• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI KEGIATAN PARENTING ORANGTUA TERHADAP ANAK DALAM CHANNEL YOUTUBE #TEMANTAPIMENIKAH (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES) PROPOSAL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "REPRESENTASI KEGIATAN PARENTING ORANGTUA TERHADAP ANAK DALAM CHANNEL YOUTUBE #TEMANTAPIMENIKAH (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES) PROPOSAL SKRIPSI"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

(ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

2022

(2)

i DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 9

1.3 Identifikasi Masalah ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Kegunaan Penelitian ... 10

1.5.1 Kegunaan Teoretis ... 10

1.5.2 Kegunaan Praktis ... 10

1.6 Waktu dan Periode Penelitian ... 10

BAB II ... 12

TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Tinjauan Pustaka ... 12

2.1.1 Media Baru (New Media) ... 12

2.1.2 Youtube ... 14

2.1.3 Parenting ... 16

2.1.4 Semiotika Roland Barthes ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 22

2.3 Kerangka Pemikiran ... 33

(3)

ii

BAB III ... 34

METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Paradigma Penelitian ... 34

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 35

3.2.1 Subjek Penelitian ... 35

3.2.2 Objek Penelitian ... 35

3.3 Unit Analisis Penelitian ... 35

3.4 Teknik Pengkumpulan Data ... 43

3.4.1 Data Primer ... 43

3.4.2 Data Sekunder ... 43

3.5 Teknik Analisis Data ... 43

3.6 Teknik Keabsahan Data ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 50

(4)

iii DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Waktu dan Periode Penelitian………..……11 Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu……….….32 Tabel 3.1 Unit Analisis Penelitian……….……....42

(5)

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penetrasi media sosial di Indonesia (We Are Social)………3 Gambar 1.2 Media sosial yang paling sering digunakan pengguna di Indonesia (We Are Social)………..………...3 Gambar 1.3 Channel Youtube #temantapimenikah………...6 Gambar 1.4 Contoh konten Youtube #temantapimenikah yang berjudul

“#DailyVlog - Berkunjung ke MUSEUM di Washington!”………..….7 Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes………..……22

(6)

v DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Unit Analisis 1………..……….50

Lampiran 2: Unit Analisis 2………..……….50

Lampiran 3: Unit Analisis 3………..……….50

Lampiran 4: Unit Analisis 4………...………51

Lampiran 5: Unit Analisis 5………...………51

Lampiran 6: Unit Analisis 6………...………51

Lampiran 7: Unit Analisis 7………...………52

Lampiran 8: Unit Analisis 8………..……….52

Lampiran 9: Unit Analisis 9………...………52

Lampiran 10: Unit Analisis 10………..……53

Lampiran 11: Hasil iThenticate………..………...53

(7)

1 BAB I

1.1 Latar Belakang

Di era digital saat ini, penggunaan media terus meningkat. Salah satunya adalah Youtube.

Youtube menjadi platform favorit dari macam-macam kalangan, mulai dari anak-anak, remaja sampai orang dewasa. Menurut Sianipar (2013) Youtube merupakan suatu pangkalan data menyimpan konten video yang populer di media sosial dan menghidangkan berbagai macam informasi yang sangat membantu. Youtube memiliki kegunaan untuk mencari sebuah informasi video atau melihat video secara langsung.

Youtube dibuat untuk situs membagikan video yang terkenal, terutama untuk kalangan generasi muda dan juga Youtube merupakan situs untuk memberi informasi di era digital sekarang. Hampir sebagian besar generasi muda memakai Youtube dalam kehidupan sehari-harinya. Dikutip dari Tempo.co (https://tekno.tempo.co/read/1514479/inilah- konten-youtube-yang-sering-ditonton-netizen-indonesia/full&view=ok) diakses pada 18 November 2021, menurut data datareportal.com pada tahun 2021, pengguna aplikasi Youtube dari usia 15 sampai 64 tahun ada sebanyak 93,8 persen dari total pemakai internet di Indonesia. Apabila dijumlahkan, angka tersebut sama dengan 190 juta orang.

Dikutip dari Kompasiana (https://www.kompasiana.com/grizzells 5510/61b3072a62a 70402c2132fe2/youtube-ladang-tempat-untuk-berkarya) diakses pada 18 November 2021, pada zaman yang serba canggih dikarenakan adanya arus globalisasi yang semakin berkembang seiring berjalannya waktu, dimana sudah diciptakannya new media, yang pada saat ini sudah menggantikan posisi media konvensional dalam memberikan suatu informasi kepada masyarakat. Menurut (McQuail, 2011) di bukunya mendefinisikan ciri utama dari new media yakni ada hubungan akses pada individu sebagai pengirim dan juga penerima catatan, interaktivitasnya, faedah yang beraneka macam sebagai perilaku yang terbuka, dan bawaannya yang ada dimana mana.

Sekarang, Youtube sebagai situs online video provider paling berkuasa di Amerika serikat, bahkan dunia, dengan menaklukkan 43% pasar. Diperkirakan 20 Jam durasi video di unggah ke Youtube per-menitnya dan mencapai 6 miliar views per hari. Di Youtube

(8)

2 penggunanya dibagi ke 2 kategori kelompok yakni kategori "Viewer" yaitu penonton dan

"Creator" yaitu yang membuat konten video-video tersebut. Youtube bisa menjadi sarana bagi penggunanya untuk berkarya. Selain itu, Youtube juga berfungsi untuk menyebarkan dan membagi informasi. Di Indonesia, banyak content creator yang memanfaatkan platform Youtube untuk menyalurkan karya yang dibuatnya. Karena, salah satu manfaat dari penggunaan Youtube yaitu memiliki peran penting untuk menyukseskan dan meningkatkan industri dunia hiburan, dan juga dapat menambah pengetahuan penontonnya.

Dikutip dari Kompas.com (https://tekno.kompas.com/read/2021/02/24/08050027/riset- ungkap-lebih-dari-separuh-penduduk-indonesia-melek-media-sosial) diakses pada 18 November 2021, berdasarkan laporan dari agensi pemasaran We Are Social dan platform manajemen sosial media Hootsuite pada Januari 2021, dimana lebih dari setengah masyarakat Indonesia telah menggunakan sosial media. Menurut laporan Digital 2021:

The Latest Insight Into The State of Digital tersebut, terdapat 170 juta masyarakat telah memakai media sosial, dari jumlah masyarakat Indonesia yang berjumlah 274,9 juta penduduk. Dari data tersebut, angka penetrasi pengguna sosial media di Indonesia pun meningkat menjadi 61,8 persen.

Angka pemakaian aktif sosial media di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 6,3 persen atau 10 juta pengguna dibandingkan bulan Januari 2020. Pada periode yang sama pun, angka penggunaan internet di Indonesia mengalami pertumbuhan dari 15,5 persen atau 27 juta ke 202,6 juta.

(9)

3 Gambar 1.1

Penetrasi media sosial di Indonesia (We Are Social) Sumber: kompas.com

Generasi Y dan Generasi Z (Zoomer) menguasai pemakaian media sosial di Indonesia terbanyak bermula dari kalangan muda derasal dari generasi muda dengan usia rata-rata 25 sampai 34 tahun. Hampir semua atau 99,1 persen, 168,5 juta pemakai media sosial mengakses dari gawai seperti smartphone. Rata-rata orang Indonesia mengakses media sosial memakai 3 jam 14 menit dalam sehari.

Dilihat dari frekuensi pemakaian bulanan, Youtube adalah peringkat kesatu aplikasi media sosial yang terbanyak digunakan di Indonesia. Selanjutnya adalah WhatsApp, Instagram, Facebook, dan Twitter.

Gambar 1.2

Media sosial yang paling sering digunakan pengguna di Indonesia (We Are Social)

Sumber: kompas.com

Salah satu platform new media yang paling populer dipakai dikalangan masyarakat adalah Youtube. Youtube adalah situs web yang para penggunanya bisa memuat, melihat, dan membagi video clip secara free. Penulis memilih Youtube sebagai platform yang

(10)

4 digunakan untuk penelitian karena Youtube merupakan platform yang dapat digunakan orang dari berbagai kalangan usia.

Ada banyak konten yang tersedia di Youtube, salah satunya adalah vlog atau video blog.

Dalam vlog, orang akan bercerita layaknya membuat blog, tetapi orang tersebut bercerita dalam bentuk video, dan berbicara dalam menjelaskan alur cerita dalam blog tersebut.

Makin kesini, vlog sudah menjadi tren dikalangan anak-anak, remaja dan dewasa.

Sekarang sudah zaman nya berbagi cerita melalui format audio visual.

Vlogger merupakan sebutan untuk seseorang yang membuat video blog atau vlog, yang dimana cerita dalam vlog tersebut disampaikan dalam bentuk video. Video yang dibuat pun dapat berbentuk hasil rekaman dari profil seseorang, dan bisa juga berasal dari kegiatan yang dilakukannya dari berbagai macam aktivitas atau pengalaman nyata yang mereka sedang jalani, dimana kegiatan-kegiatan tersebut diceritakan dalam bentuk video (Media, 2009).

Untuk menjadi seorang vlogger, diperlukan peralatan dan kemampuan seseorang dalam mengambil gambar serta kemampuan dalam mengedit video. Selain itu, untuk menjadi seorang vlogger, kita juga harus memerhatikan promosi dan membagikan vlog yang dibuat untuk menarik, dan membuat banyak viewers dan subscibers di dalam video dan channel Youtube nya.

Dalam Bahasa Indonesia, subscribe dapat diartikan sebagai pelanggan. Sedangkan, dalam Youtube, pengertian dari subscribe adalah fitur untuk berlanggan konten dari suatu kanal.

Orang atau pengguna yang melakukan subscribe pada channel Youtube tertentu bisa disebut sebagai subscriber. Dengan melakukan langganan atau subscribe pada channel yang dipilih, pengguna dapat melihat konten terbaru dari channel yang mereka subscribe, dimana jika channel yang mereka subscribe mengunggah konten baru di Youtube, itu akan muncul ke dalam beranda mereka atau muncul di halaman subscription pengguna.

Selain itu, dengan melakukan subscribe pada channel tertentu, subscribe berguna untuk memudahkan penyebaran berbagai macam informasi seperti konten terbaru dari pembuat konten kepada pelanggan atau subscriber yang meng-subscribe channel pembuat konten tersebut (support.google.com). Sedangkan viewers adalah, jumlah yang menayangkan

(11)

5 video tersebut. Seorang vlogger juga harus selalu menyiapkan ide, alat-alat yang digunakan untuk vlog dan Teknik pengambilan video dan editing nya juga harus bagus.

Zaman sekarang, ada beberapa jenis vlogger dengan bermacam - macam konten yang mereka buat. Mulai dari konten kecantikan, komedi, game, kehidupan sehari-hari, fashion, family, travelling, musik, dan sebagainya.

Di zaman yang sudah serba canggih ini, konten vlog tidak hanya datang dari kalangan anak-anak dan remaja saja, tetapi juga berasal dari kalangan orang tua. Banyak orang tua yang membuat channel Youtube berupa vlog atau video blog, dimana kebanyakan orang tua yang membuat vlog ini membuat konten berupa momen bersama keluarga, seperti kegiatan di rumah, kegiatan berliburan bersama keluarga, dan lain sebagainya. Selain itu, orang tua yang membuat vlog juga biasanya memberikan tips dan saran mengenai parenting masa kini yang baik dan benar.

Salah satu jenis vlogger adalah Family Vlogger. Dalam vlog tersebut, orang menayangkan kegiatannya bersama keluarganya, dimana tentunya konten tersebut family friendly. Mulai dari kegiatan dirumah dengan anaknya, travelling keluar kota atau negeri, dan kegiatan lainnya bersama keluarga. Di Indonesia, cukup banyak pembuat konten yang menayangkan Family Vlog dalam kontennya, antara lain seperti #temantapimenikah, Baim Paula, Rans Entertainment, Gen Halilintar, dan masih banyak lagi. Salah satu pembuat konten Family Vlog yang memiliki keunikan tersendiri adalah

#temantapimenikah. Channel ini memiliki keunikan tersendiri dibanding channel Family Vlogger lainnya, karena selain menayangkan kegiatan sehari-hari bersama keluarga ataupun kegiatan liburan bersama keluarga, channel #temantapimenikah pada setiap kontennya juga memberikan pesan moral kepada orangtua dan anaknya, dimana pada setiap kontennya, Ayu dan Ditto selalu memberikan pesan secara tidak langsung kepada penontonnya mengenai pentingnya sikap parenting yang baik dan benar ke anaknya, dan bagaimana cara memperlakukan anak tidak hanya sebagai seorang anak, tetapi juga sebagai seorang sahabat. Sedangkan, dari sisi anak, yaitu Sekala, dimana Sekala selalu diberikan kebebasan untuk melakukan sesuatu yang diinginkan. Akan tetapi, dibalik kebebasan tersebut, Sekala dapat bertanggung jawab dan berani mencoba hal-hal baru.

(12)

6 Gambar 1.3

Channel Youtube #temantapimenikah Sumber: Data pribadi peneliti, 2021

Channel Youtube #temantapimenikah menayangkan daily vlog bersama keluarga.

Channel tersebut dimiliki oleh Ayudia Bing Slamet, dan suaminya Muhammad Pradana Budiarto atau yang terkenal dengan nama Ditto Percussion, dan anak mereka yang berumur 5 tahun Bernama Dia Sekala Bumi.

Selain channel Youtube #temantapimenikah, Dikutip dari Kompas.com (https://www.kompas.com/hype/read/2020/08/25/163000766/sinopsis-film-teman-tapi- menikah-ketika-friendzone-bisa-berakhir-bahagia?page=all) pada 25 Desember 2021, Teman Tapi Menikah atau #TemanTapiMenikah juga sebagai film yang diciptakan oleh Falcon Pictures yang ceritanya diangkat dari novel #TemanTapiMenikah karya Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion, dimana mengisahkan awal mereka kenal hingga mereka memutuskan untuk menikah. Film tersebut merupakan kisah nyata Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion. Film tersebut ditayangkan di bioskop pada 28 Maret 2018.

Tidak hanya berhasil di box office. Tetapi, Teman Tapi Menikah juga sukses mendapatkan sejumlah penghargaan.

Terdapat novel #temantapimenikah yang mengisahkan kedekatan Ayu dan Ditto saat di bangku SMP, SMA, kuliah dan kerja. Lalu selanjutnya ada #temantapimenikah 2 yaitu

(13)

7 mengisahkan tentang Ayu dan Ditto yang ingin menjalani hubungan yang lebih serius, mulai dari perjalan awal ke jenjang pernikahan sampai waktu pernikahannya. Setelah itu, masuk ke fase kehamilan Dia Sekala Bumi sampai melahirkannya. Setelah sekala lahir, mereka sering berlibur keluar kota maupun keluar negeri. Pada saat liburan keluar negeri, mereka sering menggunakan campervan sebagai tempat tinggal. Di Youtube mereka, mereka banyak menayangkan konten liburan menggunakan campervan. Banyak yang tertarik dengan kegiatan tersebut, mereka membuat buku ketiga berjudul “Living In A Campervan”. Pada novel tersebut, Ayu dan Ditto bercerita tentang kegiatan berlibur menggunakan campervan.

Pada tanggal 18 november 2021, channel Youtube tersebut sudah memiliki sebanyak 849 ribu subscriber. Dalam Youtube #temantapimenikah, mereka menayangkan kegiatan keseharian mereka dalam daily vlog mereka. Salah satunya adalah trip yang mereka jalankan ke Amerika Serikat.

Gambar 1.4

Contoh konten Youtube #temantapimenikah yang berjudul “#DailyVlog - Berkunjung ke MUSEUM di Washington!”

Sumber: Data pribadi peneliti, 2021

(14)

8 Dalam video berjudul “#DailyVlog - Berkunjung ke MUSEUM di Washington!”, mereka menayangkan sebuah vlog yang berisi tentang berkunjung ke sebuah museum di Washington, Amerika Serikat. Video tersebut diunggah pada 10 November 2021 dan mendapatkan 52.531 viewers pada 18 November 2021. Dalam video tersebut, Ayu, Ditto dan Sekala berkunjung ke sebuah museum di Washington, Amerika Serikat dan mereka memperlihatkan benda-benda yang terdapat pada museum tersebut dan menjelaskan kepada viewers tentang benda-benda tersebut. Dan tentunya, video tersebut membuat bertambahnya ilmu untuk pengunggah video dan penontonnya.

