• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemahaman Konsep Biologi Menggunakan Pilihan Ganda Beralasan Dalam Materi Pokok Sel Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Dampal Selatan. The Analysis of Conceptual Understanding in Biology Subject by Using Multiple Reasoned Choice on Cell Topic |

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pemahaman Konsep Biologi Menggunakan Pilihan Ganda Beralasan Dalam Materi Pokok Sel Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Dampal Selatan. The Analysis of Conceptual Understanding in Biology Subject by Using Multiple Reasoned Choice on Cell Topic |"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pemahaman Konsep Biologi Menggunakan Pilihan Ganda Beralasan Dalam Materi Pokok Sel Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Dampal Selatan.

The Analysis of Conceptual Understanding in Biology Subject by Using Multiple Reasoned Choice on Cell Topic to The Student of Class XI IPA at SMAN 1 Dampal Selatan.

Sagap¹, Sarjan N. Husain, M.P2, Muchlis Djirimu.2

¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Tadulako

2Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan P.MIPA, FKIP Universitas Tadulako Email:assagaf_m@gmail.com

Abstract

This research was conducted at SMAN 1 Dampal Selatan in 2013, the objective of this research was to analyze the students understanding in Biology concept by using multiple reasoned choice on cell topic. This research used descriptive method. The subject of this research was the 39 student of class XI IPA at SMAN 1 Dampal selatan. This research was begin by preparing the test in the form of multiple reasoned choice. The total numbers of the questions were 20. Those questions were selected based on the indicators which had to be achieved by the students in accordance to the standart competence and basic competence in KTSP curriculum. Those questions were also need to be declared valid by the validator of the test who was also the biology Teacher in that school. The analysis result on the students understanding in biology concept particularly in cell topic showed that there were 26,79% of the students understood about the materials, 28,72% of the students still confused about the materials and the rest 44,49% of the students could not understand the concept of cell topic at all. These results were collected by the use of multiple reasoned choice test form.

Keyword : Analysis, Conceptual Understanding, and Multiple Reason Choice. Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Dampal Selatan Tahun 2013, bertujuan untuk menganalisis pemahaman konsep biologi siswa menggunakan pilihan ganda beralasan pada materi pokok sel. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan subjek penelitian yaitu siswa SMA Negeri 1 Dampal Selatan kelas XI IPA yang berjumlah 39 siswa. Penelitian ini diawali dengan penyusunan soal pilihan ganda beralasan sebanyak 20 soal yang disusun berdasarkan indikator yang harus dicapai oleh peserta didik sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP dan dinyatakan valid oleh Validator. Hasil analisis pemahaman konsep siswa terhadap materi pokok sel menunjukkan bahwa sebanyak 26,79% paham, 28,72% miskonsepsi dan 44,49% tidak paham terhadap konsep materi pokok sel yang diujikan dengan menggunakan bentuk tes pilihan ganda beralasan.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara. kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana bangsa tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dalam hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakat terutama kepada peserta didik.

Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, sehingga tidak salah jika perkembangan pendidikan di Indonesia terus ditingkatkan seiring dengan kemajuan peradaban. Namun mutu pendidikan di Indonesia pada saat ini masih belum sesuai dengan upaya-upaya pembangunan pendidikan. Upaya yang dilakukan untuk mengetahui apakah penyelenggaraan program pendidikan dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, maka perlu dilakukan evaluasi.

Tes uraian dirancang untuk mengukur hasil belajar dimana unsur-unsur yang diperlukan untuk menjawab soal dicari, diciptakan dan disusun sendiri oleh siswa. Tes ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, namun memerlukan waktu yang lebih lama, penskoran yang rumit dan topik yang diujikan terbatas. Sedangkan tes objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar salah, pilihan ganda, menjodohkan dan melengkapi atau jawaban singkat. Tes pilihan ganda merupakan salah satu bentuk soal yang sangat populer dan paling sering digunakan dari semua bentuk tes objektif. Hal ini disebabkan karena tes pilihan ganda mudah penskorannya dan topik yang diujikan jauh lebih banyak dengan waktu ujian yang terbatas. Piihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sisntesis dan evaluasi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Dampal Selatan dengan alasan bahwa bentuk soal yang yang digunakan oleh para guru, khususnya pada mata pelajaran biologi dalam melakukan evaluasi yaitu tes pilihan ganda biasa. Pemilihan bentuk soal pilihan ganda biasa disebabkan karena lebih mudah dalam penskoran, topik yang diujikan lebih luas dan tidak memerlukan waktu yang banyak dalam penyusunan dan pemeriksaannya. Namun hasil belajar yang diperoleh siswa kurang menggambarkan tingkat pemahaman, sebab jawaban yang terlihat hanyalah pilihan dari option yang telah disediakan (a, b, c, d atau e).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, maka timbul inisiatif untuk melakukan penelitian dengan mengunakan bentuk soal pilihan ganda beralasan untuk mengatasi kelemahan dari pilihan ganda biasa. Bentuk pilihan ganda beralasan pada dasarnya sama dengan pilihan ganda biasa, hanya saja dalam bentuk ini digunakan alasan yang disusun oleh siswa setelah memilih salah satu option yang disediakan. Penelitian yang dilakukan berjudul Analisis Pemahaman Konsep Siswa Menggunakan Pilihan Ganda Beralasan Dalam Materi Pokok Sel Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Dampal Selatan .

