Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
129
EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGELOLAAN
KREDIT GUNA MEMINIMALISIR RISIKO KREDIT
(Studi pada PT.BPR Wlingi Pahalapakto)
Aga Bayu Erlangga Dwiatmanto Devi Farah Azizah
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang
Email: erlangga3000@gmail.com
ABSTRACT
This research aims to understand analysis of the Implementation Risk Management on the Credit Management to Minimize Credit Risk. The type of this research is qualitative research, the method used is descriptive method. This research focuses on various possibilities credit risks and the risk management processes. Data analysis method is the analysis of all credit risk as well as its causes and its applied management, risk management analysis at PT. BPR Wlingi Pahalapakto, Analysis of Ways and Efforts to handlings Non Performing Loans. The results showed that BPR has implemented Risk Management based on the four pillars of Risk Management under the rules of the Financial Services Authority. The identification of credit risk at that BPR has little disadvantage if customers who will apply for credit have credit dependent on Cooperative can not be traced in Debtor Information System and need honesty and good communication between customer and Account Officer.
Keywords:Non Performing Loan, Account Officer, Identification of Credit Risk, Debtor Information System
ABSTRAK
Pеnеlitiаn ini bеrtujuаn untuk mеngetahui analisis Penerapan Manajemen Risiko pada Pengelolaan Kredit guna Meminimalisir Resiko Kredit. Jеnis pеnеlitiаn yаng digunаkаn аdаlаh penelitian kualitatif, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian ini berfokus pada berbagai macam kemungkinan risiko-risiko kredit dan proses manajemen risiko-risikonya. Metode analisis Datanya adalah analisis segala resiko kredit serta penyebabnya dan manajemen yang diterapkannya, analisis Manajemen resiko pada PT. BPR Wlingi Pahalapakto, analisis cara dan upaya dalam menangani Kredit bermasalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada BPR tersebut telah melaksanakan Manajemen Risiko berdasar 4 pilar Manajemen risiko sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan. Identifikasi risiko kredit pada BPR tersebut sedikit memiliki kelemahan jika nasabah yang akan mengajukan kredit memiliki tanggungan kredit di Koperasi tidak dapat dilacak dalam Sistem Informasi Debitor dan perlu kejujuran serta komunikasi yang baik antara nasabah dengan Account Officer.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
130 1. PЕNDАHULUАN
Tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh oleh sebuah perusahaan pastinya diharapkan mampu untuk memperoleh laba semaksimum mungkin, hal ini bertujuan untuk memenuhi visi, misi dan tujuan dalam pendirian perusahaan itu sendiri. Menurut Wibisono (2006, 43), visi adalah merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita - cita atau sebuah impian organisasi atau perusahaann yang ingin dicapai di masa depan. Agar Visi dan Misi tersebut tercapai, maka dalam
suatu perusahaan dibutuhkan tata kelola
perusahaan yang efektif.
Pengelolaan Perusahaan pasti menghadapi suatu kendala dan permasalahan yang dihadapi baik kendala pra operasi dan pasca operasi, maupun kendala yang timbul dari lingkungan internal dan eksternall perusahaan tersebut. Kendala-kendala yang dihadapi oleh perusahaan tersebut akan menyebabkan suatu hal yang
dinamakan risiko. Risiko meruapakan
kemungkinan terjadinya berbagai penyimpangan
dari harapan ataupun tujuan yang dapat
menimbulkan suatu kerugian (Kasidi, 2014 : 4). Manajemen risiko adalah usaha secara rasional yang intinya bertujuan untuk mengeurangi kemungkinan terjadinya kerugian yang berasal dari risiko yang dihadapi (Kasidi, 2014 : 4).
Berbagai macam resiko yang timbul dari kegiatan di bidang keuangan dapat di spesifikkan menjadi empat resiko yaitu Portofolio kredit, Tingkat suku bunga, Praktik Penegakan Kredit, Praktik penjadwalan dan restrukturisasi utang (Goldberg, 2011 : 3). Salah satu resiko pada perusahaan perbankan yang paling mendasar adalah resiko kolektibilitas Kredit, sebab resiko ini terjadi karena pengaruh dari kegiatan internal atas sistem pengelolaan kredit dengan keadaan dari konsumen sebagai pihak eksternal/pemangku kepentingan atas kredit.
