• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CNC SIMULATOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMKN 6 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CNC SIMULATOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMKN 6 BANDUNG."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

FADLI ILHAM E. 0551. 0800613

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI dan KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh Fadli Ilham

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

© Fadli Ilham 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CNC SIMULATORUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN

CNC DASAR DI SMKN 6 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Dr. Dedi Rohendi, MT. NIP. 19670524 199302 1 001

Pembimbing II

Drs. Yayat, M. Pd. NIP. 19680501 199302 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

(4)

Fadli Ilham. (E. 0550. 0800613): Efektifitas Penggunaan CNC Simulator untuk Meningkatkan Hasil Belajar dalam Mata Pelajaran CNC Dasar di SMKN 6 Bandung.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada kompetensi membaca CNC Dasar. Hal tersebut menjadi pendorong untuk menerapkan CNC Simulator sebagai media pembelajaran. Tujuan utama penelitian ini untuk memperoleh gambaran nyata mengenai peningkatan hasil belajar siswa yang belajar dengan menggunakan CNC Simulator dalam pembelajaran CNC Dasar. Metode penelitian yang digunakan metode Pre Experiment Design, dengan subjek penelitian kelas XI TP4 sebanyak 32 siswa pada kompetensi keahlian teknik pemesinan SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes berbentuk pilihan ganda dan essay. Data yang dijaring terdiri atas kemampuan awal melalui pre-test dan data hasil setelah perlakuan melalui post-test. Uji hipotesis dilakukan berdasarkan hasil uji beda rata-rata antara kemampuan awal CNC Dasar dengan kemampuan akhir. Hasil perhitungan didapat nilai thitung = 26,80 lebih besar dari ttabel = 1,696 Hasil uji t tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak, jadi terdapat peningkatan hasil belajar setelah menggunaan CNC Simulator. Berdasarkan hasil uji N-Gain menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar pada siswa yang menggunakan CNC Simulator sangat tinggi dengan rata-rata N-Gain sebesar 0,9, dan rata_rata nilai tes siswa adalah 93,13 lebih besar dari standar ketuntasan belajar mata pelajaran produktif yang ditetapkan yaitu 80, hal ini dapat dikatakan bahwa penggunaan CNC Simulator efektif dalam pembelajaran CNC Dasar pada standar kompetensi memrogram mesin NC/CNC (Dasar) dengan kompetensi dasar Menulis Dasar Program Mesin NC/CNC pada siswa kelas XI teknik pemesinan SMKN 6 Bandung tahun ajaran 2012-2013.

(5)

Simulator as a learning medium. The main purpose of this research is to gain a true picture of the improvement of student learning outcomes are studied by using CNC Simulator in learning CNC Basics. The method of research used methods Pre Experiment Design, with TP4 research subjects in class XI by 32 students on engineering competence machining SMKN 6 London School Year 2012-2013. Data collection tool in this study using a test form item multiple-choice and essay questions. The data captured consists of initial capabilities and data outcomes after treatment. Data was collected with a pre-test and post-test. Hypothesis testing is based on the assumption that test results obtained from the difference between initial capability with the ability to CNC Basics indicated end of the pre-test and post-pre-test. The calculation results obtained tcount = 28.37 is greater than t-tabel = 1.696 t-test results showed that there was a significant increase in learning outcomes after CNC Simulator uses. Based on the experimental results showed that an increase in student learning outcomes using CNC Simulator is very high with an average N-Gain 0.9, in addition averages student test scores are above the standard 91.5 mastery learning productive subjects is 80, so it can be said that CNC Simulator effective use of learning CNC Basics on the standard machine programming competence NC / CNC (basic) with basic competence Writing basic engineering Program NC / CNC in class XI machining techniques SMKN 6 Bandung school year 2012-2013.

(6)

ABSTRAK

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………. 10

F. Definisi Operasional……… 11

A. Tinjauan Tentang Efektivitas……… 15

B. Tinjauan Tentang Pembelajaran ……… 18

C. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ……… 22

D. Tinjauan Tentang Multimedia ……… 34

E. Komputer Sebagai Media Pembelajaran ……… 45

F. Tinjauan Tentang CNC Dasar ……….……… 46

G. Tinjauan Tentang Kuasi Eksperimen ……… 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……… 49

A. Metode dan Desain Eksperimen ……… 50

B. Variabel Penelitian ………..…… 50

C. Paradigma Penelitian ……….……..… 50

D. Tahapan Penelitian ……….…….………… 51

(7)

H. Pengujian Instrumen…..……….….………… 54

I. Teknik Pengumpulan Data ……….……..……… 60

J. Teknik Pengolahan Data ……….……..……… 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ………..………… 67

B. Analisis Data Hasil Penelitian……… 69

C. Pembahasan Hasil Penelitian………....………… 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….….……… 76

Lampiran A.1: Silabus Kompetensi CNC Dasar………. 83

Lampiran A.2: Kisi-Kisi Instrumen CNCDasar………..……… 88

Lampiran A.3: Soal Instrumen Pre-test CNC Dasar…..………….. 90

Lampiran A.4: Soal Instrumen Post-test CNC Dasar ………….……….. 96

Lampiran A.5: Kunci Jawaban Pre-test dan Post-test……… 103

Lampiran B………..………. 106

Lampiran B.1: RPP Penelitian……… 106

Lampiran B.2: Lembar Jawaban……… 113

Lampiran C……… 115

Lampiran C.1:Data Uji Validitas………..……..………. 116

Lampiran C.2:Data Uji Reliabilitas………..………. 118

Lampiran C.3:Data Uji Tingkat Kesukaran....………. 120

Lampiran C.4:Data Daya Pembeda……..………..………. 122

Lampiran C.5:Data Skor Pre-test………..………. 124

Lampiran C.6: Data Skor Post-test……….……….. 125

Lampiran C.7: Uji Normalitas……… 126

Lampiran C.8: Uji t-test ………..… 133

Lampiran C.9:Perhitungan N-Gain……….. 135

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam

konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini

disebabkan gurulah yang berada dibarisan terdepan dalam pelaksanaan

pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk

mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan

nilai-nilai positif (Kunandar:2007:5)

Setiap siswa menginginkan hasil yang baik dalam proses pembelajarannya.

Hal tersebut dijadikan tolak ukur dalam proses pembelajaran. Hasil yang baik

dapat dicapai, bila didorong berbagai faktor yang mendukungnya, salah satunya

yaitu dengan memenuhi setiap kompetensi yang harus ditempuh dalam proses

pembelajaran. Peran guru disini adalah harus mempunyai media pembelajaran

yang tepat untuk memperlancar proses pembelajaran di kelas. Sehingga hasil yang

didapat oleh siswa menjadi lebih baik dengan adanya media pembelajaran yang

tepat.

Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam proses

pembelajaran adalah kemampuan didalam merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran. Suatu rangkaian proses pembelajaran memerlukan

perencanaan yang seksama yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan

pengajaran, kegiatan pembelajaran, metode dan alat bantu mengajar serta

(10)

dan teknologi yang berkembang pesat diseluruh penjuru dunia, telah memberikan

dampak yang sangat besar pada perubahan kehidupan manusia. Manusia masuk

kedalam suatu era globalisasi yang didalamnya penuh dengan tantangan dan ambisi

untuk terus bergerak maju. Agar dapat bersaing dalam era globalisasi maka

dibutuhkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas untuk mewujudkan

hal tersebut dapat dilalui melalui pendidikan.

Tujuan Pendidikan Nasional seperti dinyatakan dalam Pasal 3 Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam penjelasan Pasal 15 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional disebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan

menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam

bidang tertentu. Berdasarkan hal tersebut, maka siswa Sekolah Menengah

Kejuruan Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan tentu lulusannya diharapkan

mampu bekerja dengan baik di industri.

Untuk dapat bekerja dengan baik di industri permesinan yang semakin canggih

(11)

sangat kompleks dan mampu membuat sebuah part atau benda kerja secara cepat.

Dengan berkembangnya Mesin CNC, maka benda kerja yang rumit sekalipun

dapat dibuat secara mudah dalam jumlah yang banyak. Selama ini pembuatan

komponen/suku cadang suatu mesin yang presisi dengan mesin perkakas manual

tidaklah mudah, meskipun dilakukan oleh seorang operator mesin perkakas yang

mahir sekalipun. Penyelesaiannya memerlukan waktu lama. Bila ada permintaan

konsumen untuk membuat komponen dalam jumlah banyak dengan waktu

singkat, dengan kualitas sama baiknya, tentu akan sulit dipenuhi bila

menggunakan perkakas manual. Apalagi bila bentuk benda kerja yang dipesan

lebih rumit, tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Secara ekonomis biaya

produknya akan menjadi mahal, hingga sulit bersaing dengan harga di pasaran.

Tuntutan konsumen yang menghendaki kualitas benda kerja yang presisi,

berkualitas sama baiknya, dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang banyak,

akan lebih mudah dikerjakan dengan mesin perkakas CNC yaitu mesin yang dapat

bekerja melalui pemrograman yang dilakukan dan dikendalikan melalui komputer.

Mesin CNC dapat bekerja secara otomatis atau semiotomatis setelah

diprogram terlebih dahulu melalui komputer yang ada. Program yang dimaksud

merupakan program membuat benda kerja yang telah direncanakan atau dirancang

sebelumnya. Sebelum benda kerja tersebut dieksekusi atau dikerjakan oleh mesin

CNC, program tersebut harus dicek berulang-ulang agar program benar- benar

telah sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan, serta benar-benar dapat

dikerjakan oleh mesin CNC. Pengecekan tersebut dapat melalui layar monitor

(12)

(seperti pada CNC TU EMCO 2A/3A) dapat pula melalui plotter yang dipasang

pada tempat dudukan pahat/ pisau frais. Setelah program benar-benar telah

berjalan seperti rencana, baru kemudian dilaksanakan/dieksekusi oleh mesin CNC.

Dengan demikian di industri maju saat ini butuh operator handal untuk mesin CNC,

yang mampu membuat dan mengecek serta mengeksekusi program CNC.

Untuk mengoperasikan mesin ini harus ada program yang dimasukkan

sebagai instruksi agar mesin dapat mengeksekusi program tersebut. Program tersebut

merupakan transformasi dari perintah angka-angka yang di input oleh mesin dan

diterjemahkan oleh mesin sebagai output kedalam bentuk gerakan vertikal,

horizontal dan diagonal serta pergerakan pisau potong.

