HALAMAN PERSETUJUAN
JUDUL
SKRIPSI
:ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN
TERHADAP PILIHAN PAKET-PAKET ISI ULANG
PULSA IM3 PT. INDOSAT, Tbk DI SURABAYA.
Nama Mahasiswa
: Nurul Mudjarwati
NPM. :
0642010109
Jurusan
: Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas
: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
PEMBIMBING
Drs. Nurhadi, M.Si.
NIP. 030 227 930
Mengetahui,
Dekan
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PILIHAN
PAKET-PAKET ISI ULANG PULSA IM3 PT. INDOSAT, Tbk
(Study Kasus Pada Galery Indosat Surabaya)
disusun oleh:
Nurul Mudjarwati
0642010109
Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal : 20 Mei 2010
Menyetujui,
Pembimbing
Utama,
Tim
Penguji:
1.
Ketua
Drs. Nurhadi, M.Si.
Dr. JOJOK D, S.Sos.,M.Si.
NIP. 196902011994031001
NIP. 3 7011 95 00421
2.
Sekretaris
Drs.
Nurhadi,
M.Si.
NIP.
196902011994031001
3.
Anggota
Dra. Siti Ning Farida, M.Si.
NIP. 19640729199003200
Mengetahui,
Dekan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkah anugerah dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul ”Analisis Preferensi
Konsumen Terhadap Pilihan Paket-Paket Isi Ulang Pulsa IM3 PT. Indosat,
Tbk (Study Kasus Pada Galery Indosat di Surabaya)”.
Penulisan proposal ini merupakan salah satu kewajiban bagi mahasiswa
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran ” Jawa Timur, khususnya Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam rangka memenuhi tugas akademik guna
melengkapi sebagian syarat untuk menempuh ujian skripsi.
Hasil proposal ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun
terwujud karena bantuan dan bimbingan dari Bapak Drs. Nurhadi, MSi selaku
sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional
” Veteran ” Jawa Timur sekaligus dosen pembimbing proposal penelitian. Selain
itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian proposal ini :
1.
Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.
2.
Bapak Drs. Sadjudi, MSi selaku ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.
4.
Kedua orang tua serta kakak saya yang senantiasa memberikan doa dan
dukungan agar proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
5.
Teman – teman Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan
Nasional ”Veteran” Jawa Timur angkatan 2006 yang sudah memberikan
semangat dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari
sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu segala ide, kritik dan saran
yang konstruktif senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan proposal
penelitian ini. Semoga dengan terselesainya proposal ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Maret 2010
DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Lembar Persetujuan... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... xii
Daftar Gambar... xiv
Daftar Lampiran ... xv
Abstraks ... xvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1
Latar Belakang ... 1
1.2
Rumusan Masalah ... 8
1.3
Tujuan Penelitian ... 9
1.4
Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11
2.1 Landasan Teori... 11
2.1.1
Pemasaran ... 11
2.1.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran ... 11
2.1.1.2 Pengertian Pemasaran ... 12
2.1.1.3 Pengertian Konsep Pemasaran ... 13
2.1.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen... 17
2.1.3 Preferensi Konsumen ... 21
2.1.3.1 Pengertian Preferensi Konsumen ... 21
2.1.3.2 Persepsi Konsumen ... 22
2.1.3.3 Sikap Konsumen ... 23
2.1.3.3.1 Definisi Sikap Konsumen ... 24
2.1.3.3.2 Fungsi-Fungsi Sikap ... 25
2.1.4 Produk ... ..26
2.1.4.1 Pengertian Produk ...26
2.1.4.2 Klasifikasi Produk ... 27
2.1.4.3 Atribut Produk... 31
2.1.4.3.1 Mutu Produk ... 31
2.1.4.3.2 Ciri-Ciri Produk ... 32
2.1.4.3.3 Desain Produk ... 33
2.1.4.4 Siklus Kehidupan Produk... 34
2.1.5 Pengembangan Produk... 35
2.1.5.1 Pengertian Pengembangan Produk... 35
2.1.5.2 Pentingnya Pengembangan Produk... 37
2.1.5.3 Faktor-Faktor yang Mendorong Pengembangan Produk .... 37
2.1.5.4 Strategi Pengembangan Produk ... 38
2.1.5.5 Inovasi Produk ... 39
2.1.6 Jasa ... 39
2.1.6.3 Macam-Macam Jasa... 43
2.2 Kerangka Berfikir ... 44
2.3 Hipotesis... 45
BAB III METODE PENELITIAN ... 47
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 47
3.1.1 Variabel Bebas ... 47
3.1.2 Variabel Terikat ... 49
3.1.3 Pengukuran Variabel... 50
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 51
3.2.1
Populasi ... 51
3.2.2
Sampel... 51
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel... 52
3.3 Teknik Pengumpulan Data... 52
3.3.1
Jenis
Data ... 52
3.3.2 Sumber Data... 52
3.3.3 Pengumpulan Data ... 53
3.4 Teknik Analisis ... 53
3.4.1 Tabulasi Silang... 53
3.4.2 Koefisien Kontingensi... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58
4.1 Gambaran Umum dan Penyajian Data... 58
4.1.1Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 58
4.1.1.3 Lokasi Perusahaan... 63
4.1.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 63
4.1.1.5 Produk-Produk PT. Indosat, Tbk ... 65
4.1.1.6 Pengembangan Preduk IM3 ... 70
4.1.2 Penyajian Data Penelitian ... 73
4.1.2.1 Tanggapan Responden tentang Usia (X
1)... 73
4.1.2.2 Tanggapan Responden tentang Jenis Kelamin (X
2) ... 74
4.1.2.3 Tanggapan Responden tentang Pendidikan (X
3) ... 75
4.1.2.4 Tanggapan Responden tentang Usia (X
4)... 76
4.1.2.5 Tanggapan Responden tentang Paket-Paket Isi Ulang
Pulsa IM3 (Y)... 77
4.2 Analisis dan Pengujian Hipotesis... 78
4.2.1 Tabulasi Silang... 78
4.2.1.1 Preferensi Konsumen Terhadap Pilihan Paket-Paket Isi
Ulang Pulsa IM3 Berdasarkan Usia Konsumen... 78
4.2.1.2 Preferensi Konsumen Terhadap Pilihan Paket-Paket Isi
Ulang Pulsa IM3 Berdasarkan Jenis Kelamin Konsumen .. 80
4.2.1.3 Preferensi Konsumen Terhadap Pilihan Paket-Paket Isi
Ulang Pulsa IM3 Berdasarkan Pendidikan Konsumen ... 80
4.2.1.4 Preferensi Konsumen Terhadap Pilihan Paket-Paket Isi
Ulang Pulsa IM3 Berdasarkan Pendapatan Konsumen... 82
Paket-Paket Isi Ulang Pulsa IM3 ... 83
4.2.2.2 Analisis dan Pengujian Hipotesis Hubungan Jenis Kelamin
Konsumen dengan Preferensi Konsumen atas Pilihan
Paket-Paket Isi Ulang Pulsa IM3 ... 89
4.2.2.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis Hubungan Pendidikan
Konsumen dengan Preferensi Konsumen atas Pilihan
Paket-Paket Isi Ulang Pulsa IM3 ... 94
4.2.2.1 Analisis dan Pengujian Hipotesis Hubungan Pendapatan
Konsumen dengan Preferensi Konsumen atas Pilihan
Paket-Paket Isi Ulang Pulsa IM3 ... 99
4.3 Pembahasan... 105
4.3.1 Pembahasan Analisa dari Tabulasi Silang ... 106
4.3.1.1 Preferensi Konsumen Terhadap Pilihan Paket-Paket Isi
Ulang Pulsa Reguler Berdasarkan Karakteristik
Responden ... 106
4.3.1.2 Preferensi Konsumen Terhadap Pilihan Paket-Paket Isi
Ulang Pulsa SMS Berdasarkan Karakteristik
Responden ... 107
