BAB II
KAJIAN REPERTOAR
Resital ini akan menampilkan 12 komposisi dari periode Renaisance, Barok, Klasik, Romantik, dan Modern. Paparan berikut akan menjelaskan analisis historis, struktural, dan teknik dari masing-masing komposisi, sesuai dengan urutan penyajian resital.
A. “Dichterliebe“ 1. Analisis Historis
”Dichterliebe“ merupakan suatu Puisi Cinta, yang dirangkai dalam bentuk Song Cycle karya Robert Schuman (1810-1856), Op.48. Teks yang keseluruhannya terdiri dari 16 lagu ini berasal dari Lyrisches Intermezzo karya Heinrich Heine, yang dibuat pada 1822-1823. Tiga lagu pertama dari ”Dichterliebe“ yang dipilih untuk dinyanyikan adalah ”Im Wunderschőnen Monat Mai“, "Aus meinen Thränen spriessen“, dan "Die Rose, die Lilie, die Taube die Sonne“.
Robert Schumann lahir di Zwickau pada 8 Juni 1810 dan meninggal di Bonn pada 29 Juli 1856 pada umur 46 tahun. Ia adalah pianis dan komponis Jerman pada era Romantik yang terpenting dan seorang kritikus musik yang terkenal dalam sejarah. Ketika berusia 7 tahun ia sudah mulai belajar piano. Selang tahun 1830-1834 ia belajar dari violis, gitaris, dan komponis bernama Niccolo Paganini. Pada tahun 1840 menikah dengan Clara Wieck, yang merupakan pianis terkenal.
Karya-karya yang terkenal adalah Symphonic Studi (1837),
Kinderszenen (Pemandangan masa kanak-kanak) Op.15 (1838),
Waldzenenm (Pemandangan Hutan), dan Phantasiestrucke (Fantasia).
2. Analisis Struktural
Lagu pertama ini menceritakan tentang keindahan dan kerinduan akan cinta yang dirasakan pada bulan Mei. Berikut ini syair dan terjemahannya :
Im wunderschőnen monat mai, als alle Knospen sprangen Dalam bulan Mei yang indah, ketika tunas-tunas bersemi
da ist in meinem Herzen, die Liebe aufgegangen cinta telah bersemi di dalam hatiku
Im wunderchőnen monat mai, als alle Vogel sangen Dalam bulan Mei yang indah, ketika burung-burung bernyanyi
da hab ich ihr gestanden, mein Sehnen und Verlangen Aku berkata kepadamu, kaulah harapanku dan kerinduanku
Tabel 2.1. Analisis Struktural ”Im Wunderschőnen Monat Mai“
Birama Keterangan
5/2– 13/1 Pola A
1/2- 5 Introduksi
5/2-7/1 Motif-1, piano. 7/2 – 9/1 Pengulangan motif-1 9/2 – 11/1 Motif-2,crescendo.
11/2 – 13/1 Pengulangan motif-2, crescendo lalu decrescendo di akhir.
13/2 - 16 Interlude
16 - 27 Pola A
16/2 – 18/1 Motif-1, piano. 18/2 – 20/1 Pengulangan motif-1 20/2 – 22/1 Motif-2,crescendo.
22/2 – 24/1 Pengulangan motif-2, crescendo lalu decrescendo di akhir.
24 - 27 Ending, crescendo lalu decrescendo di akhir dan melambat.
puisi (satu bait terdiri dari dua baris). Komposisi dengan sukat 2/4 dan nada dasar E minor ini dinyanyikan dalam tempo lambat (langsam) MM ± 60.
Gambar 2.1. Motif-1 ”Im Wunderschőnen Monat Mai”
Gambar 2.2. Motif-2 ”Im Wunderschőnen Monat Mai”
Motif-1 terdapat pada birama 5-7, dinyanyikan secara lembut. Kemudian motif-1 diulang pada birama 7-9. Pada birama 9-11 terdapat motif-2, yang kemudian mengeras di birama 10. Motif-2 diulang pada birama 11-13, yang melembut di birama 13. Pada bar 16 dinyanyikan lembut, bar 20-22 mengeras, dan di akhir lagu pada bar 24 melembut dan melambat.
