• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

56 4.1.1 Data Geografis

Universitas Muhammadiyah Banjarmasin adalah salah satu Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang berada dibawah naungan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan yang beralamat di jl. S. Parman Komplek Rumah Sakit Islam Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Kalimantan Selatan yang di adakan di Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan pada tanggal 22 sampai 25 September 1995, salah satu keputusannya adalah mendirikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Banjarmasin.

Setelah melakukan beberapa rapat PWM Kalimantan Selatan akhirnya disepakati untuk mendirikan Akademi Keperawatan Muhammadiyah Banjarmasin, untuk lebih meningkatkan layanan kesehatan di Masyarakat dan di Rumah Sakit Islam Banjarmasin khususnya.

Berdirilah Akademi Perawat Muhammadiyah Banjarmasin berdasarkan SK. Nomor : HK.00.06.1.1.3.1721. tanggal 18 Juni 1996, dua tahun kemudian mendapat perpanjangan SK Menkes NOMOR : 00.06.1.1.3.372 tanggal 15 Juli , dan perpanjangan izin untuk lima tahun berikutnya dengan SK Menkes Nomor : HK.00.06.1.1.3.1087 tanggal 13 April 2000.

Pada tahun 2000 dilakukan akreditasi oleh pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Republik Indonesia dan Akademi Keperawatan Banjarmasin berhasil memperoleh nilai 90,08 (akradetasi A) berdasarkan SK Nomor : HK.00.06.044.3.887 tanggal 28 Maret 2000.

(2)

Nilai akreditasi ini menjadi dasar usulan untk meningkatkan status Akademi Keperawatan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin. Pada tanggal 31 Oktober 2003 diterbitkan surat persetujuan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin sesuai SK Mendiknas Nomor : 189/D/O/20013 dengan Program Studi S1 Keperawatan dan D3 Keperawatan.

Seiring dengan perkembangan dan peningkatan kebutuhan tenaga kesehatan STIKES Muhammadiyah Banjarmasin tahun 2006 menambah dua Program Studi yaitu D3 kebidanan dan D3 Farmasi, tahun 2011 membuka program studi S2 Keperawatan spesialisasi Keperawatan Gawat Darurat.

Melalui Keputusan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan STIKES Muhammadiyah Banjarmasin akan ditingkatkan menjadi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UM Banajrmasin) maka berdasarkan Surat Keputusan KEMENRISTEK DIKTI Nomor : 204/KPT/I/2015 STIKES Muhammadiyah Banjarmasin berubah status menjadi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UM Banjarmasin). Saat ini Universitas Muhammadiyah Banjarmasin menyelenggarakan beberapa program Pendidikan yang terdiri atas :

a. Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan dengan Program Studi S1 Keperawatan, D3 Keperawatan, dan D3 Kebidanan,

b. Fakultas Farmasi dengan Program Studi S1 Farmasi dan D3 Farmasi,

c. Fakultas Teknik dengan Program Studi S1 Teknik Sipil, S1 Informatika, S1 Teknik Arsitektur, dan S1 Perencanaan Wilayah Kota,

d. Fakultas Psikologi dengan Program Studi S1 Psikologi, serta,

(3)

e. Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan dengan Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Indonesia, S1 Pendidikan Bahasa Inggris, dan S1 Pendidikan Matematika.

Visi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin adalah menjadi universitas terkemuka yang memiliki keunggulan akademik dan profesional, dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni tahun 2025.

Misi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin :

a. Menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesi untuk pengembangan ilmu, profesionalisme dan karakter peserta didik.

b. Menyelenggarakan penelitian dasar dan terapan untuk kemajuan ilmu pengetahuan , teknologi dan seni budaya (IPTEKS).

c. Mengabdikan keahlian dalam bidang.

d. Mengelola pendidikan tinggi secara efektif dan efisien dalam suasana akademik yang Islam dan bermartabat.

4.1.2 Sumber Daya Dosen dan Staf

Jumlah dosen dan staf di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.1.