4.3.1.3 Preferensi Konsumen Terhadap Pilihan Paket-Paket Isi
Ulang Pulsa Internet Berdasarkan Karakteristik
Responden ... 108
4.3.2 Pembahasan Analisa dan Uji Hipotesis Hubungan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 114
5.1 Kesimpulan ... 114
5.2 Saran... 114
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jawaban Responden untuk Katgori Usia ... 73
Tabel 2 Jawaban Responden untuk Katgori Jenis Kelamin ... 74
Tabel 3 Jawaban Responden untuk Katgori Pendidikan... 75
Tabel 4 Jawaban Responden untuk Katgori Pendapatan ... 76
Tabel 5 Jawaban Responden untuk Paket-Paket Isi Ulang IM3 ... 77
Tabel 6 Preferensi Konsumen Terhadap Pilihan Paket-Paket Isi Ulang IM3
Berdasarkan Usia Konsumen ... 79
Tabel 7 Preferensi Konsumen Terhadap Pilihan Paket-Paket Isi Ulang IM3
Berdasarkan Jenis Kelamin Konsumen... 80
Tabel 8 Preferensi Konsumen Terhadap Pilihan Paket-Paket Isi Ulang IM3
Berdasarkan Pendidikan Konsumen ... 81
Tabel 9 Preferensi Konsumen Terhadap Pilihan Paket-Paket Isi Ulang IM3
Berdasarkan Pendapatan Konsumen ... 82
Tabel 10 Hubungan Usia Konsumen Dengan Preferensi Konsumen atas
Pilihan Paket-Paket Isi Ulang Pulsa IM3 ... 83
Tabel 11 Frekuensi yang Diamati Untuk Usia Konsumen Dengan Preferensi
Konsumen atas Pilihan Paket-Paket Isi Ulang Pulsa IM3 ... 85
Tabel 12 Hubungan Jenis Kelamin Konsumen Dengan Preferensi Konsumen atas
Pilihan Paket-Paket Isi Ulang Pulsa IM3 ... 89
Tabel 14 Hubungan Pendidikan Konsumen Dengan Preferensi Konsumen atas
Pilihan Paket-Paket Isi Ulang Pulsa IM3 ... 94
Tabel 15 Frekuensi yang Diamati Untuk Pendidikan Konsumen Dengan
Preferensi Konsumen atas Pilihan Paket-Paket Isi Ulang Pulsa IM3 ... 96
Tabel 16 Hubungan Pendapatan Konsumen Dengan Preferensi Konsumen atas
Pilihan Paket-Paket Isi Ulang Pulsa IM3 ... 100
Tabel 15 Frekuensi yang Diamati Untuk Pendapatan Konsumen Dengan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Berfikir... 45
Gambar 2 Kurva Distribusi X
2... 55
Gambar 3 Struktur Organisasi PT. Indosat, Tbk... 62
Gambar 4 Kurva Distribusi X
2Hubungan Usia Konsumen Dengan Preferensi
Konsumen atas Pilihan Paket-Paket Isi Ulang Pulsa IM3 ... 87
Gambar 5 Kurva Distribusi X
2Hubungan Jenis Kelamin Konsumen Dengan
Preferensi Konsumen atas Pilihan Paket-Paket Isi Ulang Pulsa IM3 ... 92
Gambar 6 Kurva Distribusi X
2Hubungan Pendidikan Konsumen Dengan
Preferensi Konsumen atas Pilihan Paket-Paket Isi Ulang Pulsa IM3 ... 97
Gambar 7 Kurva Distribusi X
2Hubungan Pendapatan Konsumen Dengan
ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PILIHAN
PAKET-PAKET ISI ULANG PULSA IM3 PT. INDOSAT, Tbk
(Study Kasus Pada Galery Indosat di Surabaya)
ABSTRAKSI
Kebutuhan akan komunikasi sangatlah penting bagi masyarakat. IM3
adalah adalah salah satu produk kartu operator seluler PT.Indosat,Tbk yang
menawarkan bermacam-macam bentuk komunikasi, baik dalam bentuk
telephon, SMS maupun internet. IM3 juga menyediakan paket isi ulang
pulsa IM3 yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan komunikasi
konsumennya yang meliputi: paket isi ulang pulsa reguler, paket isi ulang
pulsa SMS dan paket isi ulang pulsa internet. Penelitian ini bertujuan untuk
(1)menganalisis preferensi konsumen terhadap paket-paket isi ulang pulsa
IM3 berdasarkan karakteristik konsumen yang terdiri dari usia, jenis
kelamin, pendidikan dan pendapatan konsumen, (2) menganalisis hubungan
antara karakteristik konsumen dengan preferensi konsumen atas pilihan
paket-paket isi ulang pulsa IM3.
Populasi dalam penelitian ini yaitu konsumen IM3 di Galery Indosat
Surabaya dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Jenis data
penelitian ini yaitu data primer dengan koesioner sebagai alat pengumpul
datanya. Teknik analisis yang digunakan yaitu tabulasi silang dan koefisien
kontingensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa paket isi ulang pulsa reguler
merupakan paket yang paling disukai oleh konsumen IM3 di Galery Indosat
Surabaya yang berusia antara 20 sampai 25 tahun, berjenis kelamin
laki-laki, berpendidikan akhir SMU dan berpendapatan kurang dari
Rp.500.000,-Sedangakan hasil analisis menggunakan koefisien kontingensi menunjukkan
karakteristik konsumen yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan dan
pendapatan konsumen memiliki hubungan yang signifikan dengan
preferensi konsumen atas pilihan paket-paket isi ulang pulsa IM3. Dari
penelitian tersebut, maka didapati hubungan yang paling kuat adalah
pendapatan konsumen dengan nilai hubungan sebesar 44,52%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Akhir-akhir ini, pertumbuhan ekonomi dunia semakin meningkat sejalan
dengan perkembangan teknologi dan kemajuan zaman. Di samping itu,
banyaknya usaha yang bermunculan baik perusahaan kecil maupun besar
berdampak pada persaingan yang ketat antar perusahaan baik yang sejenis
maupun yang tidak sejenis. Berbagai jenis barang dan jasa dengan ribuan
merek membanjiri Indonesia. Persaingan antara merek setiap produk akan
semakin tajam dalam merebut pelanggan. Bagi pelanggan, pasar menyediakan
berbagai pilihan produk dan merek yang akan dibelinya. Keputusan membeli
ada pada diri pelanggan. Pelanggan akan menggunakan berbagai kriteria
dalam membeli produk yang sesuai dengan kebutuhan, selera dan daya
belinya. Pelanggan tentu akan memilih produk yang bermutu lebih baik
dengan harga murah.
Persaingan yang paling terasa adalah adanya usaha perusahaan dalam
menyampaikan hasil produksinya baik dalam bentuk barang (goods) ataupun
jasa (service) kepada pelanggan untuk memperoleh dan mempertahankan
pangsa pasar yang tentunya sudah menjadi sasaran tujuannya. Hal ini dapat
dilihat dari setiap perusahaan yang selalu berusaha mempertahankan ataupun
mempertahankan pangsa pasarnya yang telah diraih. Keadaan tersebut dapat
tercapai jika perusahaan mampu memasarkan produknya dengan baik di pasar.
Dalam memasarkan produk, perusahaan juga dituntut untuk mampu
memahami, mengerti, ataupun memenuhi apa yang sebenarnya diinginkan dan
dibutuhkan oleh pelanggan. Oleh karena itu, peran pemasaran terhadap
keberhasilan suatu bisnis sangat diperlukan, sebab pemasaran merupakan
ujung tombak keberhasilan suatu perusahaan. Keadaan pasar atau pelanggan
harus diperhatikan jika perusahaan ingin tetap berjalan dan berkembang.
Perusahaan yang menghasilkan suatu produk orientasinya harus ditujukkan
kepada pelanggan sebagai penentu utama dalam pembelian dan penggunaan
produk, maka perusahaan akan mengerahkan kebijaksanaannya kearah
pemenuhan kebutuhan, keinginan dan selera pelanggan agar kelangsungan
hidup perusahaan terjamin. Kebutuhan, keinginan dan selera pelanggan selalu
berubah seiring dengan perkembangan teknologi yang berkaitan dengan
situasi perekonomian sehingga menuntut perusahaan untuk menyesuaikan
kegiatan pemasarannya.