b. ”Aus Mainen Thränen spriessen“
Lagu ini menggambarkan bahwa ketika cinta datang, maka bunga akan bersemi dan burung Nightingale akan bernyanyi. Berikut ini syair dan terjemahannya :
Aus meinen Thränen spriessen, viel bluhende Blumen hervor Sejumlah bunga bersemi dari air mataku
Und meine Seufzer werden, ein Nachtingallencor Dan burung Nightingale bernyanyi dari desahan nafasku Und wenn du mich lieb hast Kindchen, schenk ich dir die Blumen all
Jika engkau mencintaiku, aku akan memilihnya untukmu Und vor deinem Fenster soll klingen, das Lied der Nachtingall
Tabel 2.2. Analisis Struktural ”Aus Mainen Thränen spriessen“
Birama Keterangan
1 - 17 Pola A-A-B-A' 1 - 4 Pola A
5 - 8 Ulangan pola A 9 - 12 Pola B
13 - 17 Pola A'
Gambar 2.3. Pola A “Aus Mainen Thränen spriessen“
Gambar 2.4. Pola B “Aus Mainen Thränen spriessen“
”Aus Mainen Thränen spriessen“ terdiri dari 17 birama, dengan pola musiknya A-A-B-A'. Pola A dimulai dari birama 1-4, diulang pada birama 5-8. Pola B dari birama 9-12, dan pola A' yang merupakan variasi dari pola A, terdapat pada birama 13-17. Komposisi yang bersukat 2/4 dan bernada dasar G mayor ini dinyanyikan dengan tempo yang tidak terlalu cepat, dinamika lembut dan sangat lembut, dan di akhir lagu melambat dan lembut.
c. ”Die Rose, die Lilie, die Taube die Sonne“
Die Rose die Lilie, die Taube die Sonne,
Bunga mawar, bunga Lili, Matahari dan burung merpati die liebt ich einst alle in Liebeswonne
Aku mencintainya dengan segenap hatiku Ich lieb sie nicht mehr, ich liebe alleine
Tetapi, tidak lebih aku mencintainya
die Klaine die Feine, die Reine die Eine, Sie selber aller Liebe Wonne Oh manisku, gembalaku, cantikku, dalam hatinya, hatiku tenang
Ist Rose und Lilie und Taube und Sonne
Bunga mawar, bunga Lili, matahari, dan burung merpati Ich liebe alleine die Kleine, die Feine, Die Reine die Eine. Aku mencintaimu, oh manisku, gembalaku, cantikku
Tabel 2.3. Analisis Struktural ”Die Rose die Lilie, die Taube die Sonne”
Birama Keterangan
1 - 22 Pola A - A' – B 1- 4 Pola A
5 - 8 Pola A' 9 – 17 Pola B
”Die Rose, die Lilie, die Taube die Sonne“ ini terdiri dari 22 birama dengan pola musiknya A - A' - B. Pola A dimulai dari birama 1-4, pola A' dari birama 5-8, pola B dari birama 9-17. Komposisi yang bersukat 2/4 dan bernada dasar C mayor ini dinyanyikan dengan agak keras (mf) dan dengan tempo yang sedang. Adanya notasi yang banyak bernilai seperenambelas-an, maka menjadikan seolah-olah bertempo cepat. Juga terdapat ritard pada birama 11-12, kembali menjadi a tempo di birama 13, dan terdapat ritard pada birama 16.
3. Analisis Teknik
a. ”Im Wunderschőnen Monat Mai”
Komposisi ini dinyanyikan dengan penuh perasaan dan penghayatan, dengan volume yang tidak terlalu keras dan dalam tempo yang lambat.
b. ”Aus Mainen Thränen spriessen”
Komposisi ini dinyanyikan dengan tempo yang tidak terlalu cepat, dengan dinamika lembut hingga sangat lembut, dan di bagian akhir melambat.
c. ”Die Rose, die Lilie, die Taube die Sonne”
Komposisi ini dinyanyikan dengan agak keras (mf) dan dengan tempo yang sedang. Tetapi, oleh karena notasinya banyak yang bernilai seperenambelasan, maka menjadikan seolah-olah bertempo cepat. Frasering diatur dengan cara mengatur pernafasan sesuai dengan makna dari kalimat teks yang ada.
B. “Wie Melodien zieht es Mir“ 1. Analisis Historis
”Wie Melodien zieht es Mir“ merupakan lieder op. 105 no.1 (dari 5 lagu), yang sangat terkenal karya Johannes Brahms (1833-1897), yang dibuat pada 1886, pada era Romantik. Keempat lagu lainnya adalah Op. 105/2 ”Immer leiser”, Op. 105/3 ”Klage”, Op. 105/4 ”Auf dem Kirchhofe”
dan Op. 105/2 ”Verrat”.