Dalam video yang diunggah oleh channel Youtube #temantapimenikah, mereka menayangkan video kesehariannya. Dan dalam video yang mereka unggah tersebut, mereka terlihat memperlakukan anaknya dengan sangat baik. Setiap manusia, hidup dan besar dalam lingkungan keluarga. Perlakuan keluarga yang baik akan mempengaruhi kehidupan dan kepribadian manusia untuk hidup kedepannya. Dalam channel Youtube

#TemanTapiMenikah, Ditto dan Ayu mendidik anaknya yang Bernama Sekala dengan baik. Dimana, Ditto dan Ayu tidak hanya menjadi sosok orang tua bagi Sekala, tetapi juga sahabat bagi Sekala. Dimana, dalam konten Youtube mereka, sering kali terlihat kedekatan Ditto dan Ayu dengan Sekala. Kegiatan parenting yang dilakukan oleh Ditto dan Ayu terhadap Sekala bisa menambah ilmu parenting bagi penontonnya.

Program parenting ini bisa digunakan di kegiatan yang melibatkan peran orang tua.

Dengan program parenting ini, orang tua juga memberikan Pendidikan yang sesuai dengan kepentingan dan tugas perkembangannya agar kemampuan anak dari kecil mampu bertumbuh dengan baik. Edukasi parenting yakni keterlibatan orang tua di suatu kegiatan, yakni pendidikan untuk orang tua yang mempunyai tujuan membantu orang tua agar membuat kondisi tempat tinggal yang aman dan tenteram. Akibatnya, hal itu dapat menjadi dukungan anak sebagai pelajar dan menolong pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal itu juga bermakna jika parenting juga berguna bagi mendirikan pikiran orang tua, yang akibatnya bisa membuat potensi yang terdapat dalam diri anak (Latif, dkk; 2013:

261). Kegiatan parenting adalah cara pendidikan yang dilakukan oleh keluarga, yakni menggunakan macam-macam sumber yang disediakan di keluarga dan lingkungan yang berbentuk aktivitas belajar dengan cara mandiri, Helmawati (2015: 60).

(15)

9 Parenting merupakan proses hubungan berkelanjutan antara orang tua dan anak-anaknya disaat anak sedang berada dalam masa pertumbuhan dan berkembang yang bisa berupa kegiatan membagi makanan yang sehat, membagi petunjuk dan menjaga anak.

Hal itu searah dengan yang ada dalam Juknis Orientasi Teknis Peningkatan Program Parenting Tahun 2011, program parenting merupakan program dukungan yang diajukan untuk para orang tua atau anggota keluarga yang lain untuk lebih mempunyai skill dalam melakukan fungsi sosial dan Pendidikan dalam hal mengurus, merawat, menjaga dan menuntun anaknya di rumah, agar anak bisa bertumbuh dan berkembang dengan maksimal, sesuai dengan umur dan tahap pertumbuhannya.

1.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini yaitu peneliti ingin menganalisis tentang nilai-nilai parenting terhadap orang tua dan anak, yakni Ayudia, Ditto dan Sekala yang ada pada channel Youtube #temantapimenikah. Sebuah channel Youtube yang berisi tentang daily vlog, kegiatan keseharian keluarga. Peneliti akan mengamati bagaimana Ayudia dan Ditto dalam mendidik Sekala dalam vlog yang ada di channel Youtube #temantapimenikah.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah ditulis diatas, hingga dalam penelitian ini, permasalahan yang ingin diteliti oleh peneliti adalah:

1. Bagaimana analisis kegiatan parenting yang dilakukan oleh Ayudia dan Ditto terhadap Sekala dalam channel Youtube #temantapimenikah melalui analisis semiotika roland barthes.

2. Bagaimana penonton memaknakan kegiatan parenting yang dilakukan oleh Ayudia dan Ditto terhadap Sekala dalam channel Youtube #temantapimenikah.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini ialah untuk menganalisa nilai-nilai parenting Ayu dan Ditto terhadap Sekala dalam channel Youtube #temantapimenikah.

(16)

10 1.5 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi dua yakni, kegunaan teoretis dan kegunaan praktis.

1.5.1 Kegunaan Teoretis

• Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan tambahan terhadap peneliti dan juga masyarakat mengenai parenting dan juga Youtube.

• Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan referensi bagi masyarakat untuk penelitian selanjutnya yang membahas mengenai parenting atau konten Youtube di masa depan.

1.5.2 Kegunaan Praktis

• Bagi penulis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan ilmu untuk penulis mengenai pentingnya kegiatan parenting pada anak.

• Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai kegiatan mendidik anak usia dini.

1.6 Waktu dan Periode Penelitian

(17)

11 Tabel 1.1

Waktu dan Periode Penelitian Sumber: Olahan Peneliti

(18)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Media Baru (New Media)

Media baru atau new media merupakan sebutan yang dibuat dalam mengawali datangnya jaringan komputer, teknologi digital atau imformasi dan komunikasi sebelum berakhirnya abad ke-20. Beberapa sektor teknologi yang diperlihatkan sebagai media baru adalah teknologi digital yang dapat dijalankan, terkait ke jaringan, kompak, tidak dapat dimampatkan, interaktif dan merata. Media baru merupakan salah satu jenis media yang dibuat oleh interaksi terhadap antara manusia dengan smartphone dan komputer (terutama internet), termasuk blog, forum online, jejaring sosial online, web, situs web lainnya yang memakai komputer sebagai medianya. Menurut penelitian Danaher dan Davis (2003: 462), media baru merupakan salah satu tindakan dalam mempromosikan komunikasi antara pengirim dan penerima. Berikut adalah contoh teknologi yang termasuk dalam media baru, yakni Internet dan situs web, TV digital / TV plasma, bioskop 3D / bioskop digital, komputer / laptop, DVD / CD / Bluray dan lain-lain.

Menurut Vera, (2016:88), media baru merupakan teori yang diperkenalkan dan ditumbuhkan oleh seseorang yang Bernama Pierre Levy. Ia mengatakan jika media baru adalah teori perkembangan media yang digunakan sebagai alat yang dapat dipakai untuk menyampaikan informasi atau pesan terhadap khalayak secara meluas melalui teknologi digital maupun jaringan teknologi digital dan juga jaringan teknologi informasi dan komunikasi. Adapun yang termasuk kategori dalam media baru ini, yakni seseorang dapat memodifikasi dan membuat, dan juga sharing dengan orang lain, melalui penggunaan alat yang cukup sederhana, dan membutuhkan komputer perangkat mobile yang dapat mengakses internet.

(19)

13 Menurut Vera (2016: 89), berikut adalah aspek dasar perkembangan media baru:

a. Digitalisasi

Digitalisasi merupakan pesan yang dikonstruksi dalam formasi teks, dan diganti ke kumpulan kode-kode digital yang dapat dibuat, dikirimkan untuk akseptor ataupun disimpan.

b. Konvergensi

Konvergensi merupakan penggabungan berbagai bentuk dan fungsi media, bisa dalam proses pengorganisasian, regulasi, distribusi, penerimaan, dan juga peran sebagai sumber informasi dan hiburan. Media baru juga menggantikan peran media sebelumnya, yakni komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Fakta ini melampaui bentuk dan fungsi media massa sebelumnya, yakni media cetak dan elektronik seperti TVdan radio.

Menurut Vera (2016: 90), adapun 20 karakteristik media baru yang membuat beda dengan media massa yang lain yaitu:

a. Kemampuan untuk mencegah masalah mengenai waktu dan ruang yang terbatas, meskipun dalam media baru juga masih terbatas dengan waktu unduh ukuran layar, jumlah server dan lain sebagainya.

b. Fleksibilitas

Media baru mampu memuat macam - macam informasi (gambar, teks, audio, video dan grafis).

c. Immediacy atau kesegeraan

Media baru mampu memberikan informasi secara cepat bertepatan dengan kejadian atau peristiwa tersebut terjadi. Media baru juga mampu melibatkan macam-macam aspek berita dalam saat yang bersamaan.

d. Hypertextuality melalui hyperlink

Media baru mampu menyatukan satu format dan sumber informasi dengan format dan sumber informasi lainnya.

e. Interaktivitas

(20)

14 Media baru mempunyai sistem komunikasi memakai alat mesin.

f. Multimediality

Berbeda dengan media tradisional, media baru mampu memuat jenis-jenis media dalam satu media. Seseorang dapat mendengarkan radio, menonton televisi dan melihat surat kabar di web.

g. Biaya yang lebih murah.