METODE PENELITIAN

(3)

SMA Negeri 1 Dampal Selatan, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah sampling populasi dengan objek penelitian siswa kelas XI program IPA Negeri 1 Dampal Selatan. Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil pemberian tes bentuk pilihan ganda beralasan, dan data kualitatif yaitu data yang diambil dari hasil persentase pemahaman konsep pada siswa SMA Negeri 1 Dampal Selatan. Teknik pengambilan data dilakukan melalui pemberian tes (tes pilihan ganda beralasan), kemudian melakukan analisis data penelitian, membahas hasil penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian.Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda beralasan sebanyak 20 butir soal. Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, sejumlah soal ini terlebih dahulu diuji validitas dan tingkat kesukaran. Berikut adalah penjelasan mengenai validitas dan tingkat kesukaran.

Surappranata (2004) menyatakan bahwa validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Kevalidan sebuah alat ukur tergantung pada bagaimana hasil tersebut diinterpretasikan dan digunakan, sehingga validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan mengukur hal yang sebenarnya diukur.

Rasyid dan Mansur (2007) menyatakan bahwa rumus yang dipakai dalam menghitung validitas tes adalah teknik korelasi point biserial. Rumus korelasi point biserial adalah sebagai berikut :

=

Keterangan :

pbis= Koefisien korelasi biserial

= Mean butir yang menjawab benar = Mean skor total

= Simpangan baku total / Deviasi standar skor seluruh subjek = Proposi yang menjawab benar

q = 1 p

Rasyid dan Mansur (2007) menyatakan bahwa tingkat kesukaran (Difficulty Level) adalah proporsi atau persentase subjek yang menjawab butir tes tertentu dengan benar. Menurut Surappranata (2004), tingkat kesukaran sebuah butir tes sangatlah penting untuk melihat tingkat kesukaran soal dalam rangka menyediakan berbagai macam alat diagnostik kesulitan belajar peserta didik ataupun dalam rangka meningkatkan penilaian berbasis kelas.

Arikunto (1999) menyatakan bahwa untuk menentukan indeks kesukaran maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

P=

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab tes dengan benar Js= Jumlah siswa peserta tes

Proporsi jawaban benar, yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya merupakan tingkat kesukaran yang paling umum digunakan. Lebih lanjut Surappranata (2004) bahwa butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah, dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup.

(4)

 Menentukan skor pada jawaban berdasarkan kategori pemahan konsep  Skor jawaban option :

- Option benar = 1 - Option salah = 0  Skor jawaban alasan :

- Alasan benar = 1 - Alasan salah = 0

b. Menghitung skor total siswa dengan menjumlahkan skor masing-masing soal untuk masing masing kategori.

c. Mengolah skor yang diperoleh siswa dalam bentuk persentase.

d. Menghitung persentase pemahaman konsep siswa berdasarkan masing-masing kategori. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Validitas Soal Pilihan Ganda Beralasan

Tes pilihan ganda beralasan yang digunakan dalam penelitian ini telah divalidasi oleh ahli atau validator. Kriteria tes yang baik jika memenuhi tingkat validitas dan tingkat kesukaran pada range tertentu.

Kriteria validitas item butir soal menurut Nasoetion, dkk (2007) yaitu : - Jika nilai validasi antara 0,80 1,00: Sangat tinggi

- Jika nilai validasi antara 0,60 0,8 : Tinggi

- Jika nilai validasi antara 0,40 0,60: Cukup - Jika nilai validasi antara 0,24 0,40: Rendah

- Jika nilai validasi dibawah 0,24: Sangat rendah / tidak signifikan Tabel 1. Hasil Analisis Validasi Tes Pilihan Ganda Beralasan

No Item Soal Nilai

Validasi Kriteria 1.