Resiko kredit sendiri seringkali timbul akibat dari aktivitas pengelolaan kredit itu sendiri nantinya, sehingga perlu dilaksanakan suatu penilaian dan evaluasi atas pengelolaan kredit terutama dalam penilaian manjemen risiko pada penerapan sistem pengelolaan kredit. Penilaian resiko yang timbul dalam perusahaan dapat
dianlaisis menggunakan komponen 5C
(Character, Capacitiy, Capital, Collateral dan Conditions). Berdasar analisa menggunakan komponen penilaian 5C diatas dapat dikategorikan berbagai macam resiko yang dihadapai dalam kegitan pengelolaan kredit perusahaan, sehingga
resiko yang timbul akibat aktivitas kolektibilitas perusahaan dapat di minimalisir.
PT. BPR Wlingi Pahalapakto merupakan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang
Perbankan terutama dalam pemberian dan penyaluran kredit kepada usaha skala kecil atau bisa dsebut sebagai usaha mikro serta usaha yang masih dalam skala menengah. Penyaluran kredit
yang setiap tahun meningkat pastinya
menimbulkan resiko yang berhubungan dengan pengelolaan kredit tersebut, Studi pendahuluan yang dilakukan pada PT. BPR Wlingi Pahalapakto ditemukan bahwa kolektibilitas kredit perusahaan
menunjukkan rasio NPL yang fluktuatif,
Berdasarkan laporan kulitas aktiva produktif pada laporan BPR diperoleh dari Kantor BPR Wlingi Pahalapakto rasio NPL Gross BPR Wlingi Pahalapakto tutup tahun desember tahun 2012 sebesar 8,12%, tahun 2013 sebesar 4,93%, tahun 2014 sebesar 4,91%, pada tahun 2015 sebesar 6,52% dan pada tahun 2016 sebesar 6,71%. Berdasar hasil tersebut disimpulkan tahun ke tahun NPL BPR wlingi Pahalapakto sempat turun, tapi naik lagi dan berfluktuasi pada tahun 2015.
Maka dari itu perlu dilakukan suatu evaluasi pada bidang manajemen risiko pada penerapan serta pengelolaan pada kegiatan kredit dan hubungannya terhadap resiko kolektibilitas kredit. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, Maka diangkatlah tema penelitian yang berjudul
“Evaluasi tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Pengelolaan Kredit guna meminimalisir risiko Kredit’’.
2. KAJIAN PUSTАKА Manajemen Risiko
Mengutip dari (Fahmi, 2010 : 2-3)
Manajemen risiko adalah merupakan suatu bidang ilmu yang membahas tentang, bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalaahan yang ada, dengan menempatkan berbagai sterategi pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis.. Pengertian yang diambil atau dikutip dari
Djohanputro, Manajemen risiko merupakan
sebuah proses tersturktur dan sistematis dalam
mengidentifikasi, mengukur, memeatakan,
mengembangkan alternatif penanganan risiko, memonitor dan mengendalikan penanganan risiko. (Djohanputro, 2004 : 43). Bank Indonesia
mendefinisikan Manajemen risiko sebagai
serangkaien Prossdur dan metodologi yang
dipergunakan untuk mengidentifikasi, yang
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
131
mengendaliken risiko yang mungkin timbul dari kegiutan usaha bank. (www.BI.go.id).
Manajemen Kredit
Dikutip dari Firdaus (2011 : 4) Manajemen prekreditan adalah pengelolaan kredit yang dijalankan oleh bank meliputi preencanaan, pengorganisisasian, pelaksanaan, pangawasan, sedeimikian rupa sehingga kredet itu berjalan dengan baik sesuai dengan kesepakatn antara bank dengan pihak debitor..
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa debitor atau bisa dibilang pembeli scara kredit tidak mampu membayar hutang, serta tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah tertuang dalam kesepakatan sehingga bisa dinilia sebagai turunnya kualitas debitor dan menciptakan persepsi/pemikiran mengenai kemungkinan gagal bayar semakin tinggi. (Djohanputro, 2004 : 74). Berdasarkan pada pengertian yang dikutip dari (Kasidi, 2014 : 58) Risiko kredit adalah risiko yang berkaittan erat dengan kemungkinan kegagalan debitor untuk melunasi hutangnya.