Media baru menggunakan biaya yang lebih murah dan ramah lingkungan jika dibanding dengan media lain.

h. Perpanjangan akses

Pengguna dapat mengakses media baru di manapun.

Dennis McQuail menjelaskan jika media baru merupakan tempat bagi seluruh pesan komunikasi yang terdesentralisasi pada distribusi pesan melalui satelit yang menaikkan pemakaian jaringan kabel dan komputer, maka dari itu dapat diartikan jika proses komunikasi semakin meningkat dengan kontribusi khalayak pengguna.

Media baru sudah membentuk komunikasi massa menjadi sedikit berbeda dan ada perbedaan tertentu atau dapat disebut mengalami perubahan. Terdapat enam perubahan signifikan yang berkaitan dengan adanya new media menurut McQuail (2011: 153):

a. Adaptasi terhadap peranan publikasi dan khayalak.

b. Pembagian dan pengaburan dari Lembaga media.

c. Digitalisasi dan konvergensi atas semua aspek media.

d. Interaktivitas dan konektivitas jaringan yang tambah mengikat.

e. Adanya berbagai macam bentuk baru pintu (gateway) media.

f. Mobilitas dan delokasi untuk mengirim dan menerima.

2.1.2 Youtube

Youtube diketahui dengan slogan: Broadcast Yourself, adalah situs video sharing yang menyajikan berbagai informasi yang berisi audio-visual menurut Abraham,

(21)

15 2011, p. 45-52. Pada tahun 2011, Youtube berada di urutan kesatu untuk situs video sharing. Eksistensi situs ini yang dapat menarik perhatian banyak masayrakat membuat Google Inc dapat membeli Youtube yang seharga USD 1.65 miliar di tahun 2006 (Prakoso, 2011, p. 45-52). Sedangkan perkembangan Youtube di Indonesia, Head of Communications Consumer & Youtube Indonesia, Putri Silalahi, menjelaskan jika jumlah viewers dan creator video online di Youtube bertumbuh sangat pesat di Indonesia. Waktu durasi untuk menonton masyarakat Indonesia naik 130% dari tahun 2014 ke 2015. Dan juga jumlah konten yang di-unggah naik sebesar 600 persen. (Goenawan, 2014, par. 1-5).

Menurut Baskoro, (2009), Youtube memiliki arti sebagai situs media digital atau video yang mampu di-download, di-upload dan di-share ke manca negara.

Youtube adalalah situs sosial media yang sering digunakan di kalangan masyarakat dari berbagai usia. Masyarakat memakai Youtube untuk mencari informasi, berita, hiburan seperti menonton vlog, tutorial, mendengarkan musik dan lain lain. Menurut Sianipar (2013) Youtube merupakan suatu pangkalan data yang menyediakan konten video yang terkenal di media sosial dan menyediakan berbagai macam informasi yang sangat bermanfaat. Youtube memiliki kegunaan untuk mencari suatu informasi video atau menonton video secara langsung.

Youtube dibuat untuk situs membagikan video yang terkenal, terutama untuk kalangan generasi muda dan juga Youtube merupakan situs untuk membagi informasi di era digital sekarang. Hampir sebagian besar generasi muda memakai Youtube dalam kehidupan sehari-harinya.

Youtube adalah platform yang membagikan video yang luas yang memungkinkan penggunanya untuk melihat, menyukai, mengomentari, berbagi dan mengunggah video video (Feroz Khan dan Vong, 2014; Teixeira dan Kornfeld, 2015). Dengan sekitar 1,9 miliar yang mengunjungi setiap bulannya, Youtube adalah situs web kedua yang paling banyak dibuka secara global. Youtube juga merupakan platform pencari terbesar kedua setelah Google. Spesialisasi Youtube berada di dalam video, yang merupakan konten yang sangat menarik. Satu miliar jam dalam konten

(22)

16 video ditonton setiap hari di Youtube dan sekitar 78% pengguna internet menonton video mingguan (Chi, 2019). Untuk memanfaatkan popularitas video yang semakin meningkat, perusahaan berinvestasi di Youtube dan melakukan pemasaran video secara lebih luas. Saat ini, pemasaran video paling cepat berkembang pada segmen pemasaran digital (Picard,2019), dan pengeluaran iklan video telah melampaui USD129 miliar di Amerika Serikat (Enberg,2019).

2.1.3 Parenting

Menurut Zakiah Daradjat, 1987 (dikutip Syarbini, 2014: 19), ada tiga lingkungan yang tanggung jawab dalam mengajarkan anak, yakni keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiga lingkungan itu tidak bisa dipisah antara satu dan lainnya. Tetapi, dari ketiga lingkungan itu, lingkungan keluarga mempunyai tanggung jawab yang utama dan pertama terhadap pendidikan yang didapatkan anak di masa kecilnya.

Jika anak menerima stimulasi yang baik saat kecil, psikis dan fisik anak akan tumbuh dan berkembang sesuai yang diinginkan dan juga hal nya dengan akal atau kognitif anak. Orang tua dikatakan sebagai “institusi pendidikan” yang pertama, yang tentunya wajib mempunyai pengetahuan dan paham dengan baik ilmu dalam mendidik dan merawat anak usia dini dengan baik dan benar, yakni sesuai dengan kebutuhan dan pertumbuhan anak.

Parenting adalah serangkaian interaksi berkelanjutan antara orang tua dan anak, yakni proses yang mengakibatkan perubahan kedua belah pihak. Menurut definisi, proses parenting menyangkutkan proses melahirkan, mengawasi, mengurus, dan mengasuh anak-anak. Menurut Martin & Colbert dalam Meliala:2012, parenting merupakan suatu proses yang kompleks yang turut dipengaruhi oleh beberapa faktor, dari sisi orangtua atau anak. Bornstein (dalam Damon & Lerner: 2006) menjelaskan bahwa parenting diartikan sebagai karakter yang berguna di perjalanan hidup manusia guna mempromosikan ciri-ciri pada anak-anak yang akan mengakibatkan mereka menjadi orang dewasa yang berguna dengan baik dalam persyaratan kelompok-kelompok sosial di antara tempat yang di tinggali.

(23)

17 Menurut Whiting dan Edwards dalam Bornstein 2002:147, tujuan penting dari parenting yakni membesarkan anak-anak dalam keluarga agar menjadi anggota keluarga yang produktif, dan tentunya anak-anak diharapkan dapat berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Tarmuji (dalam Apriastuti, 2013:3), Parenting yaitu beberapa bentuk yang dilakukan oleh orangtua dalam rangka mengasuh, melindungi, membimbing dan melatih dan beri pengaruh atau ajaran-ajaran kepada anaknya. Parenting atau pola asuh adalah pola interaksi anak dan orangtua yang terdiri dari bukan hanya untuk kebutuhan fisik (makan, minum, pakaian, dan kebutuhan fisik lainnya) dan kebutuhan psikologis (rasa kasih sayang dan perasaan), tetapi juga beberapa norma yang berlangsung di sekitar supaya anak mampu hidup beradaptasi dan berinteraksi di lingkungan hidupnya (Gunarsa, 2002: 9).

Ada lima jenis parenting/pola asuh menurut hasil penelitian dari Diana Baumrind (dalam Sigelmen, 2002), yaitu:

1. Authoritarian parenting

Sistem Authoritarian parenting menggabungkan besarnya demandingness/control dan kecilnya acceptance/ responsive. Orangtua melakukan sistem paksa terhadap peraturan yang telah dibuat, menginginkan anaknya patuh secara ketat terhadap peraturan yang telah dibuat. Selain itu, orangtua juga tidak sering menjelaskan alasan perihal kenapa anak harus mematuhi peraturan-peraturannya, biasanya jenis Parenting ini menggunakan cara kekuasaan (hukuman fisik) untuk mencukupi kepentingannya.