Produk merupakan solusi kebutuhan pelanggan. Produk disampaikan
kepada pelanggan lengkap dengan marketing mix yang akan memberikan
informasi suatu produk kepada konsumen.
Pengembangan produk merupakan suatu upaya perusahaan untuk
senantiasa menciptakan produk baru, memperbaiki atau memodifikasi produk
lama agar dapat memenuhi tuntutan pasar dan selera pelanggan.
diminati oleh konsumen apabila atribut-atribut pengembangan produk yang
ditawarkan oleh produsen diterima dan disukai oleh konsumen dan
benar-benar dapat memenuhi kebutuhan adan keinginannya. Ada orang yang
mengadopsi suatu pengembangan produk dengan cepat dan ada juga yang
bersifat menunggunya dan ada pula yang tak mau merespon. Karena
pengembangan produk yang dilakukan oleh perusahaan merupakan inovasi
bagi orang yang memandangnya sebagai hal baru.
Selama proses pengenalan pengembangan produk yang ditawarkan
perusahaan, dalam benak konsumen akan timbul pola penilaian terhadap
produk yang dipakai tidak sesuai dengan apa yang mereka pakai tidak sesuai
dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan, mereka akan merasa kecewa dan
kemungkinan mereka akan memutuskan untuk tidak memakai produk tersebut.
Berkenaan dengan hal itu sesuatu produk yang ditawarkan oleh
perusahaan, seperti produk layanan telekomunikasi seluler, belum mencapai
kinerja optimal pada masa awal proses pengembangan produknya. Konsumen
mungkin merasakan bahwa apa yang dijanjikan oleh perusahaan dengan
pengalaman mereka selama menggunakan produk tidak sesuai.
Refrensi positif konsumen tentang produk bermula dari persepsi mereka
tentang produk yang secara konsisten atau melebihi harapan mereka. Oleh
karena itu produk atau jasa seharusnya mempunyai nilai yang tinggi dimata
konsumen untuk menghindari referensi negatif dari konsumen. Konsumen
mempunyai kebiasaan untuk barbagi informasi dengan teman-teman mereka
melalui komunikasi verbal dari mulut ke mulut dan bersifat personal.
Komunikasi ini merupakan cara yang efektif untuk meneruskan informasi
tentang produk.
Kemajuan dalam bisnis jasa, khususnya telekomunikasi di Indonesia
semakin maju pesat, mengundang banyak pemain baru untuk terjun dibisnis
ini. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penggunaan telephon seluler (ponsel) di
Indonesia yang semakin banyak dan digemari oleh seluruh lapisan
masyarakat. Perkembangan teknologi yang akhir-akhir ini cukup pesat juga
berdampak pada perkembangan teknologi informasi. Dari tahun ke tahun
selalu ada teknologi baru yang muncul, baik itu hanya sekedar memperbaiki
teknologi yang sudah ada atau merupakan hasil penemuan teknologi yang
benar-benar baru.
Bisnis operator seluler pada saat ini sangat pesat dengan banyaknya
pesaing. Sehingga perusahaan operator seluler saling bersaing baik dalam
harga, penyedia fasilitas maupun dalam pelayanan, karena dengan harga
terjangkau serta penyediaan fasilitas maupun dalam pemberian pelayanan
yang baik maka diharapkan dapat memberikan suatu kepuasan pada konsumen
karena pengguna jasa (konsumen telephon seluler) menginginkan harga yang
murah, fasilitas dan pelayanan yang baik serta berkualitas, sesuai dengan
kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen.
Semakin banyaknya pesaing yang sama maka banyak perusahaan
telekomunikasi menghadapi kendala menjalankan bisnis. Dimana
Berdasarkan data dari peringkat teratas pengguna jasa perusahaan
telekomunikasi di Indonesia versi Lifeauditor tahun 2008 menunjukkan
bahwa PT. TELKOMSEL Tbk menduduki posisi pertama sebanyak 42 juta
pengguna, posisi kedua PT. INDOSAT Tbk 24,1 juta pengguna dan di posisi
ketiga PT EXELCOMINDO Tbk 10,2 juta pengguna.
IM3 adalah salah satu merek layanan operator yang dikeluarkan oleh PT.
INDOSAT Tbk, operator telekomunikasi yang berbasis GSM (Global System
for Mobile Telecomunication) pra-bayar dengan layanan unlimited mobility,
maksudnya adalah layanan moibilitas jaringan tanpa kabel yang tidak dibatasi
dalam satu kode area. Pengguna IM3 bisa melakukan semua panggilan dan
SMS (short message service), mulai panggilan dan SMS lokal, interlokal
maupun internasional dan dilengkapi layanan komunikasi berbasis internet
serta berbagai fitur-fitur yang ditawarkan pada pelanggan.
(http:www.indosat.com)
Untuk tetap bisa bersaing dengan pesaingnya, IM3 melakukan
pengembangan produknya dari segi paket-paket isi ulang pulsa IM3 yang
tidak dimiliki oleh para pesaingnya. Berikut adalah bentuk pengembangan
produk yang dilakukan oleh PT. INDOSAT Tbk atas produk IM3, yaitu:
1. Memiliki beranekaragam bentuk paket isi ulang pulsa yang disediakan PT.
Indosat, Tbk untuk produk IM3.
Keberanekaragaman paket - paket isi ulang pulsa yang ditawarkan PT.
Indosat, Tbk atas produk IM3, yaitu:
b. Paket isi ulang pulsa SMS
c. Paket isi ulang pulsa internet
2. Kepraktisan dan kemudahan dalam keanekaragaman bentuk paket isi
ulang pulsa yang disediakan sesuai kebutuhan konsumen produk IM3.
3. Tarif yang ditawarkan lebih murah dalam paket – paket keanekaragaman
bentuk isi ulang pulsa IM3.
Selain untuk tetap bisa bertahan dalam persaingan, pengembangan produk
yang dilakukan PT. INDOSAT, Tbk atas produk IM3 untuk menarik minat
pelanggan IM3 untuk menggunakan produk dan paket-paket isi ulang pulsa
IM3.
Pengembangan produk IM3 ini harus dapat dikomunikasikan dengan baik
kepada para pelanggan secara lengkap beserta atribut-atribut produk.
Komunikasi yang dilakukan kepada para pelanggan dapat melalui strategi
bauran promosi seperti iklan dan rekomendasi dari mulut ke mulut akan dapat
mempengaruhi keputusan beli konsumen. Promosi seperti iklan merupakan
alat komunikasi pemasaran perusahaan kepada calon pembeli maupun
pelanggan, selain komunikasi secara personal antara pelanggan dengan calon
pelanggan (word of mouth). Pelanggan merupakan suatu sumber informasi
yang penting bahkan dapat memiliki pengaruh dan respon ke konsumen lain
dalam melakukan keputusan pembelian. Begitu juga dengan iklan suatu
produk yang ditayangkan baik di media cetak maupun elektronik akan
berpengaruh dalam pemberian informasi secara singkat mengenai produk yang
Menyadari hal tersebut, usaha pemahaman akan perilaku konsumen adalah
sangat penting untuk mencapai keberhasilan pemasaran. Dengan memahami
perilaku konsumen dalam memilih produk, pemasar dapat memahami dengan
sebenarnya apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Pelanggan dan calon konsumen akan memperhatikan dan mencari
informasi mengenai karakteristik produk tersebut sebelum mereka melakukan
keputusan pembelian. Seorang akan mengalami tahap-tahap dalam proses
pembelian seperti menganalisis kebutuhan, mencari informasi, menetapkan
tujuan pembelian, mengidentifikasi alternative pembelian, dan mengambil
keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan
membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut
jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, harga, kuantitas, kualitas, waktu
pembelian dan cara pembayaran.
Suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen jika
perusahaan mengetahui perilaku konsumen dalam kaitannya dengan sikap
suka atau tidak suka konsumen (preferensi konsumen) terhadap barang
maupun jasa untuk mengetahui apa yang menjadikan konsumen memutuskan
pembelian suatu produk maka perlu ditentukan desain produk yang merupakan
karakteristik tersendiri suatu produk dibandingan produk lainnya. Desain
produk yang sedang ditawarkan oleh PT. INDOSAT, Tbk atas produk
pengembangan produk IM3 nya dibandingkan dengan pesaingnya yaitu
tersedianya paket-paket isi ulang pulsa IM3 yang tidak dimiliki oleh kartu
Tingkat preferensi konsumen terhadap suatu produk yang ditawarkan oleh
produsen juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor internal yang dapat mempengaruhi preferensi konsumen tersebut
adalah faktor latar belakang konsumen seperti usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan dan pendapatan. Sedangkan faktor eksternalnya meliputi
lingkungan sosial dan kebudayaan. Dalam penelitian ini penulis hanya
memfokuskan pada preferensi konsumen yang dipengaruhi oleh faktor internal
saja yaitu faktor latar belakang konsumen karena faktor tersebut sangat
melekat dalam diri setiap individu yang dapat memberikan konsekuensi secara
langsung dalam mempengaruhi tingkat preferensi konsumen.
Berdasarkan latar belakang di atas, terlihat bahwa desain produk yang
berupa paket-paket isi ulang pulsa IM3 merupakan salah satu atribut produk
yang menjadi dasar utama bagi preferensi konsumen. Karena preferensi
konsumen juga tergantung pada karakteristik atau latar belakang konsumen,
maka hal ini mendorong diarahkan pada penelitian dengan mengambil judul
”Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Pilihan Paket-Paket Isi Ulang
Pulsa IM3 PT. Indosat, Tbk” (Study Kasus Pada Galery Indosat di
Surabaya).
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan pada
1. Bagaimana preferensi konsumen terhadap pilihan paket-paket isi ulang
pulsa IM3, PT. Indosat, Tbk (study kasus pada Galery Indosat di
Surabaya) berdasarkan karakteristik konsumen (usia, jenis kelamin,
pendidikan, dan pendapatan)?
2. Apakah ada hubungan antara karakteristik konsumen yang terdiri dari usia,
jenis kelamin, pendidikan, dan pendapatan dengan preferensi konsumen
atas pilihan paket – paket isi ulang pulsa IM3 PT. Indosat, Tbk (study
kasus pada Galery Indosat di Surabaya)?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Ingin mengetahui dan menganalisis bagaimana preferensi konsumen
terhadap pilihan paket-paket isi ulang pulsa IM3, PT. Indosat, Tbk (study
kasus pada Galery Indosat di Surabaya) berdasarkan karakteristik
konsumen (usia, jenis kelamin, pendidikan dan pendapatan).
2. Ingin mengetahui dan menganalisis apakah ada hubungan antara
karakteristik konsumen yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan
dan pendapatan dengan preferensi konsumen atas pilihan paket – paket isi
ulang pulsa IM3 PT. Indosat, Tbk (study kasus pada Galery Indosat di
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara Teoritis
Sebagai pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan atau teori
yang selama ini sudah didapatkan pada waktu kuliah.
b. Secara Praktis
1. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen untuk mengembangkan bisnis
pertelekomunikasian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pemasaran
2.1.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen terdiri atas perancangan dan pelaksanaan rencana-rencana.
Fungsi-fungsi yang pertama harus dilakukan oleh manager adalah fungsi
perencanaan. Untuk membuat perencanaan jangka panjang, manajer harus
menyediakan banyak waktu. Oleh karena itu, ia harus mendelegasikan
keputusan-keputusannya yang rutin dilakukan setiap hari pada bawahan.
Bagi perusahaan yang penjualannya masih berfluktuasi harus lebih matang
dalam membuat rencananya.
Untuk itu dijelaskan definisi mengenai manajemen pemasaran.
Menurut Catur Rismiati (2001:33), Manajemen Pemasaran merupakan
manajemen yang diterapkan dalam pemasaran atau kegiatan yang
ditujukan untuk memuaskan kebutuhan manusia agar dapat efektif dan
efisien.
Menurut Buchari Alma (2002:130), yang mengutip pendapat Philip
Kotler, Marketing Management is the analisys, planning, implementation,
and control of program designed to create, build and maintain beneficial
exchanges with target buyer for the purpose of achieving organitational
perencanaan, penerapan, dan mengawasi program yang dirancang untuk
menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran
menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi.
Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
Manajemen Pemasaran adalah seluruh kegiatan yang meliputi proses
perencanaan hingga pengawasan pemasaran barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang menguntungkan bagi pasar sasaran dan
perusahaan.
2.1.1.2 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan untuk berkembang dan mendapatkan laba.
Berhasil atau tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada
keahlian mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun
bidang lain. Selain itu juga, tergantung pada kemampuan pengusaha untuk
mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan
dengan lancar.
Menurut Buchari Alma (2002:5), yang mengutip pendapat Philip
Kotler, Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
Sedangkan menurut Catur Rismiati (2001:18), yang mengutip dari
AMA (American Marketing Association), Pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan konsep, penentuan harga promosi, dan
pendistribusian gagasan, barang dan jasa, organisasi dan peristiwa untuk
menciptakan dan memelihara hubungan yang memuaskan untuk tujuan
perorangan dan organisasi.
Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
Pemasaran adalah seluruh kegiatan yang meliputi proses perencanaan,
konsepsi harga, promosi, dan pendistribusian ide, menciptakan peluang
yang memuaskan individu dan sesuai dngan yujuan organisasi.
2.1.1.3 Pengertian Konsep Pemasaran
Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan
faktor penting untuk mencapai suksesnya suatu usahanya. Konsep
pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan
kebutuhan konsumen. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut
konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.
Untuk itu dijelaskan mengenai definisi konsep pemasaran.
Konsep Pemasaran menurur Buchari Alma (2002:14) adalah
merupakan kegiatan pemasaran perusahaan yang didasari pada premis
bahwa konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginannya, dan konsumen dapat dikelompokkan
meneliti dan menetapkan segmentasi dan memilih pasar serta
mengembangkan program pemasran secara efektif.
Menurut Philip Kotler (1997:18), Konsep Pemasaran pada dasarnya
berlandaskan pada empat tiang utama, yaitu:
a. Pasar sasaran
Tidak ada perusahaan yang dapat beroperasi di semua pasar dan
memuaskan semua kebutuhan. Perusahaan dapat berhasil jika mereka
menetapkan batas pasar sasaran secara cermat.
b. Kebutuhan pelanggan
Dasar pemikiran yang berorientasi kepada pelanggan
mengharuskan perusahaan untuk secara cermat menetukan kebutuhan
pelanggan dari sudut pandang pelanggan, bukan dari sudut pandangnya
sendiri. Tujuannya dalah menciptakan penjualan melalui kepuasan
pelanggan.
c. Pemasaran terpadu
Pemasaran terpadu memiliki makna dua hal yaitu, pertama:
beragam fungsi pemasaran, armada penjualan, periklanan, riset
pemasaran, dan lain-lain harus bekerja sama. Kedua: pemasaran harus
bekerja sama secara baik dengan bagian-bagian lain dari perusahaan.
d. Kemampulabaan
Bagi perusahaan swasta, tujuan utama adalah laba, bagi organisasi
nirlaba atau kemasyarakatan adalah mempertahankan dan
2.1.2 Perilaku Konsumen
Agar dapat mengetahui konsep pemasaran dengan baik, kita harus
mengetahui perilaku konsumen, supaya perusahaan dapat merancang suatu
bentuk strategi pemasaran sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh
tanggapan efektif dari konsumen. Pemahaman perilaku konsumen
dibutuhkan untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, hal ini
merupakan kewajiban bagi perusahaan khususnya bagi manajer pemasaran
agar dapat merumuskan kebijakan pemasaran yang tepat. Pemahaman
perilaku konsumen dapat membantu manajer merencanakan, pelaksanaan,
pengendalian strategi pemasaran dalam rangka pencapaian tujuan
perusahaan yakni laba.
