• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut ini Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan Program Keluarga Harapan (PKH), dengan harapan mampu menjadi gambaran peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti & Judul Hasil Penelitian

Cahyo Sasmito & Ertien Rining Nawangsari (2019)

yang berjudul

“Implementasi Program Keluarga Harapan dalam Upaya Mengentaskan Kemiskinan di Kota Batu”

Fakus penelitian ini proses implementasi Program kelurga Harapan yang berjalan dengan lancar. Diantara keberhasilannya Program ini Karena Komunikasi yang berjalan dengan baik antar Pendamping dengan KPM. Pendamping dilibatkan dalam setiap agenda pertemuan oleh Dinas sosial seperti Rapat koordinasi, seminar, dan matrikasi sebagai bekal menjadi pendamping yang professional.selain itu Pendamping PKH juga diberikan tugas oleh Dinas Sosial untuk memberikan penyuluhan tentang syarat-syarat dan ketentuan yang wajib dipenuhi oleh peserta.

Perbedaan

Sedangkan penelitian ini berfokus pada proses pendampingan dan problematika pendampingan PKH di Desa Bataal Timur Kec. Ganding Kab. Sumenep.

Evi Rahmawati & Bagus Kisworo, (2017) Peran Pendamping Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Keluarga Harapan

Penelitian ini memfokuskan terhadap faktor pengahambat dan pendukung dalam pendampingan PKH di Kecamatan Semarang Tengah. Faktor penghambat dalam pendampingan ada internal yaitu sulitnya peserta (KPM) dalam pengumpulan berkas dan data serta pendamping memerlukan waktu lama dalam beradaptasi di lingkungan

(2)

11

baru. Sedangkan faktor kendala Eksternal yaitu penginformasian dari pusat yang mendadak, jarak tempuh lokasi pendampingan yang jauh serta lokasi pendampingan di gang sempit. Adapun faktor pendukung antusias KPM dan sarana yang memadai

Perbedaan

Evi Rahmawati & Bagus Kisworo dalam Penelitiannya memfokuskan pada faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pendampingan di Kecamatan Semarang tengah, sedangkan penelitian ini dilaksanakan untuk menjelaskan proses pendampingan serta menguak problematika pendampingan PKH di Desa Bataal Timur Kec. Ganding Kab. Sumenep.

Habibullah (2011) Peran Pendamping Pada Program Keluarga Harapan Di Kabupaten Karawang

Penelitian ini mengulas tentang perananan pendamping PKH dalam keberhasilan dilapangan. Sebab keberhasilan PKH tidak terlepas dari peran yang ditampilkan oleh pendamping PKH.

Perbedaan

Penelitian yang di lakukan oleh Habibullah, lebih fokus pada peranan pendamping PKH sebagai ujung tombak keberhasilan program PKH. Berbeda dengan penelitian ini, yaitu berfokuskan pada proses pendampingan dan problematika pendampingan PKH di Desa Bataal Timur Kec. Ganding Kab. Sumenep.

Weni Dwi Saputri, Eva Lidya & Mery Yanti, (2019) Peran Pendamping Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir

Peran dan kendala dalam pendampingan PKH di kabupaten Tanjung raja Ogan Ilir. Peran pendamping adalah sebagai fasilitator, memeberi pendidikan, serta memberi keterampilan. Adapun kendala yang terjadi dalam pendampingan di internal yaitu dalam proses konseling trouma yang berpengaruh pada kegiatan lainnya. Sedangkan di kendala eksternal akses ke desa atau akses jalan desa, kendala pengangkutan, penggunaan dana oleh KPM tidak digunakan sesuai dengan tujuan program, adanya kecemburuan dari keluarga yang tidak mendapatkan program bantuan yang bisa mempengaruhi pelaksanaan mentoring.

(3)

12 Sumber: Data diolah Tahun 2021

2.2 Kerangka Konsep

2.1.1 Konsep Problematika

Problematika berasal dari kata problem yang memiliki arti permasalahan atau masalah. Masalah itu sendiri adalah persoalan atau kendala dimana persoalan tersebut harus dipecahkan dengan menemukan jalan keluarnya atau solusinya. Dalam arti lain masalah adalah kesenjangan antara keadaan nyata dengan sesuatu yang diharapkan dengan baik agar supaya mendapatkan hasil yang optimal. Didalam kamus besar bahasa Indonesia kata problematika berarti masih menimbulkan masalah; hal-hal yang masih menimbulkan suatu masalah yang belum dapat dipecahkan.

Menurut Suharso, dkk (2009) Problematika adalah sesuatu yang mengandung masalah. Tidak tercapainya suatu tujuan dalam arti lain menjadi penghalang daripada suatu tujuan. Secara umum bisa dimaknai bahwa masalah adanya keadaan atau kesenjangan keadaan nyata dan harapan dimana masalah menajdi jurang pemisah antara kebutuhan yang diharapkan dengan kutuhan yang ada.

Perbedaan

Weni Dwi Saputri, Eva Lidya & Mery Yanti dalam penelitainnya, mengemukakan peran dan kendala pendampingan PKH di kabupaten Tanjung Raja Ogan Ilir. Sedangkan dalam penelitian ini mencoba fokus pada proses pendampingan serta problematika pendampingan PKH di Desa Bataal Timur Kec. Ganding Kab. Sumenep.

(4)

13

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa problematika merupakan permasalahan yang terjadi dilapangan yaitu antara keadaan nyata dengan harapan baik yang diinginkan sehingga perlu adanya penyelesaian, perbaikan terhadap masalah tersebut sehingga masalah keadaan dan harapan bisa berjalan beriringan.

2.1.2 Konsep Pendampingan

Pendampingan merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh fasilitator dalam sebuah upaya penguatan mutu masyarakat dalam kehidupannya atau pendamping masayarakat dalam implementasi suatu program baik program dari pemerintah maupun non pemerintah.

Fasilitaror diantaranya memiliki tugas sebagai pendorong (motivasi) masayarakat, penggerak dan katalisator Sementara Masyarakat sendiri menjadi pelaku dan pengelola kegiatan tersebut. pendampingan adalah strategi yang kerap digunakan sebagi upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu hidup lebih baik dan mampu mengenali masalah yang dihadapi serta memiliki alternatif untuk mengatasinya.

Keberdayaan masyarakat ditentukan oleh kemampuan sumber daya sendiri yaitu keberdayaan masayarakat dipengaruhi sumber daya manusianya.

Keberhasilan pendampingan bukan hanya petugas lapangan atau tenaga pendamping namun peran aktif dari masyarakat melalui antusias dan keberminatan menjadi kunci dalam keberhasilan pendampingan. Dengan demikian perlu adanya pendampingan yang benar-benar dilakukan dengan baik dan profesional guna menciptakan perubahan lebih baik di masyarakat.

(5)

14

Pendampingan program keluarga Harapan (PKH) sebagaimana di dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Tahun 2018 tentang Program Keluarga Harapan pasal 49 ayat 4 pendamping memiliki tugas:

a. Memastikan bantuan sosial PKH diterima oleh keluarga penerima manfaat PKH tepat jumlah dan sasarannya.

b. Melaksanakan pertemuan peningkatan kemampuan keluarga bersama keluarga penerima manfaat PKH paling sedikit satu kali setiap bulan.

c. Memfasilitasi keluarga penerima manfaat PKH mendapatkan program komplementer dibidang kesehatan, pendidikan, subsidi energi, ekonomi, perumahan, dan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya.

Pendamping Program keluarga harapan memiliki peran yang sangat vital dalam keberlangsungan dan keberhasilan program tersebut. Peran Pendamping dalam Progam Keluarga Harapan menurut (Bagou, 2016) Adalah:

1. Memberikan informasi dan penjelasan kepada peserta PKH tentang prosedur yang harus dilalui

2. Malaksanakan validasi data peserta PKH memberikan motivasi,

3. Pengawasan dalam pendampingan kepada peserta PKH agar memenuhi kewajiban-kewajibannya

4. Menjembatani peserta PKH dengan pihak-pihak lain yang terlibat ditingkat kecamatan kabupaten/kota.

(6)

15

2.1.3 Konsep Program Keluarga Harapan (PKH)

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah bantuan bersyarat bagi keluarga sangat miskin (SM) dimana keluarga tersebut sudah memenuhi syarat sebagai peserta dan sudah disetujui Kementerian Sosial Republik Indonesia. Keluarga penerima manfaat (KPM) harus mempunyai kriteria keluarga miskin yang memiliki komponen PKH, adapun komponen yang dimaksud adalah: 1) Dalam keluarga tersebut harus ada ibu hamil atau ibu nifas atau anak balita. 2) Memiliki anak usia belum sampai 7 tahun dan belum bersekolah dasar (usia prasekolah). 3) Terdapat anak usia belum sampai 7 tahun sampai 21 tahun dimana anak tersebut belum menyelesaikan pendidikan wajib belajar 12 tahun. 4) keluarga memiliki anak penyandang disabilitas berat usia 0-21 tahun. 5). Keluarga yang Terdapat lansia.

Tujuan Program keluarga Harapan ini tidak lain adalah untuk meningkatkan taraf hidup melalui akses pelayanan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan keluarga miskin dan rentan. Menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam mengakses layanan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial.

Mengurangi kemisknan dan kesenjangan dan mengenalkan manfaat produk dan jasa keuangan formal kepada keluarga penerima manfaat

(7)

16

Gambar 2.1

Tujuan Program keluarga Harapan

Sumber: Kementerrian Sosial RI

Kesimpulannya adalah Keluarga penerima manfaat (KPM) harus memenuhi kriteria yang sudah dijelaskan diatas menjadi peserta Program keluarga harapan yang telah ditetpkan pemerintah. Keluarga penerima manfaat KPM memiliki hak dan kewajiban setelah menjadi peserta PKH, adapun haknya mendapatkan bantuan uang tunai serta fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan. KPM PKH mendapatkan besaran bantuan uang sesuai dengan komponen yang ada didalam keluarga tersebut. KPM menerima bantuan setiap tahun yang cair setiap 3 bulan sekali atau 1 tahun 4 kali.

(8)

17

Tabel 2.2

Penimbang Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan Tahun 2021

No Kategori Nominal

1 Ibu Hamil/Nifas 3.000.000

2 Anak Usia dini 0-6 Tahun 3.000.000

3 Pendidikan Anak SD/sederajat 900.000

4 Pendidikan Anak SMP/sederajat 1.500.000

5 Pendidikan Anak SMA/sederajat 2.000.000

6 Penyandang disabilitas berat 2.400.000

7 Lanjut usia 2.400.000

Sumber: Indeks dan faktor penimbang Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan Tahun 2021 (Rp)/Tahun. Kementerian sosial

Pencairan dana bantuan Program keluarga harapan dilakukan dalam 4x tahap (empat kali dalam 1 satu tahun) sehingga memiliki rincian kecil dalam setiap penyaluran bantuan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerimaan dan penggunaan situs jejaring social Twitter di lingkungan Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Administrasi

Penelitian ini menghadirkan kajian neurologik untuk mengenali dan meleburkan bahwa gangguan berbahasa anak yang disebut disleksia kemungkinan terbesar penyebabnya adalah

a) Kuantitas dari bahan aspal yang diukur untuk pembayaran adalah nilai terkecil di antara berikut ini : jumlah liter residu pada 15 ºC menurut takaran yang diperlukan

Lokasi terminal model nearside coba diterapkan dengan adanya permasalahan arus pergerakan dalam kota dengan adanya terminal terpadu (terminal lama). Pemindahan terminal lama

Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkat SKPDN, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit

Tujuan Tugas Akhir ini adalah berupa analisa perbandingan besarnya rugi-rugi daya, rugi-rugi tegangan ( voltage drop ), serta KHA yang terjadi pada saluran bawah laut

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mencoba untuk membuat suatu rancangan Sistem Informasi Aplikasi yang mempermudah Pengolahan Data Pendapatan Jasa Service Pada

Sebagai layanan informasi, perancangan perangkat lunak berbasis web, memiliki dua fungsi: (a) menampilkan data signal TMA dan data suara gemuruh ditampilkan kehalaman web