karyanya berjudul Simfoni No.1 in C minor. Salah satu karya lainnya yang terkenal ialah “Brahms Lullaby“ (Wiegenlied Op.49 No.4)
2. Analisis Struktural
”Wie Melodien zieht es Mir“ ini menceritakan tentang kehidupan yang diibaratkan seperti sebuah melodi dan bunga yang mekar. Berikut ini syair dan terjemahannya :
Wie Melodien zieht es, mir leise durch den Sinn Seperti melodi yang bergerak lembut di pikiranku Wie Fruhlings blumen bluht es, und schwebt wie Duft dahin
Yang berkembang seperti bunga di musim semi, dan harum berhembus perlahan
Doch kommt das wort und fast es, und fuhrt es vor das Aug Tapi saat perkataan datang dan menangkapnya,
dan membawanya ke mataku
Wie Nebelgrau erblast es, und schwindet wie ein Hauch Seperti kabut abu-abu yang memagarinya, dan hilang seperti nafas
Und dennoch ruht im Reime, verborgen wohl ein Duft
Dan meskipun demikian tetap dalam sajak, yang harum tersembunyi Den mild aus stillem Keime, ein Feuchtes Auge ruft
Yang ringan dari tunas yang tertidur, yang keluar oleh noda air mata
Tabel 2.4. Analisis Struktural ”Wie Melodien zieht es Mir“
Birama Keterangan
1 – 46 Pola A–A'–A'' 1 – 13 Pola A
14 – 28 Pola A' 29 – 43 Pola A'' 44 – 46 Ending
Gambar 2.6. Pola ritme motif-2 “Wie Melodien zieht es Mir“
”Wie Melodien zieht es Mir“ terdiri dari 46 birama, dengan pola musiknya A-A'-A''. Pola A pada birama 1-13, terdiri dari pola ritme motif-1 ( birama motif-1–5/2) dan motif-2 (birama 5/4-9/1). Pola A' pada birama 14-28 terdiri dari pola ritme motif-1 (birama 14-18/2) dan motif-2 ( birama 18/4-22/1), dan pola A'' pada birama 29-43, terdiri dari pola ritme motif-1 (birama 29–33/2) dan motif-2 (birama 33/4-37/1). Sedangkan birama 44-46 merupakan ending musik.
3. Analisis Teknik
Komposisi yang bersukat 4/4 dan bernada dasar C mayor ini dinyanyikan secara legato, lembut dan manis, tempo sedang, serta dengan pengucapan pengkalimatan yang jelas.
C. Rec. ”Frondi tenere” ( aria : ”Ombra mai fu” ) 1. Analisis Historis
George Frederic Handel lahir di Halle, Jerman, pada 23 Pebruari 1685 dan meninggal di London Inggris pada 14 April 1759. Ia merupakan komponis besar pada era Barok, yang berkarir di London dan menjadi terkenal oleh karena karya oratorio, opera, dan organ concertonya. Ia pernah belajar musik di Hale, Hamburg, dan Italia, sebelum menetap di London dan mahir bermain pipe organ dan hapsichord. Karya oratorio terkenalnya adalah Messiah (1742).
2. Analisis Struktural
Komposisi ini mengungkapkan tentang keindahan pohon plane, yang kuat dan rindang. Berikut ini syair dan terjemahannya:
Frondi tenere, e belle del mio platano amato
Betapa lembut dan indah daun-daun pohon plane-ku yang tercinta Per voi risplenda il fato
Biarlah senyuman kematian ada padamu
Tuoni lampi, e procelle non v‟oltraggino mai la cara pace
Biarlah badai, kilat, angin ribut tidak pernah mengganggu kedamaianmu Ne giunga a profanarvi austro rapace.
Demikian juga hembusan angin tidak menjadikan layu. Ombra mai fu di vegetabile
Perlindungan tak kan pernah ada pada tanaman Cara ed amabile, soave piu
tersayang, tercinta dan termanis.
Tabel 2.5. Analisis Struktural ”Frondi tenere dan Ombra mai fu”
Birama Keterangan
1 – 9 Recitative, in D mayor, 4/4
10 – 61 Aria, in G mayor, ¾, Intro-A-B-C-Ending 10 – 24/1 Intro
Bagian recitative dari ”Frondi tenere” terdiri dari 9 birama, dengan nada dasar do=D dan bersukat 4/4. Walaupun demikian, bagian ini dapat dinyanyikan dengan mengabaikan nilai dari sukatnya dan nilai tiap notasinya.
Bagian aria terdiri dari 52 birama, dengan nada dasar do=G dan bersukat 3/4 dan dinyanyikan dengan dinamika piano hingga forte. Strukturnya adalah Intro-A-B-C-Ending, sesuai dengan teksnya yang diulang-ulang, yaitu Ombra mai fu di vegetabile cara ed amabile, soave piu. Bagian intro dimulai dari birama 10-24/1, pola A dari birama 24/2-35,
pola B dari birama 35/3-45/2, pola C dari birama 45/3-55, dan ending dari birama 55-61. Dinyanyikan dengan melodi yang indah dengan tempo largetto.
3. Analisis Teknik
Bagian recitative dinyanyikan tidak harus mengikuti nilai nada yang tertulis, tetapi lebih bebas, seperti orang yang sedang berbicara. Sedangkan pada bagian aria, dinyanyikan dengan indah dengan tempo larghetto, dinamika berubah-ubah dari piano menuju forte, yang ditandai dengan crescendo dan decresendo di beberapa bagian. Untuk mencapai nada G5,
nafas dan teknik perlu dipersiapkan dengan baik, sehingga mencapai pitch yang tepat dan tajam.
