• Tidak ada hasil yang ditemukan

dakwah dalam pandangan jamaah tabligh.pd (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "dakwah dalam pandangan jamaah tabligh.pd (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DA’WAH DALAM PANDANGAN JAMAAH TABLIGH

(Study Kasus Di Markas Jamaah Tabligh Tanjung Anom Solo Tahun 2015)

Penelitian ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah islam di indonesia

Dosen Pengampu : Drs. Ma’arif Jamuin, M.Si

Disusun oleh:

Imam Arifin G000140159

Kelas: A

PRODI TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

ABSTRAK

Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap orang muslim, karena islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan mengenalkan islam kepada seluruh penjuru dunia. Dalam dunia dakwah sudah banyak kelompok-kelompok dalam islam yang berusaha mewujudkan dakwah secara sempurna sehingga islam dapat menyebar keseluruh umat manusia didunia ini. Salah satu gerakan atau kelompok dakwah yang telah mendunia adalah jamaah tabligh, gerakan ini berasal dari india dan membentuk kelompok-kelompok untuk menyebar keseluruh penjuru dunia, termasuk indonesia dengan tujuan menyebarkan agama islam dan menghidupkan sunah rasulullah SAW. Dalam penelitian ini fokus tempat penelitian adalah markas tanjung anom solo yaitu di masjid An-Ni’mah yang merupakan tempat singgah dan musyawarah jamaah tabligh khususnya daerah solo dan sekitarnya. Adapun pembahasan yang akan penulis teliti adalah pandangan dakwah jamaah tabligh dan juga kegiatan-kegiatannya. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah berupa wawancara, pengamatan dan juga telaah buku-buku jamaah tabligh. Analisis diskriptif kualitatif dipilih untuk menguji teori, pendapat dan hasil penelaahan buku. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa dakwah jamaah tabligh bukanlah sekedar mengajak manusia untuk berbuat baik maupun masuk islam, melainkan juga menekankan pada perbaikan diri seorang da’i dengan menanamkan sifat-sifat tayyibah sehingga ajaran agama dapat dijalankan secara sempurna. Adapun kegiatan dakwah jamaah tabligh meliputi ibadah ijtima’i dan ibadah infiradi, ibadah ijtima’i berupa ta’lim masjid, musyawarah dan juga dakwah dari satu rumah ke rumah lain sedangkan ibadah infiradi berupa membaca alqur’an dan sholat sunah yang dikerjakan sendiri oleh masing-masing jamaah.

(3)

PENDAHULUAN

Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan islam kepada seluruh umat manusia. Sebagai rahmat bagi seluruh alam, islam juga menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia, bila mana ajaran islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

Maka dari itu dakwah merupakan hal yang penting dalam agama islam, karena menyebarnya agama islam di seluruh dunia ini tak lepas dari usaha-usaha dakwah yang dilakukan oleh rosulullah , para sahabat nabi dan juga umat islam yang meneruskan perjuangan dakwahnya.

Seiring dengan berkembangnya zaman, maka tantangan dakwah juga semakin bertambah berat dan kompleks, hal ini disebabkan karena masalah yang dihadapi oleh dakwah semakin berkembang pula. Sebagai contoh adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah membawa banyak perubahan masyarakat, baik dalam cara berfikir, sikap maupun tingkah laku. Walaupun dalam satu sisi, kemajuan tekhnologi memang telah membuat manusia lebih sempurna dalam menguasai, mengolah dan mengelola alam untuk kepentingan dan kesejahteraan hidup mereka. Tetapi dari sisi lain juga, kemajuan tekhnologi dan ilmu pengetahuan justru menimbulkan efek samping yang mungkin tidak dikehendaki oleh manusia itu sendiri seperti banyaknya penyakit dan rusaknya alam ini, dan juga yang lebih penting lagi dari dampak negatif kemajuan ini adalah merosotnya nilai-nilai kemanusiaan, sehingga boleh dikatakan manusia dewasa ini sedang mengalami krisis nilai-nilai insani.

Begitu pula persoalan-persoalan kemasyarakatan yang juga semakin rumit dan kompleks, merupakan masalah yang harus dihadapi dan diatasi oleh para pendukung dan pelaksana dakwah. Pada kenyataannya adalah semakin meningkat kampanye dan serangan pemikiran yang menentang islam, dalam bentuk seruan atheistis seperti komunis, sukalarisme, kristenisasi dan lain sebagainya yang merupakan problema dakwah yang harus dihadapi.

Untuk menghadapi tantangan dakwah yang semakin berat dan meningkat, maka tidak mungkin dakwah dilakukan secara sendiri-sendiri atau perorangan saja, harus ada strategi dakwah yang di susun dan diorganisir sebaik mungkin untuk mencapai sasaran dan tujuan yang di inginkan. Maka munculah kelompok-kelompok dakwah atau ormas-ormas islam.

(4)

masyarakat. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti tentang “ dakwah dalam pandangan jamaah tabligh (study kasus di markas tanjung anom solo 2015)

Adapun pokok masalah yang di teliti adalah (1) Bagaimana dakwah dalam pandangan jamaah tabligh markas tanjung anom solo? (2) Apa saja aktivitas dakwah yang dilakukan jamaah tabligh markas tanjung anom solo? Peneliti berusaha untuk mendapatkan pendapat-pendapat dari jamaah tabligh sendiri maupun buku yang berkaitan dengan jamaah tabligh.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu “kegiatan penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga dan organisasi kemasyarakatan maupun lembaga pemerintah”.Adapun penelitian ini dilakukan terhadap jamaah tabligh di markas tanjung anom solo. Adapun jenis pendekatan yang digunakan bersifat kualitatif, yakni “penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pandangan jamaah tabligh terhadap dakwah dan juga aktifitas-aktifitas yang dilakukan.

Sesuai dengan judulnya, penelitian ini dilakukan di markas jamaah tablig tanjung anom solo. Sedangkan subjek penelitian ini adalah pihak-pihak yang bersedia memberikan informasi berupa keterangan dan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah ketua jamaah tabligh markas tanjung anom solo dan anggotanya. Adapun Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Wawancara dari responden yang dipilih, Dokumentasi dari buku-buku karya ulama jamaah tabligh dan obsevasi langsung dalam kegiatan jamaah tabligh untuk lebih memperdalam penelitian.

