• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM KELAS X

Nurlatifah

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : nurlatifah210789@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode diskusi dalam meningkatkan hasil belaja siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X C SMAN 3 Barabai. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Indikator keberhasilan jika hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas X C pada SMAN 3 Barabai ≥ 75% siswa mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Penelitian ini kemudian menghasilkan kesimpulan antara lain: 1). Aktivitas guru pada siklus I dan siklus II menggunakan metode diskusi mengalami peningkatan. Pada siklus I berada pada 66,25% ini dalam kategori cukup baik, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 96,25% dengan kategori sangat baik.2). Hasil kegiatan siswa pada siklus I adalah 66,6% dengan kategori cukup aktif, dan setelah di lakukan perbaikan pada siklus II meningkat menjadi 86,6% atau kategori sangat aktif. 3). Data hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh rata- rata nilai 66,2 dengan persentase ketuntasan belajar 72% dan pada siklus II sudah mengalami kenaikan yaitu dengan rata-rata 80,2 dengan persentase ketuntasan 100%. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pembelajaran pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Metode Diskus, Hasil Belajar, PAI

PENDAHULUAN

Permasalahan yang sering dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah rendahnya kualitas hasil dan proses belajar yang dicapai siswa. Rendahnya kualitas hasil belajar ditandai oleh pencapaian prestasi

(2)

belajar yang belum memenuhi standar kompetensi seperti tuntutan kurikulum.

Dalam setiap mata pelajaran termasuk pelajaran Pendidikan Agama Islam, proses belajar yang dilakukan siswa terbatas pada penguasaan materi atau penambahan pengetahuan sebagai bahan ujian atau tes. Padahal menurut kurikulum yang berlaku siswa diharapkan bukan hanya sekedar dapat mengakumulasi pengetahuan akan tetapi, seorang guru harus terampil dalam memilih metode yang tepat dan sesuai dengan pokok bahasan yang dibahas.

Guru memiliki peranan yang sangat sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator pembelajaran.

Pendidikan agama merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menutut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya. Pendidikan agama bukan sekedar mengajarkan kepada siswa tetapi menjaga komitmen terhadap agama yang dipelajarinya.

Dalam proses pembelajaran seorang pendidik selain menguasai bahan yang akan diajarkan juga dituntut untuk menguasai berbagai strategi dan metode pembelajaran. Metode tersebut dapat disesuaikan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Begitupun pada materi PAI, siswa dituntut memahami materi pembelajaran bukan hanya dengan mendengarkan informasi dari guru saja tetapi siswa juga dapat berperan aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di SMAN 3 Barabai kelas X Tahun pelajaran 2021/2022, pada materi Malaikat Selalu Bersamaku, hasil belajar siswa masih rendah, yaitu masih ada 50 % siswa belum mencapai nilai KKM atau belum tuntas. Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut adalah materi yang dirasa susah dipahami oleh siswa karena materi pembelajaran bersifat ghaib, terkait aspek akidah yaitu salah satunya materi Iman Kepada Malaikat. Kemudaian faktor yang lain adalah karena metode pembelajaran guru yang masih monoton yaitu hanya ceramah dan mengandalkan media dan sumber belajar berupa buku siswa.

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut menunjukkan bahwa kualitas pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan guru harus diperbaiki.

Siswa sering mengalami kesulitan belajar karena siswa kurang aktif ketika pembelajaran berlangsung. Keadaan semacam ini bila dibiarkan, akan mengakibatkan hasil belajar siswa tidak dapat ditingkatkan atau dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan akan berdampak pada rendahnya mutu sekolah.

Dalam dunia pendidikan metode merupakan cara yang dipakai dalam mempermudah pencapaian tujuan pendidikan ketika belajar. Sehingga dalam proses pembelajaran terdapat bebagai macam metode yang perlu diterapakan atau dipakai seorang guru. Maka dari sekian banyak metode pendidikan yang

(3)

disajikan oleh para pakar pendidikan tidak semuanya bisa dipraktekkan dilapangan setiap pembelajaran. Semua itu pada intinya metode-metode tersebut tidak ada yang salah atau tertinggal pada setiap periodenya karena banyak sekali metode yang ada saat ini sesuai dengan perkembangan para pemikiran Pendidikan dan kebutuhan kemajuan zaman sekarang. Oleh karena itu agar tercapai tujuan Pendidikan seorang guru perlu memahami, mengaplikasikan serta mengetahui berbagai metode yang ada dalam pembelajaran (Ida, 2022).

Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.

Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai apa yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Guru dituntut untuk menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa agar menarik, tidak menimbulkan kebosanan dan mudah dimengerti (Ramayulis, 2005).

Metode diskusi merupakan salah satu dari berbagai macam metode dalam pembelajaran. Dengan penggunaan metode diskusi di dalam kelas, siswa di tuntut untuk aktif dalam memecahkan masalah, mencari solusi dengan bertukar pikiran bersama temanya serta akan mengubah cara berpikir siswa menjadi lebih kritis dalam menghadapi suatu permasalahan. Metode diskusi yang diterapkan di dalam kelas, dengan bimbingan guru, akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan permasalahan, menjawab pertanyaan dan memahami pengetahuan peserta didik, serta untuk membuat suatu keputusan. Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang mengadu arguementasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama- sama.

Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi; pertama, diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antar peserta didik muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentuan, kedua, diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, pada hal waktu pembelajaran di dalam kelas sangat terbatas, keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru sebab dengan perencanaan dan persiapan yang matang kejadian semacam itu bisa dihindari.

Maka ketika pembelajaran PAI di kelas menggunakan metode diskusi bukan hanya saja siswa mampu berinteraksi sama temannya atau debat sama

(4)

temannya akan tetapi lebih dari itu bahkan diskusi itu timbul sebab ada masalah yang harus dicarikan jawabannya berbagai sumber lainnya. Konsep ini perlu bagi siswa untuk kedepannya karena bukan saja siswa itu dihadapkan berbagai persoalan di sekolah tapi di masyarakat juga perlu konsep diskusi ini diterapkan, selain itu untuk kerja sama yang baik dalam komunikasi bahkan musyawarah perlu komunikasi yang baik agar dapat mencari jalan tengah.

Maka penerapan metode diskusi ini dapat dilakukan oleh siswa dengan arahan dan bimbingan guru saat proses pembelajaran agar tertib dan kondusif. Dalam pembelajaran agama islam salah satu metode yang dipakai adalah metode diskusi karena salah satu metode yang dapat dan tepat untuk memberikan atau menyampaikan ilmu kepada siswa lebih mendalam (Syahraini, 2015).

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X SMAN 3 BARABAI”

METODOLOGI PENELITIAN

Teknik pengumpulan data dalam penelitan ini yaitu dimana data-data dalam penelitian ini diambil melalui instrumen observasi, tes, serta dokumentasi selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi berlangsung. Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi guru dan siswa selama pembelajaran dengan metode diskusi. Di setiap akhir siklus dilaksanakan tes tertulis yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi.

Instrumen pengumpulan data (IPD) adalah alat yang digunakan peneliti dalam mengupulkan data selama penelitian agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah, adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian antara lain. (Arikunto, 2013: 149)

a. Lembar Observasi Aktivitas

Lembar observasi aktivitas adalah segala macam kegiatan siswa meliputi beberapa indikator misalkan memperhatikan materi dan keaktifan dalam diskusi saat proses pembelajaran serta memperhatikan guru ketika proses pembelajaran.

b. Tes

Tes adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk melakukan pengukuran, yakni berupa tes yang diberikan kepada siswa, untuk memperoleh informasi terhadap penguasaan materi. Tes yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari siklus I dan siklus II, masing-masing terdiri dari 10 soal.

c. Dokumentasi

(5)

Dokumentasi yang digunakan adalah kamera dengan menampilkan foto- foto kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Foto-foto ini digunakan sebagai alat bantu untuk menggambarkan apa yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran berlangsung.

Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk melihat keberhasilan dari kegiatan tindakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran di kelas. (Kunandar, 2012:108). Penelitian ini dikatakan berhasil apabila peningkatan hasil belajar peserta didik hingga 75% dengan nilai kriteria ketuntasan minimal adalah 70.

Menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis dalam PTK bisa dilakukan dengan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.

Setelah semua kegiatan dilaksanakan maka langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah menganalisa terhadap semua data yang diperoleh selama penelitian dan telah dirumuskan.

a. Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru. Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari lembar observasi siswa dan lembar tes untuk melihat suatu kemajuan atau keberhasilan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam menerapkan metode diskusi dan nilai yang telah dipersentasekan setiap siklus pembelajaran.

b. Data Lembar Observasi

Analisis data observasi diperoleh dari hasil pengamatan yang diisi pada saat pembelajaran berlangsung. Data ini dianalisis menggunakan rumus persentase.

c. Data Analisis Hasil Belajar Siswa

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sehingga tercapai nilai KKM yang ditentukan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu minimal 70. Sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas apabila mencapai nilai sekurang-kurangnya 75% dari siswa yang ada di dalam kelas.

Penelitian tindakan ini menggunakan model Kurt Lewin dengan dua siklus. Ada 4 hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian pendidikan yakni perencanaan (planning), tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus menerus.

(6)

a. Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana PTK hendaknya disusun cukup fleksibel untuk dapat diadaptasikan dengan pengaruh yang tidak dapat diduga atau kendala yang belum kelihatan. Rencana PTK hendaknya disusun berdasarkan kepada hasil pengamatan awal yang reflektif. Peneliti hendaknya melakukan pengamatan awal terhadap situasi kelas dalam konteks situsi sekolah secara umum. Kemudian bersama kolaborator melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas, dengan perhatian yang dicurahkan pada perilaku guru yang terkait dengan upaya membantu siswa belajar dan perilaku siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan uraian di atas, alternatif perencanaan untuk melaksanakan PTK dengan penerapan metode diskusi adalah mulai dari penyiapan RPP yang meencakup metode/teknik bahan mengajar, alat pembelajaran, LKS, dan evaluasi, lembar kerja siswa serta lembar observasi.

b. Tindakan adalah yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana, tindakan yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan. Berdasarkan uraian tersebut, tindakan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

c. Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.

Observasi perlu direncanakan dan juga didasarkan dengan keterbukaan pandangan dan pikiran serta bersifat responsif. Berdasarkan uraian, observasi mengamati siswa dan guru dilakukan saat tindakan sedang berlangsung.

d. Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis.

Refleksi biasanya dibantu oleh diskusi diantara peneliti dan kolaborator.

Melalui diskusi, refleksi memberikan dasar perbaikan rencana, refleksi (perenungan) merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dan observasi atas pelaksanaan tindakan. Berdasarkan uraian tersbut, refleksi ialah upaya evaluasi yang dilakukan oleh partisipan yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini dapat memperbaiki tindakan pada siklus selanjutnya. (Ghany, 2008:72)

(7)

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan guru pada siklus 1 hanya mencapai 66,25, hal ini disebabkan karena guru belum terbiasa dalam menggunakan metode diskusi. Dan dikarenakan kurang persiapan baik dari guru maupun dari persiapan anak sendiri dalam mengikuti pelajaran. Dari awal guru kurang memperhatikan kesiapan anak dalam mengikuti pembelajaran. Namun pada siklus 2 guru mulai memperbaiki kekurangan-kekurangan, yakni lebih mempersiapkan diri dan terlebih mempersiapkan kondisi anak agar lebih siap untuk belajar. Dan juga siklus 2, baik guru maupun anak sudah mulai terbiasa menggunakan metode diskusi sehingga dapat terus memotivasi anak sehingga aktivitas guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan yang signifikan yaitu mencapai hasil 96, 25, artinya guru mencapai keberhasilan dalam menerapkan penggunaan metode diskudi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran berjalan efektif dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Kunandar (2007:25) mengatakan bahwa guru yang aktif dalam proses belajar mengajar yang efektif dan efisien sehingga tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai dengan baik, pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan, bersifat internal, bagian dari pemeblajaran dan sebagai bahan untuk meningkatkan mutu hasi belajar. Aqib (2006:90) mengatakan bahwa guru yang efektif mempunyai tujuan yang jelas untuk semua proses belajar mengajar dan mempunyai waktu untuk menganalisis dan mengevaluasi serta mengambil keputusan mengenai proses belajar mengajar yang akan datang.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa metode diskusi dalam pembelajaran memberikan konstribusi untuk menyampaikan dan memahamkan materi kepada siswa, sehingga pengaruhnya dalam hal keaktifan belajar, hasil prestasi, minat dan motivasi siswa sangat besar dalam pembelajaran. (Haq, 2019)

