• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Bermakna Berbasis Post It | Andrian | Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam 1911 3791 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembelajaran Bermakna Berbasis Post It | Andrian | Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam 1911 3791 1 SM"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Pembelajaran Bermakna... Restu Andrian 103

Pembelajaran Bermakna Berbasis Post It

Restu Andrian

Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia Email: [email protected]

Abstrak

Pembelajaran merupakan kegiatan inti dari sebuah proses yang harus dilalui oleh peserta didik dalam pendidikan formal. Pembelajaran yang menyenangkan menjadi impian setiap komponen pendidikan. Proses pembelajaran tidak saja diartikan sebagai proses interaksi antara guru dan siswa semata, namun dapat dipandang lebih luas dan komprehensif dimana juga terdapat media dan model pembelajaran. Hasil proses pembelajaran kemudian diharapkan dapat meningkakan pemahaman siswa. Pemahaman siswa tentu tidak saja terbatas pada penghafalan teori-teori pembelajaran tanpa memahami inti dan konsep pembelajaran sendiri serta pengembangan pola pikir. Pembelajaran bermakna menjadi salah satu solusi untuk menciptakan proses pembelajaran yang ideal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah proses pembelajaran yang bermakna berbasis post it. Post it sebagai sebuah media kemudian dimanfaatkan sebagai perantara menuju proses pembelajaran bermakna. Pembelajaran bermakna bermuara pada hasil olah fikir peserta didik, hasil olah fikir peserta didik dapat dicapai melalui interaksi keilmuan dan wawasan guru, fenomena masyarakat, keilmuan kognitif mata pelajaran dan fenomena lingkungan siswa. Sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan baik bila dimanajerial oleh guru yang inovatif dan kreatif.

Kata Kunci: Pembelajaran Bermakna, Post It, Guru Kreatif dan Inovatif

Pendahuluan

Pembelajaran merupakan sebuah proses penting yang wajib dilalui

oleh seorang siswa dalam proses pendidikan formal. Proses pembelajaran

hendaknya dapat menumbuhkan pengalaman-pengalaman baru dalam

hidup siswa. Pada praktiknya proses pembelajaran hanya dimaknai

sempit sebagai sebuah proses yang hanya melibatkan siswa dan guru,

dimana siswa menjadi objek pembelajaran dan guru menjadi subjek

pembelajaran. Pada dasarnya proses pembelajaran tidak dapat dipandang

(2)

pembelajaran merupakan, “sebuah sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya”1.Adapun

komponen-komponen pembelajaran berupa, tujuan, materi, metode dan

evaluasi. Keempat komponen tersebut layaknya dapat di organisir oleh

guru agar proses pembelajaran menjadi bermakna.

Seiring berjalannya waktu, dunia pendidikan terus berbenah dan

melakukan berbagai macam perubahan dan pengembangan ke arah yang

lebih baik. Menurut Banathy dan kawan-kawan sebagaimana yang

dikutip oleh M. Thobroni perubahan terjadi pada empat lapis sistem yang

saling berkaitan, yaitu: (1) perubahan pada pengalaman belajar, (2)

perubahan pada sistem pembelajaran, (3) Perubahan pada pengelolaan

sistem di wilayah yang mendukung terselenggaranya sistem

pembelajaran, dan (4) perubahan pada sistem perundang-undangan yang

mengatur dan menjamin berlangsungnya keseluruhan sistem pendidikan

secara nasional2. Perubahan paradigma dalam pendidikan kemudian

berdampak pada komponen pembelajaran yang juga ikut berubah.

Perubahan kurikulum dari yang awal nya menggunakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013

juga merubah paradigma dan proses pembelajaran. Perubahan paradigma

pembelajaran tentunya harus disikapi secara positif oleh pihak yang

berkepentingan dalam pendidikan. Perubahan paradigma pembelajaran

secala langsung dapat diamati di sekolah yang telah menerapkan

kurikulum 2013.