Kredit Bermasalah
Dikutp dari (Mahmoeddin, 2002 : 2) pengetian kredit bermasalah ialah kredit dumana debitornya tidak mampu memenuhi persyaratan yang telah diprjanjikan sebelumnya, seperti persyaratan mengenai pembayaran bunga, , peningkatan margin deposit, pengamblan pokok pinjaman, pengeikatan dan peningkatan jumlah agunan dan sebagainya .
3. MЕTODЕ PЕNЕLITIАN Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipergunakan
meurupakan penelitian kualitatif, metode yang dipergunakan metode deskriptif. Penelitian ini menganalisis berbagai Penerapan manajemen risiko, berbagai risiko yang muncul, serta berbagai penanganan risiko tersebut.
Fokus Penelitian
Adapun rincian fokus penelitian ini sebagai berikut:
1. Risiko kredit serta penyebabnya dan
manajemen-manaejemen yang telah
ditereapkan pada PT. BPR Wlingi
Pahalapakto.
2. Manajemen risiko yang telah diprktekkan
atau diterapkan pada PT. BPR Wlingi Pahalapakto.
3. Cara dan upaya yang telah dilaksankan dalam
penanganan kredit bermasalah pada PT. BPR Wlingi Pahalapakto.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. BPR Wlingi Pahalapakto yang beralamatkan di Jl. Urip Sumoharjo 105 Wlingi Kabupaten Blitar, serta
Kantor Cabang Srengat PT.BPR Wlingi
Pahalapakto yang beralamatkan di Jl. Mastrip No. 8 Srengat Blitar.
Teknik Pengumpulan Data
Tehknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian ialah:
1. Wawancara
2. Dokumentasi
3. Observasi
Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berupa daftar
pertanyaan secara garis besar dijawab oleh Kepala cabang Kantor Srengat ibu Andri Rahayu Setiyawati dan dikonfirmasi kebenarannya oleh Ibu Lilik Kurniawati selaku Direksi Utama PT.BPR Wlingi Pahalapakto, yaitu :
1. Bagaimana risiko kredit dan apakah saja
penyebabnya serta manajemen yang
menanganinya pada PT.BPR Wlingi
Pahalapakto ?
2. Bagaimanakah Penerapan manajemen risiko
kredit pada PT.BPR Wlingi Pahalapakto?
3. Bagaimana strategi/ cara dan upaya yang
diterapkan PT.BPR Wlingi Pahalapakto dalam penanganan kredit bermasalah?
4. Bagaimana kualitas dari kolektibilitas
kredit/NPL PT. BPR Wlingi Pahalapakto?
Metode Analisis Data
Teknik atau metode yang digunakan untuk menganalisa data adalah metode analisis kualitatif dengan studi. Menurut Yin (1997 : 18) “metode studi kasus dipergunakan juga sebagai suatu cara
untuk menyilidiki suatu kejadian maupun
fenomena dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batasan antara fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas dimana multi atau
banyak sumber digunakan”.. Adapun
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
132
1. Menganalisis segala resiko kredit serta
penyebabnya dan manajemen yang
diterapkannya.
a. Risiko kredit disebabkan Faktor internal, nasabah, dan faktor2 lainnya.
b. Segala manajemen risiko yang diterapkan
ialah,
2. Menganalisis Manajemen resiko pada PT.
BPR Wlingi Pahalapakto yang meliputi :
a. Analaisis Pengawasan Direksi dan dewan
komisaris.
b. Analisis dari segi Kecukupan kebijakan, prosedur, dan limit.
c. Analisis dari segi Kecukupan proses dan sistem.
d. Analisis kualitas Sistem pengendalian
Intern yang menyeluruh dalam hal rangka penerapan manajemen risiko.
3. Menganalisis Cara dan Upaya dalam strategyi
Penanganan Kredit bermasalah pada PT. BPR Wlingi Pahalapakto yang meliputi :
a. Reschedulling.