2.

14 dan 17 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 19 dan 20

0,40 0,60 0,24 0,40

Cukup Rendah

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda Beralasan

Proses menghitung tingkat kesukaran butir soal juga sangat penting untuk menentukan sejauh mana indeks kesukaran butir soal yang telah dibuat. Menurut Surappranata (2004) tingkat kesukaran dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :

Jika indeks kesukaran 0.00 0,30 : Tes sukar Jika indeks kesukaran 0,31 0,70 : Tes sedang Jika indeks kesukaran diatas 0,70 : Tes mudah

Hasil analisis tingkat kesukaran pada soal pilihan ganda beralasan yang berjumlah 20 butir, seluruhnya dinyatakan memenuhi kriteria sebagai tes yang baik karena berada pada kategori sedang dengan interval indeks kesukaran yaitu 0,31 0,70.

(5)

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil yang disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Jumlah Skor dan Persentase yang Diperoleh Siswa No Nama Siswa Skor

Total Skor%

Rata Rata 16 41,5

(6)

No Paham Miskonsepsi Tidak Paham

% 26,79 28,72 44,49

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, jumlah skor yang didapatkan oleh masing-masing siswa berbeda-beda mulai dari jumlah skor yang terendah yaitu 6 dengan persentase 15% yang menunjukkan bahwa siswa tersebut hanya memahami sebagian kecil konsep yang diujikan. Jumlah skor yang tertinggi yaitu 36 dengan persentase 90% yang menunjukkan bahwa siswa tersebut memahami sebagian besar atau hampir seluruhnya konsep yang diujikan. Hasil analisis persentase skor yang didapatkan siswa dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar.1. Persentase Skor Siswa Dari Soal Pilihan Ganda Beralasan

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor yang diperoleh siswa yaitu 16 dengan persentase 41,5%, hal ini menunjukkan bahwa siswa hanya memahami sebagian kecil atau hampir separuhnya dari konsep sel yang diujikan dengan menggunakan tes pilihan ganda beralasan.

1 4 7 10131619222528313437

(7)

Untuk pilihan jawaban siswa berdasarkan tiap soal pilihan ganda beralasan dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu paham, miskonsepsi dan tidak paham. Pada kategori paham dapat dilihat dari alasan yang diberikan oleh siswa, yaitu jawaban sesuai dengan komponen-komponen yang ditetapkan, meskipun tidak lengkap. Siswa yang termasuk dalam kategori miskonsepsi jika jawaban yang diberikan menunjukkan pemahaman konsep, tetapi juga membuat kesalahan dalam membuat pernyataan tidak sesuai dengan pendapat para ahli. Sedangkan untuk kategori tidak paham apabila jawaban yang diberikan siswa tidak memberikan respon, mengulangi pernyataan dan respon yang diberikan tidak relevan dengan jawaban semestinya.

Persentase pemahaman konsep siswa berdasarkan ketiga kategori tersebut dari tes pilihan ganda beralasan yang diujikan yaitu 26,79% paham, 28,72% miskonsepsi dan 44,49% tidak paham. Hasil analisis persentase pemahaman konsep siswa berdasarkan kategori dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar.2. Persentase Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Kategori

Grafik di atas menunjukkan bahwa hampir separuhnya dari siswa tidak paham dengan konsep yang diujikan dengan menggunakan pilihan ganda beralasan. Hal ini disebabkan karena tes pilihan ganda beralasan merupakan bentuk tes yang masih sangat baru diperkenalkan kepada mereka, sehingga sulit untuk memahami suatu soal dengan memberikan alasan dari jawaban option yang dipilih. Siswa yang termasuk dalam kategori ini rata-rata tidak paham akan soal, oleh sebab itu cara mereka menyelesaikan soal yaitu hanya dengan cara menggunakan logika atau sekedar menebak yang menurut mereka berhubungan antara soal dengan option. Untuk menjawab alasannya dengan cara mengulangi pernyataan soal atau option yang mereka pilih.