Dengan adanya perubahan perilaku konsumen yang sejalan dengan
perubahan lingkungan bisnis, perlu mendapatkan perhatian dari
perusahaan. Kenyataannya, perilaku konsumen tidaklah mudah untuk
dipelajari karena banyak kendala yang harus dihadapi. Mengingat
banyaknya variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen yang
dilakukan hendaknya tidak hanya sebatas pada bagian yang tampak saja,
tetapi hendakanya juga bagian yang tidak tampak atau sulit diamati seperti
perilaku konsumen hingga pada proses pembelian maupun pembelian
ulang.
2.1.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Istilah perilaku konsumen seringkali digunakan atau dipakai
produk barang atau jasa, kebutuhan dan keinginan konsumen berkaitan
dengan sikap dan perilaku konsumen.
Definisi perilaku konsumen menurut Nugroho J. Setiadi (2003:3),
Perilaku Konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan
kognisi, perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan
pertukaran dalam hidup mereka.
Menurut Husein Umar (2003:50), perilaku konsumen adalah tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Dari definisi diatas, maka perilaku konsumen (consumer behavior)
adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa beserta
didalamnya terdapat proses pengambilan keputusan mengkonsumsi suatu
produk.
Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau jasa,
pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas
pertanyaan seperti apa (what) yang dibeli, dimana membeli (where),
bagaimana kebiasaan (how often) membeli dan dalam keadaan apa (under
what condition) barang-barang dan jasa-jasa dibeli. Keberhasilan
perusahaan dalam pemasaran perlu didukung pemahaman yang baik
konsumen perusahaan dapat merancang apa saja yang diinginkan
konsumen.
2.1.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut
Nugroho J. Setiadi (2003:11) yaitu:
1. Faktor-faktor kebudayaan
Faktor-faktor kebudayaan yang mempengaruhi perilaku konsumen
meliputi:
a. Kebudayaan
Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang
yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya
sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian
besar adalah dipelajari.
b. Sub-budaya
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-sub budaya yang lebih kecil
yang memberikan identifikasi dan sosialisi yang lebih spesifik
untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi
empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan,
kelompok ras, area geografis.
c. Kelas sosial
Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif
tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai,
minat dan perilaku yang serupa.
2. Faktor-faktor sosial
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perilaku konsumen
meliputi:
a. Kelompok referensi
Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok
yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku seseorang. Beberapa di antaranya
adalah kelompok-kelompok primer, yang dengan adanya interaksi
yang cukup berkesinambungan, seperti keluarga, teman, tetangga,
dan teman sejawat. Kelompok-kelompok sekunder, yang
cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang
berkesinambungan.
Para pemasar berusaha mengidentifikasi tiga
kelompok-kelompok referensi dari yaitu pertama, kelompok-kelompok referensi
memperlihatkan pada seseorang perilaku dan gaya hidup baru.
Kedua, mereka juga mempengaruhi sikap dan konsep jati-diri
seseorang karena orang tersebut umumnya ingin menyesuaikan
diri. Ketiga, mereka menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri
b. Keluarga
Terdapat dua keluarga dalam kehidupan pembeli, yang pertama
adalah keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang.
Dari orang tualah seseorang mendapatkan pandangan tentang
agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi, nilai atau
harga diri dan cinta. Kelurga prokreasi, yaitu pasangan hidup
anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan
konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah
diteliti secara intensif.
c. Peran dan status
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama
hidupnya (keluarga, klub, organisasi). Posisi seseorang dalam
setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.
3. Faktor-faktor pribadi
Faktor-faktor pribadi yang mempengaruhi perilaku konsumen
meliputi:
a. Umur dan tahap daur hidup
Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan
berubah-ubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang
b. Pekerjaan
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok
pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan
jasa.
c. Keadaan ekonomi
Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah
terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya,
stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk
presentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk
meminjam dan sikap terhadap mengerluakan uang lawan dari
menabung.
d. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang
diekspresikan oleh kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya
hidup menggambarkan ”seseorang secara keseluruhan” yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup juga
mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
e. Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari
setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan
yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel
4. Faktor-faktor psikologi
Faktor-faktor pribadi yang mempengaruhi perilaku konsumen
meliputi:
a. Motivasi
Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak
untuk mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap
kebutuhan itu.
b. Persepsi
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang
memilih, mengorganisasi, mengartikan, memasukan informasi
untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.
c. Proses belajar
Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang
individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku
manusia diperoleh dengan mempelajarinya.
d. Kepercayaan dan sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan
dan sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku pembelian.
2.1.3 Preferensi Konsumen
2.1.3.1 Pengertian Preferensi Konsumen
Menurut Philip Kotler dalam jurnal Pangan Plus (2005), Preferensi
terhadap produk yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan
kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Teori
preferensi digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen,
misalnya ada seorang konsumen ingin mengkonsumsi suatu produk
dengan sumberdaya terbatas, maka ia herus memilih alternatif sehingga
nilai guna atau utilitas yang diperoleh mencapai optimal. Studi seperti ini
akan memberikan petunjuk untuk mengembangkan produk-produk baru,
karakteristik atau ciri produk, harga dan bauran pemasaran lainnya.
2.1.3.2 Persepsi Konsumen
Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi,
dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab
keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat didefinisikan juga
sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima terhadap stimuli dasar
seperti cahaya, warna suara. Dengan adanya itu semua maka akan tinbul
persepsi. Pengertian dari persepsi adalah proses dimana stimuli-stimuli itu
diseleksi, diorganisasikan dan diinterpretasikan.
Menurut William J. Stanton yang dikutip dalam buku Perilaku
Konsumen karangan Nugroho J. Setiadi (2003:160), Persepsi dapat
didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman
masa lalu, stimuli (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima
indera.
Sedangkan menurut Webster yang dikutip dalam buku Perilaku
proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasi, dan
diinterpretasikan.
Persepsi manusia dibentuk oleh tiga pasang pengaruh:
1. Karakteristik dari stimuli
2. Hubungan stimuli dengan sekelilingnya
3. Kondisis-kondisi didalam diri manusia sendiri
Stimuli atau stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual atau
komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi individu.
Kita merasakan bentuk, warna, suara, sentuhan, aroma, dan rasa dari
stimuli. Perilaku kita kemudian dipengaruhi oleh persepsi-persepsi fisik
ini. Para pemasar harus menyadari bahwa manusia-manusia terbuka
terhadap jumlah stimuli yang sangat banyak. Karena itu, seorang pemasar
harus menyediakan sesuatu yang khusus sebagai stimuli yang jika ia ingin
menarik perhatian konsumen.
Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh
karena itu persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh
seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu,
satu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi
secara substansil bisa sangat berbeda dengan realitas.
2.1.3.3 Sikap Konsumen
Dalam tahapan proses pengambilan keputusan konsumen, setelah
konsumen melakukan pencarian dan pemrosesan informasi, langkah
konsumen akan meyakini informasi yang diterimanya dan memilih merek
tertentu untuk dibeli, hal ini berkaitan dengan sikap yang dikembangkan.
Keyakinan-keyakinan dan pilihan konsumen atas suatu merek adalah
merupakan sikap konsumen. Dalam banyak hal, sikap terhadapmerek
tertentu akan mempengaruhi apakah konsumen jadi membeli atau tidak.
Sikap positif terhadap merek itu, tetapi sebaliknya sikap negatif akan
menghalangi konsumen untukmelakukanpembelian.
2.1.3.3.1 Definisi Sikap Konsumen
Sikap disebut juga sebagia konsep yang paling khusus dan sangat
dibutuhkan dalam psikologis sosial kontemporer. Sikap juga merupakan
salah satu konsep yang paling penting yang digunakan pemasar untuk
memahami konsumen.
Definisi awal sikap dikemukakan oleh Thurstone yang dikutip dalam
buku Perilaku Konsumen karangan Nugroho J. Setiadi (2003:214), Sikap
dilihat sebagai salah satu konsep yang cukup sederhana yaitu jumlah
pengaruh yang dimiliki seseorang atas atau menentang suatu objek.
