BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Indojaya Agrinusa merupakan industri yang memproduksi pakan
ternak, seperti pakan ayam, pakan puyuh dan pakan ikan. PT. Indojaya Agrinusa
berdiri pada tanggal 26 Oktober 1995 dan merupakan join venture dengan
PT. Japfa Comfeed Indonesia. Pada bulan Desember PT. Indojaya Agrinusa
mendapatkan surat akte lainnya berupa Surat Penanaman Modal Dalam Negeri
SK BKPM No.671/I/PMDN/5 Desember 1995 kemudian pada bulan yang sama
perusahaan mendapatkan Izin Lokasi No.640/65/IL/XII/95 Tanggal 12 Desember
1995.
PT. Indojaya Agrinusa berdiri berdasrkan Surat Akte Notaris Nomor 131
oleh Notaris Ishara Wisnurwardani, SH dengan luas bangunan 11.801 m2 pada
tanah seluas 8 Ha. Surat Akte ini tercatat dalam Tambahan Berita Negara RI
Tanggal 5 Maret 1996 Nomor 19. Pada tahun 1997, PT. Indojaya Agrinusa
mendapat Izin Bangunan No.503.647/3498/BG Tanggal 21 Desember 1997,
diikuti dengan adanya Izin Usaha Tetap dan Izin Gudang pada tahun 1999.
PT. Indojaya Agrinusa mendapat Izin Usaha Industri dan Tanda Daftar
Perusahaan pada tahun 2002, sedangkan pada tahun 2003 perusahaan mendapat
PT. Indojaya Agrinusa beroperasi dengan kapasitas produksi 4000
ton/bulan dan dimulai secara komersial pada tanggal 9 Januari 1997. Sebagai
cabang dari PT. Japfa Comfeed Indonesia yang berpusat di Jakarta.
Perkembangan PT. Indojaya Agrinusa ditandai dengan adanya penambahan
kapital seperti penambahan mesin dan peralatan, perluasan tanah, penambahan
fasilitas-fasilitas pendukung dan kendaraan. PT. Indojaya Agrinusa juga telah
mendapatkan ISO 9001:2008.
2.2. Ruang Lingkup Usaha
PT. Indojaya Agrinusa adalah perusahaan yang bergerak dibidang pakan
ternak (animal feed) memproduksi jenis pakan ternak yaitu:
1. Pakan Ternak
Pakan ternak terbagi atas 3 jenis, yaitu:
a. Ayam petelur
b. Ayam pedaging
c. Anak Ayam
2. Pakan Puyuh
3. Pakan Ikan (aqua feed)
Pakan ikan terbagi atas 2 jenis, yaitu:
a. Pakan apung
Jenis ikan pada pakan apung misalnya ikan lele, ikan mas dan ikan nila.
b. Pakan tenggelam
lain-Pakan yang diproduksi dibagi atas 3 jenis bentuk yaitu:
1. Butiran Pellet dan Crumble
Pakan yang berbentuk butiran diberikan untuk pedaging dan ikan yang
berguna untuk mempercepat pertumbuhan, Jenis produk berbentuk butiran
yaitu BR-I, BR-II, AB-I Super, dan AB-II Super.
2. Tepung
Pakan yang bebentuk tepung diberikan untuk anak ayam dan ikan yang
berguna untuk mempercepat pertumbuhan. Jenis produk yang berbentuk
tepung yaitu PARL-I, PARL-II, MSL Best dan KLK Super.
3. Consentrat
Pakan yang berbentuk consentrat diberikan untuk petelur yang berguna untuk
mengeraskan cangkang telur. Jenis produk yang berbentuk consentrat yaitu
consentrat grower.
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Indojaya Agrinusa berlokasi di Jl. Tanjung Morawa Km 12,8 Desa
Bangunsari Kabupaten Deli Serdang yang memiliki luas tanah sebesar 8 Ha.
2.4. Daerah Pemasaran
Produk pakan ternak hasil olahan PT. Indojaya Agrinusa dipasarkan di
2.5. Organisasi dan Manajemen
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah bagan yang memberikan gambaran secara
skematis tentang penetapan dan pembagian pekerjaan yang harus dilakukan sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta menetapkan hubungan
antara unsur-unsur organisasi secara jelas dan terperinci.
Struktur organisasi perusahaan PT. Indojaya Agrinusa adalah campuran
yaitu berbentuk hubungan garis (lini) dan fungsional. Struktur organisasi lini
adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dan kebijakan pimpinan atau
atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis
vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah struktur organisasi di
mana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama
untuk membentuk unit-unit kerja. Dalam menjalankan struktur organisasinya ada
pembagian tugas yang jelas antara pimpinan dan pelaksana dan koordinasi dapat
mudah dikerjakan karena sudah ada pembidangan masing-masing tugas dan
tanggung jawab yang diuraikan dalam lampiran 1. Struktur organisasi
V-33
Sumber: PT. Indojaya Agrinusa
2.5.2. Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga Kerja PT. Indojaya Agrinusa terbagi atas 2 bagian yaitu:
1. Pegawai Tetap (Bulanan)
Pegawai tetap adalah pegawai yang diangkat oleh perusahaan. Pegawai tetap
pada PT.Indojaya Agrinusa sebanyak 210 tenaga kerja.
2. Pegawai Tidak Tetap (Harian)
Pegawai tidak tetap adalah pegawai yang bekerja pada perusahaan yang
terlibat langsung dalam kegiatan produksi yang pengupahannya berdasarkan
hari kerja. Pegawai tidak tetap pada PT.Indojaya Agrinusa sebanyak 15 orang.
Perincian Tenaga Kerja PT. Indojaya Agrinusa dapat dilihat pada Tabel
2.1.
Tabel 2.1. Perincian Tenaga Kerja PT. Indojaya Agrinusa
No Jabatan Jumlah Tenaga Kerja
1 Kepala Unit 1
2 Departemen Produksi
Kepala Departemen Plant 1
Kepala Supervisor Produksi 1
Kepala Supervisor Teknik 1
Kepala Supervisor Gudang 1
Esteam 1
Supervisor Barang Teknik 1
Tabel 2.1. Perincian Tenaga Kerja PT. Indojaya Agrinusa (Lanjutan)
No Jabatan Jumlah Tenaga Kerja
Supervisor Workshop 1
Supervisor Maintance 1
Supervisor Gudang Bahan Baku 1
Supervisor Gudang Bahan Jadi 1
Supervisor PPC 3
Staf 3
Operator 13
Karyawan 103
3 Departemen Pembelian
Kepala Departemen Purchasing 1
Supervisor Purchasing 1
Karyawan 5
4 Departemen Pemasaran
Kepala Departemen Sales 1
Kepala Departemen PTD 1
Supervisor Marketing 1
Technical Sales 1
Administrasi Marketing 1
Karyawan 7
5. Departemen Personalia
Kepala Departemen PGA 1
Supervisor Personel 1
Supervisor GA 1
Supervisor Legal 1
Staf 3
6. Departemen Pengendalian Kualitas
Kepala Departemen QC 1
Tabel 2.1. Perincian Tenaga Kerja PT. Indojaya Agrinusa (Lanjutan)
No Jabatan Jumlah Tenaga Kerja
Supervisor QC Entrance 1
Supervisor QC In Process 1
Analist 4
Staf 2
Karyawan 14
7. Departemen Keuangan
Kepala Departemen F/A 1
Supervisor ACC Feed 1
Supervisor ACC Trading 1
Supervisor ACC HO & TAX 1
Supervisor ACC Farm 1
Supervisor Finance 1
Supervisor Riau 1
Staf 6
Kasir 2
Keamaan (Satpam) 8
Jumlah 210
Sumber: PT. Indojaya Agrinusa
2.5.3. Jam Kerja
Jam kerja untuk tenaga kerja di PT. Indojaya Agrinusa adalah sebagai
berikut:
1. Kantor
Untuk bagian kantor hanya ada 1 shift jam kerja per hari seperti pada Tabel
Tabel 2.2. Jam Kerja di Kantor
Sumber: Data Hari Kerja PT. Indojaya Agrinusa
2. Pabrik
Jam kerja untuk pekerja di pabrik terdiri dari 3 shift dan jumlah hari kerja
sebanyak 6 hari kerja, seperti pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jam Kerja di Pabrik
No. Shift Pukul Keterangan
2.5.1. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan pada PT. Indojaya Agrinusa dibedakan atas 3 jenis
yaitu:
1. Upah Bulanan (Pegawai Tetap)
Upah bulanan diberikan kepada karyawan kantor dan petugas keamaan/satpam
dan karyawan pabrik yang merupakan karyawan tetap perusahaan. dalam hal
ini upah dibayar setiap akhir bulan.