Siswa yang termasuk dalam kategori miskonsepsi kurang memahami isi soal yang ditanyakan bahkan ada yang tidak paham, sehingga untuk menjawab soal -soal yaitu dengan cara menghubungkan antara soal dengan pilihan option yang tersedia berdasarkan pengetahuan siswa tersebut. Dalam memberikan jawaban alasan menunjukkan respon dan pemahaman konsep, tetapi juga membuat kesalahan dalam membuat pernyataan tidak sesuai dengan pendapat para ahli. Sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori paham mengerti dengan pertanyaan yang ditanyakan dalam soal dan bagian-bagian yang terdapat dalam soal mulai dari stem, option dan alasannya sehinnga dapat menjawab option dan alasan dengan benar.

Untuk pilihan jawaban siswa berdasarkan tiap soal pilihan ganda beralasan dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu paham, miskonsepsi dan tidak paham. Pada kategori paham dapat dilihat dari alasan yang diberikan oleh siswa, yaitu jawaban sesuai dengan komponen-komponen yang ditetapkan, meskipun tidak lengkap. Siswa yang termasuk dalam kategori miskonsepsi jika jawaban yang diberikan menunjukkan pemahaman konsep, tetapi juga membuat kesalahan dalam membuat pernyataan tidak sesuai dengan pendapat para ahli. Sedangkan untuk kategori tidak paham apabila jawaban yang diberikan siswa tidak memberikan respon, mengulangi pernyataan dan respon yang diberikan tidak relevan dengan jawaban semestinya.

Persentase pemahaman konsep siswa berdasarkan ketiga kategori tersebut dari tes pilihan ganda beralasan yang diujikan yaitu 26,79% paham, 28,72% miskonsepsi dan 44,49% tidak paham. Hasil analisis persentase pemahaman konsep siswa berdasarkan kategori dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar.2. Persentase Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Kategori

Grafik di atas menunjukkan bahwa hampir separuhnya dari siswa tidak paham dengan konsep yang diujikan dengan menggunakan pilihan ganda beralasan. Hal ini disebabkan karena tes pilihan ganda beralasan merupakan bentuk tes yang masih sangat baru diperkenalkan kepada mereka, sehingga sulit untuk memahami suatu soal dengan memberikan alasan dari jawaban option yang dipilih. Siswa yang termasuk dalam kategori ini rata-rata tidak paham akan soal, oleh sebab itu cara mereka menyelesaikan soal yaitu hanya dengan cara menggunakan logika atau sekedar menebak yang menurut mereka berhubungan antara soal dengan option. Untuk menjawab alasannya dengan cara mengulangi pernyataan soal atau option yang mereka pilih.

Siswa yang termasuk dalam kategori miskonsepsi kurang memahami isi soal yang ditanyakan bahkan ada yang tidak paham, sehingga untuk menjawab soal -soal yaitu dengan cara menghubungkan antara soal dengan pilihan option yang tersedia berdasarkan pengetahuan siswa tersebut. Dalam memberikan jawaban alasan menunjukkan respon dan pemahaman konsep, tetapi juga membuat kesalahan dalam membuat pernyataan tidak sesuai dengan pendapat para ahli. Sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori paham mengerti dengan pertanyaan yang ditanyakan dalam soal dan bagian-bagian yang terdapat dalam soal mulai dari stem, option dan alasannya sehinnga dapat menjawab option dan alasan dengan benar.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kategori Pemahaman

Untuk pilihan jawaban siswa berdasarkan tiap soal pilihan ganda beralasan dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu paham, miskonsepsi dan tidak paham. Pada kategori paham dapat dilihat dari alasan yang diberikan oleh siswa, yaitu jawaban sesuai dengan komponen-komponen yang ditetapkan, meskipun tidak lengkap. Siswa yang termasuk dalam kategori miskonsepsi jika jawaban yang diberikan menunjukkan pemahaman konsep, tetapi juga membuat kesalahan dalam membuat pernyataan tidak sesuai dengan pendapat para ahli. Sedangkan untuk kategori tidak paham apabila jawaban yang diberikan siswa tidak memberikan respon, mengulangi pernyataan dan respon yang diberikan tidak relevan dengan jawaban semestinya.

Persentase pemahaman konsep siswa berdasarkan ketiga kategori tersebut dari tes pilihan ganda beralasan yang diujikan yaitu 26,79% paham, 28,72% miskonsepsi dan 44,49% tidak paham. Hasil analisis persentase pemahaman konsep siswa berdasarkan kategori dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar.2. Persentase Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Kategori

Grafik di atas menunjukkan bahwa hampir separuhnya dari siswa tidak paham dengan konsep yang diujikan dengan menggunakan pilihan ganda beralasan. Hal ini disebabkan karena tes pilihan ganda beralasan merupakan bentuk tes yang masih sangat baru diperkenalkan kepada mereka, sehingga sulit untuk memahami suatu soal dengan memberikan alasan dari jawaban option yang dipilih. Siswa yang termasuk dalam kategori ini rata-rata tidak paham akan soal, oleh sebab itu cara mereka menyelesaikan soal yaitu hanya dengan cara menggunakan logika atau sekedar menebak yang menurut mereka berhubungan antara soal dengan option. Untuk menjawab alasannya dengan cara mengulangi pernyataan soal atau option yang mereka pilih.