Menurut Gordon Allport dalam buku Perilaku Konsumen karangan
Nugroho J. Setiadi (2003:214), Sikap adalah suatu mental dan syaraf
sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui
pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis
terhadap perilaku.
Jika dianalogikan dengan sikap konsumen terhadap suatu merek berarti
mengevaluasi merek baik disenangi ataupun tidak disenangi secara
konsisten. Dengan demikian, konsumen mengevaluasi merek tertentu
secara keseluruhan dari yang paling jelek sampai paling baik.
Kombinasi tiga jenis tanggapan (pikiran, perasaan, dan tindakan) ke
dalam model tiga unsur dari sikap (Tripartite Model of Attitude). Dalam
skema ini sikap dipandang mengandung tiga komponen yang terkait yaitu
kognisi (pengetahuan tentang objek), afeksi (evaluasi positif atau negatif
terhadap suatu objek) dan conation (perilaku aktual terhadap suatu objek).
Sikap mewakili perasaan senang atau tidak senang konsumen terhadap
objek yang dipertanyakan. Kepercayaan (kognisi) dan keinginan untuk
bertindak (conation) dipandang memiliki hubungan dengan sikap dan
merupakan konsep kognitif yang terpisah, bukan merupakan bagian dari
sikap itu sendiri.
2.1.3.3.2 Fungsi-Fungsi Sikap
Adapun fungsi-fungsi sikap yang dikembangkan oleh Daniel Kazt
yang menklasifikasikan empat sikap yaitu:
1. Fungsi Utilitarian
Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar
imbalan dan hukuman. Di sini konsumen mengembangkan beberapa
sikap terhadap produk atas dasar apakah suatu produk memberikan
2. Fungsi Ekspresi Nilai
Konsumen mengembangkan sikap terhadap suatu merek produk
bukan berdasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan atas
kemampuan merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada
pada dirinya.
3. Fungsi Mempertahankan Ego
Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk
melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan internal,
sehingga membentuk fungsi mempertahankan ego.
4. Fungsi Pengetahuan
Sikap membantu konsumen mengorganisasikan informasi yang
begitu banyak yang setiap hari dipaparkan pada dirinya. Fungsi
pengetahuan dapat membantu konsumen mengurangi ketidakpastian
dan kebingungan dalam memilah-milah informasi yang relevan dan
tidak relevan dengan kebutuhannya.
2.1.4 Produk
2.1.4.1 Pengertian Produk
Pengertian produk menurut E. Catur Rismiati – Ig Bondan Suratno
(2001:198), Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba
maupun tidak dapat diraba, termasuk juga bungkus, warna, harga, prestise
perusahaan, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh
Menurut Fandy Tjiptono (2000: 95), Produk merupakan segala sesuatu
yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari,
dibeli, digunakan atau dikonsumsi konsumen sebagai pemenuhan
kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang
ditawarkan yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik (seperti sepeda
motor, komputer, TV, buku teks dan lain-lain), jasa (restoran, penginapan,
transportasi), orang atau pribadi (Madonna, Tom Hanks, Micheal Jordan),
tempat (Pantai Kuta, Danau Toba), Organisasi (Ikatan Akuntan Indonesia,
Pramuka, PBB), dan ide (Keluarga Berencana). Jadi, produk bisa berupa
manfaat tangible (berwujud) maupun intangible (tidak berwujud) yang
dapat memuaskan pelanggan.
Dari definisi diatas adalah konsumen membeli suatu produk tidak
hanya sekedar kumpulan atribut-atribut fisik saja, tetapi pada dasarnya
konsumen membayar sesuatu yang memiliki manfaat (benefit) yang dapat
digunakan sebagai pemuas kebutuhannya.
Oleh karena itu, produk bukan hanya yang berwujud saja (tangible)
saja seperti barang (goods), melainkan juga yang tidak berwujud
(intangible) seperti jasa (services).
2.1.4.2 Klasifikasi Produk
Menurut E. Catur Rismiati dan Ig. Bondan Suratno (2001:199) suatu
produk dapat diklasifikasikan atau digolongkan dalam beberapa
1. Klasifikasi Produk Menurut Wujudnya
Menurut pendekatan ini, produk dapat digolongkan ke dalam dua
macam, yaitu:
a. Produk yang berwujud
Produk yang berwujud disebut juga barang. Secara nyata
produk yang berwujud adalah produk yang mempunyai wujud
secara konkret dimana secara fisik produk ini bisa dilihat dengan
mata atau dapat diraba wujudnya sebagai alat pemuas kebutuhan.
b. Produk yang tidak berwujud
Produk yang tidak berwujud disebut juga jasa. Jasa dikatakan
sebagai produk yang tidak berwujud karena secara fisik jasa
tersebut tidak bisa dilihat atau diraba. Konsumen dapat merasakan
manfaat pemakaian jasa tersebut dan dapat membedakan perbedaan
manfaat jasa yang satu dibandingkan dengan jasa lainnya, namun
konsumen tidak dapat mendeskripsikan bagaimana wujudnya
secara konkret.
2. Klasifikasi Produk Menurut Tingkat Pemakaian
Menurut tingkat pemakaian dan kekonkretannya, produk dapat
digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Produk Tahan Lama (durable goods)
Barang tahan lama adalah barang berwujud yang dapat
bertahan dalam jangka waktu yang lama yang dapat dipakai
meski dipakai berkali-kali. Contoh: komputer, kendaraan dan
sebagainya.
b. Produk Tidak Tahan Lama (non durable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya
dapat dikonsumsi hanya satu atau beberapa kali saja dan akan cepat
habis. Contoh: makanan, sabun, parfum dan sebagainya.
3. Klasifikasi Produk Menurut Tujuan Pemakaian oleh si Pemakai
Menurut tujuan pemakaiannya, produk dapat digolongkan menjadi
dua macam, yaitu:
a. Produk Konsumsi
Parang konsumsi adalah barang-barang yang dibeli dengan
tujuan untuk dipakai sendiri dan bukan untuk dijual maupun
diproses lagi. Produk konsumsi dapat dikelompokkan menjadi
empat golongan sebagai berikut:
1) Produk Konvinien (Convinience Products) atau Produk
Kebutuhan Sehari-hari
Produk kebutuhan sehari-hari adalah barang yang pada
umumnya dipakai sering kali dan mudah dicari. Contoh: Beras,
pasta gigi, permen, parfum dan sebagainya
2) Produk Shopping (Shopping Products) atau Produk Belanjaan
Produk yang dalam proses memilih dan membelinya harus
membandingkan kesesuaian harga, mutu, dan modelnya.
3) Produk Spesial (Speciality Products) atau Produk Khusus
Produk khusus adalah barang yang mempunyai ciri khas
atau merek tertentu dan hanya dapat dibeli ditempat tertentu
saja. Contoh : perhiasan, barang antik, mobil mewah dan
sebagainya.
4) Produk Yang Tidak Dicari
Konsumen dapat mengetahui atau tidak mengetahui
mengenai produk ini, namun pada umumnya konsumen tidak
berminat untuk membelinya. Contoh: asuransi jiwa, kamus
ensiklopedi dan sebagainya.
b. Produk Industri
Produk industri adalah Produk-produk yang dibeli dengan
tujuan untuk diproses kembali bagi kepentingan industri. Produk
ini dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu:
1) Bahan dan Suku Cadang
Bahan dan suku cadang adalah produk yang seluruhnya
digunakan untuk membuat barang jadi. Contoh: jerami
digunakan untuk membuat kertas, benang digunakan untuk
membuat tekstil dan sebagainya.
2) Barang Modal
Barang modal adalah barang-barang yang tidak masuk ke
hasil jadi barang akhir. Contoh: peralatan kantor, mesin dan
3) Perbekalan dan Pelayanan (Supplies and Service)
Perbekalan operasional adalah barang-barang yang
digunakan dalam kegiatah harian perusahaan. Contoh: kertas,
bulpoin, bola lampu dan sebagainya. Dalam usaha jasa
pelayanan contohnya yaitu: jasa perawatan dan perbaikan.
2.1.4.3 Atribut Produk
Menurut E. Catur Rismiati dan Ig. Bondan Suratno (2001:2004),
variabel-variabel produk yang perlu dibahas sehubungan dengan
pemasaran produk adalah: atribut produk, merek, kemasan, label, dan
pelayanan pelanggan. Semua produk memiliki atribut berwujud seperti
mutu, ciri-ciri dan model (desain). Semua atribut produk terbentuk dalam
proses realisasi produk yang akhirnya dibuat prototipe produk.Setelah
perusahaan memperkenalkan atribut produk dipasaran, maka ia akan
menyempurnakan atribut produk agar bisa bertahan dalam menghadapi
tantangan dalam siklus kehidupan produk. Misalnya saja agar penjualan
dapat ditingkatkan, maka mutu produk harus ditingkatkan atau dikurangi,
ciri-ciri produk harus ditambah atau sebagian dihapus, dan model (desain)
perlu diubah. Berikut ini akan diuraikan sehubungan dengan masalah
masing-masing atribut produk.
2.1.4.3.1 Mutu Produk
Dalam proses perencanaan produk, seorang pengusaha harus
menetapkan derajat mutu tertentu bagi produknya karena hal ini akan
buku Pemasaran Barang dan Jasa karangan E. Catur Rismiati dan Ig.
Bondan Suratno (2001:204) mendefinisikan mutu adalah kemampuan yang
bisa dinilai dari suatu merek dalam menjalankan fungsinya. Maka mutu
merupakan pengertian gabungan dari daya tahan, keandalan, ketepatan,
kemudahan pemelihara dan perbaikan serta segala atribut lain. Derajat
mutu produk di pasar dapat dikelompokkan ke dalam empat tingkat, yaitu:
reendah, rata-rata, tinggi dan istimewa.
Berdasarkan penelitian, ternyata ada hubungan positif antara mutu
produk dengan tingkat keuntungan. Semakin tinggi mutu produk, maka
tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan pun akan semakin tinggi.
Dengan kualitas yang tinggi, hal ini memungkinkan perusahaan memasang
harga tinggi pula, sedangkan pengeluaran biaya yang dibutuhkan untuk
peningkatan kualitas ini ternyata tidak begitu besar. Sementara itu
perusahaan harus mengambil keputusan tentang cara-cara menangani
kualitas produk dari waktu ke waktu. Untuk meningkatkan volume
penjualan, perusahaan dapat memilih tiga strategi, yaitu peningkatan
kualitas, mempertahankan kualitas, dan pemalsuan kualitas. Perlu diingat
bahwa untuk strategi yang ketiga ini dalam jangka panjang justru dapat
merugikan kelangsungan hidup produk di pasar.
2.1.4.3.2 Ciri-ciri Produk
Menurut E. Catur Rismiati dan Ig. Bondan Suratno (2001:204), produk
apa pun dapat dipasarkan dengan ciri-ciri yang beragam. Sebagai contoh
diminati masyarakat Indonesia. Konsumen mobil kiranya akan
menginginkan mobil yang lebih sempurna seperti pintu otomotis, AC,
taperecorder, dan lain sebagainya. Perusahaan harus mengidentifikasi
mana ciri-ciri pilihan (optional) yang lebih sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Pada awalnya perusahaan dapat memperkenalkan produk
dengan ciri-ciri yang standar, namun kemudian produk tersebut dilengkapi
dengan tambahan ciri-ciri lain sesuai dengan mode atau tren pasar.
2.1.4.3.3 Desain Produk
Menurut E. Catur Rismiati dan Ig. Bondan Suratno (2001:204), desain
produk adalah penampilan produk yang menunjukkan gaya atau corak
yang bertujuan untuk dapat menciptakan semacam kepribadian tersendiri
sehingga menonjol bila dibandingkan dengan produk pesaing yang
kelihatan serupa.
Cara lain untuk menunjukkan perbedaan produk adalah dengan
menampilkan gaya, corak atau desain. Misalnya dalam bidang komputer,
IBM lebih mempunyai keunggulan dalam menciptakan desain produk
apabila dibandingkan dengan APPLE yang bergerak pada bidang yang
sama sehingga produk keluaran IBM lebih diminati dan sangat laku di
pasaran. Pada hakikatnya, desain yang cantik akan membawa keuntungan.
Desain dapat menciptakan semacam kepribadian tersendiri sehingga
menonjol bila dibandingkan dengan produk pesaing yang kelihatan serupa.
Dalam siklus kehidupan produk yang pada tahap penurunan, desain yang
mampu memperlihatkan nilai tertentu dan mempermudah konsumen dalam
memilih barang.
2.1.4.4 Siklus Kehidupan Produk
Produk yang dianggap paling sukses atau berhasil adalah produk yang
mengalami siklus kehidupan. Sedangkan siklus hidup itu merupakan
perjalanan penjualan dan laba sebuah produk sepanjang hidupnya.
Menurut Fandy Tjiptono (2000:281), perjalanan hidup suatu produk
meliputi empat tahap berbeda empat tahap itu antara lain adalah :
1. Tahap Perkenalan
Pada tahap ini barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan
merupakan barang baru, sehingga perusahaan harus berusaha
mendorong untuk meningkatkan permintaan untuk satu macam
produk. Ciri – ciri dari tahap perkenalan tersebut antara lain: biaya
produksi masih tinggi, volume penjualan rendah, laba masih negatif,
biaya promosi masih tinggi, pesaing masih sedikit.
2. Tahap Pertumbuhan
Pada tahap ini penjualan meningkat, konsumen mulai memerlukan
dan membutuhkan produk yang ditawarakan oleh perusahaan. Ciri–ciri
tahap pertumbuhan ini yaitu:
a. Kegiatan promosi terutama periklanan dapat dikurangi, akan tetapi
masih harus dipertahankan karena adanya pesaing yang masuk
b. Penjualan akan meningkat secara cepat
d. Para pesaing mulai bertambah
e. Pelanggan adalah pengadopsi awal
3. Tahap Kedewasaan
Tahap kedewasaan ini biasanya berlangsung lebih lama dari tahap
sebelumnya dan merupakan tantangan bagi perusahaan. Ciri – ciri
dalam tahap kedewasaan ini antara lain: penjualan mencapai puncak,
biaya per pelanggan rendah, laba tinggi, pelanggan mayoritas tengah
atau pelanggan tetap, pesaing jumlahnya tetap dan mulai menurun.
4. Tahap Kemunduran
Dalam tahap ini volume penjualan dan tingkat keuntungan yang
diperoleh perusahaan mulai menurun. Panjang atau lamanya tahap
kemunduran ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Penjualan menurun hal ini terjadi karena perubahan akan selera
konsumen, kemajuan teknologi, dan peningkatan persaingan
b. Biaya per perlanggan rendah
c. Laba menurun
d. Pelanggan mulai meninggalkan kepada produk lain
e. Pesaing jumlahnya menurun
2.1.5 Pengembangan Produk
2.1.5.1Pengertian Pengembangan Produk
Pengertian pengembangan produk menurut Drs. Zulian Yamit, M.Si
upaya perusahaan untuk senantiasa menciptakan produk baru,
memperbaiki atau memodifikasi produk lama agar dapat memenuhi
tuntutan pasar dan selera pelanggan.
Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai
dengan analisa persepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan
aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua
fungsi yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling
penting bagi proyek pengembangan produk menurut Cross (2000) adalah
1. Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara
perusahaan dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi
proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan
identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara
khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan,
menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi
produk.
2. Perancangan (desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam
mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan
3. Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang
dan mengoperasikan system produksi pada proses produksi produk.
Fungsi ini melingkupi pembelian, instalasi, dan distribusi.
2.1.5.2Pentingnya Pengembangan Produk
Kebanyakan organisasi bisnis yang berhasil mencapai tujuannya
karena mereka selalu berusaha untuk memberikan produk atau jasa yang
ditawarkan sesuai dengan keinginan knsumen dan pelanggan. Banyak
perusahaan senantiasa berupaya untuk menciptakan produk baru,
memperbaiki atau memodifikasi produk lama agar dapat memenuhi
tuntutan pasar dan selera pelanggan.
Hal ini karena dari hari ke hari diprediksikan jenis produk akan
meningkat, konsumen akan banyak pilihan dan akan cepat bosan dengan
produk kerena banyaknya bermunculan produk-produk baru. Oleh karena
itu, diperlukan kejelian dan kejeniusan dalam memenuhi keinginan
pelanggan dengan melakukan pengembagan produk.
2.1.5.2Faktor – Faktor yang Mendorong Pengembangan Produk
Faktor–faktor yang mendorong adanya pengembangan produk menurut
Drs. Zulian Yamit, M.Si dalam bukunya Manajemen Produksi dan Operasi
edisi 2 (2005:36), yaitu:
2. Keinginan untuk menekan biaya (efisiensi)
3. Keinginan untuk meningkatkan kualitas produk
4. Kemerosotan kinerja perusahaan
5. Melemahnya bergaining position dalam menghadapi para supplier
6. Pesaing semakin kuat
7. Perubahan teknologi
8. Usia produk semakin pendek.
2.1.5.3Strategi Pengembangan Produk
Menurut Drs. Zulian Yamit, M.Si dalam bukunya Manajemen
Produksi dan Operasi edisi 2 (2005:38), strategi pengembangan produk
dapat dilakukan dengan 4 pendekatan, yaitu:
1. Modifikasi bauran produk
Modifikasi bauran produk yaitu mengubah bauran produk dalam
satu lini.
2. Perluasan lini produk
Perluasan lini produk yaitu menambahkan lini baru suatu produk.
3. Menambah citra manfaat produk (produk complement)
Menambah citra manfaat produk yaitu menambah manfaat yang
4. Diversifikasi produk
Diversifikasi produk yaitu mencari dan mengembangkan produk
atau pasar yang baru, atau keduanya, dalam rangka mengejar
pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas.
2.1.5.4Inovasi Produk
Inovasi produk menurut M.Syamsul Ma’arif Hendri Tanjung dalam
bukunya Manajemen Operasi (2003:154) ada 7 bentuk, yaitu:
1. Meningkatkan pengguna (increasing usage)
2. Menemukan pengguna baru (finding new uses)
3. Memasuki suatu pasar baru (entering new market)
4. Mengubah positioning merk tertentu (repositioning the brand)
5. Menambah manfaat dari produk atau jasa yang ada (augmenting the
product / service)
6. Membuat produk yang adajadi usang (obseleting existing product)
7. Memperluas penggunaan merk yang sama pada produk lain (extended
the brand)
2.1.6 Jasa
2.1.6.1 Pengertian Jasa
Menurut Kotler (2000:16), sebagai salah satu bentuk produk, jasa
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat
intangible (tidak berwujud) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Menurut Payne Adrian (2000:8), jasa merupakan suatu kegiatan yang
memiliki beberapa unsur ketidakberwujudan (intangibility) yang
berhubungan dengannya, yang melibatkan beberapa interaksi dengan
konsumen atau dengan properti dalam kepemilikannya, dan tidak
menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan kondisi mungkin saja
terjadi dan produksi jasa bisa saja berhubungan atau bisa pula berkaitan
dengan produk fisik.
Dari dua definisi di atas, maka jasa merupakan setiap kegiatan atau
manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain berupa
barang tidak berwujud (intangible) serta tidak berakibat kepada
kepemilikan.
2.1.6.2 Karakteristik Jasa
Menurut Fandy Tjiptono (2000: 136), pada dasarnya jasa mempunyai
empat karakteristik unik yang paling sering dijumpai dalam jasa, antara
lain:
1. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa berbeda dengan barang. Jika barang merupakan suatu obyek,
alat, atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja
dan tidak berwujud. Bila barang dapat dimiliki, maka jasa hanya bisa
dikonsumsi tetapi tidak dimiliki. Meskipun sebagian besar jasa dapat
berkaitan dan didukung oleh produk fisik, esensi dari apa yang dibeli
pelanggan adalah kinerja yang diberikan oleh produsen kepadanya.
Jasa bersifat intangible, maksudnya tidak dapat dilihat, dirasa,
dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.
Konsep intangible pada jasa memilki dua pengertian, yaitu:
a. Sesuatu yang tidak dapt disentuh dan tidak dapat diraba.
b. Sesuatu yang tidak dapat dengan mudah didefinisikan,
diformulasikan, atau dipahami secara rohaniah.
Dengan demikian, orang tidak dapat menilai kualitas jasa
sebelum ia merasakannya atau mengkonsumsinya sendiri. Bila
pelanggan membeli suatu jasa, ia hanya menggunakan,
memanfaatkan atau menyewa jasa tersebut. Pelanggan yang
bersanhkutan tidak lantas memiliki jasa yang dibelinya. Oleh karena
itu, untuk mengurangi ketidakpastian, para pelanggan akan
memperhatikan tanda-tanda atau bukti kualitas jasa tersebut. Mereka
akan menyimpulkan kualiatas jasa dari tempat (place), orang
(people), peralatan (equipment), bahan-bahan komunikasi
(comunication materials), simbol dan harga yang mereka amati.
memberikan bukti-bukti fisik dan perbandingan pada penawaran
abstraknya.
2. Heterogenity (bersifat variabel)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized
output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung
pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli
jasa sangat peduli dengan variabilitas yang tinggi ini dan sering kali
mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk
memilih. Dalam hal ini, penyedia jasa dapat melakukan tiga tahap
dalam pengendalian kualitasnya, yaitu:
a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang
baik.
b. Melakukan standardisasi proses pelaksanaan jasa
(service-performance process). Hal ini dapat dilakukan dengan jalan
menyiapkan suatu cetak biru (blue-print) jasa yang
menggambarkan peristiwa dan proses jasa dalam suatu diagram
alur, dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor potensial
yang dapat menyebabkan kegagalan dalam jasa tersebut.
c. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan
keluhan, survei pelanggan, dan comparison shopping
(perbandingan pembelanjaan), sehingga pelayanan yang kurang
3. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.
Sedangkan jasa di lain pihak, umumnya dijual terlebih dahulu, baru
kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi
antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam
pemasarn jasa. Kedua pihak mempengaruhi hasil (outcome) dari jasa
tersebut. Dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini, efektivitas
individu yang menyampaikan jasa (contac-personel) merupakan unsur
penting. Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada
proses rekrutmen, kompensasi, pelatihan, dan pengembangan
karyawannya.
4. Perishability (tidak tahan lama)
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat
disimpan dalam bentuk persediaan (inventory) di waktu yang lain.
2.1.6.3 Macam-macam Jasa
Dalam buku Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan karangan Arief
(2007 : 42), William J. Stanton membagi pengelompokan usaha jasa
menjadi dua bagian.
1. Jasa Komersial
Jasa komersial merupakan jasa yang diberikan oleh suatu
perusahaan, jasa rumah tangga, rekreasi dan hiburan, pendidikan
pribadi, jasa asuransi dan finansial, jasa transportasi, jasa komunikasi
2. Jasa Nonkomersial
Jasa nonkomersial merupakan jasa yang diberikan perusahaan
kepada konsumen yang membutuhkan dan perusahaan tersebut tidak
mencari keuntungan, misalnya panti asuhan, panti jompo, dan jasa lain
yang pada umumnya ditujukan untuk kepentingan sosial.
2.2 Kerangka Berfikir
Tingkat kesukaan (preferensi) seseorang terhadap suatu produk tergantung
dari berbagai latar belakang seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dan
pendapatan yang melahirkan tingkatan harapan yang berbeda pada setiap dari
konsumen. Dengan konsumen merasakan bahwa desain produk berupa
paket-paket isi ulang IM3 sudah memenuhi harapannya, tentu akan timbul suatu
perilaku atas sikap konsumen terhadap produk tersebut, sehingga pada
akhirnya akan semakin membentuk tingkat preferensi konsumen dengan
pilihan paket-paket isi ulang pulsa IM3 yang terdiri dari paket isi ulang
reguler, paket isi ulang pulsa SMS dan paket isi ulang pulsa internet.
Jadi secara kronologis, latar belakang k