Teknik yang penulis gunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni menggambarkan atau mendeskripsikan data-data yang telah terkumpul melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan dengan metode induktif. Metode induktif merupakan “proses penalaran dimana observasi atau pengamatan menjadi dasar untuk merumuskan teori, hipotesis, dan interpretasi”.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gerakan Jamaah Tabligh

Jamaah tabligh berasal dari bahasa arab. Kata jama’ah artinya kumpulan, sedangkan tabligh artinya menyampaikan. Secara istilah berarti gerakan keagamaan yang terdiri dari sekumpulan orang islam dengan tujuan mengajak manusia melakukan ibadah secara menyeluruh sesuai alqur’an dan sunnah.1

(5)

Sedangkan gerakan jamaah tabligh adalah sistem kenabian yang merupakan terapi rukhani yang paling menakjubkan dan sangat efektif dalam mengubah sikap manusia paling jahat sekalipun, karena sesungguhnya sistem ini adalah yang diturunkan allah kepada para nabi dan rasul, termasuk baginda rasulullah SAW, dimana para nabi dan rasul terus berkorban dalam berdakwah sehingga terjadilah perubahan dimana sifat jahat berubah menjadi sifat-sifat kebaikan.2

2. Arti dan Definisi Dakwah

Dakwah di tinjau dari segi bahasa berarti “ panggilan, seruan atau ajakan”, bentuk perkataan tersebut dalam bahasa arab disebut masdar. Sedangkan kata kerjanya adalah da’a-yad’u yang berarti menyeru, memanggil atau mengajak.3 Dakwah dalam arti seperti itu dapat dijumpai dalam ayat al-qur’an mislanya dalam surat yusuf ayat 33 dan surat yunus ayat 25:

ِﻪْﻴَﻟِإ ِﲏَﻧﻮُﻋْﺪَﻳ ﺎﱠِﳑ ﱠَﱄِإ ﱡﺐَﺣَأ ُﻦْﺠﱢﺴﻟا ﱢبَر َلﺎَﻗ

Artinya:

Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku (Q.S. Yusus 33).

Syeikh ali makhfudz, dalam kitabnya hidayatul mursyidin memberikan definisi dakwah sebagai berikut:

ﺑ ﺮﻣﻷاو ىﺪﳍا و ﲑﳋا ﻲﻠﻋ سﺎّﻨﻟا ّﺚﺣ

وزﻮﻔﻴﻟ ﺮﻜﻨﳌا ﻦﻋ ﻲﻬﻨﻟاو فوﺮﻌﳌﺎ

ةدﺎﻌﺴﺑ

ﻞﺟﻵو ﻞﺟﺎﻌﻟا

Mendorong orang agar berbuat kebaikan dan menurut petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan mungkar agar mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Muhammad natsir, dalam tulisanya yang berjudul fungsi dakwah islam dalam rangka perjuangan mendefinisikan dakwah sebagai:

Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat konsepsi islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi mungkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamanya dalam perikehidupan perseorangan, perkehidupan rumah tangga (usrah) peri kehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.

Dalam bukunya teori dan praktek dakwah islamiyah. H.S.M. nasaruddin latif mendefinisikan dakwah sebagai:

Setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainya, yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainya untuk beriman dan menaati alllah swt, sesuai garis-garis akidah dan syari’at serta akhlak islamiyah. Dari definisi-definisi tersebut, meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan, tetapi apabila diperbandingkan satu sama lain, dapatlah diambil kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:

2 Husen Usman Kambayang. Usaha Da’wah Dan Tabligh, (Bandung: Pustaka Ramadhan, 2004), Hal. 8.

(6)

A. Dakwah itu adalah merupakan proses penyelenggaraan suatu usaha atau aktifitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja.

B. Usaha yang diselenggarakan itu adalah berupa:

a) Mengajak orang untuk beriman dan mentaati allah swt atau memeluk agama islam.

b) Amar ma’ruf, perbaikan dan pembangunan masyarakat (ishlah) c) Nahi mungkar

C. Proses penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu kebahagiaan dan kesejahteraam hidup yang diridhai allah swt.

3. Proses Penyelenggaraan Dakwah

Usaha atau aktivitas yang dilaksanakan dalam rangka dakwah itu merupakan suatu proses yang dilakukan dengan sadar dan sengaja. Arti proses adalah rangkaian perbuatan yang mengandung suatu maksud tertentu, yang memang dikehendaki oleh pelaku perbuatan itu. Sebagai suatu proses,usaha atau aktivitas dakwah tidaklah mungkin dilaksanakan secara sambil lalu dan seingatnya saja. Melainkan harus disiapkan dan direncanakan secara matang, dengan memperhitungkan segenap segi dan faktor yang mempunyai pengaruh bagi pelaksanaan dakwah.4 Demikian pula sebagai suatu proses, usaha atau

aktivitas dakwah tidak mungkin dapat mencapai apa yang menjadi tujuanya dengan hanya melakukan perbuatan sekali saja, tetapi harus melakukan serangkain atau serentetan perbuatan yang disusun secara tahap demi tahap, dengan sasaranya masing-masing yang ditetapkan secara rasionil pula.

Penetapan secara rasionil mengandung arti bahwa sasaran itu harus obyektif sesuai dengan kondisi dan situasi, baik yang melingkupi diri pelaku, maupun obyek dakwah serta faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam proses dakwah. Penetapan sasaran yang tidak rasionil, sering hanya mendatangkan kekecewaan saja, oleh karena dakwahnya tidak tercapai.5

Meskipun proses dakwah bisa dilakukan per orangan secara mandiri, tapi tetap tidak bisa efektif dakwah tersebut karena semakin kompleksnya persoalan-persoalan dakwah. Kompleksitas persoalan-persoalan dakwah itu menyangkut aspek-aspek dakwah, baik sistem, obyek dan metode, maupun penyelenggaraanya. Obyek dakwah misalnya terdiri dari berbagai masyarakat yang bermacam-macam dan senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan serta kompleks pula sifatnya.