Pemrograman CNC sudah diajarkan di tingkat sekolah menengah bidang

teknologi industri. CNC Dasar adalah salah satu kompetensi yang terdapat di Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan yang diajarkan

pada kelas XI yang secara khusus merupakan prasarat untuk Kompetensi Mengeset dan

Memrogram Mesin CNC yang diajarkan di kelas XII. Saat mengikuti pelajaran CNC

dasar diharapkan siswa dapat mengetahui hal yang paling mendasar pada program

CNC sehingga pada saat kelas XII pada kompetensi Mengeset dan Memrogram Mesin

CNC siswa tidak mengalami kesulitan-kesulitan lagi.

Salah satu sekolah tersebut adalah SMK Negeri 6 Bandung khususnya pada

Program Kompetensi keahlian Teknik Pemesinan, telah mengupayakan

pengefektifan pembelajaran dengan didukung tenaga pengajar yang berkompeten dan

fasilitas belajar yang terus dilengkapi. Namun hal ini, masih dirasa belum cukup dalam

(13)

diantaranya pada mata pelajaran CNC Dasar kelas XI yang memungkinkan hal

tersebut yaitu kurangnya pengemasan pelaksanaan pembelajaran yang cenderung

tidak variatif dan kurang menarik minat siswa, menyebabkan hasil belajar siswa

menjadi rendah. Dengan demikian, perlu adanya evaluasi pelaksanaan

pembelajaran.

Data yang didapat oleh penulis mengenai hasil belajar siswa SMK Negeri

6 Bandung pada kompetensi CNC Dasar khususnya materi pembelajaran

Memrogram Mesin NC/CNC (Dasar) sebagai berikut:

Tabel 1.1

Nilai Hasil Belajar CNC Dasar Materi Memrogram Mesin NC/CNC (Dasar) Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung Semester Genap Tahun

Ajaran 2011-2012

Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

x < 70 15 11 %

70 ≤ x < 80 92 64%

x ≥ 80 37 25%

Jumlah 144 100 %

keterangan: nilai rata-rata seluruh siswa adalah 65,55 (Sumber: Dokumen Instruktur Guru Kompetensi)

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa persentase siswa yang lulus

dan menguasai materi pembelajaran belum maksimal, karena hanya 24,3% siswa

yang lulus dari 144 orang siswa, sementara secara umum berdasarkan rata-rata

nilai seluruh siswa (65,55) berada dibawah standar ketuntasan belajar yaitu 80.

dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa siswa belum lulus.

Permasalahan di atas menunjukkan masih ada siswa yang kesulitan

(14)

terjadinya suatu kesalahan dalam proses belajar. Berdasarkan hasil observasi,

materi pembelajaran CNC Dasar masih sulit untuk dipahami oleh siswa. Hal ini

dikarenakan proses pembelajaran untuk kompetensi CNC Dasar masih berpusat

pada guru (teacher centered), dengan demikian proses belajar tidak komunikatif

dan interaktif sehingga tidak dapat mengeksploitasi kemampuan siswa secara

maksimal.

Di negara-negara maju, penggunaan media komputer telah menjadi

bagian tak terpisahkan dalam proses pelaksanaan pembelajaran di kelas, namun

tidak demikian halnya di Indonesia. Meskipun semakin banyak Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) yang dilengkapi dengan laboratorium komputer,

pemanfaatannya untuk pembelajaran masih jarang dilakukan. Sampai saat ini,

penerapan media pembelajaran komputer masih jarang digunakan guru

kompetensi CNC Dasar sebagai media pembelajaran dalam penyampaian

materinya.

Menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menimbulkan komunikasi

dua arah, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran CNC Dasar yang sesuai dengan

waktu yang tersedia, perlu dikembangkan bentuk pembelajaran CNC Dasar yang

tidak hanya berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa. Sementara itu, untuk

mendukung proses pembelajaran dengan pendekatan Realistik, diperlukan suatu media

yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran CNC Dasar. Bahri (1995:136)

menjelaskan bahwa:

(15)

disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat".

Media yang dapat menunjang pembelajaran CNC Dasar adalah media

komputer. Media ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan Efektifitas

transparansi, dan akuntabilitas materi pembelajaran. Proses pembelajaran dapat

disampaikan pada waktu yang bersamaan atau waktu yang berbeda. Disamping

itu, penggunaan media komputer diharapkan dapat menarik perhatian siswa,

sehingga kualitas dari suatu proses pembelajaran dapat tercapai. Komputer dapat

menampilkan grafik, suara maupun perpaduan antara keduanya dengan sangat

baik untuk memenuhi segala kebutuhan media pembelajaran. Berbagai aplikasi

(software) dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang menunjang

pendidikan. Salah satu media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah

CNC Simulator. CNC Simulator ini sebagai media pembelajaran dengan

mengoptimalkan fasilitas-fasilitas yang ada sehingga membuat tampilan pembelajaran

menjadi lebih bervariasi dan terlihat seperti menggunakan mesin CNC yang

sebenarnya dan dapat menarik stimulus belajar siswa.