D. ”Après Un Rêve” 1. Analisis Historis
Gabriel Urbain Faure yang lahir di Pamiers, Prancis pada 12 Mei 1845 dan meninggal pada 4 Nopember 1924, merupakan seorang komponis Perancis. Ia belajar dan menjadi organis di Eglise de la Madeleine. Karyanya yang terbesar adalah opera Penelope dan orkestra
Masques et Bergamasques. Ia juga menulis musik kamar, dua piano
kuartet, dua piano kuintet, dua sonata cello, dua sonata biola dan lagu untuk solo vocal. Lagu solo vokal yang terkenal adalah ”Clair de lune”, ”Apres un reve”, ”Les roses d‟lspahan”, dan ”En priere”. Sedangkan song cycle-nya adalah ”La Bonne Chanson”, yang berasal dari puisi karya Verlaine.
2. Analisis Struktural
”Apres un reve” menceritakan tentang mimpi di malam hari, yang terpesona akan kecantikan dan keindahan sang kekasih. Berikut ini syair dan terjemahannya :
Dans un sommeil que charmait ton image Terlena pesona tentang dirimu Je revais le bonheur, ardent mirage
Aku bermimpi tentang kebahagiaan, membakar khayalan Tes yeux etaient plus doux, tavoix pure et sonore
Matamu lembut, suaramu murni dan menggema Tu rayonnais comme un ciel, eclaire par l‟aurore
Kau bersinar seperti fajar di langit
Tu m‟appelais et je quittais la terre Kau memanggilku dan aku meninggalkan bumi
Pour m‟enfuir avec toi vers la lumiere Untuk terbang bersamamu menuju cahaya Les cieux pour nous entr‟ouvraient leurs nues
Pada kita, awan surgawi akan terbuka
Splendeurs inconnues lueurs divines entrevues, Helas! Untuk menyatakan rahasia keindahan, kilau dari kemurnian, Alas!
Helas triste reveil des songes
Tabel 2.6. Analisis Struktural ”Après un rêve”
Birama Keterangan
1 – 15 Pola A 16 – 30 Pola A' 30 – 48 Pola B
”Après un rêve” terdiri dari 48 birama, dengan pola musiknya A-A'-B. Pola A dimulai dari birama 1-15, pola A' dari birama 16-30, dan pola B dari birama 30-48. Komposisi yang bersukat 3/4 dan bernada dasar D minor ini dinyanyikan dengan dinamika dari pianissimo hingga forte. Dengan banyaknya not tuplet (triol), maka komposisi ini dapat dinyanyikan dengan rubato.
3. Analisis Teknik
”Après un rêve” dinyanyikan dengan indah dan menarik, tempo andantino. Perubahan dinamika yang sering terjadi melalui crescendo dan
decrescendo , serta dari pianissimo hingga forte, membuat terkesan lebih
hidup. Adanya not tuplet (triol), maka komposisi ini dapat dinyanyikan dengan rubato, agar lebih indah dan hidup. Pengucapan dengan bahasa Prancis harus lebih jelas dan tepat.
E. ”Cintaku Jauh di Pulau” 1. Analisis Historis
"Cintaku Jauh di Pulau“ merupakan lagu seriosa Indonesia karya komponis FX Soetopo (1937-2006). Teks lagu ini diambil dari puisi karya Chairil Anwar (1922-1949), yang diciptakannya pada tahun 1946.
kali pada 1951 saat aktif di kepramukaan. Selain mengajar di Institut Seni Indonesia di Yogyakarta sejak 2001, ia juga berdinas di TNI Angkatan Darat dengan pangkat terakhir Kolonel dan pernah bertugas di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Direktur Kesenian.
Karya komposisinya antara lain : Mars Wajib Belajar 9 tahun (1992), SKJ Usia SD‟96 (1996), Hymne ASEAN (1998), Hymne dan Mars Kodam Trikora (1991), dan Mars Paswalpres (1993)
2. Analisis Struktural
Teks lagu “Cintaku Jauh di Pulau“ diambil dari puisi karya Chairil Anwar, sebagai berikut :
Cintaku jauh di pulau Gadis manis sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
angin membantu, laut terang tapi terasa aku tidak „kan sampai padanya
Di air yang tenang, di angin mendayu Di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertahta sambil berkata : ”Tujukan perahu ke pangkuanku saja.“
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh! Perahu yang bersama ‟kan merapuh
Mengapa ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?
Tabel 2.7. Analisis Struktural ”Cintaku Jauh di Pulau“
Birama Keterangan
1 – 102 Intro-A-Interlude-B-C-A' 1 – 13 Introduksi
13/2 – 42 Pola A 42/2 – 52 Interlude 52/2 – 70 Pola B
71 – 88 Pola C 88/2 – 98 Pola A' 98/1 – 102 Ending
“Cintaku Jauh di Pulau“ terdiri dari 102 birama, dengan pola musiknya Intro-A-Interlude-B-C-A'-ending. Intro dimulai dari birama 1-13, pola A dari birama 13-42, interlude dari birama 42-52, pola B dari birama 52-70, pola C dari birama 71-88. A' dari birama 88-98, dan ending dari birama 98-102.