1) Analisis Risiko kredit serta penyebabnya dan manajemen yang diterapkannya
analisis dari faktor internal perusahaan lebih menekankan pada kualitas dari bagian/tim kredit perusahaan dimana nantinya risiko yang muncul diakibatkan dari analisis Account Officer yang subjektif menimbulkan ketidakakuratan data calon nasabah dan menimbulkan kredit bermasalah di kemudian hari, sehingga hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi perusahaan agar setiap Tim
kredit (Account Officer) haruslah lebih
professional dan kompeten dalam menjalankan tugasnya.
Analisis dari faktor nasabah sangat
mempengaruhi dalam proses pengelolaan kredit. Kemampuan tim kredit dalam menganalisis calon nasabah sangat berpengaruh pada risiko yang
muncul nantinya dari calon nasabah.
Berdasarkaan pengamatan dan wawancara dengan
ibu Andri Rahayu Kusumawati selaku kepala cabang kantor srengat, faktor reisiko yang muncul/timbul dari nasabah seringkali tidak dapat diduga dan faktor yang muncul beragam dan berbeda-beda kasusnya. Kemampuan perusahaan yang hanya mampu menganalisis dan mempelajari risiko nasabah sebelum pemberian kredit menjadi batasan yang perlu diwasapadai perusahaan, (1) risiko yang timbul pertama adalah nasabah yang
memiliki tanggungan/pinjaman di koperasi
simpan pinjam tidak dapat dilacak oleh Sistem Informasi Debitor, maka perlu ditingkatkan kemampuan dari Account Officer untuk mampu mencari informasi dari calon nasabah yang kemungkinan memiliki tanggungan di koperasi
baik secara kekeluargaan dengan mampu
membuka kejujuran calon nasabah atas track record pinjamannya di pihak koperasi. (2) Siklus tunggakan nasabah yang menumpuk pada bulan-bulan hari raya lebaran serta tahun ajaran baru menimbulkan kredit bermasalah namun dapat diselesaikan dengan baik ketika siklus keuangan nasabah yang mulai normal kembali. Dikarenakan risiko yang timbul pasca pemberian kredit beragam dan proses pembinaan nasabah menjadi kunci utama dalam penanganannya.
Analisis risiko dari faktor ekonomi sosial secara umum dirasa cukup baik, dikarenakan faktor-faktor yang muncul dapat diprediksi sebelumnya dan nantinya dapat menjadi acuan yang penting dalam menjalankan kegiatan usaha kredit perusahaan.
2) Analisis Manajemen Risiko yang telah diterapkan pada PT. BPR Wlingi Pahalapakto
Analisis manajemen Resiko yang
dipraktekkan pada PT.BPR Wlingi Pahalapakto dirasa telah baik, dikarenakan telah memenuhi kriteria 4 pilar Manajemen Risiko yang harus diterapkan pada BPR dan mengacu pada aturan POJK no.13/pojk.03/2015 yang menjelaskan tentang metode tata cara penerapan manajemen risiko Bank Perkreditan Rakyat.
a. Pengawasan Aktif dewan komisaris dan
direksi
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
133
sudah berdasar pada aturan OJK dan
cakupan-cakupan pengawasannya sudah mampu
mengawasi segi operasional perusahaan serta
dengan adanya peninjauan berkala dan
diperkuat SOP perusahaan sehingga
pengawasannya pada tingkat manajerial sudah cukup kuat dan mumpuni atau mencukup.
b. Kecukupan kebijakan, prosedur dan limit
Penrapannya sudah cukup baik, dimulai dari kriteria pemberian kredit yang sehat hingga tahap analisis, persetujuan serta pencatatan kredit telah memenuhi kriteria Otoritas jasa keuangan dan juga telah memiliki SOP sehingga kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dirasakan layak dan baik. Namun dalam kriteria atau kategori standar pemberian kredit yang sehat memiliki kelemahan dimana nasabah yang memiliki tanggungan kredit di koperasi simpan pinjam tidak dapat dilacak dalam sistem informasi Debitor, sehingga perlu penanganan khusus dari tim kredit terutama Account Officer dalam tahap analisisnya.