CNC Simulator dilengkapi dengan visual animasi yang bukan hanya

berlaku pada teks saja, tetapi pada gambar bangun, garis, jalannya pemotongan

pahat sesuai dengan program CNC yang telah di input dan hal lain yang

berhubungan dengan pengoperasian mesin. Pada saat belajar dengan CNC

Simulator siswa membuat program sesuai dengan gambar kerja dan siswa

langsung mensimulasikannya pada CNC Simulator kemudian dapat melihat

(16)

Simulator akan sangat membantu siswa untuk memahami dan mengevaluasi

program CNC yang telah dibuat.

Penggunaan CNC Simulator dalam proses pembelajaran dapat

menggambarkan dan menyajikan materi pelajaran yang sesuai dengan dunia nyata

siswa. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, penulis merasa tertarik

untuk mengatasi dan menuntaskan masalah yang penulis temukan melalui

penerapan CNC Simulator dalam pembelajaran dengan harapan dapat

mengefektifitaskan penggunaan media dan menunjang proses pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran yang baik perlu dilakukan oleh seorang

pendidik, karena media pembelajaran akan mempengaruhi respon siswa didalam

memahami pengetahuan yang didapat. Media pembelajaran sendiri terdapat

berbagai macam media yang dapat mendukung proses pembelajaran.

Mengacu pada uraian di atas, penulis termotivasi untuk meneliti sendiri

keterkaitan media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu

dalam penelitian ini penulis mengambil judul: Efektifitas Penggunaan CNC

Simulator untuk Meningkatkan Hasil Belajar dalam Kompetensi CNC Dasar

(17)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti mengidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Pemahaman belajar siswa pada media konvensional dalam pembelajaran CNC

tidak maksimal.

2. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang maksimal dalam

memanfaatan kemajuan teknologi.

3. Keberhasilan dan efektifitas penggunaan multimedia dalam pembelajaran

CNC Dasar akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah titik tolak yang penting,

agar apa yang dikaji tepat pada sasaran dan terarah sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Adapun masalah yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar siswa setelah menggunakan CNC Simulator pada

pembelajaran CNC Dasar efektif meningkat dari sebelumnya khususnya pada

kompetensi dasar Menulis dasar program mesin NC/CNC?

2. Apakah penggunaan CNC Simulator efektif dalam meningkatkan hasil belajar

siswa pada pembelajaran CNC Dasar khususnya pada kompetensi dasar

Menulis dasar program mesin NC/CNC?

D. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup dari masalah diatas, maka perlu

pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

(18)

1. Media yang digunakan hanya CNCsimulator

2. Hasil belajar dibatasi pada Standar kompetensi Memrogram Mesin NC/CNC

(Dasar) dengan kompetensi dasar Menulis dasar program mesin NC/CNC

pada mata pelajaran CNC Dasar pada aspek kognitif yang dibatasi sampai

level aplikasi.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendapatkan gambaran nyata tentang efektifitas penggunaan CNC

Simulator dalam peningkatan hasil belajar siswa dari sebelumnya

pada mata pelajaran CNC dasar khususnya pada kompetensi dasar

Menulis dasar program mesin NC/CNC .

2. Mengetahui apakah CNC Simulator efektif dalam meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran CNC dasar khususnya pada

kompetensi dasar Menulis dasar program mesin NC/CNC.

2. Kegunaan Penelitian

Mengacu pada tujuan di atas maka kegunaan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Bahan masukan bagi pihak SMKN 6 Bandung, dalam menggunakan

media pembelajaran yang tepat didalam proses pembelajaran

(19)

b. Diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan maksimal bagi

keberhasilan pembelajaran Kompetensi CNC Dasar di SMKN 6

Bandung.

F. Definisi Operasional

Definisi Operasional ini berguna untuk membatasi pengertian sehingga

diharapkan pembaca atau pihak lain tidak salah menafsirkan. Istilah-istilah

tersebut adalah:

1. Efektifitas

Efektifitas penggunaan CNC Simulator dalam penelitian ini dilihat dari

peningkatan hasil belajar siswa (N-Gain) pada aspek kognitif siswa yang

menggunakan CNC Simulator pada kompetensi CNC Dasar. Efektifitas tersebut

diukur berdasarkan standar ketuntasan belajar yang berlaku di SMKN 6 Bandung

yaitu 8. Penggunaan CNC Simulator dikatakan efektif jika hasil belajar siswa

berada diatas standar ketuntasan belajar.

2. CNCSimulator

CNC Simulator yang digunakan dalam penelitian ini adalah CNC

Simulator Alpha yang dikembangkan oleh Universitas New Delhi India untuk

pembelajaran CNC di universitas tersebut. CNC Simulator full version dan

bisa diunduh gratis di www.softpedia.com.

Dalam penelitian ini CNC Simulator merupakan perangkat lunak yang

digunakan untuk membantu siswa dalam memahami dan mengaplikasikan

(20)

3. Hasil belajar

Hasil belajar adalah tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada aspek

kognitif yang diukur menggunakan pre-test dan post-tes.

G. Asumsi

Asumsi atau anggapan dasar merupakan suatu landasan atau pegangan yang

dapat dijadikan titik tolak pemikiran dalam melaksanakan suatu penelitian.

Anggapan dasar yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif akan berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa.

2. Setiap siswa memiliki potensi untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0 : µ1 < µ2 : Peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan CNC

Simulator tidak lebih baik dari sebelum menggunakan CNC

Simulator.