2. Authoritative parenting

Orangtua membimbing dan memakai kontrol, tetapi mereka juga menerima dan ramah. Setara dalam dimensi baik demandingness/control atau acceptance/responsive. Orangtua menata peraturan yang dapat dipahami dan taat melakukannya, orangtua juga memberi penjelasan mengenai peraturan yang dibuat secara rasional dan pembatasannya. Dimana, orangtua mengasih anak pengertian yang wajar tentang tata tertib dan batasan yang berlangsung.

(24)

18 Dalam metode Parenting ini, orangtua menanggapi kepentingan anak dan sudut pandang anak, dan mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan keluarga. Orangtua memperoleh pendapat anak dengan cara demokratis.

Walaupun orangtua mutlak yang mengambil keputusan, tetapi pada Authoritative parenting orangtua masih berinteraksi melalui menghormati pendapat anak.

3. Permissive parenting

Pola Parenting permisif ini memiliki demandingness/control yang kecil, tetapi memiliki tingkat acceptance/responsive yang besar. Dalam metode Parenting permisif ini, orangtua tidak mengasih batasan-batasan kepada anak-anaknya. Pada metode Parenting ini, anak-anak diberikan kebebasan, dimana anak-anak diberikan kesempatan untuk mengatur diri mereka sendiri sesuai dengan cara mereka masing-masing.

Dalam metode Parenting ini, anak dipandang sebagai seorang pribadi yang tidak disiplin, karena anak-anak tidak pernah dituntut agar bertanggung jawab dan tidak di control oleh orangtua. Apalagi, dengan diberikannya kebebasan dalam mengatur diri sendiri inilah, anak-anak seringkali tidak mendapatkan teguran atau peringatan dari orangtua apabila melakukan sesuatu yang membahayakan diri mereka sendiri, apalagi mereka tidak banyak mendapatkan bimbingan dari orangtua mereka.

4. Neglectful parenting

Orangtua pada metode Parenting ini menggabungkan sedikitnya demandingness/control dan acceptance/responsive yang sedikit juga. Orangtua tidak berkontribusi dalam mengurus anaknya, orangtua terlihat tidak peduli dengan anaknya dan bisa jadi menolak mereka atau yang lainnya. Parenting jenis ini biasanya memberi waktu dan dana yang sangat sedikit kepada anak-anaknya.

Waktu orangtua pada neglectful parenting biasanya banyak dipakai untuk kepentingan ekonomi seperti bekerja, dan terkadang mereka sangat hemat biaya untuk anaknya. Dampak dari neglectful parenting adalah akan membuat karakteristik anak menjadi moody, impulsive, kurang bertanggung jawab, tidak

(25)

19 ingin mengalah, self ekstrem (harga diri) yang kecil, sering membolos dan sering bermasalah dengan teman-temannya.

5. Overprotective parenting

Overprotective parenting ini merupakan pola asuh dimana orangtua mempunyai kekhawatiran berlebih terhadap kehidupan anak. Melebihi pola asuh otoriter, orangtua dengan parenting jenis ini sangat khawatir jika kepentingan anaknya tidak terpenuhi, takut dan gelisah jika hal yang buruk terjadi pada anaknya.

Sebagai contoh, orangtua akan marah kepada anaknya kalau bergaul dengan anak tetangga karena takut menjadi nakal. Hal tersebut menyebabkan anak merasa dikekang. Anak akan mendapatkan banyaknya larangan yang membuat kegiatannya menjadi terhambat. Alhasil, anak lebih sering menggunakan waktu bermainnya di rumah. Dalam waktu yang panjang, anak yang orangtuanya overprotective akan lebih mudah bergantung kepada orang lain, mudah menjadi waswas, keanak-anakan, tidak mampu menyelesaikan hal yang mendasar.

Dikutip dari Halodoc pada 9 Februari 2022

(https://www.halodoc.com/artikel/pola-asuh-anak-ala-timur-dan-barat-apa-

bedanya), dikutip dari Sahabat Keluarga Kemendikbud, dimana Psikolog dari Universitas Osnabruck yaitu Heidi Keller mengungkapkan bahwa, pola asuh di Asia diketahui dengan kata pola asuh Proksimal. Tanda pola asuh proksimal yaitu kedekatan dan kontak fisik antara ibu dan anak yang diciptakan dalam periode yang cukup panjang dan bertahap secara perlahan. Contohnya, rata-rata di Asia, khususnya di Indonesia, anak masih sering tidur dengan orangtuanya sampai usia enam tahun.

Orangtua di Asia juga masih memandikan anaknya dan menggendong-gendong bayinya saat keluar dari rumah atau menyuapi makanan. Tetapi, para orangtua di Asia cenderung lebih disiplin jika dibandingkan dengan orangtua di Eropa atau Amerika. Orangtua di Asia selalu memperhatikan tumbuh dan kembang anak- anaknya sampai dewasa. Orangtua sering memberi arahan saat anak menentukan dan menyimpulkan sesuatu.

(26)

20 Anak-anak yang dibimbing dengan pola asuh Asia biasanya dapat mengontrol emosi, sikap dan perhatian. Mereka juga lebih taat dan dapat menyimak perintah dari orang dewasa. Anak-anak yang pola asuhnya seperti ini juga mempunyai kepribadian yang cenderung tenang yang disebabkan oleh kedua orangtuanya yang selalu ada disisinya dan sangat mengetahui apa yang anaknya butuhkan. Walaupun memiliki karakter yang lebih tenang dan taat, anak-anak yang diasuh dengan pola asuh di Asia rata-rata kurang pintar menyampaikan emosi. Akibatnya, mereka sering melampiaskannya dengan cara yang tidak benar. Dan mereka cenderung kurang percaya diri, tidak aktif, dan kurang cakap dalam membuat keputusan, karena semua keputusan yang didapat tergantung kepada orangtuanya.

2.1.4 Semiotika Roland Barthes

Semiotika merupakan studi yang mengkaji tentang makna yang diberikan melalui tanda, dimana tanda itu sendiri merupakan suatu objek yang dapat dilihat secara visual dan digunakan untuk merubah sesuatu dalam pengiriman pesan atau pemaknaan pesan. Seperti halnya di kehidupan sosial, beberapa fenomena sosial kebudayaan di klasifikasikan jadi tanda. Semiotika adalah sebuah ilmu atau cara analisis yang menampilkan tanda. Tanda yang dimaksud yakni media yang digunakan untuk mencari tau sesuatu yang terjadi antara kehidupan sosial masyarakat.

Menurut Alex Sobur: 2006, semiotika merupakan sebuah ilmu atau cara analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda tersebut merupakan sebuah perangkat yang digunakan dalam cara berjuang mencari jalan di dunia ini, pada tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika menurut Barthes, semiologi, pada dasarnya memahami bagaimana rasa kemanusiaan (humanity) mendefinisikan hal- hal (things) mendefinisikan (to signify) di hal tersebut tidak digabungkan dengan mengkomunikasikan.

Representasi menurut Barthes memperlihatkan jika penataan makna itu memuat sistem tanda menyeluruh yang mendaur ulang berbagai makna yang tertanam

(27)

21 dalam-dalam di budaya barat contohnya dan menyelenggarakan ke tujuan-tujuan komersil. Maka dari itu, dalam semiotika menurut Barthes proses representasi tersebut berpusat pada makna denotasi, konotasi dan mitos. Barthes memberi contoh saat mempertimbangkan berita atau laporan, akan menjadi jelas bahwa tanda linguistic, visual dan jenis tanda lain. Teori semiotika menurut Barthes hampir secara definisi diturunkan dari teori Bahasa menurut de Saussure. Roland Barthes menjelaskan jika bahasa adalah sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari masyarakat tertentu dalam periode tertentu (Sobur, 2013).

