• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asal-usul manusia dalam pandangan sekularisme Barat dan Islam...…….3 B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Asal-usul manusia dalam pandangan sekularisme Barat dan Islam...…….3 B"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

MAKALAH

“ HAKEKAT KEBERADAAN MANUSIA ” MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA

DOSEN PENGAMPU : AMIRULLAH, M.A

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

RENA RAMADHONA PUTRI ( 2201015052 ) FAIZIL AHMAD RAMADHAN ( 2201015105 )

RULLYA NURJANNAH ( 2201015060 )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita rahmat hidayah serta nikmatnya sehingga kita masih setia dijalanya. Serta salam dan shalawat tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang senantiasa membimbing kita kejalan kebenaran.Dan tak lupa kami hantarkan rasa syukur karena masih diberikan kesempatan untuk menyusun sebuah tugas kuliah yang berbentuk makalah yaitu tentang “HAKEKAT KEBERADAAN MANUSIA”.

Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Aspek dalam hakekat keberadaan manusia.Dalam penyusunan makalah ini juga masih banyak kekurangan dan kesalahan yang diperbuat, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan masukan untuk menyempurnakan tugas atau makalah ini.

Akhir kata, dengan adanya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dengan memberi gambaran pengetahuan serta menjadi panduan yang berguna dalam pelaksanaan pembelajaran.

Jakarta, 08 oktober 2022

Kelompok 3

(3)

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..i

DAFTAR ISI………ii

BAB I PENDAHULUAN………....1

A. Latar Belakang………...1

B. Rumusan Masalah………1

C. Tujuan Penelitian………..…2

BAB II PEMBAHASAN………..3

A. Asal-usul manusia dalam pandangan sekularisme Barat dan Islam...…….3

B. Tugas dan Fungsi manusia didunia dalam pandangan sekularisme Barat dan Islam………6

C. Tujuan akhir kehidupan manusia dalam pandangan sekularisme Barat dan Islam...……….9

D. Eksistensi manusia dalam pandangan islam;manusia sebagai al-Basyar, an- Nas, dan al-Insan……….9

BAB III PENUTUP………12

A. Kesimpulan………...12

Daftar Pustaka……….iii

(4)

4 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada kenyataanya, Ilmu pengetahuan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia dan lingkungannya, dalam perkembangannya ini pun ilmu pengetahuan mempunyai dampak dalam membantu serta meringankan beban manusia. Akan tetapi di sisi lain dengan ilmu ini, manusia bisa terjeremus jauh dari nilai- nilai ilmu pengetahuan itu sendiri tergantung manusia itu yang memilih jalan hidupnya sendiri.

Seperti yang kita ketahui, Sekularisme merupakan suatu ideologi atau kepercayaan pada hak- hak kejiwaan manusia itu sendiri yang sangat mudah meresapi aspek kehidupan manusia pada umumnya dan akan berdampak buruk terhadap peradaban manusia. Dengan kata lain, hal ini menyebabkan terpisahnya antara kehidupan dunia dengan keagamaan.Atau sebuah pandangan bahwa masalah keagamaan ( ukhrawi / surgawi harus terpisah sama sekali dari masalah kenegaraan ( urusan duniawi ).

Sehingga banyak orang yang terpengaruhi akan tindakan yang dilakukan orang- orang sekularisme. Perlu bagi setiap individu untuk mengetahui lebih dalam akan sekularisasi dalam kehidupan manusia khususnya, dan mencegah kita untuk tidak terjeremus kedalam buaian berkembangnya zaman ini.Selain itu,setiap jiwa individu harus dipenuhi rasa keyakinan yang teguh kepada sang Kholiq yaitu Allaah SWT.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana asal-usul manusia dalam pandangan sekularisme Barat dan Islam

?