(4)

Tabel 4.1 Jumlah dosen dan Karyawan

No. Staf Jumlah (orang)

1. Rektorat dan Biro 8

2. Keuangan 6

3. Sumber Daya Insani 3

4. Adm. Umum dan Rumah tangga 15

5. Administrasi akademik 8

6. Humas dan Kemahasiswaan 4

7. Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) 4

8. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M(

4

9. Perpustakaan 4

10. Kantor Promosi dan Penerimaan Mahasiswa Baru 8

11. ICT dan Multimedia 3

12. Pusat Pengkajian AIK 1

13. Pusat Pengembangan Bahasa dan Kantor Urusan Luar Negeri

3

14. Pusat Bisnis 1

15. Program Pasca Sarjana 8

16. Staf FKIK 6

17. Prodi S1 Keperawatan 15

18. Program profesi Ners 10

19. Prodi d3 keperawatan 16

20. Prodi D3 Kebidanan 15

21. Fakultas Farmasi dan Prodi Farmasi 35

22. Prodi S1 Teknik Sipil 5

23. Prodi S1 Arsitektur 6

24. Prodi S1 Perencanaan Wilayah Kota 6

25. Prodi S1 Teknik Sipil 2

26. Prodi S1 Psikologi 6

27. Prodi S1 Pendidikan Bahasa Indonesia 3

28. Prodi S1 Bahasa Inggris 2

29. Prodi Pendidikan Matematika2 2

Jumlah 209

Sumber : Profil Universitas Muhammadiyah Banjarmasin tahun 2016

(5)

4.1.3 Sumber Daya Mahasiswa

Jumlah mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data mahasiswa tahun 2016

No Fakultas Jumlah (orang)

1. Pasca Sarjana - Gawat Darurat - Manajemen

27 26 2. Fakultas Keperawatan dan ilmu Kesehatan

- S1 Keperawatan - Profesi Ners - D3 Keperaawatan - D3 Kebidanan

746 660 164 245 3. Fakultas Psikologi

- S1 Psikologi 15

4. Fakultas Teknik - S1 Teknik sipil - S1 Teknik Arsitektur

- S1 Teknik Perencanaan Wilayah Kota - S1 Informatika

15 9 18 17 5. Fakultas Farmasi

- S1 Farmasi - D3 Farmasi

151 281

Jumlah 2374

Sumber : Profil Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Banjarmasin tahun 2016

4.1.4. Kegiatan Kemahasiswaan (Organisasi Mahasiswa)

Macam-macam kegiatan Kegiatan Kemahasiswaan di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin adalah:

a. Badan Eksekutif Mahasiswa

b. Himpunan Mahasiswa jurusan (HMJ) c. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

d. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) e. Tapak Suci Putra Muhammadiyah

f. Komunitas Mahasiswa

(6)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, dan pengasuhan lama sejak kecil.

4.2.1.1 Karakteristik responden berdasarkan umur

Karakteristik responden berdasarkan umut dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan umur

No. Umur Jumlah

Frekuensi (orang) Persentasi (%) 1. Remaja Awal

(12-15 Tahun) 0 0,0

2. Remaja Pertengahan (16-18 Tahun)

5 5,9

3. Remaja akhir

(19-22) 80 94,1

Jumlah 85 100.0

Tabel 4.4 menunjukkan sebagian besar sampel pada penelitian ini memiliki umur 19-22 tahun yang berjumlah 80 orang (94,1 %).

4.2.1.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah

Frekuensi (orang) Persentasi (%)

1. Laki-laki 21 24,7

2. Perempuan 64 75,3

Jumlah 85 100,0

Tabel 4.5 menunjukkan sebagian besar sampel pada penelitian ini memiliki jenis kelamin perempuan yang berjumlah 64 orang (75,3%).

(7)

4.2.1.3 Karakteristik responden berdasarkan pengasuhan lama sejak kecil

Karakteristik responden berdasarkan pengasuhan lama sejak kecil dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Karakteristik responden berdasarkan pengasuhan lama sejak kecil

Tabel 4.6 menunjukkan sebagian besar sampel lebih dominan diasuh oleh orang tua kandung (ayah dan ibu kandung) yaitu berjumlah 78 orang 91,8 %).

4.2.2 Karakteristik Orang Tua Responden

Karakteristik orang tua responden penelitian in meliputi umur, pendidikan terakhir dan pekerjaan.

