• Tidak ada hasil yang ditemukan

permen tahun2012 nomor61 lampiran1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "permen tahun2012 nomor61 lampiran1"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012 UNTUK SEKOLAH DASAR/SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012

I. KETENTUAN UMUM

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini yang dimaksud dengan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan yang selanjutnya disebut DAK Bidang Pendidikan adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas Nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana satuan pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang belum mencapai standar tertentu atau percepatan pembangunan daerah di bidang pendidikan dasar.

Alokasi DAK Bidang Pendidikan per daerah dan pedoman umum DAK ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan penetapan alokasi dan pedoman umum DAK tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan petunjuk teknis penggunaan DAK Bidang Pendidikan.

Alokasi DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk SD/SDLB sebesar Rp.8.033.040.000.000,- (delapan triliun tiga puluh tiga miliar empat puluh juta rupiah). Setiap kabupaten/kota penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 wajib menyediakan dana pendamping dari APBD minimal sebesar 10% (sepuluh persen) dari alokasi dana yang diterima.

II. KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN

1. Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 dialokasikan untuk menunjang program wajib belajar pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang bermutu dan/atau pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

2. Sasaran program DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk SD/SDLB baik negeri maupun swasta.

3. Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk SD/SDLB sebesar Rp.8.033.040.000.000,- (delapan triliun tiga puluh tiga miliar empat puluh juta rupiah) digunakan untuk kegiatan yang meliputi: a. rehabilitasi ruang kelas rusak sedang dan berat, serta pembangunan

ruang kelas baru dengan proporsi sebesar 80%; dan

(2)

4. Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk SD/SDLB digunakan untuk berdasarkan urutan prioritas sebagai berikut :

a. penuntasan rehabilitasi ruang kelas rusak berat beserta perabotnya; b. penuntasan rehabilitasi ruang kelas sedang beserta perabotnya;

c. pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya, jika kegiatan pada huruf a dan huruf b telah tuntas;

d. pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya; dan/ atau

e. pengadaan sarana untuk peningkatan mutu pendidikan berupa peralatan pendidikan, antara lain:

1) peralatan pendidikan Matematika;

2) peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA); 3) peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),

4) peralatan pendidikan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; 5) peralatan pendidikan Bahasa; atau

6) peralatan pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan.

5. Target yang akan dicapai dalam kegiatan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk SD/SDLB adalah:

a. tersedianya ruang kelas beserta perabotnya yang cukup dan layak; b. tersedianya ruang perpustakaan beserta perabotnya; dan/atau c. tersedianya peralatan pendidikan yang memadai.

6. Asas umum dalam pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 meliputi:

a. efisien, berarti pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan;

b. efektif, berarti pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;

c. terbuka dan bersaing, berarti pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;

d. transparan, berarti menjamin adanya keterbukaan yang memungkinkan masyarakat dapat mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai pengelolaan DAK Bidang Pendidikan;

e. akuntabel, berarti pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Pendidikan dapat dipertanggungjawabkan;

f. adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun; g. kepatutan, yaitu penjabaran kegiatan DAK Bidang Pendidikan harus

(3)

h. manfaat, berarti pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Pendidikan yang sejalan dengan prioritas nasional yang menjadi urusan daerah dalam kerangka pelaksanaan desentralisasi dan secara riil dirasakan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat.

III. PERENCANAAN TEKNIS

Pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk SD/SDLB dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Direktorat Pembinaan SD, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan sosialisasi DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi.

2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota mensosialisasikan program dan kegiatan yang akan dibiayai dengan DAK kepada sekolah calon penerima DAK. Sekolah membuat usulan rehabilitasi ruang kelas rusak berat beserta perabotnya, rehabilitasi ruang kelas rusak sedang beserta perabotnya, pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya, pembangunan perpustakaan beserta perabotnya dan/atau pengadaan sarana peningkatan mutu kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota. 3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan seleksi terhadap usulan

dari masing-masing sekolah berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Petunjuk Teknis DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 beserta peraturan pelaksanannya, dan menetapkan jumlah sasaraan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. hasil pemetaan dan pendataan kebutuhan sekolah yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

b. program penuntasan rehabilitasi ruang belajar SD/SDLB dengan prioritas rusak berat;

c. pemenuhan sarana pendidikan penunjang peningkatan mutu pendidikan SD/SDLB;

d. jumlah alokasi dana yang tersedia.