Tema utamanya terdapat dalam kalimat “Cintaku Jauh di Pulau“ (birama 13-16) dan “Manisku jauh di pulau“ (birama 88-91), sebagai berikut:
Gambar 2.7. Tema utama “Cintaku Jauh Di Pulau“
dari perubahan dari piano sampai mezzo forte di beberapa bagian. Komposisi ini mempunyai nada terendah pada As4 dan nada tertinggi pada Es5.
3. Analisis Teknik
“Cintaku Jauh di Pulau“ pada umumnya dinyanyikan dengan tempo andante dan dengan penuh ekspresi. Hal ini ditandai dengan adanya
perubahan tempo dari tempo sedang menjadi lebih cepat, bergairah, dan semangat di tengah lagu, dan kembali ke tempo semula di bagian akhir, serta adanya perubahan dinamika dari piano sampai mezzo forte.
F. ”Non posso disperar” 1. Analisis Historis
”Non posso disperar” merupakan karya komponis Italia Sergio De Luca, yang lahir di Naples pada 1684 di era Renaisance. Pada 1688 ia pergi ke Roma menjadi pelayan di Kedutaan Spanyol. Pada 1708 ia tercatat sebagai bagian dari “maestri di cappella”.
Komposisi ini merupakan bagian aria dari opera Eraclea, karya Giovanni Battista Bononcini, yang dibuat pada tahun 1692. Aria ini dinyanyikan oleh raja Roma bernama Romulus yang sedang jatuh cinta kepada Eraclea dan sangat berharap Eraclea mau belajar menerima cintanya. Tetapi cintanya ditolak. Lalu ia berkata kepada Eraclea, ”Engkau telah mengatakan bahwa engkau tidak mencintaiku, sekarang aku tidak bisa berharap apa-apa”.
2. Analisis Struktural
Non posso disperar, Sei troppo cara alcore
Tidak akan putus asa, Engkau yang sangat tercinta di hatiku Il solo sperare, d‟aver a gioire
Hanyalah suatu harapan, memperoleh kebahagiaan M‟e un dolce languire, m‟e un caro dolor
Bagiku, kekasih rinduku, bagiku, kekasih yang menyakitkan
Tabel 2.8. Analisis Struktural ”Non posso disperar”
Birama Keterangan
1 – 59 Pola : A-B-A 1 – 23/1 Pola A 23/2 – 37/1 Pola B 37/2 – 59 Pola A
Gambar 2.8. Tema utama pola A “Non Posso Disperar”
Gambar 2.9. Tema utama pola B “Non Posso Disperar”
secara keseluruhan dinyanyikan dengan tempo Andante Grazioso (lambat, indah dan menarik), dengan rentang dinamika dari pianissimo hingga forte.
3. Analisis Teknik
”Non posso disperar” ini dinyanyikan dengan tempo lambat, tetapi indah dan menarik, dengan dinamika dari pianissimo hingga forte. Dimulai dengan ekspresi a piacere (senang) pada pola A, yang mana banyak dijumpai tanda staccato (nada pendek terputus) dan aksen; kemudian berubah menjadi dolce e legato assai (sangat halus, manis, dan menyambung) pada pola B, dan kembali menjadi a piacere (senang) pada pola A.
G. ”Dalla Sua Pace” 1. Analisis Historis
”Dalla sua pace” merupakan aria dari opera ”Don Giovanni” (1787), karya W.A. Mozart, yang dipertunjukkan pertama kali di Estates Theatre di Praha pada 29 Oktober 1787. Opera ini terdiri dari dua bagian/babak, musik oleh Mozart dan libretto oleh Lorenzo da Ponte. Peran yang dimainkan dalam opera ini adalah : Don Giovanni, seorang pria kaya (bariton); Donna Anna, tunangannya (sopran); Don Ottavio (tenor), Il Commendatore (bass), Donna Elvira, nyonya dari Burgos yang ditinggalkan Don Giovanni (sopran), Leporello, hamba Don Giovanni (bass), Masetto (bass) dan Zerlina, istri Masetto (sopran). Dalla sua pace (Untuk Ketenangannya) dinyanyikan pada pertengahan babak pertama oleh Don Ottavio, yang mengungkapkan ketulusan cinta dan juga kegundahan hatinya kepada Donna Anna tunangannya.
Wina, dan pada 1778 pergi ke Paris, terciptalah ”Paris Symphony” (no.31). Pada 1782 ia menyelesaikan opera ”Die Entfuhrung aus dem Serail” yang meraih sukses besar.
Mozart telah membuat lebih dari 600 karya sepanjang hidupnya, yang terdiri dari musik symphony, concerto, chamber, opera, violin sonata, minuet, dan choral music. Ia mampu memainkan harpsichord pada
umur empat tahun dan menulis komposisinya yang pertama saat berumur lima tahun. Karya terkenal lainnya adalah opera ”Die Zauberflote” (The Magic Flute), ”The Finale of Symphony No.41”,” The Mass in C minor”, ”Le Nozze di Figaro”, dan ”Ave Verum corpus”.