HA : µ1 > µ2 : Peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan CNC

Simulator lebih baik dari sebelum menggunakan CNC

Simulator.Keterangan:

µ1 : hasil belajar sebelum menggunakan CNC Simulator

(21)

I. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Pre Experiment Design dengan

pendekatan kuantitatif. Instrumen pengumpulan datanya adalah tes (pre-test dan

post-test), dan pedoman observasi lapangan. Untuk analisa data kuantitatif

digunakan One Group Pre-Test And Post-Test Design. Teknik penelitian tersebut

digunakan untuk memperoleh data mengenai keefektifan CNC Simulator dalam

pembelajaran CNC Dasar. Penggunaan teknik-teknik tersebut bertujuan agar dapat

mencari data yang lebih variatif, dapat saling melengkapi dan menguatkan,

sehingga keabsahan (validitas) penelitian ini dapat diyakini.

J. Lokasi dan Sample Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di

Jln. Soekarno-Hatta kota Bandung pada siswa kelas XI Teknik Pemesinan 4 (TP4)

dengan populasi sebanyak 144 siswa dan sampel yang diambil untuk penelitian

kelompok eksperimen sebanyak 32 siswa pada Kompetensi Keahlian Teknik

Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013. Fokus utama

penelitian ini terletak pada keefektifan penggunaan multimedia di dalam

pembelajaran CNC Dasar.

K. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah,

(22)

asumsi, hipotesis, metode penelitian, lokasi dan sampel penelitian, serta

sistematika penulisan.

Bab II berisikan beberapa literatur yang menjadi bahan rujukan utama dalam

nulisan skripsi ini. Literatur yang penulis anggap relevan adalah literatur yang

berkaitan dengan Efektifitas, multimedia, komputer sebagai media pembelajaran,

pembelajaran CNC Dasar, tujuan dan strategi pembelajaran, dan metode

penelitian.

Bab III berisikan metode dan desain eksperimen, variabel penelitian, paradigma

penelitian, tahapan penelitian, data dan sumber data penelitian, populasi dan

sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data.

Bab IV berisikan mengenai deskripsi data hasil pembahasan, analisis data hasil

pembahasan dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan serta saran-saran

(23)

2 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Eksperimen

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode Pre

Experimental Design. Penelitian ini dilakiikan pada satu kelompok yaitu kelompok

eksperimen yang mendapatkan pengajaran dengan menggunakan multimedia berbasis

komputer CNC Simulator.

Penelitian pada dasarnya adalah usaha pencarian dengan berbagai cara.

Tentu saja suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang tepat demi

tercapainya tujuan dari penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian Pre Experimental Design dengan desain penelitian One

Group Pre-test - Post-test. Dikarenakan pelaksanaan penelitian kelas kontrol

sangat sulit, maka hanya digunakan satu kelas saja yaitu kelas eksperimen.

2. Desain Eksperimen

Desain yang digunakan adalah One Group Pre-test - Post-test yaitu desain

yang observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan

sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut

pre-test, dan observasi sesudah eksperimen disebut post-test. Secara bagan dapat

(24)

Tabel 3.1. One Group Pre-test and Post-test Design

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen T1 X T2

Keterangan:

T1 = Tes awal {pre-test) T2 = Tes akhir (post-test)

X = Pembelajaran dengan menggunakan multimedia (CNC Simulator)

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari 2 yaitu variabel bebas. sedangkan variabel

akibat disebut juga variabel terikat. Kedua variabel penelitian tersebut adalah

variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel bebas adalah CNC

Simulator sedangkan variabel terikat menandakan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran CNC Dasar.

C. Paradigma Penelitian

Untuk memudahkan dalam mencapai tujuan penelitian yang telah

ditetapkan, maka disusun paradigma penelitian. Paradigma penelitian dapat

digambarkan sebagai berikut:

Hasil dan Kesimpulan penelitian

Post-test Pembelajaran CNC Simulator

(25)

D. Tahapan Penelitian

Secara lebih rinci tahapan penelitian adalah sebagai berikut ini:

1. Survey pendahuluan untuk menemukan masalah penelitian.

2. Studi pendahuluan untuk lebih memperdalam permasalahan dan mencari

informasi yang diperlukan sehingga penelitian memungkinkan untuk

diteruskan.

3. Menyusun rancangan penelitian yaitu memilih metode penelitian dan tata cara

yang akan dilakukan dalam meneliti.

4. Menetapkan waktu penelitian dan materi pelajaran dengan mempelajan silabus

CNC Dasar pada mata pelajaran kompetensi kejuruan kompetensi keahlian

Teknik Pemesinan (TP) di SMKN 6 Bandung.

5. Menyusun instrumen atau alat ukur penelitian.

6. Instrumen alat ukur penelitian mendapalkan judgment dari guru mata pelajaran

CNC Dasar.

7. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan

model pembelajaran multimedia yang akan dilaksanakan di kelas eksperimen.

8. Melakukan eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan sampel penelitian

(26)

c. Mengadakan KBM di kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran multimedia pada standar kompetensi CNC Dasar

d. Mengadakan post-test

9. Analisa data untuk menguji hipotesis.

10. Pembahasan hasil analisa yang didukung oleh data-data melalui observasi.

11. Menyimpulkan hasil penelitian.

E. Data dan Sumber Data Penelitian

3.5.1 Data

Dalam memperoleh gambaran tentang suatu kejadian, persoalan, dan

penelitian diperlukan berbagai informasi yang berguna untuk mengarahkan

tercapainya penelitian dan untuk membuat solusi pemecahan persoalan.

