20 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kemenyan adalah salah satu komoditas resin (getah), dengan penggunaan luas. Tanaman kemenyan termasuk dalam ordo Ebanales, famili Styracaceae dan genus Styrax sp. Dalam dunia perdagangan dikenal dua macam mutu kemenyan yaitu Kemenyan Sumatera (Styrax benzoin) dan Kemenyan Siam (Siam benzoin). Perbedaan utama antara kemenyan sumatera dengan kemenyan siam adalah adanya kandungan asam sinamat dalam kemenyan sumatera, sedangkan dalam kemenyan siam terutama mangandung asam benzoat.
Identifikasi komponen senyawa kimia dari kemenyan sumatera (Styrax benzoin) telah banyak dilakukan. Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan
telah menghasilkan komponen senyawa kimia dari kemenyan sumatera dengan berbagai metode dan instrument yang berbeda-beda berdasarkan hidrolisa basa dari getah kemenyan dan diikuti identifikasi dengan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (GC-MS), diperoleh hasil identifikasi getah kemenyan yaitu mengandung asam aromatik, alkohol dan ester sebagai komponen utama. (I. Pastorova, 1998) sama halnya dengan Francesco, melalui metode hidrolisa basa dianalisa ester asam sinamat dan asam benzoat dari dua spesies styrax yang berbeda yaitu Styrax benzoin Dryand dan S. Paralleloneurum dan di identifikasi dengan menggunakan metode GC-MS dan HPLC -frit FAB-MS. Pinoresinol dan beberapa ester dengan berat molekul yang lebih besar dari asam sinamat dan benzoat juga ditemukan
(Egon Stahl, 1985) dalam artikelnya menyebutkan kemenyan sumatera (Styrax benzoin) mengandung senyawa-senyawa koniferil sinamat, koniferil benzoate
bersama sinamil sinamat sekitar 70-80 % yang dianalisis secara kromatografi dan spektroskopi. (Xavier Fernandez, 2003)
.
dari ekstrak volatile dua getah benzoin yang 0berbeda, Siam dan Sumatera, dianalisis komposisi kimianya dengan GC-MS.
21 Diperoleh komponen utama adalah benzil benzoat (76,1 %) untuk siam dan 80,1%) untuk sumatera dan asam benzoat (12,5%), metil benzoat (1,5%) dan alil benzoat (1,5%) untuk Siam, dan stirena (2,3%), asam sinamat (3,5%) dan benzil sinamat (3,3%) untuk Sumatera
Sedangkan (Fatma Suryani, 2010) mengidentifikasi asam sinamat dan asam benzoat dalam kemenyan sumatera (Styrax benzoin) dengan cara mengesterkan kemenyan dan di identifikasi dengan metode Gas Kromatografi (GC). Diperoleh kadar asam sinamat sekitar 26 % dan asam benzoat sekitar 3 %.
.
Dengan meninjau hasil-hasil penelitian sebelumnya tentang kandungan komponen senyawa kimia dari kemenyan sumatera (Styrax benzoin) dengan berbagai metode dan instrument yang berbeda-beda. Dalam hal ini perlu dikembangkan metode untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam Kemenyan Sumatera (Styrax benzoin) yaitu melalui perbandingan metode esterifikasi terhadap kemenyan Sumatera dalam bentuk halus dan kering menggunakan katalis asam yang dibandingkan dengan metode asap cair terhadap kemenyan Sumatera yang dibakar pada suhu 400oC – 500oC. Selanjutnya hasil dari kedua metode tersebut dianalisa komponen senyawa kimianya dengan menggunakan metode Gas Kromatografi-Spektrometer Massa (GC-MS).
Dari penelitian ini diharapkan menghasilkan komponen-komponen senyawa kimia dari kemenyan sumatera yang lebih banyak.
1.2Permasalahan
- Apa sajakah senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam kemenyan Sumatera yang di ambil dari Tapanuli Utara ?
- Bagimanakah perbedaan kandungan senyawa kimia melalui dua metode yaitu esterifikasi dan asap cair
22 1.3Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada :
1. Sampel yang dianalisa adalah Kemenyan Sumatera
2. Metode yang digunakan untuk menganalisa senyawa-senyawa kimia dari kemenyan adalah dengan menggunakan Kromatografi Gas-Mass Spektrometri (GC-MS)
1.4Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan senyawa-senyawa kimia apa saja yang terdapat dalam Kemenyan Sumatera yang di ambil dari daerah Tapanuli Utara dengan menggunakan metode asap cair dan metode esterifikasi
1.5Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi identitas Kemenyan Sumatera tentang komponen senyawa kimia kemenyan dengan menggunakan metode asap cair dan esterifikasi sehingga dapat menjadi standar mutu untuk membandingkan Kemenyan Sumatera dari yang lain
1.6Metodologi Penelitian
a. Esterifikasi
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dimana kemenyan yang digunakan berasal dari daerah Tapanuli Utara. Kemenyan tersebut selanjutnya dibersihkan dari kotoran-kotoran berupa kayu-kayu yang telah lapuk, selanjutnya ditimbang sebanyak 50 gram kemenyan sumatera yang telah kering dan halus, dimasukkan kedalam labu leher dua, kemudian ditambahkan kedalamnya 75 ml metanol dan 150 ml benzene. Campuran ini kemudian ditempatkan diatas hotplat stirer yang dihubungkan dengan pengaduk magnet kemudian distirer dalam
23 keadaan dingin sambil ditambahkan perlahan-lahan 2 ml H2SO4 (p). Campuran ini
kemudian direfluks selama 5 jam. Hasil reaksi kemudian diekstraksi dengan n-heksan dalam corong pisah. Ekstrak n-n-heksan yang diperoleh ditambahkan dengan natrium sulfat selanjutnya disaring kemudian diuapkan melalui rotarievaporator. Sedangkan pengukuran komponen senyawa kimia kemenyan dilakukan dengan menyuntikkan larutan kedalam Kromatografi Gas-Mass Spektrometer.
b. Asap cair
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dimana kemenyan yang digunakan berasal dari daerah Tapanuli Utara. Kemenyan tersebut selanjutnya dibersihkan dari kotoran-kotoran berupa kayu-kayu yang telah lapuk, selanjutnya ditimbang 300 gram kemenyan sumatera yang telah kering, selanjutnya dimasukkan kedalam labu alas, kemudian ditempatkan diatas hotplat yang dihubungkan dengan alat destilasi. Selanjutnya dipanaskan sampai suhu 400o C-500oC, kemudian cairan yang dihasilkan ditampung dalam erlenmeyer. Sedangkan pengukuran komponen senyawa kimia kemenyan dilakukan dengan menyuntikkan larutan kedalam Kromatografi Gas-Mass Spektrometer.
1.7Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Polimer dan Laboratorium Kimia Organik Fakultas Matermatika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara.