SINTESIS PADUAN MIKRO BAJA ODS Fe-15Cr-0,5Y2O3
MENGGUNAKAN IRADIASI ULTRA SONIK
Marzuki Silalahi1, Hanif Abdurrahman Wicaksana2, Bambang Sugeng1, Arbi Dimiyati1, Bambang Suharno2
1 PSTBM-BATAN, Kawasan Puspiptek_Serpong, Tangerang Selatan 13310
2 Teknik Metalurgi - Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok, Depok 1624 email: [email protected]
ABSTRAK
SINTESIS PADUAN MIKRO BAJA ODS Fe-15Cr-0,5Y2O3 MENGGUNAKAN IRADIASI ULTRA SONIK. Baja ODS (Oxide Dispersion Strengthened) digunakan secara luas di dunia industri termasuk industri energi nuklir karena memiliki sifat tahan terhadap korosi dan temperatur tinggi. Metode pembuatan baja ODS yang sudah dikembangkan adalah metode pemaduan mekanik dengan menggunakan ball mill, namun masih menemui kendala yaitu terdapatnya oksida hasil proses. Untuk itu dikembangkan metode pemaduan mekanik menggunakan iradiasi ultra sonik dengan tujuan untuk mendapatkan paduan mikro Baja ODS. Serbuk yang homogen, ukuran butir yang halus, dan pembentukan paduan mikro tanpa pembentukan fasa oksida merupakan keunggulan metode ini. Penelitian ini mempelajari tentang pembentukan paduan mikro baja ODS Fe-15Cr-0,5Y2O3 menggunakan iradiasi ultra sonik. Pembentukan paduan mikro terjadi dengan memanfaatkan efek tumbukan antar partikel yang dihasilkan gelombang ultra sonik serta ledakan kavitasi disekitar partikel yang saling berdekatan. Proses iradiasi ultra sonik dilakukan pada frekuensi 20 kHz dan amplitudo 50% dalam larutan toluene, dan sebagai pembanding dilakukan proses pencampuran serbuk Fe-15Cr-0,5Y2O3 dalam mortar. Pembentukan paduan mikro FeCr pada preparasi serbuk Fe-15Cr-0,5Y2O3 dianalisis menggunakan SEM- EDS, TEM-EDS dan XRD. Fasa Fe-Cr terdeteksi pada sampel hasil iradiasi ultrasonik dengan komposisi Fe=56,99% dan Cr=43,01% massa. Partikel paduan mikro Fe-Cr-Y2O3
terbentuk dengan komposisi persen berat Fe=24; Cr=75,04 dan Y2O3=0,96. Serbuk paduan mikro Baja ODS Fe-15Cr-0,5Y2O3 dapat diperoleh dengan iradiasi ultrasonik dalam larutan tolune pada frekuensi 20 kHz, waktu 50 jam dan Amlitudo 50%. Persen fraksi massa serbuk Baja ODS fasa Fe-Cr : Fe : Cr yaitu 10,86:89:0,4. Iradiasi ultrasonik baja ODS Fe-Cr-Y2O3
dalam larutan toluene tidak menghasilkan fasa oksida.
Kata Kunci: Baja ODS, Iradiasi ultra sonik, amplitudo, paduan mikro, kavitasi ABSTRACT
SYNTHESIS OF MICROALLOYING ODS STEEL Fe-15Cr-0.5Y2O3 WITH ULTRASONIC IRRADIATION. ODS (Oxide Dispersion Strengthened) Steel are widely used in industry including nuclear energy industry because its resistance against corrosion and high temperature. ODS steel during its manufacturing often used mechanical alloying method using a ball mill. But, the formation of oxide phase during the manufacturing process led to using ultrasonic irradiation manufacturing method. Homogeneous powder, fine grain size, and the establishment of microalloying without the oxide phase formation is an advantage of this method. This research studies the formation of microalloying in preparation of Fe-15Cr- 0.5Y2O3 powder. The ultrasonic wave effects such as mechanic and cavitation explosions near paired particles were applied to form microalloy. The ultrasonic irradiation is done at frequency of 20 kHz and amplitude of 50% in tolun solution.. The stirred Fe-15Cr-0.5Y2O3
powders in mortar was analyzed for comparison. The Fe-Cr phase formation was analyzed using SEM-EDS, TEM-EDS and XRD. The Fe-Cr phase was detected in ultrasonic irradiated powders with the composition of Fe = 56.99 and of Cr = 43.01 in wt.%. Particle of Fe-15Cr- 0.5Y2O3 was detected with the composition of Fe=24; Cr=75,04 dan Y2O3 =0,96. The powders of microalloying ODS steel Fe-15Cr-0,5Y2O3 could be resulted by ultrasonic irradiating at frequency of 20 kHz, time of 50 hrs and amplitude of 50%. The microalloying ODS steel Fe-15Cr-0.5Y2O3 powders consists of Fe-Cr:Fe:Y2O3 of 10.89:89:0.4 in mass fraction respectively. Ultrasonic irradiating of ODS steel Fe-Cr-Y2O3 powders in toluene solution did not produce the oxide phase.
Keywords: ODS Steel, ultrasonic irradiation, amplitude, microalloying, cavitation
PENDAHULUAN
Baja ODS (Oxide Dispersion Strengthened) merupakan kandidat kuat untuk aplikasi temperatur tinggi[1] seperti pada industri energi nuklir[2], reaktor Supercritical Water (SCW) sebagai material anti korosi[3], bahan advanced nuclear power sebagai high performance cross-cutting material[4] karena tahan terhadap korosi dan creep tinggi[3,4]. Baja ODS merupakan baja temperatur tinggi dengan struktur yang stabil sehingga dapat digunakan pada temperatur tinggi. Pembuatan paduan Fe-Cr dimulai dari secondary steel making tahun 1950 pada furnace,1950-1960 vacuum arc digassing dengan peniupan gas Ar, hingga pencampuran pada ladle furnace[4]. Kemudian, penelitian berlanjut ke arah yang lebih modern seperti menggunakan planetary atau attritor ball mill untuk mechanical alloying serbuk dan diteruskan menggunakan High Energy Milling, attraitor ball mill menggunakan peniupan gas argon [5], High planetary ball mill dibawah atmosfir argon[6]. Namun, proses manufaktur tersebut tidak dapat dihindari kemungkinan terbentuknya fasa oksida pada preparasi serbuk baja ODS. Untuk itu dilakukan proses sintesis menggunakan metode iradiasi ultra sonik untuk mendapatkan paduan mikro baja ODS Fe-15Cr-0,5Y2O3. Metode ini telah digunakan dalam pembuatan paduan mikro Fe-Cr dalam larutan toluene[7] dan menjadi pilihan yang tepat untuk preparasi serbuk paduan mikro tanpa fasa oksida.
Poses manufaktur baja tahan temperatur tinggi membutuhkan pencampuran skala atomik terutama dengan unsur lain sehingga dihasilkan baja berkualitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengobservasi pembentukan paduan partikel Fe-Cr terdispersi Oksida Y2O3. Dengan terbentuknya paduan partikel Fe-Cr terdispersi oksida Y2O3 ini diharapkan diperoleh padatan Baja ODS pada tahapan selanjutkan yang lebih homogen dan prosesnya menjadi lebih singkat. Penelitian sebelumnya memanfaatkan iradasi ultra sonik dan menghasilkan paduan mikro Fe-Cr pada waktu iradiasi 50 jam, amplitudo 40%, dan frekuensi 20 kHz akibat adanya runtuhan kavitasi[7]. Penelitian lain menunjukkan bahwa pembentukan paduan antar partikel dapat terjadi antara partikel sejenis dan partikel tidak sejenis dengan metode iradiasi ultra sonik dikarenakan adanya tabrakan antar partikel[8].
