1 BAB I
PENDAHULUAN Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 berpotensi meningkat. Namun peningkatan tersebut baru dapat dicapai, jika pemerintah mampu mengantisipasi dan mengatasi berbagai faktor bias jadi penghambat. Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2019 gagal melebihi atau bahkan menyamai pertumbuhan ekonomi di 2018. Pertumbuhan ekonomi 2019 berada di angka 5,02 persen, lebih rendah dari 2018 yang mencapai 5,17 persen.
Peneliti Center for Indonesia Policy Studies (Kosijungan P. A., 2020) , “pemerintah perlu tetap waspada dan mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi di tahun 2020”. Kondisi yang dialami Indonesia pada tahun lalu sejalan dengan dinamika perekonomian global.
Sepanjang tahun lalu, perlambatan ekonomi di tataran global dipicu oleh beberapa hal, seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, menurutnya aktivitas manufaktur antar negara, kondisi geopolitik, dan menigkatnya ketegangan kawasan.
Kondisi ini yang memberikan ketidakpastian pada pelaku bisnis dan investor seperti di benua eropa karena Brexit dan demonstrasi di Hong Kong. Kendati demikian, lanjut dia, di tengah ketidakpastian global tersebut, Indonesia masih terbilang aman walaupun terjadi penurunan pada pertumbuhan ekonomi secara nasional secara year-on-year (yoy). Hal ini ditunjukkan dengan posisi Indonesia dalam lingkup G-20.
Pada tahun 2019, Indonesia menampati posisi kedua tertinggi dalam aspek pertumbuhan ekonomi, terpaut oleh Tiongkok di posisi pertama dengan pertumbuhan yang mencapai 6,1 persen. India, Korea Selatan, dan Amerika Serikat menyusul di bawah Indonesia pada posisi ketiga sampai kelima, dengan mencatatkan pertumbuhan 4,7 persen, 2,2 persen dan 2,1 persen.
2 Pertumbuhan ekonomi di 2020 berpeluang untuk meningkat. Namun pemerintah harus tetap waspada dan bergerak cepat mengatasi setiap kondisi, yang berpeluang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, Tuturnya dalam keterangan tetulisnya, minggu, 9 Februari 2020. Dia menuturkan, beberapa poin yang menghambat pertumbuhan pada tahun lalu mulai bergerak ke arah yang positif. Tensi geopolitik mulai mereda dengan adanya kejelasan dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa per 31 januari 2020 lalu.
Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok juga tertahan dengan sisepakatinya US-Tiongkok Trade Deal tahap pertama. Kesepakatan tahap pertama antara kedua negara ini merupakan perkembangan besar dalam perang dagang yang telah terjadi selama kurun waktu 20 bulan belakangan. Sebagai imbalan atas keringanan tarif Amerika Serikat, Tiongkok akan meningkatkan pembelian barang-barang Amerika Serikat serta mengatasi kekhawatiran yang berkaitan dengan perlindungan kekayaan intelektual, manipulasi mata uang dan pertanian.
Namun perkembangan situasi global sepanjang Januari 2020 silam juga terbilang memberikan dampak pada perekonomian Indonesia. “Fenomena global yaitu merebaknya virus corona di Tiongkok tentu memengaruhi neraca perdagangan Indonesia, karena Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang utama kita dengan valuasi mencapai USD 72,8 miliar pada tahun 2019, seperti yang dicatatkan oleh Kementrian Perdagangan”, (Kosijungan P. A., 2020)
Apalagi, neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok masih mengalami defisit sebesar USD 16,9 miliar di tahun 2019. Angka ini turun dari periode serupa pada tahun 2018 sebesar USD 18,4 miliar yang juga merupakan defisit terbesar Indonesia dengan Tiongkok sejak 2008. “Kalau Indonesia tidak mengambil langkah strategis menyikapi keadaan seperti ini, tidak menutup kemungkinan neraca dengan kita dengan Tiongkok terdampak untuk kedepannya”, (Kosijungan P. A., Tahun 2020, Ekonomi Indonesia Berpotensi Meningkat, Pingkan: Waspada Dinamika Perekonmian Global, 2020).
3 Mentri Perdagangan Agus Suparmanto menilai bahwa industri ritel memiliki peran penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dari sisi perdagangan dan konsumsi. “Sektor perdagangan tumbuh 13,02 persen pada triwulan ketiga 2019.
Sedangkan konsumsi sebesar 56,62 persen dari total PDB (Produk Domestik Bruto)”
papar Mendag dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) di Jakarta. (2019)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan ketiga tahun 2019 tumbuh 5,02 persen (year-on-year). Dengan demikian, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2019 tumbuh 5,04 persen.
Selain kontribusi terhadap ekonomi nasional, mendag menambahkan sektor retail juga berperan dalam memasarkan produk dalam negeri, terutama yang dihasilkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Prospek bisnis ritel saat ini masih menunjukkan tren positif yang dapat dilihat dari indikator pertumbuhan konsumsi Fast Moving Consumer Goods (FMCG), (Suparmanto, 2019). Ia mengemukakan pertumbuhan konsumsi FMCG di sektor ritel modern sebesar 7,6 persen, dengan rincian format minimarket 12 persen, dan format supermarket dan hypermarket tumbuh negative sebesar 5,8 persen.
Penurunan itu menunjukkan bahwa saat ini terjadi perubahan gaya konsumsi masyarakat yang saat ini lebih suka belanja ke toko yang lebih kecil, mungkin karena lokasinya lebih dekat. Maka dari itu, ia berharap agar pelaku usaha ritel besar dapat beradaptasi dan menyesuaikan konsep bisnis dengan pangsa pasar. Di sisi lain, pangsa pasar ritel tradisional juga harus tetap dijaga pertumbuhannya agar tidak menimbulkan gejolak sosial.
“Ritel modern yang memiliki akses pengadaan barang dan distribusi lebih baik berkewajiban bantu warung dalam pengadaan barang dagang. Oleh karena itu, kemendag mendorong ritel modern Aprindo melakukan pola pemasukan barang retail
4 tradisional. Dengan pasokan stabil, diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan” (2019)
Wakil ketua umum Aprindo Tutum Rahanta mengakui adanya penurunan FMCG di format supermarket dan hypermarket seiring dengan tren perilaku konsumen yang sudah mulai berubah dalam belanja barang. “Itu fakta, menunjukkan tren dimana perilaku konsumen yang agak sedikit berubah, cara beli konsumen saat ini tidak banyak, kami merasakan di lapangan”, ucapnya (Rahanta, 2019)
Namun jika dirinci lebih jauh, lanjut dia, sektor produk pakaian, seperti department store yang mengalami perlambatan perubahan, serta untuk sektor minimarket relative masih tumbuh cukup baik ungkap Tutum Rahanta (2019)
Grup Lippo juga memiliki divisi pendidikan yang terlibat dalam pembangunan 340 sekolah di seluruh negeri, serta divisi kesehatan yang telah membangun beberapa rumah sakit umum. "Kami memiliki satu rumah sakit di provinsi Nusa Tenggara Timur dan juga satu di Kupang dan satu lagi di Labuan Bajo. Kami masih menjajaki kemungkinan membangun orang lain di daerah perbatasan, seperti di Timor Tengah Utara dan Belu, "kata Sambuaga.
Berkaitan dengan sektor ritel, Lippo Group mencakup rantai Hypermarts dan Matahari Department Store, yang mereka klaim sebagai dorongan bagi ekonomi lokal.
Rantai Hypermarts terletak di seluruh wilayah, dengan total sampai 120 toko.
Ada kemungkinan juga bahwa perusahaan dapat mendirikan lebih banyak di Kafemenanu di Timor Tengah Utara atau Atambua di distrik Belu. Kelompok ini juga memiliki 150 department store di seluruh negeri.
"Kemungkinan investasi ada karena kapasitas kita, selain dampak positif investasi kita akan membawa untuk pengembangan kesejahteraan rakyat di wilayah perbatasan," tambah Sambuaga.
5 Sebagai salah satu pemangku kepentingan utamanya, dia juga menyatakan bahwa pemerintah Indonesia memiliki tingkat tanggung jawab yang sama dengan Lippo dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Ini tentang tanggung jawab bersama dan semoga ini bisa memotivasi pihak lain untuk bergabung dengan usaha kita. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat adalah suatu keharusan, "katanya. (2017)
Ritel dibagi bagi jadi beberapa jenis menurut website Ilmu Ekonomi (Pengertian Retail dan 4 Jenis Retail, 2016) jenis ritel di bagi menjadi empat macam yaitu:
1. Toko serba ada (Department Store)
Departemen Perdagangan Amerika Serikat mendefinisikan department store sebagai suatu perusahaan eceran yang mempekerjakan paling sedikit 25 orang dan memiliki penjualan pakaian dan peralatan rumah tangga sejumlah 20 persen atau lebih dari penjualan totalnya. Sebuah toserba juga harus menjual item-item tertentu dalam lini produknya, di antaranya yaitu mebel, perabotan, peralatan dan perlengkapan rumah tangga, dan pakaian. Biasanya toserba yang besar terdiri atas beberapa divisi dan departemen. Setiap divisi merupakan gabungan dari beberapa departemen yang menjual lini barang dagangan yang saling berkaitan atau berhubungan.
2. Specialty Store
Ciri khas specialty store adalah konsentrasinya pada jenis barang daganga yang terbatas/sedikit. Contohnya Computer Land(komputer-komputer kecil), Toys
"R" Us (mainan anak-anak), Singer Sewing Centers (mesin jahit), The Limited (pakaian wanita), Benetton (pakaian remaja), dan Athlete Foot (sepatu olahraga) Specialty store biasanya berlokasi di pusat perbelanjaan yang besar.
6 3. Catalog Showroom
Catalog showroom menawarkan harga rendah, merek nasional, dan daerah perbelanjaan yang kecil yang berdekatan dengan tempat pajangan (display) ecerannya. Biasanya pembeli menelaah katalog-katalog yang terdistribusi luas sebelum mengunjungi toko tersebut Pembeli harus melengkapi blanko pemesanan, yang akan diproses sebelum item yang dibeli diserahkan;
kepadanya di lokasi pusat. Dengan membatasi pajangannya, catalog show room dapat mengurangi risiko kecurian atau kehilangan.
4. Food and Drug Retailer
Ada tiga jenis utama food and drug retailer, yaitu pasar swalayan (supermarket) dan superdrug store, convenience store, dan combination store. Pasar swalayan dan superdrug store adalah toko-toko besar yang menjual makanan atau obat-obatan dalam jumlah besar dengan harga yang rendah. Para pelanggan memilih barang dagangan yang tersusun rapi pada rak-rak tertentu dan dapat menempatkannya pada kereta dorong atau keranjang, kemudian membawa dan membayarnya di kasir. Convenience store adalah toko swalayan mini yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dan berlokasi di sekitar tempat pemukiman penduduk, serta biasanya buka 24 jam Contoh convenience store antara lain Circle K, Freshmart, dan Indomart. Combination store lebih besar daripada pasar swalayan konvensional maupun superdrug store, tetapi serupa dalam strategi penetapan harga dan praktik-praktik operasinya. Istilah superstore digunakan untuk menggambarkan kombinasi pasar swalayan dan toserba yang menjual barang-barang umum (general merchandise) dengan harga yang didiskon secara periodik. Umumnya luas tokonya antara 35.000 hingga 60.000 kaki persegi. Di Indonesia, tipe toko seperti ini diwakili oleh eksistensi outlet kelompok Golden Truly, Mega M, dan beberapa toserba Matahari yang dilengkapi dengan pasar swalayan sebagai salah satu bagian (departemen) dalam toserbanya.
7 Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat, kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga meningkatkan keamanan selama kegiatan berbahaya, seperti hiking dan memasak, dengan memberikan penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan penghalang higienis, menjaga toksin dari badan, dan membatasi penularan kuman.
Dalam melakukan bisnis di zaman sekarang perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan kualitas produk yang mereka tawarkan ataupun harga yang lebih murah dari kompetitornya, tapi juga harus memperhatikan bagaimana pelayanan kepada konsumen dan pengalaman berbelanja yang tidak terlupakan, Matahari Department Store meluncurkan customer service online, Halo Matahari, tempat dimana konsumen bisa menyampaikan secara langsung pertanyaan ataupun keluhan yang dirasakan atas pelayanan Matahari. “Kami juga mengubah design dan layout toko atau gerai agar customer lebih nyaman saat berbelanja. Kami terus meningkatkan efisiensi sehingga biaya operasional bisa ditekan” (Hadisusilo, 2015). Oleh karena itu sekarang ini banyak department store yang menggunakan jenis tata letak yang berbeda-beda, tujuannya tentu saja untuk memudahkan para calon konsumennya berbelanja, dan juga untuk memberikan pengalaman berberlanja yang berbeda dari satu department store ke department store yang lainnya.
Dalam tata letak retail juga dapat menentukan posisi letak barang-barang yang akan di jual oleh toko berada dimana saja, karena untuk meletakan barang di dalam toko pun tidak sembarangan yang penting semua barang yang mereka punya harus di pajang untuk di lihat oleh pelanggan, tetapi juga ada harus ada strateginya dimana dengan menempatkan barang tersebut di tempat yang sudah di rencanakan maka akan mendatangkan profit yang lebih baik lagi dari sebelumnya, jika ada seorang pelanggan masuk ke dalam department store yang di harapkan oleh manager toko atau seorang store development yaitu pelanggan tidak keluar hanya dengan membawa satu barang saja, tetapi ada barang yang sekiranya bagus tapi tidak terlalu di butuhkan pun bisa di
8 beli karena lokasi yang berdekatan dengan barang pertama yang dibeli pelanggan tersebut.
Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang ada tersebut kemudian penulis rumuskan kedalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah metode tata letak toko yang diimplementasikan oleh Matahari Department Store tersebut ?
2. Apakah tata letak toko yang di implementasikan oleh Matahari Department Store sudah efisien ?
3. Apakah yang dilakukan oleh Matahari Department Store terhadap product category sebelumnya ?
Tujuan
Penelitian yang dilakukan penulis memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui metode tata letak toko yang di implementasikan Matahari Department Store
2. Untuk mengetahui efisiensi pengimplementasian tata letak toko yang di terapkan oleh Matahari Department Store
3. Untuk mengetahui product category yang di terapkan oleh Matahari Department Store
9 Batasan Masalah
Batasan masalah diperlukan pada objek penelitian agar dapat lebih jelas dan terarah pada tujuan penelitian sehingga dapat memberikan manfaat yang diharapkan, maka ruang lingkup penelitian akan dibatasi sebagai berikut:
1. Penelitian di lakukan di Matahari Department Store Lippo Karawaci
2. Penelitian di lakukan pada Product Category dan Layout yang terletak pada lantai dasar atau ground
Manfaat Penulisan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberkan manfaat kontribusi perkembangan manajemen operasi khususnya mengenai peningkatan efektivitas dan efisiensi perusahaan.
1.5.1 Manfaat Akademis
Diharapkan penenilitan ini memberikan kontribusi sebagai tambahan atau pengembangan ilmu ekonomi, manajemen operasin khususnya masalah product category pada toko retail untuk mencapai efektivitas.
1.5.2 Manfaat Bagi Perusahaan
Diharapkan penelitiab ini dapat memebrikan sarana yang positif dan membangun dan dapat berguna bagi perusahaan, khususnya pada PT Matahari Department Store, Tbk. Diharapkan perusahaan dapat memilih product category yang efektif untuk operasional toko, agar mampu mencapai kinerja perusahaan yang efektif dan efisien berdasarkan product category yang telah di tetapkan perusahaan.
1.5.3 Manfaat Bagi Penulis
Dengan terlaksananya penelitian ini, penulis telah mengaplikasikan tekni yang diperlajari penulis dibangku kuliah ke dalam kehidupan nyata, yaitu langsung
10 kepada objek penelitian, sehingga dapat membantu perusahaan dalam memberikan saran berdasarkan apa yang telah dipelajari dan diteliti oleh penulis.
Sistematika Penulisan
Penyusunan karya tulis dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam lima bab dengan penjelasan sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang penulis melakukan penelitian terhadap tata letak dan product category yang di terapkan pada Matahari Department Store, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan yang penulis gunakan.
BAB II: Landasan Teori
Mencangkup teori-teori umum yang berkaitan dengan manajemen operasional sampai teori yang digunakan sebagai teori pendukung dalam melakukan penelitian ini, teori yang digunakan adalah layout management dan strategic planning in retailing, sehingga pengolahan data dan analisis dilakukan secara teoritis. Teori-teori tersebut akan dijelaskan berdasarkan hasil studi keputusan dari literatur, buku, dan juga jurnal yang membahas secara mendalam mengenai permasalahan tersebut.
BAB III: Metode Penelitian
Pada bagian ini menjelaskna menganai gambaran umum objek penelitian yang dipilih, selain itu juga akan dibahas mengenai jenis data yang digunakan oleh penulis, metode pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ada.
BAB IV: Hasil dan Pembahasan
Pada bagian ini merupakan hasil dari pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis, dan juga olah datanya sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang menjawab rumusan masalah yang ada menggunakan teori-teori yang dijelaskan pada bab sebelumnya.
11 BAB V: Kesimpulan dan Saran
Pada bagian bab ini penulis akan memberikan suatu kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Dan juga hasil dari data analisis kedepannya yang bisa digunakan sebagai pertimbangan bagi pembaca maupun perusahaan dalam menentukan product category dan dampak dari product category yang dipilih.