Siswa yang termasuk dalam kategori miskonsepsi kurang memahami isi soal yang ditanyakan bahkan ada yang tidak paham, sehingga untuk menjawab soal -soal yaitu dengan cara menghubungkan antara soal dengan pilihan option yang tersedia berdasarkan pengetahuan siswa tersebut. Dalam memberikan jawaban alasan menunjukkan respon dan pemahaman konsep, tetapi juga membuat kesalahan dalam membuat pernyataan tidak sesuai dengan pendapat para ahli. Sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori paham mengerti dengan pertanyaan yang ditanyakan dalam soal dan bagian-bagian yang terdapat dalam soal mulai dari stem, option dan alasannya sehinnga dapat menjawab option dan alasan dengan benar.

(8)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Dampal Selatan, maka diperoleh kesimpulan bahwa sebanyak 26,79% paham, 28,72% miskonsepsi dan 44,49% tidak paham terhadap konsep materi pokok sel yang diujikan dengan menggunakan bentuk tes pilihan ganda beralasan.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Guru harus memperhatikan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal secara bertahap dan mengembangkan bentuk-bentuk tes yang digunakan sebagai alat ukur, sehingga guru mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan.

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menganalisis butir soal instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sehingga terlihat apakah memenuhi syarat sebagai soal yang baik dan tidak memenuhi syarat sebagai soal yang tidak baik.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini pula penulis haturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Sarjan N. Husain, M.P dan Bapak Drs. Muchlis Djirimu, M.Pd selaku pembimbing yang selalu meluangkan waktunya baik dalam memberikan petunjuk, saran, bantuan, maupun bimbingan dari sejak penulisan proposal, penelitian sampai pada penyelesaian skripsi ini. Kepada Drs. Muhtar, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Dampal Selatan, Guru-guru dan Staf TU serta Siswa/Siswi kelas XI IPA. Teristimewa kepada Ayahanda Muntahar Baharu Sunusi dan Ibunda Sohra M. Said yang selama ini telah membesarkan, mendidik dan membimbing penulis untuk menjadi orang yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1999).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Khairunnisa, V. (2010). Perbandingan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Antara Siswa Yang Memperoleh Pembelajaran Melalui Model Pemecahan Masalah Ddfk Dengan Yang Memperoleh Pembelajaran Konvensional. [Online]. Tersedia:http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skrip.[17 Oktober 2012].

Nasoetion, N., Suryanto, A., Supriyati, Y. (2007). Evaluasi Pembelajaran Fisika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rasyid, H. Dan Mansur. (2007).Penelitian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima Surappranata, S. (2004). Analisis Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes

Gambar

Tabel 1. Hasil Analisis Validasi Tes Pilihan Ganda Beralasan
tabel dibawah ini.Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil yang disajikan padaTabel 2
Gambar.1. Persentase Skor Siswa Dari Soal Pilihan Ganda Beralasan
Gambar.2. Persentase Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan KategoriGambar.2. Persentase Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan KategoriGambar.2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan modul pembelajaran fisika berbasis inkuiri

Menurut Notoatmodjo (2010), Data yang telah diperoleh dilakukan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti baik kasus

Peneliti menyimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu proses dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan

Dalam perancangan ini, media poster menjadi pilihan utama karena melalui vi- sualisasi desain yang menarik jenis media yang cukup populer di mata masyarakat tersebut

adalah signifikan. Hasil ini didukung dengan perolehan korelasi berganda sebesar 76,5% yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel tersebut terhadap keputusan

Kaidah penulisan soal pilihan ganda yang termasuk dalam kategori kelogisan, yakni pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas, setiap soal harus

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa program pembiasaan harian maupun mingguan baik yang terjadwal maupun kondisional yang dilaksanakan di SD Negeri 03

kadar organik pada pengolahan lumpur aktif memiliki efisiensi rata-rata pada BOD 26,13%, COD 29%, phospat 13%, amonia 26% dan TSS 64% yang masih dibawah standar