2. Apa tugas dan Fungsi manusia didunia dalam pandangan sekularisme Barat dan Islam ?

3. Apa tujuan akhir kehidupan manusia dalam pandangan sekularisme Barat dan Islam ?

4. Bagaimana eksistensi manusia dalam pandangan islam;manusia sebagai al- Basyar, an-Nas, dan al-Insan

(5)

5 C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui asal-usul manusia dalam pandangan sekularisme Barat dan Islam

2. Untuk mengetahui Tugas dan Fungsi manusia didunia dalam pandangan sekularisme Barat dan Islam

3. Untuk mengetahui tujuan akhir kehidupan manusia dalam pandangan sekularisme Barat dan Islam

4. Untuk mengetahu manusia dalam pandangan islam manusia sebagai al- Bahsyar, an-Nas, dan al-Insan

(6)

6 BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal- usul manusia dalam pandangan sekularisme Barat dan Islam

Pada masa itu, Eropa mengalami arus pasang semenjak Renaisans berlangsung pada abad ke 14 hingga abad ke 16. Pada masa itu, Eropa merasa di-lahirkan kembali dalam kondisi yang lebih secara akademik, dengan penekanan pada otonomi manusia dalam berpikir. Hingga kini peradaban Barat terus menjadi kekuatan adidaya yang memberikan pengaruh besar bagi umat manusia. Tidak hanya di bidang politik dan ekonomi, hegemoni Barat atas bangsa-bangsa lain juga mewabah ke hal-hal yang prinsip dan mendasar dalam peradaban manusia, yaitu pandangan dunia.Munculnya worldview Barat menjadikan dunia kini berwajah seragam, dengan nilai dan budaya Barat yang dominan menghiasinya. Ateisme secara vulgar dinyatakan oleh Ludwig Feurbach dengan penegasannya bahwa prinsip filsafat yang paling tinggi adalah manusia, teologi sebagai antropologi dan agama sebagai mimpi akal manusia.

Sebagai pelarian dari keterasingan itu muncullah budaya konsumerisme, hedonism, kecemasan yang mendalam, dan maraknya kekerasan umat Islam mempunyai tata nilai yang berbeda, bahkan bertentangan dengan peradaban barat yang dianggap sebagai tantangan serius terkait dengan globalisasi nilai-nilai Barat. Tulisan ini berupaya mengenali tantangan peradaban Islam kontemporer yang berasal dari Barat dengan mengkaji secara historis dan konseptualnya. Dengan kajian itu diharapkan akan diketahui wujud dan karakter tantangan tersebut sehingga terbentuk sikap kritis terhadapnya, dan meninggalkan sikap membabi buta dalam menerima atau menolaknya.

1. Menurut Pandangan Dunia Barat

Pandangan dunia dimaknai sebagai realitas sebuah keseluruhan, atau pandangan umum tentang kosmos yang dimana didalamnya mengandungi prinsip- prinsip, pandangan, dan keyakinan-keyakinan menyangkut eksistensi absolut, dengan tujuan dan disertai makna dunia. Karena itulah weltanschauung mengandung pandangan- pandangan filosofis ilmiah, politis, moral, estetis, dan religious yang dimiliki manusia.

(7)

7 Isaac Newton, mengingat keduanya merupakan tokoh yang paling besar pengaruhnya dalam formasi sains dan peradaban modern.Barat yang dimaksudkan bukanlah letak geografis, namun lebih pada cerminan masyarakat yang memiliki pandangan hidup yang scientific dengan menanggalkan agama dan hal-hal yang berbau metafisika dan teologis. Saintisme itu menurut Heriyanto dibentuk oleh beberapa asumsi paradigmatik ala Cartesian-Newtonian.Barat juga hanya bertumpu pada hal-hal yang bersifat inderawi/ menyingkirkan hal-hal yang non- inderawi, non-fisik dan metafisik.

Pokok persoalan dalam peradaban Barat terletak pada sikapnya yang menyingkirkan segala hal yang berbau agama, Tuhan, atau metafisika dalam kehidupannya. Sikap seperti ini biasa disebut juga sebagai “sekuler”. Secara bahasa sekuler bermakna “dunia atau alam saat ini” yang dibedakan dari “alam akhir, ghaib, dan agama”.Kata ini berasal dari bahasa Latin saeculum yang memiliki dua pengertian, yaitu temporal-duniawi, dan berkaitan dengan benda- benda yang tidak dianggap sakral, jauh dari muatan keagamaan, dan tidak rohani.Semula saeculum bermakna “zaman atau era”, namun kemudian mengalami perubahan makna di Abad Pertengahan menjadi “alam atau dunia”.