Pada siklus 1 nilai rata-rata kelas mencapai nilai 66, 2 dan belum mencapai nilai ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 70. Pada siklus 2 terjadi peningkatan hasil belajar siswa, yaitu mencapai nilai rata-rata 80,2 dan telah melebihi indiktor keberhasilan belajar yaitu 70.

Peningkatan hasil belajar tersebut terjadi karena beberapa faktor, yaitu langkah-langkah pembelajaran dilaksanakna dengan efektif oleh guru dan motivasi guru yang dapat menumbuhkan minat dan perhatian siswa sehingga siswa merasa senang, percaya diri dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode diskusi.

Dari data hasil belajar tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan metode diskusi yang tepat dapat membangkitakan semangat, minat, dan

(8)

menciptakan rasa senang siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah dalam proses pembelajaran dapat memberikan kemampuan pemahaman konsep yang baik pada siswa, serta terhadap materi- materi pembelajaran, sehingga akan dapat melatih siswa dan dapat mengembangkan skill belajar siswa di sekolah, serta sikap ilmiah para siswa.

Dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar siswa di sekolah, memberikan bukti nyata adanya kemampuan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran yang terlihat dari kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran, serta pemahaman dan keterampilan guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah. (Nasution, 2017: 15)

Metode diskusi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui tukar menukar pendapat antar peserta didik sesuai pengetahuan dan pengalaman didasarkan pada suasana demokratis dan humanis dalam memecahkan suatu masalah di bawah bimbingan guru untuk memperoleh keputusan bersama sesuai indikator pembelajaran yang telah ditetapkan. Penekanan di sini adalah di mana para peserta didik memiliki kecakapan materi dan kepercayaan diri dalam mengkomunikasikan pemikirannya pada khalayak ramai. Hal ini pulalah yang menjadi bagian penting, adanya kecakapan kepercayaan diri berkomunikasi pada diri peserta didik, mengapa metode diskusi ini dapat dipergunakan dalam proses pebelajaran. (Tambak, 2015)

Djamarah dan Zain (2002:120) mengatakan bahwa indikator keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil apabila (a) daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok, (b) perilaku yangdigasriskan dalam tujuan pengajaran atau instruksional khusus yang telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya yaitu 70. Hal ini menjadi bukti bahwa pembelajaran pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahsan data hasil tindakan kelas siklus 1 dan siklus 2 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam mnggunakan metode diskusi pada siswa kelas X C SMAN 3 Barabai dapat disimpulkan sebagai berikut:

(9)

1. Aktivitas pembelajaran guru dalam menggunakan metode diskusi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas X C mengalami peningkatan. Guru telah mampu melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan dengan baik.

2. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari rasa senang dan percaya diri siswa sehingga mampu meningkatkan keantusiasan, perhatian dan keaktifan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi.

3. Hasil belajar siswa telah mencapai hasil yang diharapkan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode diskusi dalam proses belajar mengajar. Hal ini berarti bahwa penggunaan media yang tepat dapat menarik minat, semangat dan rasa senag siswa dalam mengikuti pembelajaran serta mempermudah siswa dalam menyerap materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. Syahraini Tambak. Siwal. 2018. Penerapan Metode Diskusi dalam Meningkatkan hasil Belajar Murid pada Pelajaran Fiqih. Jurnal Al- Hikmah, 15 (1): 60-79

Ahyat, Nur. 2017. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Edusiana, 4 (1): 24-31

Aini, Nur .2018. Langkah-langkah Penggunaan Metode Diskusi. Universitas Negeri Alauddin Makasar

Ajah, Nyi. 2012. Tujuan Metode Dikusi. Universitas Islam Negeri Sarif Hidayatullah Jakarta.