Berdasarkan jenisnya, data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

berupa hasil belajar peserta didik yang diambil dari hasil tes, baik pre-test

maupun post-test untuk standar kompetensi mengoperasikan mesin CNC/NC

(Dasar) dengan kompetensi dasar mengoperasikan mesin CNC/NC. pada peserta

didik kelas XI Teknik Pemesinan di SMK Negeri 6 Bandung tahun ajaran

2012-2013 dalam bentuk skor atau nilai.

3.5.2 Sumber Data Penelitian

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI

(27)

Teknik Pemesinan yang mengikuti kompetensi CNC Dasar pada semester genap

Tahun Ajaran 2012-2013.

F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI Teknik

Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung yang mengikuti kompetensi CNC Dasar tahun

ajaran 2012-2013. Anggota populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta

didik kelas XI dengan kompetensi keahlian Teknik Pemesinan yang berjumlah 4

kelas dengan jumlah sebanyak 144 siswa.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil satu kelas dengan teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik Sampling Purposive, yaitu teknik

penentuan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti. Pemilihan sampel ini

didasari pada pertimbangan bahwa standar kompetensi CNC Dasar yang

diajarkan kepada kelas tersebut pada tahun ajaran 2012-2013 dilakukan oleh satu

orang guru yang sama yaitu mengajar secara konvensional, juga didasari oleh

nilai rata-rata hasil belajar tiap kelas yang sama, sehingga perlakuan yang

dilakukan kepada kelas tersebut akan menunjukan terhadap peningkatan hasil

belajarnya.

Sampel dalam penelitian ini ialah sebanyak 32 orang yaitu kelas

eksperimen. Kelas yang ditunjuk sebagai kelas eksperimen yaitu kelas XI TPM 4.

Kelas ini diambil berdasarkan nilai rata-rata kelas pada semester sebelumnya

(28)

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto, 1997:136). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

tertulis sebanyak 20 butir soal. Soal itu digunakan pada pre-test dan post-test.

Maksud digunakan soal yang sama pada pre-test dan post-test adalah untuk

mengetahui peningkatan penguasaan CNC Dasar terutama setelah mendapatkan

perlakuan.

H. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Validitas Instrumen

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen

penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga

instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik.

Menurut Arikunto (2010:211) bahwa “Validitas adalah ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.”

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini penulis mengadakan

pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas

alat ukur, maka harus dihitung korelasinya, yaitu menggunakan persamaan:

rxy =

(29)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

X = Jumlah skor X

Y = Jumlah skor Y

XY = Jumlah skor X dan Y

N = Jumlah responden

Setelah harga koefisien korelasi ( rxy) diperoleh, disubstitusikan ke rumus

uji ‘t’ yaitu :

t = r

(Sugiyono, 2009:257)

Keterangan :

t = Nilai t hitung

n = Banyaknya data/jumlah responden

(30)

Instrumen dinyatakan valid apabila thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi

0,05.

2. Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010:221) bahwa “Reliabilitas menunjuk pada suatu

instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik.”

Pada penelitian ini, penulis berusaha mengukur tingkat reliabilitas

instrumen dengan menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik belah

dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan

pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.

b. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua

dengan menggunakan rumus korelasi dan akan diperoleh harga rxy.

rxy =

(Arikunto, 2010:213)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

(31)

Y = Jumlah skor Y

XY = Jumlah skor X dan Y

N = Jumlah responden

c. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown, yaitu :

r11 =

(Arikunto, 2010:223)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

= rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua

belahan instrumen.

Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria

reliabilitas. Menurut kriterianya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Klasifikasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi (r11) Penafsiran

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Sedang

(32)

0,81 – 1,00 Sangat Kuat

(Arikunto, 2010:319)

3. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran (TK) butir tes pada dasarnya adalah peluang responden

atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Untuk

menghitung taraf kesukaran butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut:

p =

(Surapranata, 2006:12)

Keterangan :

p = tingkat kesukaran satu butir soal tertentu

∑x = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir itu

Sm = Skor maksimum.

N = Jumlah seluruh siswa peserta test

Kriteria tingkat kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.3

Tingkat Kesukaran

Rentang Tk Kategori

0,00 ≤p < 0,16 Sangat sukar, sebaiknya dibuang

(33)

0,70 ≤p < 0,85 Mudah

0,85 ≤p≤1,00 Sangat mudah, sebaiknya dibuang

(Surapranata, 2006:21)

Menurut Ali dalam Pramuji (2009:52) menjelaskan bahwa “Soal dengan

tingkat kesukaran 0,20-0,80 dianggap baik untuk kepentingan penelitian.”

4. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu

butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang

pandai berdasarkan kriteria tertentu, sebagaimana diungkapkan Arikunto

(2010:211) bahwa “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang

bodoh (berkemampuan rendah).