Asal usul manusia menurut pandangan barat umumnya terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :

a. Pandangan Psikoanalitik

Dr. Sigmund Freud (Pengasas aliran Freud)

Konsep Freud yang anti rasionalisme menekankan motivasi tidak sadar, konflik, dan simbolisme sebagai konsep primer (primary concept) Pandangan Freudian tentang sifat manusia pada dasarnya :

➢ Pesimistik

➢ Deterministic

➢ Mekanistik

➢ Reduksionistik

(8)

8 b. Pandangan Humanistik

Konsep teori humanistic ialah proses memanusiakan manusia. Pandangan ini menekankan bahwa manusia dapat berfikir secara rasional dalam menentukan keputusan dan perbuatan seharian.Hal ini dikaitkan dengan keupayaan manusia untuk menjadi lebih baik.

c. Pandangan Mastin Buber

Dalam pandangan ini menekankan keupayaan manusia untuk berubah.

2. Manusia Menurut Pandangan Islam

Asal usul manusia menurut pandangan islam umumnya terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :

a. Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)

Di dalam Al Qur'an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik- baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya:

"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32): 7)

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam (QS. Al Hijr (15): 26)

Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29. Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda:

"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari Tanah( HR.Bukhary )

b. Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)

Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang pasangan. Demikian halnya dengan manusia Allah

(9)

9 berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri).

Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :

"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) 36)

c. Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)

Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa as Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur'an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.

Di dalam Al Quran proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yong disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal doging itu Kami jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain Make Maha Sucilah Allah Pencipta Yang Paling Baik (QS. Al Mu'minuun (23) 12-14)

B. Tugas dan Fungsi manusia didunia dalam pandangan sekularisme Barat dan Islam

Tugas manusia didunia dalam sakularisme pandangan barat yaitu : a. Modenisme

Mengajak masyarakat meninggalkan segala amalan tradisional ke arah hidup secara moden.

-Agama juga mesti diubah selagi dengan pemikiran modern b. Rasionalisme

(10)

10 Mengajak masyarakat berfikir secara logik dan menolak segala yang bertentangan dengan logik akal.Lantaran itu, kepercayaan kepada kuasa ghaib.

alam akhirat, syurga. neraka dan sebagainya perlu ditolak c. Liberalisme

mengajak masyarakat berfikir secara bebas.

-bersikap terbuka menerima apa saja pemikiran dan budaya tanpa kawalan peraturan agama dan adat tradisi.

Fungsi manusia didunia dalam sakularisme pandangan barat yaitu : Fungsi Manusia Dalam Pandangan Barat :

Memisahkan antara urusan manusia dengan urusan Tuhan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam konteks pendidikan dengan membawa tiga komponen utama; yaitu Penidak-keramatan alam, desakralisasi politik dan dekonsekrasi nilai-nilai.

Contoh dari sekuralisme sendiri yaitu :

1.Pelarangan penggunaan jilbab Karna penggunaan jilbab menjadi satu bentuk representasi ajaran dari sebuah agama

2. Ekonomi yang kapitalisKarna negara dengan prinsip sekularisme penuh akan menerapkan ekonomi kapitalisme secara utuh sebagai roda penggerak perekonomian negara

3. Tidak mencampuri urusan organisasi dengan urusan agamaKarna segala urusan keduniawian seperti contohnya organisasi internasional yang di dalamnya tentu meilibatkan lebih dari satu orang, tidak memiliki keistimewaan pada perihal agama tertentu

Al-Quran menginformasikan bahwa jauh sebelum manusia tercipta, Allah telah menyampaikan rencana penciptaan tersebut dalam sebuah dialog kepada malaikat.Dalam dialog itu, tampak bahwa para malaikat menyatakan keberatan atas rencana tersebut. Keberatan para malaikat itu bukan tanpa alasan, melainkan dengan datu pertimbangan kemaslahatan yang

(11)

11 argumentatif. Argumen paling mendasar yang menjadi keberatan bagi para malaikat adalah

“Makhluk pengganti (khalifah)” itu sangat dimungkinkan akan berbuat kerusakan dan akan melakukan pertumpahan darah. Meskipun begitu kehawatiran para malaikat itu segera disanggah Allah,“Sungguh aku lebih mengetahui atas apa yang tidak kalian ketahui”. Ayat-ayat yang sama juga antara lain:

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaiktat, sesunggunya aku akan menjadikan khalifah dimuka bumi Mereka berkata, apakah engkau hendakmenjadikan orang yang akan merusak dan menumpahkan darah disana, padahalkami senantiasa bertasbih memuji- Mu´dan menyucikan nama-Mu?. Dia berfirman sungguh aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”(Q.S Al-Baqarah : 30)