Akbar, S. 2010. Penelitian Tindakan Kelas: Filosofis, Metodologi. Implementasi.

Yogyakarta: Cipta Media Aksara.

Amaliah, R. Risky. Abdul Fadhil. Sari Narulit. 2014. Penerapan Metode Cermah dan Diskusi dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI di MSA Negeri 44 Jakarta. Jurnal Studi Al-Qur’an: Membangun Tradisi Berfikir Qur’ani, 10 (2);

119-131

Arifuddin. Abdul Rahim Karim. 2021. Konsep Pendidikan Islam; Ragam Metode PAI dalam Meraih Prestasi. Jurnal Didaktika, 10 (1): 13-22

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Guru dan Anak didik dalam interaksi idukatif

pendekatan teoritis psikologi. Jakarta : Bumi Aksara

Hadim. 2009. Pengertian Pendidikan Agama Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yokgyakarta.

(10)

Haq, T, Z. 2019. Metode Diskusi pada Pembelajaran Pendidikan Islam.

Ta’dibuna: Jurnal Studi Al-Qur’an; Membangun Tradisi Berfikir Qur’ani, 10 (2): 119-131

Ghany, Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN Malang Press Hidayatulloh, Furqon Syarif. 2019. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan

Tinggi dan Umum, Bogor: IPB Press

Ida. (2022). Penerapan metode diskusi dalam meningkatkan motivasi belajar pai pada peserta didik kelas vi di sekolah dasar negeri kecil liba curio kabupaten enrekang. Jurnal Istiqra’, 9 (2)

Irawan, F. Romelah. 2022. Pembelajaran PAI pada MAteri Jujur dengan Menggunakan Metode Diskusi pada Siswa SMP Nurul Jannah Kabupaten Natuna. Research and Development Journal of Education, 8 (2);

551-557

Irwan. Hasbi. Rosdiana. 2018. Penerapan Metode Diskusi dalam Peningkatan Minat Belajar. Jurnal IQRO: Journal of Islamic Educatioan, 1 (1): 43-54

Kunandar, 2012, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Propesi guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada, h. 108 Mulyasa, E., 2005, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Nasution, M, Kalsum. 2017. Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan, 11 (1): 9- 16

Tambak, S. 2015. Metode Diskusi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Al-hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan (JAIP), 12 (1): 1-120 Tyas, Novia Ayu Ning. 2016. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI). Universitas Islam Negeri Mulana Ibrahim Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar tes hasil belajar, dan

Sistem Berkas mempelajari bagaimana mengorganisasi file Sistem Berkas mempelajari bagaimana mengorganisasi file dan memanipulasi file yang tersistem dalam komputerisasi..

1) Sistem dapat melakukan proses input, pengolahan data, dan penyimpanan data pelayanan izin keramaian pada Kepolisian Resort Ciamis yang terdiri dari data pemohon,

Kriteria inklusinya yaitu ibu rumah tangga yang merupakan penduduk Rumah Susun Sukaramai, ibu rumah tangga yang memiliki tempat sampah di dalam rumah dan ibu rumah

Peneliti dalam melakukan penelitian dan pengembangan menggunakan langkah yang sesuai dengan penilaian dari para ahli media dan ahli materi dalam mengukur tingkat kelayakan

pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar khususnya pada materi Teks Interaksi Transaksional; Informasi Terkait Jati Diri

Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa pola usahatani pada SIMANTRI 074 adalah integrasi antara tanaman perkebunan (kakao, cengkeh, kelapa dalam, pisang), tanaman hijauan

Setelah media pembelajaran selesai dibuat akan dilakukan penelitian eksperimen dimana Electronic Component Tester akan digunakan sebagai media pembelajaran pada