Maka dari itu perlunya suatu sistem yang diatur dengan tertib dan teratur sehingga masalah-masalah tersebut diatas bisa di atasi, juga perlu adanya kerjasama antar sesama aktifis dakwah untuk saling membantu dan bertukar pikiran, sehingga dakwah pun akan berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.

4. Usaha Atau Aktifitas Dakwah

Dari kesimpulan mengenai definisi dakwah diatas, dapatlah dipahami bahwa usaha dan aktifitas dakwah mencakup segi-segi yang sangat luas. Ia

4ibid hal 6.

(7)

meliputi usaha atau aktifitas mengajak orang yang belum memeluk islam untuk masuk dan menerima islam. Usaha amar ma’ruf nahi munkar serta usaha perbaikan dan pembangunan (ishlah) dalam rangka realisasi ajaran islam dalam segenap segi kehidupan. Maka dilihat dari segi sasaranya usaha dan aktifitas dakwah dapat diklarifikasikan kedalam tiga golongan yaitu:

1) Mengajak Orang Yang Belum Masuk Islam Untuk Menerima Islam

Islam adalah agama dakwah. Yaitu, agama yang menugaskan umatnya untuk menyeru dan mengajak seluruh umat manusia buat memeluk agama Islam. Kewajiban dakwah yaitu menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia adalah merupakan watak agama Islam yang dibawanya sejak lahir. Kapan dan dimana saja, umat Islam tidak berhenti dari tugas melaksanakan dakwah. Agama Islam yang dipeluk oleh penduduk negara-negara yang terbentang dari Maroko sampai Merauke adalah hasil kerja dari dakwah Islam pada masa-masa yang lampau.

Didalam AL_QUR’AN banyak terdapat ayat-ayat yang memerintahkan agar umat Islam senantiasa menggerakkan dan menggiatkan usaha dakwah, sehingga ajaran Islam dapat senantiasa tegak dan dianut oleh umat manusia. Apa sebabnya, maka umat Islam harus disiarkan. Hal ini adalah karena Islam adalah rahma bagi seluruh alam. Suatu ajaran yang dijamin dapat mewujudkan kehidupan aman dan sejahtera, lahir dan bathin.

Firman Allah s.w.t yang berkenan dengan penyelenggaraan dakwah ini antara lain adalah sebagai berikut:

ُﻦَﺴْﺣَأ َﻲِﻫ ِﱵﱠﻟﺎِﺑ ْﻢُْﳍِدﺎَﺟَو ِﺔَﻨَﺴَْﳊا ِﺔَﻈِﻋْﻮَﻤْﻟاَو ِﺔَﻤْﻜِْﳊﺎِﺑ َﻚﱢﺑَر ِﻞﻴِﺒَﺳ َﱃِإ ُعْدا

“Serulah (semua manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” ( an-nahl 125).6

ْﻦِﻣ ُﻪﱠﻟا َلَﺰْـﻧَأ ﺎَِﲟ ُﺖْﻨَﻣآ ْﻞُﻗَو ْﻢُﻫَءاَﻮْﻫَأ ْﻊِﺒﱠﺘَـﺗ َﻻَو َتْﺮِﻣُأ ﺎَﻤَﻛ ْﻢِﻘَﺘْﺳاَو ُعْدﺎَﻓ َﻚِﻟَٰﺬِﻠَﻓ

ٍبﺎَﺘِﻛ

َﺔﱠﺠُﺣ َﻻ ْﻢُﻜُﻟﺎَﻤْﻋَأ ْﻢُﻜَﻟَو ﺎَﻨُﻟﺎَﻤْﻋَأ ﺎَﻨَﻟ ْﻢُﻜﱡﺑَرَو ﺎَﻨﱡـﺑَر ُﻪﱠﻟا ُﻢُﻜَﻨْـﻴَـﺑ َلِﺪْﻋَِﻷ ُتْﺮِﻣُأَو

ُﲑِﺼَﻤْﻟا ِﻪْﻴَﻟِإَو ﺎَﻨَـﻨْـﻴَـﺑ ُﻊَﻤَْﳚ ُﻪﱠﻟا ُﻢُﻜَﻨْـﻴَـﺑَو ﺎَﻨَـﻨْـﻴَـﺑ

“Maka karena itu, serulah (mereka kepada agama itu)dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanalah, Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah dan Aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Bagi kami amal kami dan bagi kamu amal kamu. Tidak ada pertengkaran di antara kami dan kamu. Allah mengumpulkan antara kita kepada-Nyalah kembali”(Q.S.Asyuura 15).7

6 Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Penerbit P.T. Bumi Restu, 1975, hal. 421.

(8)

2) Amar Ma’ruf, Perbaikan Dan Pembangunan Masyarakat (Ishlah) Perkataan ma’ruf yang bentuk jamaknya adalah ma’rufat, menurut Abul A’la Maududi berarti “nama untuk segala kebajikan atau sifat-sifat baik yang sepanjang masa telah diterima sebagai baik oleh hati nurani umat manusia”. Amar ma’ruf dengan demikian dapat diartikan sebagai setiap usaha mendorong dan menggerakkan umat manusia untuk menerima dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari hal-hal yang sepanjang masa telah diterima sebagai baik oleh hati nurani manusia itu. Menurut As-Syahid Abdul Kadir ‘Audah, amar ma’ruf itu adalah:

“Menggerakkan orang sehingga tertarik untuk melakukan segala apa yang sewajarnya harus dikatakan atau dilakukan yang cocok dengan nas-nasnya syariat Islam”.8

Usaha menggerakkan, sehingga orang lain tertarik untuk melakukan apa yang digerakkan itu mencakup aktivitas yang sangat luas. Ia meliputi aktivitas pemberian motivasi, aktivitas menciptakan situasi dan kondisi yang favaurable, pengorganisasian terhadap hal-hal yang digerakkan itu serta pemeliharaannya agar hal-hal yang digerakkan itu tetap hidup dan bahkan berkembang dengan suburnya.

Sedang hal-hal yang ma’ruf itu mencakup segi-segi yang amat luas pula. Ia meliputi tingkah laku itu dilakukan oleh perorangan maupun oleh kolektif masyarakat keseluruhan. Hal-hal yang baik itu seperti keadilan, keberanian, kepahlawanan, kejujuran, ketaatan, persaudaraan, kasih saying, kesabaran dan sifat-sifat terpuji lainnya yang sewajarnya dimiliki oleh manusia yang dimuliakan oleh Allah swt. Demikian pula hal-hal yang baik itu juga mencakup usaha-usaha perawatan orang tua, penyantunan terhadap orang miskin, perawatan terhadap anak yatim orang-orang jompo, pemeliharaan kesehatan masyarakat. Juga hal-hal yang baik itu adalah usaha menyediakan dan memperluas lapangan kerja, usaha meningkatkan penghasilan masyarakat, usaha memperbaiki dan memelihara sarana-sarana yang diperlukan untuk kelancaran jalan penghidupan dan lain sebagainya. Demikianpula yang baik itu juga meliputi usaha-usaha meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan masyarakat, mempersiapkan dan memberi perbekalan kepada anak-anak dengan ilmu, kecakapan dan sifat-sifat yang baik, juga usaha mengadakan dan memelihara sarana yang diperlukan untuk kegiatan-kegiatan pembentukan akhlak dan peningkatan kecerdasan masyarakat. Demikianpula yang baik itu adalah usaha-usaha menciptakan ketenangan, perdamaian, tidak saling mengganggu serta usaha-usaha menciptakan situasi yang favaurable bagi tubuh dan berkembangnya hal-hal yang baik itu.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa usaha amar ma’ruf dalam rangka dakwah Islam itu mencakup segenap aspek kehidupan masyarakat, baik dalam bidang social,pendidikan, ekonomi, kebudayaan,

(9)

politik, dan sebagainya. Seluruh bidang kehidupan itu harus ditumbuhkan dan dibangun untuk kepentingan dan kesejahteraan hidup manusia.

Untuk menumbuhkan dan mengembangkan hal-halyang ma’ruf dalam segenap seginya itulah, maka Allah swt telah menurunkan syariat , yang segenap aturannya memberikan stimulasi bagi tumbuh dan berkembangnya hal-hal yang maruf itu. Sedang dalam rangka ini, umat Islam diberi peranan sebagai pelaku-pelaku yang harus menaburkan, dan menumbuhkan benih-benih ma’ruf itu di tengah-tengah pergaulan hidup masyarakat, serta menjaga dan memeliharanya dari segala gangguan, sehingga hal-hal yang ma’ruf itu dapat hidup dengan suburnya.

Allah swt berfirman dalam surat Ali Imran ayat 110 sebagai berikut:

َنﻮُﻨِﻣْﺆُـﺗَو ِﺮَﻜْﻨُﻤْﻟا ِﻦَﻋ َنْﻮَﻬْـﻨَـﺗَو ِفوُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ َنوُﺮُﻣْﺄَﺗ ِسﺎﱠﻨﻠِﻟ ْﺖَﺟِﺮْﺧُأ ٍﺔﱠﻣُأ َﺮْـﻴَﺧ ْﻢُﺘْﻨُﻛ

ِﻪﱠﻠﻟﺎِﺑ

.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang menkar, dan beriman kepada Allah”(Q.S.Ali Imran 110).

3) Nahi Munkar

Disamping dakwah itu merupakan usaha membina dan mengembangkan hal-hal yang ma’ruf dalam segenap lapangan dan segi kehidupan masyarakat, maka dakwah juga mengandung pengertian sebagai usaha mendoronng dan mengerakkan umat manusia untuk menolak dan meninggalkan hal-hal yang munkar . perkataan munkar yang bentuk jamaknya adalah munkarat, menurut Abul A’la Maududi , “nama untuk segala dosa dan kejahatan-kejahatan yang sepanjang masa telah dikutuk oleh watak manusia sebagai jahat”.9

Hal-hal yang oleh watak manusia sepanjang masa dinilai jahat, harus disingkirkan jauh-jauh dari kehidupan masyarakat. Begitu pula segala jalan yang akan memudahkan tumbuh dan timbulnya hal-hal yang jahat itu juga harus ditutup rapat-rapat. Sehingga hanya hal-hal yang ma’ruf sajalah yang mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan hidup.

Usaha-usaha yang bertujuan untuk memusnahkan hal-hal yang jahat, begitu pula usaha-usaha menutup jalan bagi pertumbuhannya, adalah merupakan usaha dakwah yang harus dilakukan dalam segala segi kehidupan, yang mencakup bidang social, pendidikan, ekonomi, kebudayaan, politik dan sebagainya. Atas dasar itulah, maka usaha-usaha yang bermaksud memberantas kebodohan, kemelaratan, ketidakadilan, kepalsuan, penipuan, perkosaan, perzinaan, kedzaliman, permusuhan, kesombongan , kekikiran, riba, pencurian, dan lain sebagainya adalah merupakan usaha dakwah , yang tidak saja harus dilakukan , tetapi wajib dilakukan oleh setiap muslim. Hal-hal yang munkar adalah semacam

(10)

penyakit masyarakat , yang apabila tidak diusahakan pencegahan dan pemberantasannya akan berakibat musnahnya masyarakat itu. Oleh karena itu ,dimanapun dan kapanpun , umat Islam diwajibkan untuk melenyapkan yang munkar itu.

Allah swt berfirman dalam surat Ali Imran ayat 104 sebagai berikut:

ِﺮَﻜْﻨُﻤْﻟا ِﻦَﻋ َنْﻮَﻬْـﻨَـﻳَو ِفوُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ َنوُﺮُﻣْﺄَﻳَو ِْﲑَْﳋا َﱃِإ َنﻮُﻋْﺪَﻳ ٌﺔﱠﻣُأ ْﻢُﻜْﻨِﻣ ْﻦُﻜَﺘْﻟَو

َنﻮُﺤِﻠْﻔُﻤْﻟا ُﻢُﻫ َﻚِﺌَﻟوُأَو

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan yang menyeru kepada kebajikan , menyuruh kepada yang ma’ruf dan dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung” (Q.S. Ali Imran 104).