2. Analisis Struktural
”Dalla sua pace” dinyanyikan oleh Don Ottavio, yang
mengungkapkan ketulusan cinta dan juga kegundahan hatinya kepada Donna Anna tunangannya. Berikut ini syair dan terjemahannya :
Dalla sua pace la mia di pende, Dialah orang yang berharga bagiku
quel chea lei piace, vita mi rende
Hidup tanpa kesenangan, tapi yang ada hanyalah Quel che lein cresce, morte mida,
dukacita yang menyedihkan, menyiksa hatiku Sella so spira, sospiro anchio, ema quell‟ira,
ketika dia mengeluh, desahanku bangkit, dan senang akan matinya Quel piantoe mio, e non hobene, sella non l‟ha
Dengan ditinggalkannya, adalah bagian dari sikasaan yang menyakitkan
Tabel 2.9. Analisis Struktural ”Dalla sua pace”
Birama Keterangan
1 – 74 Pola : A-B-A-C 1 – 17 Pola A
18 – 36 Pola B 37 – 52/1 Pola A
”Dalla sua pace” terdiri dari 74 birama, dengan pola musiknya A-B-A-C. Pola A dimulai dari birama 1-17, dengan tonalitas G mayor. Pola B dimulai dari birama 18-36, seolah-olah terdapat pergantian tonalitas menjadi Bes mayor pada birama 18-28, dan kemudian berubah lagi menjadi D mayor pada birama 29-35. Selanjutnya, kembali ke pola A dari birama 37-52/1, dan pola C dari birama 52/2-74. Komposisi yang bernada dasar G mayor dan bersukat 2/4 ini dinyanyikan dengan perubahan dinamika dari piano hingga forte.
3. Analisis Teknik
”Dalla sua pace” dinyanyikan dengan vokal yang ringan, penuh perasaan dan dalam tempo sedang. Untuk menjangkau nada G5 perlu dipersiapkan nafas dan teknik yang benar, sehingga mencapai nadanya dengan tepat dan tajam.
H. ”Amarilli, Mia Bella” 1. Analisis Historis
”Amarilli, Mia Bella” merupakan lagu Italia yang indah untuk solo vokal karya komponis Giulio Cacini (1545-1618), pada era Renaisance. Giulio Caccini (1545-1618) adalah seorang komponis, guru, dan penyanyi dari Italia pada zaman Renaisance akhir sampai Barok awal dan juga ayah dari komponis Francesca Caccini. Di Roma, ia belajar lute, viol, harpa, dan puncaknya menjadi seorang penyanyi. Ia menulis musik untuk opera Euridice (1600-1602), dan Intermedio (1589). Karya yang lainnya adalah Le nouve musiche (1602) yang merupakan koleksi lagu-lagu dan solo
madrigals (lagu dari puisi pendek tentang cinta). Di dalamnya terdapat
lagu yang paling terkenalnya, yaitu ”Amarilli, mia bella”.
2. Analisis Struktural
suatu desa di Italia. Sehingga isi dari komposisi ini adalah tentang cinta; kekaguman yang begitu dalam akan kecantikan Amarilli, dengan penuh percaya dan tanpa adanya keraguan sedikitpun untuk mencintai Amarilli. Berikut ini syair dan artinya:
Amarilli, mia bella,
Amarilli, seorang yang kusayangi, non credi, o del mio cor Dolce desio apakah engkau tidak percaya, oh pujaan hatiku
Desser tu l‟amor mio? Bahwa engkaulah cintaku? Credilo pur, e se timor t‟assale
Percayalah ini : ketika kegelapan melandamu Prendi questo mio strale
Ambillah anak panahku, aku mendoakanmu Aprimi il petto e vedrai scritto il core
Bukalah dadaku dan lihatlah apa yang tertulis di hatiku Amarilli, Amarilli, Amarilli e il mio amore
Amarilli, kaulah kekasihku.
Tabel 2.10. Analisis Struktural ”Amarilli, Mia Bella”
Birama Keterangan
1 – 50 Pola : A-B-B-C 1 – 10 Pola A
11 – 27 Pola B 28 – 44 Pola B 44 – 50 Pola C
3. Analisis Teknik
Komposisi yang bernada dasar Bes Mayor, bersukat 2/4, dan bertanda tempo moderato (tempo 54-63) ini, dinyanyikan dengan ”bel canto” atau menyanyi yang indah, yakni menyanyikan dengan tekanan suara yang lembut, legato atau menyambung tidak terputus disertai dengan pemenggalan frasa kalimat yang baik serta diperindah dengan memakai teknik mordente dan gruppeto. Dengan adanya rentang dinamika dari pianissimo hinga forte serta adanya tanda crescendo dan decrescendo di
beberapa tempat, menjadikan semakin indah untuk dinyanyikan.