Penggunaan iradiasi ultrasonik dalam rangka membentuk paduan mikro merupakan metode yang baru. Penggunaan iradiasi ultra sonik dapat memicu efek mekanis dan pembentukan kavitasi sebagai akibat dari tegangan dan regangan yang dihasilkan dari gelombang longitudinal. Kavitasi dapat mengalami runtuhan apabila tekanan yang ada di sekitar kavitasi meningkat seiring dengan pertambahan waktu. Peningkatan tekanan disekitar kavitasi bisa mengakibatkan runtuhan kavitasi. Runtuhan kavitasi akan menghasilkan microjet yang akan mendeformasi permukaan partikel dan meningkatkan reaktivitas permukaan. Runtuhan kavitasi juga bisa menghasilkan temperatur tinggi sehingga apabila pada saat yang bersamaan runtuhan kavitasi dan partikel-partikel saling berdekatan maka akan terjadi penyatuan antar partikel baik partikel yang sejenis atau partikel tidak sejenis. Toluene sebagai medium larutan untuk iradiasi tidak mengalami perubahan sehingga fasa oksida tidak terbentuk.
METODOLOGI
Material pada penelitian ini, digunakan serbuk Fe, Cr, dan Y2O3 murni produk aldrich dengan kemurnian 99.9%. Selain itu digunakan larutan toluene dengan kemurnian 90%
produk aldrich sebagai medium perlakuan iradiasi ultra sonik.
Tabel 1 Ringkasan perlakuan terhadap sampel
Sampel Perlakuan Waktu (jam) Frekuensi (kHz) Amplitudo (%)
A pencampuran pada mortar 0,25 - -
B Iradiasi Ultrasonik pada medium Toluene
50 20 50
Sampel pada penelitian ini dibuat dengan menimbang dan mencampurkan serbuk Fe=84,5%, Cr=15%, dan Y2O3=0,5% berat sebagai material awal. Kemudian, sampel dibagi menjadi sampel A dan B dengan perbedaan perlakuan seperti yang tertera pada Tabel 1.
Pencampuran sampel A dilakukan dengan mengaduk campuran serbuk dalam mortar selama 15 menit dan digunakan sebagai sampel pembanding.
Perlakuan pada sampel B dilakukan dengan iradiasi ultra sonik dalam larutan toluene menggunakan Ultrasonic Horn tipe Autotune series "High intensity Ultrasonic Processor", sonics vibracell amplitude. Serbuk Fe, Cr, dan Y2O3 dicampurkan dengan komposisi berat Fe 84,5%, Cr 15%, dan Y2O3 0.5% dan toluene dalam gelas beker pyrex.
Proses iradiasi ultra sonik pada frekuensi 20 kHz dan amplitudo 50% dilakukan selama 50 jam. Pengujian morfologi dan komposisi mikrostruktur Fe-15Cr-0,5Y2O3 dianalisis menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) yang dilengkapi dengan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) JEOL, JESM 6510LA dengan menggunakan energi 20 keV, dan Transmission Electron Microscopy (TEM) yang dilengkapi dengan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) TEM FEI Tecnai G2 20S-Twin. Identifikasi fasa Fe, Cr, dan pembentukan fasa baru Fe-Cr dianalisis menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) merek Simadzhu XD-610. Pengukuran XRD dilakukan dengan menggunakan radiasi Cu Kα (λ=0,15406 nm). Untuk menganalisis lattice parameter, persentase massa fasa penyusun serbuk, dan struktur kristal dari pengujian XRD, maka digunakan metode penghalusan kurva menggunakan software HIGHSCORE dengan menggunakan metode penghalusan Rietveld [7,9]. Metode penghalusan kurva digunakan untuk menyesuaikan parameter struktur yang didapatkan dari hasil pengujian XRD dengan model struktur kristal yang memiliki bentuk simetri kristal dari masing-masing unsur. Penghalusan kurva yang ideal ditandai dengan nilai goodness of fit yang didefiniskan ideal ketika bernilai x ≤ 1,200. Perhitungan goodness of fit didefinisikan sebagai:
Dimana S adalah nilai goodness of fit (x ≤ 1,200), Rwp adalah nilai weighted profile realibility- factor, dan Re adalah nilai expected realibility-factor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1 merupakan hasil pengamatan struktur mikro menggunakan SEM pada serbuk setelah diberikan perlakuan ultra sonik dengan frekuensi 20KHz, amplitudo 50%, selama 50 jam. Pengujian SEM dilakukan dengan menggunakan metode BSE.
Gambar 1 Hasil pengujian SEM pada iradiasi ultra sonik amplitudo 50% (a) perbesaran 3000x (b) perbesaran 10.000x, dan (c) Hasil uji komposisi EDS
Struktur mikro campuran partikel Fe-Cr-Y2O3 hasil perlakuan ultra sonik berbentuk tidak beraturan (Gambar 1a). Hasil analisis menggunakan EDS bahwa partikel posisi titik 002 pada Gambar 1a dan diperbesar menjadi 10000x (seperti terlihat pada Gambar 1b) merupakan partikel paduan Fe-Cr dengan komposisi Fe=55,99% massa dan Cr=43,01%
massa (seperti pada Gambar 1c). Hal ini menggambarkan bahwa pada iradiasi ultra sonik telah berdampak pada penggabungan partikel. Pengamatan struktur mikro menggunakan TEM yang disertai dengan hasil pengamatan EDS tertera pada Gambar 2.
Element Weight
% Atomic
% Error
% Net
Int. K
Ratio Z R A F
Y L 0.06 0.04 13 57.59 0.0003 0.9324 1.068 0.5622 1.0101
Zr L 0.01 0 61.94 6.25 0 0.9298 1.0738 0.6185 1.0128
Cr K 4.69 5.66 1.78 8669.5 0.0561 1.0356 0.9745 0.9706 1.1899 Fe K 1.5 1.68 1.97 2446.41 0.021 1.0336 0.9863 0.9793 1.3896 Cu K 93.75 92.61 1.7 68306.38 0.93 0.9976 1.0013 0.9944 1
Gambar 2 Struktur mikro partikel paduan mikro Fe-Cr-Y2O3 Hasil perlakuan ultrasonik menggunakan TEM-EDS (a) struktur mikro partikel, (b) pola EDS, dan
(c) unsur hasil analisis EDS
Pada Gambar 2 (a) terlihat partikel paduan mikro Fe-Cr-Y2O3 berbentuk persegi panjang dengan komposisi Fe=24; Cr=75,04 dan Y2O3=0,96 (Gambar 2b dan 2c). Hasil ini memperjelas bahwa telah terbentuk paduan mikro Fe-15Cr-0,5Y2O3 pada proses iradiasi ultra sonik.
Analisis yang lebih spesifik tentang pembentukan fasa Fe-Cr dilakukan menggunakan software HIGHSCORE yang diikuti penghalusan (refinement) menggunakan metode Rietveld terhadap data pengujian XRD. Hasil analisis tertera pada Gambar 3, sampel A (a) dan sampel B (b).
Gambar 3 Hasil analisis penghalusan kurva pola XRD untuk (a) sampel A, (b) sampel B.
(a)
(b)
(c)
Nilai goodness of fit masing-masing penghalusan kurva diperlihatkan pada Tabel 2. Nilai goodness of fit masing-masing menunjukan penghalusan kurva ideal karena bernilai x ≤ 1,200. Persentase fasa pada masing-masing sampel diperlihatkan pada Tabel 3. Sampel A tidak terbentuk fasa Fe-Cr dibuktikan dengan nilai Fe-Cr:Fe:Cr secara berurutan adalah 0:97,8:1,3%. Sampel B mengandung tiga fasa yaitu Fe-Cr:Fe:Cr dengan persentase 10,06:89:0,4%. Tabel 4 memperlihatkan lattice parameter untuk sampel A, dan B. Nilai lattice masing-masing pengujian bernilai mendekati referensi Fe-Cr[10], Fe[11], dan Cr[12]
yang menunjukkan struktur BCC dimana a=b=c. Berdasarkan penghalusan kurva, maka kedua sampel A dan B menunjukkan struktur BCC.
Tabel 2 Ringkasan nilai Goodness of fit
Sampel A Sampel B
Goodness of fit 1,1780 1,0397
Tabel 3 Ringkasan komposisi hasil penghalusan kurva Fraksi Massa (%)
Fasa Sampel A Sampel B
Fe-Cr 0 10,06
Fe 98,7 89
Cr 1,3 0,4
Tabel 4 Ringkasan komposisi hasil penghalusan kurva Lattice Parameter a=b=c (Å)
Fasa Referensi Sampel A Sampel B
Fe-Cr 2,866[10] 2,8733 2,8829
Fe 2,910[11] 2,9118 2,9486
Cr 2,900[12] 2,8659 2,8662
Gelombang ultra sonik merupakan gelombang longitudinal yang dipancarkan melewati medium cair[13]. Serbuk yang dicampurkan di dalam medium toluene akan berpindah dari posisi diamnya dan akan bergerak bertumbukan dengan partikel lain[14]
karena ultra sonik dapat membentuk tegangan dan regangan terhadap serbuk[13]. Selain dapat memindahkan partikel dan menyebabkan tumbukan, rapatan dan regangan yang dihasilkan juga dapat membentuk nukleasi kavitasi [15,16] yang disebabkan oleh perubahan kerapatan antara tegangan dan regangan pada transmisi gelombang ultra sonik[7] dan adanya uap dan gas di dalam medium cair. Apabila tekanan uap (Pvapor) dan gas (Pgas) tersebut besarnya sama dengan tekanan sekitar (Pambient) maka kavitasi dapat terbentuk[28].
Dalam hal ini, intensitas energi yang ditransmisikan oleh gelombang ultrasonik dapat meningkatkan nukleasi kavitasi[18].
Pembentukan kavitasi ini sifatnya bisa stabil dan tidak stabil bergantung pada besarnya tekanan lingkungan yang ada di sekitar gelembung[17]. Tekanan dengan intensitas rendah akan menghasilkan gelembung yang cenderung stabil (1-3 W/cm2) sementara tekanan dengan intensitas tinggi akan menghasilkan gelembung kavitasi yang tidak stabil [15,19,16]. Pada kavitasi yang tidak stabil, akan terjadi pertumbuhan gelembung seiring dengan bertambahnya waktu dan paparan tekanan pada gelembung[20]. Pada suatu kondisi dimana tekanan sekitar (Pambient) yang bekerja pada kavitasi semakin besar, maka akan terjadi runtuhan kavitasi dengan ledakan inti yang diiringi dengan pembentukan microjet dengan kecepatan 100 m/s dan tekanan 1000 atm[21,15]. Ledakan inti ini bersifat in
situ dan hanya pada titik yang sangat terlokalisasi[7]. Dalam hal ini, semakin besar amplitudo yang diaplikasikan maka akan semakin besar tekanan yang diberikan kepada sampel[21]. Nukleasi kavitasi tidak hanya terbentuk akibat transmisi energi yang menghasilkan rapatan dan regangan, Pembentukan klaster partikel berukuran kecil dan cacat permukaan pada partikel berukuran besar dapat mengasilkan nukleasi kavitasi.
Diperolehnya paduan mikro Fe-Cr-Y2O3 pada penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya dengan frekuensi iradiasi ultra sonik 20 kHz, waktu iradiasi 50 jam pada Amplitudo 40% diperoleh partikel paduan mikro Fe-Cr[7] seperti tertera pada Gambar 4 dengan komposisi paduan hasil refinement seperti pada Tabel 5.
Gambar 4 Gambar struktur mikro partikel paduan Fe-Cr hasil iradiasi ultra sonik dalam
larutan toluene selama 50 jam dengan frekuensi 20 kHz, Amplitudo 40% [7], (a) partikel serbuk Fe-Cr, (b) perbesaran 6.000x, BEC, (c) EDS partikel pada
posisi 002 dan posisi 003.
Tebel 5 Karakteristik serbuk partikel Fe-Cr hasil iradiasi ultra sonik pada frekuensi 20 kHz, waktu 50 jam dan Amplitudo 40%[7].
Fasa Fraksi Massa (%) Lattice Parameter (Å)
Fe-Cr 13,5 2,876
Fe 83,6 2,868
Cr 2,9 2,884
Penambahan nanopartikel Y2O3 akan membentuk klaster-klaster pada permukaan material.[22] Klaster yang terbentuk dari partikel berukuran halus dapat menghasilkan nukleasi karena partikel berukuran halus tidak akan dapat membentuk nukleasi kavitasi dan pembentukan microjet.[23] Semakin besar potensi terbentuknya kavitasi pada suatu permukaan material maka akan semakin besar peluang terbentuknya runtuhan gelembung kavitasi dan menghasilkan peristiwa microjet. Peristiwa microjet dan proses tumbukan antar partikel yang terjadi terus-menerus akan memberikan efek fisis berupa deformasi pada material termasuk pada nano partikel Y2O3 pada serbuk campuran ODS. Partikel kecil yang membentuk klaster memicu pertumbuhan gelembung dan menghasilkan microjet yang dapat mendispersi klaster-klaster tersebut ke segala arah termasuk klaster yang terbentuk pada partikel besar. Selain menumbuk klaster partikel berukuran kecil, runtuhan kavitasi juga menumbuk partikel besar dan terjadi surface deformation[21] dan dapat meningkatkan reaktivitas permukaan.
Defect atau cacat permukaan akibat surface deformation akan menghasilkan nukleasi-nukleasi baru untuk pembentukan kavitasi[17], akibatnya akan timbul kavitasi dan microjet baru yang akan kembali mendeformasi permukaan sehingga dapat membuat permukaan partikel bersih[24] dan semakin meningkatkan reaktivitas permukaan partikel.
Gelombang ultra sonik pada aplikasinya di dalam larutan toluene akan menggerakan partikel dengan rapatan dan regangan gelombang longitudinal[13] dan menyebabkan timbulnya
Posisi Fe(wt%) Cr(wt%)
002 99,16 0,84
003 96,27 3,37
(a) (b)
(c)
peluang tumbukkan partikel sejenis yaitu antar partikel Fe atau antar partikel Cr yang disebut dengan tumbukan partikel kohesif[7] atau antara partikel yang berbeda jenis yaitu Fe dengan Cr, Y2O3 dengan Fe ataupun Y2O3 dengan Cr. Apabila tumbukkan yang terjadi merupakan tumbukkan lenting sempurna, maka akan terjadi gesekan antar partikel dan menyebabkan reduksi ukuran butir. Apabila terjadi tumbukan lenting tidak sempurna[23], maka akan terjadi penyatuan antar partikel yang disebut aglomerasi serbuk. Penelitian sebelumnya menghasilkan penggabungan partikel sejenis diakibatkan oleh adanya partikel yang bertabrakan akibat perlakuan ultra sonik[23].
Pada penelitian ini, fasa oksida tidak terbentuk pada sampel serbuk B. Hal ini terjadi karena menurut Material Safety Data Sheet produk toluene, toluene tidak kompatibel dengan strong oxidizer artinya produk ini tidak mudah teroksidasi[25] Semakin tinggi viskositas suatu cairan, maka semakin sulit terbentuk kavitasi. toluene memiliki berat jenis 0.886 m.g/v sementara air bernilai 1 m.g/v. sehingga, viskositas larutan toluene tidak terlalu kental[26].
Karenanya, kavitasi mudah terbentuk pada toluene.
KESIMPULAN
Iradiasi ultra sonik pada frekuensi 20 KHz selama 50 jam ternyata dapat menghasilkan runtuhan kavitasi yang memicu terbentuknya microjet dan temperatur tinggi.
Pembentukan microjet dan temperatur tinggi ini dapat dimanfaatkan untuk menggabungan partikel yang bertumbukan akibat pergerakan partikel yang diakibatkan oleh gelombang amplitudo pada serbuk di dalam medium toluene. Tumbukan antar partikel yang berbeda jenis dapat menghasilkan fasa karena dapat meningkatkan reaktivitas permukaan partikel sehingga apabila partikel tersebut bertumbukan maka akan terbentuk Fe-Cr. Disamping itu partikel Fe dan Cr yang secara bersama-sama berada disekitar runtuhan kavitasi bisa membentuk paduan partikel Fe-Cr. Pembentukan paduan mikro baja ODS Fe-Cr-Y2O3 bisa terjadi pada proses iradiasi ultra sonik dalam larutan toluene pada frekuensi 20 kHz, waktu 50 jam dengan Amplitudo 50%. Persentasi fraksi massa serbuk Baja ODS fasa Fe-Cr : Fe : Cr yaitu 10,86:89:0,4. Iradiasi ultra sonik serbuk baja ODS Fe-Cr-Y2O3 dalam larutan toluene tidak menghasilkan fasa oksida.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini dibiayai melalui DIPA 2016 PSTBM-BATAN. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Gunawan MSc. selaku Kepala PSTBM, atas dukungannya pada penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agus Sujatno atas dukukungannya dalam karakterisasi SEM, dan Ibu Nur Ika Puji Ayu atas bantuannya menganalisis data XRD
DAFTAR PUSTAKA
1. Yurechko M., Schroer C., Wedemeyer O., Skrypnik A., Konys J., "Creep-rupture tests on chromium-containing conventional and ODS steels inoxygen-controlled Pb and air at 650 ◦C", Nuclear Engineering and Design, v. 280, pp.686–696 (2014).
2. Hilger I., Boulnat X., Hoffmann F., Ulbricht A., "Fabrication and characterization of oxide dispersion strengthened (ODS) 14Cr steels consolidated by means of hot isostatic pressing, hot extrusion and spark plasma sintering", Journal of Nuclear Materials 472:206-214 (2016).
3. Isselin J., Kasada R., Kimura A., "Corrosion behaviour of 16%Cr–4%Al and 16%Cr ODS ferritic steels under different metallurgical conditions in a supercritical water environment", Corrosion Science, Elsevier 52 (1), pp.3266-3270 (2010).
4. Ahindra Ghosh, Sc.D., "Introduction. In : Secondary Steelmaking Principles and Applications", United States of America, CRC Press., pp.1-2 (2001).
5. Chen D., Kimura A., Han W., Je H., "Age-hardening Susceptibility of High-Cr ODS Ferritic Steels and SUS430 Ferritic Steel", Fusion Engineering and Design, Elsevier, pp.1945-1949 (2015)
6. Li S., Zhou Z., Jang J., Wang M., Hu H., Sun H., Zou L., Zhang G., Zhang L.,"The influence of Cr content on the mechanical properties of ODS ferritic steels", Journal of Nuclear Materials, Elsevier, 455 (1), pp.194-200 (2014).
7. Silalahi M., Dimyati A., Harjanto S., Untoro P., Suharno B., "Microalloying of Fe-Cr by Using Ultrasonic Irradiation", Interantional Journal of Technology, 2 (1), pp.169- 182 (2014)
8. Stephen J. D., Kenneth S. S., "Interparticle Collision Driven by Ultrasonic", Science, Volume 247, pp.1067-1069 (1990)
9. Franco F., Maqueda P. L. A., Perez-Rodriguez J. L., "The Effect of Ultrasound on the Particle Size and Structural Disorder of a Well-ordered Kaolinite", Journal of Colloid and Interface Science, Volume 274, pp.107-117 (2004)
10. Badjuk T. I., Kushma G. P., Rybajlo O. I., "Temperature and concentration depencence of the unit cell dimensions of Fe-Cr solid solutions", Izvestiya Vysshikh Uchebnykh Zavedenii, Chernaya Metallurgiya. In: Crsyallopraphy open database 17 (1), pp.126 - 128. (1974).
11. Wilburn D. R., Basselt W. A., "Hydrostatic compression of iron and related compounds: an overview P=1 kbar", American Mineralogist, 63, pp.591-596 (1978).
12. Hull A. W., Davey W. P., "Crystal Structure of Chromium", Physical Review. 14, pp.540-540 (1919)
13. Timothy J. M., John P. L., (2002), "Applied Sonochemistry The Uses of Power Ultrasound in Chemistry and Processing", Wiley-CVH Verlag GmbH & Co. kgaA (2002).
14. Nad M., Cicmancova L. (2012). "The Effect of The Shape Parameters On Modal Properties of Ultrasonic Horn Design for Ultrasonic Assisted Machining", 8th International DAAAM Baltic Conference Industrial Engineering, 1 (1), p.1 (2012).
15. Ta Yng Wu, Ningkun Guo, Chee Yang Teh, Jacqueline Xiao Wen Hay, "Theory and Fundamentals of Ultrasound. In: Advances in Ultrasound Technology for Environmental Remediation", Springer Briefs in Green Chemistry for Sustainability, Springer. pp.5-11 (2013).
16. Santos H .M., Lodeiro C., and Martinez J. L. C., "The Power of Ultrasound. In:
Ultrasound in Chemistry: Analytical Applications", WILEY-VCH Verlag GmbH & Co.
KGaA. pp.1-6 (2009).
17. Phillip Eisenberg, "Cavitation", Hydronautics incorporated, 16-MM Sound Films, pp.
121-128, http://web.mit.edu/hml/ncfmf/16CAV.pdf
18. Tzanakis G. S. B., Lebon D.G., Eskin K., Pericleous. "Investigation of The Factors Influencing Cavitation Intensity During The Ultrasonic Treatment of Molten Aluminium", Materials Design, p.5 (2015).
19. Chen Y. J., Hsu W. N., and Shih J. R. (2009), "The Effect of Ultrasonic Treatment on Microstructural and Mechanical Properties of Cast Magnesium Alloys" Materials Transactions, 50 (2), p401-408 (2009).
20. Bang J. H., Suslick K. S., "Applications of Ultrasound to the Synthesis of Nanostructured Materials", Advanced Material, WILEY-VCH Verlag GmbH & Co.
KGaA. 22, pp.1039-1059 (2010).
21. Pokhrel N., Vabbina P. K., Pala N., "Ultrasonics Sonochemistry", Sonochemistry:
Science and Engineering, 29 (1), pp.104-128 (2015).
22. Zhao Q., Yu L., Liu Y., Li H., "Morphology and Structure Evolution of Y2O3 Nanoparticles in ODS Steel Powders During Mechanical alloying and Annealing", Advanced Powder Technology, Elsevier, 26 (1), pp.1578-1582 (2015).
23. Stephen J. D., Kenneth S. S., "Interparticle Collision Driven by Ultrasonic", Science, Volume 247, pp. 1067-1069 (1990).
24. Cao G., Konishi H., and Li X., "Recent Development on Ultrasonic Cavitation Based Solidification", International Journal of Metalcasting, 8, pp.57-68 (2008).
25. Science lab., "Material Safety Data Sheet", Available:
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927301. Last accessed 22th December 2015 (2015).
26. POM, "Katalog larutan Toluene", Available:
http://ik.pom.go.id/v2015/katalog/Toluen.pdf. Last accessed 22th December 2015 (2015)