4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota mengusulkan nama-nama sekolah calon penerima DAK kepada Bupati/Walikota.

5. Atas usulan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota menetapkan sekolah-sekolah penerima DAK melalui Surat Keputusan. 6. Pelaksanakan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk

rehabilitasi ruang kelas rusak berat beserta perabotnya, rehabilitasi ruang kelas rusak sedang beserta perabotnya, pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya, dan/atau pembangunan perpustakaan beserta perabotnya menggunakan mekanisme swakelola oleh panitia pembangunan di sekolah.

(4)

8. Sekolah menginventarisasi barang-barang dan/atau fisik yang diperolehnya dari kegiatan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012. 9. Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota, Komite Sekolah dan/atau institusi

lain yang memiliki kewenangan dapat melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

IV. KRITERIA SD/SDLB PENERIMA DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012

A.Kriteria Umum

1. diprioritaskan untuk sekolah yang berlokasi di daerah miskin, terpencil, tertinggal dan terbelakang, serta daerah perbatasan dengan negara lain; 2. belum memiliki sarana dan/atau prasarana pendidikan yang memadai; 3. Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB) yang mempunyai

potensi berkembang dan dalam tiga tahun terakhir mempunyai jumlah siswa stabil atau meningkat; dan

4. pada tahun anggaran 2012 tidak sedang menerima bantuan sejenis baik dari sumber dana pusat (APBN) maupun dari sumber dana daerah (APBD I atau APBD II).

B.Kriteria Khusus

1. Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak Berat beserta perabotnya:

a. diperuntukkan bagi SD/SDLB yang memiliki ruang kelas rusak berat dengan tingkat kerusakan 46% s.d 70%; dan

b. SD/SDLB dibangun di atas lahan milik sendiri (milik pemerintah untuk sekolah negeri, milik yayasan untuk sekolah swasta) yang dibuktikan dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat atau surat kepemilikan lain yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.

2. Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak Sedang beserta perabotnya:

a. diperuntukkan bagi SD/SDLB yang memiliki ruang kelas rusak sedang dengan tingkat kerusakan 35% s.d 45%; dan

b. SD/SDLB dibangun di atas lahan milik sendiri (milik pemerintah untuk sekolah negeri, milik yayasan untuk sekolah swasta) yang dibuktikan dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat atau surat kepemilikan lain yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.

3. Pembangunan Ruang Kelas Baru beserta perabotnya:

a. diperuntukkan bagi SD/SDLB yang memiliki jumlah rombongan belajar lebih banyak dari jumlah ruang kelas yang ada;

b. SD/SDLB yang mempunyai pontensi berkembang dan dalam tiga tahun terakhir mempunyai kecenderungan jumlah siswa stabil atau meningkat;

(5)

d. jika SD/SDLB tidak memiliki lahan yang cukup, maka ruang kelas baru dapat dibangun bertingkat dengan ketentuan konstruksi bangunan lantai 1 (satu) telah memenuhi persyaratan untuk bangunan bertingkat.

4. Pembangunan Ruang Perpustakaan beserta perabotnya:

a. diperuntukkan bagi SD/SDLB yang telah memiliki ruang kelas cukup dan layak tetapi belum memiliki perpustakaan dengan luas minimal 60,8 m2 serta sarana peningkatan mutu pendidikan yang memadai; b. memiliki lahan yang cukup untuk membangun ruang perpustakaan

seluas minimal 60,8 m2; dan/ atau

c. jika SD/SDLB tidak memiliki lahan yang cukup, maka ruang perpustakaan dapat dibangun bertingkat dengan ketentuan konstruksi bangunan lantai 1 (satu) telah memenuhi persyaratan untuk bangunan bertingkat.