Roland Barthes yang merupakan salah satu tokoh semiotik memandang tanda (sign) sebagai proses total dengan tatanan yang teratur. Maknanya tidak terbatas hanya pada bahasa, tetapi juga ada hal-hal yang selain bahasa. Barthes sudah lama membahas apa yang disebut sistem signifikasi dua tahap, yang dibuat diatas sistem yang sudah ada. Sistem pemaknaan pertama yaitu denotatif. Sedangkan, sistem kedua menurut Barthes ini disebut konotatif. Barthes membuat peta tentang cara kerja tanda:

(28)

22 Gambar 2.1

Peta Tanda Roland Barthes

Sumber: Paul Cobley & Litza Jenz. Introducing Semiotics. NY: Totem Books, hal.51 dalam (Sobur,2016)

Tabel tersebut menjelaskan mengenai urutan sebuah makna dari objek yang sedang diteliti. Singkatnya, konsep narasi yang dibuat oleh Barthes lebih berfokus kepada penciptaan sebuah makna. Tanda denotatif lebih diartikan kepada pengamatan terhadap fisik, apa yang terlihat seperti apa bentuknya dan bagaimana rasanya. Tahap berikutnya adalah penanda konotatif dan petanda konotatif. Pada tingkatan ini lebih pada wujud lanjutan suatu pemaknaan. Dalam tahapan konotasi, sudah tidak melihat dari tingkatan fisik saja, tetapi sudah lebih ke arah pada apa arti dari tanda itu yang pastinya didasari oleh peran serta dari pemikiran pembuat tanda. Sampai pada tingkatan konotasi inilah sebuah tanda yang mempunyai tujuan tertentu mampu dikomunikasikan (Prasetya, 2019).

2.2 Penelitian Terdahulu

Acuan peneliti dalam melakukan penelitiannya adalah melalui Penelitian Terdahulu. Penelitian Terdahulu tersebut meliputi Skripsi, Jurnal Nasional dan Jurnal Internasional. Penelitian terdahulu ini penulis jadikan sebagai referensi atas dasar beberapa kesamaan pembahasan yang sedang peneliti kaji dalam bidangnya.

Berikut ini merupakan Penelitian Terdahulu yang menjadi referensi dalam penelitian:

(29)

23

(30)

24

(31)

25

(32)

26

(33)

27

(34)

28

(35)

29

(36)

30

(37)

31

(38)

32 Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

(39)

33 2.3 Kerangka Pemikiran

(40)

34 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian

Paradigma menurut Harmon (dalam Moleong, 2004:9) merupakan metode yang paling hakiki dengan tujuan membuat persepsi, berpikir, menilai, dan melaksanakan hal yang berkaitan dengan sebuah secara mendalam mengenai realitas. Bogdan & Biklen membuktikan jika paradigma merupakan rangkaian dan gabungan dari beberapa asumsi, konsep, atau proposisi yang berhubungan dengan cara yang masuk akal, yang dimana paradigma itu sendiri mengarahkan cara berpikir dan cara dalam melakukan penelitian.

Selain itu, paradigma penelitian yang merupakan sebuah bentuk dari perspektif penelitian, yang dimana hal ini digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian mengenai bagaimanakah cara peneliti mmelihat realita, bagaimana mempelejari fenomena, dan cara- cara yang digunakan dalam membuat dan membantu penelitian, dan cara-cara yang dipakai untuk menginterpretasikan temuan yang ditemukan dalam penelitian tersebut (Pujileksono, 2015:26). Istilah paradigma pertama kali disebut dan dipopulerkan oleh Thomas S. Kuhn dalam bukunya pada tahun 1962, yaitu The Structure of Scientific Revolution. Thomas S. Kuhn mengungkapkan bahwa paradigma merupakan suatu landasan atau cara berpikir untuk mengetahui realita sosial yang didasari oleh mode of thought atau mode of inquiry yang dapat menciptakan mode of knowing yang efektif.

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini merupakan paradigma konstruktivisme. Menurut Max Weber, paradigma konstruktivisme menilai tingkah laku manusia dengan cara fundamental berbeda jika dibandingkan dengan karakteristik alam, dikarenakan manusia bertingkah seperti agen yang mengkonstruksi di realitas sosial mereka, baik melalui pemberian makna ataupun pemahaman tingkah laku. Weber menjelaskan jika substansi bentuk kehidupan di masyarakat tidak hanya terlihat hanya dari penilaian objektif, tetapi dinilai dari tindakan perorang yang datang dari alasan-alasan subjektif. Dan weber meilihat jika setiap individu akan memberi pengaruh di masyarakat.

(41)

35 3.2 Subjek dan Objek Penelitian

3.2.1 Subjek Penelitian

Menurut Aikunto (1998:145), subjek penelitian adalah sebuah target atau sesuatu yang ingin diteliti. Lalu, subjek penelitian merupakan sumber informasi, dimana sumber informasi tersebut diteliti lagi untuk mengungapkan atau menemukan seuah fakta dalam penelitian tersebut. Subjek penelitian yang digunakan oleh penulis adalah channel Youtube #temantapimenikah yang merupakan channel yang berisi vlog keseharian keluarga. Channel Youtube tersebut dimiliki oleh Ayudia Bing Slamet, dan suaminya Muhammad Pradana Budiarto atau yang terkenal dengan nama Ditto Percussion, dan anak mereka yang berumur 5 tahun Bernama Dia Sekala Bumi.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian yaitu suatu atribut atau nilai dari seorang individu ataupun peristiwa, dan memenuhi kebutuhan peneliti untuk dipelajari lalu diambil kesimpulannya (Sugiono, 2012). Objek penelitian ini adalah kegiatan parenting yang dilakukan oleh Ibu (Ayudia) dan Bapak (Ditto) kepada Anak (Sekala) dalam channel Youtube #temantapimenikah.

3.3 Unit Analisis Penelitian

Unit analisis adalah sumber informasi yang dibutuhkan peneliti yang nantinya diproses saat tahap analisis data. Analisis data merupakan proses menyikapi data, menata, menentukan dan memproses lalu menjadi sebuah susunan sistematis yang memiliki makna (Ibrahim 2015:103) (dalam Fathurizki, 2017: 42). Menurut Hamidi (2010:95), Unit analisis merupakan sumbu dari fokus mengenai hal yang nantinya dianalisis pada penelitian ini. Unit analisis merupakan satuan yang diteliti, bisa individu, kelompok, benda atau sebuah latar peristiwa sosial atau aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian.

Dalam penelitian ini, unit analisis yang akan diteliti yaitu beberapa scene dengan fokus kegiatan parenting orangtua terhadap anak di vlog channel Youtube #temantapimenikah dan unit analisis akan diteliti menggunakan semiotika Roland Barthes. Data akan

(42)

36 dianalisis dengan 3 unsur, yakni denotasi, konotasi dan mitos. Unit analisis yang ada pada penelitian ini yaitu:

Unit Analisis 1

Judul #USRoadTripDIA | Belajar Main Ski di Ski Butternuts!

Durasi Menit: 17:13 Gambar

Link Youtube

https://www.youtube. com/watch?v=VVOkRT 2CW7w

Deskripsi Pada video ini, Sekala, Ayu dan Ditto sedang bermain ski. Lalu, Ayu dan Ditto mengajari Sekala bermain ski. Sekala yang awalnya tidak bisa bermain ski menjadi bisa bermain ski walaupun hanya dasar saja.

Awalnya, Ayu mempraktikkan ke Sekala dasar-dasar dalam bermain ski. Lalu, Sekala mempraktikannya tetapi terjatuh. Pada saat Sekala terjatuh, orangtua Sekala menyemangati Sekala untuk tetap mencoba sampai Sekala bisa.

Unit Analisis 2

Judul #DailyVlog | Chicago Dulu, Sebelum Kita Let’s Go Durasi Menit 8.24 - 8.39

(43)

37 Gambar

Link Youtube

https://www.youtube. com/ watch?v=KeMSM hcEHIQ

Deskripsi Pada video ini, Sekala baru memasuki mobil, lalu, Ayu memberikan sekala Nintendo Switch. Ayu setelahnya memberitahu kepada Sekala saat memberi Nintendo Switch-nya, “You can play but not now. After I say it, you can.”. Hal ini mengajarkan Sekala agar selalu disiplin dan menaati peraturan yang sudah diterapkan oleh orangtua.

Unit Analisis 3

Judul #DailyVlog - Sekala, Nintendo & Game Kesukaannya Durasi Awal Video – Akhir Video

Gambar

Link Youtube

https://www.youtube. com/ watch?v=TbJad1wBdBs&t=79s

(44)

38 Deskripsi Dalam video ini, Sekala memperlihatkan kepada penonton Nintendo

Switch dan menjelaskan mengenai game kesukaanya. Hal ini melatih anak menjadi lancar berbicara didepan umum.

Unit Analisis 4

Judul #USRoadTripDIA | Campsite di Utah: Bagus Banget!

Durasi Menit 9.36 – 11.16 Gambar

Link Youtube

https://www.youtube.com/ watch?v=8c8TWFKQ8wE&t =173s

Deskripsi Sekala dan Ditto menjelaskan kepada penonton mengenai mainan baru Sekala. Dan disini, Ditto membantu Sekala menjelaskan mengenai mainan dan membuka mainan tersebut. Seperti, “Sekala lagi mau unboxing nih,” “Bisa ngga?” saat awal Sekala ingin membuka box mainannya. Hal ini memperlihatkan kedekatan seorang Bapak dan Anaknya.

Unit Analisis 5

Judul #DailyVlog - Berkunjung ke MUSEUM di Washington!

Durasi Menit: 7.41 – 8.00

(45)

39 Gambar

Link Youtube

https://www.youtube.com/ watch?v=wj6IzPKUf-w&t=788s

Deskripsi Di video ini, Sekala, Ayu dan Ditto sedang berkunjung ke museum. Di video ini, Ayu dan Sekala sedang melihati peta. Lalu, Ayu menunjuk benua yang ada di peta tersebut lalu menanyakan kepada Sekala, apa nama benua yang ditunjuk. Hal ini membuat wawasan anak menjadi bertambah.

Unit Analisis 6

Judul #DailyVlog - Berkunjung ke MUSEUM di Washington!

Durasi Menit: 12.22 – 12.55 Gambar

Link Youtube

https://www.youtube.com/ watch?v=wj6IzPKUf-w&t=788s

(46)

40 Deskripsi Sekala dan Ayu sedang melihat penjelasan mengenai pencemaran

sampah-sampah yang ada di laut. Lalu, Ayu menjelaskan kepada Sekala, kalau Sekala main ke pantai atau laut, jika melihat sampah dan sebagainya itu harus diambil.

Unit Analisis 7

Judul #DailyVlog - Berkunjung ke MUSEUM di Washington!

Durasi Menit: 14-55 – 15.06 Gambar

Link Youtube

https://www.youtube.com/ watch?v=wj6IzPKUf-w&t=788s

Deskripsi Sekala berbicara kepada Ayu jika ia ingin membeli mainan, dan Ayu memberitahu Sekala jika Sekala harus izin ke Ditto terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa anak jika ingin membeli sesuatu harus izin dahulu kepada orangtuanya.

Unit Analisis 8

Judul #DailyVlog - Roadtrip From New Jersey to Boston!!

Durasi Menit 12.30 – 16.00

(47)

41 Gambar

Link Youtube

https://www.youtube.com/ watch?v=AD5C5kD8s5Y &t=264s

Deskripsi Awalnya, sekala duduk di seat belakang mobil sendirian. Dan ia bilang jika ia ingin ditemani bersama Ibu-nya. Dan Ayu bilang jika harus berhenti dulu. Dan pada saat mobil sudah berhenti di tempat pemberhentian, Ayu pindah ke belakang menemani Sekala. Hal ini menunjukkan jika seorang Anak minta orangtuanya untuk menemaninya, orangtua harus segera menemaninya.

Unit Analisis 9

Judul #DailyVlog – Persiapan Dido untuk #bostonmarathon Durasi Menit 9.42 – 11.04

Gambar

(48)

42 Tabel 3.1

Unit Analisis Penelitian Link

Youtube

https://www.youtube.com/ watch?v=pOeL3_C soF8&t=610s

Deskripsi Sekala bercerita jika papanya akan mengikuti marathon. Dan ia menyemangati papa-nya. Disini, anak juga memberikan semangat kepada papa-nya dan respon orangtua pun juga sangat positif pada saat diberi semangat oleh anak-nya.

Unit Analisis 10 Judul Nemenin Sekala Main & Belajar Durasi Awal Video – Akhir Video Gambar

Link Youtube

https://www.youtube.com/ watch?v=VfoRtFf-De0&t=266s

Deskripsi Pada video ini, terlihat kedekatan seorang Bapak dan Anaknya. Disini, Ditto belajar dan bermain bersama Sekala. Dan ditto menggunakan papan tulis sebagai alat untuk belajar dengan Sekala. Dan cara penyampaian Ditto pada saat mengajarkan Sekala sangat baik.

(49)

43 3.4 Teknik Pengkumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari lapangan penelitian, lalu disatukan oleh peneliti maupun yang bersangkutan membutuhkannya (Hasan 2002:82). Data primer yang ada pada penelitian ini merupakan hasil dari menonton beberapa vlog yang ada pada channel Youtube

#temantapimenikah dan mengamatinya. Peneliti meneliti kegiatan parenting yang dilakukan orang tua terhadap anak dalam channel Youtube #temantapimenikah.

Setelah itu, peneliti membuat representasi kegiatan parenting pada channel Youtube #temantapimenikah menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder digunakan sebagai data tambahan, pendukung dan pelengkap data primer. Untuk menambahkan data primer dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan beberapa sumber untuk memperkuat penelitian ini. Data sekunder pada penelitian ini merupakan jurnal, artikel-artikel di media online, buku dan karya ilmiah.

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Yusuf: 2014, pada penelitian kualitatif, analisis data adalah sebuah proses yang berdasarkan pada sumber data yang sudah ditentukan yang fungsinya adalah untuk menambah dan meningkatkan pemahaman peneliti tentang penelitian yang sedang diteliti.

Analisis data kualitatif merupakan cara yang dilaksanakan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, menentukannya dan membuat satuan yang mampu ditata, mensintesiskannya, mencari dan mendapatkan jenis-jenisnya, mendapatkan apa yang dapat diceritakan ke orang lain. (Bogdan & Biklen dalam Moleong, 2010: 248). Pada penelitian ini, penulis akan meneliti menggunakan metode analisis data analisis semiotika Roland Barthes. Data nantinya dianalisis dengan 3 unsur, yakni Denotasi, Konotasi dan Mitos.

(50)

44 1. Denotasi, mendalami makna tanda melewati petanda dan penanda yang sama-

sama terhubung.

2. Konotasi, metode signifikasi yang terjadi dengan cara tradisional, pekanaan urutan dua. Konotasi melihat ke makna dari kata-kata yang mencakup macam-macam emosi dan gagasan yang ada pada pembicara dan pendengar (Sobur, 2013:263).

3. Mitos merupakan metode memahami bentuk-bentuk yang disebabkan pengulangan konsep terjadi di wujud sebuah bentuk (Sobur. 2013:71).

Ada beberapa tahapan analisis data yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:

Tahapan pertama, menonton beberapa video yang ada pada channel Youtube

#temantapimenikah.

Tahapan kedua, meneliti mengenai kegiatan parenting yang dilakukan oleh orangtua kepada anak pada video-video yang dipilih.

Tahapan ketiga, melakukan pengambilan screenshot serta membaginya sesuai dengan topik yang ingin diteliti.

Tahap keempat, menganalisa kegiatan parenting dalam video tersebut dan merepresentasikannya.

Tahap kelima, mengaitkan dengan Semiotika Roland Barthes. Yaitu, denotasi, konotasi dan mitos.

3.6 Teknik Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2010), data yang sudah digali, digabungkan, dan dicatat di kegiatan penelitian wajib dibuktikan keakuratan dan kebenarannya. Dimana, setiap penulis diharuskan untuk memutuskan dan menentukan banyak cara yang benar untuk mengembangkan kebenaran data yang didapatkan. “Validasi adalah derajat keakuratan antara data yang terjadi pada obyek penulis dengan daya yang dapat diberitahukan oleh peneliti. Dimana, data yang akurat merupakan data yang sama antara data yang diberitahukan oleh penulis dengan data yang benar terjadi di objek penelitian”.

(51)

45 Menurut Bungin (2012: 64), data yang sudah didapatkan di lapangan adalah bahan yang masih mentah dan harus dikerjakan lagi. Data yang didapatkan dari lapanganpun harus dipertanggungjawabkan kepada orang-orang tentang ketepatannya. Salah satu cara yang paling penting dan mudah pada teknik keabsahan hasil penelitian yaitu dengan menggunakan triangulasi metode, triangulasi teori, dan triangulasi sumber data.

Dalam penelitian ini, teknik keabsahan data yang digunakan oleh penulis adalah triangulasi data. Penulis melakukan pengumpulan data dari video-video yang ada pada Channel Youtube #temantapimenikah.

Berikut ini adalah bentuk-bentuk dari triangulasi data yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan dalam penelitian ini, karena pada saat melakukan penelitian ini, akan dilaksanakan observasi serta analisis lebih dari satu kali, yang dimana sebuah proses atau data-data yang dikumpulkan dapat berubah setiap waktu.

2. Triangulasi Teori

Triangulasi teori digunakan pada saat dimana dalam penelitian ini, teori-teori yang digunakan dan dikumpulkan harus dipahami. Agar dapat memahami teori-teori dan menentukan teori mana sajakah yang sesuai dan dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis memadukan dan membandingkan teori-teori yang ada, dengan cara menggunakan rancangan riset, pengumpulan data, serta analisis data agar hasilnya sesuai dan membantu penelitian yang sedang dijalankan.

3. Triangulasi metode

Triangulasi metode juga digunakan dalam penelitian ini, dimana menurut Bachri (2010:57) (dalam Gunawan 2017:219), triangulasi metode ini dilaksanakan dengan memakai lebih dari satu teknik pengumpulan data, dengan tujuan didapatkannya kesamaan dan kesesuaian data. Selain itu, triangulasi metode juga merupakan salah satu cara dalam penelitian yang digunakan untuk memeriksa

(52)

46 keabsahan data, dengan memakai beraneka ragam cara yang tidak sama dalam sebuah penelitian. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan banyak cara, dimana ada banyak teknik pengumpulan data dengan berbagai macam kelebihannya, yang dapat membuat hasil penelitian menjadi maksimal.

(53)

47 DAFTAR PUSTAKA

SKRIPSI

Anindita, S. N. & Nugrahani, R. U. (2018). MITOS CANTIK PADA IKLAN PERAWATAN KULIT LANEIGE (Analisis Semiotika pada Iklan YouTube versi

"Waterbank Series").

Apriani, D. R. (2017). ANALISIS SEMIOTIKA IKLAN BUKALAPAK VERSI “CEO MINTA MAAF” DI MEDIA SOSIAL YOUTUBE.

Arisanti, W., & Ali, D. S. F. (2019). Analisis Makna Cantik Dalam Video Youtube Tasya Farasya ”7 Hari No Makeup Challenge!”. eProceedings of Management, 6(3).

Azizurahman, M. A. M., & Purnama, H. (2017). Representasi Narsisme Dalam Iklan Sprite (analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Pada Iklan Youtube Sprite Versi Kenyataan Gak Seindah Sosmed Selebriti-# ootd). eProceedings of Management, 4(3).

Azzahra, K., & Putri, I. P. (2021). Representasi Edukasi Seksual Kesehatan pada Remaja dalam Film Dua Garis Biru. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(8), 3889-3903.

Ilfiyasari, I., & Malau, R. M. U. (2021). Analisis Resepsi Viewers Mengenai Konten Gaya Hidup Konsumtif Pada Kanal Youtube Rans Entertainment. eProceedings of Management, 8(2).

Karies, A. A., & Ramadhana, M. R. (2021). Representasi Nilai Keluarga Dalam Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. eProceedings of Management, 8(2).

Maydina, A. & Nugroho, C. (2021). Diskriminasi Pribumi Dalam Film Bumi Manusia (Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Film Bumi Manusia).

Nurzain, Z. S., & Purnama, H. (2021). Analisis Resepsi Terhadap Clickbait Headline Pada Vlog Di Kanal Youtube Atta Halilintar. eProceedings of Management, 8(1).

Oktaviana, I. & Malau, R. M. U (2020). Motif Subscriber Menonton Channel Youtube Otomotif Motomobi

(54)

48 Octaviana, S. W. (2019). Pengasuhan Orang Tua Terhadap Anak Autis (Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana Yogyakarta).

Sidiq, M. A. F., & Mayangsari, I. D. (2021). Representasi Peran Ceo Dalam Film Serial Drama Korea Start Up (analisis Semiotika Roland Barthes). eProceedings of Management, 8(4).

Situmorang, J. R., & Putri, B. P. S. (2021). Analisis Personal Branding Sara Wijayanto Dalam Konten Youtube Diary Misteri Sara. eProceedings of Management, 8(5).

Wijaya, I. F., Nugroho, C., & Adim, A. K. (2021). Representasi Humanisme Dalam Film

“gie”(analisis Semiotika Roland Barthes). eProceedings of Management, 8(5).

JURNAL

Afrilia, A. M. (2017). Penggunaan New Media Di Kalangan Ibu Muda Sebagai Media Parenting Masa Kini. Jurnal Komunikasi Dan Kajian Media, 1(1), 31-42.

Annisa, J., & Putra, R. W. (2019). ANALISA SEMIOTIKA TERHADAP PEMBENTUKAN CITRA DIRI JOKO WIDODO MELALUI MEDIA SOSIAL YOUTUBE. Avant Garde, 7(1), 124-153.

Khairunnisa, H., Nursanti, S., Ramdhani, M., & Utamidewi, W. (2019). Representasi Gaya Hidup Modern Dalam Vlog Gen Halilintar Di Youtube. Jurnal Politikom Indonesiana, 4(1), 70-81.

Lestari, N. G. A. M. Y. (2019). Program Parenting untuk Menumbuhkan Kesadaran Pentingnya Keterlibatan Orang Tua di PAUD. Pratama Widya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 8-17.

Mellyaningsih, A. (2016). Motif subscriber menonton channel youtube raditya dika. Jurnal e-komunikasi, 4(1).

Nandang, M., Zaenuddin, M., & Erlanti, M. S. (2019). PELATIHAN TEKNIK PARENTING OLEH RUMAH PARENTING BANDUNG. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 5(3), 220-227.

(55)

49 Samosir, F. T., Pitasari, D. N., & Purwaka & Tjahjono, P. E. (2018). Efektivitas Youtube Sebagai Media Pembelajaran Mahasiswa (Studi Di Fakultas FISIP Universitas Bengkulu). Record and library journal, 4(2), 81-91.

Tafesse, W. (2020). YouTube marketing: how marketers' video optimization practices influence video views. Internet research.

WEB

Conney Stephanie. (2021). Riset Ungkap Lebih dari Separuh Penduduk Indonesia

"Melek" Media Sosial. Diambil dari:

https://tekno.kompas.com/read/2021/02/24/08050027/riset-ungkap-lebih-dari-separuh- penduduk-indonesia-melek-media-sosial. (Akses:18 November 2021)

Dr. Fadhli Rizal Makarim. (2020). Pola Asuh Anak Ala Timur dan Barat, Apa Bedanya?.

Diambil dari: https://www.halodoc.com/artikel/pola-asuh-anak-ala-timur-dan-barat-apa- bedanya. (Diakses 9 Februari 2022).

Grizzells. (2021). YouTube Ladang Tempat untuk Berkarya. Diambil dari:

https://www.kompasiana.com/grizzells5510/61b3072a62a70402c2132fe2/youtube- ladang-tempat-untuk-berkarya. (Akses: 18 November 2021)

Nurhadi. (2021). Inilah Konten Youtube yang Sering Ditonton Netizen Indonesia.

Diambil dari: https://tekno.tempo.co/read/1514479/inilah-konten-youtube-yang-sering- ditonton-netizen-indonesia/full&view=ok. (Akses: 18 November 2021).

Widya Lestari Ningsih. (2020). Film Teman Tapi Menikah, Ketika Friendzone Bisa

Berakhir Bahagia. Diambil dari:

https://www.kompas.com/hype/read/2020/08/25/163000766/sinopsis-film-teman-tapi- menikah-ketika-friendzone-bisa-berakhir-bahagia?page=all (Akses: 25 Desember 2021).

(56)

50 LAMPIRAN

Lampiran 1: Unit Analisis 1

Lampiran 2: Unit Analisis 2

Lampiran 3: Unit Analisis 3

(57)

51 Lampiran 4: Unit Analisis 4

Lampiran 5: Unit Analisis 5

Lampiran 6: Unit Analisis 6

(58)

52 Lampiran 7: Unit Analisis 7

Lampiran 8: Unit Analisis 8

Lampiran 9: Unit Analisis 9

(59)

53 Lampiran 10: Unit Analisis 10

Lampiran 11: Hasil iThenticate

Gambar

Tabel  tersebut  menjelaskan  mengenai  urutan  sebuah  makna  dari  objek  yang  sedang diteliti
Tabel Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait