diusulkan oleh Perangkat Daerah terkait dengan tata cara sebagai berikut:a.
kepala Perangkat Daerah mengajukan Rencana Kebutuhan Belanja (RKB) paiinglama 1
(satu)hari
kepada pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD) selaku bendahara umum daerah (BUD); danb.
PPKD selaku BUD melakukan verifikasi dan mencairkan Belanja tidak terduga kepada kepala Perangkat Daerah palinglama I
(satu) hari terhitung sejak diterimanya RKB.Pasal 36
Pengadaan
barang dalam rangka bantuan
sosialketentuan peraturan perundang-undangan. berpedoman pada Bagian Keempat
Pelaporan dan Pertanggungiawaban Pasal 37
(1) Penerima bantuan sosial
yang direncanakan
berupa uang menyampaikan Laporan penggunaan bantuan sosial kepada Bupati c.q. Kepala Perangkat Daerah terkait dengan tembusan kepada PpKD.Penerima
bantuan sosial yang
direncanakanberupa
barang menyampaikan laporan penggunaannya kepada Bupati melalui Kepala Perangkat Daerah terkait.Penerimaan bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (21 yang
tidak
menyampaikan laporan diberikan sanksi berupa tidak akan diberikan Bantuan Sosial selama (5) lima tahun berturut- turut sejak terakhir diberikan Bantuan Sosial.(2)
(
(3)
Pasal 34