5. Pengadaan Peralatan Pendidikan:

a. diperuntukkan bagi SD/SDLB yang telah memiliki ruang perpustakaan atau sedang menerima bantuan pembangunan ruang perpustakaan DAK Bidang Pendidikan TA 2012; dan

b. belum memiliki sarana peralatan pendidikan yang memadai. V. PENYALURAN DAN PELAKSANAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN

ANGGARAN 2012

A. Penyaluran Dana

1. DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara (Pemerintah Pusat c.q Departemen Keuangan) ke Rekening Kas Umum Daerah (Kabupaten/Kota).

2. Mekanisme dan tata cara mengenai penyaluran DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

B. Pelaksanaan

1. Rehabilitasi ruang kelas rusak berat beserta perabotnya, rehabilitasi ruang kelas rusak sedang beserta perabotnya, pembangunan ruang kelas baru besarta perabotnya, atau pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya dilaksanakan secara swakelola sesuai peraturan perundang-undangan dengan melibatkan partisipasi masyarakat sesuai prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

2. Pengadaan peralatan pendidikan dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan mekanisme penyedia barang/jasa sesuai peraturan perundang-undangan.

VI. PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012 UNTUK SD/SDLB

A. Penggunaan DAK Bidang Pendidikan tahun 2012 diprioritaskan untuk: 1. menuntaskan rehabilitasi ruang kelas rusak berat beserta perabotnya; 2. menuntaskan rehabilitasi ruang kelas rusak sedang beserta

(6)

3. membangun ruang kelas baru beserta perabotnya, jika kegiatan pada butir 1 dan butir 2 telah tuntas;

4. membangun ruang perpustakaan beserta perabotnya; dan/atau

5. mengadakan sarana peningkatan mutu pendidikan berupa peralatan pendidikan, antara lain:

a. peralatan pendidikan Matematika;

b. peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA); c. peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),

d. peralatan pendidikan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan;

e. peralatan pendidikan Bahasa; atau

f. peralatan pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan.

B. Pelaksanaan dan satuan biaya untuk setiap komponen sebagaimana dimaksud pada huruf A, ditetapkan sebagai berikut:

1. Rehabilitasi ruang kelas rusak berat beserta perabotnya

a. Jumlah ruang kelas yang direhabilitasi disesuaikan dengan kebutuhan sekolah berdasarkan hasil pemetaan sekolah oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

b. Besaran biaya rehabilitasi satu ruang kelas rusak berat dengan luas 64 m2 berikut perabotnya dihitung dengan rumus:

Keterangan:

1) Standar luas ruang kelas SD berikut selasar = 64 m2, dengan rincian :

Standar luas ruang kelas 64 m2 terdiri atas luas ruang kelas (7x8) m2 ditambah selasar (2x8) m2, dengan ketentuan selasar dihitung setengah kalinya (2x8x0,5)m2.

2) N = Jumlah biaya yang diperlukan di satu sekolah.

3) Rp.101.632.000,00 adalah satuan biaya pembangunan 1 ruang kelas baru (RKB) SD/SDLB (64 m2) dengan IKK = 1,00 sesuai dengan rekomendasi Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Nomor BU.0106-Cb/197 tanggal 31 Januari 2012.

4) a = Persentase rata-rata tingkat kerusakan ruang kelas pada satu sekolah yang dihitung berdasarkan analisis tingkat kerusakan bangunan/ruang (> 45% - 70%).

5) IKK adalah Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten/Kota yang bersumber dari Buku Kegiatan Percepatan Penyediaan data Statistik Dalam Rangka Kebijakan Dana Perimbangan Tahun 2011, Badan Pusat Statistik (BPS), Tahun 2011.