4) Tujuan Dakwah

Bagi proses dakwah, tujuan adalah merupakan salah satu faktor yang paling penting dan sentral. Pada tujuan itulah dilandaskan segenap tindakan dalam rangka usaha kerjasama dakwah itu. Ini berarti bahwa dalam hendak menentukan system dan bentuk usaha kerjasama dakwah, tujuan adalah merupakan landasan utamanya. Demikian pula tujuan juga menjadi dasar penentu sasaran dan strategi atau kebijaksanaan serta luasnya langkah-langkah operasional dakwah. Sebagai landasan penentuan sasaran dan strategi, tujuan dakwah memang sudah mengandung arah yang harus ditempuh serta luasnya scope aktivitas yang dapat dikerjakan. Disamping itu, tujuan dakwah juga menentukan langkah-langkah penyusunan tindakan dakwah dalam kesatuan-kesatuan horizontal dan vertical, serta penentuan orang-orang yang kompeten. Pendek kata, tujuan adalah merupakan kompas pedoman yang tidak boleh diabaikan dalam proses penyelenggaraan dakwah.

Nilai atau hasil terakhir yang ingin dicapai oleh keseluruha tindakan dakwah adalah merupakan tujuan utama dari dakwah. Sedang nilai atau hasil yang ingin dicapai dalam bidang-bidang khusus adalah merupaka tujuan atau sasarn departemental dari dakwah. Pembagian tujuan menjadi tujuan utama dan tujuan departemental adalah dilihat dari segi hirarkinya. Sedang bilamana dilihat dari segi proses pencapaiannya, maka tujuan utamanya adalah merupakan ultimate goal atau tujuan akhir. Sedang tujuan departemental adalah merupakan intermediate goal atau tujuan perantara.

1) Tujuan Utama Dakwah

Tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau yang ingin diperoleh oleh keseluruhan tindakan dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah, maka semua penyusunan rencana dan tindakan dakwah harus ditujukan dan diarahkan.

(11)

kebahagiaan dan kesejahteraan hidup didunia dan diakhirat yang diridlai Allah swt.”

Kebahagiaan dan kesejahteraan hidup didunia dan di akhirat yang diridlai Allah swt adalah merupakan suatu nilai atau hasil yang diharapkan dapat dicapai oleh keseluruhan usaha dakwah. Ini berarti bahwa usaha dakwah, baik dalam bentuk menyeru atau mengajak umat manusia agar bersedia menerima dan memeluk Islam, maupun dalam bentuk amar ma’ruf dan nahi munkar, tujuannya adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridlai oleh Allah swt.

Nabi Muhammad saw bersabda:

“Harus kamu menyuruh kepada kebaikan dan harus mencegah kemunkaran, kalau tidak, pastilah Allah menghampirkan siksaNya kepdamu, dan kemudian kamu berdo’a (untuk keselamatanmu), maka (doa) mu tidak akan dijawab”.10

Dari uraian diatas jelaslah bahwa dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar adalah merupakan suatu usaha atau sarana yang sangat penting bagi tercapainya tujuan itu. Oleh karena itu, menjadi dapat dipahami bilamana Allah dan Rasul-Nya mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar, serta memberikan ancaman yang keras kepada barang siapa yang melalaikan usaha yang sangat penting itu.

2) Tujuan Departemen Dakwah

Processing dakwah untuk mencapai dan mewujudkan tujuan utama, sebagaimana telah diuraikan di muka mencakup aktivitas yang sangat luas. Segenap segi atau bidang kehidupan tidak ada satupun yang terlepas dari aktivitas dakwah. Agar supaya usaha atau aktivitas dakwah dalam setiap segi atau bidang kehidupan itu dapat dilakukan secara efektif, perlulah ditetapkan dan dirumuskan nilai-nilai atau hasil-hasil apa yang harus dicapai oleh aktivitas dakwah pada masing-masing segi atau bidang itu.

Dilihat dari segi tujuan utama dakwah, tujuan departemental adalah merupakan tujuan perantara. Sebagai perantara, oleh karenaya tujuan departemental berintikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam bidang pendidikan misalnya, adalah suatu nilai yang ditandai dengan adanya system pendidikan yang baik, tesedianya sarana pendidikan yang cukup serta terbentuknya obyek pendidikan menjadi manusia yang bertakwa, berakhlak dan berilmu pengetahuan tinggi dan sebagainya. Sedang kebahagiaan dan kesejahteraan dalam bidang sosial ekonomi misalnya, adalah suatu nilai yang ditandai dengan tegaknya keadilan di tengah-tengah kehidupan masyarakat, tersedianya lapangan kerja yang cukup, timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup

(12)

tolong menolong atas dasar takwa, terkikisnya penindasan, perbudakan, kebodohan, kemiskinan, dan sebagainya.

Untuk mencapai tujuan departemental dakwah itu, maka langkah-langkah dan tindakan dakwah itu disusun secara bertahap, dimana pada setiap tahapan ditetapkan dan dirumuskan pula target atau sasaran tertentu. Dan selanjutnya atas dasar target atau sasaran inilah disusun programming dakwah untuk setiap tahapan yang telah ditentukan itu. Dengan jalan demikian, maka tujuan dakwah dapat diusahakan pencapaiannya secara teratur dan tertib, setapak demi setapak dan langkah demi langkah.

HASIL PENELITIAN

1. Da’wah Jamaah Tabligh Markas Tanjung Anom Solo

Salah satu markas jamaah tabligh jawa tengah adalah masjid an ni’mah Terletak di Tanjung Anom, Joyotakan, Serengan, Solo, Jawa Tengah. Berdiri di atas lahan 500 meter, masjid berbentuk siku-siku itu menghadap ke sisi barat jalan utama menuju Solo. Bangunannya akan jelas terlihat jika melintasi perjalanan Solo menuju Sukoharjo, terutama kubah utamanya yang berwarna hijau.11 Masjid inilah yang menjadi tempat musyawarah dan

kegiatan ta’lim jamaah tabligh setiap harinya, serta sebagai tempat persinggahan para jamaah yang datang dari luar kota, bahkan luar negri yang kemudian para jamaah ini dikirim disetiap wilayah kota disekitar jawa tengah untuk berdakwah dari satu rumah ke rumah yang lainya, selama beberapa hari yang telah ditentukan dan di kehendaki setiap pribadi jama’ah tergantung oleh kesanggupannya.