2. Upah Harian (Pegawai Tidak Tetap dan Karyawan Borongan)
Upah harian diberikan kepada pegawai yang bekerja pada perusahaan
berdasarkan hari kerja, jika pekerja tidak masuk maka pekerja tidak
mendapatkan gaji.
3. Upah Lembur (Pegawai Tetap)
Upah lembur diberikan kepada karyawan lantai produksi yang bekerja
melebih batas jam kerja aktif.
2.6. Proses Produksi
2.6.1. Standard Mutu Produk
Standar mutu dari produk pakan ternak yang dihasilkan oleh PT. Indojaya
Agrinusa diukur berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Strategi yang dilakukan
PT. Indojaya Agrinusa adalah dengan menjaga mutu produk melalui pengawasan
mutu produksinya baik dalam pengolahan maupun penyediaan bahan baku.
Tabel 2.4. Standar Mutu Makanan Ternak Ayam Sesuai dengan SNI
Total Tersedia Lisin Metionin
2.6.2. Uraian Proses Produksi
PT. Indojaya Agrinusa dapat menghasilkan 1000 ton pakan ternak per
harinya. Proses produksi pakan ternak di PT. Indojaya Agrinusa meliputi:
1. Penyaringan
Semua bahan yang akan digunakan akan dimasukkan ke dalam bin bahan
baku. Sebelum dimasukkan ke dalam bahan baku, material yang digunakan
akan dibersihkan dengan menggunakan drum pengayak. Setelah itu dibawah
ke rotary distributor yaitu sistem penyaringan dengan mengisap kotoran debu
yang prinsip kerjanya sama dengan vacuum cleaner.
2. Penimbangan (Batching)
Penimbangan masing-masing material dilakukan dengan menggunakan alat
yang disebut dosing weigher sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan.
Proses penimbangan ini dilakukan secara otomatis (terkomputerisasi),
kemudian bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam shifer untuk
memisahkan bahan yang kasar dengan bahan yang halus dengan ukuran 8-10
mesh. Shifter terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
a. Saringan utama berukuran 17,75 x 6,25 mm
b. Saringan kedua berukuran 12,25 x 3 mm
c. Saringan ketiga berukuran 6,75 x 2 mm.
Bahan baku yang kasar akan digiling ke dalam mesin bin hammermill untuk
dijadikan tepung, sedangkan bahan baku yang halus akan masuk ke mixer
3. Penggilingan (Milling)
Bahan baku yang kasar dimasukkan ke dalam bin hammermill untuk digiling
sesuai ukuran yang telah ditentukan dan kemudian akan masuk ke hopper.
4. Pencampuran (Mixing)
Bahan baku yang berasal dari hopper dan bahan baku yang halus akan
bercampur di mixer machine, dimana akan ditambahkan bahan lain seperti PO,
vitamin dan premix. Pencampuran ini menggunakan horizontal mixer
machine. Hasil pencampuran tersebut berupa tepung, sedangkan untuk
menghasilkan produk butiran berupa pellet dan crumble, hasil pencampuran
akan dibawa menuju bin sementara untuk menuggu proses selanjutnya.