Untuk menghitung daya pembeda setiap item ini dapat menggunakan

rumus berikut:

DP = - = PA - PB

(Surapranata, 2006:32)

Dimana:

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

(34)

BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas

BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah

PA = Proporsi peserta kelompok atas menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar

Tabel 3.4

Tingkat Daya Pembeda

Rentang Daya Pembeda Kategori

0,70 < D < 1,00 Sangat Baik

0,40 < D < 0,70 Baik

0,20 < D < 0,40 Cukup

0,00 < D < 0,20 Rendah

(Arikunto, 2005:218)

I. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek

yang diteliti, digunakan tes. (Arikunto 2006:223). Berdasarkan pernyataan

tersebut, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, karena

kemampuan objek yang diukur pada penelitian ini adalah hasil belajar peserta

(35)

a. Pre-test (tes awal), yaitu tes yang dilakukan sebelum proses belajar

pembelajaran (perlakuan) diberikan. Tes ini diberikan untuk mengetahui

keadaan awal atau pengetahuan awal sampel.

b. Pos-test (tes akhir), yaitu tes yang dilakukan setelah proses belajar

pembelajaran (perlakuan) diberikan. Tes ini diberikan untuk mengukur

pengetahuan dan penguasaan sampel setelah mendapatkan perlakuan.

J. Teknik Pengolahan Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah

berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat

untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Uji normalitas

menggunakan aturan Sturges dengan memperhatikan tabel di bawah ini.

Tabel 3.5 Persiapan Uji Normalitas

Interval

ƒ

X

t

Z

i

l

o

l

i

e

i

λ

Jumlah

(Siregar S, 2004:87)

Pengisian tabel di atas mengikuti prosedur sebagai berikut:

1. Menentukan rentang dengan rumus:

R = Xa - Xb (Siregar S, 2004:24) Dimana:

(36)

2. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:

i = 1 + 3,3.1og n (Siregar S, 2004:24)

Dimana:

n = Jumlah sampel

3. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:

P = (Siregar S, 2004:24)

Dimana:

R = Rentang

i = Banyak kelas

Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi

frekuensi.

4. Menghitung rata-rata ( ) dengan rumus:

( ) =

(Siregar S, 2004:86)

Dimana:

ft = Jumlah frekuensi

xi = Data tengah-tengah dalam interval

5. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

S =

(Siregar S, 2004:86)

6. Tentukan batas bawah kelas interval (xin) dengan rumus:

Xin = Bb - 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas.

Dimana:

(37)

7. Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus:

Zi =

(Siregar S, 2004:86)

8. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan kolom l0. Harga x4 dan xn selalu diambil

nilai peluang 0,5000. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom li

Contoh li = li1 - li2 (Siregar S, 2004:87)

9 Hitung frekuensi harapan

e1= li - ∑fi (Siregar S, 2004:87)

10. Hitung nilai

χ

2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

χ

2

= (Siregar S, 2004:87)

11. Lakukan interpolasi pada tabel

χ

2 untuk menghitung p-value

12. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika p-value>a - 0,05

13. Kesimpulan dari uji normalitas adalah jika hasil dari uji normalitas data tidak

berdistribusi normal, maka dapat dilakukan dengan pengujian non parametrik.

2. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis yang dilakukan penelitian ini menggunakan statistik

(38)

yaitu statistik parametrik dan non parametrik. Jika data yang akan dianalisis

berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan statistik parametrik dan jika

datanya tidak berdistribusi normal atau tidak homogen, maka digunakan statistik non

parametric Uji hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan data peningkatan hasil

belajar, yaitu data selisih nilai pre-test dan post-test. Menurut Sugiyono

(2010:273), "bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya membandingkan

sebelum dan sesudah treatment atau perlakuan, atau membandingkan kelompok

kontrol dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t-test sampel Dalam

melakukan uji t-test syaratnya data harus homogen dan normal. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

(Siregar, 2004: 153)

Keterangan : = Nilai rata-rata Post-test

= Nilai rata-rata Pre-test

= Varians post-test

= Varians pre-test

= Jumlah siswa pada saat post-test

(39)

Jika sampelnya tidak berdistribusi normal, maka digunakan statistik non

parametrik. Hasil thitung di atas kemudian dibandingkan dengan tabel. Kriteria

pengujian adalah terima H0 jika thitung < ttabel, dan tolak H0 jika thitung < ttabel.

3. Perhitungan N-Gain

N-Gain adalah normalisasi gain yang diperoleh dari hasil pretest dan

post-test, perhitungan nilai rata-rata N-Gain dilakukan untuk melihat peningkatan hasil

belajar siswa, dari nilai N-Gain tersebut akan dilihat efektifitas penggunaan CNC

Simulator dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran CNC Dasar.

Pembelajaran CNC Simulator yang efektif dalam penelitian ini, jika perolehan

nilai rata-rata N-Gain ≥ 0,30. selanjutnya nilai N-Gain juga akan digunakan untuk

melakukan analisis data yang mencakup uji normalitas dan uji hipotesis

penelitian. Pengujian ini dilakukan pada kelas eksperimen untuk aspek kognitif,

yaitu dengan rumus sebagai berikut:

N-Gain =

Selanjutnya, perolehan normalisasi N-Gain diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:

Tabel 3.6 Kriteria Normalized Gain

Indeks Kriteria

(40)

0,00 < g < 0,30 Rendah

Hake (1999)

4. Standar Ketuntasan Belajar

Standar ketuntasan belajar yang berlaku di SMKN 6 Bandung merupakan patokan

untuk menyatakan efektifitas CNC Simulator. Kriteria efektif yang berlaku di SMKN

6 Bandung adalah seperti pada tabel 3.7 dibawah ini:

Tabel 3.7

Kriteria Efektif Yang Berlaku di SMKN 6 Bandung

Rata-rata Nilai Post-test Kriteria

X > 8.00 Efektif

X < 8.00 Tidak Efektif

Jika rata-rata nilai siswa diatas standar ketuntasan belajar, maka penggunaan

CNC Simulator adalah efektif, dan jika rata-rata nilai siswa berada dibawah standar

(41)
(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif (pemahaman)

menggunakan CNC Simulator dari sebelumnya yang tergolong tinggi.