I. ”Bist du bei mir” 1. Analisis Historis
”Bist du bei mir” ini merupakan suatu aria yang ditemukan dari notebook Anna Magdalena Bach, yang kemudian disusun oleh Gottfried Heinrich Stolzel, dan dikumpulkan oleh J.S.Bach ke dalam BWV 508. Biasanya dinyanyikan pada acara pernikahan, pemakaman, dan sesekali di pelayanan gerejawi.
Johann Sebastian Bach adalah seorang komponis Jerman yang lahir pada 31 Maret 1685 di Eisenach, Jerman dan meninggal pada 28 Juli 1750 di Leipzig, Jerman, pada era Barok. Ia mempunyai dua istri, Maria Barbara Bach (1707-1720) dan Anna Magdalena Bach (1721-1750). Ia menggubah musik untuk alat musik organ, harpsichod, clavicord, dan orkestra.
Pada 1950 diluncurkan sebuah katalog tematik yang disebut Bach Werke Verzeichnis (BWV) yang berisi kumpulan karya-karya JS Bach
musik kamar, BWV 1041-1071 berisi musik orkestra dan BWV 1072-1126 berisi canon dan fugue.
2. Analisis Struktural
Teks dari ”Bist du bei mir” merupakan puisi pendek dengan 31 kata dalam bahasa Jerman, yang lembut dan bersifat perenungan. Berikut ini syair dan terjemahannya:
Bist du bei mir, geh ich mit Freuden
Jika Engkau bersamaku, aku akan pergi dengan sukacita Zum Sterben und zu meiner Ruh
menuju kematian dan di peristirahatanku yang terakhir Ach, wie vergnugt war so mein Ende
Batapa bahagianya, betapa lembutnya kematianku Es druckten deine lieben Hande
Jika Engkau bersamaku, di mana pun aku berada Mir die getreuen Augen zu
Seiring dengan mata imanku yang tertutup perlahan
Tabel 2.11. Analisis Struktural ”Bist du bei mir”
Birama Keterangan
1 – 45 Pola : A-A'-B-B'-A' 1 – 9 Pola A
10 – 18 Pola A' 19 – 27 Pola B 28 – 36 Pola B' 37 – 45 Pola A'
Komposisi yang bernada dasar Es mayor dan bersukat 3/4, berdinamika hanya dari piano hingga mezzo forte, serta adanya tanda crescendo dan decrescendo di beberapa tempat.
3. Analisis Teknik
”Bist du bei mir” ini dinyanyikan dengan ringan, lembut, dan bertempo moderato, serta bersifat perenungan. Pengucapan teks berbahasa Jerman harus jelas dan pencapaian nada As5 harus tepat.
J. ”Jadikan Indah Dunia” 1. Analisis Historis
”Jadikan Indah Dunia” merupakan lagu ciptaan dari Paulus Dwi Hananto, seorang dosen seni musik di Fakultas Seni Pertunjukan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Lagu ini secara khusus dibuat dalam rangka Pesparawi Nasional 2015 di Ambon, untuk Lagu Pilihan Terikat kategori Solo Remaja Putera. Lirik lagu ini dibuat oleh Aurellia Candida Doretha.
2. Analisis Struktural
”Jadikan Indah Dunia” menceritakan tentang ajakan untuk hidup dalam kasih Tuhan dengan cara hidup rukun dan damai, sehingga dunia ini menjadi indah. Teksnya adalah sebagai berikut :
O sungguh alangkah indahnya bila hidup rukun bersama O sungguh alangkah senangnya bila hidup dalam damai Kawan sadarilah bahwa kita semua diciptakan berbeda
Mari kita wujudkan perbedaan itu sbagai kekayaan
Jadikan kasih sbagai pengikat asa Sehati dan sepikir di dalam Tuhan Mari tumbuh bersama dalam kasihNya Berbagi suka, berbagi duka raih cita bersama Tebarkan cinta pada semua, jadikanlah indah dunia
Coda:
Sungguh indah, amat indah hidup dalam kasih Tuhan Sungguh indah, amat indah kasih Tuhan smakin nyata
Tabel 2.12. Analisis Struktural “Jadikan Indah Dunia“
Birama Keterangan
1 – 55 Pola : A-B-C-A-B-D 1 – 4/3 Intro
4/4 – 14 Pola A 15 – 22 Pola B 23 – 42 Pola C 43 – 46 Interlude 4/4 – 14 Pola A
15 – 22 Pola B 47 – 55 Pola C : coda
15-22) bertanda sukat 3/4. Pada pola C (birama 23-42) juga terdapat perubahan sukat 3/4 dan 4/4. Setelah interlude musik pada birama 43-46, lalu kembali ke bagian awal pola A dan pola B, dan akhirnya menuju coda, yaitu pola D (birama 47-55), yang merupakan suatu kesimpulan dari
komposisi ini.
3. Analisis Teknik
Secara keseluruhan, komposisi ini dinyanyikan dengan tempo moderato espressivo (tempo sedang dan penuh perasaan). Pencapaian nada
F5 harus dilakukan dengan tepat, dan pada bagian akhir lagu dinyanyikan dengan lebih ditahan dan lembut.
K. “Comfort ye my people” dan “Ev‟ry valley” 1. Analisis Historis
Komposisi ini merupakan 2 lagu awal (setelah simfony) pada babak pertama dari oratorio Messiah karya G.F. Handel (1685-1759) di era Barok. Dalam oratorio Messiah ini, struktur musiknya terdiri dari chorus dan solo singing. Hanya ada 2 bagian yang murni instrumental, yaitu bagian overture dan Pifa. Ada pula bagian duet atau kombinasi solo dan chorus. Solo biasanya terdiri dari kombinasi aria dan recitative, seperti
pada kedua lagu ini.
2. Analisis Struktural
a. ”Comfort ye my people”
Teks “Comfort ye my people” ini berasal dari Alkitab, yaitu Yesaya 40 : 1-3 (Versi King James), yang menceritakan tentang seruan nabi Yesaya yang menyampaikan suara Tuhan tentang adanya keselamatan untuk bangsa yang di dalam pembuangan. Teks dan terjemahannya adalah sebagai berikut :
1)
2)
Speak ye comfortably to Jerualem, and cry unto her, Tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, that her warfare is accomplished, that her iniquity is pardoned: bahwa perhambaannya sudah berakhir, kesalahannya telah diampuni
for she hath received of the Lord‟s hand double for all her sins. sebab ia telah menerima hukuman dari tangan Tuhan, karena segala
dosanya
3)
The voice of him that crieth in the wilderness
Ada suara yang berseru-seru, persiapkanlah di padang gurun prepare ye the way of the Lord,
jalan untuk Tuhan
make straight in the desert a highway for our God luruskanlah di padang belantara, jalan raya bagi Allah kita
Tabel 2.13. Analisis Struktural “Comfort ye my people“
Birama Keterangan 1-29) mempunyai pola musik Intro-A-B-C. Dimulai dari intro (birama 1-3), pola A (birama 4-13), pola B (birama 14-19/2),dan pola C (birama19/4-29). Bagian recitative terdapat pada birama 30-37 yang dinyanyikan tidak harus sesuai dengan nilai nada yang tertulis. Dalam komposisi yang bersukat 4/4, bernada dasar E mayor, dan bertempo larghetto e piano ini, terdapat istilah ad libitum yang berarti bernyanyi
komposisi di era barok; serta beberapa not yang dinyanyikan secara appoggiatura (birama 20, 34, 35, dan 37).
b. ”Ev‟ry valley”
Teks lagu ”Ev‟ry valley” berasal dari Alkitab, yaitu Yesaya 40 : 4 (Versi King James). Berikut ini teks dan terjemahannya :
Ev‟ry valley shall be exalted, Setiap lembah harus ditutup
and every mountain and hill shall be made low: dan setiap gunung dan bukit diratakan and the crooked shall be made straight,
tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata and the rough places plain.
dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran
Tabel 2.14. Analisis Struktural ”Ev‟ry valley”
Birama Keterangan
1 – 84 Intro-A-B-Ending 1 – 9 Intro
10 – 43 Pola A 44 – 76 Pola B 76 – 84 Ending
”Ev‟ry valley” yang terdiri dari 84 birama ini, merupakan aria untuk tenor, yang mana mengarah menuju Adven (masa penantian). Suaranya diilustrasikan dengan menyanyi secara melismatis (satu suku kata atau huruf dinyanyikan dengan not yang panjang dan bervariasi), seperti terlihat di kata ”exalted”(birama 1-19, 21-24, 47-51, 56-58) dan pada kata ”plain” yang dilukiskan dengan not yang panjang (birama 30-32, 36-39 ). Juga pada kata ”crooked” (berbukit) dilukiskan dengan not yang bervariasi naik dan turun.
intro sepanjang 9 birama, pola A pada birama 10-43, pola B pada birama 44-76, dan diakhiri dengan ending pada birama 76-84. Pada birama 74 terdapat tempo yang berubah menjadi adagio (lambat) dan triler pada birama 75, yang menjadi cadence untuk mengakhiri lagu ini.
3. Analisis Teknik
a. “Comfort ye my people”
“Comfort ye my people” secara keseluruhan dinyanyikan dengan tempo lambat dan lembut. Kemampuan dan kreativitas penyaji diuji saat adanya tanda ornamentasi ad libitum (bernyanyi sesuai keinginan penyanyi), [tr]/trill, dan beberapa not yang dinyanyikan secara appoggiatura. Pada bagian recitative, dinyanyikan bebas seperti orang
berbicara, tidak harus sesuai dengan nilai nada yang tertulis.
b. ”Ev‟ry valley”