5. Pemeletan (Pelleting)
Dari bin sementara, campuran akan dibawa ke mesin press, tetapi sebelumnya
akan terjadi pemanasan di mixer conditioner agar memudahkan proses
pemeletan. Pada proses pemanasan terjadi proses glamitisir (proses yang
berfungsi untuk meningkatkan daya ikat diantara bahan), bahan yang
dipanaskan dengan steam yang berasal dari boiler. Suhu steam yang
dimasukkan ke dalam conditioner sekitar 70-900C dan digunakan sampai bin
memenuhi hardness yang dibutuhkan melalui alat pengontrol, untuk
mengetahui hardness-nya, dilakukan pemeriksaan oleh quality control
dibagian laboratorium. Setelah proses pemanasan dan penekanan tekanan dari
bin sementara bahan akan berubah berbentuk menjadi butiran-butiran (pelet)
dan dimasukkan ke dalam cooler machine dengan bantuan blower untuk
6. Proses Crumble (Crumbling)
Dari bin sementara, kemudian masuk ke mesin crumble, pada mesin ini tejadi
proses pemotongan pelet menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan yang
ditentukan. Setelah proses crumble selesai, bahan kemudian diangkat ke mesin
pengayak dengan chain conveyor dan bucket elevator.
7. Pengayakan (Shiftering)
Butiran-butiran yang dihasilkan oleh mesin crumble akan diayak dengan
menggunakan mesin pengayak yang berukuran 8 sampai 12 mesh. Kemudian
hasil pengayakan dibawa ke bin produk jadi dengan pipa gravitasi, sedangkan
untuk butiran yang lebih kecil (12 mesh) dibawa kembali di press untuk proses
pembutiran.
8. Pengemasan (Packing off)
Produk jadi berupa tepung, pelet dan crumble dari bin produk jadi untuk
masing-masing produk akan dibawa ke proses pengarungan dengan pipa
gravitasi. Produk jadi tersebut akan dimasukkan ke dalam karung plastic
berukuran 50 kg. Proses pengemasan berlangsung secara otomatis, setelah
produk dikemas, produk tersebut dibawa ke gudang produk jadi dengan
menggunakan belt conveyor.
Bahan Baku di Intake
Penyaringan
Ditimbang
Digiling
Pencampuran
Finish produk
Packing
Pelleting
Pendinginan
Finish produk
Penyimpanan
Packing
Sesuai resep
Khusus pakan
ayam petelur Khusus pakan
ayam pedaging
Kapasitas 50 kg
Kapasitas 50 kg
Sumber : PT. Indojaya Agrinusa
2.6.3. Utilitas
Utilitas adalah unit pendukung dalam membantu kelancaran proses
produksi serta mempermudah jalannya kegiatan manufaktur di suatu pabrik.
Utilitas yang digunakan pada di PT. Indojaya Agrinusa yaitu:
1. Bengkel (Workshop)
Workshop merupakan bagian pelayanan teknis produksi dan pelayanan jasa.
Bagian ini bertugas melayani perbaikan dan perawatan peralatan. Operator
workshop biasanya mendatangi bagian peralatan pabrik yang rusak atau dapat
dibawa untuk diperbaiki di workshop.
2. Pembangkit Tenaga Listrik
Sumber aliran listrik diperoleh dari PLN, apabila aliranlistrik terputus maka
digunakan generator yang disinkronkan.
3. Boiler
Unit pendukung penghasil uap panas untuk proses pemanasan bahan baku
pada proses produksi.
4. Air
Kegunaan air di pabrik antara lain:
a. Keperluan dalam proses produksi
b. Keperluan laboratorium
c. Keperluan boiler
d. Keperluan karyawan
5. Laboratorium
Laboratorium bertugas mengawasi dan menentukan mutu bahan dan hasil
produksi. Pengawasan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pengawasan terhadap bahan baku yaitu quick test, berat jenis, kadar air,
dan toksin.
b. Pengawasan terhadap garam yaitu pada natrium dan yodium.
c. Pengawasan terhadap vitamin yaitu komposisi dan jenis vitamin yang
digunakan pada saat produksi.
d. Pengawasan terhadap proses produksi yaitu menentukan resep bahan baku
dan bahan tambahan yang digunakan pada saat proses pembuatan pakan
ternak.
e. Pengawasan terhadap produk jadi yaitu komposisi bahan, dan kualitas
pakan ternak
2.6.4. Safety and Fire Protection
Pada PT.Indojaya Agrinusa terdapat dua jenis alat fire protection, yaitu :
a. Alat Pemadam Api Busa (Foam) yaitu alat pemadam yang efektif untuk
memadamkan kebakaran yang berasal dari bahan padat yang mudah
terbakar, cair dan gas yang melepuh. Cara penggunaannya :
1. Dengan membalikkan tabung, maka otomatis kedua larutan akan
bercampur dan keluar melalui Nozzle.
2. Arahkan Nozzle ke benda yang terbakar.
b. Alat Pemadam Api CO2 digunakan untuk memadamkan kebakaran yang
terjadi pada peralatan – peralatan mesin atau listrik. Cara penggunaannya :
1. Angkat tabung dari tempatnya
2. Pastikan bahwa tabung tersebut siap pakai
3. Letakkan tabung disamping tubuh dengan posisi kuda – kuda
4. Lepas pen pengaman
5. Pegang corong pada gagang yang mempunyai penyekat agar tangan
tidak luka karena suhu dingin
6. Arahkan corong ke atas
7. Tekan tangkai penekannya
8. Setelah yakin bahwa alat tersebut siap pakai, bawalah alat tersebut ke
tempat terjadinya kecelakaan
9. Arahkan corong/nozzle ke nyala api dan tekan tangkai penekannya
10.Gerakkan corong ke kanan dan kiri secara menyapu sampai kebakaran
padam
11.Jangan melawan arah angin
2.6.5. Unit Pengolahan Limbah (Waste Treatment)
Pada proses pengolahan pakan ternak dihasilkan limbah padat, cair dan
udara. Hal-hal yang dilakukan PT. Indojaya Agrinusa dalam penanganan limbah
1. Limbah Padat
Limbah padat pabrik PT. Indojaya Agrinusa berupa potongan plastic,
karung-karung yang rusak dan kertas. Limbah ini dibuang ke bak sampah yang
nantinya akan diangkut oleh dinas kebersihan, sedangkan untuk limbah padat
yang dapat masih diolah seperti bahan baku yang berceceran akan dibawa
kembali ke bagian produksi untuk diolah.
2. Limbah Cair
Limbah pabrik berupa cairan berasal dari mesin boiler, dan tirisan air water
scrubber, limbah proses pengolahan pakan ikan. Limbah tersebut akan
dialirkan ke bagian pengolahan limbah. Di bagian ini, limbah diolah kembali
sebelum dibuang ke lingkungan. Proses pengolahan limbah sebagai berikut:
a. Air limbah yang berasal dari boiler, dan tirisan air water scrubber akan
dialirkan ke penggolahan limbah dan diendapkan terlebih dahulu bak
pengendapan awal.
b. Selanjutnya limbah dialirkan ke dalam bak penyaringan untuk disaring
sebanyak dua kali penyaringan.
c. Dari bak penyaringan limbah akan dialirkan kembali ke bak pengadukan
dan pencampuran, di bak ini limbah tersebut akan ditambahkan dan
dicampur dengan larutan HCl dan NaOH untuk membunuh bakteri yang
terbawa pada proses produksi.
d. Setelah itu air limbah dialirkan menuju bak pengendapan akhir. Hasil
keluaran dari pengendapan akhir, kemudian dialirkan ke bak cek sampel
analisa-analisa untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat pada
limbah yang dapat berpotensi mencemari lingkungan. Sehingga dapat
diantisipasi untuk menanggulangi pencemaran tersebut.
e. Untuk membuktikan bahwa air limbah dari boiler, dan tirisan air water
scrubber sudah aman masuk ke perairan masyarakat, PT. Indojaya
Agrinusa melakukan uji coba awal pada kolam ikan, apakah ikan tersebut
hidup atau mati.
f. Proses selanjutnya air dari hasil pengolahan limbah tersebut dibuang ke
selokan umum
3. Limbah Udara
Limbah udara yang dihasilkan oleh PT. Indojaya Agrinusa berupa debu dan
bau yang tidak sedap. Debu dan bau tidak sedap dihasilkan pada saat
pembongkaran bahan baku di intake dan pada proses pencampuran. Untuk
penanggulangan debu dan bau dilakukan dengan membiasakan pekerja untuk
menggunakan masker dan pihak pabrik melakukan penghijauan berupa