6) Rp.5.000.000,00 adalah perkiraan satuan biaya perbaikan perabot untuk satu ruang kelas.

(7)

c. Besaran biaya rehabilitasi ruang kelas rusak berat dengan luas kurang dari 64 m2 beserta perabotnya, dihitung dengan rumus :

Keterangan:

1) X = Jumlah biaya yang diperlukan di satu sekolah.

2) Rp.101.632.000,00 adalah satuan biaya pembangunan 1 ruang kelas

baru (RKB) SD/SDLB (64 m2) dengan IKK = 1,00, sesuai dengan

rekomendasi Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Nomor BU.0106-Cb/197 tanggal 31 Januari 2012.

3) n = Luas Ruang Kelas + Luas Selasar.

4) a = Persentase rata-rata tingkat kerusakan ruang kelas pada satu sekolah

yang dihitung berdasarkan analisis tingkat kerusakan bangunan/ruang (> 45% - 70%).

5) IKK adalah Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten/Kota yang

bersumber dari Buku Kegiatan Percepatan Penyediaan data Statistik Dalam Rangka Kebijakan Dana Perimbangan Tahun 2011, Badan Pusat Statistik (BPS), Tahun 2011.

6) Rp.5.000.000,00 adalah perkiraan satuan biaya perbaikan perabot untuk

satu ruang kelas.

d. Sekolah harus memanfaatkan dana yang diterima secara optimal. e. Standar dan spesifikasi teknis rehabilitasi ruang kelas rusak berat

dijelaskan pada lampiran II peraturan ini.

2. Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang beserta perabotnya

a. Jumlah ruang kelas yang direhabilitasi disesuaikan dengan kebutuhan sekolah berdasarkan hasil pemetaan sekolah oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

b. Besaran biaya rehabilitasi satu ruang kelas rusak sedang dengan luas 64 m2 beserta perabotnya dihitung dengan rumus:

Keterangan:

1) N = Jumlah biaya yang diperlukan di satu sekolah.

2) Rp.101.632.000,00 adalah satuan biaya pembangunan 1 ruang kelas

baru (RKB) SD/SDLB (64 m2) dengan IKK = 1,00 sesuai dengan

rekomendasi Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Nomor BU.0106-Cb/197 tanggal 31 Januari 2012.

3) a = Persentase rata-rata tingkat kerusakan ruang kelas pada satu sekolah yang dihitung berdasarkan analisis tingkat kerusakan bangunan/ruang (> 35% - 45%).

4) IKK adalah Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten/Kota yang bersumber dari Buku Kegiatan Percepatan Penyediaan data Statistik Dalam Rangka Kebijakan Dana Perimbangan Tahun 2011. Badan Pusat Statistik (BPS), Tahun 2011.

6) Rp.5.000.000,00 adalah perkiraan satuan biaya perbaikan perabot untuk satu ruang kelas.

X = [(Rp 101.632.000,00 x n/64) x a x IKK] + Rp 5.000.000,00

(8)

c. Besaran biaya rehabilitasi ruang kelas rusak sedang dengan luas kurang dari 64 m2 beserta perabotnya, dihitung dengan rumus :

Keterangan:

1) X = Jumlah biaya yang diperlukan di satu sekolah.

2) Rp.101.632.000,00 adalah satuan biaya pembangunan 1 ruang kelas

baru (RKB) SD/SDLB (64 m2) dengan IKK = 1,00, sesuai dengan

rekomendasi Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Nomor BU.0106-Cb/197 tanggal 31 Januari 2012.

3) n = Luas Ruang Kelas + Luas Selasar.

4) a = Persentase rata-rata tingkat kerusakan ruang kelas pada satu sekolah

yang dihitung berdasarkan analisis tingkat kerusakan bangunan/ruang (> 35% - 45%).

5) IKK adalah Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten/Kota yang

bersumber dari Buku Kegiatan Percepatan Penyediaan data Statistik Dalam Rangka Kebijakan Dana Perimbangan Tahun 2011, Badan Pusat Statistik (BPS), Tahun 2011.

6) Rp.5.000.000,00 adalah perkiraan satuan biaya perbaikan perabot untuk

satu ruang kelas.

d. Sekolah harus memanfaatkan dana yang diterima secara optimal. e. Standar dan spesifikasi teknis rehabilitasi ruang kelas rusak sedang

dijelaskan pada lampiran II peraturan ini.

3. Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) beserta perabotnya

a. Jumlah RKB yang dibangun disesuaikan dengan kebutuhan sekolah berdasarkan hasil pemetaan sekolah oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

b. Sekolah penerima DAK untuk RKB, dana yang diterima hanya boleh digunakan untuk RKB beserta perabotnya;

c. Besaran biaya pembangunan satu RKB (64 m2) beserta perabotnya dihitung dengan rumus:

Keterangan:

1) Standar luas ruang kelas SD berikut selasar = 64 m2, dengan rincian :

Standar luas ruang kelas 64 m2 terdiri atas luas ruang kelas (7x8) m2 ditambah selasar (2x8) m2, dengan ketentuan selasar dihitung setengah kalinya (2x8x0,5)m2.

2) N = Jumlah biaya yang diperlukan di satu sekolah.

3) Rp.101.632.000,00 adalah satuan biaya pembangunan 1 ruang kelas

baru (RKB) SD/SDLB (64 m2) dengan IKK = 1,00 sesuai dengan

rekomendasi Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Nomor BU.0106-Cb/197 tanggal 31 Januari 2012.

4) IKK adalah Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten/Kota yang bersumber dari Buku Kegiatan Percepatan Penyediaan data Statistik Dalam Rangka Kebijakan Dana Perimbangan Tahun 2011. Badan Pusat Statistik (BPS), Tahun 2011.

(9)

5) Rp.13.750.000,00 adalah perkiraan satuan biaya pengadaan perabot untuk satu ruang kelas.

d. Sekolah harus memanfaatkan dana yang diterima secara optimal.

e. Standar dan spesifikasi teknis pembangunan RKB dijelaskan pada lampiran II peraturan ini.

4. Pembangunan Ruang Perpustakaan beserta perabotnya.

a. Jumlah ruang perpustakaan yang dibangun disesuaikan dengan kebutuhan sekolah berdasarkan hasil pemetaan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Kegiatan pembangunan ruang perpustakaan menggunakan standar bangunan dengan konstruksi bangunan tahan gempa;

b. Besaran biaya pembangunan satu unit ruang perpustakaan (60,8 m2) beserta perabotnya dihitung dengan rumus:

Keterangan:

1) Standar luas ruang perpustakaan SD berikut selasar = 60,8 m2, dengan rincian :

Standar luas ruang kelas 60,8 m2 terdiri atas luas ruang kelas (7x8) m2 ditambah selasar (2x2,4) m2.

2) N = Jumlah biaya yang diperlukan di satu sekolah.

3) Rp.102.022.400,00 adalah harga satuan bangunan ruang perpustakaan dengan IKK = 1,00 dikalikan standar luas bangunan perpustakaan berikut selasar (Rp 1.678.000,00 x 60,8 m2) sesuai dengan rekomendasi Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Nomor BU.0106-Cb/197 tanggal 31 Januari 2012.

4) IKK adalah Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten/Kota yang bersumber dari Buku Kegiatan Percepatan Penyediaan data Statistik Dalam Rangka Kebijakan Dana Perimbangan Tahun 2011, Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2011.

5) Rp.12.650.000,00 adalah satuan biaya pengadaan perabot untuk satu ruang perpustakaan.

c. Standar dan spesifikasi teknis pembangunan perpustakaan beserta perabotnya dijelaskan pada Lampiran II Peraturan Menteri ini;

5. Pengadaan peralatan pendidikan

a. Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah berdasarkan hasil pemetaan sekolah oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

(10)

b. Alokasi dana untuk pengadaan peralatan pendidikan ditetapkan sebagai berikut:

No Kegiatan Satuan Alokasi Biaya

1. Peralatan Pendidikan Matematika Paket Rp.9.795.600,00 2. Peralatan Pendidikan Ilmu

Pengeta-huan Alam (IPA)

Paket Rp.8.300.000,00 3. Peralatan Pendidikan Ilmu

Pengeta-huan Sosial (IPS)

Paket Rp.6.000.000,00 4. Peralatan Pendidikan Bahasa Paket Rp.10.550.000,00 5. Peralatan Pendidikan Jasmani,

Olah-raga dan Kesehatan

Paket Rp.13.800.000,00 6. Peralatan Pendidikan Seni Bahasa

dan Keterampilan

Paket Rp.3.500.000,00

c. Alokasi dana sebagaimana dimaksud pada huruf b merupakan besaran patokan biaya tertinggi yang menjadi dasar acuan bagi pelaksana DAK Bidang Pendidikan dalam penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS). d. Pelaksanaan pengadaan peralatan pendidikan dapat dipilih dari daftar

peralatan sebagaimana dimaksud pada huruf b sesuai kebutuhan sekolah berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

e. Standar dan spesifikasi teknis peralatan pendidikan dijelaskan pada Lampiran III Peraturan Menteri ini.

VII. ACUAN PENGADAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012 UNTUK SD/SDLB

1. Penggunaan DAK Bidang Pendidikan untuk SD/SDLB dalam pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas rusak berat beserta perabotnya, rehabilitasi ruang kelas rusak sedang beserta perabotnya, pembangunan RKB beserta perabotnya, dan pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya mengacu pada Lampiran II Peraturan ini, sedangkan pengadaan peralatan pendidikan mengacu pada spesifikasi teknis pada Lampiran III yang telah ditelaah/direkomendasikan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).

2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada Lampiran II dan III merupakan acuan minimal dalam pelaksanaan pengadaan.

3. Penggunaan DAK Bidang Pendidikan untuk SD/SDLB Tahun Anggaran 2012 harus menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan keuangan negara serta mempertimbangkan:

a. kemanfaatan dan keberdayagunaan bagi sekolah; b. kualitas barang;

c. kemudahan perawatan (termasuk harus ada buku petunjuk operasional penggunaan dan perawatan/perakitan dalam bahasa Indonesia);

d. ketersediaan suku cadang;

(11)

4. Data yang digunakan sebagai dasar penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS) adalah harga pasar setempat berdasarkan hasil survei menjelang dilaksanakannya pengadaan dengan mempertimbangkan informasi yang meliputi:

a. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS);

b. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait dan sumber dana lain yang dapat dipertanggungjawabkan; c. daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh agen

tunggal/pabrikan;

d. biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan faktor perubahan biaya;

e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia;

f. hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain; atau

g. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana

(engineer’s estimate); dan

h. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

5. Apabila terdapat sisa dana dalam pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan, maka sisa dana tersebut dapat digunakan untuk menambah volume atau sasaran sesuai dengan peruntukannya.

6. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 hanya boleh digunakan untuk membiayai pengadaan barang sesuai dengan Petunjuk Teknis DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 ini.

VIII.KEGIATAN-KEGIATAN YANG TIDAK DAPAT DIBIAYAI DAK DAN PEMENUHANNYA

A. Kegiatan yang tidak dapat dibiayai DAK : 1. administrasi kegiatan;

2. penyiapan kegiatan fisik; 3. penelitian;

4. pelatihan;

5. perjalanan dinas; dan

6. kegiatan-kegiatan yang tidak termasuk dalam Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk SD/SDLB seperti izin mendirikan bangunan, pembebasan tanah, pematangan tanah, konsultan, dan sebagainya.