Pada praktiknya guru telah sadar betapa beresikonya proses

pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah dan bercerita

atau pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Sehingga

proses pembelajaran dengan gaya klasik telah ditinggalkan secara

_____________

1 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 1

(3)

Pembelajaran Bermakna... Restu Andrian 105

beramai-ramai oleh para guru kita dewasa ini. Proses pembelajaran

dengan paradigma baru telah berhasil menggerakkan guru dalam

menggunakan berbagaimacam model dalam pembelajarannya. Semisal

model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran Kontektual, model

Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

(PAKEM), dan model pembelajaran lainnya.

Penggunaan berbagai macam model pembelajaran oleh

gurutentunya membawa angin segar bagi pengguna jasa pendidikan,

karena pendidikan telah terarah sesuai dengan tujuannya dan sejalan

dengan paradigma baru yang diaggap paling modern dan paling cocok

dalam proses pembelajaran. Akan tetapi perubahan paradigma lama guru

yang hanya mengajar menggunakan metode ceramah berubah menjadi

metode dan model yang dianggap modern tidak semata-mata

menghilangkan masalah-masalah dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran yang harusnya berjalan dengan

menyenangkan bila menggunakan model modern, nyatanya tidak selalu

berjalan lancar. Pemahaman guru yang rendah terhadap suatu model

pembelajaran mengakibatkan pada terperangkapnya gaya guru dalam

melihat dan menafsirkan model pembelajaran yang menyenangkan.

Minimnya pengetahuan dan penguasaan model-model pembelajaran juga

menjadi sumber permasalahan dan pembelajaran. Praktisnya, guru sering

terperangkap pada proses pembelajaran kelompok, dimana siswa

diarahkan belajar dan berdiskusi secara bersama-sama. Bahaya nya

kelompok-kelompok siswa tersebut sering diabaikan oleh sebahagian

guru, sehingga pada proses pembelajaran kelompok siswa sering bekerja

sendiri dan tanpa arah.

Pembelajaran dengan kelompok kemudian tidak saja dilakukan

oleh satu guru. Pembelajaran kelompok tentunya diartikan sebagai

pembelajaran bersama-sama baik berupa diskusi, makalah dan lain

sebagainya.Sebagian besar guru menggunakan pembelajaran kelompok,

(4)

Pendidikan Pancasila, Geografi, Biologi, Agama, dan

sebagainya.Akibatnya siswa menjadi sangat bosan karena

pembelajaranyang ditawarkan antara satu guru dengan guru lainnya

relatif sama. Fenomena ini tentunya tidak dapat dispisahkan oleh kondisi

lingkungan sekolah ataupun kelas yang sebagian besar menggunakan

meja yang berukuran besar dan kursi yang tidak fleksibel, dimana ketika

proses pembentukan kelompok sangat menyulitkan siswa dan sering

menimbulkan kegaduhan dalam kelas dan cenderung menggagu proses

pembelajaran kelas lain.

Seyogyanya, guru tidak saja memandang proses pembelajaran

yang menyenangkan atau pembelajaran dengan paradigma baru sebagai

pembelajaran yang wajib membentuk kelompok atau merubah posisi

duduk peserta didik. Pembelajaran yang menyenangkan layaknya

memiliki sentuhan inovasi guru, sehingga pembelajaran tidak

membosankan. PembelajaranBermakna Berbasis Post It dapat menjadi

salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat dan

menyenangkan tanpa mengurangi nilai-nilai kognitifitas yang harus

dicapai siswa.

Metode Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menguji sebuah model agar

terbentuk suatu produk pendidikan baru yang bersifat fundamental dan

praktis. Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah

pendekatan pembelajaran bermakna melalui metode Inquiri. Metodologi

yang digunakan adalah penelitian pengembangan (Research and

Development) modelDick and Carey, melalui sepuluh tahapan seperti

(5)

Pembelajaran Bermakna... Restu Andrian 107 Gambar 2: Alur Pengembangan Model Dick and Carey

Langkahpengembangan menggunakan model Dick and Carey yang

pertama adalah mengidentifikasi kebutuhan instruksional, tahap ini

dilakukan untuk mengetahui kebutuhan peserta didik. Kedua melakukan

analisis instruksional, yaitu menganalisis kebutuhan peserta didik dalam

proses pembelajaran baik keterampilan, proses, prosedurdan segala

sesuatu yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

Ketiga,mengidentifikasi perilaku dan karakteristik peserta didik, hal ini

dilakukan untuk mengharminisasikan peserta didik dengan model

pembelajaran yang akan di desain.Keempat, menulis tujuan instruksional

khusus: Tujuan mencakup peserta didik, perilaku spesifik, batasan, dan

tingkat keberhasilan. Kelima, menyusun instrumen hasil belajar, baik

berupa kuesioner uji para ahli dan uji coba peserta didik dan guru mata

pelajaran. Keenam, menyusun strategi instruksional yang mengacu pada

empat komponen yaitu kegiatan instruksional, metode, media dan waktu

pembelajaran.

Ketujuh, mengembangkan proses pembelajaran yang diinginkan

sesuai dengan kebutuhan siswa dan dilakukan iji coba ahli. Kedelapan,

menyusun desain dan melaksanakan evaluasi formatif:

(6)

Kesembilan melakukan perbaikan pada proses bembelajaran dengan

aktualisasi pembelajaran menggunakan post it. Dan yang terakhir

melakukan implementasi Evaluasi Sumatif dan Difusi Inovasi dengan

standar keefektifitasan dan efisiensi proses pembelajaran.3 Pada akhirnya

bertujuan untuk mendapatkan sebuah model yang dapat mensuksesi

proses pembelajaran.

Pembahasan

1. Pembelajaran Bermakna

Proses Pembelajaran secara parsial dapat diartikan sebagai proses

belajar dan mengajar yang dilalui oleh guru dan siswa dalam jangka

waktu tertentu. Akan tetapi memaknai pembelajaran hendaknya tidak di

pandang secara parsial, karena akan berakibat pada proses pembelajaran

itu sendiri. Secara umum, pembelajaran dapat dipandang melalui tiga

pendekatan, pertama secara behavioristik yaitu pembelajaran dimaknai

sebagai proses perubahan tingkah laku siswa melalui pengoptimalan

lingkungan sebagai sumber stimulus siswa. Kedua, kognitifisme yaitu

upaya guru untuk memberika stimulus, bimbingan, pengarahan dan

dorongan pada siswa agar terjadi proses belajar. Dan ketiga, pendekatan

interaksional yaitu pembelajaran dimaknai sebagai proses interaksi antara

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar4. Berdasarkan tiga pendekatan yang telah tersebut di atas,

makalayaklah suatu pembelajaran harus memiliki suatu aktifitas,

kreatifitas dan inovasi dan pada akhirnya terciptalah hasil pembelajaran

yang bermakna.

Pembelajaran yang bermakna pada dasarnya merupakan suatu

proses pembelajaran yang dapat menambah pengalaman peserta didik

_____________

3 Fierda Zahara Jannah, Dkk, Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2016, Pengembangan Media Pembelajaran Poster Fisika Fluida Statis Berbasis Lingkungkan Dalam Bentuk Poster Photoscrap, Vol. V, Oktober 2016, Hal. 16

(7)

Pembelajaran Bermakna... Restu Andrian 109

melalui masalah-masalah yang terdapat di lingkungan sekitar nya,

melalui upaya yang sistemis dan sistematis berdasarkan konsep-konsep

yang relevan. Secara sederhana pembelajaran bermakna adalah

pembelajaran yang membuat siswa paham atau mengerti bukan sekedar

mengingat atau menghafal materi.

