• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal tersebut diambil dari pengertian anak yang tertera pada Undang-Undang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal tersebut diambil dari pengertian anak yang tertera pada Undang-Undang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

TESIS KONSTRUKSI SOSIAL KESEHATAN.... NUZZULIL N.A BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pernikahan usia muda merupakan pernikahan pada usia kurang dari 18 tahun. Hal tersebut diambil dari pengertian anak yang tertera pada Undang-Undang 23 Tahun 2002 yang mendefinisikan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih ada dalam kandungan. Pernikahan usia muda dapat diartikan sebagai pernikahan yang terjadi pada individu yang belum berusia 18 tahun, belum matang secara fisik, psikis, dan emosianal untuk mempertanggungjawabkan pernikahan dan keturunannya (IPPF, 2006). Kontroversi tentang pernikahan usia muda selalu terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia, karena ada yang menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang positif dan negatif. Meskipun telah ada Undang-Undang yang mengatur tentang pernikahan yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, pada kenyataannya pernikahan usia muda masih saja dilanggengkan di Indonesia. Batasan usia menikah yang tertera pada Undang-Undang yaitu 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan dinilai masih terlalu dini karena usia 16 tahun masih tergolong dalam usia anak.

Asia Tenggara dan Afrika merupakan wilayah yang paling banyak memiliki kasus pernikahan usia muda. Sepuluh juta anak di Asia Tenggara telah mengalami pernikahan usia muda, uniknya pernikahan muda lebih sering terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Selain itu, wilayah pedesaan lebih banyak mengalami kasus pernikahan usia muda daripada perkotaan. (Fadlyana & Larasaty,

(2)

2

TESIS KONSTRUKSI SOSIAL KESEHATAN.... NUZZULIL N.A 2009). UNICEF (United Nations Childrens’s Emergency Fund) menyebutkan bahwa pernikahan usia muda terbanyak terjadi di Asia Selatan dengan presentase 45 persen, di Afrika sebesar 40 persen, dan di Amerika 26 persen. Jika diamati Asia dan Afrika termasuk ke dalam wilayah dengan negara sedang berkembang, lain halnya dengan Amerika sebagai negara maju. Pernikahan usia muda menjadi isue yang banyak ditemui, terutama di Indonesia. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tingkat pendidikan, ekonomi, dan kesehatan yang masih rendah serta anggapan budaya yang ada seakan-akan melanggengkan praktik pernikahan usia muda (Nurlaily, 2018).

Desa Manduro merupakan desa unik yang terletak di Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang. Keunikan desa ini tercermin pada masyarakat desanya yang menggunakan budaya Madura dan merupakan keturunan Madura. Banyak versi tentang sejarah terbentuknya Desa Manduro ini, mulai dari zaman kerajaan hingga zaman penjajahan. Budaya yang sangat jelas dan masih dilestarikan oleh masyarakat Desa Manduro yaitu bahasa khas madura, masakan khas madura, dan budaya sandur. Masyarakat Desa Manduro biasa disebut dengan Oreng Manduro, yang terbagi ke dalam empat dusun yaitu Guwo, Dander, Matoan, dan Gesing. Masyarakat Desa Manduro tidak sepenuhnya memiliki keturunan Madura, akan tetapi juga orang Jawa yang telah mendapat pengakuan dari masyarakat sebagai Oreng Manduro (Permadi, 2013).

Dalam tinjauan sejarah komunitas Orang Manduro belum diketahui asal usul komunitas ini secara pasti terbentuk di daerah Jombang. Namun banyak versi sejarah mengenai asal usul terbentuknya komunitas ini. Salah satunya adalah yang mengatakan bahwa komunitas Oreng Manduro berasal dari pasukan Trunojoyo

(3)

3

TESIS KONSTRUKSI SOSIAL KESEHATAN.... NUZZULIL N.A yang dulu pernah sempat melakukan sebuah penyerangan terhadap raja Jawa pada waktu itu. Namun Trunojoyo dan pasukannya mengalami kekalahan sehingga menyebabkan para pasukan Trunojoyo melarikan diri ke berbagai wilayah, salah satunya di daerah Jombang. Dan dari pelarian tersebut mereka membuat sebuah wilayah sendiri dan berkembang sampai saat ini (Afandi, 2018). Selain budaya tersebut masyarakat Manduro juga melanggengkan kebudayaan lain seperti bahasa Madura dan masakan Madura.

Dalam beberapa hasil penelitian, komunitas Madura cenderung melakukan pernikahan muda yang cukup tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan salah satu hasil penelitian yang menyebutkan bahwa tingginya pernikahan muda di Kabupaten Sampang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, perilaku berisiko yang dilakukan oleh remaja, dan kurangnya sosialisasi pada teman sebaya tentang kesehatan reproduksi (Kurniasari, Iswari, & Mardiono, 2018). Desa dengan pernikahan muda tertinggi di Kecamatan Kabuh salah satunya adalah Desa Manduro. Data BPS menunjukkan bahwa selama tahun 2016 hingga 2018 terjadi 601 kasus pernikahan muda di Kecamatan Kabuh, dengan rincian 229 kasus pada tahun 2016, 165 kasus pada tahun 2017, dan 207 kasus pada tahun 2018 (Jombangkab.bps.go.id, 2019). Di Jawa Timur sendiri, angka pernikahan usia muda selama tahun 2019 tercatat sejumlah 5.127 kasus dan kemudian meningkat menjadi 6.084 kasus pada tahun 2020.

Pernikahan usia muda seringkali dikaitkan dengan status ekonomi dan pendidikan yang kurang. Penelitian yang dilakukan oleh Winda Ismaningsih menjelaskan bahwa kondisi perekonomian Desa Manduro bisa dikatakan pra sejahtera. Hal tersebut dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan, pekerjaan utama

(4)

4

TESIS KONSTRUKSI SOSIAL KESEHATAN.... NUZZULIL N.A sebagai buruh tani (Ismaningsih, 2015). Pernikahan usia muda juga berhubungan dengan kesehatan reproduksi seperti riwayat melahirkan, kontrasepsi, kehamilan yang tidak diinginkan, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang buruk. Anak yang menikah cenderung terbatas dalam kekuatan dan akses pengambilan keputusan, hal tersebut dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan tingkat pendidikan. Pernikahan usia muda memperkuat kemungkinan resiko kesehatan ibu. Pernikahan usia muda dimungkinkan mengalami kerentanan kesehatan reproduksi, daripada remaja akhir (Godha, David, & Anastasia, 2013). Konstruksi sosial perempuan tentang kesehatan reproduksi di Lebanon menunjukkan bahwa kesehatan reproduksi mencakup tiga hal. Tiga hal tersebut yaitu kesehatan fisik dan mental yang baik, perempuan memiliki kewajiban untuk reproduksi dengan menjadi ibu, dan kesehatan reproduksi dalam konteks status ekonomi mereka. Peran perempuan juga mencakup tanggungjawab pada pernikahan dan keluarga, yaitu keputusan untuk menikahkan anak-anaknya dan keputusan lainnya dalam suatu keluarga (Kaddour, Radgha, & Huda, 2005).

Faktor lain yang mungkin menjadi pendorong terjadinya pernikahan usia muda adalah ajaran agama. Agama Islam yang memerintahkan umatnya untuk menghindari perbuatan zina, yaitu seks pra nikah. Nilai tersebut akan membuat masyarakat berfikir cara menghindari zina salah satu caranya adalah dengan menikah meskipun di usia yang belum cukup (Nurlaily, 2018). Banyak sekali faktor yang melatarbelakangi terjadi pernikahan usia muda. Bahkan pernikahan usia muda ini diibaratkan sebagai fenomena gunung es, dimana yang terungkap selama ini hanya permukaannya saja. Padalah dibalik angka yang ada saat ini, banyak realitas yang tidak terungkap seperti pernikahan yang tidak tercatat dan pernikahan secara

(5)

5

TESIS KONSTRUKSI SOSIAL KESEHATAN.... NUZZULIL N.A siri. Hal tersebut diperparah dengan kondisi Undang-Undang yang belum sejalan karena dalam Undang-Undang pernikahan minimal usia menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki-laki adalah 19 tahun. Sementara itu, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak menyebutkan bahwa yang dianggap anak adalah individu yang berusia hingga 18 tahun. Secara tidak langsung syarat minimal usia pernikahan pada perempuan melanggar hak anak, sehingga orangtua wajib mencegah terjadinya pernikahan di usia anak.

Pernikahan usia muda lebih banyak terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Remaja perempuan dalam hal ini juga dapat dikatakan sebagai korban, karena adanya ketidaksetaraan gender. Pihak keluarga perempuan yang menikah muda cenderung memiliki ekonomi yang rendah, sehingga hal tersebut berdampak pada keterbatasan pengetahuan dan reproduksi kekuasaan. Perempuan dikatakan sebagai korban dalam pernikahan usia muda juga karena mereka terperangkap dalam tugas-tugas rumah tangga, sehingga tidak dapat mengembangkan diri. Tidak hanya itu pernikahan usia muda juga telah merenggut hak-hak anak yang seharusnya didapatkan (Susanti, 2018).

Di Kabupaten Jombang, kasus pernikahan usia muda mengalami kenaikan hingga 100 persen. Humas Pengadilan Agama Kabupaten Jombang menyatakan bahwa permohonan dispensasi di tahun 2020 ini mencapai 355 permohonan, sedangkan di tahun 2019 hanya sejumlah 93 permohonan. Hal tersebut merupakan dampak revisi dari Undang Undang No 1 Tahun 1974 yang mengubah usia minimal perempuan untuk menikah dari 16 tahun menjadi 19 tahun. Secara otomatis perubahan tersebut akan meningkatkan jumlah permohonan dispensasi untuk menikah (Dwi, 2020).

(6)

6

TESIS KONSTRUKSI SOSIAL KESEHATAN.... NUZZULIL N.A Keluarga menjadi faktor yang terpenting untuk mencegah terjadinya pernikahan usia muda, karena keluarga sebagai institusi yang melakukan sosialisasi primer. Pertumbuhan anak akan bergantung pada bagaimana cara keuarga mendidiknya, apalagi ketika anak menginjak remaja. Pernikahan usia muda yang terjadi pada anak-anak akan memberikan dampak psikologis yang berarti. Pernikahan usia muda berpotensi meninggalkan trauma bagi pelakunya, teruma pada perempuan yang belum siap untuk menjadi orang tua dan memasuki fase baru dalam kehidupannya (Setyawan, 2016). Selain keluarga pihak yang berperan dalam pernikahan usia muda adalah tokoh perempuan wilayah setempat. Tokoh perempuan di pedesaan Madura pada kenyataannya mendukung pernikahan usia muda. Hal tersebut dapat terjadi karena minimnya kesadaran gender pada perempuan di Madura. Tokoh perempuan akan sangat berpengaruh terhadap pemikiran warga setempat, sehingga jika para tokoh tersebut mendukung pernikahan usia muda maka masyarakat sekitar pun demikian (Susanti, 2019)

Pernikahan usia muda dan kesehatan reproduksi menjadi dua hal yang berkaitan, dimana usia perempuan yang menikah terlalu muda akan beresiko lebih besar terhadap organ reproduksinya. Sejalan dengan itu, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dan anak-anak masih rendah .Pemahaman tentang kesehatan reproduksi penting agar tidak membahayakan diri perempuan masa depan, terutama bagi perempuan. Permasalahan kesehatan reproduksi pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ekonomi, sosial budaya, psikologis, dan lingkungan (Hasanah, 2016). Kemenkes RI juga menyebutkan bahwa tingginya angka pernikahan usia muda menyebabkan meningkatnya permasalahan reproduksi bagi perempuan. Permasalahan yang dimaksud meliputi

(7)

7

TESIS KONSTRUKSI SOSIAL KESEHATAN.... NUZZULIL N.A keguguran, kesehatan ibu dan bayi, kematangan organ reproduksi, hingga perencanaan kehamilan. Di area pedesaan peran bidan menjadi penting, untuk mengedukasi masyarakat mengenai kesehatan reproduksi. Bidan dapat membantu masyarakat untuk merencanakan kehamilan, sehingga pasangan terhindar dari kemungkinan resiko permasalahan kesehatan reproduksi.

Salah satu kasus pernikahan usia muda di Desa Manduro adalah yang terjadi pada SA satu tahun yang lalu. Ia dan suaminya menikah karena memang telah berniat untuk menikah di usia yang cukup muda yaitu 17 tahun. Menurut SA keluarganya pun ikut menyarankan untuk segera melakukan pernikahan, meskipun usianya belum matang. Alasannya adalah untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti perzinahan dan hamil di luar nikah. Nama baik keluarga tentunya menjadi alasan utama untuk segera melakukan pernikahan, bahkan lebih cepat akan lebih baik lagi. Berdasarkan budaya yang dianut di Desa Manduro, jika seorang laki-laki ingin menikahi perempuan maka ia harus memberikan yang terbaik dalam hal materi. SA menyebutkan bahwa di Desa Manduro seserahan yang dibawa ketika melamar seorang perempuan sangat beragam mulai dari perhiasan, hewan ternak, perabotan rumah, tanah, rumah, sawah, hingga kendaraan bermotor. Seserahan tersebut secara tidak langsung menjadi simbol dari kemampuan seorang laki-laki untuk meminang perempuan, karena semakin banyak yang diberikan, berarti semakin mampu secara finansial. Budaya tersebut merupakan kewajiban laki-laki, tanpa calon pengantin perempuan meminta apapun.

Menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 mengenai aturan perkawinan yang telah direvisi, menyebutkan bahwa batas minimal usia

(8)

8

TESIS KONSTRUKSI SOSIAL KESEHATAN.... NUZZULIL N.A perkawinan bahwa batas usia perempuan adalah 19 tahun. Pernikahan menjadi sah apabila berlangsung atas kehendak kedua calon dan tanpa apaksaan maupun beban dengan ketentuan undang-undang. Jika pernikahan dilangsungkan secara terpaksa baik oleh salah satu maupun kedua calon maka pernikahan menjadi tidak sah dan tidak diakui oleh negara. Meskipun telah terdapat Undang-Undang yang mengatur bab tersebut, namun masih banyak pelanggaran yang dilakukan masyarakat. Adanya dispensasi oleh pengadilan untuk melakukan sidang terhadap calon pengantin yang masih di bawah umur, membuat masyarakat menggampangkan pernikahan di usia muda.

Realitas di lapangan sendiri menunjukkan bahwa pernikahan usia muda sudah biasa dilakukan di Desa Manduro. Upaya-upaya untuk mengurangi angka pernikahan usia muda telah dilakukan oleh pemerintah setempat, seperti sosialisasi dan penyuluhan. Akan tetapi pernikahan usia muda tidak semakin menurun, justru semakin meningkat sejalan dengan berubahnya Undang-Undang tentang Perkawinan. Berdasarkan data lapangan dan penelitian terdahulu, penelitian ini akan membahas tentang konstruksi kesehatan reproduksi pada perempuan yang menikah muda di komunitas Madura Desa Manduro Kabupaten Jombang. Isu tersebut menjadi menarik untuk diteliti karena pernikahan muda di lokasi tersebut masih sering terjadi. Selain itu budaya Madura yang masih dilestarikan di lokasi ini menjadi keunikan tersendiri dalam proses pembentukan konstruksi tentang pernikahan muda. Penelitian ini menggunakan teori Konstruksi Sosial Peter Berger, yang akan membantu peneliti untuk menarik hasil dari konsep yang ada di dalam teori dengan realitas yang ada di masyarakat Desa Manduro.

(9)

9

TESIS KONSTRUKSI SOSIAL KESEHATAN.... NUZZULIL N.A 1.2 Fokus Penelitian

Realitas pada Komunitas Madura di Desa Manduro menunjukkan keunikan dan kekhasan tersendiri, seperti penggunaan bahasa Madura dan masakan Madura di tengah wilayah yang mayoritas penduduknya adalah suku jawa. Oleh karena itu penelitian ini akan berfokus pada konstruksi kesehatan reproduksi pada perempuan yang menikah muda pada Komunitas Madura di Desa Manduro Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang, dengan rumusan masalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana konstruksi sosial kesehatan reproduksi di kalangan perempuan menikah muda di Desa Manduro Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang ?

1.2.2 Bagaimana realitas praktik pernikahan usia muda yang terjadi di Desa Manduro Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan oleh peneliti, maka tujuan penelitian ini adalah

1.3.1 Untuk memahami konstruksi sosial kesehatan reproduksi di kalangan perempuan menikah muda di Desa Manduro Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang

1.3.2 Untuk memahami realitas praktik pernikahan usia muda yang terjadi di Desa Manduro Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang

(10)

10

TESIS KONSTRUKSI SOSIAL KESEHATAN.... NUZZULIL N.A 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini dapat membantu perkembangan keilmuan, terutama dalam bidang sosiologi. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan rujukan atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang memiliki topik serupa. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman civitas akademik dan masyarakat tentang kesehatan reproduksi dan pernikahan muda pada perempuan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi Pemerintah dan Dinas Kesehatan, yaitu sebagai masukan dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan terkait dengan topik tersebut. Penelitian ini mampu menjelaskan kondisi masyarakat terutama daerah pedesaan, sehingga mampu memaksimalkan tindakan pihak terkait. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengambilan kebijakan di Indonesia untuk mensejahterakan masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Seiring perkembangan dunia bisnis dan pendidikan masyarakan akan pengelolaan keuangan, saat ini di Kota Pontianak sudah masuk lembaga koperasi yaitu credit union dimana

Berdasarkan pentingnya pelayanan terhadap konsumen melalui kepercayaan membeli maka perlu dilakukan penelitian tentang faktor- faktor tersebut dalam mempengaruhi

Adapun sistem yang akan dibangun adalah suatu aplikasi berbasis web untuk pencatatan absensi mahasiswa/I STMIK IBBI yang akan menyediakan informasi mengenai data mahasiswa yang

ƒ Diagenesis ketiga terjadi dalam lingkungan fresh water phreatic, yang ditandai oleh pelarutan butiran, matriks dan semen yang membentuk porositas vuggy dan moldic; pelarutan

perkembangan  seni  gambar  anak  dan  beberapa  permsalahan  didalamnya.  taksonomi/  periodisasi per‐ kembangan seni  rupa anak dan  karakteristiknya  ƒ

Gambar 1 menjelaskan bahwa indikator menggambarkan permasalahan yang dianalisis dalam komponen pertanyaan awal pada kelompok eksperimen untuk percobaan kedua

Jalan berpikir seperti ini berbanding jauh dengan prinsip yang dipegang ketika menggunakan pendekatan kualifikasi lex fori yang mana hakim secara langsung

Dengan kata lain, setiap individu berhak mengambil keputusan eksistensial atas hidup yang dijalaninya sehingga tak ada orang lain atau sesuatu yang dapat