Penetapan Limit pada PT.BPR Wlingi Pahalapakto sudah baik dikarenakan telah mengacu pada Batas Maksimum Pemberian Kredit yang mengacu pada Undang-undang perbankan No.10 tahun 1998 mengenai perbankan di Indonesia. Sehingga penetapan Limit sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan Bank Indonesia maupun otoritas Jasa keuangn.
c. Kecukupan Proses dan Sistem
a) Identifikasi risiko kredit
Proses Identifukasi risiko kredit pada PT.BPR Wlingi Pahalapakto telah baik,
dikarenakan berdasarkan teori telah
memenuhi kriteria 5C dalam perbankan Indonesia, bahkan dalam prakteknya PT.BPR Wlingi Pahalapakto menerapkan 6C dimana 1C ditambah Cash Flow /arus
kas nasabah, sehingga memperkuat
analisis dalam identifikasi risiko kredit yang akan diberikan.
b) Pengukuran risiko kredit
Proses pengukuran risiko kredit
melalui kombinasi kualitatif dan kuantitaif dirasa cukup baik, dikarenakan telah memenuhi aspek-aspek acuan utama dalam penilaian aspek nilai kredit nasabahnya.
c) Pemantauan risiko kredit
Penerapan pada proses pemantauan risiko kredit dilaksanakan pada BPR.
Wlingi Pahalapakto cukup baik,
dikarenakan pemantauan nasabah telah
dilaksanakan sesuai prosedur dan memiliki batasan-batasan dalam pemantauannya.
Tujuan pemberian kredit dan
pengalokasian dana kredit yang disalurkan dapat dipantau dan menjadi bahan evaluasi
kedepannya bagi nasabah yang
bersangkutann.
d) Sistem Informasi manajemen risiko
kredit
Penilaian dari sebuah proses Sistem Informasi Manajemen risiko kredit pada PT.BPR Wlingi Pahalapakto mengacu
pada Sistem informasi Debitor.
Berdasarkan wawancara dengan Kepala cabang kantor Srengat Sistem informasi Debitor PT.BPR Wlingi Pahalapakto
dikelola dengan cukup baik dan
berkelanjutan dimana laporan SID bulanan selalu tepat waktu dan mempengaruhi kualitas dan kredibilitas PT.BPR Wlingi
Pahalapakto pada Sistem Informasi
Debitor Bank Indonesia.
d. Sistem Pengendalian Interen yang
menyeluruh dalam rangka penilaian
kualitas penerapan manajemen risiko Sistim pengendalian Intern yang dipraktekkan pada PT.BPR Wlingi Pahalapakto sudah diniliai baik dikarenakan pemisahan fungsi sistem pengendalian Intern dengan fungsi operasional. Fungsi pengendalian intern dilakukan oleh Satuan Pengawas Intern dimana fungsi ini mengevaluasi standar kualitas dan pedoman operasional perusahaan.
3) Analisis Penanganan Kredit Bermasalah pada PT.BPR Wlingi Pahalapakto
Berdasarakan hasil dari analisis pada
Penanganan kredit Bermasalah pada PT.BPR Wlingi Pahalapakto disimpulkan sudah baik,
dikarenakan telah menerapkan teknik
rescheduling dan restructuring dalam tata kelola perusahaannya. Berdasar wawancara dengan kepala cabang kantor Srengat teknik penyitaan jaminan jarang sekali dilakukan dikarenakan memerlukan pihak ketiga (pengadilan) dan sering
penyelasian kredit bermasalah jika teknik
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
134 5
4) Analisis Rasio Data Non Performing Loan PT. BPR Wlingi Pahalapakto
Analisis rasio data NPL berdasar pada rumus :
��� = � � �� � � ��+ � � ���� � + � � �� � � �
x 100 %
Manurung dan Rahardja (2004 : 196)
Hasil perhitungan rasio NPL PT. BPR Wlingi Pahalapakto tahun 2012-2016 menunjukkan keadaan NPL yang naik turun.
Tabel 1 Data Persentase Non Perfroming Loan PT BPR Wlingi Pahalapakto tutup
buku desember 2012-2016.
Sumber : Data Diolah2016.
Dari analisis tabel diatas diketahui NPL berfluktuasi, namun secara umum kurang baik karena berada diatas 5 %. NPL tahun 2012 diangka 8,12% dan diatas aturan BI yaitu 5%. Dan ditahun 2013 dan 2014 NPLnya turun dibawah 5% namun berfluktuasi di tahun 2015 diangka 6,52% dan 6,71% di tahun 2016. Dari tabel diatas diketahui NPL Gross PT.BPR Wlingi Pahalapakto berada di atas angka 5% sehingga perlu menjadi acuan utama perusahaan dalam menurunkan rasio NPL Perusahaan BPR .
5) Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko pada Pengelolaan kredit guna Meminimalisir Risiko Kredit
Berdasarakan Hasil penelitian dan analisis data, dapat dirincikan beberapa poin yang dapat menjadi bahan evaluasi bagi PT. BPR Wlingi Pahala Pakto.
a. Analisis Account officer yang bersifat
subjektif, sehingga menimbulkan
ketidakakuratan data calon nasabah dan
menimbulkan kredit bermasalah di
kemudian hari, sehingga hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi perusahaan agar setiap Tim kredit (Account Officer) haruslah lebih professional dan kompeten dalam menjalankan tugasnya. Hal yang
perlu dilakukan oleh Manajemen
perusahaan adalah meningkatkan
kemampuan dan kredibilitas Account Officer selaku surveyor di lapangan sehingga mampu memaksimalkan analisa 5C pada proses analisa kredit calon nasabah.
b. Nasabah yang memiliki tanggungan/
pinjaman di koperasi simpan pinjam tidak dapat dilacak oleh Sistem Informasi Debitor. Hal ini menjadi mayoritas permasalahan dalam pemberian kredit
kepada calon nasabah, dikarenakan
nasabah yang memiliki pinjaman kepada pihak koperasi simpan pinjam otomatis tidak terlacak dalam SID, hal yang menjadi evaluasi dan bahan masukan
kepada manajemen PT.BPR Wlingi
Pahalapakto adalah kemampuan dari segi
analisa yang dilakukan oleh orang
lapangan perlu ditingkatkan dan mampu menggali informasi dari calon pelanggan semaksimal mungkin. Sehingga Account Officer selaku surveyor di lapangan mampu mencari informasi dari calon nasabah yang kemungkinan memiliki tanggungan di koperasi baik secara kekeluargaan dengan mampu membuka kejujuran dari calon nasabah atas track record pinjamannya di pihak koperasi.
c. Siklus tunggakan nasabah yang menumpuk
pada bulan-bulan hari raya lebaran serta tahun ajaran baru menimbulkan kredit bermasalah, hal ini menjadi agenda tahunan yang selalu dihadapi PT.BPR
Tahu
n
Kredit bermasalah Jumlah
Kredit
2012 1,451,900 101,472 777,183 2,330,555 28,697,463 8,12
%
2013 372,080 219,876 1,224,456 1,816,412 36,778,514 4,93
%
2014 396,325 301,443 1,629,589 2,327,357 47,306,291 4.91
%
2015 594,125 448,394 2,161,080 3,203,599 49,063,618 6.52
%
2016 389,183 295,144 2,119,732 2,804,059 41,784,967 6.71
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
135
Wlingi Pahala Pakto. Masukan atau evaluasi yang dapat dilakukan PT. BPR Wlingi Pahalapakto adalah dengan cara melakukan melakukan komunikasi yang baik dan kekeluargaan pada nasabah sehingga pelunasan kredit pada bulan tersebut yang menunggak agar segera terselesaikan di bulan berikutnya sehingga meminimalkan kredit bermasalah.