4.2.2.1 Karakteristik umur orang tua responden

Karakteristik umur orang tua responden dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Karakteristik umur orang tua responden

No. Umur

Ayah Ibu

Frekuensi (orang)

Persentasi (%)

Frekuensi (orang)

Persentasi (%) 1. Dewasa Awal

(28 - 35 tahun) 0 0.0 0 0,0

2. Dewasa Akhir

(36 - 45 tahun) 25 26,0 48 56,5

3. Lansia awal

(46 – 55 tahun) 42 49,4 32 37,6

4. Lansia akhir

(56 ≥ ) 16 18,8 5 5,9

5. Meninggal 2 2,4 0 0,0

Jumlah 85 100 85 100

Tabel 4.7 menunjukkan sebagian besar orang tua mengasuh dengan usia ayah yang berumur 46 – 55 tahun sebanyak 42 orang (49,4 %)

No. Tinggal bersama diasuh dari kecil

Jumlah Frekuensi

(orang)

Persentasi (%)

1. Orang tua kandung 78 91,8

2. Ayah kandung dan Ibu tiri 1 1,2

3. Ayah Tiri Dan Ibu Kandung 2 2,4

4. Wali 4 4,7

Jumlah 85 100

(8)

dan usia ibu yang berumur 36 – 45 tahun sebanyak 48 orang (56,5

%).

4.2.2.2 Karakteristik pendidikan terakhir orang tua responden Karakteristik pendidikan terkhir orang tua responden dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Karakteristik pendidikan terakhir orang tua responden

No. Pendidikan

Ayah Ibu

Frekuensi (orang)

Persentasi (%)

Frekuensi (orang)

Persentasi (%)

1. Tidak Sekolah 0 0.0 0 0.0

2. SD/Sederajat 5 5,9 15 17,6

3. SMP/Sederajat 13 15.3 10 11,8

4. SMA/Sederajat 40 47,1 34 40,0

5. Perguruan Tinggi 27 31.8 26 30,6

Jumlah 85 100 85 100

Tabel 4.8 menunjukkan sebagian besar orang tua mengasuh dengan pendidikan terakhir pada ayah yaitu SMA/sederajat sebanyak 40 orang (47,1 %) dan pada ibu yaitu SMA/sederajat sebanyak 34 orang (40,0 %).

4.2.2.3 Karakteristik pekerjaan orang tua responden

Karakteristik pekerjaan orang tua responden dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Karakteristik pekerjaan orang tua responden

No. Pekerjaan

Ayah Ibu

Frek (org)

Pers (%)

Frek (org))

Pers (%)

1. Tidak bekerja 0 0,0 30 35,3

2. PNS/PORLI/TNI/BUMN 28 32,9 28 32,9

3. Karyawan Swasta 18 21,2 7 8,2

4. Wiraswasta 35 41,2 17 20,0

5. Petani/Buruh/Nelayan 4 4,7 3 3,5

Jumlah 85 100 85 100

Tabel 4.9 menunjukkan sebagian besar orang tua mengasuh dengan pekerjaan ayah yaitu wiraswasta sebanyak 35 orang (41,2 %) dan pekerjaan ibu yaitu tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga) sebanyak 30 orang (35,3 %).

(9)

4.3 Analisis Univariat

4.3.1 Pola Asuh Orang Tua pada Remaja di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Pola asuh orang tua pada remaja di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Pola asuh orang tua pada remaja di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

No. Pola Asuh Orang Tua Jumlah

Frekuensi (orang) Persentasi (%)

1. Demokratis 54 63,5

2. Otoriter 16 18,8

3. Permisif 9 10,6

4. Campuran 6 7,1

Jumlah 85 100

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa paling banyak remaja memiliki pola asuh orang tua demokratis yaitu sebanyak 54 orang (63,5 %).

4.3.2 Tipe kepribadian mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Tipe kepribadian mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Tipe kepribadian mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

No. Tipe kepribadian Jumlah

Frekuensi (orang) Persentasi (%)

1. Sanguinis 24 32,9

2. Koleris 33 38,8

3. Melankolis 24 28,2

4. phlegmatis 10 11,7

5. Campuran 5 5,9

Jumlah 85 100

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa paling banyak mahasiswa memilki tipe kepribadian koleris dengan jumlah 33 orang (38,8 %).

4.4 Analisis Bivariat

Hasil Analisa bivariat dalam penelitian ini terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku resiko perilaku kekerasan pada remaja di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 4.12.

