BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat
dipisahkan. Setiap bangsa memiliki bahasa. Oleh karena itu bahasa sangat beragam.
Keanekaragaman bahasa itu membuat bahasa menjadi, sangat unik dan menarik
untuk diteliti.
Keunikan bahasa dapat dilihat dari banyak hal. Misalnya setiap bahasa
memiliki strukt ur kalimat yang berbeda, setiap bahasa memiliki kata benda, kata
sifat, kata kerja, kata sambung, dan lain-lain. Kata-kata ini dapat disusun sehingga
membentuk kalimat yang memiliki makna. Kalimat pun dapat diperpanjang lagi
dengan menyambung kalimat satu dengan kalimat yang lainnya sehingga
membentuk kalimat majemuk. Untuk menyambungkan kalimat tersebut diperlukan
sebuah kata sambung atau konjungsi. Konjungsi digunakan dalam berbahasa sebagai
penyambung kata, frase dan klausa untuk memperlancar komunikasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008:724) konjungsi
adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarfrasa dan
antarkalimat. Konjungsi dapat disebut sebagai kata sambung, kata perangkai, kata
penghubung atau konjungtor.
Konjungsi menurut Kridalaksana (1983:105), konjungsi (conjunction) adalah
partikel yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frase dengan
frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf.
Al-Khuli (1982:53) dalam A Dictionary of Theoritical Linguistics
(English-Arabic) mendefinisikan konjungsi adalah :
ﺎﻤﺳﺍ ﻭﺃ ، ﻞﻌﻓ ﻰﻠﻋ ﻼﻌﻓ ﻒﻄﻌﺗ ﻱﺃ ﺐﺟﺍﻭ ﻉﻮﻧ ﻦﻣ ﻦﻴﺗﺪﺣﻭ ﻒﻄﻌﺗ ﺔﻤﻠﻛ
:
ﻒﻁﺎﻋ
ﺔﻠﻤﺟ ﻰﻠﻋ ﺔﻠﻤﺟ ﻭﺃ ﻑﺮﻅ ﻰﻠﻋ ﺎﻓﺮﻅ ﻭﺃ ﻢﺳﺍ ﻰﻠﻋ
Salah satu contoh ayat dalam terjemahan surat Yunus yang di dalamnya
terdapat konjungsi sebagai berikut:
ِﺕﺍَﻭﺎَﻤﱠﺴﻟﺍ َﻖَﻠَﺧ ﻱِﺬﱠﻟﺍ ُﷲ ُﻢُﻜﱠﺑَﺭ ﱠﻥِﺇ
iżnihi żalikumullahu rabbukum fāʻbudūhu `afalā tażakkarūna/ ʹsesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?.ʹ (Q.S:10:3)Pada terjemahan ayat di atas terdapat 2 (tiga) konjungsi yaitu: (1) Konjungsi ʹdanʹ yang merupakan konjungsi koordinatif yang menyatakan makna penambahan untuk menyatakan hubungan antara kata dengan kata seperti berikut: ʹlangitʹ dengan ʹbumiʹ. Sedangkan (2) konjungsi ʹmakaʹ merupakan konjungsi subordinatifmenyatakan makna hubungan hasil yang menghubungkan antara induk
kalimat dan anak kalimat yaitu “Itulah Allah, Tuhanmu” dengan “maka sembahlah
Dia”. Jadi, antara induk kalimat dan anak kalimat dipisah oleh konjungsi ʹmakaʹ. Al-Qur`ān (ejaan KBBI : Al.qur.an, Arab:
ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ
) (2008: 44) adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi MuhammadSAW., dengan perantaraan malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami dan diamalkan
sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat Islam. Ditinjau dari segi
kebahasaan, Al-Qur`an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu
yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar)
dari kata kerja qara'a yang artinya membaca.
Allah menyuruh manusia menghayati kandungan ayat Al-Qur`an,
sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada surat An-Nisa: 82 :
ﺍًﺮﻴِﺜَﻛ ﺎًﻓﻼِﺘْﺧﺍ ِﻪﻴِﻓ ﺍﻭُﺪَﺟَﻮَﻟ ِ ﱠﷲ ِﺮْﻴَﻏ ِﺪْﻨِﻋ ْﻦِﻣ َﻥﺎَﻛ ْﻮَﻟَﻭ َﻥﺁْﺮُﻘْﻟﺍ َﻥﻭُﺮﱠﺑَﺪَﺘَﻳ ﻼَﻓَﺃ
Berdasarkan penjelasan ayat tersebut sudah sepantasnya kita mengetahui
makna yang terkandung dari Al-Qur`an. Oleh sebab itu, maka wajiblah kita mengerti
bahasanya dan ini juga bagian dari menghayati kandungan Al-Qur`an.
Surat Yunus terdiri atas 109 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah
kecuali ayat 40, 94, 95, yang diturunkan pada masa Nabi Muhammad s.a.w. berada
di Madinah. Surat ini dinamai surat Yunus karena dalam surat ini terutama
ditampilkan kisah Nabi Yunus a.s. dan pengikut-pengikutnya yang teguh imannya.
Surat Yunus mengandung hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok
kepercayaan, lenyapnya syirik, pengutusan rasul, hari berbangkit, hari pembalasan
dan hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok agama sebagaimana biasa
didapati dalam surat-surat Makkiyyah.