Da’wah yang dilakukan jamaah tabligh markas tanjung anom solo, tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan jamaah tabligh yang lainya. Karena da’wah ini dibawah bimbingan dari pimpinan jamaah tabligh sendiri di india yaitu maulana sa’ad al khandhalwi. Da’wah yang dibawa oleh jamaah tabligh sendiri adalah da’wah yang menyeru manusia untuk selalu memperbaiki diri dan menghidupkan masjid seperti musyawarah dan ta’lim, dengan cara mendatangi rumah-rumah masyarakat untuk diajak memakmurkan amalan masjid, inilah yang disebut dengan khuruj fi sabilillah (keluar dijalan allah).12 Tujuan dari khuruj fisabilillah ini adalah sebagai berikut:

1) Membangkitkan rasa tanggung jawab atas da’wah dalam diri setiap umat. 2) Mengembalikan manusia pada usaha da’wah rasulullah SAW.

3) Menyiapkan manusia untuk menunaikan amanah dengan usaha kepada kaum muslimin.

4) Memperbaiki diri dan mencari hidayah allah.

5) Menyempurnakan iman dan mencapai sifat-sifat thayyibah.13

11 Hasil Observasi Langsung Pada Tanggal 20 Mei 2015.

12 Wawancara Dengan Bapak Aris, Seorang Aktifis Jamaah Tabligh Di Markas Tanjug Anom Solo

(13)

Adapun usaha da’wah jamaah tabligh ini dilakukan dengan meluangkan beberapa waktu untuk khuruj fisabilillah adapun waktunya selama 3 hari, 40 hari, dan 4 bulan. Hal ini merupakan batasan waktu yang harus diluangkan oleh para da’i dengan tujuan untuk usaha agama demi memperbaiki diri dan mengambil bagian dalam perbaikan orang lain sesuai kemampuan. Adapun waktu diatas hanyalah sepersepuluh dari waktu yang dimiliki semua orang. Penjelasan dari waktu-waktu itu adalah sebagai berikut:

1) 3 hari

Dua setengah jam setiap hari adalah sepersepuluh dari dua puluh empat jam. Tiga hari setiap bulan adalah sepersepuluh dari satu bulan. Hal ini berpegang teguh dengan hadist nabi dari abu hurairah yang di shahihkan al bani dalam as silsilah,” sesungguhnya kalian berada dizaman yang banyak ulama’nya dan sedikit penceramahnya. Barang siapa meninggalkan sepersepuluh dari yang makruf, maka dia telah binasa. Kemudian akan datang zaman yang banyak penceramahnya dan sedikit ulama’nya. Barang siapa yang berpegang dengan sepersepuluh dari yang makruf, maka dia mengerjakan shalat karena allah selama empat puluh hari dengan berjama’ah, tanpa tertinggal takbiratul ula, akan dituliskan untuknya dua kebebasan yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat nifak”. Berdasarkan hadist ini keluar dijalan allah dimaksudkan melatih diri jamaah untuk shalat berjamaah tepat waktu selama 40 hari dengan tujuan mengharapkan ridha allah.

3) 4 bulan

Masa empat bulan merupakan masa yang cukup bagi terpengaruhnya hati manusia. Sebagaimana firman allah dalam surat at-taubah

َﻦﻴِﻛِﺮْﺸُﻤْﻟا َﻦِﻣ ْﻢُﺗْﺪَﻫﺎَﻋ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ﻰَﻟِإ ِﻪِﻟﻮُﺳَرَو ِﻪﱠﻠﻟا َﻦِﻣ ٌةَءاَﺮَـﺑ

(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari allah dan rasulnya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka). Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) dimuka bumi selama empat bulan. (Q.S. At-Taubah 1-2). Allah sangat mengetahui bahwa masa empat bulan cukup untuk mempengaruhi hati dari kekufuran menuju islam. Maka tujuan dari empat bulan ini adalah agar hati seseorang atau jamaah dimantapkan dan di istiqomahkan dalam iman. Dan empat bulan adalah batasan maksimal meninggalkan istrinya kecuali apabila sang istri mengizinkanya untuk lebih.14

(14)

Dalam waktu-waktu yang ditentukan diatas adalah sebatas penertiban saja bukan sebagai pembatasan. Dan waktu yang ditentukan itu merupakan waktu yang mempunyai keistimewaan di dalam alqur’an dan hadist. Dalam keluar dijalan allah maka ada beberapa tata tertib yang harus diusahakan untuk di ikuti demi memaksimalkan hasil mujahadahnya diantaranya adalah

1) Empat perkara yang diperbanyak saat keluar dijalan allah yaitu: da’wah ilallah, taklim wa ta’alum, ibadah dan dzikir, khidmad (pelayanan baik untuk diri sendiri maupun umat yang membutuhkan)

2) Empat perkara yang dikurangi saat keluar dijalan allah yaitu: makan dan minum, tidur dan istirahat, berbicara yang sia-sia, keperluan keluar masjid yang tidak penting.

3) Empat hal yang harus dijaga saat keluar dijalan allah yaitu: sabar dan tahan uji, adab-adab masjid, taat kepada amir jamaah, mendahulukan amal ijtima’i dari pada amalan infiradhi.

4) Empat hal yang harus ditinggalkan saat keluar dijalan allah yaitu: israf dan mubadzir, isyraf, meminta-minta dan ghasab.

5) Empat hal yang tidak boleh disentuh selama keluar dijalan allah yaitu: politik, penyakit masyarakat, permasalahan khilafiyah dan perdebatan.15

Adapun kitab-kitab yang biasanya menjadi rujukan dalam da’wah jamaah tabligh adalah

1) Fadhail a’mal yang ditulis oleh syaikhul hadist mulana muhammad zakariyya khandhlawi.

2) Fadhail shadaqah ditulis oleh syaikhul hadist mulana muhammad zakariyya khandhlawi.

