• Tidak ada hasil yang ditemukan

Di era yang serba digital dan teknologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Di era yang serba digital dan teknologi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Di era yang serba digital dan teknologi yang semakin canggih, tidak bisa dihindari pasti ada kebiasaan yang bergeser. Salah satunya adalah kebiasaan membaca. Saat ini, mereka lebih akrab dengan layar televisi dibanding buku. Lebih baik atau malah memperburuk?

Sebagai orang tua, ayah bunda harus hati-hati dengan kebiasaan menatap layar televisi pada anak. Ada baiknya, mulai biasakan untuk memberi buku-buku yang bisa memberi imajinasi lebih pada mereka. Ini manfaat buku untuk anak:

Mengembangkan kemampuan berpikir

Ketika anak membaca, ia bisa mengembangkan kemampuan berpikir lebih dalam. Berbeda bila menonton televisi. Anak lebih pasif hanya menatap layar, tanpa bisa berpikir lebih. Buku mengajak anak untuk lebih kritis dan melihat sesuatu dari sudut pandang berbeda.

Menambah pengetahuan

(2)

Meningkatkan Imajinasi

Ketika bertanya mengapa membaca buku lebih baik daripada menonton TV, ini adalah hal yang harus menjadi pertimbangan. Seorang manusia tanpa imajinasi hanya membuatnya seperti robot. Televisi tidak memiliki ruang lingkup imajinasi. Anak bisa mengembangkan imajinasi lewat kalimat yang ada di dalam buku.

A.Pendahuluan

Membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan yang dapat dikembangkan, dibina dan dipupuk melalui kegiatan belajar mengajar. Lingkungan pendidikan merupakan basis yang sangat strategis untuk mengembangkan kebiasaan membaca, kegiatan membaca sudah semestinya merupakan aktivitas rutin sehari-hari bagi masyarakat ilmiah dan pendidikan untuk memperoleh pengetahuan atau informasi.

Dalam dunia pendidikan, membaca mempunyai fungsi sosial untuk memperoleh kualifikasi tertentu sehingga seseorang dapat mencapai prestasi(achievement reading), seseorang peserta didik agar memperoleh kelulusan dengan baik, harus mempelajari atau membaca sejumlah bahan bacaan yang direkomendasikan oleh pendidik, begitu sebaliknya seorang pendidik untuk meraih kualifikasi tertentu dalam mengajar atau menulis ilmiah juga harus didukung dengan kegiatan membaca berbagai bahan bacaan untuk selalu memperbaharui pengetahuannya secara kontinyu, sesuai dengan perkembangan yang ada.

(3)

Upaya pembinaan minat baca telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai kegiatan pencanangan gemar membaca yang masih sangat hangat diingatan kita yaitu tanggal 17 Mei kemarin dicanangkan sebagai hari Buku Nasional, dengan harapan masyarakat Indonesia lebih giat untuk membaca buku. Namun bagaimana hasil yang diperoleh di Indonesia bila dibanding dengan negara lain seperti Malaysia, Singapura, dan India. Hasil temuan dari UNDP menunjukkan Negara kita masih jauh di bawah negara-negara tersebut yaitu pada urutan ke-96, posisi ini sangat memprihatinkan kalau bangsa kita mengklaim sebagai bangsa yang besar.

B.Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca di Indonesia

Masalah minat baca di Indonesia telah banyak dibahas melalui tulisan, seminar, workshop dan berbagai media. Namun masalah ini masih sangat menarik untuk kita pelajari bersama. Mengapa ? Kenyataan di lapangan, walaupun telah banyak kalangan mengupas, bahkan Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai cara, yang salah satunya pada tanggal 17 Mei telah dicanangkan sebagai hari Buku Nasional. Namun bagaimana hasilnya kita masih berada pada urutan ke-96 dibawah Malaysia, dan untuk Asia Tenggara hanya ada 2 (dua) negara yang ada di bawah kita yaitu Kamboja dan Laos. Padahal kalau kita cermati sejenak penerbitan koran dan majalah, dalam sepuluh tahun terakhir ini jumlahnya telah meningkat, akan tetapi hal ini tidak diikuti oleh penerbitan buku, sehingga belum ada hasil yang signifikan terhadap perkembangan minat baca masyarakat di Indonesia.

Yang menjadi pertanyaan kita, Mengapa ? minat baca di Indonesia dikatakan masih rendah. Sebenarnya kalau kita simak ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca di Indonesia antara lain :

(4)

Kedua , masih terlalu banyaknya jenis hiburan, permainan game dan tanyangan TV yang tidak mendidik, bahkan kebanyakan acara-acara yang ditanyangkan lebih banyak yang mengalihkan perhatian untuk membaca buku kepada hal-hal yang bersifat negatif.

Ketiga, Kebiasaan masyarakat terdahulu yang turun temurun dan sudah mendarah daging, masyarakat sudah terbiasa dengan cara mendongeng, berceritera yang sampai saat sekarang masih berkembang di masyarakat Indonesia.

Keempat, Rendahnya produksi buku-buku yang berkualitas di Indonesia, dan masih adanya kesenjangan penyebaran buku di perkotaan dan pedesaan, yang mengakibatkan terbatasnya sarana bahan bacaan dan kurang meratanya bahan bacaan ke pelosok tanah air

Kelima, rendahnya dukungan dari lingkungan keluarga, yang kesehariaanya hanya disibukkan oleh kegiatan-kegiatan keluarga yang tidak menyentuh aspek-aspek penumbuhan minat baca pada keluarga.

Keenam, minimnya sarana untuk memperoleh bahan bacaan, seperti perpustakaan, taman bacaan. Bahkan hal ini masih dianggap merupakan sesuatu yang aneh dan langka dalam masyarakat.

C. Strategi Pengembangan Minat Baca

Dari uraian diatas terlihat bahwa kegaiatan menbaca merupakan sesuatu yang penting dan fundamental yang harus dikembangkan secara berkelanjutan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun kalau kita lihat kenyataan dilapangan, bahwa untuk mengembangkan minat baca masyarakat kita masih banyak kendala, yang mengakibatkan rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia.

(5)

Pertama, mendesain kurikulum atau sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan kegiatan membaca bahan bacaan yang terkait dengan kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada.

Kedua, pendidik berupaya merekomendasikan bahan-bahan bacaan yang harus dibaca oleh peserta didik yang dikaitkan dengan tugas-tugas pembelajaran, hal ini juga harus di informasikan ke pustakawan atau perpustakaan agar disediakan bahan bacaan yang direkomendasikan, sehingga peserta didik dengan sendirinya akan mencari dan membaca bahan bacaan di perpustakaan.

Ketiga, Tersedianya sarana sumber informasi/Perpustakaan/Taman Bacaan/Pusat Dokumentasi dan Informasi yang memadai, mudah terjangkau dan representatif, sehingga pengguna merasa butuh informasi yang ada di perpustakaan, dan perpustakaan juga dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

Keempat, Pemerataan akses informasi dengan dikembangkannya Taman Bacaan ke tingkat desa, sehingga masyarakat di pedesaan juga merasakan adanya penyebaran informasi atau ilmu pengetahuan.

Kelima, menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat, betapa petingnya kebiasaan membaca, karena dengan membaca akan dapat membuka wacana baru dan menambah wawasan terkait dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi. Ini dapat dilakukan oleh Pemerintah dengan cara menerapkan Gerakan Membaca ( 20 minutes reading of mother and child ) sebagaimana yang dikembangkan di Jepang. Gerakan ini mengharuskan Ibu mengajak Anak membaca selama 20 menit sebelum tidur.

D.Penutup

(6)

yang demokratis dalam mendidik keluarga, dengan membiasakan diri membaca dan mendiskusikan isinya, serta mengurangi frekuensi menonton TV, pendidik memfasilitasi kebutuhan bahan bacaan yang direkomendasikan di perpustakaan.. Lingkungan atau Masyarakat juga harus dikondisikan dengan membuat sejenis peraturan lingkungan yang terkait dengan program penentuan waktu belajar, sehingga masyarakat akan mengikuti ketentuan yang telah diterapkan di lingkungan masyarakat tersebut. Kemudian Tugas Pemerintah memfasilitasi sarana dan prasarana seperti perpustakaan, taman baca, dan pusat-pusat informasi lainnya serta memberikan subsidi buku-buku bacaan sampai ke pelosok tanah air, agar masyarakat luas dapat memperoleh fasilitas sumber informasi dengan cepat dan mudah.

E.Daftar Bacaan

1. SIREGAR, A. Ridwan. Perpustakaan Energi Pembangunan Bangsa.— Medan : Universitas Sumatera Utara, 2004.

2. E. KOSWARA (editor). Dinamika Informasi dalam Era Global.– Bandung : IPI dan Remadja Rosdakarya, 1998.

3. HARDJOPRAKOSO, Mastini , Bunga Rampai Kepustakawanan.– Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.,

4. http://www.dunia.ibu.org/

5. http://www.librarycorner.org/

6. http://www.cybertokoh.com/

(7)

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan algoritma umpukan (Stack); dan (c) 83% jika menggunakan algoritma Antrian (Queue); 3) Semua metode pelabelan objek yang digunakan, memiliki tingkat ketepatan

personal hygiene karyawan pengolah makanan usaha jasa boga yang ditinjau dari: (a) kesehatan umum, (b) kebersihan diri dan (c) pakaian dapur pengolah makanan di

Mungalyurru pardinjarla, rdaku karla pangirni manu yujuku karla ngantirni

Oleh karena itu, yang menjadi syarat dapat ditempuhnya upaya hukum luar biasa adalah sangat materiil atau substansial dan syarat yang sangat mendasar adalah

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada 3 variabel independen yang digunakan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat perantau untuk menetap di daerah ran- tauan,

55 Direktur PT Swalayan Sukses Abadi Pasar Swalayan "The Foodhall" di Pusal Wisma 46, Kola BNIII 45 Jaian Perbelanjaan Mall Kelapa Gading Jakarta Ulara Jendral Sudirman Kav

Pada tahun 2016 sendiri terjadi beberapa peristiwa penting yang juga berimbas pada pasar modal, antara lain: pencabutan sanksi ekonomi Iran yang artinya setealah

Penempatan TKI Dari Jawa Tengah Per Kab./Kota Tahun 2015.. INFORMAL FORMAL INFORMAL FORMAL INFORMAL