d. Berdasar pada analisa rasio NPL PT. BPR
Wlingi Pahalapakto pada tahun 2012-2016 dalam 3 tahun ditemui NPL diatas 5%, dikarenakan jumlah kredit yang disalurkan dari tahujn ke tahun meningkat maka perlu di evaluasi serta ditingkatkan kembali kemampuan dari Account Officer selaku surveyor yang berada di lapangan secara
langsung agar mampu memperoleh
informasi berdasar 5C secara akurat, sehingga data analisa pengajuan kredit dari pelanggan dapat diperoleh secara akurat, tepat dan maksimal
5. KЕSIMPULАN DАN SАRАN Kеsimpulаn
Berdasarakan hasil penelitian mengenai
Penereapan Manajemen Risiko kredit guna meminimalisisr risiko kredit (Studi Pada PT.BPR Wlingi Pahalapakto) maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Manajemen Risiko kredit yang diterapkan di
PT.BPR Wlingi Pahalapakto sudah baik sesuai teori, namun pengidentifikasian risiko kredit pada PT.BPR Wlingi Pahalapakto sedikit memeiliki kelemahan jika nasabah yang akan mengajukan kredit memiliki tanggungan kredit di Koperasi, maka tidak dapat dilacak dalam Sistem Informasi Debitor dan perlu kejujuran serta komunikasi yang baik antara nasabah dengan Account Officer.
2. Penerapan manajemen risiko PT.BPR Wlingi
Pahalapakto sudah sesuai dengan ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan, diantaranya:
1) Pengawasan aktif Dewan komisaris
dan Direksi sudah baik dan dirasa kuat,
2) Kebijakan, Prosedur dan penetapan
Limit sudah baik dan berdasara pada aturan yang telah berlaku,
3) Proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan dan Sistem Infromasi manajemen risiko kredit, sudah sesuai autran yang ditetapkan,
4) Pengendalian intern dalam penaerapan
manajemen risiko kredit sudah sesuai aturan OJK,
PT. BPR Wlingi Pahalapakto telah memenuhi keempat (4) kriteria manajemen risiko yang dtitatapkan oleh OJK dan penerapannya dirasa sudah cukup baik dan sesuai aturan.
3. Cara dan upaya yang telah dilaksanakan
PT.BPR Wlingi Pahalapakto dalam menangani kredit bermasalah ada 2 yaitu rescheduling dan restructuring, dengan menggunakan 2
metode tersebut beserta pendekatan
kekeluargaan dalam menyelesaikan kredit bermasalahnya.
Sаrаn
Saran yang dapat diberikan berdasarkan analisa kesimpulan diatas adalah :
1. Analisis kredit harus berhati-hati dimana
Account Officer harus lebih jeli dan teliti dalam menggali informasi calon nasabah
terutama analisanya harus sesuai dan
mendetail berdasarkan prinsip 6C yang ada dalam SOP perusahaan, sehingga risiko yang muncul dapat diminimalisir.
2. Pengidentifikasian calon nasabah dan nasabah
yang memiliki tanggungan kredit di koperasi haruslah lebih dapat di lacak baik dengan komunikasi terhadapa nasabah secara jujur dan langsung maupun cara-cara lain sesuai kode etik dan aturan yang berlaku.
3. PT.BPR Wlingi Pahalapakto haruslah
memiliki cara dan upaya dalam hal strategi penanganan kredit bermasalah yang lebih jitu dalam menurunkan NPL nya dikarenakan NPL beberapa tahun masih menyentuh angka diatas 5%. Sehingga nantinya cara dan upaya yang diterapkan dapat menekan NPL turun dibawah angka 5%..
DАFTАR PUSTАKА
Djohanputro, Bramantyo. 2004. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. Jakarta : PPM
Fahmi, Irham. 2010. Manajemen Risiko Teori, Kasus dan Solusi. Bandung : Alfabeta
Firdaus, Rachmat. Ariyanti, Maya. 2011.
Manajemen perkreditan bank umum : Teori,
Masalah kebijakan, dan Aplikasinya.
Bandung : Alfabeta.
Goldberg, Mike. Palladini, Eric. 2011.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
136
melalui Pendanaan usaha mikro. Jakarta: Salemba Empat.
K. Yin, Robert. 1997. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Kasidi. 2014. Manajemen Risiko. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Mahmoeddin, As. 2002. Melacak Kredit
Bermasalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Manurung, Mandala dan Rahardja, Prathama. 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi
Moneter. Jakarta: Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Wibisono, Dermawan. 2006. Manajemen kinerja: konsep, desain, dan teknik meningkatkan perusahaan. Jakarta : Erlangga.
Internet :
Otoritas Jasa keuangan. Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 13/POJK.03/2015 yang
menjelsakan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat.
Sumber: