TAHAP PERKEMBANGAN MORAL/KARAKTER INDIVIDU
Alfiasari, S.P., M.Si http://alfiasari.staff.ipb.ac.id
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen FEMA, IPB
2016
K-6 Pengembangan Karakter 2016/2017 Dalam setiap
pengambilan keputusan, kita selalu dihadapkan pada berbagai pilihan….
Dalam mewujudkan impian dan tujuan hidup kita, kita punya kesempatan untuk memilih…..
THE ANGELS or THE DEMONS
Apa yang terbaik untuk kita…?
Apakah yang terbaik untuk kita, adil dan baik juga untuk orang lain….?
Baik atau buruk…benar atau salah perkataan, sikap, dan tindakan yang kita ambil…semua berakar dari KARAKTER
Bagaimana moral seseorang berkembang
sejak lahir hingga dewasa...????
Outline
• Tahap Perkembangan Moral/Karakter
• Tahap Perkembangan Moral Piaget
• Tahap Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg
• Tahap Perkembangan Moral/Karakter Thomas Lickona
TAHAP PERKEMBANGAN MORAL/karakter
Apakah hanya “mengetahui” baik dan benar, seseorang bisa
dikatakan bermoral?
character-virtues-moral development
Karakter → watak yang melekat pada diri seseorang yang menjadikannya berperilaku dalam
koridor moral → Karakter baik diketahui dari tindakannya
Virtues = Sifat baik → isi dari karakter → ukuran
objektif untuk menilai baik buruknya kualitas manusia → “We are
fully human when we act virtuosly”
Karakter
Kecerdas =
an Moral
Karakter = Kecerdasan Moral
Santrock (2014) → perkembangan moral melibatkan perubahan pemikiran, perasaan, dan perilaku berdasarkan standar benar dan salah
Perkembangan moral melibatkan dimensi intrapersonal (aktivitas seseorang ketika seseorang tidak berada dalam interaksi sosial) dan dimensi interpersonal (aktivitas ketika seseorang terlibat dalam interaksi sosial dan mengelola konflik)
1. Bagaimana seseorang membangun argumen atau berpikir tentang keputusan moral yang harus diambil?
2. Bagaimana seseorang berperilaku, apakah sejalan antara apa yang diketahui, apa yang dirasakan, dan apa yang dilakukan?
3. Bagaimana perasaan seseorang tentang isu-isu moralitas?
4. Apa ciri kepribadian moral seseorang?
5. Bagaimana domain moral berbeda dari konvensi sosial dan domain pribadi seseorang?
Tahap Perkembangan Moral Piaget → Model Perkembangan Kognitif (1)
• Anak-anak usia 4-12 tahun
• Pengamatan dan wawancara tentang isu moral (pencurian, kebohongan, hukuman, dan
keadilan)
1. First Stage
2.Heteronomous morality 3.Autonomous morality
4. Final Stage
Tahap Perkembangan Moral Piaget → Model Perkembangan Kognitif (1)
Menggunakan metode natural approach (permainan anak-anak) dan experimental approach (story telling and moral dilemmas)
1. First Stage
– Berlangsung pada kisaran usia 2 – 4 tahun – Anak tidak mempunyai konsep yang nyata tentang
moral
– Sebagian besar anak pada usia ini terlibat dalam permainan atau imajinasi yang tidak mempunyai aturan formal, meskipun kadangkala dalam permainan itu mereka akan menemukan beberapa larangan – Ide untuk mengikuti aturan orang lain muncul secara
tidak konsisten
Tahap Perkembangan Moral Piaget → Model Perkembangan Kognitif (1)
2. Heteronomous morality
– Berlangsung pada kisaran usia 4/5 – 7 tahun – Disebut juga tahap moral realism
– Keadilan dan aturan dipandang sebagai hal yang tidak dapat berubah di dunia – dipegang oleh otoritas (biasanya orang tua) → kepatuhan otoritas – Menjustifikasi kebenaran dan kebaikan didasarkan
pada akibatnya bukan tindakannya. Ex : memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas secara sengaja → objective responsibility
– Immanent justice → konsep bahwa jika peraturan dilanggar, maka harus segera dihukum
Tahap Perkembangan Moral Piaget → Model Perkembangan Kognitif (1)
3. Autonomous morality
– Berlangsung pada kisaran 7/8 – 10/11 tahun – Disebut juga tahapan moral relativism
– Menyadari bahwa peraturan dan hukum diciptakan oleh manusia untuk membantu atau melindungi orang lain
– Menyadari bahwa aturan dan hukum adalah cara untuk menjustifikasi suatu tindakan seseorang → kalau ingin dianggap sebagai anak yang baik maka harus mengikuti hal-hal yang dianggap baik di sekitarnya
– Berkembang melalui hubungan “take and give” dalam pertemanan/peer group
Tahap Perkembangan Moral Piaget → Model Perkembangan Kognitif (1)
4. Final stage
– Berlangsung sesudah usia 11 tahun
– Pada tahap ini anak sudah mampu mengembangkan peraturan-peraturan baru → bukan hanya karena patuh kepada pihak otoritas ataupun ingin dianggap baik oleh orang lain
– Sudah mulai mengembangkan moral reasoning pada konteks sosial di sekitarnya (misal : isu lingkungan, isu politik, dll)
– Kemampuan tersebut didukung oleh kemampuan kognitif anak yang mulai memasuki tahap formal operation
Tahap Perkembangan Moral Piaget → Model
Perkembangan Kognitif (1)
Piaget percaya bahwa perkembangan moral, seperti halnya perkembangan kognitif, diarahkan oleh faktor internal seseorang dan faktor lingkungan
Dari dalam diri anak, moral reasoning berkembang secara bertahap dari pemikiran egosentris ke tahapan dimana mempertimbangkan informasi lain dan perspektif orang lain.
Pengalaman anak dalam permainan-permainan sosial (melibatkan teman-temannya dan terlibat dalam aturan) merupakan hal penting dalam tahapan-tahapan moral yang dilalui anak → mengajarkan anak tentang negosiasi, kompromi, dan menghargai dari sudut pandang orang lain
Tahap Perkembangan Moral Piaget → Model Perkembangan Kognitif (1)
Dikenal sebagai Cognitive-Develomental Approach Menguji teori perkembangan moral Piaget Melibatkan 72 anak berusia 10-16 tahun
Dari penelitiannya, disimpulkan bahwa moral reasoning berkembang dalam tiga level, yaitu: preconventional, conventional, dan postconventional
Setiap level terdiri dari dua tahap (stages) yang setiap tahapannya dibagi perkembangannya berdasarkan komponen perspektif sosial dan komponen kandungan moral
Dalam tulisan terbarunya, Kohlberg mengungkapkan bahwa selain enam tahapan tersebut ada tahapan ketujuh yang menyandarkan pada keyakinan beragama
Tahap Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg → Model Perkembangan Kognitif (2)
• Level I : Preconventional Reasoning → moral reasoning level terendah
» Tahap 1 : heteronomous morality → Anak cenderung egosentris, berasumsi bahwa apa yang dirasakannya juga dirasakan orang lain → Ekuivalen dengan moral realism Piaget, moral didasarkan pada figur otoritas dan peraturan harus dipatuhi → agar tidak dihukum
» Tahap 2 : individualism and instrumental purpose → Anak memahami bahwa orang lain mempunyai kebutuhan dan sudut pandang sendiri, namun belum bisa
menempatkan dirinya pada posisi orang lain, setiap orang mempunyai self-interest → moral diartikan sebagai mencari sesuatu untuk memuaskan kepentingan dirinya sendiri terlibat dalam interaksi sosial lebih didorong karena merasa mendapatkan sesuatu yang diinginkan untuk dirinya
Tahap Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg →
Model Perkembangan Kognitif (2)
• Level II : Conventional Reasoning
» Tahap 3 : Interpersonal conformity → Anak sudah mulai memahami bahwa kesepakatan diantara dua orang lebih penting daripada kepentingan masing-masing → moral berarti melakukan sesuatu agar disukai orang lain, oleh karenanya peraturan harus dipatuhi
» Tahap 4 : Law Order→ Moral dipandang dari perspektif sistem sosial dan penting untuk membuat sistem sosial tetap berjalan → ketaatan terhadap hukum yang berlaku dan tepernuhinya kewajiban individu sesuai hukum yang berlaku moral didasarkan pada ketaatan yang ketat untuk mematuhi dan menjalankan sebuah kewajiban dalam sistem sosial, peraturan dipandang sebagai alat untuk memecahkan konflik interpersonal
Tahap Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg →
Model Perkembangan Kognitif (2)
• Level III : Postconventional Reasoning
» Tahap 5 : Social contract → Tidak semua orang dapat menyampaikan nilai-nilai dan ide-ide pribadinya, namun semua orang mempunyai hak yang sama → moral
didasarkan pada perlindungan hak-hak asasi masing-masing individu, hukum diciptakan untuk melindungi kebebasan seseorang bukan untuk membatasinya → perilaku yang membahayakan suatu masyarakat adalah sesuatu yang salah meskipun perbuatan tersebut tidak ilegal
» Tahap 6 : Universal ethical principles → moral didasarkan pada prinsip keadilan, setiap orang berharga dan berhak dihargai apapun ide dan karakteristiknya → moral mengandung prinsip universal yaitu keadilan dan penghargaan untuk melindungi martabat manusia
Tahap Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg →
Model Perkembangan Kognitif (2) Tahap Perkembangan Moral Thomas Lickona Moral Development Approach
Raising Good Children
Morality is respect; respect for ourself, respect for other people, respect for all forms of life and the environment that sustains them
Orangtua (keluarga) adalah kunci utama untuk menghasilkan anak berkarakter
Tahap Perkembangan Moral Thomas Lickona
– Teori Perkembangan Moral Thomas Lickona
• Stage 0 : EGOCENTRIC REASONING → < 4 tahun
• Stage 1 : UNQUESTIONING OBEDIENCE → usia pra sekolah
• Stage 2 : WHAT’S IN-IT FOR ME FAIRNESS → usia awal SD
• Stage 3 : INTERPERSONAL CONFORMITY → usia pertengahan SD s.d. awal remaja
• Stage 4 : RESPONSIBILITY TO THE SYSTEM → usia SMA atau remaja akhir
• Stage 5 : PRINCIPLED CONSCIENCE → usia dewasa awal
(3) Perkembangan Moral Teori Thomas Lickona
The Stages of Moral Reasoning ( Thomas Lickona)
STAGE 0 EGOCENTRIC REASONING (prasekolah - 4 tahun)
a) APA YANG BENAR b) ALASAN UNTUK
MENJADI BAIK:
a) saya harus mendapatkan apa yang saya mau
b) agar mendapat imbalan/pujian dan menghindari hukuman
STAGE 1 UNQUESTION ING OBEDIENCE (Usia TK)
a) APA YANG BENAR b) ALASAN UNTUK
MENJADI BAIK:
a) saya harus melakukan apa yang diperintahkan
b) agar terhindar dari kesalahan/
masalah
STAGE 2 WHAT’S IN-IT FOR ME FAIRNESS (Usia awal SD)
a) APA YANG BENAR
b) ALASAN UNTUK MENJADI BAIK:
a) saya harus mementingkan diri saya, tapi harus bersikap baik kepada orang lain yang baik pada saya
b) Kepentingan untuk diri: Saya akan mendapatkan apa?
STAGE 3 INTERPERSONAL CONFORMITY (usia pertengahan SD-remaja awal)
a) APA YANG BENAR
b) ALASAN UNTUK MENJADI BAIK:
a) saya harus mementingkan diri saya, tapi juga harus jujur (fair) kepada orang yang juga jujur kepada saya
b) agar orang berpendapat bahwa saya baik dan dapat diterima (social approval) dan diri sayapun merasa baik (self-esteem)
STAGE 4 RESPONSIBI LITY TO THE SYSTEM (usia SMA atau remaja akhir)
a) APA YANG BENAR
b) ALASAN UNTUK MENJADI BAIK:
a) saya harus memenuhi kewajiban dan tanggungjawab sosial dan saya merupakan bagian dari sistem sosial tersebut
b) agar menjadi bagian dari sistem tersebut dan untuk
mempertahankan hormat/ self- respect kepada seseorang STAGE 5
PRINCIPLED CONSCIENCE (dewasa awal)
a) APA YANG BENAR
b) ALASAN UNTUK MENJADI BAIK:
a) saya harus menunjukkan tanggung jawab yang besar dan kewibawaan kepada semua orang, dan harus mendukung sistem yang menghormati hak asasi manusia b) kewajiban nurani untuk bertindak
sesuai prinsip menghormati kepada semua mahluk hidup
Sumber: Raising Good Children (Lickona,1983)
Raising Good Children
Morality is respect
Kids develop morality slowly, and
in stages
Respect kids and require respect in
return Teach by
example Teach by
telling
Raising Good Children
Help kids learn to
think
Help kids take on real responsibilit
ies
Balance independen
ce and control Love kids
and help them develop a
positive self-concept Foster moral developmen
t and a happier family at the
same time
Berfikir bahwa “keadilan/fair” berarti mendapatkan sesuatu menurut caranya
Egosentris → sudut pandang dirinya
Kepemilikan terhadap sesuatu → “Aku ingin itu, karena itu milikku”
Melakukan apapun agar dapat membuat segala sesuatu sesuai harapannya → manipulasi orangtua → berbohong tapi tidak tahu kenapa ini salah
Suka melanggar aturan
Melakukan sesuatu/bersikap baik untuk menghindari konflik
Dapat mengerti kaidah moral bila diajarkan
Profil
Tahap perkembangan normal (tidak berlangsung selamanya)
Memberikan pilihan yang mengijinkan anak untuk membuat pilihan
Memberikan insentif/reward atas kepatuhan anak Mempunyai waktu bersama yang menyenangkan bersama anaknya
Konsisten terhadap peraturan yang disepakati Mengajak anak untuk memberikan alasan yang lebih baik dari sekedar “saya ingin”
Mengajarkan tanggung jawab
Berhubungan dengan anak pada tahapan ini
Memberikan contoh bagaimana anak sebaiknya berperilaku
Tumbuhkan rasa empati anak dengan melihat dari perspektif orang lain, misalnya : ibu akan sedih jika kamu berbohong
Mengenalkan konsep “adil” dari titik pandang orang lain
Berikan permainan yang menuntut harus bergiliran Memberikan arahan yang jelas tentang bagaimana perbuatan yang baik; misalnya anak baik tidak akan memukul temannya
Memberikan aturan dan sanksi yang jelas, misalnya anak yang berteriak tidak sopan tidak akan mendapat kesempatan menggambar di papan tulis, dll
Berhubungan dengan anak pada tahapan ini
Lebih mudah menurut dan kerjasama
Dapat memahami sudut pandang orang lain namun hanya satu yang benar, yaitu orang dewasa
Menganggap orang dewasa maha tahu
Sesuatu yang benar adalah yang diucapkan orangtua Alasan untuk mematuhi aturan adalah untuk menghindari hukuman
Mudah untuk melihat temannya yang nakal atau melanggar peraturan
Suka mengadukan teman yang nakal karena menganggap orang dewasa satu-satunya anutan moral. Mereka menganggap yang melanggar aturan harus dihukum Walaupun mereka berpikir bahwa mereka harus mematuhi aturan, jika tidak ada orang dewasa melihat mereka cenderung melanggarnya. Mereka belum mengerti mengapa peraturan dibuat
Profil
Memberikan kontrol eksternal
Anak tergantung otoritas orang dewasa → memberikan teladan dan role model yang benar Meyakinkan anak untuk menuruti orang tua/guru Menekankan pentingnya perilaku baik dan sopan Berikan alasan sesuatu itu tidak baik
Ajarkan anak tindakan yang salah atau tidak boleh dilakukan → mengajarkan empati →
mempertimbangkan perasaan orang lain Mengajarkan anak untuk saling menghargai → orangtua menghargai anak, anak menghargai orangtua
Berhubungan dengan anak pada tahapan ini
Merasa punya hak seperti orang dewasa
Tidak lagi berpikir bisa diperintah-perintah orang dewasa Berperilaku baik agar disenangi
Cenderung melanggar perintah
Berpotensi bertindak kasar dan tidak berempati Kurang bisa melihat tindakan yang salah Banyak terlibat perkelahian
Disebut juga fase balas membalas : “saya harus berbuat baik kepada mereka yang berbuat baik kepada saya (exchange stage)
Profil
Mereka mulai merasa mempunyai hak seperti orang dewasa : bisa memerintah anak-anak
Otoritas orang dewasa di mata mereka semakin menurun, karena pada tahap ini mereka “masih” egosentris Sering membanding-bandingkan dan meminta perlakuan adil, tapi cenderung melanggar perintah kalau dia tidak memperoleh apa yang dia pikir adil
Kurang bisa melihat suatu tindakan yang salah kecuali kalau melihat hasilnya yang membahayakan, dan sering beranggapan bahwa berbohong atau curang itu diperbolehkan
Mempunyai potensi untuk bertindak kasar dan tidak sensitif terhadap perasaan orang lain
Profil
Berikan pengertian tentang pentingnya melakukan sesuatu karena cinta, dan tidak semata karena prinsip keadilan (timbal balik)
Tekankan nilai agama yang menjunjung tinggi nilai cinta dan pengorbanan
Ajak mereka merasakan apa yang dirasakan orang lain Bantu mereka untuk berbuat sesuai dengan harapan Anda, tidak hanya karena ingin mendapatkan hadiah, pujian atau menghindari hukuman
Ciptakan hubungan yang mesra agar mereka peduli terhadap keinginan dan harapan anda
Ingatkan bahwa antara anggota keluarga harus saling sayang dan perluas rasa sayang ini ke luar keluarga
Berhubungan dengan anak pada tahapan ini
Memberikan tugas rumah/tanggungjawab pekerjaan Mendiskusikan, mensosialisasikan beberapa topik/permasalahan di sekolah/lingkungan : peraturan sekolah, jam belajar, etika pergaulan
Memberikan teladan berulang
Menjelaskan permasalahan dengan logis namun tetap menggunakan standar norma yang berlaku
Memberikan dan mengajarkan anak untuk membaca buku bermutu
Berikan contoh perilaku anda dalam hal menolong dan peduli kepada orang lain
Berhubungan dengan anak pada tahapan ini
Ingin penghargaan sosial dari teman sebaya
Golden rules → harus memperlakukan orang lain seperti kamu mengharapkan orang lain memperlakukanmu Mengerti yang dibutuhkan orang lain, tidak semata mata berpikir apa yang dapat saya peroleh
Bisa menerima otoritas orang tua dan berpikir orangtua adalah bijaksana, dan perlu mengikuti nasihatnya Bisa menerima tanggung jawab
Bisa menempatkan dirinya pada orang lain (empati) Mulai mempunyai nurani, disebut juga fase anak baik (good boy/good girl stage)
Profil
Karena orientasi anak pada fase ini adalah mendapatkan penerimaan dari temannya, maka mereka cenderung merasa kurang percaya diri atau merasa tidak aman terutama pada masa awal pubertas. Implikasinya pada masa ini mereka dapat terjerumus pada hal negatif untuk mendapatkan social approval dari peer group-nya.
Sudah mulai punya nurani (rasa bersalah dan malu) namun belum mantap karena masih mudah terpengaruh oleh lingkungan luarnya, terutama yang berkaitan dengan konsep diri
Profil
Memelihara hubungan baik dengan menjalin komunikasi dengan anak, turut serta dalam memecahkan
masalahnya, dan membantu mereka dalam menemukan identitas diri
Membantu membangun konsep diri yang positif : tidak membandingkan anak dengan temannya, berikan penghargaan pada perilaku positif yang mereka lakukan, dorong untuk mencari teman yang baik, bantu mengembangkan hobi dan kemampuan, bantu mereka menghilangkan kebiasaan mengecilkan orang lain Mendiskusikan permasalahan moral
Menyeimbangkan antara memberi mereka kebebasan dan mengontrol tindakan mereka
Berhubungan dengan anak pada tahapan ini
Gunakan otoritas orangtua berdasarkan cinta kasih Katakan ya atau tidak kalau diperlukan, tetapi beri mereka peluang memilih
Beri kesempatan untuk menolak dengan cara yang baik Jangan berlebihan dalam menimbulkan rasa bersalah ketika mereka berbuat salah, karena dapat menimbulkan citra diri negatif
Gunakan kontrol secara tidak langsung, tetapi jelas batasannya, misalnya kamu boleh nonton tv tapi hanya 1 jam, dll
Berhubungan dengan anak pada tahapan ini
Ingin menjaga kelompoknya
Bertanggung jawab terhadap peran dalam sistem sosial
Lebih mandiri, peer pressure menurun Dapat melihat dampak dari perbuatan negatif Peduli pada sesama anggota sistem sosial Memahami pentingnya jadi warga negara yang baik
Profil
Berilah kepercayaan kepada anak sebagai orang yang beranjak dewasa
Biasakanlah anak untuk memilih apa yang terbaik menurut mereka dengan tetap memberikan pertimbangan- pertimbangan dan kontrol
Biasakanlah untuk berkomunikasi dan berdiskusi Mintalah saran/pendapatnya tentang suatu hal yang terjadi dalam keluarga
Membina hubungan baik dengan teman-temannya Berhubungan dengan anak pada tahapan ini
Moralitas tidak berpihak
Moral hati nurani, mempertahankan moral yang menghargai HAM
Bisa berdiri di luar sistem sosial dan bertindak secara obyektif
Percaya bahwa setiap sistem sosial harus dapat memberikan keuntungan kepada setiap anggotanya
Profil
Mendorong anak untuk mengungkapkan pemikirannya Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemandirian untuk menjadi apa
Menggunakan otoritas orangtua secara “fair” dan
“reasonable”
Hindari cinta yang berlebihan atau kontrol yang berlebihan Orangtua harus mampu menjadi orang yang memegang prinsip moral secara konsisten untuk memberikan teladan kepada anak
Sering mengajak berdiskusi tentang berbagai kasus moral yang ada
Membangun kesadaran anak bahwa mempertahankan prinsip yang benar tidaklah mudah, namun usaha untuk mempertahankannyalah yang akan membangun karakter
Berhubungan dengan anak pada tahapan ini