2. Penggunaan CNC Simulator sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar

siswa.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis memberikan saran-saran

yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak yang terkait. Saran-saran

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru, disarankan agar dapat menerapkan CNC Simulator sebagai media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar

siswa.

2. Bagi sekolah, disarankan untuk memfasilitasi guru dalam menggunakan CNC

Simulator, sehingga dapat menciptakan dan menerapkan media pembelajaran

CNC baik itu untuk mata pelajaran CNC Dasar maupun mata pelajaran lanjutan

(43)

3. Bagi peneliti lanjutan, diharapkan dapat mengembangkan media CNC

Simulator dengan versi terbaru dan lebih canggih dibanding yang sekarang

(44)

Ametembun, N.A. 1989. Diskusi Suatu Mengajar Berfikir dan Inovatif. Bandung: IKIP Bandung.

Anderson, Ronald H. (1987). Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Terjemahan Yusuf hadi Miarso, dkk. Jakarta: PAU-UT.

Anisah. (1995). Pengelolaan Sekolah Dasar (Studi Tentang Efektivitas Dan Efisiensi: Bandung: CV Pustaka Setia.

Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: Jur. Pend. Kimia UPI Bandung.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A.(2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Bahri, S. (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Danfar (2009). Pengertian efisiensi dan efektifitas. [Online]. Tersedia:http://www.dansite.wordpress.com.[21 mei 2012]

Departemen Pendidikan Nasional. (1989). Kamus Ensiklopedi Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fahrozy, A. (2008).Educative CNC Simulator. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/19255476/CNC-Simulator [30 september 2012]

Fahrurosid, U. (2011). Efektifitas Penggunaan Multimedia didalam Pembelajaran Membaca Gambar Teknik pada Kompetensi Teknik Mesin. Skripsi mahasiswa pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hamalik, O.(2003). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

(45)

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Latuheru. (1988). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud

Madya Eko Susilo, Kasihadi. (1985). Dasar-Dasar Pendidikan Semarang: Effhar Publishing

Miarso, Yusufhadi. (1980). Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Miarso, Yusufhadi. (2009). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Munir. (2001). Aplikasi Teknologi Multimedia dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Mimbar Pendidikan No. 3 Tahun XXIV.

Munir. (2005). Manajemen Kelas Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Mimbar Pendidikan No. 2 Tahun XXIV.

Renkri, R. (2012). Aktivitas Belajar. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/99756066/Bab-2 [15 Oktober 2012]

Sadiman. (1995). Media Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Siregar, S. (2001). Statistik Terapan. Bandung: JPTM FPTK UPI

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan untuk Penelitian. Jakarta: Gramedia

Softpedia. (2012). Free download CNC Simulator ALPHA. [Online]. Tersedia:

http://www.softpedia.com/get/Others/Home-Education/CNC-Simulator.shtml[30 September 2012]

(46)

Sugiyono. (2002). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparyanto. (2010). Rancangan Penelitian Ilmiah. [Online]. Tersedia: http://dr-

suparyanto.blogspot.com/2010/09/design-research-rancangan-penelitian.html [30 juni 2012]

Syaodih, Nana. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2008) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Bandung: UPI.

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pombelaiaran. Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Nilai Hasil Belajar Tabel 1.1 CNC Dasar Materi Memrogram Mesin NC/CNC (Dasar) Kelas XI
Gambar 3.1 Paradigma penelitian
Tabel 3.2 Klasifikasi Reliabilitas
Tabel 3.3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Selasa tanggal Dua Puluh Delapan bulan Mei tahun Dua Ribu Tiga Belas kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan Rehabilitasi Perumahan Masyarakat Kurang Mampu

Hasil penelitian Mohammad Ikbal Bahua (2010) tentang fak- tor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyu- luh pertanian dan dampaknya pada perilaku petani jagung di

Hasil analisis sidik ragam bahwa pH tanah, Al-dd, P-tersedia, berat kering akar, berat kering tajuk, serapan P, dan P-daun yang berpengaruh nyata akibat pemberian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan impak tertinggi dari komposit hibrid unsaturated polyester/clay/serat gelas dicapai pada kandungan clay sampai dengan 4% fraksi

Berdasarkan analisis data model iklim MIROC3.2 Hires (Model for Interdisciplinary Research On Climate High resolution, Japan) skenario A1B, model iklim global

System pengelolaan zakat infaq dan shodaqoh dalam program rumah sehat BAZDA Kabupaten Rembang berjalan dengan baik dan telah memenuhi fungsi-fungsi manajemen dalam

Sistem pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan warga binaan pemasyarakatan berdasarkan pancasila yang dilaksanakan

[r]