Tugas yang harus dilakukan manusia sebagaimana mahluk hidup menurut pandangan islam ialah sebagai berikut :

a. Belajar

(surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54); Belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu AlQur’an b. Mengajarkan ilmu

(al Baqoroh : 31-39); Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksuddengan ilmu Allah adalah Al Quran dan juga Al Bayan

c. Membudayakan ilmu

(al Mukmin : 35 ); Ilmu yang telah diketahui bukanhanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkanoleh Nabi SAW Fungsi manusia di antaranya ialah sebagai berikut :

a. Menjadi hamba Allah

Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada Allah dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau melaksanakan apapun perintah Allah meski terdapat resiko besar didalam

(12)

12 perintah Allah. Abdi juga tidak akan pernah membangkang terhadap Allah.Hal ini tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56

“Dan tidak Aku ciptakan jin danmanusia melainkan supaya mereka menyembahKu”

b. Menjadi saksi Allah

Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah bahwa hanya Dialah Tuhannya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allahtapi orang tuanya yang menjadikan manusia sebagai Nasrani atau beragama selain Islam. Hal ini tercantum dalam QS Al A’raf : 172

c. “Dan (ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):”Bukankah Aku iniTuhanmu?”. Mereka menjawab:”Betul (Engkau Tuhan Kami),kami menjadi saksi”.(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini(keesaan Tuhan)”

d. Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan misi yang telah ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan bumi. Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai Raja atau Presiden tetapi yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah seorang pemimpin Islam yang mampu memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang telah diajarkan Rasulullah kepada umat manusia. Dan manusia yang beriman sejatilah yang mampu memikul tanggung jawab ini.

Karena kholifah adalah wali Allah yang mempusakai dunia ini.

Dalam kata lain, Manusia sebagai khalifah akan mampu memerankan fungsinya apabila :

➢ Berusaha dan berupaya mengembangkan potensi yang telah dianugerahkan Allah yaitu akal pikiran (Q.S 16:78).

➢ Komitmen terhadap pedoman yaitu Al Qur'an dan As Sunah sebagai sumber petunjuk (QS. 6: 125, 2:2 dan 38).

(13)

13 Ketika manusia mampu memadukan antara tugas ibadah dan perannya sebagai khalifah maka perwujudan manusia yang dicita-citakan yakni "Insan Kamil" akan dengan mudah tercapai.

C. Tujuan akhir kehidupan manusia dalam pandangan sekularisme Barat dan Islam

Tentang tujuan hidup manusia, al-Quran al-Karim telah memaparkannya dengan sangat jelas. Allah Taala berfirman:

“Dan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat serta menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”

(QS. Al Bayyinah: 5)

Menurut Ibrahim Bafadhol, dalam konteks hubungan dengan Rabb-nya manusia adalah hamba Allah. Sedangkan dalam konteks hubungan dengan alam semesta (kaun) ia adalah khalifah.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tujuan hidup manusia adalah menunaikan penghambaan dan pengabdian –dalam makna yang luas- kepada Allah Ta'ala.

Sedangkan perannya di muka bumi adalah sebagai khalifah (pemimpin) di alam semesta ini.Manusia diciptakan Allah untuk suatu tujuan yang besar dan misi yang penting yaitu beribadah kepada Allah Ta'ala semata.

D. Eksistensi manusia dalam pandangan islam;manusia sebagai al-Basyar, an- Nas, dan al-Insan.

Dalam Alquran terdapat tiga istilah kunci yang mengacu pada makna pokok manusia yaitu, al-Basyar, An-nas, dan Insan.Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Manusia sebagai al-Bahsyar

secara etimologis berasal dari kata ba', syin, dan ra yang berarti sesuatu yang tampak baik dan indah, bergembira,menggembirakan/memperhatikan dan mengurus suatu. Istilah basyar dalam al-Qur'an Diketemukan sebanyak 27 kali dan maknanya itu merujuk pada sifat biologis manusia yang keberadaannnya tidak

(14)

14 jauh berbeda dengan mahluk hidup lainnya, seperti berasal dari tanah, makan, dan minum.