Pokok-pokok isinya: (1) Keimanan:Al-Qur`an bukanlah sihir, Allah
mengatur alam semesta dari Arasy-Nya; syafa'at hanyalah dengan izin Allah;
Wali-wali Allah; wahyu Allah yang menerangkan yang ghaib kepada manusia; Allah
menyaksikan dan mengamat-amati perbuatan hamba-hamba-Nya di dunia; Allah
tidak mempunyai anak.(2) Hukum:Menentukan perhitungan tahun dan waktu dengan
perjalanan matahari dan bulan; hukum mengada-adakan sesuatu terhadap Allah dan
mendustakan ayat-ayat-Nya. (3) Kisah-kisah:Kisah Nabi Nuh a.s. dengan kaumnya;
Nabi Musa dengan Fir'aun dan tukang-tukang sihir; kisah Bani Israil setelah ke luar
dari negeri Mesir; Nabi Yunus a.s. dengan kaumnya. (4) Lain-lain:Manusia ingat
kepada Allah di waktu kesukaran dan lupa di waktu senang; keadaan orang-orang
baik dan orang-orang jahat di hari kiamat; Al Quran tidak dapat ditandingi; rasul
hanya menyampaikan risalah.
Para ulama dan ahli tafsir banyak menerjemahkan kandungan Al-Qur`an
dalam berbagai bahasa yang berfungsi untuk mempermudah dalam memahami
makna atau perintah dari apa yang disampaikan Allah melalui Al-Qur`an, salah
satunya bahasa Indonesia. Terjemahan Al-Qur`an ke bahasa Indonesia difungsikan
agar Al-Qur`an dipahami maksud firman-firman Allah yang terkandung di dalamnya
dan untuk mendapatkan makna yang terkandung sesuai dengan bahasa aslinya oleh
bahasa Indonesia. Penggunaan konjungsi (kata penghubung) sangatlah berpengaruh
pemberian makna terhadap sebuah kalimat berpengaruh juga terhadap pembaca dan
pendengar dalam menafsirkan dan menerapkannya.
Alasan peneliti memilih judul Analisis Konjungsi pada terjemahan Surat
Yunus adalah karena ingin mengetahui unsur konjungsi yang terdapat di dalam
Al-Qur`an berdasarkan teori Alwi dan sekaligus makna konjungsi yang berfokus untuk
mendeskripsikan terjemahan-terjemahan yang mengandung makna konjungsi
koordinatif dan konjungsi subordinatif pada terjemahan surat Yunus.
1.2 Rumusan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok bahasan, maka diperlukan
adanya rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah makna konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif pada
terjemahan surat Yunus?
2. Berapa jumlah konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif pada
terjemahan surat Yunus?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui makna konjungsi koordinatif dan konjungsi
subordinatifpada terjemahan surat Yunus.
2. Untuk mengetahui jumlah konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif
pada terjemahan surat Yunus?
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk memperluas wawasan peneliti dan pembaca tentang konjungsi.
2. Untuk menambah daftar referensi bacaan perpustakaan Program Studi Sastra
Arab Fakultas Ilmu Budaya USU berkaitan dengan konjungsi.
1.5 Metode Penelitian
Menurut Arikunto (2006:163) metode penelitian adalah cara yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan Sugiyono (2009:
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Nazir (1988:51)
berpendapat bahwa metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan
peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang
diajukan.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Menurut
Nazir (1988: 111) studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan,
dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
Selanjutnya menurut Nazir (1998: 112), studi kepustakaan merupakan langkah yang
penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah
selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan
dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan
berbagai informasi dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber
kepustakaan dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian, dan
sumber-sumber lainnya yang sesuai.
Pada penelitian ini digunakan penelitian deskriptif analisis. Penelitian
deskriptif analitis mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada
masalah-masalah sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan, hasil penelitian yang
kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 29).
Sedangkan menurut Ratna (2004: 54) metode deskriptif analitik adalah metode yang
dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan
analisis. Secara etimologis, deskripsi dan analisis berarti menguraikan. Meskipun
demikian analisis telah diberi arti tambahan, tidak semata-mata menguraikan
melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang dikembangkan
oleh Alwi dkk tahun 2010 serta beberapa pendapat ahli lainnya sebagai teori
pendukung.
Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan latin, peneliti memakai
sistem transliterasi Arab-Latin. Yaitu SK Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No.158 tahun 1987 dan No. 0543 b/U/1987.
Qura`anul Karim dan terjemahannya dari ayat-ayat surat Yunus yang terdiri dari 109
ayat diidentifikasi konjungsinya. Sementara itu sumber data sekunder dalam
penelitian yang akan diteliti ini adalah: 1) Buku-buku referensi yang berkaitan
dengan bahasan penelitian. 2) Hasil penelitian lain yang sesuai dengan kajian
penelitian.
Tahap-tahap yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep konjungsi dan membaca Ayat-ayat Al-qur’anul Karim
dan terjemahannya surat Yunus.
2. Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan konjungsi yang terdapat
dalam terjemahan surat Yunus.
3. Menganalisis data yang telah ada.
4. Mengklasifikasikan data yang diperoleh sesuai bentuknya.
5. Untuk tahap akhir, data yang telah dianalisis dan disajikan dalam bentuk