3) Fadhail haji dan fadhail shalawat ditulis oleh syaikhul hadist mulana muhammad zakariyya khandhlawi.

4) Riyadhus shalihin ditulis oleh imam an nawawi ad dimasyqi.

5) Hikayatus shahabah ditulis oleh maulana muhammad yusuf kandhlawi. 6) Misykatul mashabih ditulis oleh imam khatib at tibrizi.

7) At targhib wa tarhib ditulis oleh hafizh al mundziri.

8) Al abwabul muntakhabah min misykatil mashabih ditulis oleh maulana muhammad ilyas.

9) Al ahaditsul al muntakhabah oleh maulana muhammad yusuf. 10)Al adabul mufrad ditulis oleh imam al bukhari16

Untuk mencapai suksesnya kehidupan dunia dan akhirat ada enam sifat yang dimiliki para sahabat nabi dalam berdakwah dan bertabligh yang harus ditanamkan para diri seorang da’i, yang mana dimaksudkan ketika seseorang telah menanamkan sifat sifat ini dalam dirinya, maka akan mudah menjalankan ajaran agama secara menyeluruh yaitu:

1) Meyakini dua kalimat syahadat.

2) Sholat khusyuk dan khudu’ yaitu menampakkan ubudiahnya.

15 Mulwi Ahmad Harun Al Rosyid. Meluruskan Kesalahpahaman Terhadap Jaulah, (Magetan: Pustaka Hare Amain, 2004), Hal. 22-23.

(15)

3) Ilmu ma’a dzikir yaitu ma’rifat ubudiyah dan dzikir untuk menguatkan ubudiyah.

4) Ikramul muslimin dan menunaikan hak-haknya.

5) Tashihunniyah (perbaikan niat yaitu semata-mata karena allah SWT). 6) Da’wah ilallah (menyeru manusia untuk kembali ke jalan allah SWT).17

2. Kegiatan-Kegiatan Jamaah Tabligh Markas Tanjung Anom Solo.

Dalam kegiatan-kegiatan jamaah tabligh antara markaz satu dengan yang lain dan juga antara jamaah satu dengan yang lainya hampir semua sama karena kegiatan ini adalah hasil musyawarah bersama demi mewujudkan kerja da’wah yang maksimal. Adapun kegiatan-kegiatan jamaah tabligh di markas tanjung anom solo diantaranya adalah

1) Kegiatan harian yaitu dimualai dari jam 07.00 sampai selesai adalah monitoring atau pengawasan terhadap jamaah yang keluar dan jamaah yang akan berangkat dan juga penetapan tempat untuk jaulah atau khuruj.

2) Kegiatan mingguan antara lain

a. Musyawarah mingguan yaitu pada selasa malam. Berisi laporan-laporan dan progam progam jaulah yang dilaksanakan di setiap daerah. b. Ijtima’ mingguan yaitu kumpul para jamaah tabligh untuk mendengarkan nasehat-nasehat untuk lebih memantapkan hati, yang biasanya di isi oleh para kyai-kyai ataupun jamaah yang sudah jaulah keliling dunia ataupun luar negri yang mendapatkan pengalaman lebih. 3) Kegiatan bulanan yaitu musyawarah pada minggu ke tiga yang dihadiri se-jawa tengah, pada pelaksanaan kegiatan bulanan ini biasanya bergantian disetiap daerah. Yang berisi nasehat-nasehat dari para ulama-ulama besar jamaah tabligh serta penyemangat da’wah.18

4) Setiap empat bulan sekali diadakan musyawarah nasional dijakarta.

5) Setiap dua tahun sekali diadakan musyawarah dunia di nizamuddin, new delhi, india.

Adapun kegiatan jamaah tabligh ketika khuruj fi sabilillah dalam 24 jam setiap harinya adalah sebagai berikut:

1) Setelah subuh

a. Bayan (ceramah agama) biasanya yang dibicarakan adalah sifat-sifat sahabat.

b. Musyawarah dan pembagian tugas masing-masing jamaah. c. Halaqah ta’lim atau pembacaan kitab ta’lim fadhilah amal. 2) Setelah shalat zhuhur

a. Bayan pembacaan fadhilah amal di depan jamaah sholat.

b. Muzakarah (saling mengingatkan) mengenai adab dan sunnah nabawiyah

3) Setelah ashar

a. Targhib ashar (tentang usaha para nabi dan kepentingan agama).

17 Syeh Abu Mus’ab Muhammad Hammad. Himpunan Kaidah Da’wah Dan Tabligh, (Jakarta: Pustaka Nabi, 2014), Hal. 109.

(16)

b. Jaulah khususi (mengunjungi orang-orang khusus seperti tokoh masyarakat dll).

c. Penyampaian adab jaulah umumi atau orang umum. 4) Setelah maghrib

a. I’lan yaitu pengumuman bahwa akan ada pembicaraan tentang agama setelah sholat sunnah ba’diyah.

b. Bayan(ceramah agama).

c. Ikram (menghidangkan makanan ringan)

d. Tasykil dan pembentukan jamaah untuk mengunjungi rumah-rumah warga untuk diajak sholat dimasjid.

5) Setelah sholat isya

a. Mudzakkarah tentang pokok-pokok usaha da’wah b. Mudzakkarah adab dan sunnah nabawiyah.19

Inilah serangkaian-serangkaian kegiatan-kegiatan jamaah tabligh baik di markas tanjung anom solo maupun diwilayah lain. Hal ini merupakan kegiatan usaha yang dimaksudkan untuk menghidupkan kembali sunah-sunah rasulullah SAW yang telah banyak ditinggalkan oleh umatnya. Sesuai sabda rasulullah SAW “ berbahagialah orang-orang asing itu, para sahabat bertanya, ya rasulallah siapakah orang-orang asing itu? Rasulullah menjawab mereka ialah orang orang yang memperbaiki sunahku yang telah dirusak oleh manusia”.20

ANALISIS DA’WAH JAMAAH TABLIGH MARKAS TANJUNG ANOM SOLO

Berdasarkan data yang peneliti peroleh, baik dari wawancara kepada dengan aktifis jamaah tabligh markas tanjung anom solo, maupun dari buku-buku panduan karya ulama-ulama yang terjun dalam bidang da’wah dan tabligh. Maka dapat dianalisis sebagai berikut:

1. Da’wah yang dilakukan jamaah tabligh dengan da’wah yang dilakukan orang pada umumnya tidaklah jauh berbeda yaitu menyeru manusia kepada kalimat allah dan menyebarkan islam kepenjuru dunia disertai perbaikan diri pada diri seorang da’i. Yang membedakan da’wah jamaah tabligh dengan da’wah pada umunya adalah jamaah tabligh lebih pada aksi yaitu mendatangi umat dari satu rumah kerumah yang lain dan singgah dimasjid selama waktu yang telah ditentukan yaitu 3 hari dalam satu bulan, 40 hari dalam setahun dan 4 bulan seumur hidup. Dengan tujuan menghidupkan kembali amalan-amalan masjid yang telah lama ditinggalkan oleh umat muslim dan juga dalam rangka evaluasi diri dan perbaikan diri dengan menanamkan sifat-sifat thayyibah yang dirangkum dalam 6 sifat sahabat yaitu keyakinan atas 2 kalimah syahadah, sholat khyusuk dan khudu’, ilmu ma’a dzikir, tashihunniyah dan da’wah ilallah. Dengan tujuan yaitu apabila seseorang mampu mengamalkan enam sifat tersebut maka allah akan memudahkanya dalam menjalankan agama secara menyeluruh.

19 Wawancara Dengan Bapak Sholikhin Aktivis Jamaah Tabligh Markas Tanjung Anom Solo Pada Tanggal 4 Juni 2015.

(17)

2. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan jamaah tabligh markaz tanjung anom solo adalah musyawarah untuk pelaksanaan khuruj, musyawarah dalam monitoring jamaah yang khuruj serta musyawarah besar seprovinsi dalam 3 bulan sekali, musyawarah se indonesia di jakarta 4 bulan sekali dan musyawarah besar sedunia di india dalam 2 tahun sekali. Adapun dalam kegiatan khuruj fisabilillah adalah lebih menekankan pada menghidupkan amalan-amalan masjid seperti pembacaan ta’lim setiap habis sholat, juga bayan (tausiyah) setelah sholat maghrib dan juga musyawarah untuk menentukan tujuan rumah yang akan didatangi untuk diajak masuk islam maupun diajak untuk kembali tertib sholat dan menghidupkan masjid. Adapun kegiatan-kegiatan yang lain adalah ibadah infiradi (ibadah perorangan) seperti sholat dhuha, tahajud dan membaca al qur’an. Kegiatan-kegiatan ini dalam rangka perbaikan diri dan berusaha mengajak oranglain memperbaiki diri sehingga dengan usaha da’wah ini allah menurunkan hidayah bagi seluruh umat.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian tentang dakwah yang dilakukan jamaah tabligh di markas tanjung anom solo. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dakwah menurut jamaah tabligh adalah menyeru manusia untuk menyembah allah dan juga ajakan untuk memperbaiki diri dengan menghidupkan amalan-amalan rasulullah SAW, serta usaha seorang da’i untuk selalu mengevaluasi dan memperbaiki diri masing-masing.

2. Kegiatan dakwah yang dilakukan oleh jamaah tabligh tanjung anom solo adalah musyawarah dalam pelaksanaan khuruj fisabilillah, kemudian khuruj fisabilillah dengan mendatangi masjid-masjid untuk menghidupkan amalan masjid dan juga perbaikan diri seorang da’i disertai penanaman sifat-sifat tayyibah yang di rangkum dalam 6 sifat sahabat. Dengan harapan allah memudahkan seorang hamba dalam melaksanakan agama secara menyeluruh.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hasan Ali Nadwi, Sayyid. 1999. Riwayat Hidup Dan Usaha Dakwah Maulana Maulana Ilyas. Yogyakarta: Ash Shaff.

Abdul Kadir Audah, As Syahid. 1970. Islam Dan Perundang-Undangan. International Islamic Federation Of Student Organization.

Al Maududy, Abu A’la. 1967. Islamic Way Of Life, Terjemahan Osman Raliby Dengan Judul Pokok-Pokok Pandangan Hidup Muslim. Jakarta: Bulan Bintang.

Departemen Agama R.I. 1975. Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Penerbit P.T. Bumi Restu.

Harun Al Rosyid, Mulwi Ahmad. 2004. Meluruskan Kesalahpahaman Terhadap Jaulah. Magetan: Pustaka Hareamain.

Muhammad Hammad, Syeh Abu Mus’ab. 2014. Himpunan Kaidah Da’wah Dan Tabligh. Jakarta: Pustaka Nabi.

Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar Ilmu Da’wah. Jakarta: Pt Rajagrafindo.

Sholeh, Rosyad. 2010. Manajemen Dakwah Islam. Yogyakarta: Surya Sarana Grafika.

Usman Kambayang, Husen. 2004. Usaha Da’wah Dan Tabligh. Bandung: Pustaka Ramadhan.

Referensi

Dokumen terkait

Faktis coklat dari minyak jarak kepyar ( castor oil ) yang ditambahkan dalam pembuatan selang gas LPG bagian dalam dan luar dapat berfungsi dengan baik sebagai bahan

Ikan nila ( Oreochromis niloticus ) merupakan jenis ikan air tawar dengan bentuk tubuh pipih memanjang dan warna putih kehitaman. Ikan nila telah tersebar di

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini bahwa antara manajemen laba akrual berpengaruh terhadap return saham.Hal ini didukung juga

Pekerja bukan penerima upah sebagaimana dimaksud pada huruf a yang mengalami risiko kecelakaan kerja dan risiko kematian berhak menerima manfaat dalam Program Jaminan Sosial

Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara bepikir positif dengan perilaku menyontek.Artinya secara empirik

Prognosis karsinoma sel skuamosa palatum durum ini cukup baik, yang dinyatakan oleh penelitian Truitt, 1999 yaitu pada kasus yang telah dilakukan operasi diikuti dengan

Dalam penelitian ini, komposit sandwich dengan metode produksi vacuum infusion diharapkan dapat menjadi pilihan sebagai metode produksi pada material kapal, karena