2. Manusia sebagai an-Nas

Berdasarkan hasil penelusuran al-Mu’jam, kata al-Nâs disebutkan oleh al-Qur‟an sebanyak 240 kali dalam beragam ayat dan surah. al-Qur‟an.Kaitan dengan ini, al-Raghib al-Ashfihâni berkesimpulan bahwa al-Nas menunjukkan eksistensi manusia sebagai makhluk sosial secara totalitas dengan melihat status keimanan atau tidaknya.

Dari uraian leksikal tersebut, dapat diketahui bahwa kata al-Nâs lebih umum daripada yang lainnya. Karena itu, penyebutan term al-Nâs dalam alQur‟an paling terbanyak dibanding al-Basyar dan al-Insân. Apabila ketiga kata ini dihitung secara berurutan, maka secara hirarkis memang sangat logis bahkan filosofis yaitu:

a. Al-Basyar sebagai manusia yang layak menerima wahyu

b. Al-Insân sebagai manusia penerang dan penenang isi wahyu tersebut

c. Al-Nâs sebagai masyarakat yang mesti diberi penjelasan dan penerangan tentang hakikat dan substansi universal tentang wahyu tersebut agar dilaksanakan dalam kehidupan nyata di dunia sementara ini dan di akhirat nanti sebagai kehidupan sejati yang tiada henti.

3. Manusia sebagai al-Insan

Kata al-Insan berasal dari kata al-uns yang berarti kerasan atau tenang sebagai makhluk terpadu, antara aspek jasmani dan rohani. Kata al-Insan ini juga mempertegas bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi lengkap walau tetap tidak sempurna sehingga layak menyandang amanah sebagai khalifah.

Namun demikian, keterbatasan manusia tersebut tetap mendapat ujian hidup dengan makhluk lainnya yang bernama setan, iblis, jin, ifrit, dan makhluk halus lainnya yang permohonannya dikabul untuk selalu menggoda manusia kapan dan di manapun berada sebelum ajal menjelma sebagaimana diterangkan dalam surah al-Arâf ayat 11-27.Al-insan terbagi menjadi beberapa aspek yang sangat luas, diantaranya :

(15)

15

➢ Dalam konteks ilmu, manusia di dorong untuk meraih pengetahuan sebanyak banyaknya dan pengetahuan merupakan karunia khusus bagi manusia. Allah mengajarkan kepada manusia segala sesuatu yang tidak mungkin diketahui oleh makhluk lainnya. Hal tersebut dalam firman allah surat 96:1-4.

➢ Manusia memiliki musuh yaitu syetan, yaitu suatu kekuatan yang selalu berusaha menarik manusia untuk menyimpang dari nilai-nilai dan norma- norma Ilahi. Hal tersebut dalam firman allah surat 12:5

➢ Manusia sebagai pemikul amanat allah, yaitu yang dimana telah menunjuk manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam arti memberikan wewenang dan kekuasaan kepada manusia bahkan apapun yang bisa dimanfaatkan dan dikendalikan oleh manusia diserahkan Allah kepada manusia. Hal tersebut dalam firman allah surat 33: 72

➢ Manusia dalam kontek penggunaan waktu, yang menuntut disiplin dan kesadaran serta kreatifitas yang membawa manusia pada keuntungan material dan rohani. Hal tersebut dalam firman allah surat 103:1-3.

➢ Manusia dalam hubungannya dengan peranan dan usahanya, yang dimana yaitu penekanan nilai kepribadian manusia tergantung kepada usaha yang dilakukannya Hal tersebut dalam firman allah surat 53:39.

(16)

16 BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Peradaban Barat menghadirkan tantangan besar bagi peradaban Islam.

Karakter sekuler yang lahir dari pondasi filsafat antroposentrisme dan paradigma sains positivistik, secara diametral berbeda bahkan bertentangan dengan peradaban Islam yang bersumber dari Tauhid yang mengagungkan nilai-nilai ketuhanan.

Peniadaan Tuhan dalam lingkup kehidupan publik membuat peradaban Barat tampak kering dari rasa kemanusiaan dan melahirkan dampak krisis eksistensial masyarakat modern. Akan tetapi sekularisme sudah menjadi bagian dari negara Indonesia karena dimana ada demokrasi disana ada sekularisme, sekularisme pun tidak berarti mengasingkan agama akan tetapi mengajak kita untuk professional dalam menempatkan sesuatu pada tempatnya, dan sebenarnya agama pun berperan dalam hal ini, agama bertugas untuk menjadi alasan seseorang itu berakhlak baik maka pada urusan negara pun dia akan bersikap baik serta bijak.

