• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT BERBASIS OVOP (One Village One Product)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMBANGUNAN MASYARAKAT DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT BERBASIS OVOP (One Village One Product)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DAN

PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT BERBASIS OVOP (One Village One Product)

(3)

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, sebagaimana yang diatur dan diubah dari Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002, bahwa:

Kutipan Pasal 113

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Pengguna- an Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Peng- gunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000. 000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

(4)

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI

RAKYAT BERBASIS OVOP

(One Village One Product)

Dra. Endang Murti, M.Si Drs. Harianto, M.Si

Drs. Bambang Martin Baru, M.Si

Editor:

Drs. Bambang Sulistiono, M.Si

(5)

ISBN: 978-602-5452-57-4

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT BERBASIS OVOP

(One Village One Product)

Penulis : Dra. Endang Murti, M.Si Drs. Harianto, M.Si

Drs. Bambang Martin Baru, M.Si Editor : Drs. Bambang Sulistiono, M.Si Sampul & Layout : Bang Joedin

Cetakan I : Juli 2019

Kode Produksi : LBP: 07.19.00234 x + 237 hlm. 16 x 23 cm.

Penerbit : LaksBang PRESSindo, Yogyakarta (Member of LaksBang Group)

http://laksbangpressindo.com E-mail: laksbangyk@yahoo.com Anggota IKAPI

Hak cipta © dilindungi undang-undang.

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin penulis dan penerbit.

(6)

KATA PENGANTAR

Konsep pembangunan masyarakat adalah menempatkan orientasi pada pembangunan sumber daya manusia, mengingat bahwa masyarakat bukan lagi dinilai sebagai obyek melainkan sebagai subyek atau pelaku pembangunan. Pendekatan pembangunan yang menempatkan masyarakat sebagai subyek ternyata mengalami kegagalan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan bahkan menimbulkan disparitas pendapatan yang semakin tinggi.

Berbagai pendekatan telah dilakukan oleh pemerintah namun belum signifikan hasil capaiannya, dengan munculnya gerakan OVOP (one village one product) dapat menjadi rujukan pemerintah dalam rangka pemberdayaan ekonomi pedesaan, karena masing-masing desa memiliki produk unggulan yang memungkinkan menjadi pilar pengembangan kegiatan usaha ekonomi pedesaan. Buku ini berusaha mengupas berbagai dimensi pembangunan masyarakat dan pembangunan ekonomi, serta pembangunan ekonomi yang berbasis OVOP.

Dimensi pembangunan masyarakat dimaksudkan untuk memberikan pemahaman khususnya yang berkenaan dengan pembangunan desa, disamping melihat dari aspek teoritisnya juga beberapa kelemahan dan kekurangannya, sehingga dapat menjadi referensi yang berguna untuk mengembangkan kajian tentang pembangunan desa pada umumnya. Sedangkan pembangunan

Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si. v

(7)

Pembangunan Masyarakat dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Berbasis OVOP

ekonomi dimaksudkan untuk membahas kerangka kerja pem- bangunan yang telah dilakukan pemerintah, dan sekaligus menter- padukan dengan gerakan OVOP yang telah terbukti berhasil dilaku- kan di Jepang maupun Thailand. Sehingga buku ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dalam pengembangan OVOP dalam kerangka pendekatan pembangunan ekonomi pedesaan.

Buku ini dihasilkan sebagai capaian hasil hibah Penelitian Riset Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT), tahun 2019.

Untuk itu, saya ucapkan terima kasih pada pemerintah melalui DIKTI yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan kajian lebih mendalam berkenaan dengan OVOP sebagai pendekatan pemberdayaan ekonomi pedesaan. Disamping itu, buku ini tidak mungkin dapat bermanfaat apabila tidak diterbitkannya, untuk itu kepada penerbit saya ucapkan terima kasih atas kesediaan dan kerja samanya menerbitkan naskah ini. Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Rahmanto Setiahadi, MP, Rektor Universitas Merdeka Madiun yang telah memberikan dorongan kepada dosen untuk meningkatkan kualitas melalui penelitian, pengabdian masyarakat, dan penulisan buku- buku ilmiah, serta kepada rekan-rekan dosen dan seluruh pihak yang telah memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka penyempurnaan buku ini.

Akhirnya penulis berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan akademisi, serta praktisi pemerintahan yang menggeluti bidang ini.

Madiun, April 2019

P e n u l i s

vi Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.

(8)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Tabel ... x

PENDAHULUAN ... 1

BAB I PEMBANGUNAN MASYARAKAT ... 7

A. Latar Belakang ... 7

B. Definisi Pembangunan Masyarakat. ... 12

C. Pendekatan Pembangunan Masyarakat. ... 14

D. Strategi Pembangunan Masyarakat Desa. ... 30

BAB II PEMBANGUNAN DESA TERPADU ... 35

A. Latar Belakang ... 35

B. Konsep Desa Terpadu ... 38

C. Implementasi dan Persoalan. ... 43

BAB III PENGEMBANGAN WILAYAH ... 53

A. Pendahuluan. ... 53

B. Konsep Pengembangan Wilayah. ... 56

C. Pendekatan Pengembangan Wilayah. ... 62

D. Konsep Agropolitan. ... 77

BAB IV PENGELOLAAN SUMBER DAYA MASYARAKAT...83

A. Latar Belakang ... 83

Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si. vii

Pembangunan Masyarakat dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Berbasis OVOP

(9)

B. Ciri-Ciri Pengelolaan Sumber Daya Berbasis

Komunitas. ... 87

C. Pendekatan Partisipatoris. ... 92

BAB V PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA ... 97

A. Latar Belakang ... 97

B. Konsep Pemberdayaan Masyarakat. ... 102

C. Definisi Pemberdayaan Masyarakat. ... 107

D. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat. ... 114

E. Prinsip Dasar Pemberdayaan Masyarakat ... 118

F. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat. ... 127

BAB VI PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT ... 135

A. Latar Belakang ... 135

B. Konsep Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. ... 137

C. Implementasi Pemberdayaan Bidang Ekonomi ... 147

BAB VII PEMBERDAYAAN KELOMPOK USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) ... 153

A. Latar belakang ... 153

B. Pengertian UMKM. ... 161

C. Permasalahan UMKM ... 165

D. Pengembangan UMKM ... 176

BAB VIII PEMBERDAYAAN EKONOMI BERBASIS OVOP (ONE VILLAGE ONE PRODUCT) ... 197

A. Latar Belakang ... 197

B. Konsep Dasar One Village One Product (OVOP)... 199

C. Prinsip Gerakan OVOP... 206

BAB IX HASIL PENELITIAN PROGRAM OVOP (ONE VILLAGE ONE PRODUCT) DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ... 221

DAFTAR PUSTAKA ... 231

viii Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.

(10)

Pembangunan Masyarakat dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Berbasis OVOP

Daftar Gambar

Gambar 1. Hubungan Antar Elemen Pembangunan ... 59 Gambar 2. Model Pemberdayaan Menurut Ruth Alsop, Mette

Frost Bertelsen, dan Jeremy Holland ... 112 Gambar 3. Ketidakberdayaan Masyarakat dalam Pasar Uang ... 142 Gambar 4. Permasalahan Masyarakat Tunadaya Bidang Ekonomi. 144 Gambar 5. Pola Pengembangan OITA dalam Mengembangkan

OVOP ... 202

Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si. ix

(11)

Pembangunan Masyarakat dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Berbasis OVOP

Daftar Tabel

Tabel 1. Tugas dan Tanggung Jawab Kelembagaan dalam Skema Koordinasi Tiga Jalur ... 203 Tabel 2. Perbandingan gerakan OVOP dan OTOP ... 205

x Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.

(12)

PENDAHULUAN

ERA globalisasi menimbulkan konsekuensi terhadap pem- bangunan ekonomi kedepan, karena dengan perkembangan penge- tahuandanteknologiinformasimenjadikansemakinmudahnyaakses informasi sehingga semakin meningkat mobilitas ekonomi baik dari dalam maupun dari luar. Maka dari itu, dalam menghadapi tantangan globalisasi itu, dibutuhkan strategi pembangunan ekonomi dengan menekankan pada peran ekonomi rakyat sebagai basis perekonomian nasional. Pemberdayaan ekonomi masyarakat desa harus terus di- tingkatkan dengan upaya mendorong dan menumbuhkan inisiatif, kreatifitas dan inovasi untuk menjaga eksistensi persaingan globa- lisasi tersebut. Menurut Sun’an dan Abdurrahman (2015:120), bahwa: dalam konsep pengembangan ekonomi rakyat, perlu dicari bentuk-bentuk sintetik, yang memungkinkan terjadinya perubahan kualitatif dan kuantitatif secara gradual dan berkelanjutan, sehingga ekonomi rakyat dapat menjadi basis memenangkan persaingan ekonomi global, yang menuntut kualifikasi standar industri yang modern, yang berbasis pada akurasi teknik, ketepatan waktu, serta harga yang rasional (kompetitif).

Kebijakan pembangunan nasional selama ini, yang lebih me- nekankan pada pembangunan industrialisasi ternyata tidak mampu mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi, dan bahkan cen- derung menimbulkan disparitas pendapatan masyarakat utama-

Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si. 1

(13)

Pembangunan Masyarakat dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Berbasis OVOP

nya masyarakat bawah. Teori trikle down effect diharapkan dapat menetes hasil-hasil pembangunan industri keseluruh lapisan masya- rakat, justru yang mampu menikmati hanya kalangan/golongan masyarakat tertentu, sedangkan bagi masyarakat bawah dengan segala keterbatasannya tidak memiliki daya kemampuan untuk me- manfaatkan hasil-hasil pembangunan industri selama ini, akibatnya yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. Ber- dasarkan kelemahan dan kekurangan tersebut, maka dibutuhkan keseimbangan kesempatan usaha ekonomi bagi lapisan masyarakat, utamanya industri kecil dan rumah tangga, karena selain mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar atau bersifat padat karya, serta teknologi yang digunakan umumnya tidak menuntut adanya tingkat pendidikan yang tinggi. Untuk itu, strategi pembangunan ekonomi kedepan harus menyesuaikan dengan karakter struktur ekonomi rakyat, dengan mendasarkan pada potensi sumber daya lokal, nilai-nilai lokal, dan kultur setempat. Menurut Korten (1984) dalam Sun’an dan Abdurrahman (2015:122), model pembangunan seperti itu disepadankan dengan pengertian pembangunan yang memihak rakyat, dimana terdapat penekanan akan pentingnya prakarsa dan perbedaan lokal. Karenanya, pembangunan seperti itu mementingkan sistem swa-organisasi yang dikembangkan di sekitar satuan-satuan organisasi berskala manusia dan masyarakat yang berswadaya.

Pemberdayaan ekonomi rakyat sangat penting dalam men- dukung perekonomian nasional, karena sektor ekonomi rakyat telah terbukti eksistensinya dalam menghadapi krisis ekonomi. Disamping itu, pemberdayaan ekonomi rakyat akan mampu menjangkau aspek pemerataan ekonomi melalui peningkatan pendapatan dan kesejahteraan rakyat. Menurut Wuradji dalam Aziz (2009:3) pemberdayaan adalah sebuah proses penyadaran masyarakat yang dilakukan secara transformatif, partisipatif dan berkesinambungan melalui peningkatan kemampuan dalam menangani berbagai

2 Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.

(14)

P end a h u l u a n

persoalan dasar yang dihadapi dan meningkatkan kondisi hidup sesuai dengan harapan. Rappaport mengartikan pemberdayaan adalah “empowerment is viewed as a process : the mechanism by which people, organization and communities gain mastery over their lives”.

artinya pemberdayaan dipandang sebagai suatu proses: mekanisme bagaimana orang, organisasi, dan masyarakat memperoleh pe- nguasaan atas kehidupan mereka. Menurut Chatarina Rusmiyati (2011:16) menyatakan bahwa pemberdayaan adalah suatu cara rakyat, organisasi dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai kehidupannya atau pemberdayaan dianggap sebuah proses men- jadikan orang yang cukup kuat untuk berpartisipasi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga yang mempengaruhi kehidupanya.

Ambar Teguh (2004:77) pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya atau proses pemberian daya/kekuatan/

kemampuan, dan atau proses pemberian daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang mempunyai daya kepada pihak yang tidak atau kurang berdaya. Pemberdayaan adalah memberikan daya atau kekuatan agar masyarakat memiliki kemampuan mendayagunakan potensi yang dimilikinya dalam mencapai kemajuan. Dengan keberdayaan masyarakat dapat menjadikan masyarakat bertahan dalam menghadapi perubahan sosial yang terjadi. Mubyarto dalam Sun’an dan Abdurrahman (2015:121) memberdayakan masyarakat berarti upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Oos M. Anwas (2013:49), pemberdayaan (empowerment) merupakan konsep yang berkaitan dengan kekuasaan (power). Istilah kekuasaan seringkali identik dengan kemampuan individu untuk membuat dirinya atau pihak lain melakukan apa yang diinginkannya. Kemampuan tersebut baik untuk mengatur dirinya, mengatur orang lain sebagai individu atau kelompok/organisasi, terlepas dari kebutuhan, potensi,atau keinginan orang lain. dengan kata lain, kekuasaan menjadikan orang lain sebagai objek dari pengaruh atau keinginan dirinya.

Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si. 3

(15)

Pembangunan Masyarakat dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Berbasis OVOP

Sedangkan Shardlow dalam Isbandi Rukminto Adi (2003:78) melihatbahwaberbagaipengertianyangadamengenaipemberdayaan, pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok, ataupun komunitas berusaha mengotrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Walaupun tujuan pemberdayaan itu berbeda-beda tergantung dari bidang pembangunan yang dijalankan, seperti dalam bidang pertanian maka orientasi pemberdayaan dapat dilakukan melalui perubahan pola pengelolaannya dari pola tradisional menuju pola pengelolaan yang memanfaatkan perkembangan peralatan pertanian yang lebih modern. Wharton dalam Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto (2017:134) pemberdayaan ekonomi ialah adanya kontinum perilaku ekonomi yang bergerak dari moral subsistemyangpadaumumnyatidakresponsiveterhadapinovasiyang ditawarkan kearah moral ekonomi rasional yang sangat responsive terhadap perubahan. Menurut Gunawan Sumodiningrat (1999:67- 68), pemberdayaan ekonomi adalah upaya untuk mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran masyarakat akan adanya potensi yang dimilikinya serta upaya untuk mengembangkannya, artinya upaya mendorong percepatan perubahan struktur ekonomi rakyat sehingga memeperkuat kedudukan dan peran ekonomi rakyat dalam perekonomian nasional. Perubahan struktur ini meliputi proses perubahan dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi yang lebih tangguh.

Gerakan OVOP (One Village One Product) yang saat ini menjadi trend baru pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan gerakan “one village one product” (satu wilayah satu produk), dapat menjadi rujukan bagi pemerintah dalam mendorong dan menumbuhkan ekonomi rakyat khususnya pada kapsitas pedesaan.

Pendekatan OVOP yang telah diimplementasikan baik Jepang maupun Thailand dengan OTOP, menunjukkan keberhasilan melalui pengembangan UMKM dapat dihasilkan produk-produk

4 Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.

(16)

P end a h u l u a n

yang berkualitas dan memiliki kemampuan daya saing secara global.

Dengan pengembangan UMKM dapat menjadi solusi persaingan produk-produk dari luar dengan berlakunya Free Trade Agreement (FTA) ASEAN-China (kesepakatan perdagangan bebas), dan sekaligus menjadi penggerak pertumbuhan suatu wilayah. OVOP dimaksudkan sebagai suatu pendekatan dalam menggerakkan ekonomi suatu wilayah melalui pengembangan produk unggulan yang berbasis potensi lokal. Produk unggulan merupakan ciri kekhasan suatu daerah dengan keunikan budaya dan tradisinya dapat menjadi daya tarik tersendiri yang memungkinkan untuk menjangkau aspek pemasaran yang luas. Melalui pembinaan secara intensif dari pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk dengan kemasan yang baru, sehingga memiliki daya saing yang tinggi secara gobal. Dengan berkembangnya produk khas suatu wilayah tersebut, diharapkan mampu menopang perekonomian masyarakat dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta sekaligus dapat mengatasi persoalan kemiskinan masyarakat. “Misi program dikembangkan dengan berlandaskan kepada tiga filosofi yaitu:(1) merupakanproduklokalyangmengglobal,(2) menghasilkan produk atas kreativitas dan dengan kemampuan sendiri, serta (3) sekaligus mengembangkan kemampuan sumberdaya manusia (M Arief: 2014).

Sementara usaha ekonomi masyarakat desa merupakan usaha rumahan (home industri), serta produk yang dihasilkan dalam skala kecil dan hanya melibatkan sumber daya masyarakat relatif terbatas.

Maka dalam implementasinya gerakan OVOP perlu direvitalisasi agar sesuai dengan potensi usaha ekonomi desa pada umumnya, karena masing-masing desa memiliki produk unggulan tertentu yang menjadi ciri kekhasannya. Apabila produk unggulan masing-masing desa itu dapat difasilitasi oleh pemerintah setempat dapat menjadi potensi yang menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Dari aspek kualitas produk, hasil olahan masyarakat

Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si. 5

(17)

Pembangunan Masyarakat dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Berbasis OVOP

desa masih perlu dimodifikasi secara lengkap agar kualitas produk dapat menjadi lebih bermutu, dan dari aspek kemasan produk masih perlu mendapatkan sentuhan estetika modern agar memiliki daya saing yang kompetitif apabila dipromosikan di pasar-pasar modern, serta dari aspek pemasarannya perlu mendapatkan bimbingan pemerintah agar dapat memanfaatkan segmen pasar secara oneline.

Maka dari itu, agar produk unggulan masing-masing desa dapat menjadipenggerakekonomidesa, dibutuhkankomitmenpemerintah melalui pembinaan secara intensif dan sekaligus memberika akses peluang dan kesempatan yang lebih banyak untuk mempromosikan kepada masyarakat khususnya masyarakat di luar wilayah. Dengan pengembangan produk unggulan masing-masing desa dapat menjadi bumper persaingan global yang saat ini sangat deras masuk dalam sektor perekonomian nasional, dan sekaligus dapat menjadi solusi untuk mengatasi persoalan kemiskinan, pengangguran, dengan meningkatkan mobilitas usaha ekonomi pedesaan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat desa pada umumnya.

6 Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Benjamín. 2005. Regional Management & Regional Marketing, IAP Jawa Tengah.

Abdul Azis, 2009, Membangun Industri Berbasis Ekonomi Kerakyatan Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Dalam Rangka Pembangunan Nasional, Kertas Karya Perorangan (TASKAP), Kursus Singkat Angkatan (KSA) XIV LEMHANNAS RI Abiyoso, Wignyo. 2008. Menggugat Perencanaan Partisipatif

dalam Pemberdayaan Masyarakat. Surabaya : Putra Media Nusantara.

Adimihardja, Kusnaka dan Hikmat, R. Harry. 2001. Particapatory Research Appraisal: Pengabdian Dan Pemberdayaan Masya- rakat. Bandung, Humaniora.

Abdul Gany, 2001, Pembangunan Perkotaan di Indonesia, Jakarta:

Penerbit Ghalia Indonesia.

Alkadri, Dodi et.al. 1999. Manajemen Teknologi Untuk Pengembangan Wilayah, jakarta: BPPT.

Alsop, Ruth, Mette Frost Bertelsen, dan Jeremy Holland. 2006.

Empowerment in Practice – from Analysis to Implementation.

Washington, DC: The World Bank.

Anggreni, Yhushinta Hesti. 2006. Analisis Efektivitas Kredit UKM (Studi Kasus UKM Nasabah KBMT Binaul Ummah, Kelura-

Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si. 231

(19)

Pembangunan Masyarakat dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Berbasis OVOP

han Pamoyanan, Bogor Selatan). Skripsi. Departemen Mana- jemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor Ambar Teguh Sulistyani, 2004, Kemitraan dan Model-model Pember-

dayaan, Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Grandori, Anna. (1997). Governance Structures, Coordination Mecha- nism and Cognitive Models. The Journal of Management and Governance 1:29-47

Andriani, Dwi Nila. 2017. Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Bahan Baku Terhadap Hasil Produksi (Studi Kasus Pabrik Sepatu PT.

Kharisma Baru Indonesia). Vol. 5, No. 2, Hal. 151-162 Ansell dan Gash. 2007. Collaborative Governance in Theory and

Practice, Journal of Public Administration Reesearch and Theory. Published by Oxford University Press

Aziz Muslim, 2009, Metodologi Pengembangan Masyarakat, Yogya- karta: Teras.

Bhimo, Johan Sukoco. 2012. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pro- gram Perpustakaan Kelurahan di Kelurahan Panularan Kota Surakarta. Skripsi. Prodi Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Chatarina Rusmiyati. 2011. Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah.

Yogyakarta: B2P3KS

Daud Bahransyaf, dkk, 2012, Pola Pemberdayaan Masyarakat Miskin Perkotaan, Yogyakarta: Penerbit B2P3KS PRESS.

Dagva BoldBaatar (2005), Role of Central Bank in Promoting Small Medium Scale Enterprise in the Seacen Countries, The SEACEN Centre, Kuala Lumpur, Malaysia.

Dwiyanto, Agus, 2010, Manajemen Pelayanan Publik : Peduli, Inklusif, dan Kolaboratif. Yogyakarta: Penerbit UGM Press.

Djogo, Tony; Sunaryo; Suharjito, Didik; dan Sirait, Matuar. (2003).

Kelembagaan dan Kebijakan dalam Pengembangan Agro- forestri.Bogor: World Agroforesty Centre (ICRAF)

232 Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.

(20)

Daftar Pustaka

Edi, Suharto. 1997, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masya- rakat, Bandung: Refika Aditama

Edi, Suharto. (2009). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial &

Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Hafsah, M.Jafar. 2004. Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah. (UKM), Infokop Nomor 25 Tahun XX. Hasanudin.

Hulme, David & M. Turner, 1990. Sociology of Development: Theories, Policies and Practices. Hertfordshire: Harvester Whearsheaf.

Isbandi Rukminto Adi, 2003, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Raja grafindo Persada.

Kieffer, 1984, Sociology of Development: Theories, Policies and Prac- tices, Hertfordshire: Harvester Whearsheaf.

Kartasasmita, G. (1966). Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhandan Pemerataan. Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo Ketaren, Empowerment: The Politics of Alternative development,

terjemahan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2008.

Korten, Women and Empowerment: Participation and Decision Making, London : Zed Books Ltd, 1992.

Mardi Yatmo Hutomo, 2000, Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi, Yogyakarta: Adiyana Press.

Miranda S. Goeltom, 2005, Kebijakan Perbankan dalam Mendu- kung Upaya Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Mene- ngah, Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional, diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (DPP- HIPPI).

Meirina Triharini, Dwinita Larasati & R. Susanto, 2014, Pendekatan One Village One Product (OVOP) untuk Mengembangkan Potensi Kerajinan Daerah, Studi Kasus: Kerajinan Gerabah di Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, ITB J. Vis. Art &

Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si. 233

(21)

Pembangunan Masyarakat dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Berbasis OVOP

Des, Vol. 6, No. 1, 2014, 29-42

Narayan, Deepa. (ed). 2002. Empowerment and Poverty Reduction: A Source Book. Washington, DC: PREM – The World Bank.

Nursalam. 2010. Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Malang. Skripsi.

Oos M. Anwas, 2013, Pemberdayaan Masyarakat Di Era Global, Bandung: Penerbit Alfabeta.

Oktiya, Ana. 2006. Analisis Rantai Pasokan Terhadap Produktivitas di UKM Keramik Klampok Banjarnegara. Skripsi. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor Pranaka, Prijonodan S, Onny, 1996, Pemberdayaan, Konsep Kebijakan

dan Implementasi, Jakarta: Centre For Strategic and Studies.

Rappaport, J, 1984, Studies in Empowerment: Introduction to he Issue, Prevention In Human Issue,(USA.

Rustiadi. Ernan (ed.). 2006. Kawasan Agropolitan Konsep Pembangunan Desa-Kota Berimbang, IPB Universitas Baranangsiang, Bogor.

Rondinelli, A. Dennis. 1978. Applied Methods of Regional Analysis- The Spatial Dimensions of Development Policy. Westview Press/Boulder. London.

Ross, J.W., 1987, Enterprise Architecture as Strategy: Creating a. Foun- dation for ... IBM Systems Journal, 26(3), 276-292, 1987. [ZJ2].

Sajogyo,1982,KemiskinandanPembangunandiPropinsiNusatenggara Timur, Jakarta: Penerbit Yayasan Obar Indonesia.

Sugiharto dan Rizal, 2008, Ekonomi Makro: Teori Analisis dan Kebijakan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sukirno, Sadono.1976. Beberapa Aspek Dalam Persoalan Pemba- ngunan. Jakarta: LP3ES UI.

Sun’an, Muammil & Abdurrahman Senuk. 2015. Ekonomi Pembangu- nan Daerah. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

234 Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.

(22)

Daftar Pustaka

Soetomo, 2010, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat, Yogya- karta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Pemberdayaan dan Jaringan Penga- man Sosial. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Soetrisno, Loekman. 2005. Demokratisasi Ekonomi dan Pertumbuhan Politik. Yogyakarta: Kanisius.

Tampubolon, Biatna. D. 2006. Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan Dan Faktor Etos Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Organisasi Yang Telah Menerapkan SNI 19-9001-2001. Jurnal Standardisasi. No 9. Hal: 106-115

Tjiptoherijanto, Prijono. 1997. Migrasi, Urbanisasi dan Pasar Kerja di.

Indonesia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Triutomo, Sugeng. 1999. Pengembangan Wilayah Melalui Pemben- tukan Kawasan Ekonomi Terpadu dalam Tiga Pilar Pengem- bangan Wilayah, Jakarta: Penerbit BPPT.

Totok mardikanto dan poerwoko soebianto, 2017, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Prespektif Kebijakan Public, Bandung:

ALFABETA.

Thomson dan Perry dalam Keban. 2007. Enam Dimensi Strategi Ad- ministrasi Publik: Konsep, Teori, dan Isu. Yogyakarta: Gava Media.

Usman Sunyoto. 2004. “Pembangunan dan Pemberdayaan Masya- rakat”,. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

World Bank, 2002, Indonesia Second Small Enterprise Development Project, Staff ppraisal Report, East Asia and Pacific Regional Office.

Yuni. 2003. Respon Pengusaha Kecil Terhadap Kredit Usaha Kecil dan Hubungannya dengan Perkembangan Usaha (Kasus Pedagang di Pasar Anyar dan Pasar Bogor, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si. 235

(23)

Pembangunan Masyarakat dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Berbasis OVOP

Yunelimeta. 2008. Pembangunan Pedesaan dalam Konteks Agropo- litan, Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia studi kasus di Daerah Minangkabau-Sumatra Barat: Pengertian Pengembangan Wilayah. Semarang: Tesis, Universitas Diponegoro.

Yulistyo Suyanto, 2008, Penguatan Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Peningkatan Daya Saing Produk Agri- bisnis Unggulan di Kabupaten Semarang, Program Studi Magister Agribisnis Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.

Konsiderant:

Undang-undang nomer 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah

Undang-undang nomer 25 tahun 1992 tentang pengkoprasian Undang-undang no. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia Undang-undang Nomor: 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil Peraturan Pemerintah Nomor: 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Percepatan Sektor

Riil dan Pembangunan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Website:

A ahyudi, 2016, Efektivitas dan Efisiensi Implementasi OVOP dalam Pengembangan ... journal.isi.ac.id/index.php/JTKS/

article/download/1811/539, diakses tanggal. 4 Mei 2019.

isa, 2013, BAB II KAJIAN TEORI A. PARTISIPASI POLITIK 1.

Partisipasi Politik a ...,eprints.uny.ac.id/23755/4/4.BAB%20II.

pdf diakses tanggal. 7 Pebruari 2019

Titik Yuliani, 2012, Analisis Aspek Kelembagaan Koperasi dalam Melaksanakan Program ONE VILLAGE ONE PRODUCT (OVOP) Binaan Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil

236 Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.

(24)

Daftar Pustaka

Menengah (Studi Koperasi Mitra Tani Parahyangan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ), Skripsi, lib.ui.ac.id/

file?file=digital/20318059-S-Titik%20Yuliani.pdf www.bappenas.go.id, diakses tanggal. 7 Pebruari 2019

http://www.ekonomirakyat.org/edisi_14/artikel_2.htm, diakses tanggal. 7 Pebruari 2019

Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si. 237

Referensi

Dokumen terkait

bahwa plyometric adalah latihan yang meningkatkan daya ledak. Dari hasil observasi dan pemantauan terhadap Club PB Angkasa bahwa bakat dan minat yang dimiliki oleh

Jenis sayur dalam distribusi sayuran Wilayah perdesaan Kabupaten Bantul mampu memproduksi sayuran dataran rendah sementara kota melalui supplier Bongkaran Pasar Induk

Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang memerlukan solusi pengembangan produk. Analisis kebutuhan dilaksanakan melalui observasi, angket dan

Foreman memiliki nilai awal bitrate yang lebih besar karena seluruh frame bergerak dan pergerakannya tidak stabil, hal ini menyebabkan prediksi temporal dilakukan

Hasil sintesis yang diperoleh dalam FPGA Spartan-3E untuk mengimplementasikan convolutional encoder (2, 1, 8) mengkonsumsi komponen 3 slices, 6 slice flip-flop,

Seiring dengan berkembangnya kota menjadi pusat perdagangan maritim, wilayah perkotaan tumbuh ke arah barat digali sebagai saluran sudetan untuk membuang limpasan dari Kali Brantas

Di Indonesia, kondisi ini merupakan wujud dari keberhasilan program kontrol kelahiran bayi yang dicanangkan secara intensif pada tahun 1960-1970 an yaitu Program

Solusi dari model game theory menunjukkan strategi mana yang dapat dipilih oleh masing-masing entitas yang terlibat untuk mendapatkan nilai payoff yang