(10)

Tabel 4.12 Hubungan pola asuh orang tua dengan tipe kepribadian mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

No. Pola Asuh Orang Tua

Tipe kepribadian

Koleris Sangunis Phlegmatis Melankolis Campuran

Frek %

(org) % Frek

(org )

% Frek

(org) % Frek (org) %

Frek (org)

%

1. Demokratis 25 46,3 21 38,9 5 9,3 3 5,6 0 0,0 54 100,0

2. Otoriter 4 25,0 3 18,8 1 6,3 8 50,0 0 0,0 16 100,0

3. Permisif 2 22,2 0 0,0 1 11,1 4 44,4 2 22,2 9 100,0

4. Campuran 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 50,0 3 50,0 6 100,0

Uji spearman rho, p = 0,000, α, r = 0,559

Pada tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa pola asuh orang tua yang demokratis cenderung menjadikan tipe kepribadian mahasiswa koleris dan tipe kepribadian sanguinis. Sedangkan pola asuh orang tua yang otoriter cenderung menjadikan tipe kepribadian mahasiswa melankolis.

Hasil analisis menggunakan uji statistik spearman rho didapatkan nilai ρ sebesar 0,000. Nilai ρ ini lebih kecil daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga dapat dinyatakan Ha diterima atau Ho ditolak dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan tipe kepribadian mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin tahun 2017.

Hasil analisis menggunakan uji statistik spearman rho didapatkan nilai koefisien kerelasi (r) spearman rank’s sebesar 0,559 yang berarti memiliki tingkat keeratan hubungan sedang. Dengan demikian dapat dikatakan 50%

pola asuh orang tua mempengaruhi tipe kepribadian mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.tahun 2017.

(11)

4.5 Pembahasan

4.5.1 Pola Asuh Orang Tua pada anak di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Hasil penelitian tentang pola asuh orang tua pada remaja di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin tahun 2017 menunjukkan pada pola asuh demokratis sebanyak 54 orang (63,5 %).

Pada orang tua dengan pola asuh demokratis pada item kuesioner ditemukan yang selalu dilakukan orang tua adalah item nomor 2 yaitu orang tua membimbing dengan cara rasional dalam aktivitas/kegiatan yang dilakukan anak (menentukan sekolah, ekskul, olahraga, dll) sebanyak (94,1%) dan item nomor 1 yaitu orang tua mengarahkan pengambilan keputusan dengan memberikan alasan sebanyak (90,6%). Pola asuh demokratis dapat dipengaruhi Pendidikan orang tua. Pada penelitian ini sebanyak 47 orang dari 54 responden (87,0%) berpendidikan SMA dan Perguruan Tinggi dan begitu juga ibu sebanyak 40 orang (74,1%) yang berpendidikan SMA hingga Perguruan Tinggi. Sikap dan tingkah laku anak pertama kali dipengaruhi oleh lingkungan keluarga terutama orang tua. Dengan demikian, sikap dan perilaku anak akan dipengaruhi oleh orang tuanya sehingga semakin baik tingkat pendidikan orang tua maka semakin baik pula pola Asuh yang diberikan kepada terhadap anak. Orang tua tentu menginginkan anak berprestasi dalam segala hal baik prestasi akademik maupun non akademik sehingga orang tua yang memiliki Pendidikan tinggi memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang perkembangan dan kebutuhan sosial anak. Hal ini sejalan dengan riset yang dilakuakan oleh Dasmo (2012) bahwa ada pengaruh yang signifikan Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ipa. Pendidikan orang tua yang baik akan mampu memberikan arahae kepada anak dalam pengambilan keputusan dan mampu memberikan arahan yang rasional ketika anak

(12)

ingin melakukan aktivitas sesuai dengan kebutuhan anak. Brooks (dalam Korua, 2015) mengungkapkan bahwa dari latar belakang pendidikan orang tua memiliki peran dalam penerapan pola asuh yang dilakukan orang tua terhadap anaknya. Orang tua yang mempunyai pendidikan yang baik dapat mengetahui dan mempelajari hal-hal baru dengan fleksibel terhadap anak. Sehingga orang tua yang berpendidikan SMA dan Perguruan Tinggi dapat menyikapi anaknya dengan feksibel dalam masa ke masa serta mampu merespon kebutuhan terhapat anak. Hal ini dapat membuat orang tua memahami akan kebutuhan anak dalam perkembangan dan pertumbuhan anak.

Sehingga orang tua dapat menerima serta responsif terhadap anak.

Analisis ini sama dengan Baumrind (dalam Fitri, 2012) mengungkapkan sikap atau perlakuan orang tua yang menerima dan kontrolan yang tinggi serta dapat bersikap responsif terhadap kebutuhan anaknya. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Kharmina, 2011) bahwa dengan Pendidikan orang berpengaruh positif dan signifikan antara Pendidikan orang tua dengan pola asuh orang tua.

Pada pola asuh orang tua yang otoriter sebanyak 16 orang (18,8%).

Dari pola asuh otoriter yang paling banyak pada item nomor 12 sebanyak (90,6%) yaitu orang tua marah jika anak melakukan hal yang tidak orang tua suka walaupun telah diberikan alasan dan item nomor 11 sebanyak (83,5%) yaitu mengingkan anak untuk mengikuti keinginan orang tua dan memaksa untuk dilakukan . Pada penelitian ini pola asuh otoriter dipengaruhi pekerjaan ayah sebagai Wiraswasta dan PNS/POLRI/BUMN sebanyak 11 orang (68,7%) dan ibu sebanyak (56,2%).

Ayah dan ibu yang bekerja sebagai wiraswasta dan PNS/POLRI/BUMN memiliki displin waktu dan tidak boleh

(13)

terlambat dalam bekerja. Orang tua yang sangat disiplin waktu tidak bisa mentolerir keterlambatan dan kesalahan sehingga pola pikir seperti ini akan membuat ayah menerapkan peraturan yang tidak boleh dilanggar oleh anak meskipun anak memberikan alasan yang jelas. Ibu akan memaksakan keinginannya kepada anak supaya anak berprilaku seperti yang dinginkan ibunya dan marah apa bila anak menolak keinginan sang ibu. Ibu akan mudah stress dan tertekan karena harus mengurusi pekerjaan dan juga sebagai ibu ruman tangga sehingga ibu cenderung menggunakan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak.

Menurut Fortuna (dalam Yuniartiningsih, 2014) Penekanan stress pada ibu tersebut dapat berimbas pada pola asuh pada anak.

Pemaksaan dan kontrol yang sangat ketat dapat menyebabkan kegagalan dalam berinisiatif pada anak dan memiliki keterampilan komunikasi yang sangat rendah. Anak akan menjadi seorang yang sulit untuk bersosialisasi dengan teman-temannya sehingga anak akan mempunyai rasa sepi dan ingin diperhatikan oleh orang lain dengan cara berperilaku agresif.

Pada penelitian ini juga mendapatkan pola asuh orang tua yang permisif sebanyak 9 orang (10,6%). Pola asuh yang permisif ini secara kuesioner paling banyak dilakukan oleh orang tua pada item nomor 26 yaitu Orang tua memenuhi segala keinginan apapun yang diminta walaupun itu bukan menjadi kebutuhan sebanyak (84,7%) dan item nomor 24 yaitu orang tua tidak membatasi dengan siapapun anak berteman sebanyak (82,4%). Pola asuh permisif dapat dipengaruhi oleh kesibukan orang tua bekerja sehingga kesibukan tersebut membuat orang tua cenderung tidak ada control terhadap pergaulan anak diluar rumah. Orang tua yang sibuk dalam bekerja menjadikan kurangnya waktu untuk saling berinterkasi antara orang tua dan anak.

Walaupun komunikasi bisa melalui media komunikasi seperti Handphone namun tetap saja tidak akan efektif jika tidak ada waktu

(14)

untuk berinteraksi langsung atau berdiskusi langsung dengan anak.

Hal ini sesuai dengan riset yang dilakukan oleh Ulfah (2015) bahwa Orang tua yang sibuk dalam bekerja menjadikan kurangnya kedekatan antara anak dan orang tua Karena terbatas oleh waktu dan kesibukan orang tua dalam mencari nafkah sehingga komunikasi antara anak dan orang tua tidak berjalan dengan baik.

Orang tua berkeyakinan dengan bekerja akan mampu memberikan fasilitas apapun kepada anak, sehingga akan menjadikan anak lebih nyaman dalam menjalani hari-harinya dimana secara umum semua orang tua menginginkan anaknya memiliki fasilitas hidup yang baik.

Dengan kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, anak akan memilih untuk membebaskan diri untuk bergaul di luar rumah karena merasa tidak ada batasan oleh keluarga. Analisis ini sejalan dengan penelitian Hakim (2013) orang tua yang menerapkan pola asuh permisif karena orang tua sibuk dengan pekerjaannya saja sehingga dia tidak dapat lagi mengontrol keadaan anaknya. Menurut Cabrera (dalam Hidayati et al, 2011) Ayah turut memberikan kontribusi penting bagi perkembangan anak, pengalaman yang dialami bersama dengan ayah, akan mempengaruhi seorang anak hingga dewasa nantinya. Peran serta perilaku pengasuhan ayah mempengaruhi perkembangan serta kesejahteraan anak dan masa transisi menuju remaja.

4.5.2 Tipe Kepribadian Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Hasil penelitian tentang tipe kepribadian mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin tahun 2017 paling banyak adalah tipe kepribadian koleris sebanyak 31 responden (36,5%) . secara kuesioner tipe kepribadian koleris yang paling banyak dimiliki mahasiswa adalah pada item nomor 9 yaitu mahasiswa memiliki keyakinan besar untuk bisa sukses sebanyak (98,8%) dan item nomor 10 yaitu

(15)

mahasiswa memiliki rasa tanggungjawab sebagai pemimpin dan sulit mempercayakan orang lain dalam bekerja sesuai dengan yang di inginkan sebanyak (97,6%). Hasil penelitian ini juga mendapatkan mahasiswa yang memiliki tipe kepribadian sanguinis sebanyak 24 orang (28,2%). Secara kuesioner sanguinis yang paling banyak dimiliki mahasiswa adalah pada item nomor 3 yaitu mahasiswa senang membangun motivasi orang lain untuk bekerja sebayak (100,0

%) dan item nomor 1 yaitu mahasiswa adalah orang yang penuh gairah hidup dan suka berkomunikasi denga gerakan tubuh yaitu sebanyak (98,8%).

Tipe kepribadian koleris dan saguinis adalah tipe kepribadian yang cenderung dimiliki oleh anak yang memiliki bakat untuk menjadi seorang pemimpin dan mandiri, senang bersosialisasi, selalu nampak senang, gembira dan sangat menyenangkan untuk dijadikan kawan.

Salah satu yang membentuk kepribadian seseorang salah satunya Karena faktor lingkungan (Mindel , dalam Agustiawati 2014). Melihat dari kondisi lingkungan di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang memiliki banyak kegiatan kemahasiswaan menjadikan mahasiswa memiliki banyak pilihan dalam berkegiatan, yang berpengaruh untuk membentuk kepribadian mahasiswa. i kepribadian koleris dan sanguinis cenderung menunjukkan bakat sebagai pemimpin dan senang bersosialisasi dengan orang lain . Berorganisasi akan mempertemukan kita berbagai kalangan orang dan memiliki karakter berbeda termasuk orang-orang yang telah sukses dalam hidup, sehingga dengan hal tersebut mahasiswa merasa memiliki motivasi lebih untuk sukses. Berorganisasi juga adalah seni mempengaruhi orang lain sehingga dalam berkomunikasipun dengan berorganisasi cenderung akan membuat orang lebih luwes dan meyakinkan sehingga apa yang di sampaikan dapat diterima oleh orang lain. Jika dilihat dari teori Carl Gustav Jung yang membagi

(16)

kepribadian menjadi 2 yaitu introvert dan ekstrovert, tipe kepribadian koleris dan sanguinis memiliki kemiripan dengan tipe kepribadian kepribadian ekstrovert. Hal ini sejalan dengan Pertiwi (2014) bahwa berorganisasi memberikan manfaat yakni melatih leadership, memperluas jaringan dan mengasah kemampuan sosial.

Sedangkan yang menunjukkan kepribadian phlegmatis dan melankolis pada penelitian ini sebanyak 25 orang (29,4%). Secara kuesioner tipe kepribadian ini paling banyak dimiliki mahasiswa pada item nomor 20 yaitu mahasiswa bekerja dengan sistematis sebanyak (100,0%) dan item nomor 28 yaitu mahasiswa adalah pendengar yang baik sebanyak (100,0%). Tipe kepribadian pola asuh phelgmatis dan melankolis dapat dipengaruhi Karena tuntutan keseharian ataupu aktivitas. Melihat dari banyaknya tugas kuliah yang harus dijalani oleh mahasiswa keperawatan membuat mahasiswa harus disiplin dan sistmatis dalam mengatur pekerjaan. Pendidikan keperawatan juga adalah Pendidikan yang menuntut mahasiswanya untuk memiliki kemampuan analysis yang tinggi Karena keperawatan menyangkut dengan kondisi manusia. Dalam praktiknya mahasiswa keperawatan di tuntut benar dan tepat dalam menganalisa setiap penyakit (membuat asuhan keperawatan). Dengan hal demikian, akan menjadikan mahasiswa menjadi sistematis dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu juga dengan tuntutan Pendidikan tersebut sesama mahasiswa keperawatan akan merasa memiliki teman sepenagungan yang berpengaruh terhadap pertemanan antar mahasiswa termasuk menjadi pendengar yang baik. Hal ini sejalan dengan Paul Henry Mussen (2005) bahwa faktor pengetahuan dan keterampilan adalah salah satu pembentuk kepribadian seseorang.

4.5.3 Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan tipe kepribadian mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

(17)

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pola asuh orang tua dengan tipe kepribadian mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Pola asuh demokratis adalah pengasuhan orang tua dimana orang tua memberikan anak untuk memilih, bersikap responsive dalam kebutuhan anak sehingga anak mampu mengembangkan potensi kemampuan kepemimpinan yang dimilikinya. Anak yang dididik dengan pola asuh demokratis merasa memiliki panutan kepribadian karena merasa diperhatikan dan dipercaya sehingga dalam kehidupan sosialpun anak memiliki kompetensi sosial dan kepercayaan diri, menjadiakan anak merasa memiliki porsi untuk menentukan masa depannya. orangtua yang menerapkan pola asuh otoritatif memberikan keseimbangan bagi anak untuk mengembangkan kesadaran diri ketika orangtua menyediakan standar atau nilai-nilai yang diyakini mengarahkan anak pada pentingnya perkembangan individualitas, memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara dengan orangtua dan melibatkan anak dalam berdiskusi, serta menjalin hubungan yang hangat antara anak dan orangtua.

Lingkungan tempat individu dibesarkan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial sehingga menjadikan anak berkembang dan dan dapat menjadi pribadi yang unggul. Dengan pola asuh demokratis, anak akan bersikap positif karena hubungan antara anak dan orangtua akan harmonis dan sehat, sehingga hubungan yang demikian akan berdampak pada unggulnya anak dalam lingkungan sosial . Salah satu keunggulan ini Karena anak yang di asuh dengan pola asuh demokratis akan membentuk anak menjadi berkepribadian koleris dan sanguinis. Hal ini sejalan dengan Hurlock, 2005 bahwa Pola asuh orangtua dalam sebuah keluarga mempengaruhi penyesuaian sosial anak. Pada pola asuh demokratis anak akan bersikap positif dan hubungan antara anak dan orangtua akan

(18)

harmonis dan sehat, sehingga hubungan yang demikian akan berdampak pada lingkungan sosial anak. Hal yang sama juga dikatakan Ulfa, 2013 bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh demokratis dengan penyesuaian sosial.

Sedangkan pada pola asuh otoriter adalah orang tua yang selalu memaksakan kehendak, tidak terbuka terhadap pendapat anak serta tidak mau bermusywarah. Pola asuh permissive adalah cenderung menjadikan anak sebagai penentu keputusan tanpa ada pengawasan orang tua. Anak dengan kondisi seperti ini cenderung memiliki kepribadian melankolis yang tidak responsive terhadap lingkungan sosial hanya terfokus terhadap keseharian dan rutinitasnya saja. Anak yang dididik dengan pola asuh otoriter dan permissive akan merasa tidak memiliki tempat untuk mengeluarkan gagasan dalam lingkup kecil (keluarga) Karena pembatasan oleh orang tua, tidak ada komunikasi yang baik antara anak dan orang tua serta sikap antar keluarga kaku Karena menganggap orang tualebih banyak tahu daripada anak, sehingga ketika menghadapi sebuah masalah anak akan depresi dan tidak percaya diri terhadap lingkungan sosial. Hal ini sejalan dengan riset yang dilakukan oleh Longkutoy dkk, 2015 bahwa pola asuh otoriter dan permissive akan cenderung membuat anak memiliki rasa kepercayaan diri yang rendah.

Pada penelitian ini juga ditemukan pola asuh demokratis pada responden tetapi anak memiliki kepribadian melankolis, pola asuh permisif dan otoriter anak memiliki sanguinis dan koleris. Hal ini dipengaruhi oleh faktor individu sendiri, teman akrab (sahabat) dan faktor lingkunan. Faktor individu memang bawaan dari sifat anak itu sendiri sehingga menjadi faktor utama pengaruh kepribadiaannya yang terkdang walaupun kondisi sosial sekitar kepribadian anak tidak terpengaruh besar. Faktor ini sama halnya dengan Mussen (2005)

(19)

Faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian anak yaitu faktor yang berasal dari dalam seseorang itu sendiri. Biasanya merupakan faktor genetik atau bawaan. Faktor genetik yaitu faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki orangtuanya atau bisa juga gabungan dari sifat orangtuanya. Faktor teman akrab sering kali membuat seseorang menjadikan lingkup pertemanan menjadi terbatas itu-itu saja sehingga kepribadian secara tidak langsung terpengaruh oleh sahabat tersebut. Faktor teman akrab dan lingkungan menjadi salah satu bagian yang berpengaruh terhadap kepribadaian seseorang.

Hal ini dikarenakan, masa remaja merupakan masanya hidup berkelompok dengan remaja yang memiliki usia sebaya (peer groups). Adanya teman sebaya ini juga memiliki peranan sangat

penting bagi diri remaja khususnya dalam menunjukkan identitas diri. Identitas adalah salah satu konsep dalam perkembangan remaja. Pembentukan identitas dengan munculnya keterkaitan, perkembangan suatu pemikiran mengenai diri dan terjadi tidak selalu secara teratur. Setelah seseorang mampu untuk mulai menciptakan suatu identitas individual maka akan menghadapi perkembangan hubungan pertemanan dengan orang lain. Pertemanan merupakan proses interaksi akan membuat informan secara tidak sengaja akan memilih - milih teman. Secara tidak sadar informan akan memilih untuk berteman dan bersahabat dengan orang - orang yang dia anggap cocok dan memberikan situasi hubungan mutualisme. Peran teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja merupakan peranan yang penting bagi perkembanga perilaku dan kepribadian Hal ini sejalan dengan riset yang dilakukan oleh Febriani (2014) bahwa Interaksi antar teman sebaya menjadi pengaruh dominan dalam pembentukan nilai kepribadian.

(20)

4.6 Keterbatasan Penelitian

1. Data variabel tipe kepribadian di ukur dengan menggunakan instrument kuesioner, dan tidak diperkuat dengan metode observasi dan waancara langsung dengan responden

2. Variabel pola asuh orang tua juga di dapatkan dengan kuesioner yang di isi oleh responden (mahasiswa), tidak diperkuat dengan metode wawancara dan observasi langsung pada orang tua.

4.7 Implikasi Penelitian dalam Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi sebuah pertimbangan dalam keperawatan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Bahwa pola asuh yang baik akan meningkatkan kepribadian yang baik terhadap anak sehingga tumbuh kembang anak menajadi lebih baik. Dengan demikian orang tua yang masih menggunakan tipe kepribadian otoriter dan permissive dapat di arahkan untuk memberikan pola asuh demokratis kepada anak. Namun demikian, pola asuh orang tua tidak serta merta menjadi sebuah dominasi dalam membentuk kepribadian seseorang sehigga faktor diluar pola asuh harus menjadi pertimbangan lain.

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah dosen dan Karyawan
Tabel 4.2 Data mahasiswa tahun 2016
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel  4.6  menunjukkan  sebagian  besar  sampel  lebih  dominan  diasuh  oleh  orang  tua  kandung  (ayah  dan  ibu  kandung) yaitu berjumlah 78 orang 91,8 %)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang

Bersama ini diumumkan daftar nama peserta yang berhak mengikuti seleksi Psikotes dan Diskusi Kelompok pada Rekrutmen Direct Shopping Lokasi Bandung. Ada pun bagi

Berdasarkan alur sistem yang dibuat, dibangun aplikasi sistem e-voting yang mengimplementasikan kontrol integritas e-kiosk. Secara garis besar, aplikasi ini terdapat

[r]

setiap calon yang akan berkompetisi dalam pemilihan kepala daerah harus lebih kompeten dan juga menawarkan program-program yang konkret bukan hanya sekedar janji-jani

[r]

Fungsi dari aplikasi ini adalah untuk memasukan data barang masuk dan data barang keluar , pada aplikasi ini proses penginputan data barang dilakukan dengan cara memasukan

Dari tabel VI.3. dapat kita lihat bahwasanya kedisiplinan yang terdapat pada PT. Ramayana Lestari Semtosa Panam Square dikategorikan bagus, adapun responden