Di dalam Al-Qur‟an term-term yang ditampilkan terdapat tiga atribut tentang manusia, yaitu: al-Basyar, al-Insân atau al-Ins, al-Nâs dan Banî Ậdam. Atribut ini mengisyaratkan bahwa manusia sebagai ciptaan Allah SWT berfungsi sebagai makhluk biologis dan teologis “al-Basyar”, makhluk psikologis “al-Insân” atau al-Ins dan makhluk sosiologis “al- Nâs”.

Dengan menyebut basyar pada posisi ini, manusia seluruhnya sama sebagai makhluk biologis dan teologis, menunjukkan persamaan manusia yang satu dengan manusia seluruhnya, antara lain yaitu:Pertama, proses

(17)

17 penciptaan basyar karena proses penciptaan manusia pertama dengan manusia secara umumnya sangat jelas perbedaanya. Ketika penciptaan Nabi Adam As, Allah menciptakan dari tanah yang sempurna “turab”

kemudian ditiupkan ruh illahi. Namun Ketika manusia selanjutnya diciptakan ada keterlibatan ayah dan ibu yang mempengaruhi fisik dan psikis. Kedua, Rasulullah SAW sebagai utusan Allah SWT sebagai pembawa ajaran Islam banyak kaum yang menolak dan penentang terutama kaum Yahudi. Ada banyak ayat Al-qur’an yang menyebutkan penolakan Yahudi terhadap Rasulullah SAW dengan beralasan bahwa beliau seorang basyar, sama- sama manusia biasa. Yahudi menganggap diri mereka istimewa di sisi Tuhan, mengakui sebagai anak dan kekasih Tuhan.

Didalam Al-qur’an kata Al-Nas digunakan untuk menyatakan manusia sebagai makhluk yang memiliki sustu komunitas masyarakat serta etnik budaya sekaligus sebagai makhluk social yang saling membutuhkan satu sama lain. Kata Al-Nas juga digunakan untuk membahas persoalan- persoalan hukum umat manusia yang mencakup perintah dan larangan.

(18)

18 DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38762513/MAKALAH_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLA M_HAKIKAT_MANUSIA_MENURUT_ISLAM_Kelompok_2_Rina_Nila_Febria ni_04021181823002

https://sg.docs.wps.com/l/sIDX2-ICtAY7G9ZkG?sa=00&st=0 https://www.researchgate.net/publication/319532048_Sekularisme

https://www.academia.edu/34817379/MAKALAH_MENGENAI_PENCIPTAAN_

MANUSIA_Disusun_oleh_Ayu_Mauliddin

file:///C:/Users/HP/Downloads/126-Article%20Text-424-2-10-20211126.pdf https://slideplayer.info/amp/2918516/

Hakikat Manusia Menurut Islam, Suhaidi Arfan, Lc, M.A

(19)

19

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian juga membuktikan bahwa tingkat pengungkapan sukarela perusahaan yang memiliki ikatan interlock auditor eksternal secara positif berpengaruh terhadap

Komoditas unggulan utama tanaman hortikultura di Kecamatan Salak, STTU Jehe, STTU Julu, PGGS, Kerajaan, Tinada dan Siempat Rube adalah jeruk sedangkan Kecamatan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui objektifitas berita pada media online tempo.com dalam pemberitaan mengenai pailit yang dialami oleh PT.. Landasan

Hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan infeksi STH dengan kadar Hb (p=0,09), tidak ada hubungan yang signifikan personal hygiene dengan infeksi STH

Pelaksanaan implementasi pembelajaran dalam program tahfidzul Qur’an di Pondok Pesantren Baitul Jannah memiliki beberapa factor pendukung yaitu : lokasi pondok

Fakta sosial menurut Durkheim bersifat eksternal (berada di luar) dan mengendalikan individu-individu. Meski tidak dapat dilihat, struktur aturan-aturan itu nyata

Latihan Tai Chi, termasuk pemanasan dan peregangan yang dilakukan setiap mengawali latihan Tai Chi sebagai salah satu faktor yang memperbesar beda rerata

Dari hasil analisis penelitian ini membuktikan bahwa, dari ke dua variabel yang digu- nakan dalam penelitian ini (nilai output industri besar dan sedang dan upah minimum regional