Paham atau mengertiterjadi ketika manusia menghubungkan

konsep-konsep baru dengan konsep lama. Kemudian terjadi perubahan

dalam struktur kognitif peserta didik, konsep dimodifikasi dan konsep

baru tercipta. Pembelajaran bermakna sangat berguna karena

memungkinkan peserta didik belajar secara nyata dan menghasilkan

pemahaman yang lebih besar dan memfasilitasi proses pembelajaran

untuk situasi nyata lainnya5.

Proses pembelajaran sering mengabaikan konsep dan proses

memaknai pembelajaran, pada praktik nya proses pembelajaran hanya

berfokus pada keberhasilan evaluasi pembelajaran semata. Akibat dari

penekanan standar evaluasi yang ditetapkan secara kognitif yang

mengabaikan pemahaman suatu konsep, maka peserta didik sering

terjebak pada proses menghafal ilmu pengetahuan tanpa memahami konsep pengetahuan. Menurut Gowin’s sebagaimana yang dikutip oleh Marco Antonio pembelajaran ditandai dengan berbagai makna antara

guru dan peserta didik tentang pengetahuan sebuah materi melalui

kurikulum.

Hubungan antara guru, peserta didik dan materi pembelajaran digambarkan oleh Gowin’s melalui model Triadic berikut:

_____________

(8)

Gambar 1: Triadic Model menurut Growin’s6

Pada model triadic menggambarkan bahwa proses akan bermakna

bila berjalan dengan interaksi antara peserta didik, guru dan materi

pembelajaran. Interaksi dalam konteks model triadic tentunya bukan

semata interaksi menggali pengetahuan sebatas menghafal materi. Akan

tetapi peserta didik dan guru harus mampu menghadirkan suatu

pemahaman pengetahuan (Sharing Of Meanings) yang tujuannya agar

proses pembelajaran berjalan dengan baik. Tentunya pembelajaran

bermakna kemudian tidak cukup pada interaksi peserta didik, guru dan

materi semata, namun harus di kemas dengan konsep yang inovatif tanpa

menghilangkan nilai keilmuan.

2. Pembelajaran Berbasis Post It

Inovatif adalah hal yang sangat penting dan harus dimiliki oleh

seorang guru. Guru yang inovatif tentunya akan menciptakan proses

pembelajaran yang inspiratif. Salah satu teknologi sederhana yang sangat membatu proses pembelajaran adalah “Post It”. Post It merupakan potongan kertas berukuran kecil dengan berbagai macam warna dan

terdapat strip lem di bagian atasnya. Post it biasa dipakai untuk penanda

_____________

(9)

Pembelajaran Bermakna... Restu Andrian 111

bacaan atau dapat juga digunakan sebagai pengingat atau catatan kecil

yang ditempel dalam buku.

Penggunaan post it dalam dunia pendidikan bukan hal yang aneh,

teknologi ini sering digunakan oleh para siswa hingga mahasiswa. Will

Fastiggi mengemukakan terdapat lima manfaat menggunakan post it, (1)

Classroom Management, (2) Assesment, (3) Story boards, (4) Reminders, (5)

Digital Post It-Note7.Kemudian Susan Verner mengemukakan tujuh hal

yang dapat dilakukan menggunakan post it dalam pembelajaran, (1)

Prefixes and suffixes, yaitu permainan menulis kata pada post it dengan

bahasa Inggris, dengan kata lain post it dapat menjadi media belajar

sederhana dan menyenangkan. (2) Studen News, (3) Contens Review, yaitu

post it digunakan sebagai alat menjawab pertanyaan atau menjawab

sebuah pertanyaan. (4) Alphabetical Order, (5) and the answer is, yaitu

menggunakan post it sebagai tempat menulis jawaban dan peserta didik

menyusun pertanyaan atau pernyataan. (6) Becoming Expert, yaitu

menantang siswa untuk menjadi ahli dalam menguasai kosa kata baru. (7)

Sentece Explosion, yaitu mengutip kata bijak dan kemudian menulis dan

menempelnya menggunakan post it8.

Pada dasarnya post it dalam konteks ini diposisikan sebagai sebuah

media yang dapat menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna dan

menyenangkan, tanpa meninggalkan keunikan keilmuan dan

menghilangkan nilai keilmuan. Hakikatnya pembelajaran tidak saja cukup

sebatas mengetahui keilmuan yang telah ada yang di pahami oleh guru,

namun siswa juga harus mampu mengembangkan pola pikirnya.

Sebagaimana yang dikatakan olehSir William Henry Bragg dalam Punya

_____________

7Will Fatigi,http://technologyforlearners.com/the-power-of-post-it-notes/ (Di akses, 13 April 2017)

8 Susan Verner,

(10)

Mishra dan Matthew J. Koehler, “The important thing in science is not so much to obtain new facts as to discover new ways of thinking about them”9.

3. Temuan Hasil Penelitian

Pada dasar nya penelitian ini ingin mengembangkan proses

pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik menggunakan

pembelajaran bermakna melalui post it. Maka telah ditemukan beberapa

hasil sebagai berikut:

Telah dikembangkan proses pembelajaran bermakna menggunakan

post it dalam proses pembelajaran yang telah memenuhi standar proses

dalam pembelajaran sesuai dengan Permendikbud No 22 Tahun 2016

yang ingin mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan

kontekstual, baik individual maupun kelompok. Post it dimanfaatkan

sebagai media untuk meningkatkan aktifitas siswa baik dari segi kognitif

maupun psikomotor. Post it sebagai media tentunya tidak dapat

menjalankan fungsinya dalam proses pembelajaran bila

komponen-komponen dalam pembelajaran tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Berikut hasil dari proses pembelajaran menggunakan post it.

a. Kognitif

Hasil belajar kognitif siswa, yang berupa hasil tes tulis

tergambarkan bahwa 92,05% siswa mampu menjawab secara baik dan

benar serta wawasan keilmuan yang luas. Hal ini menggambarkan hasil

belajar yang tinggi. sedangkan 7,95% siswa mampu menjawab dengan

baik dan kurang dalam menggambarkan fenomena keilmuan terkini.

Hasil tes tulis ini tidak berupa ingatan yang dihasilkan dari proses hafalan

siswa, namun lebih ditekankan hasil olah fikir siswa tentang materi yang

kemudian dikondisikan dengan masalah dan fenomena dalam

masyarakat, seperti tawuran pelajar, bahaya narkoba hingga pergaulan

_____________

(11)

Pembelajaran Bermakna... Restu Andrian 113

bebas. Pada akhirnya tujuan proses yang digambarkan tersebut dapat

menumbuhkan wawasan keimuan tersendiri bagi siswa, sehingga

dapatlah disebut sebagai pembelajaran bermakna,berikut tergambar

seperti siklus berikut ini:

Pembelajaran Bermakna Metode Inquiri

POST IT

Gambar 3: Proses Olah Pikir Siswa melalui Pembelajaran Bermakna

b. Psikomotor

Dari proses penilaian psikomotor siswa juga terlihat begitu baik,

siswa menjalankan aktifitas proses pembelajaran dengan seksama dan

penuh penghayatan. Ini terjadi karena fokus peserta didiktidak terpecah,

peserta didik juga merasa nyaman dengan proses yang dijalankan.

Kehadiran post it sebagai media pendukung, serta membantu

meringankan beban buku tulis. Sehingga tempat menuangkan kreatifitas

dan ide hasil proses berfikir berubah, dari yang awalnya buku tulis

menjadi post it yang penuh dengan warna. Namun demikian dalam

proses belajar tidak menghilangkan fungsi buku tulis dan papan tulis.

Fungsi papan tulis dan buku tulis kemudian berubah menjadi tempat di KEMAMPUAN DAN

HASIL OLAH PIKIR SISWA (hasil renungan)

Gambaran Fenomena Masyarakat

Keilmuan Kognitif Mata

Pelajaran Keilmuan

dan Wawasan Guru

Fenomena Lingkungan

Siswa

Kepercayaan Diri Inovasi Proses Interaksi

(12)

tempel atau ditempatkannya post it yang telah dituangkan bermacam ide

hasil olah fikir peserta didik.

Gambar 4: Post It yang ditempalkan di papan tulis dan buku tulis

Post it dapat di potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan,

sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Perekat

yang dimiliki oleh post it berfungsi untuk melekatkan post it pada media

yang ada, baik itu papan tulis maupun buku tulis. Post it yang telah terisi

dan tertuang hasil olah pikir siswa dapat dikumpulkan setiap pertemuan

nya, sehingga semakin banyak potongan post it yang tertempel di kelas

semakin baik, karena juga dapat memperindah kelas dengan berbagai

macam warna.

Proses ini mengharuskan siswa untuk menuangkan ide maupun

pokok pikirannya dalam post it tanpa menghilangkan keindahan dan

kreatifitas dalam proses pembelajaran, walaupun mata pelajaran yang

diajarkan bukan mata pelajaran kesenian.Penggunaan post it dalam

proses pembelajaran dapat merubah pandangan siswa tentang mencatat

dalam proses pembelajaran. Siswa sering merasa bosan dengan kegiatan

mencatat atau menulis, namun melalui post it siswa tetap mencatat tapi

pada media yang berbeda, yaitu post it.

Catatan yang dikerjakan oleh para siswa bukanlah sekedar

memindahkan tulisan yang terdapat di buku pedomanke dalam buku

tulis nya, namun mencatat simpulan materi yang dipahamidari proses

olah fikir siswa dan bukan yang di hafal. Pada proses ini juga akan tanpak

bagaimana kerjasama dan toleransi serta juga akan terjadinya diskusi

(13)

Pembelajaran Bermakna... Restu Andrian 115

proses psikomotor yang dihasilkan pembelajaran bermakana melalui post

it dapat di lihat pada gambar 5.

Melalui proses pembelajaran yang mengedepankan hasil dari olah

fikir peserta didik, kemudian akan diberikan apresiasi tanpa

membeda-bedakan antara peserta didik, hal ini dilakukan agar semua peserta didik

merasa hasil olah fikirnya bermanfaat dan tidak dianggap salah. Akan

tetapi penguatan dan pengarahan tentang hasil olah fikir siswa akan tetap

dibimbing oleh guru agar proses pembelajaran terarah dan hasil fikir nya

sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku.

Gambar 5: Proses Pembelajaran Bermakna berbasis Post It

2.Berdasarkan hasil observasi dalam proses pembelajaran

menggunakan post it, ditemukan bahwa proses pembelajaran bermakna

menggunakan media post it sangat efektif digunakan pada kelas dengan

peserta didik yang memiliki semangat dan prestasi yang tinggi (kelas inti).

Semangat dan keseriusan yang tinggi tersebut menjadikan proses

(14)

yang telah disusun dalam rencana pembelajaran. Pada proses evaluasi

siswa tergambarkan menguasasi materi dengan sangat baik, terutama

menanggapi kondisi sosial masyarakat, akan tetapi peserta didik dalam

kelas ini cenderung sangat hati-hati dalam mengemukakan pendapat dan

mengaitkan materi yang dikuasai dengan kondisi sosial masyarakat yang

ada.

Kondisi yang berbeda akan ditemukan ketika pembelajaran

bermakna menggunakan post it diterapkan di kelas dengan peserta didik

yang memilihi hasil kognitif campuran (mulai dari hasil kognitif tinggi

hingga rendah). Pada kelas ini guru harus bekerja lebih giat dalam

mengontrol peserta didik, agar peserta didik menjalankan arahan yang

telah ditentukan oleh guru. Akan tetapi dalam proses pembelajaran kelas

ini sangat menarik, terutama ketika terjadinya interaksi antara sesama

siswa yang sering melakukan guyonan dan candaan dalam menanggapi

pendapat dan menjalankan langkah pembelajaran, sehingga proses

pembelajaran terkesan relatif bersahabat dan tidak tampak menegangkan.

Secara psikologis, kondisi yang bersahabat demikian sangat baik dalam

proses pembelajaran, karena menimbulkan perasaan bahagia dan

menyenangkan dalam pembelajaran sehingga peserta didik tidak merasa

terbebani dalam belajar. Akan tetapi kondisi demikian harus

dimanfaatkan dengan baik oleh guru agar proses pembelajaran yang telah

dijalankan berjalan dengan baik. berikut perbandingan kondisi

pembelajaran kelas inti dengan kelas campuran menggunakan

(15)

Pembelajaran Bermakna... Restu Andrian 117 Gambar 6: Perbandingan kondisi pembelajaran kelas inti dengan kelas

campuran menggunakan pembelajaran bermakna berbasis post it Proses pembelajaran pada kelas Inti maupun campuran pada dasar

nya sama, kedua kelompok ini sama-sama menghasilkan hasil belajar

yang baik dengan pendekatan dan metode yang sama. Hanya saja proses

pembelajaran yang berjalan berbeda. Dan ini sangat wajar dengan kondisi

individu dan kelompok peserta didik yang beragam. Fenomena ini harus

disikapi positif oleh para guru, melalui inovasi dan kreatifitas

memanfaatkan kondisi dan lingkungan yang ada.

Penutup

Post it dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, yang

sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran, terutama dalam

konteks pembelajaran bermakna. Proses pembelajaran yang diyakini

sebagai proses interaksi media, model dan inovasi guru dapat

meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa. Hasil olah fikir siswa tentang

suatu materi yang kemudian dikondisikan dengan masalah dan fenomena

dalam masyarakat sehingga menghasilkan dapat disebut proses

pembelajaran bermakna, tanpa mengurangi nilai kognitifitas dan

psikomotor. Terdapat beberapa perbedaan dalam proses pembelajaran

Kelas Inti Campuran Kelas

(16)

bermakna berbasis post it antara kelas inti dan campuran. Namun kedua

kelompok peserta didik mendapatkan hasil belajar yang relatif baik,

dimana semua proses tersebut dapat berjalan dengan baik bila di

manajerial oleh guru yang inovatif dan kreatif.

Daftar Pustaka

Antoni Ballester Vallori, Journal of Education and Human Development, Meaningful Learning in Practice, Vol. 3, No. 4. Desember 2014

Fierda Zahara Jannah, Dkk, Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2016, Pengembangan Media Pembelajaran Poster Fisika Fluida Statis Berbasis Lingkungkan Dalam Bentuk Poster Photoscrap, Vol. V, Oktober 2016.

Marco Antonio Moreira, Aprendizagem Significativa em Revista/Meaningful Learning Review, Why Concepts, Why Meaningful Learning, Why Collaborative Activities And Why Concept Maps?, V1 (3), 2011

M. Thobroni, Belajar & Pembelajaran: Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015)

Punya Mishra dan Matthew J. Koehler, Teachers College Record, Technological Pedagogical Content Knowledge: A Framework for Teacher Knowledge, Vol. 108, No. 6, Juni 2006.

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010)

Susan Verner, http://busyteacher.org/13620-7-simple-learning-centers-post-it-notes.html/ (Di akses, 13 April 2017)

Will Fatigi, http://technologyforlearners.com/the-power-of-post-it-notes/ (Di akses, 13 April 2017)

Gambar

Gambar 2: Alur Pengembangan Model Dick and Carey
Gambar 1: Triadic Model menurut Growin’s6
  Proses InteraksiGambaran  Fenomena
Gambar 4: Post It yang ditempalkan di papan tulis dan buku tulis
+3

Referensi

Dokumen terkait