B. Pemenuhan Biaya yang tidak dapat dibiayai DAK.

(12)

IX. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB A. Pemerintah Provinsi

1. mengkoordinasikan sosialisasi pelaksanaan DAK bagi kabupaten/kota sebagai tindak lanjut sosialisasi di tingkat pusat dengan mengundang narasumber dari institusi yang relevan;

2. melaksanakan supervisi dan monitoring serta penilaian terhadap pelaksanaan DAK di kabupaten/kota; dan

3. melaporkan hasil supervisi dan monitoring kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, u.p. Direktur Pembinaan Sekolah Dasar.

B. Pemerintah Kabupaten/Kota

1. menganggarkan dana pendamping dalam APBD sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya, sesuai dengan Pasal 61 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;

2. menyediakan anggaran/dana biaya umum untuk kegiatan perencanaan, sosialisasi, pengawasan dan biaya operasional lainnya, sesuai dengan kebutuhan;

3. menetapkan nama-nama SD/SDLB penerima DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 dalam Surat Keputusan Bupati/Walikota dan salinannya disampaikan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, u.p. Direktur Pembinaan Sekolah Dasar dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi setempat;

4. bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program DAK di tingkat Kabupaten/Kota.

C. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

1. membentuk tim teknis untuk melakukan pemetaan dan pendataan kondisi prasarana sekolah dan sarana penunjang peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

2. membuat rencana alokasi jumlah SD/SDLB yang akan menerima DAK per kecamatan, selanjutnya melakukan seleksi sekolah-sekolah calon penerima sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

3. mengusulkan nama-nama SD/SDLB beserta alokasi dana bagi calon penerima DAK tahun 2012 kepada Bupati/Walikota, berdasarkan hasil pemetaan dan pendataan.

4. mensosialisasikan pelaksanaan program DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 kepada Kepala Sekolah dan Komite Sekolah penerima.

5. melaksanakan monitoring dan evaluasi serta menyusun pelaporan kegiatan DAK dengan mengacu pada Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK).

(13)

7. melaporkan penggunaan DAK Bidang Pendidikan untuk SD/SDLB Tahun Anggaran 2012 kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar up. Direktur Pembinaan SD.

D. Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota

Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan tugas dan fungsi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010. Dalam konteks kegiatan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012, Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan pengawasan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan di tingkat kabupaten/kota.

E. Satuan Pendidikan

1. mengangkat panitia pembangunan sekolah yang bertugas melaksanakan rehabilitasi ruang kelas dan/atau pembangunan ruang kelas baru, pembangunan ruang perpustakaan,

2. mencatat hasil DAK Bidang Pendidikan sebagai inventaris sekolah, 3. memanfaatkan bangunan/barang hasil DAK untuk menunjang

kegiatan belajar mengajar;

4. merawat dan memelihara bangunan/barang hasil DAK.

F. Komite Sekolah

Komite Sekolah melakukan tugas dan fungsi sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2010. Dalam konteks DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012, Komite Sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan pengawasan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan di tingkat sekolah.

G. Panitia Pembangunan

1. Melaksanakan rehabilitasi ruang kelas rusak berat dan atau rehabilitasi ruang kelas rusak sedang, pembangunan ruang kelas baru, pembangunan ruang perpustakaan dengan mekanisme swakelola sesuai dengan peraturan perundangan.

2. Melaksanakan rehabilitasi ruang kelas rusak berat dan atau rehabilitasi ruang kelas rusak sedang, pembangunan ruang kelas baru, pembangunan ruang perpustakaan sesuai dengan standar dan spesifikasi teknis pada lampiran peraturan ini.

(14)

4. Menyusun laporan teknis dan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana dan pelaksanaan rehabilitasi atau pembangunan yang menggunakan dana tersebut serta hasil pembangunan kepada seluruh anggota masyarakat, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

X. PELAPORAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN SANKSI A. Pelaporan

Laporan pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 dilakukan secara berjenjang, mulai dari laporan tingkat sekolah, laporan tingkat kab/kota, dan laporan pusat.

1.Laporan Tingkat Sekolah

a. Ketua panitia membuat laporan bulanan dan laporan akhir. 1) Laporan Bulanan

Laporan bulanan meliputi laporan keuangan dan laporan fisik dengan menggunakan format sebagaimana terlampir.

2) Laporan Akhir:

Laporan akhir meliputi laporan keuangan dan laporan fisik dengan menggunakan format sebagaimana terlampir disertai dengan uraian masalah yang dihadapi dan solusi yang ditempuh, serta melampirkan foto hasil pembangunan/rehabilitasi (0%), (50%), dan (100%) pelaksanaan kegiatan. Di dalam laporan akhir, agar disertakan juga file foto kegiatan dalam CD.

b. Laporan ketua panitia disampaikan kepada Kepala Sekolah. 2.Laporan Kepala Sekolah

Berdasar laporan panitia Kepala Sekolah menyusun laporan bulanan dan laporan akhir untuk disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui Dinas Pendidikan.

B. Pemantauan Evaluasi dan Pengawasan

1. Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan dilakukan oleh Kemdikbud, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK). 2. Pengawasan

(15)

C. Sanksi

1. Setiap orang atau sekelompok orang di setiap tingkat pelaksana (kabupaten/ kota, sekolah, masyarakat) yang melakukan tindakan penyalahgunaan dan/atau penyimpangan pelaksanaan kegiatan dan keuangan sebagaimana tertuang dalam petunjuk teknis ini serta peraturan perundang-undangan yang terkait, ditindak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Pemerintah kabupaten/kota yang melakukan kegiatan tidak berpedoman pada petunjuk teknis ini serta peraturan perundangan lain yang terkait, dipandang sebagai penyimpangan yang akan dikenai sanksi hukum.

XI.KETENTUAN LAIN

1. Bagi daerah yang terkena dan/atau terjadi bencana alam, dana DAK Bidang Pendidikan dapat digunakan secara keseluruhan sesuai kebutuhan daerah terkait dengan bidang pendidikan, setelah mengajukan usulan perubahan dan mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Bencana alam sebagaimana dimaksud pada butir 1 merupakan bencana

alam yang dinyatakan secara resmi oleh kepala daerah setempat.

3. Mekanisme pengajuan usulan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: a. Pemerintah kabupaten/kota mengajukan usulan perubahan kegiatan

kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan tembusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar.

b. Berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan surat rekomendasi kepada pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan perubahan kegiatan tersebut.

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH Salinan sesuai dengan aslinya.

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

TTD.

Dr. A. Pangerang Moenta, S.H.,M.H.,DFM NIP 196108281987031003

Referensi

Dokumen terkait

Selective corrosion produces the preferential dissolution of a certain part of the metal that, for chemical or metallographic reasons, proves to be more easily attackable. We can

Mengingat pentingnya acara ini, diharapkan kehadiran Direktur Perusahaan dan/atau Wakil yang ditunjuk sesuai persyaratan Dokumen Kualifikasi paket ini dengan membawa bukti

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor dari aspek perencanaan dan pengendalian yang mempengaruhi biaya produksi getah

Infor mat ics & Business Instit ut e Dar majaya 24 Dari pengembangan sistem ini diperoleh sebuah sistem informasi kesehatan dengan arsitektur client/server, sehingga

Dari penelitian ini diperoleh suatu sistem informasi produksi dengan arsitektur client / server, sehingga aplikasi dapat dijalankan oleh beberapa pengguna pada

Dokumen VMTS Program Studi Mesin Otomotif 2 Untuk mewujudkan visi mulia “M enjadi Universitas yang Unggul dan Islami ” , UMMagelang menetapkan tujuan untuk (1)

OPTIMALISASI PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PROGRAM PARENTING DI PAUD WISANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. Badan Perencanaan

Gambaran penggunaan obat tradisional di RW 005 Desa Sindurjan, yaitu masyarakat menggunakan obat tradisional karena mudah didapat (44%), sumber informasi yang